Professional Documents
Culture Documents
a. Pengertian
2009)
Sucipto ,2011).
adalah penyakit fibris virus akut yang terdapat pada anak dan
serta gelisah.
terdeteksi.
b. Patofisiologi
sakit saat menelan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, pegal –
WHO,2005)
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Darah
Pada DHF akan dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari
ke-2 atau ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua
meningkat.
2) Air seni
3) Sumsum tulang
4) Serologi
jam berikutnya.
(1) Kristaloid.
(D5/GF).
(2) Koloid.
jam.
sekunder.
dengan dokter).
hematokrit
(2) Jenis minuman : air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu.
(3) Bila suhu > 380C beri parasetamol.
untuk pulang.
(2) Periksa HGB, HCT, trombosit tiap 6-12 jam, jika HCT
kali pemeriksaan).
menjadi 3 ml/kgBB/jam
(5) Setelah itu IVFD di stop pada 24-48 jam, bila tanda
tidak ada.
30 menit).
tanda :
dipulangkan.
5) Hematokrit stabil
(Ngastiyah, 2005)
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan DHF
a. Pengkajian
Wartonah 2006).
Aktivitas/Istirahat
Sirkulasi
gelisah
Makanan/cairan
Neurosensori
Nyeri/kenyamanan
menelan
Pernafasan
b. Diagnosa
adalah :
permeabilitas kapiler.
mual-muntah.
c. Perencanaan
tindakan keperawatan dan klien yang sesuai dan rasional ilmiahnya, dan
jiwa pasien):
permeabilitas kapiler.
Kriteria hasil :
Tindakan Keperawatan :
dokter.
tubuh.
Kriteria hasil :
Tindakan keperawatan :
banyak/adekuat.
dirasakan
Kriteria hasil :
1) Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan oleh
jaringan.
3) Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Tindakan keperawatan :
suplay darah.
adanya komplikasi.
kebutuhan sirkulasi.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
muntah.
Kriteria hasil :
Tindakan keperawatan :
tubuh.
muntah.
Kriteria hasil :
Tindakan keperawatan :
perubahan kenyamanan.
Kriteia hasil :
Tindakan keperawatan :
kebutuhan energi.
banyak beristirahat.
Kriteria hasil: pasien tidur 6-9 jam/hari, tidak mengantuk, segar tidak
Rencana tindakan:
b) Tutup gordin atau tirai dan batasi pengunjung di ruang saat jam
tidur.
e) Catat jumlah jam tidur dan kualitas tidur pasien setiap hari.
Kiteria hasil :
Tindakan keperawatan :
perawatan pasien.
tidak.
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan.
yang muncul maka hal-hal yang diharapkan pada evaluasi adalah sebagai
berikut :
8) Pengetahuan bertambah
BAGAN 1
WOC(WEB OF CAUTION) Perbanyak diri di
Virus dengue
hepar
Infeksi dengue
Terbentuk komplek Gangguan rasa Hepatomegali
Depresi nyaman nyeri
antigen antibodi
Sumsum
Tulang
- Mual
- Muntah
Mengaktivasi sistem - Anoreksia
komplemen
Melepaskan histamine
- Perdarahan Perubahan
- Trombositopeni Intoleransi
Nutrisi kurang
aktivitas
dari kebutuhan
tubuh
Permebilitas pembuluh
darah meningkat
Hipotalamus
Trombositopeni
Risiko
Pendarahan
- Akral dingin
- Sianosis
Kurang
pengetahuan
Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Mei 2013, pukul 13.30 wita,
keperawatan.
a. Pengumpulan Data
Nama : NH MA
no 34 Denpasar no 34 Denpasar
NO RM : 474902
2) Alasan dirawat
Pukul 20.00 wita, yaitu pada hari jumat. Panas pasien naik turun
hingga hari rabu tanggal 9 Mei 2013, selama dirumah pasien minum
hari sabtu tanggal 11 mei 2013 pukul 08.00 wita, panas pasien
Parasetamol 3x500 mg, vitamin dan juga sirop. Pada hari senin
Mendapatkan therapi :
b. Paracetamol 3x500 mg
c. Imboost 1x1 mg
penyakit yang sama dengan pasien (DHF) dan tidak ada yang
a) Bernafas
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien
RS.
kehitaman).
tgl 3 mei 2013 pukul 20.00 wita. Pada hari rabu tanggal 8 mei
21.00 wita sampai pukul 06.00 wita dan biasa tidur siang pukul
13.30 sampai pukul 14.30 wita. Saat sakit dan saat pengkajian
perkembangan keadaannya.
h) Data Sosial
pasien baik.
(3) Rekreasi
perawatan.
(4) Lingkungan sosial
sampah.
tidur.
h) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
c) Gejala Kardinal
(1) Suhu : 38,70C
d) Keadaan Fisik
Jantung
kuat
Dulness.
lapang jantung.
Paru-paru
bantu nafas
-/-,vesikuler -/-
(8) Abdomen :
(9) Ekstremitas :
< 2 detik
Bawah : Pergerakan terkoordinasi, oedema tidak
555 555
Kekuatan otot : 555 555
e) Pemeriksaan Penunjang
Mm/jam
Analisa Data
TABEL 1
panas
- TD : 120/70 mmHg
- N : 82 x/mnt
- Bibir kering
2 Pasien mengatakan minum - Mukosa bibir kering Resiko
- HB : 14,6 g/dl
CM : infus :1500 cc
Minum : 1600 cc
Makan : 200 cc
Total CM = 3300 cc
CK =2100(7 x spontan)
BAB = 100 cc
IWL =600 cc
pengetahuan
sedikit tahu tentang
- Pasien bertanya tentang
penyakitnya (penyebab)
penyakit demam berdarah
- Pasien mengatakan
(cara pencegahannya
khawatir dengan
gejala, dan pengobatannya.
keadaannya apakah
pencegahannya gejala,
dan pengobatannya
4 - Pasien mengatakan lemas - ADL pasien dibantu oleh Intoleransi
aktivitas
keluarganya (makan,
- Pasien mengatakan tidak
minum, BAB, BAK)
mampu beraktifitas secara
- Pasien tidak dapat
mandiri
beraktivitas secara mandiri.
- N : 82 x/mnt, TD = 120/70
mmHg, R = 18
x/mnt,Suhu:38’7 c
HB : 14,6 G/dl
e. Rumusan Masalah
1) Hipertemia
3) Kurang pengetahuan
4) Intoleransi aktivitas.
f. Analisa Masalah
1) P : Hipertermia
virus dengue
Proses terjadi :
Proses terjadi :
penyakitnya
E : Kurang informasi
pengobatannya).
Proses terjadi :
4) P : Intoleransi Aktivitas
E : Kelemahan
Proses terjadi :
Diagnosa Keperawatan
mangatakan panas naik turun dari 5 hari yang lalu (tgl 8 Mei 2013),
mengatakan dari kemarin pukul 13.00 wita, minum air putih + 6-8
gelas (+ 1200-1600 cc), mukosa bibir kering, PLT 105 k/ul, HCT :
41,8%, HB=14,6 g/dl, cairan masuk 3300 cc, BAK : 2100 + BAB =
2. Perencanaan
mengatakan minum air putih dari kemarin pukul 13.00 wita 6-8
105 K/ul, HCT 41,8%, cairan masuk 3300 cc dan BAK: 2100 cc +
TABEL 2
13 Mei berhubungan dengan x 24 jam diharapkan tidak terjadi tanda vital setiap 6 acuan untuk mengetahui
2013 Pkl.
tidak efektifnya peningkatan suhu tubuh dengan jam. keadaan umum pasien.
15.30
termoregulasi kriteria hasil : 2. Kaji kharateristik 2. Untuk mengidentifikasi
Wita
sekunder terhadap 1. Pasien mengatakan badanya demam terjadinya demam
infeksi, virus dengue tidak panas lagi. 3. Anjurkan pasien 3. Peningkatan suhu tubuh
pasien mengatakan 3. Badan pasien teraba tidak 2400-2500 per hari tubuh meningkat sehingga
badanya panas naik panas perlu diimbangi dengan
lipatan paha.
mg infeksi sekunder.
Senin, Intoleransi aktivitas Setelah diberikan askep selama 3 1. Kaji keluhan pasien 1. Untuk mengidentifikasi
pasien mengatakan tidak lemas lagi. menuhi kebutuhan 3. Dengan melatih keman-
tidak mam-pu 2. Pasien mengatakan mampu 3. Bantu pasien untuk dirian pasien (makan,
beraktifitas secara beraktivitas secara mandiri mandiri dalam minum, BAB, BAK)
mandiri, ADL pasien 3. ADL pasien terpenuhi memenuhi ADLnya pasien tidak mengalami
120/70mmHg dan, diastole 90/60 mmHg. 4. Libatkan keluarga 4. Agar ADL pasien dapat
Nadi:82x/mnt,Suhu pasien
38,7 C
Senin, Kurang pengetahuan Setelah diberikan askep selama 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui sejauhmana
13 Mei pasien tentang 2x15 mnt, diharapkan pengetahuan pasien tingkat pengetahuan pasien
2013 Pkl. penyakitnya pengetahuan Pasien tentang tentang penyakit tentang penye-bab dan
infor-masi ditandai 1. Pasien mengerti tentang kepada pasien tentang penyakit, penyebab
(penyebab). pasien tahu tentang penyebab gejala, 3. Beri kesempatan 3. Mengurangi kecemasan
mengatakan pencegahan dan pengobatan pada pasien untuk dan memotivasi dalam
Senin, Kekurangan volume Setelah diberikan askep selama 1. Kaji keadaan umum 1. Mengetahui ada tidaknya
13 Mei cairan berhubungan 3x 24 jam diharapkan kebutuhan pasien dan TTV penyimpangan dari
2013 Pkl.
dengan pasien cairan pasien terpenuhi dengan keadaan normal.
15.30
mengatakan minum kriteria hasil 2. Anjurkan pasien 2. Asupan cairan sangat
Wita
air putih dari 1. Pasien mau minum 7-10 untuk banyak diperlukan untuk
kemarin pukul 13.00 gelas/hari 1400-2000 cc minum 2 ,5 liter per menambah cairan dalam
1400-1600cc) 3. PLT dalam batas 3. Catat intake dan out 3. Memberi informasi tentang
105 k/ul, HCT 4. Pasien tidak menunjukkan 4. Pantau hasil 4. Untuk mengetahui tingkat
41,8%, CM = 3700 tanda-tanda dehidrasi pemeriksaan lab keparahan dalam tubuh
cc, BAK = 1500 cc seperti:mukosa bibir kering, (PLT, HCT, HB, yang dialami pasien dan
+ BAB : 100 + IWL turgor kulit tidak elastis, WBC), setiap 24 untuk acuan melakukan
plasma
Pelaksanaan
TABEL 3
Dx
atan
1 2 3 4 5
Senin, 1, 2, 4 Mengkaji keadaan umum DS : - Mahasiswa
Pkl. 16.00
- S = 380C
- TD : 110/70 mmHG.
- Respirasi : 18 x/mnt
Pkl. 16.30 1 Memberi Obat oral DS : Mahasiswa
DO :
lagi
1 2 3 4 5
Pkl. 16.40 2 Mengkaji hal-hal yang DS : Mahasiswa
tempat tidur.
DO :
dibantu oleh
keluarganya
Pkl. 17.00 1 Memberikan kompres air DS : Mahasiswa
sangat kooperatif
Pkl. 18.15 3 Memberi HE tentang DS : Mahasiswa
perawatan, pencegahan
hanya mengetahui
dan pengobatan
penyebap
DO :
- Pasien tampak
mendengar penjelasan
yang diberikan
Memberi kesempatan
DS : -
pasien untuk bertanya
DO :
1 2 3 4 5
- Pasien mau
mengutarakan
belum dimengerti
Pkl. 18.30 3 Mengevaluasi tingkat DS : Mahasiswa
penjelasan yang
diberikan
DO :
- Pasien mampu
sudah dijelaskan
x minum 200 cc
DO :
- Infus sudah
diganti,tetesan lancer
1 2 3 4 5
30 tetes/mnt,
2013 pasien
badanya masih lemas
Pkl. 05.00
dan panas
DO :
- Keadaan umum
- suhu : 380C
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 82 x/mnt,
- Repirasi : 20 x/mnt
Pkl. 05.00 4 Mengganti cairan infus DS : - Perawat
tetesan lancer 30
tetes/mnt.
- Pasien mengatakan
secara mandiri
- pasien mengatakan
DO :
berbaring di tempat
tidur
- Suhu : 36˚ c
- Respirasi : 20 x/mnt
- Nadi : 82 x/mnt
- TD : 100/70 mmHg
Pkl 09.00 1 Memberi obat penurun DS : Mahasiswa
DO :
dengan ai putih
1 2 3 4 5
- Reaksi alergi tidak ada
- HCT : 31,1%
- PLT : 74k/ul
- LED : 15 mm/jam
Pkl. 11.00 1,2 Mengobservasi keadaan DS : Mahasiswa
panas lagi
DO :
- suhu : 360C
- Respirasi : 20 x/mnt,
- nadi 82x/mnt
- TD = 110/70 mmHg
Pkl. 11.15 1 Menganjurkan pasien DS : Mahasiswa
1 2 3 4 5
banyak minum
- Pasien mengatakan
200 cc
DO :
oral/paracetamol 500 mg
- Pasien mengatakan
(melalui oral)
Obat sudah diminum
DO :
keluarganya, keluarga
kooperatif dalam
perawatan pasien
Pkl. 13.00 4 Mengganti cairan infus DS : Mahasiswa
IVFD RL 30 tetes/menit. DO :
30 tetes/mnt
- Cairan masuk
Minum + infus +
makan
= 1000 cc + 2700 cc +
100 cc = 3800 cc
BAK = 2200 (8 x
2900 cc
CM-CK : 900 cc
kl. 15.30 2 Melibatkan keluarga DS : - Perawat
dalam proses
penyembuhan pasien
Pkl. 16.00 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda DS : Mahasiswa
panas lagi
1 2 3 4 5
DO :
teraba hangat
- Suhu = 36,5°C
- R= 20 x/mnt
- Nadi = 82 x/mnt
- TD = 100/70 mmHg
1 Memberi obat oral DS : Mahasiswa
DO :
- Tanda-tanda dehidrasi
tidak ada.
Pkl. 21.00 4 Mengganti cairan infuse DS : Mahasiswa
IVFD RL 30 tetes/menit. DS :
1 2 3 4 5
- Cairan infus sudah
diganti,tetesan lancer
30 tetes/mnt
DO :
- Nadi : 82 x/mnt
- TD : 100/60
- Respirasi : 20 x/mnt
Pkl. 05.00 Mengganti cairan infus DS : - Mahasiswa
4 IVFD RL 30 tetes/menit. DO :
diganti,tetesan lancer
1 2 3 4 5
30 tetes/mnt
Pkl. 07.00 1,2,4 Membersihkan lingkungan DS : - Mahasiswa
DO :
mencatat hasil DO :
PLT : 81k/ul
Pkl. 11.15 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda DS : Mahasiswa
panas lagi
DO :
- Suhu : 360C
- Nadi : 82x/mnt
- TD : 100/60 mmHg
1 2 3 4 5
- RR : 20 x/mnt
Pkl. 12.00 4 Mengobservasi adanya DS : - Mahasiswa
tanda-tanda dehidrasi DO :
- Tanda-tanda dehidrasi
tidak ada
Pkl. 13.00 3 Mengkaji hal-hal yang DS : Mahasiswa
dilakukan oleh PS
bisa makan, minum
ke kamar mandi
sendiri.
DO :
ditempat tidur
Pkl. 13.30 4 Mengganti cairan infus DS : - Mahasiswa
IVFD RL 30 tetes/menit. DO :
diganti,tetesan lancer
30 tetes menit
minum 200 cc
DO :
pasien
badanya sudah tidak
panas lagi
DO :
- Suhu = 36,80C
- R= 20 x/mnt
- Nadi = 80 x/mnt
- TD = 110/70 mmHg
Pkl. 16.00 1 Memberi obat oral : DS : Mahasiswa
mg(melalui oral)
obat sudah diminum
DO :
DO :
1 2 3 4 5
- Cairan masuk :
Minum + infus +
makan
= 1400 cc + 2700 cc
+ 100 cc = 4700 cc
= 2685 cc
CM-CK : 1515 cc
Pkl. 21.00 4 Mengganti cairan infus DS : - Mahasiswa
RL 30 tetes/menit. DO :
30 tetes/mn
Pkl. 22.00 1 Memberi obat oral : DS : Perawat
DO :
dimuntahkan, reaksi
DO :
- Suhu = 360C
- Nadi = 80 x/mnt
- TD = 110/70 mmHg
- R = 20 x/mnt.
baik
Pkl. 05.00 4 Mengganti cairan infus DS : - Perawat
30 tetes/mnt
Pkl. 07.00 4 Mengukur CM-CK : DS : - Perawat
DO : ruangan
- Cairan Masuk :
Minum + infuse +
makan
= 3700 cc
Cairan Keluar :
2785cc
CM-CK = 915 cc
Pkl. 07.00 2 Mengkaji hal-hal yang DS : Perawat
mengatakan badannya
DO :
melakukan aktivtas
- Suhu : 36 ˚ c
- Nadi : 80 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- TD : 110/70 mmHg
Pkl. 08.00 1, 2, 4 Mengobservasi keadaan DS : - Mahasiswa
umum pasien DO :
diijinkan pulang
HCT:38,2, PLT:102
TABEL 4
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN PADA PASIEN NH
Dx
No. Hari/Tgl/Jam Evaluasi
Keperawatan
1 2 3 4
1 Selasa 3 S : - Pasien mengatakan mengerti dengan
14-Mei-2013 lagi
panas
teratasi.
belum teratasi.
15-Mei-2013 lagi
panas
A : Tujuan 1, 2, 3, 4, 5, tercapai
mmHg.
tercapai
TANGGAL 16 MEI
CM = 3700 cc
total CK = 2785 cc
lagi.
BAB III
PEMBAHASAN
Pembahasan adalah menghubungkan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada
kasus dengan mencoba menganalisa kesenjangan-kesenjangan yang terjadi. Pada bab ini penulis
A. Pengkajian
keperawatan sesuai dengan keluhan pasien. Ditinjau dari teori pada penyakit DHF akan
ditemukan data-data sebagai berikut : panas atau demam, lemah, sakit kepala, nyeri pada
otot dan sendi, mual, muntah, anoreksia, lidah kotor, mukosa bibir kering, perdarahan
gusi, wajah kemerahan, bintik-bintik merah pada kulit (petekie), uji tourniquet positif,
epigastik pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dam limfe, pada ranjatan (derajat
IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin dan gelisah, sianosis perifer.
Pasien tampak tegang. Pada kasus saat pengkajian didapat data : panas badan (suhu)
38,70C, mukosa bibir kering, uji tourniquet positif, pasien bertanya-tanya tentang
penyakitnya. Untuk data nyeri otot dan sendi, sakit kepala, mual muntah, anoreksia tidak
muncul pada kasus karena saat pengkajian pasien tidak mengeluh hal tersebut dan juga
mengingat manusia itu unik dan memilik ambang nyeri yang berbeda dan data nyeri
tekan pada epigastrik, pada palpasi teraba pembesaran hati dan limpe, nadi cepat dan
lemah, ekstremitas dingin, gelisah, dan sianosis perifer merupakan tanda terjadinya syok,
sehingga data tersebut tidak terdapat pada kasus, karena pada kasus pasien tidak
mengalami syok.
Pada teori ada sembilan masalah yaitu : kekurangan volume cairan,
hipertermi, , gangguan perfusi jaringan, gangguan rasa nyamanan nyeri, kebutuhab nutrisi
kurang dari kebutuhan, perubahan pola tidur, intoleransi aktivitas, kurang pengetahuan
dan resiko perdarahan.Pada kasus berdasarkan data yang ada dan diperoleh dari hasil
keperawatan yang ada pada teori namun tidak ditemukan pada kasus yaitu : Masalah
gangguan ferfusi jaringan perifer tidak penulis angkat karena pada data tidak ditemukan
perubahan warna kulit (pucat, sianosis) akral dingin, capilar refyl time lebih dari 2 detik,
oedema dan yang lainnya. Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak
penulis angkat karena pada data tidak ditemukan mual, muntah dan penurunan nafsu
makan.). gangguan rasa nyamanan (nyeri) penulis tidak mengangkatnya karena tidak
ditemukannya tanda-tanda seperti : nyeri sendi dan otot, nyeri kepala, pasien tidak
hematemesis melena dan gejala perdarahan yang lain. Maka penulis tidak mengangkat
masalah keperawatan resiko perdarahan, sedangkan masalah perubahan pola tidur penulis
konjungtiva pucat, lingkaran hitam, disekitar mata, pasien tidak tampak ngantuk dan yang
lainnya.
B. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas yang ada, yaitu yang mengancam jiwa
pasien, maka dari itu ditemukan prioritas masalah keperawatan, diantaranya : prioritas
pertama yaitu Hipertermi dimana terjadi karena masuknya virus kedalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty akan mempunyai factor atau minulogis bila tubuh tidak
mampu melawanya sehingga akan menimbulkan peradangan dan salah satu tandanya
adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi dan jika tidak ditanggulangi dapat
menekankan pada kelemahan yang dialami pasien merupakan akibat dari adanya virus
dalam darah akan menginfeksi seluruh system yang ada didalam tubuh termasuk sendi
dan sumsum tulang belakang yang berfungsi untuk memproduksi trombosit sehingga
Sedangkan kurang pengetahuan diangkat menjadi prioritas ketiga karena pasien kurang
mendapat informasi tentang penyakit sehingga pasien tidak mengetahui tentang penyakit
DHF, baik itu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan. Dan yang menjadi
prioritas keempat adalah resiko kekurangan volume cairan dimana karena adanya
kebocoran dan penurunan volume plasma berkibat terjadinya resiko kekuragan volume
cairan dalam bila tidak ditanggulangi pasien akan mengalami syok hipovolemia
dehidrasi.
Pada perencanaan hampir semua rencana keperawatan sudah sesuai dengan teori
yang ada.Karena perencanaan pada teori adalah sebagai acuan dalam perencanaan
kasus,jadi semua perencanan dapat dilaksanakan sesuai diagnose yang mencul pada
kasus.
C. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditunjukkan untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu
masing-masing diagnosa seperti pada kekurangan volume cairan yaitu observasi tanda-
tanda perdarahan, catat nilai PLT, HCT, HGB setiap hari dan observasi intake dan output
setiap 24 jam. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
dan syok hipovelemik. Rencana perawatan hipertermi didalam teori ada yang tidak
dicantumkan dalam kasus yaitu obsevasi respon verbal dan non verbal pasien terhadap
nyeri. Dan yang terakhir adalah rencana diagnosa kurang pengetahuan didalam teori
tindakan pada pasien NH. Pelaksanaan yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik
walaupun ada beberapa hambatan, tetapi berkat kerjasama dengan dokter, perawat
ruangan dan tenaga kesehatan lainnya, semua dapat terlaksana dengan baik, dan proses
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan yang dilaksanakan sesuai pada criteria
catatan harian pasien yang telah sesuai dengan rencana tujuan yang disusun dan pada hari
terakhir merupakan evaluasi terminasi dari hasil evaluasi keempat masalah dapat teratasi
dengan baik. Dari keempat masalah yang teratasi dapat dilihat dari perubahan yang
terjadi seperti : mukosa bibir lembab, PLT = 102 k/ul, suhu tubuh dalam batas normal
yaitu 360C badan pasien tidak teraba panas, suhu 360C, nadi 80 x/menit badan pasien
teraba tidak panas, kulit tidak kemerahan, pasien sudah bisa memenuhi ADLnya secara
mandiri (makan, minum, BAB, BAK) pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dari bab-bab sebelumnya dapat dikatakan DHF adalah penyakit
fibris virus akut yang terdapat pada manusia yang disebabkan oleh virus dengue melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, sakit
kepala, nyeri tulang ruam, dan leucopenia yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. Penerapan proses keperawatan pada pasien NH dengan DHF Grade I di ruang
Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar, secara umum sudah sesuai dengan tahap-tahap
dalam proses keperawatan. Dari hasil pengkajian masih ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus. Karena data yang ditemukan saat pengkajian sangat ditentukan
oleh kondisi ataupun keadaan fisik pasien saat dikaji sehingga masalah keperawatan yang
muncul pada kasus juga disesuaikan dengan data yang muncul pada kasus.
berdasarkan masalah yang ada yaitu mengancam jiwa pasien dan sebagai prioritas
diagnosa keperawatan yang pertama adalah resiko kekurangan volume cairan dilanjutkan
rencana keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini
yang nantinya tujuan yang diinginkan oleh penulis dapat dicapai sesuai dengan harapan.
perencanaan yang telah disusun sesuai dengan kondisi, mengingat waktunya sangat
komplikasi yang ditimbulkan yaitu syok hipovolemik yang akan mengarah ke DSS. Pada
kasus semua rencana telah dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya kerjasama
antara penulis, perawat ruangan, dokter dan tim kesehatan yang lain serta dari pihak
keperawatan yang dilakukan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari empat masalah
yang muncul pada kasus, tujuan yang ingin dicapai pada masalah tersebut semuanya
dapat dicapai didasarkan pada rencana perawatan yaitu pada point kriteria tujuan.
B. Saran
perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2007). BukuSakuDignosaKeperawatan.(Edisi 8). Jakarta: EGC.
Murwani,Arita. (2009). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. (Edisi 2). Jakarata: ECG.
Sucipto, C.D. (2011). Vektor Penyakit Tropis. (Cetakan pertama). Yogyakarta: EGC.
WHO. (2005). Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue. (Cetakan pertama).
Jakarta: EGC.
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sasaran : Pasien NH
A. Tujuan
penyakit DHF
tentang :
c. Penatalaksanaan DHF
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
C. Media
D. Materi
Terlampir
E. Evaluasi
1. Sebutkan penyebab DHF minimal 2 dan sebutkan ciri dari nyamuk Aedes Aegypti
minimal 3?
Lampiran 2
MATERI PENYULUHAN
Adalah Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Penyebab DHF
a. Virus Dengue
2. Cara pencegahan
mengubur)
d. Bersihkan selokan agar dapat mengalir dengan lancar (jangan biarkan selokan tergenang)
menyemprotkan obat nyamuk dan fogging dengan obat pembasmi serangga (insektisida).
3. Penatalakanaan DHF
b. Boleh minum teh manis, air putih, susu, air jeruk, sirup, air kacang hijau atau air kelapa
d. Bila badan panas kompres hangat pada ketiak, lipat paha, dada dan punggung.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
merah)
jumlah hemoglobin dalam gram yang terdapat dalam 100ml packed red
cells)