You are on page 1of 2

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA FURUNKEL

Nomor :
LA
K
A
BU H
ANBAT
U

OL Terbit ke :

O
I
B IN
A EN PAB

SOP No.Revisi :
PEMERINTAH Tgl.Diberlaku :
KABUPATEN Halaman :1- PUSKESMAS KOTA
LABUHANBATU RANTAUPRAPAT

Ditetapkan Kepala dr.Hj.Fianna Molahini,MM


Puskesmas NIP.19680303 199903 2 004

1. Pengertian Furunkel adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut
yang melibatkan jaringan subkutan. Biasanya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus. Penyakit ini memiliki insidensi yang
rendah.
2. Tujuan Memberikan panduan tatalaksana pada pasien dengan Furunkel
pada hidung.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kota tentang Jenis Pelayanan yang
ada di Puskesmas Kota. No : 041/ADMEN/SK/1/2016 Tanggal 6
Januari 2016
4. Referensi PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer.
5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan adanya bisul di dalam hidung.
Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa nyeri
dan perasaan tidak nyaman. Kadang dapat disertai gejala rhinitis.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat pada
lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae (rambut
hidung).
Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Kompres hangat dapat meredakan perasaan tidak
nyaman.
b. Jangan memencet atau melakukan insisi pada
furunkel.
c. Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep
antibiotik bacitrasin dan polmiksin B serta antibiotik
oral karena lokasi furunkel yang berpotensial menjadi
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA FURUNKEL

Nomor :
LA
K
A
BU H
ANBAT
U

OL Terbit ke :

O
I
B IN
A EN PAB

SOP No.Revisi :
PEMERINTAH Tgl.Diberlaku :
KABUPATEN Halaman :2- PUSKESMAS KOTA
LABUHANBATU RANTAUPRAPAT

Ditetapkan Kepala dr.Hj.Fianna Molahini,MM


Puskesmas NIP.19680303 199903 2 004

bahaya. Antibiotik diberikan dalam 7-10 hari, dengan


pemberian Amoxicilin 500 mg, 3x/hari, Cephalexin
250 – 500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250 – 500
mg, 4x/hari.
d. Insisi dilakukan jika sudah timbul abses.
Konseling dan Edukasi
Memberitahukan individu dan keluarga untuk:
a. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian
dalam hidung.
b. Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel.
c. Selalu menjaga kebersihan diri.
Kriteria Rujukan: -

a. Poli Umum
6. Unit Terkait
b. Laboratorium

You might also like