You are on page 1of 9

MAKALAH

PATOLOGI ANATOMI

Gangguan Metabolisme dan Gangguan Sirkulasi Pada Hewan

Disusun Oleh :

Alreza Justine S. 2017D/175130101111057

Rosalinda Dyah K. 2017D/175130107111031

Farreldio Pradhana K. P. 2017D/175130107111038

Herawati Ratri Fajriyah 2017D/175130107111039

Jesica Gloria Soerinta 2017D/175130107111040

Labib Robani M. 2017D/175130107111041

Retno Wilujeng 2017D/175130107111002

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam Mata kuliah Patologi Anatomi
Veteriner. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, 30 September 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... 1


Daftar Isi .......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 3
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 3
1.3 Manfaat ........................................................................................................... 3
BAB II ISI ........................................................................................................................ 4
2.1 . Degenerasi Melemak ..................................................................................... 4
2.2 Degenerasi Hidropik ...................................................................................... 6
2.3 Hemoragi ........................................................................................................ 7
2.4 Hyperemia ...................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Degenerasi merupakan perubahan – perubahan morfologik akibat jejas yang
nonfatal. Perubahan tersebut masih dapat pulih (reversible). Meskipun sebab yang
menimbukan perubahan tersebut sama, tetapi bila berjalan lama dan derajatnya berlebih
akhirnya mengakibatkan kematian sel atau yang biasa disebut dengan nekrosis. Jadi
sebenarnya jejas sel (cellular injury) kematian sel merupakan kerusakan sel yang
berbentuk degenerasi masih dapat pulih. Sedangkan pada nekrosis tidak dapat pulih.
Degenerasi sel atau penuaan sel ditandai dengan menurunnya fungsi berbagai organ tubuh.
Gejala menua tampak secara fisik dan psikis. Tanda fisik misalnya, masa otot berkurang,
lemak meningkat, fungsi seksual terganggu, sakit tulang dan kemampuan kerja menurun.
Sedangkan tanda psikis berupa sulit tidur, mudah cemas, mudah tersinggung, gairah hidup
menurun dan merasa sudah tidak berarti lagi. Faktor pemicu degenerasi sel antara lain
adalah faktor genetis, defisiensi nutrisi dan cedera pada sel.
Keseimbangan antara cairan tubuh intra-dan ekstravaskuler Konsentrasi zat-zat
dalam cairan yang tetap, termasuk elektrolit-elektrolit. Seluruh susunan sirkulasi tubuh
menyelenggarakan pengangkutan semua substansi yang dibutuhkan untuk digunakan,
maupun yang telah dibentuk dan harus dibuang. Termasuk ini adalah oksigen,
karbondioksida, air, garam-garam, zat-zat makanan, metabolit-metabolit, hormon-
hormon, panas, dll. Pertukaran zat antara cairan tubuh dan cairan intraseluler terjadi
melalui membran sel. Karena fungsi sirkulasi peredaran cairan tubuh melibatkan
komponen cairan, volume, dan aliran cairan ini, maka gangguan fungsinya pun dapat
terganggu. Kongestif adalah penyakit yang sangat dapat disembuhkan. Tetapi itu
membutuhkan perhatian medis yang tepat sehingga akan diperlakukan sesuai. Pengobatan
untuk kongestif tergantung pada jenisnya. Para ahli akan perlu untuk memantau kondisi
pasien sehingga obat-obatan yang tepat, ditambah dengan medis yang tepat menghasilkan,
dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana deskripsi kasus, gambaran makrologis, gambaran mikrologis, etiologi, dan
dan gambar pada degenerasi melemak ?
b. Bagaimana deskripsi kasus, gambaran makrologis, gambaran mikrologis, etiologi, dan
dan gambar pada degenerasi hidropik ?
c. Bagaimana deskripsi kasus, gambaran makrologis, gambaran mikrologis, etiologi, dan
dan gambar pada hyperemia ?
d. Bagaimana deskripsi kasus, gambaran makrologis, gambaran mikrologis, etiologi, dan
dan gambar pada kongesti ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui deskripsi kasus, gambaran makrologis, gambaran mikrologis, etiologi, dan
dan gambar pada degenerasi melemak
b. Mengetahui deskripsi kasus, gambaran makrologis, gambaran mikrologis, etiologi, dan
dan gambar pada degenerasi hidropik
c. Mengetahui deskripsi kasus, gambaran makrologis, gambaran mikrologis, etiologi, dan
dan gambar pada hyperemia
d. Mengetahui deskripsi kasus, gambaran makrologis, gambaran mikrologis, etiologi, dan
dan gambar pada kongesti
BAB II
ISI

2.1 Degenerasi Melemak (Swelling Degeneration)


2.2 Degenerasi Hidropik
Merupakan suatu cedera sel yang menyebabkan sel itu tampak bengkak. Hal itu
disebabkan karena adanya gangguan embran sel sehingga terjadi peningkatan akumulasi
air dalam sitoplasma, menimbulkan vakuola kecil sampai besar (terjadi karena usia yang
tua). Degenerasi ini biasanya terdapat pada sel hepar dan tubulus kontortus distal.
Degenerasi pada reticulum endoplasma dan mitokondria, menganggu oksidasi sel. Bila
terjadi gangguan oksidasi sel maka akan menganggu metabolisme. Hasil metabolisme
H2O tidak dapat dieliminir, sehingga terjadi akumulasi air. Dengan pewarnaan
hematoxylin eosin terjadi vakolisis (inti tetap ditengah).
a. Etiologi
Terdapat beberapa etiologi seperti anoksia, defesiensi kalsium, shock berat, pengaruh
osmotik.
b. Gambaran Makroskopis
Sel tampak membesar atau bengkok karena akumulasi air dalam sitoplasmanya,
sitoplasmanya tampak pucat, inti tetap, inti tetap berada ditengah, pada organ hati, akan
tampak lumen sinusoid itu menyempit. Pada organ ginjal akan tampak lumen tubulus
ginjal menyempit. Pada keadaan ekstrim sitoplasma sel akan jernih dan ukuran sel
makin membesar (Ballooning degeneration) sering ditemukan pada sel epidemal yang
terinfeksi ephitheliotropic virus,seperti pada pox virus.
c. Gambaran Mikroskopis
Pada gambaran mikros sel akan tampak normal sampai bengkak, bidan sayatan
tampak cembung dan lisis dari sel epidermal, degenerasi hidropik sering dijumpai pada
sel endothel, alveolus, sel epitel tubulus renalis, hepatosit, sel-sel neuron, dan glia otak.
Dari kesekian sel tersebut yang paling rentan adalah otot jantung
d. Contoh kasus
Pada penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotector ekstrak
buah pedada terhadap kerusakan sel hepar tikus putih setelah dipapar dengan CCl4.
Desainyang digunakan yaitu posttest randomixed control. Tikus wistar jantan
sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Perubahan struktur mikroanatomi
yang diamati berupa degenerasi hidropik.
Pada produksi ATP menurun.Akibat berkurangnya energi menyebabkan ion
sodium dan air masuk ke dalam sel dan ion potasium keluar sel, kemudian diikuti
dengana peningkatan tekanan osmosis yang menyebabkan banyak air mengalir
kedalam sel. hal ini berlanjut hingga menyebabkan disfungsi retikulum endoplasma
dalam mensintesis protein membran sehingga sel mengalami degenerasi hidopik.
2.3 Kongesti
2.4 Hyperemia
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Lisdiana dan Istikhomah. 2015. Efek Hepatoprotektor Ekstrak Buah Pedada (Sonneratia
Caseolaris) Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Semarang. Jurusan Biologi, FMIPA
Universitas Negeri Semarang
Ningrum, dkk. 2017. Proses degenerasi Melemak dan Hidropik. Pasuruan. Akademi
Keperawatan Pemerintah Kota Pasuruan

You might also like