Professional Documents
Culture Documents
Anggota Kelompok :
Proses biotransformasi pada umumnya melalui dua reaksi atau tahap. Tahap yang
pertama adalah reaksi oksidasi, reduksi, atau hidrolisa. Sebagian hasil tahap satu akan
mengalami tahap kedua. Kemudian tahap kedua adalah reaksi dengan konjugasi atau disebut
reaksi senyawa metabolit dengan zat endogen. Reaksi ini melibatkan beberapa jenis endogen
seperti pembetukan glukoronat, konjugasi sulfat, metilasi, asetilasi, konjugasi asam amino,
dan konjugasi glutasi (Maurin W 2018). Proses biotransformasi dapat mengubah senyawa
yang lipofilik menjadi hidrofilik sehingga lebih mudah untuk di keluarkan oleh ginjal.
Proses eliminasi oleh ginjal sangat penting, jika tidak terjadi pengeluaran akan terjadi
absorpsi kembali oleh tubulus ginjal. Setiap spesies memiliki hati yang digunakan untuk
tempat utama biotransformasi senyawa kimia. Perbedaan spesies akan memengaruhi laju
dan jenis biotransformasi di dalam tubuh.
Tujuan
Tujuan dari percobaan detoksikasi adalah mempelajari hati sebagai organ
yang mendetoksikasi xenobiotika.
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini berlangsung pada hari Rabu, 26 September 2018 pukul 8.30-11.00
WIB. Bertempat di Ruang Praktikum FIFARM Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah syringe. Bahan-bahan yang
digunakan adalah 2 ekor mencit, larutan pentothal/phenobarbital 2%, dan CCl4 dalam
mineral oil.
Prosedur Percobaan
1. Salah satu mencit telah dirusak hatinya dengan memberikan CCl4 per oral, 24 dan 48
jam sebelum percobaan sebanyak 0.01-0.05 ml/gr BB
2. Mencit yang lain tidak diberikan perlakuan apapun
3. Amati keadaan kedua mencit sebelum percobaan
4. Suntik masing-masing mencit dengan larutan pentothal/phenobarbital 2% secara
subcutan dengan dosis yang telah disesuaikan
5. Amati onset dan durasi anestesi pada kedua ekor tikus
6.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mencit yang diberi larutan CCl4 mengalami onset 37 menit dan durasi 53
menit, mencit teranastesi sempurna akan tetapi durasi lama, hal ini menunjukan
bahwa hati yang mengalami kelainan (rusak) sehingga lama memetabolisme obat
untuk dialirkan ke darah dan di bawa menuju sistem saraf pusat. Menurut Tjay dan
Rahardja (2002) mekanisme kerja golongan obat barbiturat salah satunya
phenobarbital yang bekerja sebagai depresan sistem syaraf pusat (SSP),
menghasilkan efek dari sedasi ringan sampai teranastesi total.
Hati adalah organ utama yang bertanggung jawab pada reaksi biotransfromasi.
Penyakit hepatitis akut atau kronis, sirosis hati dan nekrosis hati secara signifikan
dapat menurunkan laju metabolisme xenobiotika. Pada gangguan hati terjadi
penurunan sintesa sistem enzim dan penurunan laju aliran darah melalui hati.
Penurunan laju aliran darah di hati secara signifikan akan menurunkan laju
metabolismenya (Coffman et al. 1998).
SIMPULAN
Hati merupakan salah satu organ vital pada tubuh yang berfungsi untuk
mendetoksikasi. Hati yang telah rusak memiliki fungsi detoksikasi yang rendah. Hal ini
dapat dilihat dari onset dan durasi dari obat anasthesi yang diberikan, terlihat mencit yang
hatinya rusak memiliki onset lebih cepat dan durasi lebih lama dibandingkan dengan mencit
yang memiliki hati sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Coffman BL, King CD, Rios GR, Tephly TR. (1998). The Glucuronidation of opioids other
xenobiotics and androgens. Drug Metab Dispos. 26: 73-77
Maurin W. 2018. Gambaran histopatologik hati tikus wistar yang diberikan sari buah naga
merah (Hylocereus polyhisus) dan parasetamol. J. Biomed (6) :17-18.
Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi : Ulasan Bergambar. Terjemahan oleh Azwar A.
Jakarta (ID) :Widya Medika
Panjaitan RGP et al. 2007. Pengaruh pemberian karbon tetraklorida terhadap fungsi hati dan
ginjal tikus. Makara Kesehatan 11(1): 11-16.
Robbin SL, Kumar VMD. 1995. Patologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Shanmugasundaram P, Venkataraman S.J. 2006. Ethnopharmacol. 104 : 124-128.
Scott, Donald M. 1993. Sejarah Kota Epileptic Therapy. French : Taylor & Francis.
Tjay, Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting, Khasiat, Pengunaan dan Efek Sampingnya. Ed
ke-V. Jakarta (ID): Gramedia.