You are on page 1of 9

1. Diagram ladder aplikasi PLC Lampu lalu lintas.

Lampu lalulintas atau trafight light dapat dibuat menggunakan PLC. dengan
memanfaatkan timer yang terdapat pada PLC kita bisa membuat lampu lalulintas
tersebut. Untuk contoh kita akan membuat satubuah lampu lalulintas. untuk PLC
disini saya menggunakan PLC Omron dan software simulasinya menggunakan

ZEN. Berikut ini diagram laddernya

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer
bisa dilihat sebagai berikut:

1. ON delay timer, timer akan aktif jika hitungan timer terpenuhi setelah pemicu
(trigger) masukan timer aktif.
2. OFF delay timer, timer tetap aktif ketika masukan trigger aktif,
setelah trigger tidak aktif dan setelah hitungan terpenuhi maka timer tidak aktif.
3. One-shoot pulse timer, hitungan tetap berlangsung ketika
masukan trigger aktif.
4. Flashing pulse timer, selama masukan trigger aktif maka timer akan aktif dan
tidak aktif secara berulang-berulang sesuai dengan set hitungan.
2. Alat Penyiraman Tanaman Secara Otomatis Berbasis Programmable Logic
Controller (Plc) Omron Tipe Cpm2a
Dalam merancang suatu sistem kendali dibutuhkan pendekatan-
pendekatan sistematis dengan prosedur sebagai berikut :

Setelah mengidentifiasi input, output dan kondisi yang diinginkan untuk


perancangan sistem kontrol, selanjutnya dibuat ladder diagram seperti berikut ini:
Gambar 4.14 Ladder diagram Sistem

IV-16
Untuk lebih jelasnya kita pecah ladder diagram tersebut menjadi beberapa
Rung seperti dibawah ini:

Gambar 4.15 Rung 1

Pada kondisi awal tombol EMERGENCY dalam keadaan NC, tombol


START dalam keadaan NO, tombol STOP dakam keadaan NC, kontak TIMER
dalam keadaan NC. Ketika tombol START ditekan maka outputan 010.01
(SVO_A) akan bekerja dan akan mengaktifkan kontaknya, dengan waktu yang
bersamaan maka TIM 000 akan ikut bekerja. Ketika tombol START dilepas maka
rangkaian akan tetap bekerja, karena kontak 010.01 (SVO_A) menjadi NC untuk
mengunci rangkaiannya sendiri.

TIMER akan terus bekerja sesuai dengan waktu setingannya (15 detik =
150 bcd). Setelah waktu tunggu selesai maka TIMER akan mengaktifkan kontak-
kontaknya pada kondisi normal kontaknya tertutup akan menjadi terbuka, begitu
juga sebaliknya. Setelah waktu tunggu 15 detik habis maka rangkaian rung 1 akan
terbuka dan outputan 010.01 (SVO_A) akan mati.

Gambar 4.16 Rung 2

IV-17
Ketika outputan 010.01 aktif maka akan mengaktifkan rangkaian pada
rung 2, dan juga mengaktifkan outputan 010.05 (POMPA_ATAS). Rangkaian
pada rung 2 juga dapat diaktifkan oleh outputan 010.01 (SVO_A) yang bekerja
secara bergantian dengan outputan 010.02 (SVO_B).

Gambar 4.17 Rung 3


Ketika TIM 000 aktif maka akan mengaktifkan rangkaian rung 3 yang
akan mengaktifkan outputan 010.02 (SVO_B), kemudian rangkaian tersebut akan
memberikan sinyal pada TIM 001 dan DIFU (13). Kontak dari outputan 010.02
(SVO_B) akan aktif dan mengunci rangkaian tersebut. TIMER akan menghitung
waktu tunggu selama 15 detik (150 bcd). Setelah waktu tunggu 15 detik habis
maka rangkaian rung 3 akan terbuka dan outputan 010.02 (SVO_B) akan mati.

Gambar 4.18 Rung 4


Pada saat outputan 010.02 (SVO_B) aktif maka akan memberikan sinyal
inputan pada COUNTER, dan COUNTER akan menghitung 1 kali detakan sinyal.

IV-18
COUNTER tersebut akan menghitung sebanyak 2 kali detakan sinyal dari kontak
outputan 010.02 (SVO_B) tadi, setelah COUNTER menghitung 2 kali maka akan
mengaktifkan kontak-kontaknya. TIM 003 dan tombol EMERGENCY berfungsi
sebagai RESET pada COUNTER.

Gambar 4.19 Rung 5


Ketika DIFU (13) mendapat sinyal maka akan mengaktifkan kontaknya
(200.00) dan rangkaian pada rung 5 akan aktif dan mengaktifkan outputan
IN-MEMORY_1 (010.10), kemudian rangkaian tersebut akan memberikan sinyal
kepada TIM 002 dan DIFD (14). DIFD (14) akan mengaktifkan kontaknya
(200.01) yang terletak pada rung 1. TIM 002 dan TIM 003 akan bekerja secara
bergantian sesuai dari aktifasi COUNTER. Ketika salah satu TIM 002 dan TIM
003 aktif maka akan membuka rangkaian pada rung 5.

Gambar 4.20 Rung 6

IV-19
Ketika WLC_ATAS (000.03) aktif dan WLC_BAWAH (000.04) aktif maka akan
mengaktifkan POMPA_BAWAH (010.04), dan salah jika satu WLC_ATAS (000.03) dan
WLC_BAWAH (000.04) tersebut tidak aktif maka POMPA_BAWAH (010.04) akan
mati.

Gambar 4.21 Rung 7

Ketika WLC_BAWAH (000.04) aktif maka akan mengaktifkan SV_INLET


(010.00), dan ketika WLC_BAWAH (000.04) tidak aktif maka akan mematikan
SV_INLET (010.00). END Function pada ladder diagram merupakan akhiran dari
program.
Tombol STOP berfungsi untuk mematikan kerja dari proses penyiraman saja,
sedangkan tombol EMERGENCY berfungsi untuk mematikan semua proses pada
program.

IV-20
3. Aplikasi plc lampu flip-flop
Contoh aplikasi sederhana yang cukup “tricky” untuk diimplementasikan dalam diagram
ladder adalah lampu flip-flop. Lampu flip-flop adalah dua set lampu yang menyala
bergantian dengan selang waktu tertentu, seperti lampu sein atau lampu kuning di jalan
raya. Aplikasi ini pada diagram ladder menggunakan fungsi timer untuk mengatur selang
waktunya.

Pada diagram ladder di atas, input PLC ada 2: tombol START dan tombol STOP.
Outputnya adalah 2 buah lampu: L1 dan L2. Kedua lampu ini akan menyala bergantian
dengan selang waktu yang ditentukan oleh timer. Yang lainnya adalah relay-relay dan
kontaktor internal. Contoh ini menggunakan PLC Omron CJ1M CPU11.

IV-21
Cara kerja timer adalah sebagai berikut: timer mulai menghitung mundur selama timer
ter-energized (timer teraliri arus dari kiri). Jika hitungan mundur sudah habis atau timer
sudah overflow, kontaktor timer tersebut akan on (kontaktor TIMER 1 adalah T0001,
begitu juga TIMER 2). Untuk mereset timer, tinggal memutuskan aliran arus ke timer
tersebut (dalam contoh ini, dilakukan oleh kontaktor T1 OFF dan T2 OFF).
Diagram ladder di atas menghasilkan lampu flip-flop dengan cara berikut:
1. Tombol START ditekan sehingga relay EN menyala dan ter-interlocked.
2. Tombol START tadi juga menyalakan TIMER 1 dan meng-interlock-nya juga.
3. Selama TIMER 1 menghitung mundur (5 ms atau 0,5 detik), lampu L1 menyala.
4. Ketika TIMER 1 overflow, kontaktor TIMER 1 (T0001) mengaktifkan relay internal
T1 OFF. T1 OFF ini me-reset TIMER 1, mematikan lampu L1, dan menyalakan TIMER
2.
5. TIMER 2 sekarang menghitung mundur dan lampu L2 menyala.
6. Ketika TIMER 2 overflow, kontaktor TIMER 2 (T0002) mengaktifkan relay internal
T2 OFF yang me-reset TIMER 2 dan mematikan lampu L2. Selain itu, kontaktor ini juga
mengaktifkan kontaktor REPEAT yang menyalakan TIMER 1.
7. Begitu seterusnya mengulang lagi ke langkah 3 sehingga lampu L1 dan L2 menyala
bergantian setiap 0,5 detik.
8. Jika ingin menghentikan lampu flip-flop, cukup menekan tombol STOP yang akan
mematikan relay EN sehingga me-reset TIMER 1 dan TIMER 2 bersamaan.

IV-22

You might also like