You are on page 1of 8

BUSINESS ETHICS AND GOOD GOVENANCE

Implementasi Corporate Ethics Rights, Privileges, problems and Protection dan Kendalanya

Dosen Pengampu :

Prof.Dr.Ir.H.Hapzi Ali,MM

Disusun Oleh :
Maksi Prima Dewi 55117120097

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
Implementasi Corporate Ethics Rights, Privileges, problems and Protection dan Kendalanya

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis (juga dikenal sebagai etika korporasi) adalah
suatu bentuk etika terapan atau etika profesi yang mempelajari prinsip-prinsip etis dan moral atau masalah-
masalah etika yang muncul dalam lingkungan bisnis. Ini berlaku untuk semua aspek perilaku bisnis dan relevan
dengan perilaku individu dan organisasi bisnis secara keseluruhan. Etik korporat adalah bentuk etika terapan
atau etika profesional, yang meneliti prinsip-prinsip etika dan masalah moral atau etika yang dapat timbul dalam
lingkungan bisnis. Ini berlaku untuk semua aspek perilaku bisnis dan relevan dengan perilaku individu dan
seluruh organisasi. Etika ini berasal dari individu, pernyataan organisasi atau dari sistem hukum. Norma-norma,
nilai-nilai, etika, dan praktik yang tidak etis inilah yang digunakan untuk memandu bisnis. Mereka membantu
bisnis tersebut mempertahankan hubungan yang lebih baik dengan para pemangku kepentingan mereka.

Perusahaan menyadari arti pentingnya implementasi Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate
Governance/GCG) sebagai salah satu alat untuk meningkatkan nilai, perkembangan usaha, meningkatkan daya
saing, dan pertumbuhan bisnis jangka panjang secara berkesinambungan tidak hanya bagi Pemegang Saham
(Shareholders) namun juga segenap Pemangku Kepentingan lainnya dalam arti pengelolaan bisnis yang bukan
hanya mengejar keuntungan semata namun juga pengelolaan yang penuh amanah, transparan dan akuntabel.

Kepercayaan pemangku kepentingan seperti Karyawan, Mitra Usaha, Pemasok, Pelanggan, Masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perkembangan dan
kelangsungan usaha Perusahaan. Hilangnya kepercayaan para pemangku kepentingan dapat menyebabkan
Perusahaan kehilangan peluang bisnis, yang pada gilirannya dapat mengancam kelangsungan usaha Perusahaan.
Kredibilitas Perusahaan dan kepercayaan sangat erat kaitannya dengan perilaku Perusahaan dalam berinteraksi
dengan para pemangku kepentingan. Pengelolaan Perusahaan selain harus mengikuti peraturan dan perundangan
yang berlaku juga harus menjunjung tinggi norma dan nilai etika. Kesadaran untuk menjalankan etika yang baik
akan meningkatkan dan memperkuat citra positif Perusahaan.

Atas dasar pemikiran ini, maka Perusahaan melakukan penyusunan Kebijakan Etika Perusahaan yang
selanjutnya disebut “Code Of Conduct” atau “COC". COC merupakan sekumpulan komitmen yang terdiri dari
etika bisnis Perusahaan dan etika kerja Karyawan Perusahaan yang disusun untuk membentuk, mengatur dan
melakukan kesesuaian tingkah laku seluruh Insan Perusahaan sehingga tercapai keluaran yang konsisten yang
sesuai dengan budaya Perusahaan dalam mencapai visi dan misinya.

Dalam melakukan penyusunan COC ini, Perusahaan selalu memperhatikan hukum dan ketentuan yang berlaku,
visi, misi, tujuan dan nilai-nilai yang dianut oleh Perusahaan, praktek-praktek terbaik di internal maupun
eksternal Perusahaan dan Pedoman Tata Kelola Perusahaan atau Code of Corporate Governance (COCG).

Sebagai kebijakan yang bersifat dinamis, COC ini akan dikaji secara berkala dan berkelanjutan sesuai dengan
dinamika lingkungan usaha yang terjadi. Namun demikian, dalam setiap perubahannya Perusahaan tidak akan
mengorbankan nilai - nilai yang telah ada demi keuntungan jangka pendek semata.
Peraturan merupakan produk hukum yang wajib ditaati dan menjadi pedoman. Oleh karena itu, kepatuhan
terhadap hukum merupakan standar dari etika yang harus dijalankan. Memahami hukum dan peraturan yang
berlaku di segala aktivitas harus dihayati dalam setiap kegiatan bisnis Perusahaan. Mematuhi hukum dan
peraturan merupakan elemen utama yang harus dijaga dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap Insan
Perusahaan. Ketentuan selanjutnya dapat mengacu pada peraturan Perusahaan yang berlaku.

Pemberian dan/atau penerimaan Hadiah, Cinderamata maupun Jamuan Bisnis dilakukan dalam rangka interaksi
sosial dan pembinaan hubungan yang baik antar Perusahaan dan mitra secara sehat dan wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan tanpa menimbulkan benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam menjalankan usaha Perusahaan.

Perusahaan melarang tindakan-tindakan sebagai berikut:

1. Gratifikasi

Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.

Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan menerima gratifikasi yang dapat mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan atau terkait dengan jabatannya.

2. Suap

Suap adalah suatu pemberian ataupun janji untuk memberi kepada seseorang atau pejabat yang akan
mempengaruhi keputusan yang terkait dengan jabatannya antara lain dengan berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya, untuk keuntungan si pemberi suap.

Bentuk - bentuk suap dapat berupa pemberian uang, barang, fasilitas pemberian atau penerimaan jabatan
kepada keluarga pejabat ataupun bentuk dan fasilitas lainnya yang dapat merupakan imbalan.

Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan menawarkan atau menerima suap atau secara langsung
menyuruh orang lain untuk melakukannya demi kepentingan orang yang bersangkutan.

3. Pembayaran Tidak Wajar

Pembayaran tidak wajar adalah praktek - praktek pembayaran khusus, hiburan dan sokongan kepada
pihak - pihak di luar Perusahaan guna melancarkan jalannya bisnis Perusahaan yang melebihi
kewajaran/kelayakan yang berlaku di dunia bisnis.

Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan melakukan praktek - praktek pembayaran tidak wajar kepada
pihak - pihak di luar Perusahaan atau secara langsung menyuruh orang lain untuk melakukannya demi
kepentingan pihak yang bersangkutan.
Pemberian Kesempatan yang Sama Kepada Karyawan untuk Mendapatkan Pekerjaan, Promosi dan
Pemberhentian Kerja

1. Menjunjung tinggi prinsip keadilan, kesetaraan dan tanpa diskriminasi (tanpa memandang latar
belakang agama/kepercayaan, ras/suku, bangsa, hubungan pribadi (pertemanan dan kekerabatan), warna
kulit, kewarganegaraan, jenis kelamin (termasuk kehamilan), preferensi seksual, umur, cacat, status
veteran atau karakteristik lain yang dilindungi oleh hukum) dalam memperlakukan calon Karyawan
maupun Karyawan untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan dan pelatihan, kompensasi, promosi
maupun masa pensiun yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Menegakkan hukum dan peraturan Perusahaan dengan konsisten tanpa membedakan ras, gender,
agama dan jabatan.
3. Mentaati peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, termasuk didalamnya peraturan yang mengatur
kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengemukakan pendapa

Hak privilege merupakan jaminan khusus yang didasarkan pada undang-undang. Hak privilege atau hak
istimewa adalah hak yang didahulukan. Mengenai hak privilege dapat kita lihat dalam Pasal 1134 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”), yaitu suatu hal yang oleh undang-undang diberikan kepada
seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya, semata-mata
berdasarkan sifat piutangnya. Menurut J. Satrio dalam bukunya yang berjudul Hukum Jaminan Hak Jaminan
Kebendaan, mengatakan bahwa dari perumusan dalam Pasal 1134 KUHPer, tampak bahwa hak istimewa
diberikan oleh undang-undang, artinya: piutang-piutang tertentu, yang disebutkan oleh undang-undang, secara
otomatis mempunyai kedudukan yang didahulukan. Hak privilege ini bersifat accesoir dan tidak dapat berdiri
sendiri. Menurut J. Satrio (ibid, hal. 29-30) privilege harus dituntut, harus dimajukan, artinya kalau pemilik
tagihan yang diistimewakan tinggal diam saja, maka tagihannya dianggap sebagai tagihan biasa (konkuren).
Pemilik tagihan tersebut harus menuntut agar ia dimasukkan dalam daftar tingkatan menurut tingkat yang
diberikan kepadanya menurut undang-undang dan dengan demikian mendapat pelunasan menurut urutan
tingkatnya dalam daftar. Menurut J. Satrio (ibid, hal. 29-30) privilege harus dituntut, harus dimajukan, artinya
kalau pemilik tagihan yang diistimewakan tinggal diam saja, maka tagihannya dianggap sebagai tagihan biasa
(konkuren). Pemilik tagihan tersebut harus menuntut agar ia dimasukkan dalam daftar tingkatan menurut tingkat
yang diberikan kepadanya menurut undang-undang dan dengan demikian mendapat pelunasan menurut urutan
tingkatnya dalam daftar. Menurut Undang- undang no.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen :
Pasal 1 butir 1,2 dan 3 :

Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan

Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan taua badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun
buka badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara
Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama- sama melalui perjanjian menyelenggaraka kegiatan usaha
dalam berbagai bidang ekonomi. Seperti dalam UU Perlindungan Konsumen Pasal 3, disebutkan bahwa tujuan
perlindungan konsumen adalah sebagai berikut :

Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;

Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian
barang dan / atau jasa;

Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai
konsumen;

Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan
informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;

Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap
yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;

Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang, menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau
jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen

Bentuk bisnis yang dijalankan olehMcDonald’s Corporation adalah international franchising. Di Indonesia
restoran McDonald’s hadir pada tahun 1991 danmerupakan negara ke-70 dari McDonald’s seluruh dunia. H.
Bambang N.Rachmadi adalah warga negara Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master
franchise dari McDonald’s Corporation dengan mengalahkan
13.000 pesaing. Beliau merupakan Presiden Direktur McDonald’s Indonesia sampai hari ini. Sebelum membuka
restorannya yang pertama di daerah Sarinah. Aktivitas yang dilakukan oleh McDonald’s dalam setiap
aktivitasnya haruslah mencerminkan hal-hal berikut ini yang menjadi keunggulan bersaing dalam McDonald’s
Corporation.

1.Good Food

Maksud pernyataan Good Food tersebut adalah bahwaMcDonald’s senantiasa menyediakan pilihan makanan
yang lengkap dan seimbang serta menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen tentang
makanantersebut. Hal-hal yang dilakukan oleh McDonald’s adalah terus meningkatkankeseimbangan komposisi
gizi pada menu-menu yang ada dan menambah
menu baru menggunakan bahan buah, sayur, susu rendah lemak, juga gandum utuh.

Selain ituMcDonald’s juga akan fokus pada kesehatan anak-anak denganmengoptimalkan gizi pada menu anak
dan mempromosikan aktivitas olahragaanak. Yang terakhir adalah menyediakan informasi seputar nutrisi pada
makanan untuk menginformasikan konsumen kandungan gizi yang ada pada makanantersebut (misalnya lemak,
karbohidrat, vitamin,protein, dll).

2. Good Sourcing

Maksud pernyataan Good Sourcing tersebut adalah bahwa sumber bahan baku makanan yang dipakai
bahan berkualitas, memiliki cita rasa dan keamanan tinggi. Hal yang dilakukan oleh McDonald’s untuk
mencapai hal ini adalah dengan cara menggabungkan etika,lingkungan, dan ekonomi dalam
sistem supplychainnya lewat menetapkan satu pemasok untuk masing-
masing bahan makanan untuk menjaga kualitas. Hal lainyang dilakukan oleh McDonald’s adalah
mempromosikan suasana dan tempatkerja yang positif dan jaminan HAM lewat Program Akuntabilitas Tempat
KerjaPemasok. Yang terakhir adalah senantiasa memperhatikan kesehatan hewan yangakan dijadikan bahan
makanan.

3.Good Planet

Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa McDonald’s selalu membagikannilai yang baik untuk bisnis dan
kelestarian bumi.McDonald’s menunjukkan tanggungjawab dalam hal kelestarian bumi ini dengan cara
meminimalisasi dan mendiversifikasi limbah restoran serta mengkonversi limbah menjadi sumber dayayang
bernilai.McDonald’s juga mengurangi intensitas karbon dengan caramengefisiensikan penggunaan energi, serta
melaukan inovasi dalam desainmaupun peralatan restoran. Selain itu,McDonald’s juga mengelola
penggunaanair di setiap restorannya secara efisien. McDonald’s menggunakan
prinsip reduce,reuse,dan recycledalam mengurangi dan mengefisiensikan penggunaan energi dan kadar limbah.

4.Good People

Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa McDonald’s memberikan kesempatan untuk bertumbuh dan
berkembang bagi setiap karyawannya lewat program-
program yang mereka laksanakan untuk meningkatkan skill dan
pengembangan karir karyawan. Selain itu,McDonald’s juga sangat menghargai keberagaman dalam lingkungan
kerja untuk meningkatkan kontribusi karyawan.

5.Good Communities

Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa nilai utama dari McDonald’s mengarahkan mereka untuk memberikan
banyak manfaat atau hal positif bagikomunitas masyarakat dunia. Hal ini juga sudah sangat membudaya
dalam perusahaan ini. McDonald’s melakukannya dengan cara mendukung peningkatantaraf hidup anak-anak
dan keluarga lewat program Ronal McDonald’s HouseCharities serta memberikan bantuan untuk kegiatan
pendidikan juga olahraga.

McDonald’s adalah perusahaan yang yang sangat memperhatikan nilai-nilai dalam setiap aktivitasnya. Nilai-
nilai ini juga yang mendukung ketercapaianvisi dan misi mereka.

1.Customer experience adalah inti dari semua aktivitas McDonald’s.Tujuan McDonald’s adalah kualitas,
servis, kebersihan dan nilai untuksetiap pelanggan sepajang waktu karena pelanggan adaalh alasankeberadaan
McDonald’s.

2.Komitmen terhadap penghargaan atas karyawan dengan memberikansetiap karyawan pelatihan dan
peluang untuk mengembangakan diri dantalenta yang dimiliki serta penghargaan atas prestasi karyawan.

3.Kepercayaan akan sistem McDonald’s. Model bisnis McDonald’s digambarkan sebagai bangku tiga kaki
dimana pemilik, suplier, dankaryawan adalah fondasinya, dan menyeimbangkan ketiganya adalahfaktor kunci.

4.McDonald’s menjalankan bisnis dengan etika.Standar tinggi akankejujuran dan integritas sangat
diutamakan dalam setiap aktivitasoperasional McDonald’s.
5.Memberikan imbal balik kepada komunitas masyarakat dunia lewat program charity-nya.

6.Meningkatkan profitabilitas perusahaan. Operasional McDonald’s mendukung perumbuhan profit


bagi shareholder . Hal ini membutuhkanfokus yang terus menerus akan kepuasan konsumen dan
‘kesehatan’sistem bisnis.

7.McDonald’s senantiasa bekerja keras untuk melakukan perubahanke arah yang lebih baik. Inovasi-
inovasi yang bersifat kontinyu dibutuhkan untuk bisa beradaptasi terhadap perubahan untukmemenangkan
persaingan.

Kendala pelaksanaan etika bisnis dan perlindungan konsumen :


Restoran terbesar di dunia McDonald, mengumumkan bahwa menu kentang gorengnya mengandung lebih
banyak lemak, dari menu sebelumnya. Kandungan lemak meningkat dari 25 gram menjadi 30 gram pada
produknya, karena McDonald memakai bahan (trans fat) yang mendorong produk lemak yang lebih banyak di
menu kentang goreng. Hal itu juga terjadi pada makanan lainnya yang merupakan hasil gorengan di menu
McDonald.
Jadi menu yang ada di McDonald mengandung trans fat yang sangat tinggi yang dapat mencapai 15 gram trans
fat per serving yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko terkena serangan jantung alias heart attack. Tetapi
hal ini tidak ditemukan disemua restaurant cepat saji di seluruh dunia,sebagai contoh Satu paket fries-and-
chicken-nugget McDonald di New York City mengandung 10,2 gram trans fats, sementara di Denmark hanya
mengandung 0,33 gram dan di Spanyol, Rusia dan Czech Republic sebesar 3 gram,Dalam satu paket kentang
goreng McDonald New York mengandung 30 persen lebih trans fats, hal yang sama juga didapati pada
McDonald Atlanta.

Sebenarnya hal ini bukan hal baru karena masalah mengenai transfat sudah menjadi bahan perbincangan para
ahli dan para aktivis pemerhati konsumen sudah sejak lama menuntut perubahan minyak sayur hidrogenasi
parsial menjadi minyak dari biji bunga canola, jagung,zaitun dan minyak kedelai untuk menghilangkan
kandungan trans fats. Langkah ini telah dilakukan resto cepat saji Denmark, di bawah UU tahun 2004 yang
membatasi penggunaan trans fats dalam produk makanan mereka. Oleh karena itu para aktivis meminta mc
donalds untuk memberikan rincian daftar nutrisi yang ada di dalam produk mereka ,karena apabila ini tidak
dihentikan akan sangat banyak lagi orang orang yang meninggal karena obyesitas yang pada tahun tahun
sebelumnya sudah mencapai jutaan orang dan 1 dari 3 orang dewasa adalah terkena obesitas. Hak konsumen
untuk mendapat produk yang aman dilanggar karena setiap produk yang dijual oleh pihak McDonald
mengandung trans fat dan lemak. Tidak hanya pada ayamnya, tetapi juga es krimnya. Makanan McDonald juga
terkandung bahan yang dapat membuat kita ketagihan hingga terus memakannya. Selain itu pihak McDonald
tidak memberi tahukan bahan dasar atau bahan baku dalam pembuatan makanan cepat saji mereka baik dalam
hal burger, ayam goreng, maupun es krimnya. Karena itu konsumen tidak mengetahui apa saja bahan dasar yang
mereka makan. Mereka hanya berpikir bahwa makanan yang mereka makan itu menyehatkan. Padahal
konsumen memiliki hak untuk bisa mengetahui seluruh asapek yang berkaitan dengan suatu produk. McDonald
juga tidak meberikan jaminan kalau makanan yang mereka produksi aman atau baik bagi kesehatan tubuh.
Selain lemak makanan yang dikeluarkan dari produk McDonald juga ada bumbu-bumbu yang tidak baik untuk
kesehatan tubuh. Kendala sulitnya menuliskan bahan dasar atau bahan baku dalam pembuatan makanan cepat
saji mereka kepada konsumen, akan merugikan konsumen.
Daftar Pustaka :
https://eriksefelsamosir.wordpress.com/2016/11/11/pelanggaran-etika-bisnis-mcdonalds/ (6 November 2018,
22.30)

https://farizadlanblog.wordpress.com/2017/04/12/etika-bisnis-dalam-perusahaan-mcdonalds-tema-ethical-
decision-making-technology-and-privacy-in-the-workplace/ (6 November 2018, 22.30)

http://www.timah.com/interactivebook/responsive/book1.html (8 November 2018, 19.15)

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt51584b636a944/hak-privilege-dan-hak-retensi, (8 November
2018, 19.15)

Hapzi,Ali,2016,Modul BE&GG,Universitas Mercu Buana

You might also like