You are on page 1of 19

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“ANALISIS BELANJA NEGARA DALAM KONSENTRASI PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR DI INDONESIA”

Kelompok XI
SHEILA MAGHVIRA ABDINI (041611333140)
AUGUSTA YEVI PRASETYA (041611333141)
JUAN PRATAMA (041611333148)
NADIEA DWI RAMADHANTY DJUNAIDI (041611333150)
HELSY RAMADHANI (041611333151)
RISA ANDURI (041611333152)

PEREKONOMIAN INDONESIA KELAS P

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan APBN tahun 2017 menghadapi tantangan yang cukup berat, baik dari
kinerja perekonomian nasional (yang juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global)
maupun upaya untuk meningkatkan kualitas dari pelaksanaan APBN tahun 2017 itu sendiri. Hal
tersebut perlu diantisipasi melalui penyesuaian kebijakan fiskal, termasuk pada komponen
belanja pemerintah pusat, yang akan berdampak pada perubahan postur APBN tahun 2017.
Penyesuaian tersebut diharapkan tetap menjaga keseimbangan antara pencapaian sasaran
prioritas pembangunan dan kesinambungan fiskal dalam jangka menengah dan jangka panjang.

Gambar 1.1 Belanja Negara APBN 2017


Penyesuaian pada belanja pemerintah pusat secara umum dilakukan akibat perubahan
asumsi dasar ekonomi makro, upaya peningkatan kualitas belanja, dan penyelesaian kewajiban-
kewajiban pemerintah yang telah dilaksanakan. Perubahan asumsi dasar ekonomi makro, seperti

1
tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan harga minyak mentah Indonesia di
pasar internasional (ICP) secara langsung akan berdampak pada besaran beberapa komponen
belanja pemerintah pusat, seperti pembayaran bunga utang dan subsidi energi. Sementara itu,
upaya peningkatan kualitas belanja dilakukan melalui kebijakan efisiensi belanja barang
Kementerian/Lembaga yang kemudian dimanfaatkan untuk mendanai belanja/kegiatan yang
lebih produktif dan prioritas.

Gambar 1.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro


Penyesuaian kebijakan dan alokasi belanja pemerintah pusat dalam RAPBNP tahun 2017
diharapkan dapat mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan merata,
yang dapar mengurangi kemiskinan dan menekan ketimpangan. Hal itu tercipta melalui
pelaksanaan berbagai program perlindungan sosial, menjaga pemenuhan anggaran bidang
pendidikan dan bidang kesehatan sesuai ketentuan, dan mendorong pembangunan infrastruktur
prioritas, yang juga melibatkan pendanaan di luar APBN. Selain itu, kebijakan belanja
pemerintah pusat juga tetap diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dengan
tetap mengedepankan efisiensi dan efektivitas.

2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah yang kami dapat :
1. Bagaimana anggaran belanja negara dalam APBN untuk pembangunan infrastruktur di
Indonesia selama 3 tahun terakhir?
2. Bagaimana realisasi anggaran belanja negara dalam APBN untuk pembangunan
infrastruktur di Indonesia selama 3 tahun terakhir?
3. Bagaimana strategi yang dilakukan pemerintah untuk merealisasikan anggaran
belanjanya untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui anggaran belanja negara dalam APBN untuk pembangunan infrastruktur di
Indonesia selama 3 tahun terakhir.
2. Mengetahui realisasi anggaran belanja negara dalam APBN untuk pembangunan
infrastruktur di Indonesia selama 3 tahun terakhir.
3. Mengetahui strategi yang dilakukan pemerintah untuk merealisasikan anggaran
belanjanya untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


2.1.1 Arti, Tujuan dan Fungsi APBN
a. Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar yang memuat
rincian pendapatan dan pengeluaran negara untuk waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Pada masa Orde Baru, APBN berlaku dari tanggal 1 April sampai dengan 31 Maret tahun
berikutnya. Saat ini APBN dihitung sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

b. Fungsi APBN
● Fungsi Alokasi. Dalam APBN dijelaskan sumber pendapatan dan
pendistribusiannya. Pendapatan yang paling besar dari pemerintah berasal dari
pajak. Penghasilan dari pajak yang diterima dapat dialokasikan ke berbagai sektor
pembangunan, seperti untuk membangun sarana umum (jembatan, jalan, tempat
umum).
● Fungsi Distribusi. Pajak yang ditarik dari masyarakat dan masuk menjadi
pendapatan dalam APBN tidak selalu harus didistribusikan untuk kepentingan
umum, melainkan dapat pula didistribusikan dalam bentuk dana subsidi dan dana
pensiun. Pengeluaran pemerintah semacam ini dapat disebut transfer payment.
● Fungsi Stabilisasi. APBN berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan
pengeluaran negara teratur sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan
menetapkan APBN sesuai alokasi yang ditentukan akan menjaga kestabilan arus
uang dan barang sehingga dapat menghindari terjadinya inflasi atau deflasi.

c. Tujuan Penyusunan APBN

4
Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pendapatan dan
pembelanjaan negara dalam menjalankan tugas kenegaraan untuk meningkatkan produksi
dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran masyarakat.
Di dalam APBN, dipilih atau diusulkan program panjang. Pembangunan pada
sektor ekonomi juga akan memengaruhi bidang-bidang lain dalam meningkatkan
produktivitas. Peningkatan produktivitas akan memungkinkan peningkatan tabungan.
Tabungan yang meningkat membuka kemungkinan untuk berinvestasi. Investasi yang
berkembang diharapkan memberi peningkatan kesempatan kerja dan mewujudkan
kemakmuran masyarakat.

2.1.2 Prinsip, Asas dan Cara Penyusunan APBN


a. Prinsip Penyusunan APBN
1) Berdasarkan aspek pendapatan:
a) Mengintensifkan penerimaan sektor anggaran dalam jumlahdan ketepatan
penyetoran.
b) Mengintensifkan penagihan dan pemungutan piutang negara.
c) Mengintensifkan tuntutan ganti rugi yang diderita oleh negara dan denda yang
dijanjikan.
2) Berdasarkan aspek pengeluaran:
a) Hemat, tidak boros, efisien, dan berdaya guna serta sesuai dengan kebutuhan
teknis yang ada.
b) Terarah dan terkendali sesuai dengan anggaran dan program kegiatan.
c) Mengusahakan semaksimal mungkin membeli produk-produk dalam negeri
dengan memperhatikan kemampuan/potensi yang dimiliki.

b. Asas Penyusunan APBN


1. Kemandirian, artinya pembiayaan negara didasarkan atas kemampuan negara.
Sedangkan pinjaman luar negeri hanya digunakan sebagai pelengkap.
2. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas.

5
3. Penajaman prioritas pembangunan, artinya APBN harus mengutamakan pada
pembiayaan yang lebih bermanfaat.

c. Landasan Hukum APBN


Penyusunan APBN didasarkan pada peraturan-peraturan berikut:
1) UUD 1945 Pasal 23 ayat 1 yang berbunyi: Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara ditetapkan setiap tahun.
2) UU No. 1 Tahun 1994 tentang Pendapatan dan Belanja Negara.
3) Keputusan RI No. 16 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan APBN.

d. Cara Penyusunan APBN


Pertama-tama, tiap departemen, lembaga atau badan, dan semua organisasi yang dibiayai
oleh keuangan negara mengajukan usul atau rencana penerimaan dan pembiayaian
kepada presiden. Usul atau rencana tersebut akan dibahas kelompok kerja yang dibentuk
untuk tujuan itu. Setelah disetujui, pemerintah mengajukan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) ke DPR. Setelah dibahas dan disetujui oleh
DPR, RAPBN tersebut kemudian disahkan menjadi APBN melalui undang-undang. Bila
RAPBN tidak disetujui oleh DPR, pemerintah menggunakan APBN tahun sebelumnya.
Pelaksanaan APBN diatur dengan keputusan presiden (keppres).

2.2 Pendapatan dan Pengeluaran Negara


2.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah
Pendapatan negara dan hibah meliputi penerimaan dalam negeri dan hibah.
Penerimaan dalam negeri terdiri penerimaan pajak dan bukan pajak. Penerimaan pajak
dibedakan lagi menjadi penerimaan pajak dalam negeri (misalnya pajak penghasilan serta
pajak bumi dan bangunan) dan penerimaan pajak perdagangan Internasional (misalnya
bea masuk dan pajak ekspor).
Penerimaan bukan pajak berasal dari penerimaan sumber daya alam, bagi laba
BUMN, dan penerimaan negara bukan pajak lainnya.
Adapun penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari
sumbangan swasta dalam negeri, serta sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar

6
negeri. Penerimaan daerah dapat bersumber dari laba perusahaan daerah. Di tingkat
pemerintah pusat kita mengenal laba BUMN dan di Daerah Tingkat I kita mengenal
BUMD. Namun, tidak semua laba BUMN dan BUMD bisa menjadi sumber pendapatan
pusat atau daerah. Laba BUMN atau BUMD yang telah berbentuk PT (Persero)
digunakan untuk kegiatan internal perusahaan yang bersangkutan, dan tidak lagi menjadi
bagian kekayaan pemerintah pusat dan daerah. Sebagai bagian dari sumber pendapatan,
kita mengenal pula pajak daerah, seperti pajak kendaraan bermotor, retribusi serta
pendapatan lainnya untuk daerah.

2.2.2 Pengeluaran Negara


Pengeluaran negara dapat dibedakan antara belanja pemerintah pusat dan belanja
pemerintah daerah.
a. Belanja Pemerintah Pusat
1) Belanja Pegawai Negeri dan TNI, yaitu belanja untuk gaji, pensiun,
tunjangan untuk beras, lauk-pauk dan biaya perjalanan dinas.
2) Belanja Barang, yaitu pengeluaran negara untuk membeli barang-barang
dalam negeri dan luar negeri yang digunakan untuk penyelenggaraan
negara.
3) Belanja Modal, difokuskan untuk mendukung program infrastruktur,
mendukung target pertumbuhan ekonomi, dan perbaikan kesejahteraan
rakyat, infrastruktur pertanian, dan infrastruktur energi serta komunikasi.
4) Bunga dan Cicilan Utang, yaitu pengeluaran negara untuk mencicil pokok
pinjaman dan bunganya.
5) Subsidi, yaitu pengeluaran negara untuk membantu perusahaan negara dan
perusahaan swasta.
6) Belanja Hibah
7) Bantuan Sosial
8) Belanja Lain-lain
b. Belanja Pemeritah Daerah
Terdiri atas dana perimbangan serta dana otonomi khusus dan penyesuaian.
1) Dana Perimbangan, terdiri atas dana-dana berikut:

7
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
2) Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Terdiri atas Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Anggaran Belanja Negara dalam APBN untuk Pembangunan Infrastruktur di


Indonesia Selama 3 Tahun Terakhir
Proporsi belanja negara dalam APBN selama tiga tahun terakhir ini memiliki angka yang
berbeda-beda. Dilansir dari laman kemenkeu.go.id, pada tahun 2015 belanja negara sebesar
Rp1.984,1T dengan pendapatan Rp1.761,6T. Pada tahun 2016 belanja negara mencapai angka
Rp2.095,7T dengan pendapatan negara sebesar Rp1.822,5T. Sementara untuk tahun 2017,
belanja negara sebesar Rp2.098,9T dengan pendapatan Rp1.736,1T. Secara umum terjadi
kenaikan setiap tahunnya, baik pada belanja negara maupun pada pendapatan negara. Seperti
yang kita ketahui Kemenkeu juga telah mempublikasikan APBN 2018, dimana belanja negara
mendapatkan proporsi sebesar Rp2.220,7T dan pendapatan negara sebesar Rp1.894,7T.

Berdasarkan APBN 2017, kebijakan belanja negara untuk :


1. Meningkatkan belanja produktif, seperti infrastruktur dan konektivitas.

9
2. Meningkatkan efisiensi belanja non-operasional guna meningkatkan ruang fiskal.
3. Meningkatkan kualitas dan efektivitas program perlindungan sosial.
4. Memperkuat program prioritas di bidang pendidikan, kesehatan, kedaulatan pangan dan
energi, dll.
5. Menyalurkan subsidi dan program bantuan sosial non-tunai yang lebih tepat sasaran.
6. Mendukung penegakan hukum serta stabilisasi pertahanan dan keamanan.
7. Melaksanakan transfer ke daerah dan dana desa untuk memperkuat pembangunan daerah
dan desa.

Komitmen untuk meningkatkan kualitas belanja negara dapat dilihat dari reformasi
struktural. Realokasi belanja pada subsidi energi mengalami penurunan sebesar 66,2% sehingga
anggaran dananya sebesar 77,3T pada APBN 2017. Sementara untuk pendidikan, infrastruktur
dan kesehatan mengalami peningkatan. Peningkatan paling signifikan terjadi pada anggaran dana
untuk infrastruktur sebesar 123,4% dananya mencapai angka 387,3T. Pendidikan dan kesehatan
mengalami peningkatan sebesar 27,4% dan 83,2% dengan dana 416,1T dan 104T. Tiga tahun
kepemimpinan Jokowi-JK, memang banyak pembangunan yang dilakukan. Sehingga tidak heran
apabila proporsi untuk infrastruktur mengalami peningkatan setiap tahunnya.

10
Grafik diatas menunjukkan anggaran infrastruktur terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya, terutama dalam tiga tahun terakhir ini. Pada tahun 2015 anggaran infrastruktur
mencapai 256,1T. Angka tersebut merupakan 14,2% dari jumlah belanja negara saat itu. Untuk
tahun 2016 anggaran infrastruktur merupakan 15,2% dari jumlah belanja negara yaitu sebesar
269,1T. Sementara pada tahun 2017, infrastruktur mendapatkan porsi 18,6% dari jumlah belanja
negara dalam APBN. Besar dananya mencapai angka 387,3T. Besarnya proporsi dana untuk
infrastruktur tidak lain karena banyaknya sasaran seperti pembangunan jalan, pembangunan
jembatan, pembangunan baru dan lanjutan untuk bandara, pembangunan dan pengembangan
fasilitas pelabuhan, pembangunan tahap 1 dan lanjutan jalur kereta api, serta pembangunan
terminal penumpang lanjutan.

3.2 Realisasi Anggaran Belanja negara dalam APBN untuk Pembangunan Infrastruktur di
Indonesia Selama 3 Tahun Terakhir
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi pemerintah periode 2014-2019, sebagaimana
tertuang dalam RPJMN 2015-2019, pembangunan infrastruktur memiliki peran yang penting
dalam strategi pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan tema rencana kerja pemerintah
(RKP) tahun 2016, yaitu “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi
Pembangunan yang Berkualitas”. Dari fokus RKP tahun 2016 tersebut, tercermin dalam

11
peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur
memiliki multiplier effect yang besar dan berkelanjutan terhadap perekonomian nasional.
Seperti dilansir finance.detik.com pada Rabu 19 November 2014 lalu, Pemerintahan
Presiden Jokowi akan menggenjot aneka proyek infrastruktur di dalam negeri dalam lima tahun
ke depan. Program Pembangunan Infrastruktur Jokowi Tahun 2015-2019 berada pada lokasi 15
bandara dan 24 pelabuhan dari Aceh hingga Papua. Data Bappenas RI menunjukkan program
infrastruktur itu yakni jalan baru 2.650 Km, Jalan Tol 1000Km.
Pemeliharaan Jalan 46.770Km, Pembangunan Jalur KA 3.258 Km di Jawa, Sumatera,
Sulawesi dan Kalimantan terdiri dari KA Antar Kota 2.150Km, KA Perkotaan 1099Km.
Kemudian Pembangunan 15 Bandara baru, Pengadaan 20 Pesawat Perintis, Pengembangan
Bandara untuk pelayanan Cargo Udara di 6 lokasi, Pembangunan 24 Pelabuhan baru, Pengadaan
26 Kapal Barang Perintis, Pengadaan 2 Kapal Ternak, Pengadaan 500 unit Kapal Rakyat.
Selanjutnya pembangunan pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi, pengadaan kapal
penyeberangan perintis sebanyak 50 unit, pembangunan BRT di 29 kota, pembangunan angkutan
massal cepat di kawasan perkotaan (6 kota metropolitan, 17 kota besar).

3.1.1 Realisasi Pembangunan Jalan


Pemerintah telah menyelesaikan pembangunan 2.623 km jalan baru, termasuk di
dalamnya Jalan Trans Papua, perbatasan Papua, Trans Kalimantan, perbatasan Kalimantan, dan
perbatasan NTT. Salah satunya pembangunan Jalan Perbatasan Kalimantan dengan panjang
mencapai 1.921 km yang ditargetkan rampung pada tahun 2019, saat ini sudah berhasil ditembus
sepanjang 1.588 km. Terkait target pembangunan jalan tol periode 2015-2019 sepanjang 1.000
km, pada akhir tahun 2017 akan selesai sepanjang 568 km. Namun, pemerintah optimis dapat
menyelesaikan proyek jalan tol mencapai 1.851 km pada tahun 2019.

3.1.2 Realisasi Pembangunan Jembatan


Pemerintah tengah membangun jembatan baru sepanjang 29.859 meter, sudah terbangun
sepanjang 25.149 meter hingga Oktober 2017. seperti Jembatan Tayan di Kalbar, Jembatan
Merah Putih di Ambon, dan Jembatan Soekarno di Manado, Jembatan Teluk Kendari di Sultra
dan Holtekamp di Jayapura.

12
3.1.3 Realisasi Pembangunan Bandara
Sembilan bandar udara telah dikembangkan sehingga memiliki standar yang lebih tinggi,
dan enam bandar udara telah resmi dibuka pada tahun 2016.

3.1.4 Realisasi Pembangunan Pelabuhan Laut/Tol Laut


Untuk program Tol Laut, Pemerintah telah menetapkan 24 pelabuhan sebagai Simpul
Jalur Tol Laut. Sebagai pendukung, turut dibangun 47 pelabuhan non-komersiil dan 41
pelabuhan sedang dalam proses pembangunan. Target pemerintah adalah sudah terbangun 100
pelabuhan pada tahun 2019. Pemerintah juga menyiapkan kapal-kapalnya, yaitu sebanyak tiga
kapal pada tahun 2015 dan 30 kapal ditargetkan pada tahun 2016.

3.1.5 Realisasi Pembangunan Jalur Kereta Api


Pembangunan kereta api tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau
Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Sampai sekarang jalur kereta api yang beroperasi telah
mencapai sepanjang 5.200 Kilometer Spoor (Km’sp). Di tahun 2015, 179,33 Km’sp telah selesai
dibangun dan 271,5 Km’sp sedang dalam proses pembangunan. Selain itu juga sedang dibangun
kereta untuk transportasi perkotaan seperti Mass Rapid Transportation (MRT), Light Rail Train
(LRT), serta commuter line.

3.1.6 Realisasi Pembangunan Bendungan


Pemerintah menargetkan pembangunan 65 bendungan di berbagai wilayah Indonesia
yang terdiri dari 49 bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan yang diproyeksikan akan
menambah tampungan air Indonesia sebesar 19,1 miliar m3. Pembangunan bendungan memiliki
efek yang sangat vital untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, air baku, pengendalian banjir, dan
pembangkit listrik serta memiliki potensi pariwisata. Dalam kurun waktu 3 tahun masa
Pemerintahan Jokowi hingga tahun 2017, pembangunan telah dalam proses sebanyak 39
bendungan, dimana 30 bendungan diantaranya merupakan bendungan yang mulai dibangun sejak
akhir tahun 2015. Sementara bendungan yang sudah selesai digarap hingga saat ini ada 7 buah,
yakni Bendungan Rajui, Jatigede, Bajulmati, Nipah, Titab, Paya Seunara, dan Teritib. Dua
bendungan lagi ditargetkan selesai pada tahun 2017 yaitu Bendungan Raknamo di NTT dan
Tanju di NTB.

13
3.1.7 Realisasi Pembangunan Irigasi
Sementara untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, dilakukan penambahan luas
layanan irigasi bendungan dari yang awalnya 761.542 Ha (11%) menjadi 859.626 Ha (12,9%),
peningkatan tampungan air sebesar 1.031 juta m3, penambahan pasokan air baku sebesar 5
m3/dtk, dan potensi energi sebesar 112 MW. Selain bendungan, dalam periode tiga tahun ini
juga telah terbangun jaringan irigasi permukaan seluas 529.335 hektar dari total 1 juta hektar
yang ditargetkan selama lima tahun.

3.1.8 Realisasi Pembangunan Pemukiman, Perumahan dan Sanitasi


Pemerintah juga membangun infrastruktur permukiman dan sanitasi serta persampahan.
Di sektor infrastruktur permukiman, dari target tambahan pasokan air minum 34.319 liter/detik
hingga tahun 2019, dalam tiga tahun ini telah mencapai 16.117 liter/detik. Sementara dalam tiga
tahun target infrastruktur sanitasi dan persampahan yang bisa melayani 12,1 juta kepala keluarga,
telah mencapai 7,7 juta kepala keluarga. Untuk penataan kawasan permukiman yang ditargetkan
bisa tertangani seluas 38.431 hektar, hingga tahun 2017 ini telah ditangani seluas 6.763 hektar
atau 17,55 persen. Di samping itu, realisasi Program Satu Juta Rumah yang diperuntukkan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam tiga tahun telah dibangun sebanyak 2,2 juta
unit rumah dimana 15% pendanaannya berasal dari stimulan APBN. Di bidang perumahan, pada
2015 telah terbangun 699.770 unit rumah, sedangkan di 2016 ada 805.169 unit rumah.
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa realisasi pembangunan infrastruktur cukup baik
sebagaimana masyarakat dapat melihat berbagai pembangunan yang telah atau sedang
berlangsung dan memulai pemerataan di berbagai wilayah di Indonesia.

3.3 Strategi yang Dilakukan Pemerintah untuk Merealisasikan Anggaran Belanjanya


untuk Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
Pemerintah memiliki momentum yang tepat untuk memasukkan program prioritas dalam
mendukung visi dan misi pembangunan presiden Jokowi. Salah satu agenda prioritas yang
terdapat dalam Nawa Cita, yaitu 'Akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan', sudah sejalan dengan tema
Rencana Kerja Pemerintah (RKP), yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur untuk
meletakkan fondasi pembangunan yang berkualitas. Perpaduan antara Nawa Cita dan RKP

14
meru[akan langkah pemerintah untuk membangun fondasi infrastruktur yang kuat berbasis
kewilayahan untuk menopang pembangunan nasional.
Terbatasnya anggaran APBN untuk belanja infrastruktur harus disikapi dengan membuat
strategi yang tepat. Pemerintah bisa mengubah pendekatan belanja subsidi yang selama ini
menambah beban APBN, menjadi belanja yang bisa memberikan stimulus bagi pembangunan
ekonomi. Pemerintah harus fokus untuk membangun pola pembangunan nasional berbasis
kewilayahan yang menempatkan pulau-pulau besar seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
dan Papua, serta rumpun-rumpun kepulauan seperti Nusa Tenggara, Bali, dan Maluku sebagai
target pembangunan yang berbasis kewilayahan. Perencanaan pembangunan infrastruktur
menjadikan pulau-pulau besar tersebut sebagai basis pembangunan yang akan memberikan
dampak terhadap pembangunan di setiap provinsi, kabupaten, dan kota yang terdapat dalam
wilayah tersebut. Pembangunan infrastruktur harus memiliki multiplier effect bagi daerah yang
ada di sekitar pembangunan tersebut sehingga setiap daerah akan bisa mendorong pertumbuhan
ekonominya. Setiap wilayah di Indonesia memiliki kekayaan sumber energi yang sangat besar.
Luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang besar menjadi tantangan tersendiri bagi
pembangunan infrastruktur di Indonesia, sehingga hampir tidak mungkin untuk bisa memenuhi
semua keinginan dan harapan pembangunan di daerah. Oleh karena itu, perlu pendekatan yang
berbasis kewilayahan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan di Indonesia.
Dalam rangka membantu menutupi kekurangan dana infrastruktur. Pemerintah perlu
mengeluarkan kebijakan untuk satu pembangunan regulator, Kementrian Perhubungan tidak
boleh menjadi operator. Artinya, proyek nasional bisa diberikan ke pihak swasta. Kementrian
perhubungan dapat memilih proyek pemerintah yang memiliki prospek bagus yang
memungkinkan untuk dikelola oleh swasta sebagai anggaran tamahan APBN. Dalam hal ini,
pelabuhan dan bandara adalah proyek yang tepat ditawarkan pada pihak swasta. Jika prospeknya
bagus, pemerintah dapat bekerjasama secara terbatas antara 10-30 tahun.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah rencana tahunan keuangan pemerintah
Republik Indonesia yang disetujui oleh DPR. APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, tahun
anggaran APBN meliputi masa satu tahun, mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
Dari analisis anggaran APBN selama tiga tahun terakhir, anggaran yang dibuat oleh pemerintah
selalu naik dari tahun ke tahun baik pada belanja negara maupun pendapatan negara termasuk
anggaran yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur, hal tersebut dimaksudkan untuk
melaksanakan pembangunan ekonomi yang lebih baik.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk pembangunan infrastruktur dalam tiga
tahun terakhir lebih ditekankan pada tiga sektor, yaitu sector transportasi, pengairan, dan
kelistrikan. Realisasi anggaran yang telah dilaksanakan adalah pembangunan jalan,
pembangunan jembatan, pembangunan bandara, pembangunan pelabuhan laut/tol laut,
pembangunan jalur kereta api, pembangunan terminal penumpang, pembangunan bendungan,
pembangunan irigasi dan pembangunan pemukiman, perumahan dan sanitasi. Program
pembangunan infrastruktur tersebut diharapkan bisa menopang sasaran pembangunan ekonomi
nasional.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan instrument yang penting bagi suatu
negara, karena tanpa adanya APBN maka negara tidak mempunyai pedoman untuk
melaksanakan semua kegiatannya termasuk dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, tanpa
APBN negara tidak memiliki alat atau sarana yang tepat untuk melakukan perbaikan ekonomi.
Sehingga dalam menyusun APBN diperlukan adanya strategi agar anggaran yang dibuat sesuai
dengan realisasi yang dilaksanakan dan sesuai dengan output yang diinginkan.

4.2 Saran
Menurut kelompok kami, dalam menjalankan perekonomian di Indonesia, sebaiknya
pemerintah mengambil kebijakan yang lebih mementingkan kepentingan rakyat dibandingan
dengan kepentingan golongan tertentu. Kebijakan APBN yang diambil pemerintah sebaiknya
lebih mengedepankan anggaran-anggaran yang lebih memihak kepada kepentingan rakyat.

16
Pemerintah harus melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan realisasi anggaran tersebut,
khusunya untuk daerah terpencil dan kepulauan karena di daerah terpencil atau kepulauan
tersebut fasilitasnya masih kurang memadai.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sudah ditentukan hendaknya dapat
dipertanggung jawabkan oleh pemerintah dengan melaksanakannya dengan transparan antar
instasi yang terkait untuk memeperbaiki kinerja pemerintahan yang akhir-akhir ini tidak
mementingkan kemakmuran rakyat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sumber utama :
Direktorat Penyusunan APBN dan Direktorat Jenderal Anggaran. 2015. Informasi APBN 2015.
Direktorat Jenderal Anggaran.
Direktorat Penyusunan APBN dan Direktorat Jenderal Anggaran. 2016. Informasi APBN 2016.
Direktorat Jenderal Anggaran.
Direktorat Penyusunan APBN dan Direktorat Jenderal Anggaran 2017. Informasi APBN 2017.
Direktorat Jenderal Anggaran.

Sumber lainnya :
http://news.metrotvnews.com/columnist/Rb1EjQxb-apbn-dan-pembangunan-kewilayahan
http://www.tribunnews.com/kilas-kementerian/2017/11/17/pemerintah-siapkan-strategi-baru-
untuk-belanja-infrastruktur
http://www.kemenkeu.go.id
https://www.klikwarta.com/capaian-prestasi-3-tahun-pembangunan-infrastruktur-jokowi
https://seword.com/umum/ini-fakta-jokowi-membangun-infrastruktur-hingga-jauh
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160816104730-78-151669/di-depan-dpr-jokowi-
bacakan-24-lembar-klaim-keberhasilan/
https://seword.com/umum/ini-fakta-jokowi-membangun-infrastruktur-hingga-jauh

18

You might also like