Professional Documents
Culture Documents
P. Dwijananti*, D. Yulianti
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia, 50229
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa pada matakuliah Fisika Lingkungan
agar dapat berpartisipasi dalam pemecahan masalah pencemaran lingkungan yang selama ini menjadi topik yang menarik untuk
dapat dicari pemecahannya. Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Intruction ( PBI) Mahasiswa diberi
kesempatan melakukan penyelidikan di dalam dan di luar kelas, data diperoleh dari Lembar Kerja Mahasiswa (LKM),lembar
pengamatan afektif dan psikomotorik dan tes Mahasiswa aktif mempresentasikan dan melakukan diskusi untuk memecahakan
masalah, serta menarik kesimpulan melalui proses berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa yang dapat dikembangkan pada model pembelajaran ini adalah: mengklasifikasi, mengasumsi, memprediksi,
menghipotesis, mengevaluasi, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Dengan nilai rata-rata tiap siklus I, siklus II dan siklus III,
berturut-turut: 63,10; 76,32; dan 79,80. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis seiring dengan meningkatnya jumlah
siswa yang termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam hierarki kategori kemampuan berpikir kritis.
ABSTRACT
This classroom action research is aimed to develop the students' critical thinking ability in Physics Environment class in order to
participate in “problems solving of environment pollutions” which lately has become a demand. The learning model of the research
is Problem Based Instruction (PBI). The students were assigned for indoor and outdoor investigation followed by classroom
discussion. The data about students' activities were collected from students' worksheets, affective and psychomotor observations,
as well as cognitive tests. According to observation results, students were actively involved in classroom discussion to solve the
problems presented by each group; they can conclude the solutions through critical thinking process. The result of the research
shows that the students' critical thinking abilities which can be developed from PBI method are capabilities in classifying, assuming,
predicting, making hypotheses, evaluating, and concluding. The average of critical thinking cognitive evaluation results are 63.10,
76.32, and 79.80 for cycle I, II, and III respectively. The increase of average score in critical thinking is in line with the increase of
students categorized as very critical and critical in the hierarchy of critical thinking ability.
fenomena kondisi nyata melalui masalah autentik dan pembelajaran Problem Based Instruction dikembangkan
bermakna adalah pembelajaran berdasarkan masalah melalui kegiatan penyelidikan pemecahan masalahan
atau Problem Based Instruction. yang tertuang dalam Lembar Kerja mahasiswa (LKM)
yang direncanakan. Setiap pertanyaan dalam LKM
METODE disesuaikan dengan kemampuan berpikir yang
dikembangkan dan diurutkan secara sistematis sesuai
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Program dengan pengetahuan yang akan direkonstruksi. Pada
Studi Pendidikan Fisika semester III tahun akademik siklus I, awalnya mahasiswa merasa sulit dan ragu-ragu
2009/2010. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Fisika menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKM. Dosen
FMIPA Universitas Negeri Semarang. memberikan arahan agar pertanyaan-pertanyaan dalam
Penelitian ini difokuskan untuk mengembangkan LKM dikerjakan secara urut sehingga dapat diperoleh
kemampuan berpikir yang meliputi ketrampilan jawaban yang benar.
observasi, membuat hipotesis, merencanakan Kelemahan pada siklus I, alokasi waktu yang
penelitian/eksperimen, mengendalikan variable, tersedia tidak cukup untuk melaksanakan pembelajaran
menginterpretasikan data, menyusun kesimpulan Problem Based Instruction. Hal ini disebabkan
sementara, meramalkan, menerapkan dan mahasiswa masih merasa kebingungan dan belum
mengkomunikasikan. terbiasa dalam melakukan penyelidikan dan cara diskusi
Penelitian dilakukan dengan prosedur penelitian kelompok. Oleh karena itu, dosen memberikan arahan
tindakan kelas yaitu melalui tahaptahap perencanaan, dalam proses penyelidikan dan diskusi, dan memberikan
implementasi, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan arahan agar pertemuan berikutnya mahasiswa
secara bersiklus. Jumlah siklus sesuai dengan jumlah mempelajari dahulu materi selanjutnya, sehingga
percobaan yaitu dua percobaan. Secara lengkap desain mempunyai pengetahuan awal yang memadai.
penelitian dapat digambarkan dalam Gambar 1. Pelaksanaan pembelajaran Problem Based
Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian ini Instruction pada siklus II telah sesuai rencana.
dapat dilihat dari hasil pengukuran ketrampilan proses Mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan model
yang cenderung semakin meningkat dan hasil belajar pembelajaran yang diterapkan dan pembiasaan berpikir
yang semakin baik. kritis dalam memecahkan masalah di setiap
pembelajaran, sehingga pada siklus II diskusi dapat lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN lancar dari siklus I. Mahasiswa lebih aktif dalam
melakukan kegiatan penyelidikan dan diskusi walaupun
Pada pertemuan pertama, dosen memberikan masih dengan bimbingan dari dosen.
penekanan pada jalannya proses pembelajaran dengan Pelaksanaan pembelajaran Problem Based
model Problem Based Instruction. Dosen memberikan Instruction pada siklus III telah sesuai rencana.
arahan terlebih dahulu proses pembelajaran yang Mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan model
diharapkan. pembelajaran yang diterapkan dan pembiasaan berpikir
Pelaksanaan Problem Based Instrucion ditunjang kritis dalam memecahkan masalah di setiap
dengan RPP dan LKM yang telah disesuaikan dengan pembelajaran, sehingga pada siklus III diskusi sangat
model pembelajaran. Kemampuan berpikir siswa dalam lancar dan lebih lancar jika dibandingkan dengan siklus
110 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 108-114
Perencanaan
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)
Berbasis PBI
Implementasi
lembar Kerja Mahasiswa
Observasi
Kemampuan berpikir
Refleksi
Analisis kemampuan berpikir yang
dikembangkan
sebelumnya. Mahasiswa lebih aktif dalam melakukan Penilaian ini berdasarkan tes kemampuan berpikir yang
kegiatan diskusi, dosen hanya sedikit memberi diadakan disetiap akhir pembelajaran dari masing-
bimbingan. masing siklus. Hasil penilaian ini dikategorikan seperti
Analisis tes kemampuan berpikir kritis siswa disajikan disajikan pada Tabel 4.
pada Tabel 3.
Tabel 3. Kemampuan Berpikir Kritis
Sik lus I Siklus II Siklus III
No Kemampuan Nilai rata-
Nilai rata-rata Nilai rata-rata
rata tiap
tiap aspek tiap aspek aspek
1 Mengklasifikasi 79,61 78,29 80,25
2 Mengasumsi 56,58 80,89 82,99
3 Memprediksi 55,92 70,39 75,40
4 Menghipotesis 69,08 67,11 82,0
5 Menganalisis 73,03 78,95 84,5
6 Menyimpulkan 58,55 68,42 77,40
7 Mengevaluasi 54,61 73,68 76,68
Rata-rata 63,10 76,32 79,80
masalah yang dialami siswa dalam kehidupan seharihari kemampuan saintis ketika melakukan penelitian ilmiah.
secara berkelompok, memberikan penguasaan konsep Kemampuan ini menjadi roda penggerak penemuan dan
yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pembelajaran dan pengembangan fakta dan konsep serta
aktif dalam pengajaran kontruktivisme (Doppelt, 2003), penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Hal ini
yaitu siswa akan lebih mudah menemukan dan sesuai dengan pendapat Semiawan, bahwa seluruh
memahami konsep melalui pemikiran aktif dan irama gerak atau tindakan dalam proses belajar
pemecahan masalah tidak hanya sekedar mengingat mengajar akan menciptakan kondisi cara belajar siswa
melainkan melakukan kegiatan membangun aktif (Hamalik, 1998:149).
pengetahuan dengan latihan dari guru atau pekerjaan Peningkatan nilai ratarata kemampuan berpikir
rumah yang terdapat pada buku. Siswa bertanggung kritis seiring dengan meningkatnya jumlah siswa yang
jawab atas peristiwa belajar dan hasil belajarnya. termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam hierarki
Adapun kemampuan berpikir kritis yang meningkat kategori kemampuan berpikir kritis. Dari hasil penelitian
yaitu kemampuan menggambar, mengklasiifikasi, terlihat jelas bahwa pada dasarnya mahasiswa
mengasumsi, memprediksi, menghipotesis, mempunyai potensi kemampuan berpikir kritis. Potensi
menganalisis, menyimpulkan, dan mengevaluasi. ini sangat disayangkan jika tidak dapat dikembangkan
Adanya permasalahan yang terkait dengan dengan baik. Melalui penerapan model pembelajaran
kehidupan seharihari (kontekstual), misalnya mengapa Problem Based Instruction, mahasiswa dapat
sekarang musim tak menentu?, membuat mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
termotivasi dan senang untuk memecahkannya melalui kemampuan pemecahan masalah. Model Project Based
proses berpikir sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Learning sebagai model pengajaran yang digunakan
Seorang anak akan cenderung memberi arti pada hal, untuk melatih kemampuan memecahkan masalah yang
masalah, dan fenomena yang ada disekitarnya untuk dialami siswa dalam kehidupan seharihari secara
menjawab suatu permasalahan yang dihadapi. Berpikir berkelompok, memberikan penguasaan konsep yang
kritis timbul ketika mahasiswa menganalisis lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pembelajaran aktif
permasalahan dengan mencari bukti untuk mendukung dalam pengajaran kontruktivisme (Doppelt, 2003), yaitu
gagasan dan pendapatnya. Mahaiswa dapat membuat siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
memperkiraan bahwa sesuatu itu benar untuk konsep melalui pemikiran aktif dan pemecahan masalah
mendukung penyelidikannya. Sebagai contoh siswa tidak hanya sekedar mengingat melainkan melakukan
mengasumsi bahwa penyebab pemanasan global salah kegiatan membangun pengetahuan dengan latihan dari
satunya adalah naiknya suhu bumi. Hasil prediksi sangat guru atau pekerjaan rumah yang terdapat pada buku.
berkaitan dengan kemampuan observasi, inferensi, dan Siswa bertanggung jawab atas peristiwa belajar dan hasil
klasifikasi (Mundilarto, 2002). belajarnya.
Siswa kemudian menginterpretasikan data hasil
temuannya, sesuai pendapat Ibrahim (2007) bahwa PENUTUP
berpikir kritis merupakan proses mental yang
terorganisasi dengan baik dalam mengambil keputusan Adanya RPP dan LKM aktivitas berpikir dalam
penyelesaian memecahkan masalah dengan pembelajaran mata kuliah Fisika lingkungan dapat
menganalisis dan menginterpretasi data dalam kegiatan dikembangkan. Kemampuan berpikir mahasiswa yang
inkuiri ilmiah. Adanya sedikit informasi awal yang dimiliki dapat dikembangkan pada model pembelajaran PBI
siswa, digunakan dan dirangkai dengan antara lain: mengklasifikasi, mengasumsi, memprediksi,
membandingkan perbedaan dan persamaan dengan menghipotesis, menganalisis, dan membuat
pengetahuan yang baru diterimanya. Siswa kesimpulan, serta mengevaluasi. Dengan nilai ratarata
mengelompokkan konsep saat diskusi berdasarkan ciri tiap siklus I, siklus II dan siklus III, berturutturut: 63,10;
dan ketentuannya. Setelah data hasil diskusi 76,32; dan 79,80. Peningkatan nilai ratarata kemampuan
dikumpulkan maka siswapun mengambil kesimpulan berpikir kritis seiring dengan meningkatnya jumlah siswa
sementara berdasarkan informasi yang dimilikinya. Hal yang termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam
ini sesuai dengan menyatakan bahwa dalam berpikir hierarki kategori kemampuan berpikir kritis.
siswa mengolah, mengorganisasikan bagianbagian dari
pengetahuannya sehingga pengalaman dan UCAPAN TERIMA KASIH
pengetahuannya tersusun kembali agar dapat dikuasai
dan dipahami. Terimakasih disampaikan kepada Direktorat
Kesimpulan hasil penyelidikan merupakan suatu Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan
keputusan yang diambil siswa. Kemampuan berpikir Nasional, DIPA Unnes sebagai penyandang dana pada
kritis seorang siswa akan sangat membantu mengambil kegiatan ini sesuai Nomor: 0364/02304.2/XIII/2010
keputusan secara tepat, cermat, sistematis, benar dan tanggal 31 Desember 2009 Sesuai dengan Surat
logis, dengan mempertimbangkan berbagai sudut Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor:
pandang atau aspek (Suprapto, 2007). Keputusan inilah 773/H37.3/KU/2010, tanggal 5 Mei 2010.
yang dijadikan sebagai solusi dari suatu permasalahan.
Solusi permasalahan didiskusikan kembali DAFTAR PUSTAKA
bersama teman dan dosen Pengetahuan yang telah
diperoleh selama pembelajaran dievaluasi dengan Budiman, I, Sukandi, A, Setiawan, A. 2008. Model
soalsoal yang berkaitan dengan materi tersebut disetiap Pembelajaran Multimedia Interaktif Dualisme
akhir pembelajaran. Dengan demikian kemampuan Gelombang Partikel untuk Meningkatkan
berpikir kritis merupakan perpaduan dari kemampuan Pemahaman Konsep dan Ketertampilan Berfikir
114 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 108-114