Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut maka
dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh masyarakat. Salah satu indikator
derajat kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (Profil Dinas Kesehatan Kota
Kendari 2005).
Menurut hasil SDKI 2002/2003 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
tahun 2001 tercatat 6 dan di Singapura hanya 2 kematian bayi per 1000 kelahiran
(VII.http://www.Kompas.com.2004).
Penyebab tingginya AKB disebabkan oleh karena banyak hal yang mana
salah satunya adalah dari faktor status gizi bayi. Menurut hasil penelitian
kesehatan bayi. Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka
kualitas kesehatan bayi dan anak balita akan semakin buruk, karena pemberian
meningkatkan AKB. Sedangkan hasil penelitian Rulina tahun 2002 khusus gizi
buruk pada balita dari berbagai provinsi di Indonesia masih tinggi dari 11,7 % gizi
buruk tersebut terdapat pada bayi berumur kurang dari 6 bulan. Hal ini tidak perlu
terjadi jika ASI diberikan secara baik dan benar, karena menurut penelitian dengan
pemberian ASI saja dapat mencukupi kebutuhan gizi selama enam bulan.
Berdasarkan data UNICEF hanya 3 % ibu yang memberikan ASI eksklusif dan
Hal ini menunjukkan bahwa bayi di Indonesia masih kurang mendapatkan ASI
menunjukkan data bahwa pada tahun 2000 diare merupakan penyebab kematian
terbanyak (16.25 %) pada anak balita yang dirawat di rumah sakit, di Puskesmas
kejadian diare menempati urutan pertama dan 10 besar pola penyakit penderita
reproduksi. Setiap wanita yang dapat dibuahi dan hamil sampai cukup bulan akan
dapat mengeluarkan air susu (Khairunniyah, 2004). Air Susu Ibu (ASI) adalah
makanan yang paling ideal bagi bayi. Oleh karena itu, pada tahun 2000
bayinya secara eksklusif, yaitu ASI tanpa makanan ataupun minuman lainnya
tambahan yang sesuai (Untoro, 2004). Selain itu, kajian WHO pada tahun 1999
selama 6 bulan adalah jangka waktu yang paling optimal untuk pemberian ASI
memberi manfaat bagi bayi, antara lain : (1) menurunkan resiko gizi berlebihan,
tubuh, (4) menekan resiko alergi, bercak kulit, diare, infeksi saluran nafas, (5)
(www.sahabatnestle.co.id/home/main/tksk/tks/ndnp.asp)
Menurut Utami Roesli (2004) pemberian ASI secara eksklusif artinya
hanya memberi, ASI pada bayi dan bayi tidak mendapat tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, juga tanpa tambahan makanan
pada seperti pisang, pepaya, susu bubuk, biskuit, bubur nasi, dan tim. Menurut
Novaria (2000) salah satu pra kondisi yang menyebabkan rendahnya pemberian
kesehatan. Khususnya ibu-ibu yang mempunyai bayi dan tidak menyusui secara
eksklusif (www.indosiar.com).
Umur mempengaruhi bagaimana ibu menyusui mengambil keputusan
dalam pemberian ASI eksklusif secara bertambah umur (tua) maka pengalaman
dan pengetahuan semakin bertambah. (Notoatmodjo, 2003). Selain itu, umur ibu
persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu yang
berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal
jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan serta dalam
pembinaan bayi yang dilahirkan (Depkes RI, 1994). Sedangkan ibu yang berumur
20-40 tahun, menurut Hurlock (1997) disebut sebagai “masa dewasa” dan disebut
juga masa reproduksi, dimana pada masa ini diharapkan orang telah mampu untuk
terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan merawat bayi nanti.
Dalam pemberian ASI eksklusif, ibu yang menurut Perinansia (2003), paritas
manfaat ASI berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak.
tahun 2008.”
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut di atas, maka penelitian dapat
seseorang. (www.wikipedia.com.id)
2. Unsur-unsur yang terkandung dalam pengetahuan
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif terjadi enam tingkatan
sebagai berikut :
a. Tahu
Mengandung arti mengingat suatu materi yang telah dipelajari
(Notoatmodjo, 2003).
b. Memahami
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
lebih tinggi dari tahu, namun tidaklah berarti bahwa tahu tidak perlu
(Notoatmodjo, 2003).
e. Sintesis
Adalah suatu kemampuan yang meletakkan atau
pengetahuan seseorang.
c. Derajat penyuluhan artinya bahwa semakin banyak penyuluhan yang
6 bulan hanya diberikan ASI, dengan frekuensi 8-10 kali perhari tanpa
diberi tambahan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air
kandungan gizi yang cukup dengan kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh
dan berkembang dengan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan
komposisi susu sapi disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak sapi dan
2007:380)
Komposisi ASI sedemikian khususnya, sehingga komposisi ASI dari
satu ibu ke ibu yang lain berbeda, misalnya komposisi ASI dari ibu yang
dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan, walaupun kedua ibu
melahirkan pada waktu yang sama. Jadi, komposisi ASI ternyata tidak
tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu dan disesuaikan dengan
tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
matur.
7) Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan ASi matur.
b. ASI transisi/peralihan
Adalah ASI yang diproduksi pada hari ke 4 sampai hari 7 sampai
banyak.
c. ASI mature
Adalah ASI yang diproduksi sejak hari ke 14 dan seterusnya, dan
ASI yang tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi,
dalam ASi.
2. Laktosa merupakan hidrat arang utama ASI dan hanya sedikit
tahan tubuh dari ibunya melalui plasenta. Tetapi kadar zat tersebut
ini tidak terlepas dari dua faktor penentu kecerdasan, yaitu faktor
akan merasakan kasih sayang ibunya. Serta akan merasakan rasa aman
2001:33)
4. Keuntungan lain pemberian ASI
Beberapa keuntungan lain dari pemberian ASI pada balita menurut Depkes
RI (2007) yaitu :
a. Tidak mudah tercemar
ASI steril dan tidak mudah tercemar, sedangkan susu formula mudah
dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang mengetahui cara
manusia.
c. Lebih murah/ekonomis
Memberikan ASI jauh lebih murah dibanding memberikan susu
formula. Ibu tidak perlu membeli susu kaleng dan peralatan susu botol
dadanya mengahdap ke arah dada atau perut Anda. Lengan anda yang
dadanya karena ini membuat bayi sulit menelan, bahkan sulit bernafas.
sebagai berikut :
a. Sebelum menyusui, terlebih dahulu ibu mencuci tangannya dengan
ibu, rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
ibu.
e. Bayi disusui secara bergantian kiri dan kanan sampai bayi merasa
kenyang setelah itu mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan
terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu
2000).
Pengetahuan ibu dalam hal ini berhubungan erat dengan pemilihan
pangan yang dapat meningkatkan produksi ASI. Bayi yang baru lahir hanya
mendapatkan makanan dari air susu ibunya. Jika ASI tidak cukup banyak
maka kebutuhan zat gizinya tidak akan terpenuhi. Sehingga ibu-ibu masih
ragu dengan pentingnya ASI bagi bayi. Pengetahuan ibu tentang pemanfaatan
banyak ibu yang tidak memberikan ASI pertamanya kepada bayinya, dengan
dianggap sepele sehingga dilakukan dengan salah dan tidak tepat. Akhirnya,
ASI tidak keluar dan ibu tidak mau lagi menyusui, bayi pun tidak mau
yang tepat. ASI Eksklusif adalah suatu ilmu baru yang harus dipelajari
melalui penyuluhan dan konsumsi makanan yang cukup (Depkes RI, 1997).
Tahu
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan
orang.
2. Sampel
Sampel adalah orang tua yang mempunyai bayi dan berdomisili di
dengan menggunakan teknik total sampling. Jadi pada penelitian ini semua
ASI, kandungan ASI, manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur
0-6 bulan.
Kriteria objektif :
Baik : Apabila responden mampu menjawab 76-100% dari
2-3 item).
Kurang : Apabila responden menjawab <55% dari pertanyaan yang
(Notoatmodjo, 2002).
2. Pemahaman
Pemahaman pada penelitian adalah hal-hal yang dipahami oleh responden
2-3 item).
Kurang : Apabila responden menjawab <55% dari pertanyaan yang
tua\ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya segera setelah bayi
dilahirkan.
Kriteria objektif :
Baik : Apabila responden mampu menjawab 76-100% dari
2-3 item).
Kurang : Apabila responden menjawab <55% dari pertanyaan yang
data.
b. Koding
Koding atau pengkodean pada lembaran observasi, pada tahap ini
dilakukan.
c. Skoring
Setelah dilakukan pengkodean maka dilanjutkan dengan tahap
data kedalam satu table menurut sifat-sifat yang dimiliki yang mana
H. Analisa Data
deskriptif. :
X = n x 100%
Σ
Keterangan :
X = Variabel yang diteliti