You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ
pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta
kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi
memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di
ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami
proses pencernaan di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan
unsur-unsur mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan.
Proses pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu proses
pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian mengunyah makanan
seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses pencernaan mekanik (fisik) sedang
berlangsung. Dan, proses pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari
bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia
umumnya proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti, proses
pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi adalah proses
perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan
yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan.Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus,
terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus
(intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim
yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati
(hepar), dan pankreas.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai anatomi, fisiologi dan proses
biokimiawi pada sistem pencernaan. Tujuan penyajian makalah ini adalah sebagai bagian
1
dari tugas pada mata kuliah sistem pencernaan dan untuk menambah wawasan mengenai
sistem pencernaan

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anatomi sistem pencernaan ?
2. Bagaimana fisiologi dan biokimia sistem pencernaan?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Mengetahui anatomi sistem pencernaan
2. Mengetahui fisiologi dan biokimia sistem pencernaan

D. METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kepustakaan dan media kepustakaan
lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2
I. Anatomi sistem pencernaan
1. GIGI DAN MULUT
a. Oris (Mulut)
adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian luar yaitu :
1.Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir
dan pipi
2. Bagian rongga mulut bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya
oleh tulang maksilaris, platum dan mandibularis, di sebelah belakang
bersambung dengan faring. Selaput lender mulut ditutupi empithelium yang
berlapis lapis, dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan
lender. Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung
akhir saraf sensoris. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah
dalam ditutupi oleh selaput lender (mukosa). Otot ordikularis oris menutupi
bibir. Levator anguili oris mengangkat dan depressor anguili oris menekan ujung
mulut.
b. Palatum
Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu :
1.Palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan
sebelah depan tulang makslaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang
palatum.
2. Paltum mole (palatum lunak) terletak di belakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput
lendir.Gerakannya dikendalikan oleh ototnya sendiri, disebelah kanan dan kiri
ari tiang fauses terdapat saluran lendir menembus tonsil. Pipi dilapisi dari dalam
oleh mukosa yang mengandung papilla, otot yang terdapat pada pipi adalah otot
buksinator. Di dalam rongga mulut terdapat geligi, kelenjar ludah, dah lidah.

c. Gigi
Gigi ada 2 macam :
1. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak – anak umur 6-7 tahun. Lengkap pada
umur 2,5 tahun jumlahnya 20 buah, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insivius), 4
buah gigi taring (dens kasinus), dan 8 buah geraham (molare).
2. Gigi tetap (gigi permanent) tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32
buah, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insivius), 4 buah gigi taring (dens

3
kaninus), 8 buah gigi geraham depan (molera), dan 12 buah gigi geraham
belakang (premolare).
Fungsi gigi :
- Gigi seri untuk memotong makanan.
- Gigi taring untuk memutuskan makan yang keras dan liat.
- Gigi geraham untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong – potong.
d. Lidah
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot
lidah ini dapat digerakkan keseluruh arah.
Lidah dibagi atas 3 bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua
(punggung lidah), dan aspeks lingua (ujung lidah). Pada pangkal lidah yang
belakang terdapat epiglottis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada
waktu kita menelan makanan, supaya jangan masuk ke jalan napas. Punggung
lidah (dorsum lingua) terdapat putting – putting pengecap / ujung saraf
pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput lendir yg terdapat pada bagian
bawah kira-kira di tengah, jika lidah digerakkan ke atas Nampak selaput lender.
Flika sublingual terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua, disini
terdapat pula lipatan selaput lender. Pada pertengahan flika sublingual ini
terdapat saluran dari glandula parotis, submaksilaris, dan glandula sublinguaslis.
Fungsi lidah yaitu mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap
dan menelan, serta merasakan makanan.
e. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang mempunyai
duktus yang berwarna duktus wartoni dan duktus stensori. Kelenjar ludah ini
ada 2 yaitu:
1. Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris)
2. Kelenjar lidah bawah lidah (kelenjar sublingualis)
Kelenjar ludah (saliva) dihasilkan di dalam rongga mulut. Di sekitar rongga
mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu : kelenjar parotis, kelenjar
submaksilaris, dan kelenjar sublingualis. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf –
saraf tak sadar.
2. Faring
Faring merupakan organ yg menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esophagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kumpulan kelenjar limfe yg banyak mengandung limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi.Disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan
4
ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantara lubang bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantara lubang yang disebut ismus fausium.
- Tekak terdiri dari bagian superior (bagian yg sama tinggi dengan hidung),
bagian media (bagian yg sama tinggi dengan mulut), dan bagian inferior (bagian
yg sama tinggi dengan laring). Bagian superior disebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yg menghubungkan tekak dengan ruang gendang
telinga.
- Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas kedepan sampai diatas lidah
bagian inferior disebut laringofaring yg menghubungakan orofaring dengan
laring.
- Menelan (deglustisio), jalan udara dan jalan makanan pada laring terjadi
penyilangan. Jalan masuk kebagian depan terus keleher bagian depan sedangkan
jalan makanan masuk kebelakang dari jalan nafas dan didepan ruas tulang
belakang. Makanan melewati epiglottis lateral melalui ressus piripormis masuk
ke esophagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah
masuknya makanan kejalan udara, pada waktu yg sama jalan udara ditutup
sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah berkontrasi secara
bersamaan.
3. .Esofagus
Esofagus merupakan saluran yg menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya ±25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardisk di bawah
lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar : lapisan selaput lender (mukosa),
lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler, dan lapisan otot memanjang
longitudinal. Esofagus terletak di belakang dan di depan tulang punggung, setelah
masuk toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan
lambung.
4. Lambung
Merupakan suatu kantong yang terletak didalam rongga perut di sebelah kiri di
bawah sekat rongga badan. Lambung dapat dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah
kardia,fundus, dan pyiorus:
1. Kardia adalah bagian atas,daeerah pintu masuk makanan dari kerongkongan.
2. Fundus adalah bagian tengah,bentuknya membulat.
3. Pylorus adalah bagian bawah,daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari.

5
 Motilitas lambung bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
pengisian lambung. Jika kosong lambung memiliki volume 50 ml tetapi organ ini
dapat mengembang sampai dengan 1000 ml ketika makan. Ada 2 faktor yang
menjaga motilitas lambung yaitu plastilitas lambung yang mengacu pada
kempuan otot polos dalam mempertahankan ketegangannya yang konstan dalam
rentang waktu yang lebar. Selanjutnya adalah relaksasi reseptif yakni proses
relaksasi otot polos untuk meningkatkan kemampuan lambung dalam
mengakomodasi volume makanan.
 Lambung mempunyai 2 otot lingkar,yaitu otot lingkar pardia dan otot lingkar
pilorus. Otot lingkar kardia terletak di bagian atas dan berbatasan dengan bagan
bawah kerongkongan. Fungsinya adalah untuk mencegah makanan dari
lambung agar tidak kembali ke kerongkongan dan mulut. Otot lingkar pilorus
mhanya terbuka apabila makanan telah tercerna di lambung.
 Didalam lambung,makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung
berkontraksi,menyebabkan gerak peristaltik. Gerakan peristaltik dinding
lambung mengakibatkan makanan dii dalam lambung teraduk-aduk. Di bagian
dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar yang menghasilkan getah
lambung,getah lambung mengandung asam lambung serta enzim-enzim lain.
Asam lambung berfungsi sebagai pembunuh mikroorganisme da mengaktifkan
enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat
mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil.
Fungsi lambung :
1. Mencerna & meneruskan makanan
2. Pada dinding lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung :
a. Selaput lendir lambung yang melapisi mukosa lambung
b. Kelenjar : Enz. Pepsin & HCl, Renin berperan pada proses
pencernaan protein
3. Otot Lambung : Pengosongan lambung
Kecepatannya mempengaruhi lama kerja obat di lambung Enzim pada lambung :
1. Asam klorida ( HCl ):
- Mengasamkan makanan
- Membunuh bakteri yang masuk bersama makanan
- Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
2. Pepsin
Mengubah protein menjadi pepton dan polipeptida
3.Renin
Mengendapkan protein susu ( kasein ) dari air susu
6
4.Lendir
Melindungi sel-sel di permukaan lambung terhadap kerusakan akibat kerja dari
asam klorida.
Faktor yang mempengaruhi keasaman isi lambung :
1. Jumlah pengeluaran asam lambung
2. Jumlah makanan yang masuk & sifatnya
3. Pergerakan otot (motilitas) lambung

5. Usus Halus
Usus halus merupakan saluran pencernaan terpanjang kurang lebih 6 meter. Lapisan
usus halus:
a.Lapisan Mukosa ( Sebelah dalam )
b.Lapisan Otot Melingkar ( M. Sirkuler )
c. Lapisan Otot Memanjang ( M. Longitudinal )
d.Lapisan Serosa ( Sebelah luar )
Permukaan dalam dinding usus halus tersusun dalam lipatan-lipatan/jonjot ( villi )
yang merupakan pipa berotot yang berperan dalam pencernaan secara kimiawai dan
memperluas permukaan untuk memperbanyak penyerapan & pengeluaran lendir.
Usus halus Terbagi atas:
a. Usus Dua Belas Jari ( Duodenum )
Bagian usus ini disebut usus dua belas jari karena panjangnya sekitar 12 jari berjajar
paralel. Didalam dinding usus dua belas jari terdapat muara saluran bersama dari
kantong empedu berisi empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu berwarna
kehijauan dan berasa pahit yang berguna untuk mengemulsikan lemak.
Pankreas terletak di bawah lambung dan menghasilkan getah pankreas yang
mengandung enzim amilase,tripsinogen,dan lipase. Amilase mengubah zat tepung
menjadi gula. Tripsinogen merupakan enzim yang belum aktif namun dapat
diaktifkan terlebih dahulu oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh usus halus.
Enzim enterokinase mengubah tripsinogen menjadi tripsin yang aktif. Tripsin
mengubah protein menjadi peptide dan asam amino. Lipase mengubah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Zat-zat hasil pencernaan tersebut mudah terserap
oleh dinding usus melalui proses difusi dan osmosis. Zat-zat yang brlum
teruraikandapat memasuki membran sel usus melalui transport aktif
b. Jejeneum ( Usus Kosong )
Panjang usus kosong ( yeyeum ) antara1,5 sampai 1,75 m. Di dalam usus ini
makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan
dinding usus. Usus kosong menghasilkan getah usus yang mengandung bermacam-

7
macam lendir dan enzim yang dapat memecah molekul makanan menjadi lebih
sederhana. Di dalam usus ini makanan menjadi bubur yang lumat dan encer.
c. Ileum ( Usus Penyerapan )
Usus penyerapan ( ileum ) panjangnya antara 0,75 sampai 3.5 m. Di dalam usus ini
terjadi penyerapan sari- sari makanan. Permukaan dinding ileum dipenuh oleh
jonjot usus atau vili. Jonjot usus menyebabkan permukaan ileum menjadi luas
sehingga penyerapan sari makanan dapat berjalan baik ( absorpsi ).
Makanan yang mengalami pencernaan secara kimiawi adalah karbohidrat,
protein,dan lemak. Hasil akhir karbohidrat adalah glukosa,protein menjadi asam
amino,dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Vitamin dan mineral tidak
mengalami proses pencernaan. Glukosa,asam amino,vitamin,dan mineral masuk
kedalam pembuluh darah kapiler yang ada dalam jonjot usus. Sari makanan
dialirkan bersama makanan melalui pembuluh darah menuju ke hati. Glukosa
sebagian disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen yang tidak larut dalam air.
Asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh kil karena ukuran molekulnya
yang cukup besar. Pembuluh kil adalah pembuluh limfa yang ada di daerah usus.
Selanjutnya pembuluh kil akan bergabung dengan pembuluh darah kil lainnya dan
akhirnya bermuara pada pembuluh getah bening dibawah tulang selangka.
6. Kolon (Usus Besar)
Usus besar atau inestinum atau intestinum mayor panjangnya sekitar 15 ,5
m,lebarnya 5-6 cm. Lapisan yang ada pada usus besar adalah: selaput lendir,lapisan
otot melingkar,lapisan otot memanjang,jaringan ikat. Fungsi usus besar adalah
menyerap air dan sari makanan,tempat berkembang biak bakteri E. coli,tempat
feses.
Merupakan Pipa berotot, diameter > usus halus yang terbagi atas :
1. Usus buntu (sekum) dan Umbai cacing (appendiks)
Dibawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing
sehingg disebut juga umbai cacing,yang memiliki panjang sekitar 6 cm. Seluruhnya
ditutupi oleh peritonium yang mudah bergerak meskipun tidak mempunyai
masentrim dan dapat diraba melalui dinding abdnomen pada orang yang masih
hidup. Bagian yang dari usus besar yang muncul seperti corong dari ujung
sekum,mempunyai pintu keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat
dilewati oleh beberapa isi usus. Apendiks bergantung menyilang pada linea

8
terminalis masuk kedalam rongga pelvis minor,terletak horizontaldibelakang sekum.
Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang apendiks bereaksi secara
hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga
abdnomen.
2.Kolon asendens
Panjangnya sekitar 13 cm,terletak di bawah abdomen sebelah kanan,membujur
keatas dari ileum ke bawah hati. Dibawah hati melengkung ke kiri,lengkungan ini
disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.
3.Kolon tranversum
Panjangnya sekitar 38 cm,membujur dari kolon asendens sampai ke kolon
desendensyang berada dibawah abdomen,sebelah kanan terdapat fleksura hepatika
dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
4.Kolon desendens
Panjangnya sekitar 25 cm,terletak dibawah abdomen bagian kiri membujur dari atas
ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri,bersmbung dengan kolon
sigmoid.
5. Kolon sigmoid
Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens,terletak miring dalam
rongga pelvis sebelah kiri,bentuknya menyerupai huruf S,ujung bawahnya
berhubungan dengan rektum.
6.Rektum
Rektum adalah organ terakhir dari usus besar pada beberapa jenis mamalia yang
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di
mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk
periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

7. Anus
Dalam anatomi anus adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar tubuh.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.
II. Fisiologi dan Biokimia Saluran Pencernaan
1. Proses Ingesti, digesti, absorpsi, dan eliminasi
a. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut
9
b. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul
kecil
c. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam sirkulasidarah dan limfatik
d. Eliminasi
proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna.
2. Metabolisme KH, Protein, Lipid, Asam Amino
a. Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat merupakan derivat dari aldehid. Karbohidrat dibagi menjadi


empat macam, yaitu:

1. Monosakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi


senyawa yang lebih sederhana. Monosakarida menurut jumlah atom
karbonnya adalah triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa, oktosa dan
selanjutnya. Sedangkan bila berdasarkan gugus pembentuknya
monosakarida dibedakan menjadi aldosa (gugus aldehid) dan ketosa (gugus
keton). Contoh dari monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa.

2. Disakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang bila terhidrolisis menjadi dua


monosakarida yang sama ataupun berbeda. Contoh disakarida adalah
maltosa ( bila dihidrolisis menjadi dua molekul glukosa), laktosa (bila
dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa), sukrosa (bila dihidrolisis
menjadi glukosa dan fruktosa).

3. Oligosakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang bila dihidrolisis menjadi dua


sampai sepuluh unit monosakarida. Contohnya adalah maltotriosa.

4. Polisakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang paling kompleks. Polisakarida bila


dihidrolisis akan menghasilkan lebih dari sepuluh molekul monosakarida.

10
Contoh dari polisakarida adalah pati dan dekstrin. Karbohidrat yang masuk
ke tubuh berasal dari makanan. Sel-sel di dalam tubuh tentunya tidak dapat
langsung menyerap karbohidrat, tetapi karbohidrat tersebut harus dipecah
menjadi molekul yang lebih sederhana lagi yaitu monosakarida, terutama
dalam bentuk glukosa. Karena glukosa merupakan monosakarida yang
paling utama yang dapat diserap oleh tubuh untuk menghasilkan
energi. Karbohidrat akan dipecah menjadi monosakarida melalui proses
digesti di saluran pencernaan. Setelah berubah menjadi glukosa, baru akan
terjadi metabolisme glukosa di tingkat sel (respirasi sel). Respirasi sel ini
mencakup tiga peristiwa: glikolisis, siklus Krebs, sistem transpor sitokrom/
elektron. Kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk glukagon yang
terdapat pada hepar dan otot rangka. Sehingga dapat digunakan bila tubuh
membutuhkannya untuk menghasilkan energi. Dari tabel di atas dapat
diambil garis besar, bahwa yang paling perlu dalam metabolisme iti adalah
makan dan bernafas. Makanan merupakan energi potensial, sedangkan untuk
membebaskan energi tersebut dibutuhkan O2 yang di dapatkan dari proses
bernafas.

b. Protein
1. Anabolisme
Unsur dasar penyusun protein adalah asam amino, dan 20 di antaranya terdapat
dalam protein tubuh dalam jumlah yang cukup banyak.
a. Asam amino esensial : tidak dapat disintesis oleh tubuh. Ex : treonin, metionin,
lisin, arginin, valin, fenialanin, leusin, triptofan, isoleusin, histidin
b. Asam amino non esensial : asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Ex :
alanin, asparagin, aspartat, sistein, glutamate, glutamine, glisin, prolin, serin,
tirosin
Struktur asam amino memperlihatkan ciri yang khas yaitu mempunyai satu
gugus asam (-COOH) dan satu atom nitrogen yang melekat pada molekul, yang
biasanya berupa gugus amino (-NH2). Dalam protein, asam amino
11
dihubungkan menjadi rantai panjang melalui ikatan peptide. Nitrogen pada
radikal amino dari satu asam amino berikatan dengan karbon dari radikal
karboksil asam amino lainnya. Satu atom hidrogen dilepaskan dari radikal
amino, dan satu ion hidroksil dilepas dari radikal karboksil, keduanya bergabung
membentuk molekul air. Setelah dibentuk, satu radikal amino dan satu radikal
karboksil masih terletak pada ujung yang berlawanan dan kemudian membentuk
lagi rantai peptida.
2. Katabolisme
Begitu sel diisi sampai batasnya dengan protein yang tersimpan, penambahan asam
amino tambahan dalam cairan tubuh terutama di hati, akan menginduksi aktivasi
sejumlah besar aminotransferase, yaitu enzim yang bertanggung jawab memulai
sebagian besar katabolisme (pemecahan protein untuk digunakan sebagai energi
atau bila berlebih disimpan terutama sebagai lemak / glikogen).
a. Deaminasi
Gugus amino dari asam amino ditransfer ke asam α-ketoglutarat, yang
kemudian menjadi asam glutamate. Asam glutamat ini kemudian dapat
mentransfer asam amino ke zat lainnya / dapat melepaskan dalam bentuk
ammonia (NH3). Dalam proses kehilangan gugus amino, asam
glutamat sekali lagi menjadi asam α-ketoglutarat, sehingga siklus
tersebut dapat berlangsung berulang-ulang.
b. Pembentukan urea di hati
Amonia yang dilepaskan selama deaminasi asam amino dikeluarkan dari
darah hampir seluruhnya melalui konversi menjadi ureum. Pada dasarnya,
semua asam amino dalam tubuh manusia disintesis di hati. Bila tidak ada
hati / pada penyakit hati yang berat, ammonia akan menumpuk dalam darah.
Keadaan ini sangat toksik terutama terhadap otak, yang sering kali
menimbulkan keadaan yang disebut koma hepatikum. Setelah ureum
terbentuk, ureum berdifusi dari sel hati masuk ke dalam cairan tubuh dan
diekskresikan oleh ginjal.
c. Oksidasi asam amino yang sudah mengalami deaminasi
Begitu asam amino sudah dideaminasi, pada banyak keadaan , asam keto yang
dihasilkan dapat dioksidasi untuk mengeluarkan energi untukeperluan metabolisme.
Oksidasi ini biasanya melibatkan 2 proses yang berurutan:
1. Asam keto diubah menjadi zat kimia yang sesuai kemudian masuk ke dalam
siklus asam sitrat.
12
2. Setelah itu zat tersebut dpecah dan menjadi energi.

ATP yang dihasilkan dari protein lebih kecil daripada ATP yang dibentuk
glukosa untuk setiap gramnya. Asam amino tertentu yang dideaminasi
serupa, digunakan untuk mensintesis glukosa / asama lemak. Misalnya
deaminasi alanin adalah asam piruvat. Asam piruvat ini kemudian dikonversi
menjadi glukosa/ glikogen (disebut proses glukoneogenesis), sebagian
dikonversi menjadi asetil ko-A (2 mol asetil koA akan berubah menjadi
asam aseloasetat),dan sebagian lagi dikonversi menjadi asam lemak (disebut
proses ketogenesis).

Hormon yang berpengaruh dalam metabolisme protein:

a. Hormon pertumbuhan meningkatkan sintesis protein sel karena adanya


percepatan proses transkripsi dan translasi RNA dan DNA untuk sintesis protein.

b. Insulin diperlukan untuk sintesis protein. Insulin mempercepat transpor


beberapa asam amino ke dalam sel, sehingga dapat menjadi rangsangan bagi
pembentukan protein.
c. Glukortikoid meningkatkan pemecahan sebagian besar protein jaringan.
d. Testoteron menambah deposit protein di jaringan.
e. Estrogen menambah sedikit deposit protein.
f. Tiroksin meningkatkan kecepatan metabolisme seluruh sel termasuk protein.

Jenis protein yang terdapat dalam plasma:

1. Albumin
Jenis protein terbanyak dalam plasma yang mencapai 60%. Albumin merupakan protein
yang larut dalam air dan mengendap pada kondisi dipanaska. Terbuat di hepar sehingga
dapat digunakan untuk tes pembantu dalam penilaiaan fungsi ginjal dan saluran
pencernaan. Banyak dijumpai pada telur (albumin telur, putih telur), darah (albumin

13
serum), dalam susu (laktalbumin).Berat molekul albumin plasma pada manusia 69000,
albumin telur 44000, dalam daging mamalia 63000.
Fungsi albumin :
a. Mengangkat molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel.
b. Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan metabolism asam lemak bebas dan bilirubin
dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkat melalui
darah dari satu organ ke organ lain agar dapat diekskresi.
c. Membentuk jaringan sel baru sehingga dalam ilmu kedokteran, albumin
dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang
terbelah.Misalnya akibat operasi.
d. Albumin dapat menghindari timbulnya pembengkakan paru-paru dan gagal ginjal
serta sebagai carrier faktor pembekuan darah.
2. Globulin
Meruapakan protein yang tidak larut dalam air, larut dalam euglobulins, larut dalam
pseudoglobulin, serta dalam larutan garam. Globulin juga memiliki sifat lain yaitu
mengeras atau menggumpal jika dikondisikan dalam suhu tinggi.
Ada tiga macam globulin:
a. Alfa globulin
Salah satu bagian plasma darah yang mengedarkan hormon.
b. Beta globulin
Protein plasma darah yang memiliki kaitan erat dengan transportasi thrombin dan
protrombin. Dengan kata lain sangat erat kaitannya dengan proses pembekuan
darah.
c. Gamma globulin
Kelompok protein serum yang mengandung banyak antibody. Dengan
kata lain sangat erat kaitannya dengan proses imun atau kekebalan tubuh.
3. Fibrinogen
Fibrinogen berpolimerasi menjadi pilinan fibrin yang panjang selama proses
koagulasi darah. Dengan demikian, terbentuk bekuan darah yang akan membantu
memperbaiki kebocoran sistem sirkulasi.
c. Lipid
Lipid dibagi menjadi 3:
1. Trigliserida
2. Fosfolipid
3. Kolesterol
Pencernaan lemak dalam usus
1. Emulsifikasi lemak, memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang
lebih kecil sehingga enzim pencernaan yang larut air dapat bekerja pada
permukaan gumpalan lemak

14
2. Pengaruh empedu (garam empedu + fosfolipid lestin) à menurunkan tegangan antar
permukaan lemak. (memperbesar 1000x daerah permukaan lemak total)
3. Lemak + (empedu + pengadukan ) à lemak terelmusi
4. Lemak teremulsi + (lipase pangkreas) à Asam lemak dan 2-monogliserida

Fungsi Lemak:
1. Sebagai sumber energi sekunder
2. Melarutkan vitamin A,D,E, dan K
3. Melindungi alat-alat vital pada tubuh
4. Memperbaiki rasa makanan (gurih)

d. Asam Amino

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa"
atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada
larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino
mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak
dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein.

a. amino dasar (standar)

Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan


dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein
hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau
asam amino baku atau asam amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam
amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik. Berikut adalah ke-
20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung menunjukkan singkatan
tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian protein),
dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:

1. Asam amino alifatik sederhana

a. Glisina (Gly, G)

15
b. Alanina (Ala, A)

c. Valina (Val, V)

d. Leusina (Leu, L)

e. Isoleusina (Ile, I)

2. Asam amino hidroksi-alifatik


a. Serina (Ser, S)
b. Treonina (Thr, T)
3. Asam amino dikarboksilat (asam)
a. Asam aspartat (Asp, D)

b. Asam glutamat (Glu, E)

c. Amida

d. Asparagina (Asn, N)

e. Glutamina (Gln, Q)

4. Asam amino basa

a. Lisina (Lys, K)

b. Arginina (Arg, R)

c. Histidina (His, H) (memiliki gugus siklik)

5. Asam amino dengan sulfur

a. Sisteina (Cys, C)

b. Metionina (Met, M)

6. Prolin

a. Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)

16
7. Asam amino aromatic

a. Fenilalanina (Phe, F)

b. Tirosina (Tyr, Y)

c. Triptofan (Trp, W)

Fungsi biologi asam amino


a. Penyusun protein, termasuk enzim.

b. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin,


hormon dan asam nukleat).

c. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik
(kofaktor).

b. Asam amino esensial

Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai
kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme
apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau
selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies
itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku
hanya bagi organisme heterotrof. Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan)
asam amino esensial yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina,
lisina, metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut
sebagai "setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi
kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering diberikan
untuk kepentingan pengobatan.

e. Enzim

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim
pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan
yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang
sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh
17
sel yang membutuhkan. Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu,
memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat
bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan
bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu :

a. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi
enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

b. Enzim amilase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar
pankreas.Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum
merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim
amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih
sederhana yaitu maltosa.

c. Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa
menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida).
Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah
dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.

d. Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya


pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Enzim pepsin memecah
molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu
pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.

18
e. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum). Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika
dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan
dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali
asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.

f. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk
mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut
keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

g. Asam khlorida (HCl)

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh
kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam
khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang
lambung yang sering disebut penyakit maag

h. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu
mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa
pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah
(erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah
merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran
yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi
ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.

i. Enzim lipase
19
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam
usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi
jumlahnya sangat sedikit. Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa
dengan molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut
oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang
lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol
yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol
tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening
(limfe)

f. Motilitas

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat
penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan
untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah
mengalami distensi.

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsive dan gerakan
mencampur. Gerakan propulsive yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi
saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana
gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan
fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsive yang mendorong
makanan melalui esofagus berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi
sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus
tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat
lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan makanan.
Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai dua fungsi yaitu
mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada
usus.

20
Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna
suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa.
Di sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan
sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian
dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini
menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan
secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot
polos ini menghasilkan gerakan propulsive dan mencampur.

BAB III

21
PENUTUP

I. Kesimpulan
- Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan
kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan
kesatuan sistem pencernaan.
- Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat
pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari
mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus
(intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim
yang membantu proses pencernaan kimiawi.

II. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, masukan dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mendukung proses perkuliahan ini.

DAFTAR PUSTAKA

22
Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta:EGC

Moore, Keith L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:Hipokrates.

Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan

Medikal Bedah. Jakarta:Salemba medika.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta:EGC

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:EGC.

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika

Syaifuddin. 2010. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta:Salemba Medika

23

You might also like