You are on page 1of 7

JF

ISSN: 1693-1246 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 108-114


Juli 2010
PFI
http://journal.unnes.ac.id

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MELALUI


PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATA KULIAH
FISIKA LINGKUNGAN

P. Dwijananti*, D. Yulianti

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia, 50229

Diterima: 1 Pebruari 2010. Disetujui: 1 Mei 2010. Dipublikasikan: Juli 2010

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa pada matakuliah Fisika Lingkungan
agar dapat berpartisipasi dalam pemecahan masalah pencemaran lingkungan yang selama ini menjadi topik yang menarik untuk
dapat dicari pemecahannya. Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Intruction ( PBI) Mahasiswa diberi
kesempatan melakukan penyelidikan di dalam dan di luar kelas, data diperoleh dari Lembar Kerja Mahasiswa (LKM),lembar
pengamatan afektif dan psikomotorik dan tes Mahasiswa aktif mempresentasikan dan melakukan diskusi untuk memecahakan
masalah, serta menarik kesimpulan melalui proses berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa yang dapat dikembangkan pada model pembelajaran ini adalah: mengklasifikasi, mengasumsi, memprediksi,
menghipotesis, mengevaluasi, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Dengan nilai rata-rata tiap siklus I, siklus II dan siklus III,
berturut-turut: 63,10; 76,32; dan 79,80. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis seiring dengan meningkatnya jumlah
siswa yang termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam hierarki kategori kemampuan berpikir kritis.

ABSTRACT

This classroom action research is aimed to develop the students' critical thinking ability in Physics Environment class in order to
participate in “problems solving of environment pollutions” which lately has become a demand. The learning model of the research
is Problem Based Instruction (PBI). The students were assigned for indoor and outdoor investigation followed by classroom
discussion. The data about students' activities were collected from students' worksheets, affective and psychomotor observations,
as well as cognitive tests. According to observation results, students were actively involved in classroom discussion to solve the
problems presented by each group; they can conclude the solutions through critical thinking process. The result of the research
shows that the students' critical thinking abilities which can be developed from PBI method are capabilities in classifying, assuming,
predicting, making hypotheses, evaluating, and concluding. The average of critical thinking cognitive evaluation results are 63.10,
76.32, and 79.80 for cycle I, II, and III respectively. The increase of average score in critical thinking is in line with the increase of
students categorized as very critical and critical in the hierarchy of critical thinking ability.

© 2010 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang


Keywords: critical thingking; environment; problem based instruction

PENDAHULUAN keterampilan proses perolehan konsep menjadi rendah.


Disamping itu dana pendidikan kadang-kadang
Mata Kuliah Fisika Lingkungan mempunyai bobot menyebabkan laboratorium tidak dapat menyediakan
2 sks dan dilaksanakan pada semester gasal pada semua sarana kegiatan praktikum, sebagai akibatnya
mahasiswa Pendidikan Fisika semester III. Berdasar mahasiswa tidak memahami konsep secara utuh.
pengalaman mengajar Mata Kuliah Fisika Lingkungan di Padahal pemahaman konsep fisika secara utuh sangat
Jurusan Fisika selama hampir 3 tahun, ada masalah diperlukan untuk membentuk lulusan yang mampu
yang ditemui, salah satunya adalah bersaing dan professional sesuai tujuan program studi
bahwa mahasiswa sulit untuk mengemukakan Fisika. Materi kuliah fisika lingkungan sangat diperlukan
ide-ide pemecahan masalah dalam mata kuliah fisika jika mahasiswa mengajar di sekolah karena dalam
lingkungan. Hasil belajar 3 tahun terakhir disajikan dalam kurikulum sekolah menengah terdapat pula materi
Tabel 1. pelestarian lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah
Rendahnya hasil belajar mahasiswa mungkin mendiskripsikan kemampuan berpikir yang dapat
terjadi karena penyajiannya lebih sering menggunakan dikembangkan oleh mahasiswa selama pembelajaran
metode ceramah dan tidak ada kegiatan laboratorium berbasis PBI.
yang khusus mengenai mata kuliah ini, karena alat Pengalaman langsung dalam pembelajaran
praktikum untuk itu tidak tersedia. Dalam metode dapat diperoleh melalui kegiatan laboratorium maupun
ceramah, mahasiswa lebih sering hanya mendengarkan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Ketika
dan mencatat apa yang dijelaskan oleh dosen, sehingga mahasiswa belajar ilmu pengetahuan alam termasuk
fisika, maka yang dipelajari adalah ilmu alam di sekitar
*Alamat korespondensi: yang dekat dengan kehidupan mahasiswa. Situasi
Jl. Dewi Sartika Timur VII/9, Semarang
Telp/Fax. +622486457696
pembelajaran seperti ini akan menantang mahasiswa
Email: p_dwijananti@yahoo.com untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
Salah satu model pembelajaran yang meyajikan
C. I. Yogihati* - Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Umum Melalui Pembelajaran... 109

Tabel 1. Prosentase hasil belajar Fisika Lingkungan 3 tahun terakhir

Nilai 2006/2007 2007/2008 2008/2009


A - - 6 %
B 34,38% 46,67% 32,14%
C 53,13% 46,67% 40,43%
D 12,50% 6,67% 21,43%
E - - -

Tabel 2. Indikator Keberhasilan


Kemampuan berpikir yang
Siklus I Siklus II
dikembangkan
Mengamati observasi 70 % 85 %
Membuat hipotesis 70% 85%
Merancang eksperimen 70% 85%
Mengendalikan variable 70% 85%
Interpretasi data 70% 85%
Menyimpulkan 70% 85%
Meramalkan.asumsi 70% 85%
Mengkomunikasikan 70% 85%
Menganalisis 70% 85%
Mengevaluasi 70% 85%

fenomena kondisi nyata melalui masalah autentik dan pembelajaran Problem Based Instruction dikembangkan
bermakna adalah pembelajaran berdasarkan masalah melalui kegiatan penyelidikan pemecahan masalahan
atau Problem Based Instruction. yang tertuang dalam Lembar Kerja mahasiswa (LKM)
yang direncanakan. Setiap pertanyaan dalam LKM
METODE disesuaikan dengan kemampuan berpikir yang
dikembangkan dan diurutkan secara sistematis sesuai
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Program dengan pengetahuan yang akan direkonstruksi. Pada
Studi Pendidikan Fisika semester III tahun akademik siklus I, awalnya mahasiswa merasa sulit dan ragu-ragu
2009/2010. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Fisika menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKM. Dosen
FMIPA Universitas Negeri Semarang. memberikan arahan agar pertanyaan-pertanyaan dalam
Penelitian ini difokuskan untuk mengembangkan LKM dikerjakan secara urut sehingga dapat diperoleh
kemampuan berpikir yang meliputi ketrampilan jawaban yang benar.
observasi, membuat hipotesis, merencanakan Kelemahan pada siklus I, alokasi waktu yang
penelitian/eksperimen, mengendalikan variable, tersedia tidak cukup untuk melaksanakan pembelajaran
menginterpretasikan data, menyusun kesimpulan Problem Based Instruction. Hal ini disebabkan
sementara, meramalkan, menerapkan dan mahasiswa masih merasa kebingungan dan belum
mengkomunikasikan. terbiasa dalam melakukan penyelidikan dan cara diskusi
Penelitian dilakukan dengan prosedur penelitian kelompok. Oleh karena itu, dosen memberikan arahan
tindakan kelas yaitu melalui tahaptahap perencanaan, dalam proses penyelidikan dan diskusi, dan memberikan
implementasi, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan arahan agar pertemuan berikutnya mahasiswa
secara bersiklus. Jumlah siklus sesuai dengan jumlah mempelajari dahulu materi selanjutnya, sehingga
percobaan yaitu dua percobaan. Secara lengkap desain mempunyai pengetahuan awal yang memadai.
penelitian dapat digambarkan dalam Gambar 1. Pelaksanaan pembelajaran Problem Based
Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian ini Instruction pada siklus II telah sesuai rencana.
dapat dilihat dari hasil pengukuran ketrampilan proses Mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan model
yang cenderung semakin meningkat dan hasil belajar pembelajaran yang diterapkan dan pembiasaan berpikir
yang semakin baik. kritis dalam memecahkan masalah di setiap
pembelajaran, sehingga pada siklus II diskusi dapat lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN lancar dari siklus I. Mahasiswa lebih aktif dalam
melakukan kegiatan penyelidikan dan diskusi walaupun
Pada pertemuan pertama, dosen memberikan masih dengan bimbingan dari dosen.
penekanan pada jalannya proses pembelajaran dengan Pelaksanaan pembelajaran Problem Based
model Problem Based Instruction. Dosen memberikan Instruction pada siklus III telah sesuai rencana.
arahan terlebih dahulu proses pembelajaran yang Mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan model
diharapkan. pembelajaran yang diterapkan dan pembiasaan berpikir
Pelaksanaan Problem Based Instrucion ditunjang kritis dalam memecahkan masalah di setiap
dengan RPP dan LKM yang telah disesuaikan dengan pembelajaran, sehingga pada siklus III diskusi sangat
model pembelajaran. Kemampuan berpikir siswa dalam lancar dan lebih lancar jika dibandingkan dengan siklus
110 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 108-114

Analisis silabus Analisis teoritis Identifikasi


Mata Kuliah Fisika kemampuan kemampuan
Lingkungan Berpikir berpikir awal

Identifikasi Kemampuan berpikir yang


akan dikembangkan

Perencanaan
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)
Berbasis PBI

RPP Lembar Kerja Perangkat


Mahasiswa Evaluasi

Implementasi
lembar Kerja Mahasiswa

Observasi
Kemampuan berpikir

Refleksi
Analisis kemampuan berpikir yang
dikembangkan

Kemampuan berpikir yang


dikembangkan

Gambar 1. Desain Penelitian


C. I. Yogihati* - Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Umum Melalui Pembelajaran... 111

sebelumnya. Mahasiswa lebih aktif dalam melakukan Penilaian ini berdasarkan tes kemampuan berpikir yang
kegiatan diskusi, dosen hanya sedikit memberi diadakan disetiap akhir pembelajaran dari masing-
bimbingan. masing siklus. Hasil penilaian ini dikategorikan seperti
Analisis tes kemampuan berpikir kritis siswa disajikan disajikan pada Tabel 4.
pada Tabel 3.
Tabel 3. Kemampuan Berpikir Kritis
Sik lus I Siklus II Siklus III
No Kemampuan Nilai rata-
Nilai rata-rata Nilai rata-rata
rata tiap
tiap aspek tiap aspek aspek
1 Mengklasifikasi 79,61 78,29 80,25
2 Mengasumsi 56,58 80,89 82,99
3 Memprediksi 55,92 70,39 75,40
4 Menghipotesis 69,08 67,11 82,0
5 Menganalisis 73,03 78,95 84,5
6 Menyimpulkan 58,55 68,42 77,40
7 Mengevaluasi 54,61 73,68 76,68
Rata-rata 63,10 76,32 79,80

Tabel 4. Kategori Kemampuan Berpikir Kritis

Siklus I Siklus II Siklu s III


Kate gori Jumlah Nilai Jum lah Nilai Jumlah Nilai
siswa rata-rata siswa rata- siswa rata-rata
ra ta
Sa ngat Kritis 2 82,95 2 8 6,16 3 86,16
Kritis 3 73,03 6 7 5,20 7 75,20
Ku ran g Kritis 8 54,39 6 5 5,68 4 55,68
Sa ngat Ku rang Kritis 1 38,64 0 0 0 0

PEMBAHASAN seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya


antara lain ditentukan oleh kemampuan berpikirnya,
Problem Based Instruction adalah suatu metode terutama dalam memecahkan masalahmasalah
atau pendekatan pengajaran yang menggunakan kehidupan yang dihadapinya (Ibrahim, 2007). Selain itu,
masalah kondisi nyata sebagai suatu konteks bagi kemampuan berpikir juga sebagai sarana untuk
mahasiswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan mencapai tujuan pendidikan yaitu agar siswa mampu
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memecahkan masalah taraf tingkat tinggi (Nasution,
memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial 2008: 173). Salah satu tujuan mata kuliah fisika
dari materi pelajaran (Nurhadi, 2004:109). Guru/Dosen lingkungan adalah mahasiswa dapat memecahkan
berpartisipasi dalam membangun pemahaman masalah yang ada di lingkungan sekitarnya.
mahasiswa. Partisipasi guru/dosen hendaknya dibatasi Kemampuan berpikir yang dikaji dalam penelitian ini
pada peran fasilitator dan mitra belajar mahasiswa, meliputi kemampuan berpikir kritis. Dari paparan di atas
misalnya merangsang dan menyajikan situasi berpikir maka penelitian tentang penerapan model Problem
untuk siswa pada masalah autentik dari suatu materi based Instruction pada perkuliahan Fisika Lingkungan
melalui penerapan konsep dan fakta. Dengan untuk mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa
dihadapkan pada kondisi belajar seperti ini, siswa perlu dilakukan.
mempunyai kecenderungan untuk memberi arti pada Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses
masalah dan kejadian disekitarnya. Ini memberi indikasi interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga
pada kemampuan berpikir yang dimiliki siswa. terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik untuk
Kecenderungan ini dapat membuat rasa ingin tahu pada jangka waktu yang panjang. Adanya interaksi dengan
berbagai hal disekitarnya sehingga ada pemberian lingkungan membuat pembelajar mengkontruksi arti,
makna. Mengembangkan kemampuan inisiatif dan wacana, dialog, pengalaman fisik dan
berpikir kritis dan kreatif akan mampu mengarahkan menghubungkannya dengan pengalaman atau informasi
siswa menjadi orang yang mampu mengambil keputusan yang sudah dipelajari. Sebagai contoh, siswa akan
untuk membuat keputusan dan penyelesaian masalah. membangun pengetahuannya kembali tentang sifatsifat
Kemampuan berpikir merupakan salah satu modal cahaya seperti cahaya merambat lurus, cahaya dapat
yang harus dimiliki siswa sebagai bekal dalam dipantulkan dan dibiaskan, dengan cara mengkombinasi
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan pengetahuan yang telah dimilikinya sejak semula
teknologi pada masa sekarang ini. Kemampuan dengan pengetahuan yang baru saja diperoleh dari
112 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 108-114

lingkungan. yaitu kemampuan untuk membuat keputusan dan


Pembelajaran sains termasuk fisika, lebih penyelesaian masalah.
menekankan pada pemberian pengalaman langsung Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu
untuk mengembangkan kompetansi, agar siswa mampu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. bagi setiap orang, selain itu menurut Penner dalam
Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan Ibrahim (2007) kemampuan ini merupakan bagian yang
berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk fundamental dalam kematangan manusia. Berpikir kritis
memperoleh pemahaman yang lebih mendasar tentang adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
alam sekitar. Menurut Koes (2003:3) salah satu kunci menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang
untuk pembelajaran fisika adalah pembelajaran harus harus dipercayai dan dilakukan (Hassoubah, 2002:85).
melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan Berpikir kritis merupakan kegiatan menganalisis ide atau
objek konkret. Disamping itu, menurut Santoso gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan
(2007:160) pembelajaran dengan pengembangan secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan
pengalaman langsung dan kondisi nyata akan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
menghasilkan pengetahuan yang mudah diingat dan Proses mental ini menganalisis ide dan informasi yang
bertahan lama. Dengan demikian, diharap pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman, akal
fisika akan lebih bermakna. sehat atau komunikasi. Penelitian Yulianti, dkk (2006)
Problem Based Instruction atau model pada siswa SMP, penerapan PBI dapat meningkatkan
pembelajaran berdasarkan masalah juga dikenal dengan hasil belajar dan mengembangkan kemampuan berpikir
nama lain seperti project based teaching, experience kritis siswa.
based education, authentic learning, dan anchored Orang yang berpikir kritis akan mengevaluasi dan
instruction. Problem Based Instruction merupakan kemudian menyimpulkan suatu hal berdasarkan fakta
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan untuk membuat keputusan. Menurut Hassoubah
pada proses penyelesaian masalah. Menurut Sanjaya (2002:111) salah satu ciri orang yang berpikir kritis akan
(2008: 214) terdapat tiga ciri utama dari Problem Based selalu mencari dan memaparkan hubungan antara
Instruction. Pertama, PBI merupakan rangkaian aktivitas masalah yang didiskusikan dengan masalah atau
pembelajaran, artinya dalam implementasi PBI ada pengalaman lain yang relevan.
sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBI tidak Kategori berpikir kritis menurut Carin & Sund, yaitu
mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, : 1) mengklasifikasi; 2) mengasumsi; 3) memprediksi dan
mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan hipotesis; 4) menginterpretasi data, mengiferensi atau
tetapi melalui PBI siswa aktif berpikir, berkomunikasi, membuat kesimpulan; 5) mengukur; 6) merancang
mencari dan mengolah data, dan akhirnya sebuah penyelidikan; 7) mengamati; 8) membuat grafik;
menyimpulkan. Kedua, aktivitas menempatkan 9) meminimalkan kesalahan percobaan; 10)
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. mengevaluasi; dan 11) menganalisis (Carin & Sund
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan 1998:160).
menggunakan metode berpikir secara ilmiah. Proses Pelaksanaan penerapan model pembelajaran
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, yakni Problem Based Instruction ini dapat meningkatkan hasil
melalui tahaptahapan tertentu, dan berdasarkan pada belajar mahasiswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
data dan fakta yang jelas. Purworini (2006) yang menunjukkan bahwa penerapan
Peran guru dalam Problem Based Instruction yaitu model Project Based Learning termasuk Problem Based
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan Instruction dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas,
memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Guru dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran di SMP
membimbing siswa untuk terlibat dalam tugastugas Nasional KPS Balikpapan.
berorientasi pada masalah melalui penerapan konsep Peningkatan kemampuan berpikir kritis
dan fakta dari suatu materi. mahasiswa dari siklus I ke II dan ke III juga mengalami
Kemampuan berpikir merupakan salah satu modal peningkatan. Penentuan kemampuan berpikir kritis yang
yang harus dimiliki mahasiswa sebagai bekal dalam dikaji dalam penelitian ini disesuaikan dengan tahap
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan kognitif mahasiswa, model pembelajaran
teknologi pada masa sekarang ini. Kemampuan Problem Based Instruction, dan materi perkuliahan.
seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya Peningkatan kemampuan berpikir kritis dari siklus I ke II
antara lain ditentukan oleh kemampuan berpikirnya, serta ke III disebabkan karena mahasiswa sudah mulai
terutama dalam memecahkan masalahmasalah terbiasa dengan pembiasaan berpikir kritis dalam
kehidupan yang dihadapinya (Ibrahim, 2007). Selain itu, memecahkan disetiap pembelajaran. Hal ini sesuai
kemampuan berpikir juga sebagai sarana untuk dengan pendapat yang menyatakan bahwa pembiasaan
mencapai tujuan pendidikan yaitu agar siswa mampu berpikir kritis secara bertahap memiliki kecenderungan
memecahkan masalah taraf tingkat tinggi (Nasution, membuat anak semakin memandang berbagai hal
2008:173). Kemampuan berpikir yang dikaji dalam disekitarnya dengan rasa ingin tahu, sehingga ada
penelitian ini meliputi kemampuan berpikir kritis dan pemberian makna. Permasalahan yang berkaitan
kreatif, sebab keduanya merupakan kemampuan dengan lingkungan udara, iklim dan radiasi sering
berpikir yang saling melengkapi dalam pandangan dijumpai dalam kehidupan seharihari hal membuat siswa
holistik tentang kemampuan berpikir (Koes, 2003:37). ingin tahu sehingga lebih mengoptimalkan kemampuan
Disamping itu, menurut Hassoubah (2002:44) berpikir untuk menemukan solusinya. Model Project
kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat penting Based Learning sebagai model pengajaran yang
untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya, digunakan untuk melatih kemampuan memecahkan
C. I. Yogihati* - Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Umum Melalui Pembelajaran... 113

masalah yang dialami siswa dalam kehidupan seharihari kemampuan saintis ketika melakukan penelitian ilmiah.
secara berkelompok, memberikan penguasaan konsep Kemampuan ini menjadi roda penggerak penemuan dan
yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pembelajaran dan pengembangan fakta dan konsep serta
aktif dalam pengajaran kontruktivisme (Doppelt, 2003), penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Hal ini
yaitu siswa akan lebih mudah menemukan dan sesuai dengan pendapat Semiawan, bahwa seluruh
memahami konsep melalui pemikiran aktif dan irama gerak atau tindakan dalam proses belajar
pemecahan masalah tidak hanya sekedar mengingat mengajar akan menciptakan kondisi cara belajar siswa
melainkan melakukan kegiatan membangun aktif (Hamalik, 1998:149).
pengetahuan dengan latihan dari guru atau pekerjaan Peningkatan nilai ratarata kemampuan berpikir
rumah yang terdapat pada buku. Siswa bertanggung kritis seiring dengan meningkatnya jumlah siswa yang
jawab atas peristiwa belajar dan hasil belajarnya. termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam hierarki
Adapun kemampuan berpikir kritis yang meningkat kategori kemampuan berpikir kritis. Dari hasil penelitian
yaitu kemampuan menggambar, mengklasiifikasi, terlihat jelas bahwa pada dasarnya mahasiswa
mengasumsi, memprediksi, menghipotesis, mempunyai potensi kemampuan berpikir kritis. Potensi
menganalisis, menyimpulkan, dan mengevaluasi. ini sangat disayangkan jika tidak dapat dikembangkan
Adanya permasalahan yang terkait dengan dengan baik. Melalui penerapan model pembelajaran
kehidupan seharihari (kontekstual), misalnya mengapa Problem Based Instruction, mahasiswa dapat
sekarang musim tak menentu?, membuat mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
termotivasi dan senang untuk memecahkannya melalui kemampuan pemecahan masalah. Model Project Based
proses berpikir sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Learning sebagai model pengajaran yang digunakan
Seorang anak akan cenderung memberi arti pada hal, untuk melatih kemampuan memecahkan masalah yang
masalah, dan fenomena yang ada disekitarnya untuk dialami siswa dalam kehidupan seharihari secara
menjawab suatu permasalahan yang dihadapi. Berpikir berkelompok, memberikan penguasaan konsep yang
kritis timbul ketika mahasiswa menganalisis lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pembelajaran aktif
permasalahan dengan mencari bukti untuk mendukung dalam pengajaran kontruktivisme (Doppelt, 2003), yaitu
gagasan dan pendapatnya. Mahaiswa dapat membuat siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
memperkiraan bahwa sesuatu itu benar untuk konsep melalui pemikiran aktif dan pemecahan masalah
mendukung penyelidikannya. Sebagai contoh siswa tidak hanya sekedar mengingat melainkan melakukan
mengasumsi bahwa penyebab pemanasan global salah kegiatan membangun pengetahuan dengan latihan dari
satunya adalah naiknya suhu bumi. Hasil prediksi sangat guru atau pekerjaan rumah yang terdapat pada buku.
berkaitan dengan kemampuan observasi, inferensi, dan Siswa bertanggung jawab atas peristiwa belajar dan hasil
klasifikasi (Mundilarto, 2002). belajarnya.
Siswa kemudian menginterpretasikan data hasil
temuannya, sesuai pendapat Ibrahim (2007) bahwa PENUTUP
berpikir kritis merupakan proses mental yang
terorganisasi dengan baik dalam mengambil keputusan Adanya RPP dan LKM aktivitas berpikir dalam
penyelesaian memecahkan masalah dengan pembelajaran mata kuliah Fisika lingkungan dapat
menganalisis dan menginterpretasi data dalam kegiatan dikembangkan. Kemampuan berpikir mahasiswa yang
inkuiri ilmiah. Adanya sedikit informasi awal yang dimiliki dapat dikembangkan pada model pembelajaran PBI
siswa, digunakan dan dirangkai dengan antara lain: mengklasifikasi, mengasumsi, memprediksi,
membandingkan perbedaan dan persamaan dengan menghipotesis, menganalisis, dan membuat
pengetahuan yang baru diterimanya. Siswa kesimpulan, serta mengevaluasi. Dengan nilai ratarata
mengelompokkan konsep saat diskusi berdasarkan ciri tiap siklus I, siklus II dan siklus III, berturutturut: 63,10;
dan ketentuannya. Setelah data hasil diskusi 76,32; dan 79,80. Peningkatan nilai ratarata kemampuan
dikumpulkan maka siswapun mengambil kesimpulan berpikir kritis seiring dengan meningkatnya jumlah siswa
sementara berdasarkan informasi yang dimilikinya. Hal yang termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam
ini sesuai dengan menyatakan bahwa dalam berpikir hierarki kategori kemampuan berpikir kritis.
siswa mengolah, mengorganisasikan bagianbagian dari
pengetahuannya sehingga pengalaman dan UCAPAN TERIMA KASIH
pengetahuannya tersusun kembali agar dapat dikuasai
dan dipahami. Terimakasih disampaikan kepada Direktorat
Kesimpulan hasil penyelidikan merupakan suatu Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan
keputusan yang diambil siswa. Kemampuan berpikir Nasional, DIPA Unnes sebagai penyandang dana pada
kritis seorang siswa akan sangat membantu mengambil kegiatan ini sesuai Nomor: 0364/02304.2/XIII/2010
keputusan secara tepat, cermat, sistematis, benar dan tanggal 31 Desember 2009 Sesuai dengan Surat
logis, dengan mempertimbangkan berbagai sudut Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor:
pandang atau aspek (Suprapto, 2007). Keputusan inilah 773/H37.3/KU/2010, tanggal 5 Mei 2010.
yang dijadikan sebagai solusi dari suatu permasalahan.
Solusi permasalahan didiskusikan kembali DAFTAR PUSTAKA
bersama teman dan dosen Pengetahuan yang telah
diperoleh selama pembelajaran dievaluasi dengan Budiman, I, Sukandi, A, Setiawan, A. 2008. Model
soalsoal yang berkaitan dengan materi tersebut disetiap Pembelajaran Multimedia Interaktif Dualisme
akhir pembelajaran. Dengan demikian kemampuan Gelombang Partikel untuk Meningkatkan
berpikir kritis merupakan perpaduan dari kemampuan Pemahaman Konsep dan Ketertampilan Berfikir
114 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 108-114

Kritis. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 2 (1). JICA


Bandung : S Ps UPI Kolmas, A. 2010. Premises Changing to PBL.
Carin & Sund. 1998. Teaching Science Trough International Journal for The Scholarship of
Discovery. Toronto: Merrll Publishing Company Teaching and Learning,4 (1):1-10
Doppelt, Y. 2003. Implementation and Assessment of Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika.
Project Based Learning in a Flexible Environment. Yogyakarta : UNY
International Journal of Technology and Design Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Education 13, 255-272. Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Heron, S. S. et al. 2008. The Wheel Garden: Project Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo
Based Learning for Cross Curriculum Education. Purworini, S.E. 2006. Pembelajaran Berbasis Proyek
International Journal of Social sciences, 3(1): 44- sebagai Upaya Mengembangkan Habit of Mind
51. Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan.
Hamalik, O. 1998. Kurikulum dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan. 1 (2): 17-19.
Bandung : Bumi Aksara Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Hassoubah, Z. I. 2002. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kencana
Kritis. Jakarta: Nuansa Santoso, A.B. 2007. Pendekatan dan Model
Huang, R. 2005. Chinese International Students' Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Semarang :
Perceptious Of The ProblemnBased Learning UNNES
Experience. Johlste. Journal of Hospitaliuty, Syarifah, N.A & Eng, L.E. 2005. Integrating
Leisure, Sport and Tourism Education. 4 (2) ProblemBased Learning (PBL) in Mathematics
John, S. R. 2006. Overview Of ProblemBased Learning : Method Course. Journal of Problem Based
Definitions and Distinctions. Interdisciplinary Learning. 3(1)
Journal of ProblemBased Learning,1(1): 3 Wiyanto. 2004. Kegiatan Laboratorium IPA untuk
Ibrahim, M. 2007. Kecakapan Hidup: Keterampilan Mengembangkan Kemampuan Berpikir. Prosiding
Berpikir Kritis. Makalah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia
Ibrahim, M & Nur, M. 2000. Pengajaran Berdasarkan (Konaspi)V di Surabaya, 9 Oktober 2004. ISBN:
Masalah. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya 9794450014
Koes, S. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang:

You might also like