You are on page 1of 5

1

MANUSIA

6 2

6a 2a

5 3
4a
HUKUM MASYARAKAT
8 4

8a 7a
9
7
9a

9a
aa NEGARA
aa
aa 10

KETERANGAN :

PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI


1. MANUSIA

Kees Bertens : Manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang
satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
Upanisads : Manusia adalah sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan seperti
roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).
Abineno J. I : Manusia adalah “tubuh yang dilengkapi dengan jiwa / berjiwa” dan
bukan “jia abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh /
badan yang fana / tidak nyata”.
3. MASYARAKAT
Emile Durkheim : Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif dari individu-individu
yang merupakan anggotanya.
Karl Marx : Masyarakat adalah suatu sturktur yang mengalami ketegangan
organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-
kelompok yang terpecah secara ekonomi.
M. J. Herkovits : Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan
mengikuti suatu cara hidup tertentu.

5. HUKUM

Plato : Hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun dengan baik dan
teratur dan bersifat mengikat hakim dan masyarakat.
Immanuel Kant : Hukum adalah segala keseluruhan syarat dimana seseorang
memiliki kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas dari orang lain dan menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.
Borst : Hukum merupakan keseluruhan peraturan bagi perbuatan manusia di dalam
kehidupan bermasyarakat. Dimana pelaksanaannya bisa dipaksakan dengan tujuan
mendapatkan keadilan.

10. NEGARA

Prof. Miriam Budiarjo : Negara adalah organisasi yang dalam suatu wilayah dapat
memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya
dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu.

Van Apeldoorn : Negara adalah suatu wilayah tertentu yang di dalamnya diam suatu
bangsa di bawah kekuasaan tertinggi.

Logeman : Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang dengan


kekuasaannya bertujuan mengatur serta menyelanggarakan tata masyarakat.

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, MASYARAKAT, HUKUM, NEGARA

2a. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN MASYARAKAT

Manusia selain sebagai makhluk individu (perseorangan) mempunyai kehidupan jiwa yang
menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat. Manusia lahir, hidup dan berkembang dan meninggal dunia di
dalam masyarakat.Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), bahwa manusia itu
adalah ZOON POLITICON artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada dasarnya selalu
ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yg suka
bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut
makhluk sosial.
Terjadilah hubungan satu sama lain yang didasari adanya kepentingan, dimana kepentingan
tersebut satu sama lain saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak menutup
kemungkinan timbul kericuhan. Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau
kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. Disinilah peran hukum mengatur kepetingan -
kepentingan tersebut agar kepentingan masing-masing terlindungi, sehingga masing-masing
mengetahui hak dan kewajiban. Pada akhirnya dengan adanya hukum masyarakat akan hidup
aman, tentram, damai, adil dan makmur.
Dimana ada masyarakat disitu ada hukum Hukum ada sejak masyarakat ada. Dapat dipahami
disini bahwa hukum itu sesungguhnya adalah produk otentik dari masyarakat itu sendiri yang
merupakan kristalisasi dari naluri, perasaan, kesadaran, sikap, perilaku, kebiasaan, adat, nilai,
atau budaya yang hidup di masyarakat. Bagaimana corak dan warna hukum yang dikehendaki
untuk mengatur seluk beluk kehidupan masyarakat yang bersangkutanlah yang
menentukan sendiri. Suatu masyarakat yang menetapkan tata hukumnya bagi masyarakat itu
sendiri dalam berlakunya tata hukum itu artinya artinya tunduk pada tata hukum hukum itu
disebut masyrakat hukum.

4a. HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN MASYARAKAT

Hukum adalah pengatur kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat tidak mungkin bisa
teratur kalau tidak ada hukum.

Masyarakat adalah wadah atau tempat bagi berlakunya suatu hukum. Tidak mungkin ada atau
berlakunya suatu hukum kalau masyarakatnya tidak ada.

Jadi, dari kedua pernyataan di atas ini sudah dapat dibuktikan, dimana ada hukum di situ pasti
ada masyarakat dan demikian pula sebaliknya, dimana dad masyarakat disitu tentu ada
hukumnya.

Disamping itu, tak dapat disangkal adanya kenyataan bahwa hukum juga merupakan salah
satu sarana utama bagi manusia melalui masyarakat di mana ia menjadi warga atau
anggotanya, untuk memenuhi segala keperluan pokok hidupnya dalam keadaan yang sebaik
dan sewajar mungkin, mengingat hukum itu pada hakikatnya:

1). Memberikan perlindungan (proteksi) atas hak-hak setiap orang secara wajar, disamping
juga menetapkan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya sehubungan dengan haknya
tersebut.

2). Memberikan juga pembatasan (restriksi) atas hak-hak seseorang pada batas yang
maksimal agar tidak mengganggu atau merugikan hak orang lain, disamping juga
menetapkan batas-batas minimal kewajiban yang harus dipenuhinya demi wajarnya hak
orang lain.

Jadi, jelaslah bahwa huum itu bukan hanya menjamin keamanan dan kebebasan, tatapi juga
ketertiban dan keadilan bagi setiap orang dalam berusaha untuk memenuhi segala keperluan
hidupnya dengan wajar dan layak.
6a. HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN MANUSIA

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat,
dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban
dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam
masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi
akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law)
dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu
hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan
struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat
sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang
berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur tatanan
(organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social order) yang
bernama: masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial masyarakat
yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal:
aturan (hukum) dan si pengatur (kekuasaan).

7a. HUBUNGAN ANTARA MASYARAKAT DAN NEGARA

Negara merupakan suatu wilayah dengan luasan tertentu yang menjadi tempat tinggal dari
sekelompok orang. Namun untuk dapat disebut sebagai negara, wilayah yang ditinggali
penduduk tersebut juga harus mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain. Selain itu,
sebuah negara yang sudah berdiri tegak juga harus memiliki undang-undang sendiri untuk
mengatur tata kehidupan berbangsa dan bernegara.

Negara harus dapat memenuhi hak warga negaranya. Sementara itu, warga negara juga harus
menyelesaikan tugas sebagai warga negara yang baik. Barulah dapat hak warga negara.

Negara memiliki hubungan emosional yang kuat dengan warga negara. Tidak perlu ada
pemaksaan atau aturan resmi yang mewajibkan warga negara membela negaranya. Karena
hubungan emosional yang kuatlah, warga negara tentunya tidak akan terima bila negaranya
mengalami keadaan buruk.
8a. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN NEGARA

Negara sebagai penjamin hak setiap manusia (Equality before the law), maka dari itu setiap
manusia berhak mendapatkan jaminan persamaan hak di mata hukum.

9a. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA HUKUM DAN NEGARA

Hubungan antara negara dan hukum saling terkait, jika suatu negara tidak ada hukum, maka
masyarakat yang ada di negara itu tidak akan tertata, sebaliknya, hukum tidak akan di
terapkan jika tidak ada negara atau wilayah yang memiliki sebuah pemerintah. Jika hukum
tidak ada di sebuah negara, masyarakat tidak akan hidup nyaman dan aman, karena tidak ada
hukum yang menberikan sanksi terhadap seseorang yang melanggar pelanggaran, jadi,
sebuah negara tidak akan berdiri jika tidak ada hukum di sebuah negara dan hukum tidak
akan diterapkan jika tidak ada negara.
Hukum dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, dalam hal ini adalah negara, hukum
disetiap negara berbeda berdasarkan budaya dan agama masing-masing negara, Hubungan
antara negara dan hukum adalah bahwa hukum bersifat mengikat, negara pun terikat oleh
hukum, negara dalam hal ini pemerintah, membutuhkan hukum untuk mengatur rakyatnya,
dan hukum harus adil, tidak memihak, karena negara tanpa aturan hukum akan lumpuh.

You might also like