Professional Documents
Culture Documents
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Tujuan: Melakukan penegakkan diagnosis serta penatalaksanaan awal pada pasien dengan
hipertensi urgensi
Sakit kepala berdenyut sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik,
sensorium compos mentis, GCS E4 V5 M6, TD 220/130.
4. Riwayat keluarga/masyarakat: Riwayat keluhan serupa dan penyakit lain pada anggota
keluarga disangkal
Subjektif
Pasien datang ke UGD RSUD dr. Fauziah Bireun dengan keluhan sakit kepala sejak 30 menit
sebelum ke rumah sakit. Sakit kepala dirasakan seperti berdenyut terutama di bagian depan.
Pasien menyangkal adanya mual, muntah, dan pandangan yang kabur.
Objektif
Pemeriksaan fisik
Tanda Vital:
Nadi : 72 kali/menit
Suhu : 36,6 oC
Pernafasan : 20 kali/menit
Status Generalis
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Refleks Cahaya Langsung dan
Tidak Langsung (+/+), pupil bulat, isokor, perdarahan subkonjungtiva (-/-)
• Hidung : Septum ditengah, sekret (-/-)
• Telinga : Normotia, sekret (-/-)
• Mulut : Lidah kotor (-), mukosa bibir kering (-)
• Leher : KGB tidak teraba membesar
• Paru :
• Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga (-)
• Palpasi : fremitus kiri = kanan
• Perkusi : sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : vesikuler, wheezing -/- , rhonki -/-
• Jantung :
• Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS ICS V
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), pulsus deficit (-)
• Abdomen : Supel, bising usus (+), hepatomegali (-), splenomegali (-)
• Ekstremitas : Akral dingin (-), oedem (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Assessment
Definisi
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang
sangat tinggi (tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg dan/ atau diastolik ≥ 120 mmHg) yang
membutuhkan penanganan segera.
Klasifikasi Krisis Hipertensi
• Hipertensi darurat (Emergency hypertension)
Kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik ≥ 180 mmHg dan atau diastolik ≥ 110
mmHg) dengan kerusakan organ target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah
harus diturunkan segera dalam hitungan menit sampai jam.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Prevention, Detection,
Evaluaion, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada
orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat
2. (Tabel 2.1)
• Faktor resiko, seperti diet, asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, dan genetik.
Patofisiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi menjadi krisis hipertensi. Hipertensi
kronis jarang menyebabkan terjadinya krisis hipertensi karena adaptasi pembuluh darah
sehingga kerusakan organ target dapat dicegah. Krisis hipertensi terjadi karena peningkatan
tahanan vaskuler sistemik. Endotel memiliki peranan penting dalam mengatur homeostasis
tekanan darah dengan mensekresikan beberapa substansi seperti nitrit oxide (NO) dan
prostasiklin. Peningkatan vasoreaktif dapat dipresipitasi oleh pelepasan substansi
vasokonstriksi seperti angiotensin II, norepinefrin atau keadaan yang menyebabkan suatu
kondisi hipovolemia. Aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS) berperan penting
pada proses hipertensi berat. Angiotensin II menyebabkan cedera pada pembuluh darah
sehingga terjadi aktivasi gen proinflamatori seperti interleukin 6 dan NF-kβ. Selama terjadi
peningkatan tekanan darah, endotel mengkompensasi dengan melepaskan vasodilator seperti
NO. Saat endotel tidak lagi mampu mengkompensasi maka akan terjadi peningkatan tekanan
darah dan kerusakan endotel.
• Jantung
• Gagal jantung
• Retinopati
Sebagian besar penderita dengan hipertensi tidak mempunyai gejala spesifik yang
menunjukkan kenaikan tekanan darahnya dan hanya diidentifikasi dari pemeriksaan fisik,
sehingga peninggian tekanan darah tidak jarang merupakan satu satunya tanda pada hipertensi.
Gejala yang ditimbulkan berbeda-beda tergantung tingginya tekanan darah. Kadang-kadang
hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada
organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Gejala seperti sakit kepala, epistaksis
dan migren dapat ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi esensial meskipun tidak jarang
yang tanpa gejala. Pada hasil observasi mengenai hipertensi di Paris, dari 1771 pasien
hipertensi yang tidak dapat diobati, gejala sakit kepala menduduki urutan pertama, diikuti oleh
palpitasi, nokturia, pusing dan tinnitus. Pada observasi tersebut tidak didapatkan korelasi
antara tingginya tekanan darah dan gejala yang timbul.
Pada survey hipertensi di Indonesia tercatat sebagai keluhan yang dihubungkan dengan
hipertensi. Pada penelitian A. Gani,dkk. Gejala klinisi seperti pusing, cepat marah dan telinga
berdenging merupakan gejala yang sering dijumpai, selain gejala lain seperti mimisan, sukar
tidur dan sesak nafas. Penelitian ini tidak berbeda dengan Harmaji,dkk yang melaporkan
mendapatkan keluhan pusing, rasa berat di tengkuk dan sukar tidur adalah gejala yang paling
sering dijumpai pada pasien hipertensi, rasa mudah lelah dan cepat marah juga banyak
dijumpai, sedangkan mimisan jarang ditemukan.
DIAGNOSIS
Diagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin, karena hasil terapi
tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat. Pada pemeriksaan yang menyeluruh kita
sudah dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi.
• Anamnesis meliputi:
• Lamanya menderita hipertensi dan derajat tekanan darah
• Indikasi adanya hipertensi sekunder
• Keluarga dengan penyakit ginjal (ginjal polikistik).
• Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakaian obat obat
analgesik dan obat/bahan lain.
• Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma).
• Episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme).
• Faktor faktor risiko
• Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga.
• Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarga.
• Riwayat diabetes melitus pada pasien atau keluarga.
• Kebiasaan merokok.
• Pola makan.
• Kegemukan, intesnitas olah raga
• Kepribadian.
• Gejala kerusakan organ
• Otak dan mata: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient ischemic
attacks, defisit sensoris atau motoris.
• Jantung: palpitasi, nyeri dada, sesak napas, bengkak di kaki.
• Ginjal: haus, poliuri, nokturia, dan hematuria.
• Arteri perifer: ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten.
• Pengobatan antihipertensi sebelumnya
• Faktor faktor pribadi, keluarga dan lingkungan
• Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan, mencari
kerusakan organ sasaran (retinopati, gangguan neurologi, payah jantung kongestif,
diseksi aorta). Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas. Auskultasi untuk
mendengar ada atau tidaknya bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki
paru. Selain itu harus juga dicari berbagai komplikasi krisis hipertensi lainnya dengan
kegawatan neurologi ataupun payah jantung kongestif dan edema paru. Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner.
3. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan laboratorium awal : Urinalisis, darah lengkap dan elektrolit
Echocardiogram.
TERAPI
• Non farmakologi
• Menurunkan berat badan (5-20 mmHg/10 kg)
• Menghentikan rokok
• Farmakologi
Penatalaksanaa hipertensi urgensi cukup dengan obat oral yang bekerja cepat sehingga
menurunkan tekanan darah dalam beberapa jam.
Tabel. Obat hipertensi oral yang dipakai di Indonesia
Obat Dosis Efek Lama Kerja Perhatian khusus
Captopril 12,5 ulangi per 30 15-30 min 6-8 jam Stenosis a.renalis
- 25 mg min
Clonidine 75 ulangi per 30-60 min 8-16 jam mengantuk, mulut
- 150 ug, jam kering
Propanolol 10 ulangi setiap 15-30 min 3-6 jam Bronkokonstriksi,
- 40 mg PO 30 min blok jantung,
Nifedipine 5 ulangi setiap 5 -15 min 4-6 jam Gangguan koroner
- 10 mg 15 menit
• Pengobatan :
Non-Farmakologi :
• Periksa ulang tekanan darah pasien setelah 30 menit diberikan captopril 25mg
sublingual
• Meminta pasien untuk disiplin meminum obat hipertensi dan rajin memeriksa
tekanan darah
Farmakologi :
• O2 3 liter/menit
• Captopril 3x12,5mg
• Amlodipin 1x10mg
• Ibuprofen 3x400mg
• Edukasi :