You are on page 1of 3

HUBUNGAN ANTARA FILASAFAT DAN IDEOLOGi

Minggu, 10 November 2013 19.32 Diposkan oleh mega maulida

Filsafat dan ideologi tampaknya hampir serupa, tapi ternyata hal tersebut rupanya tak sama. Tapi
apakah kedua hal tersebut saling ada keterkaitan? Sebelumnya marilah kita memahami dahulu
pengertian dari keduanya.

Secara etimologis Kata falsafah atau filsafa dalam bahasa Indonesia merupakan kata
serapan dari bahasa Arab , yang juga diambil dari bahasa Yunani adalah philosophia. Dalam
bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata philia (persahabatan,
cinta) dan sophia (kebijaksanaan). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan”. Jadi Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Atau dapat pula diartikan Filsafat
adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang
yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat
dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Sedangkan ideologi berasal dari
bahasa Prancis idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan
dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunaniuntuk menjelaskan logika dan
rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertianetimologisnya, sebagai "ilmu
yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan". (Wikipedia,2013)

Filsafat dan ideologi memiliki keterkaitan, sebelum lahirnya sebuah ideologi maka ada filsafat
terlebih dahulu, filsafat berubah menjadi ideologi setelah filsafat tersebut digunakan untuk cita-
cita dan dikerjakan atau dipatuhi oleh manusia tersebut. Seperti yang diungkapkan Roeslan
Abdulgani (1986) “ Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai
yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman
bagi manusia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara
tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh hidup dan kehidupan. Filsafat dalam pengertian ini telah menjadi
suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief-system) yang telah menyangkut praksis,
karena di jadikan landasan bidang kehidupannya. Hal itu berarti filsafat telah beralih dan
menjelma menjadi ideologi”. (Kaelan,2002:117)

Filasafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga filsafat menjadi
akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang cita-cita. Sudah tentu keterkaitan antara keduanya sangat terlihat, apabila tidak ada
sistem filsafat akankah ideologi ada? Tanpa adanya filsafat, ideologi tidak akan ada. Setiap
ideologi bersumber dari filsafat. Filsafat lahir dari perenungan dan pencarian jadi diri sehingga
lahirlah cita-cita dan tujuan yang menjadi landasan hidup seseorang atau suatu kelompok
sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi pemilik ideologi tersebut.
Ideologi merupakan hasil filsafat, ideologi adalah output dari struktur pemikiran yang sudah
matang, komplit, serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap sendi-sendi kehidupan yang
lebih kompleks. Ranah epistemologilah (yang bagian dalam filsafat) yang kemudian menentukan
kecenderungan dari Ideologi yang dihasilkan.

Jadi bagaimana jika pancasila itu dipandang sebagai suatu sistem filsafat dan ideologi, apa pula
kaitannya?

Sebagai suatu sistem filsafat serta ideologi maka pancasila harus memiliki unsur rasional
terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem pengetahuan.

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena
Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dituangkan dalam suatu
sistem. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis. Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada
pandangan hidup bangsa.

Pancasila lahir dari hasil perenungan mendalam para founding father, dan kemudian hasil
perenungan tersebut dijadikan tujuan bersama atau dijadikan suatu sistem keyakinan yang
menjadi landasan bagi bangsa dan negara Indonesia. Dan Pancasila juga telah menjadi identitas
bangsa Indonesia, bukan hanya sebagai landasan bangsa. Seperti halnya liberal dan sosialis hal
tersebut pula lahir dari sebuah sistem filsafat dan menjadi ideologi di negara-negara penganut
sistem tersebut sehingga hal tersebut kini menjadi landasan-landasan kehidupan bangsa yang
menganutnya , yang akhirnya menjadi jati diri negara mereka sehingga dapat dibedakan dari
bangsa-bangsa yang lain yang menganut ideologi yang berbeda pula.
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN IDEOLOGI

Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakekatnya merupakan sistem nilai yang secara
ekspitemologis kebenarannya telah diyakini sehingga telah dijadikan dasar atau pedoman bagi
manusia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara,
tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Dalam hidup dan kehidupan, filsafat dalam pengertian yang demikian ini
telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyangkut praksis,
kerena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam
berbagai bidang kehidupannya. Hal itu berarti bahasa filsafat telah beralih dan menjelma menjadi
ideologi.

Tiap ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar dan menyeluruh yang
jalin menjalin menjadi suatu sistem pemikiran yang logis, adalah sumber pada fisafat dengan lain
kata ideology suatu system of thought mencari nilai, norma dan cita-cita yang bersumber kepada
filsafat yang bersifat mendasar dan nyata untuk diakualisasikan artinya secara potensial
mempunyai kemungkinan pelaksanaan yang tinggi, sehingga dapat memberikan pengaruh positif
karena mampu membangkitkan dinamika masyarakat tersebut secara nyata kea rah kemajuan.
Ideologi dapat dikatakan pula sebagai konsep operasionalisasi dari suatu pandangan atau filsafat
hidup akan metupakan norma ideal yang melandasi ideologi karena norma itu akan dituangkan
dalam perilaku yang dalam kelembagaan sosial, politik, ekonomi, pertahanan keamanan dan
sebagainya. Jadi filsafat sebagai dasar dan sumber bagi perumusan ideologi yang juga
menyangkut strategi dan doktrin dalam menghadapi permasalahan yang timbul didalam
kehidupan bangsa dan Negara, termasuk di dalamnya menentukan sudut pandang dan sikap
dalam menghadapi berbagai aliran atau sistem filsafat yang lain.

Dari uraian diatas, maka permasalahan ideologi merupakan permasalahan yang disamping
berkadar kefilsafatan sekaligus menyangkut praksis. Ideologi memiliki kadar kefilsafatan kerena
bersifat cita-cita dan normative dan sekaligus praksis karena menyangkut operasionalisasi,
strategi dan doktrin, sebab ideologi juga menyangkut hal-hal yang berdasarkan suatu ajaran yang
menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup ditentukan secara konkrit bagaiman manusia
harus bersikap dan bertindak. Ideologi itu tidak hanya menuntut agar setiap warga Negara
bertindak adil saling tolong menolong, saling menghormati antar sesama manusia lebih
mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi maupun kepentingan golongan
dan sebagainya; tetapi juga menuntut ketaatan konktrit yang harus melaksanakan ini dan itu, dan
bahkan seringkali menuntut dengan mutlak orang harus besikap dan bertindak tertentu.

You might also like