You are on page 1of 91

Konsep Dasar Dengue Hemorhagic Fever

a. Pengertian

DHF(Dengue Haemorrhagic Fever) atau di kenal sebagai Demam

Berdarah diduga diambil namanya dari gejala penyakitnya yaitu

adanya demam/panas dan adanya pendarahan.(Arita Murwani,

2009)

Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic

Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue

yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes

albopictus.(H.Akhasin Zulkoni, 2011)

DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat

serotype virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis

utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan,

hepatomegali dan tanda - tanda kegagalan sirkulasi sampai

timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari

kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (C.D.

Sucipto ,2011).

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa DHF

adalah penyakit fibris virus akut yang terdapat pada anak dan

dewasa yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk

Aedes Aegypty yang ditemukan diseluruh belahan dunia terutama

di negara-negara tropik dan subtropik dengan gejala utama demam,


nyeri otot dan sendi, sakit kepala, nyeri tulang, ruam, leukopenia

yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.

DHF ini sangat bervariasi,mulai dari yang ringan (DF)

sampai yang berat (DHF).Tetapi untuk memudahkan batasanya

dapat kita bagi menjadi 4 tingkatan menurut derajat

keganasan/beratnya penyakit.(Arita Murwani, 2009

1) Derajat I : Demam disertai dengan gejala konstitusional non-

spesifik; satu – satunya menisfestasi perdarahan

adalah tes torniket positif dan/atau mudah memar.

2) Derajat II : Perdarahan spontan selain manisfestasi pasien pada

Derajat I, biasanya pada bentuk perdarahan kulit

atau perdarahan lain.

3) Derajat III : Gagal sirkulasi dimanisfestasikan dengan nadi cepat

dan lemah serta penyempitan tekanan nadi atau

hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan lembab

serta gelisah.

4) Derajat IV : Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak

terdeteksi.

b. Patofisiologi

Virus Dengue adalah anggota dari group B Arbovirus yang

termasuk dalam genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Dikenal


ada 4 jenis serotipe virus Dengue yaitu virus Dengue tipe 1

(DEN-1), virus Dengue tipe 2 (DEN-2), virus Dengue tipe 3

(DEN-3), dan virus Dengue tipe 4 (DEN-4) ditularkan ke

manusia melalui vektor nyamuk jenis Aedes Egypty dan Aedes

Albopictus. Virus yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan

nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus Dengue selanjutnya

akan beredar dalam sirkulasi darah selama periode sampai

timbul gejala demam dengan masa inkubasi 4 – 6 hari (minimal

3 hari sampai maksimal 10 hari) setelah gigitan nyamuk yang

terinfeksi virus Dengue. Pasien akan mengalami keluhan dan

gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri

otot, pegal seluruh badan, hiperemia di tenggorok, timbulnya

ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem

retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah

bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan oleh

kongesti pembuluh darah di bawah kulit. DHF dapat terjadi bila

seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat

infeksi berulang virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akan

menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga

menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibodi

(kompleks virus antibodi) yang tinggi. Terdapatnya kompleks

virus antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan

pembentukan aktivasi sistem komplemen, agregasi trombosit


dan aktivasi koagulasi. Kompleks virus-antibodi akan

mengaktivasi sistem komplemen, yang berakibat dilepaskannya

anafilatoksin C3a dan C5a, histamin dan serotinin yang

menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh

darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding

tersebut, suatu keadaan yang amat berperan dalam terjadinya

renjatan timbulnya agregasi trombosit menyebabkan pelepasan

trombosit oleh sistem retikuloendotelial dengan akibat

trombositopenia hebat sehingga terjadi koagulapati atau

gangguan fungsi trombosit yang menimbulkan renjatan/syok.

Renjatan yang berkepanjangan dan berat menyebabkan

diseminated intravaskuler coagulation (DIC) sehingga

perdarahan hebat dengan prognosis buruk dapat terjadi.

Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat

akhir terjadinya pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam

proses aktivasi ini, plasminogen akan menjadi Plasmin yang

berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan penghancuran

fibrin. Disamping itu akan merangsang sistem kinin yang

berperan dalam proses meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah. Hal ini berakibat mengurangnya volume

plasma, hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan

renjatan. Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai

dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat


renjatan. Renjatan hipovolemia bila tidak segera diatasi dapat

berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.

Manifestasi klinis yang mungkin muncul pada DHF adalah

demam atau panas, lemah, sakit kepala, anoreksia, mual, haus,

sakit saat menelan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, pegal –

pegal pada seluruh tubuh, mukosa mulut kering, wajah

kemerahan (flushing), perdarahan gusi, lidah kotor (kadang-

kadang), petekie (uji turniquet (+), epistaksis, ekimosis,

hematoma, hematemesis, melena, hiperemia pada tenggorokan,

nyeri tekan pada epigastrik. Pada renjatan (derajat IV) nadi

cepat dan lemah, hipotensi, ekstrimitas dingin, gelisah, sianosis

perifer, nafas dangkal. Pada DHF sering dijumpai pembesaran

hati (hepatomegali), limpa (splenomegali), dan kelenjar getah

bening yang akan kembali normal pada masa penyembuhan.

Adapun komplikasi dari penyakit DHF adalah Hipotensi,

Hemokonsentrasi, Hipoproteinemia, Efusi dan Renjatan / Syok

hipovolemia .(H.Akhasin Zulkoni,2011 , A.W.Sudoyo,2006,

WHO,2005)

c. Pemeriksaan Diagnostik

Dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu : (Aru W Sudoyo, 2006)

1) Darah
Pada DHF akan dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari

ke-2 atau ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua

kalinya. Pada saat suhu meningkat kedua kalinya sel limposit

relatif sudah bertambah.sel-sel eusinofil sangat berkurang. Pada

DHF umumnya dijumpai trombositopenia (<100.000/mm 3) dan

haemokonsentrasi (kadar HCT  20% dari normal). Uji

tourniquet yang positif merupakan pemeriksaan penting pada

pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia,

serta hipokalemia, SGOT, SGPT, ureum dan PH darah mungkin

meningkat.

2) Air seni

Mungkin ditemukan albuminuria ringan.

3) Sumsum tulang

Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi

hiperselular pada hari kelima dengan gangguan maturasi

sedangkan pada hari kesepuluh biasanya sudah kembali normal

untuk semua data.

4) Serologi

Uji serologi untuk infeksi dengue dapat dikategorikan menjadi:

a) Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil

pada masa akut dan konvalesen.

b) Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blood

yang mengukur antibodi.


d. Penatalaksanaan Medis(Arita Murwani , 2009)

1) Penatalaksanaan penderita DHF adalah :

a) Tirah baring atau istirahat baring.

b) Diet makanan lunak.

c) Minum banyak 50ml/kg BB dalam 4 – 6 jam pertama dapat

berupa : susu, teh manis, sirup, jus buah, dan oralit,

pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi

penderita DHF. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi,

memberikan cairan rumatan 80 – 100 ml/kg BB dalam 24

jam berikutnya.

d) Pemberian cairan intravena pada pasien DBD tanpa renjatan

dilakukan bila pasien terus menerus muntah sehingga tidak

mungkin diberikan makanan per oral atau didapatkan nilai

hematokrit yang bartendensi terus meningkat (>40 vol

%). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat

dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa

5% dalam 1/3 larutan Nacl 0,9%.

e) Cairan-cairan yang digunakan untuk penggantian volume

dengan cepat mencakup berikut ini :

(1) Kristaloid.

Larutan ringer laktat (RL) atau dektrose 5% dalam larutan

RL (D5/RL), larutan Ringer Asetat (RA) atau dektrose 5%


dalam larutan asetat (D5/RA), larutan garam faali

(D5/GF).

(2) Koloid.

Dekstran 40 dan plasma.

f) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi,

pernapasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap

jam.

g) Periksa HGB, HCT dan trombosit setiap hari.

h) Pemberian obat antipiretik.

i) Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum,

perubahan tanda-tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan

laboratoriurn yang memburuk.

j) Monitor tanda-tanda pendarahan lebih lanjut.

k) Pemberian antibiotika bila terdapat kekhwatiran infeksi

sekunder.

l) Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi

dengan dokter).

2) Penatalaksanan Penderita DHF berdasarkan derajat keparahan

a) Penanganan DHF deraja I atau derajat II tanpa peningkatan

hematokrit

Pasien masih dapat minum.

(1) Beri minum banyak 1-2 liter/hari.

(2) Jenis minuman : air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu.
(3) Bila suhu > 380C beri parasetamol.

(4) Bila kejang beri antikonvulsif.

(5) Monitor gejala klinis dan laboratorium.

(6) Perhatikan tanda syok.

(7) Palpasi hati setiap hari.

(8) Ukur diuresis setiap hari.

(9) Awasi perdarahan.

(10) Periksa HGB, HCT, trombosit tiap 6-12 jam.

(11) Jika ada perbaikan klinis dan laboratorium pasien diijinkan

untuk pulang.

Pasien tidak dapat minum

(1) Jika pasien muntah terus-menerus maka lakukan

kolaborasi pemasangan IVFD NaCl 0,9% : Dekstrosa

5% (1:3), tetesan rumatan sesuai berat badan.

(2) Periksa HGB, HCT, trombosit tiap 6-12 jam, jika HCT

naik atau trombosit turun maka pemasangan IVFD NaCl,

0,9% berbanding dekstrosa 5% diganti dengan ringer

laktat dengan tetesan disusaikan.

b) Penanganan DHF derajat I dengan peningkatan HCT>20%.

(1) Pertama berikan cairan awal yaitu : RL/NaCI 0,9% atau

RL/DS/NaCl 0,9% + D5, 6-7 ml/kg BB/jam.

(2) Setelah itu monitor tanda-tanda vital/nilai HCT dan

tromboosit tiap 6 jam


(a) Jika ada perbaikan maka ada menunjukkan tanda-

tanda : tidak gelisah, nadi kuat, tekanan darah

stabil, diuresis cukup(12m/kg BB/jam), HCT turun (2

kali pemeriksaan).

(3) Jika sudah menunjukkan perbaikan tetesan dikurangi

menjadi 5ml/kg BB/jam.

(4) Setelah 1 jam berlalu dan kondisi pasien masi

menunjukan perbaikan maka tetesan di sesuaikan

menjadi 3 ml/kgBB/jam

(5) Setelah itu IVFD di stop pada 24-48 jam, bila tanda

vital/ HCT stabil, diuresis cukup.

(6) Jika pada saat menurunkan tetesan menjadi 5 ml/kg

BB/jam kemudian ditemukan tanda vital memburuk dan

HCT meningkat maka tetesan dinaikkan 10-15ml/kg

BB/jam tetesan dinaikkan secara bertahap. Kemudian

lakukan evaluasi 12-24 jam jika pada saat evaluasi

ditemukan tanda vital tidak stabil dengan tanda adanya

distres pernapasan dan HCT naik maka segera berikan

koloid 20-30m1/kgBB dan jika HCT menurun maka

lakukan transfusi darah segera 10ml/kgBB.

(7) Jika sudah ada perbaikan, maka lanjutkan tindakan dari

pengurangan tetesan 5ml/kgBB/jam dan seterusnya. Jika

tidak ada perbaikan yang ditunjukkan dengan tanda-


tanda: gelisah, distres pernapasan, frekwensi nadi

meningkat, tekanan nadi < 20 mmHg, diuresis kurang/

tidak ada.

(8) Jika tidak menunjukkan adanya perbaikan maka tetesan

akan dinaikkan 10-15ml/kgBB/jam secara bertahap.

(9) Kemudian dilakukan evaluasi 12-24 jam.

(10) Setelah dilakukan evaluasi didapatkan tanda vital tidak

Stabil yang di tunjukan dengan adanya distres pernapasan

dan peningkatan HCT, maka segera berikan koloid 20-30

ml/kgBB dan jika HCT menurun maka lakukan transfusi

darah segera 10 ml/kgBB.

(11) Jika sudah ada perbaikan maka lanjutkan tindakan dari

pengurangan dari tetesan 5ml/kgBB/jam dan seterusnya.

b) Penangan DHF derajat III dan IV

(1) Lakukan oksigenasi.

(2) Penggantian volume (cairan kristaloid isotonik) Ringer

Laktat/NaCl 0,9 % 20 ml/kgBB secepatnya (bolus dalam

30 menit).

(3) 30 menit kemudian lakukan evaluasi untuk mengetahui

apakah syok sudah teratasi.

(4) Kemudian pantau tanda vital setiap 10 menit dan catat

balance cairan intravena.


(5) Jika syok teratasi yang dapat ditunjukkan dengan tanda-

tanda :

(a) Kesadaran membaik.

(b) Nadi teraba kuat.

(c) Tekanan nadi>20 mmHg.

(d) Tidak sesak napas atau sianosis.

(e) Diuresis cukup 1 ml/kgBB/jam.

Kemudian cairan dan tetesan disesuaikan

10ml/kgBB/jam, setelah itu lakukan evaluasi ketat,

misalnya ukur tanda vital, tanda perdarahan, diuresis,

HGB, HCT, trombosit. Jika dalam 24 jam sudah

stabil, maka berikan tetesan 5ml/kgBB/jam kemudian

lanjutkan tetesan 3ml/kgBB/jam. Infus dihentikan

tidak melebihi 48 jam setelah syok teratasi. Jika syok

tidak teratasi yang ditunjukkan dengan tanda-tanda :

kesadaran menurun, nadi lambat/tidak teraba, tekanan

nadi<20 mmHg, ditress pernapasan/sianosis, kulit

dingin dan lembab, ekstremitas dingin dan periksa

kadar gula darah, kemudian lanjutkan

pemberian cairan 20ml/kgBB/jam, setelah itu

tambahkan koloid/plasma, dekstran 10-20 (maksimal

30) ml/kgBB/jam. Kemudian lakukan koreksi

asidosis, setelah 1 jam lakukan evaluasi untuk


mengetahui apakah syok sudah teratasi atau belum.

Jika syok belum teratasi yang ditunjukkan dengan

penurunan HCT atau HCT tetap tinggi/naik, maka

berikan koloid 20 ml/kgBB, kemudian dilanjutkan

dengan pemberian transfusi darah segar 10 ml/kgBB

diulang sesuai kebutuhan. Jika syok sudah teratasi

maka lanjutkan tindakan dari mengevaluasi ketat

tanda vital, tanda perdarahan, diuresis, HGB, HCT,

trombosit dan tindakan seterusnya.

d) Kriteria untuk pemulangan pasien

Kriteria berikut harus dipenuhi sebelum pasien yang

pulih dari DHF atau Dengue Syock Syndrome (DSS)

dipulangkan.

1)Tidak ada demam selama sedikitnya 24 jam tanpa

penggunaan terapi anti demam.

2) Kembalinya nafsu makan

3) Perbaikan klinis yang dapat terlihat

4) Haluaran urine baik

5) Hematokrit stabil

6) Melewati sedikitnya 2 hari setelah pemulihan dari syok

7) Tidak ada distres pernapasan dari efusi pleural atau asites

8) Jumlah trombosit lebih dari 50.000 per mm3

(Ngastiyah, 2005)
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan DHF

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan mencakup data yang di kumpulkan melalui wawancara,

pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan

laboraturium dan diagnostic serta melihat catatan sebelumnya.

Pengumpulan riwayat tersebut meliputi data subjektif

(“melaporkan”) dan obyektif (“menunjukan”) (Tarwoto dan

Wartonah 2006).

Data perawatan yang ditemukan pada pasien DHF

Aktivitas/Istirahat

Gejala : lemah, lelah

Tanda : dispnea, takipnea, lemah

Sirkulasi

Gejala : epitaksis, hematoma,ekimosis, petekie, hyperemia

pada tenggorokan, perdarahan gusi, hematemesis, melena

Tanda : nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin dan

gelisah

Makanan/cairan

Gejala : mual muntah, anoreksia, haus

Tanda : mukosa mulut kering,lidah kotor (kadang-kadang)

Neurosensori

Gejala : sakit kepala, suhu tubuh tinggi


Tanda : menggigil, wajah tampak kemerahan, takikardi.

Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri uluhati, nyeri pada otot dan sendi, pegal-pegal

pada seluruh tubuh, nyeri tekan pada epigastrik, sakit saat

menelan

Pernafasan

Gejala : nafas dangkal

Tanda : nadi cepat dan lema

b. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Lynda juall,2007)

adalah :

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas kapiler.

2) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi

sekunder terhadap infeksi virus dengue.

3) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan faktor-

faktor pembekuan darah (trombsitopenia).

4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan menurunnya nafsu makan sekunder terhadap anoreksia,

mual-muntah.

5) Nyeri akut berhubungan dengan Inflamasi otot.

6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan

metabolisme sekunder terhadap infeksi virus.


7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan

sekunder akibat hospitalisasi

8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inforrnasi.

c. Perencanaan

Rencana keperawatan adalah memprioritaskan diagnosa

keperawatan, menentukan hasil akhir perawatan klien, mengidentifikasi

tindakan keperawatan dan klien yang sesuai dan rasional ilmiahnya, dan

menetapkan encana asuhan keperawatan.

Tahap awal perencanaan adalah prioritas masalah. Prioritas

masalah berdasarkan mengancam jiwa pasien, tahap kedua adalah

rencana prioritas (Deden Dermawan, 2012)

Perencanaan ditulis sesuai dengan prioritas (mengancam

jiwa pasien):

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas kapiler.

Tujuan: Kebutuhan cairan pasien terpenuhi/adekuat

Kriteria hasil :

(a) Mukosa bibir lembab


(b) Pasien minum 6-8 gelas sehari
(c) Tanda-tanda vital suhu 36˚c, nadi 60-100x/menit, TD

120/80mmHg, Respirasi 24x/menit.

Tindakan Keperawatan :

a) Mengobservasi tanda – tanda vital tiap jam.


Rasional : Menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui dengan

cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.

b) Anjurkan pasien banyak minum ±1800 – 2000 ml/hari.

Rasional : Mencegah kehilangan caian tubuh.

c) Catat intake dan output cairan tiap 24 jam.

Rasional : Memberi informasi tentang keadekuatan volume

cairan dan kebutuhan pengganti.

d) Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena sesuai program

dokter.

Rasional : Untuk mempertahankan/mengganti cairan dalam

tubuh.

e) Kolaborasi dalam pemeriksaan lab HCT, PLT tiap 12 jam.

Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran plasma dalam

pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan

melakukan tindakan lebih lanjut.

2) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi

sekunder terhadap infeksi virus dengue.

Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal (36 – 37 oC).

Kriteria hasil :

1) Pasien mengatakan badannya tidak panas lagi.


2) Suhu tubuh dalam batas nomal (36 – 37˚C)
3) Nadi 80-100x/menit.

Tindakan keperawatan :

a) Observasi tanda-tanda vital.


Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien.

b) Anjurkan pasien banyak minum yaitu ± 1,5 - 2 liter per hari

Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan

penguapan tubuh meningkat sehingga perlu

diimbangi dengan asupan cairan yang

banyak/adekuat.

c) Libatkan keluarga untuk tindakan kompres hangat (pada

daerah axila, kening dan lipatan paha).

Rasional : Pemindahan panas secara konduksi

d) Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik.

Rasional : Dapat membantu menurunkan panas.

e) Observasi respon verbal dan non verbal pasien terhadap nyeri

Rasional : Mengetahui respon pasien terhadap nyeri yang

dirasakan

Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk

menangani syok yang dialami pasien.

3) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan faktor-

faktor pembekuan darah (trombositopenia).

Tujuan : Perfusi jaringan adekuat

Kriteria hasil :
1) Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan oleh

adanya nadi perifer/sama, warna kulit dan suhu normal,

tidak ada edema.


2) Peningktan prilaku/tindakan yang meningkatkan perfusi

jaringan.
3) Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.

Tindakan keperawatan :

a) Observasi tanda-tanda vital

Rasional : Hipotensi dan bradikardi menandakan adanya

penurunan aliran darah, perubahan suhu kulit (lebih

dingin atau lebih hangat) menandakan adanya

gangguan dalam suplai darah kapiler.

b) Anjurkan pasien untuk banyak istirahat.

Rasional : Aktivitas pasien yang tidak terkontrol, dapat

menyebabkan perdarahan sehingga terjadi penurunan

suplay darah.

c) Pantau frekuensi jantung dan irama.

Rasional : Fekuensi dan irama jantung dapat menentukan

adanya komplikasi.

d) Kolaborasi pemberian oksigen tambahan.

Rasional : Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk

kebutuhan sirkulasi.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

menurunnya nafsu makan sekunder terhadap anoreksia, mual,

muntah.

Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi (adekuat)

Kriteria hasil :

1) Pasien tidak lemah


2) Makanan habis 1 porsi setiap kali makan
3) Nafsu makan meningkat
4) Mual muntah tidak ada

Tindakan keperawatan :

a) Timbang berat badan tiap hari.

Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien

b) Beri HE pada pasien/keluarga tentang pentingnya Nutrisi bagi

tubuh.

Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi

sehingga motivasi untuk makan meningkat.

c) Kaji makanan yang disukai pasien.

Rasional : Menambah/merangsang nafsu makan.

d) Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.

Rasional : Meningkatkan asupan nutrisi tanpa merangsang

muntah.

e) Sajikan makanan dalam keadaan hangat.

Rasional : Mengurangi mual dan meningkatkan nafsu makan.

f) Kolaborasi dalam pemberian obat anti emetik sesuai indikasi.

Rasional : Antiemetik mengurangi rasa mual dan muntah.


5) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi otot.

Tujuan : pasien merasa nyaman

Kriteria hasil :

1) Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks.


2) Dapat tidur/beristirahat adekuat.

Tindakan keperawatan :

a) Observasi tanda-tanda vital terutama nadi

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan indikator adanya

perubahan kenyamanan.

b) Observasi skala nyeri dan karakteristiknya.

Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien.

c) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.

Rasional : Tehnik distraksi dapat mengalihkan perhatian dari

nyeri/ ketidaknyamanan dan relaksasi dapat

memberikan rasa nyaman.

d) Berikan posisi yang nyaman pada pasien.

Rasional : Posisi yang nyaman membantu relaksasi tubuh.

e) Kolaborasi dalam pemberian analgetik.

Rasional : Analetik mengurangi rasa nyeri.

6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolisme sekunder terhadap infeksi virus.

Tujuan : Pasien dapat memenuhi kebutuhan ADL

Kriteia hasil :

1) Pasien dapat memenuhi ADL sendiri


2) Pasien tidak lemah
3) Pasien tampak kooperatif

Tindakan keperawatan :

a) Kaji ulang kemampuan pasien melakukan ADLnya

Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien

dalam memenuhi kebutuhannya.

b) Observasi tanda – tanda vital terutama nadi tiap 6 jam.

Rasional : Nadi menurun merupakan salah satu indikasi

adanya penurunan aktivitas.

c) Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.

Rasional : Memberikan suasana yang tenang dan menurunkan

kebutuhan energi.

d) Anjurkan pasien untuk mempertahankan tirah baringnya dan

banyak beristirahat.

Rasional : Menurunkan penggunaan energi.

e) Libatkan keluarga dalam membantu ADL pasien.

Rasional : Memenuhi ADL pasien.

7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan

sekunder akibat hospitalisasi

Rencana tujuan: ganggguan pola tidur teratasi

Kriteria hasil: pasien tidur 6-9 jam/hari, tidak mengantuk, segar tidak

lelah, tidak sayu dan nyeri hilang.

Rencana tindakan:

a) Ajarkan teknik relaksasi/nafas dalam menjelang tidur.


Rasional: meningkatkan rasa mengantuk/keinginan untuk tidur.

b) Tutup gordin atau tirai dan batasi pengunjung di ruang saat jam

tidur.

Rasional: member rasa nyaman dan perasaan tenang sehingga

memudahkan tidur pasien.

c) Anjurkan pasien untuk minum susu.

Rasional: susu mengandung asam amino tritopan yang merangsang

medulus spinalis untuk tidur.

d) Anjurkan keluarga/pengunjung berada di luar saat jam istirahat.

Rasional: memberi rasa nyaman dan perasaan tenang sehingga

memudahkan tidur pasien.

e) Catat jumlah jam tidur dan kualitas tidur pasien setiap hari.

Rasional: dapat diketahui kualitas tidur pasien.

f) Ajarkan untuk melakukan perawatan di malam hari seperti gosok

gigi dan cuci kaki.

Rasional: memberi rasa nyaman menjelang tidur

8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

Tujuan : Pengetahuan pasien/keluarga bertambah

Kiteria hasil :

1) Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit DHF,

penyebab dan penanggulangannya.

Tindakan keperawatan :

a) Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga.


Rasional : Mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan

pasien/ keluarga tentang penyakit.

b) Beri penjelasan pada pasien/keluarga tentang penyakit,

penyebab dan pencegahannya.

Rasional : Agar pasien/keluarga mengerti tentang penyakit,

penyebab dan pencegahannya.

c) Beri kesempatan keluarga/pasien untuk menanyakan hal-hal

yang tidak diketahui.

Rasional : Mengurangi kecemasan dan memotivasi dalam

perawatan pasien.

c) Lakukan evaluasi setelah memberikan penjelasan

Rasional : Untuk mengetahui tentang informasi yang telah

diberikan apakah benar-benar sudah dimengerti atau

tidak.

e) Libatkan orang tua dalam perawatan pasien/keluarga.

Rasional : Memberi support dalam proses penyembuhan.

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah melaksanakan order keperawatan yang

disusun sesuai rencana pleh klien, perawat atau orang lain.

Implementasi dapat mencakup dengan tenaga perawatan kesehatan

lain dalam menjalankan tanggung jawab. (Deden Darmawan, 2012)

e. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan.

Membandingkan status kesehatan klien saat ini dengan hasil klien

yang diharapkan dan menentukan kemajuan klien atau kuangnya

kemajuan ke aah pencapaian hasil. Perawat membandingkan, menilai

dan mengevaluasi sebagai bagian dari berfikir krtis.Kriteria untuk

mengukur tingkat pencapaian klien dinyatakan dalam hasil jangka

pendek atau evaluasi.Evaluasi adalah poses berkesinambungan yang

terjadi selama pengkajian berkelanjutan dan implementasi asuhan

keperawatan. (Deden Darmawan, 2012)

Dalam proses keperawatan berdasarkan permasalahan

yang muncul maka hal-hal yang diharapkan pada evaluasi adalah sebagai

berikut :

1) Kebutuhan cairan pasien terpenuhi

2) Suhu tubuh menurun (dalam batas normal 36 – 37°C)

3) Perfusi jaringan perifer adekuat

4) Kebutuhan pasien akan nutrisi dapat terpenuhi

5) Rasa nyaman terpenuhi

6) Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri

7) Kebutuhan tidur pasien terpenuhi

8) Pengetahuan bertambah

BAGAN 1
WOC(WEB OF CAUTION) Perbanyak diri di
Virus dengue
hepar

Infeksi dengue
Terbentuk komplek Gangguan rasa Hepatomegali
Depresi nyaman nyeri
antigen antibodi
Sumsum
Tulang
- Mual
- Muntah
Mengaktivasi sistem - Anoreksia
komplemen

Melepaskan histamine
- Perdarahan Perubahan
- Trombositopeni Intoleransi
Nutrisi kurang
aktivitas
dari kebutuhan
tubuh
Permebilitas pembuluh
darah meningkat
Hipotalamus

Kebocoran plasma - Mukosa bibir kering


- Hemokonsentrasi
- Suhu tubuh tinggi
- kulit kemerahan
- Demam
- Menggigil Hipovolemik
Pasien
terjaga
Penjatan Hipovolemik
Hipertermia dan hipotensi Kekurangan
volume cairan
Gangguan
Pola tidur
Agregasi trombosit

Trombositopeni

Risiko
Pendarahan

- Akral dingin
- Sianosis

- Keluarga/pasien bertanya-tanya tentang penyakit


(DHF)
- Keluarga/pasien tampak gelisah Gangguan perfusi
jaringan perifier

Kurang
pengetahuan
Tinjauan Kasus

1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Mei 2013, pukul 13.30 wita,

di ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar dengan teknik observasi

pasien secara langsung, wawancara, pemeriksaan fisik dan catatan

keperawatan.

a. Pengumpulan Data

1) Identitas Pasien Penanggung

Nama : NH MA

Umur : 14 tahun 42 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki

Status : Pelajar Menikah

Agama : Hindu Hindu

Pendidikan : SMP SMP

Pekerjaan : Pelajar Swasta

suku Bangsa : Indonesia Indonesia

Alamat : Jln.Cokrominoto, Jln.Cokrominoto

no 34 Denpasar no 34 Denpasar

NO RM : 474902

Tanggal MRS : 13 Mei 2013

2) Alasan dirawat

a) Keluhan utama saat MRS (tanggal 13 Mei 2013)

Pasien mengeluh panas

b) Keluhan utama saat pengkajian (tanggal 13 Mei 2013)

Pasien mengeluh badannya panas


3) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan badannya mulai panas pada tanggal 3 Mei 2013

Pukul 20.00 wita, yaitu pada hari jumat. Panas pasien naik turun

hingga hari rabu tanggal 9 Mei 2013, selama dirumah pasien minum

obat paracetamol yang di beli oleh ibunya di warung, Kemudian pada

hari sabtu tanggal 11 mei 2013 pukul 08.00 wita, panas pasien

tidak kunjung sembuh, Pasien di ajak ke RSUD Wangaya untuk

melakukan pemeriksaan dan untuk mengetahui panyakit apa yang

sedang di deritanya. Sampai di RSUD wangaya pasien diantar ke

poliklinik Interna, di poliklinik interna pasien langsung di terima

oleh dokter dan perawat, di poliklinik interna petugas mengukur

vital sign pasien dengan hasil TD:110/70mmHg, S : 38’7˚c, R : 20

x/mnt, selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan lab, dari

pemeriksaan didapatkan hasil PLT:120 k/ul, HCT:40,3%, HB:13,5

G/DL,setelah hasil lab selesai, dokter mendiagnosakan pasien

dengan demam berdarah(DB) dan langsung disarankan untuk rawat

jalan karena ruangan penuh. Pasien mendapatkan therapi :

Parasetamol 3x500 mg, vitamin dan juga sirop. Pada hari senin

tanggal 13 mei 2013 pukul 11.00 wita, pasien dibawa kembali ke

RSUD wangaya karena pasien tidak kunjung sembuh, sampai di

RSUD wangaya pasien langsung ke poliklinik interna dan langsung

dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan juga perawat,dari pemeriksaan

diperoleh TTV, suhu : 38,70C, nadi 86x/menit, tekanan darah


120/80, respirasi 18x/menit dan Pemeriksaan lab. Dari

pemeriksaan lab didapatkan hasil PLT : 105 k/ul, HCT : 41,8%, HB

: 14,6 g/dl, WBC : 1,44k/ul. Pasien didiagnosakan DHF, Olleh

dokter pasien disarankan untuk rawat inap, keluarga menyetujuinya

dan pasien diterima di ruang Cendrawasih pada pukul 12.30 wita.

Untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Diagnosa medik : DHF (grade 1) hari ke 5

Mendapatkan therapi :

a. Dipasang infus IVFD RL 30 tts/mnt pada tangan kiri,

b. Paracetamol 3x500 mg

c. Imboost 1x1 mg

d. Pranza 1x40 mg melalui iv.

4) Riwayat Penyakit Terdahulu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit DHF seperti

yang dideritanya saat ini, sebelumnya pasien hanya menderita

batuk, filek tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

5) Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan

Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita

penyakit yang sama dengan pasien (DHF) dan tidak ada yang

menderita penyakit keturunan seperti diabetes melitus, jantung,

asma, hipertensi dan penyakit keturunan lainnya

6) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial, Spiritual Anak

a) Bernafas
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien

tidak mengalami kesulitan dalam bernafas, baik saat menarik

nafas maupun saat mengeluarkan nafas.

b) Makan dan minum

Makan : pasien mengatakan sebelum sakit, pasien bisa makan

3x sehari dengan menu nasi, lauk dan sayur,buah

dan saat sakit pasien mengatakan makan hanya ½

porsi dari 1 porsi yang diberikan. Pada saat

pengkajian pasien sudah makan bubur yang

diberikan di RS habis 1/2 porsi dari 1 porsi yang di

berikan dan tanpa ada makanan tambahan dari luar

RS.

Minum : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa

minum  7-12 gelas sehari  (1400-2400 cc) dan

saat pengkajian pasien mengatakan sudah minum

minum air putih  6 -8 gelas,  1200-1600 cc selama

24 jam dan dari cairan parenteral pasien

mendapatkan terapi IVFD RL 20 tts/mnt dalam 1

hari  1500 cc.

c) Eliminasi BAB dan BAK


BAB : Pasien mengatakan biasa BAB 1x sehari, dengan

konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feses,

saat pengkajian pasien mengatakan sudah BAB

tadi pagi dengan warna kuning tidak ada darah

dalam feses (tidak pernah berwarna coklat

kehitaman).

BAK : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa

BAK 4-5x sehari dan setiap kali kencing  300 cc

dengan warna kuning dan bau pesing. Saat

pengkajian pasien mengatakan dari kemarin siang

pukul 13.00 wita sudah kencing  7 kali  2100 cc

dengan warna kuning dan bau pesing, pasien

mengatakan tidak pernah mengalami keluhan saat

BAK, seperti rasa sakit saat berkemih.

d) Gerak dan Aktivitas

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa beraktivitas

seperti sekolah, dan bermain dengan teman-temannya dan saat

sakit pasien hanya berada di tempat tidur, saat pengkajian

pasien duduk ditempat tidur dan mengobrol dengan orang

tuanya, pasien tampak lemah ADL dibantu oleh keluarganya,

pasien mengatakan badannya lemas pasien mengatakan tidak

mampu beraktivitas secara mandiri.

e) Pengaturan Suhu Tubuh


Pasien mengatakan panasnya naik turun dari 11 hari yang lalu

tgl 3 mei 2013 pukul 20.00 wita. Pada hari rabu tanggal 8 mei

2013 pukul 08.00 wita, panas pasien belum juga membaik.

Kemudian pada hari senin tanggal 13 mei 2013 pukul 08.00

wita pasien panas, Pada saat pengkajian pasien dikeluhkan

badannya masih panas.

f) Istirahat dan tidur

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa tidur pukul

21.00 wita sampai pukul 06.00 wita dan biasa tidur siang pukul

13.30 sampai pukul 14.30 wita. Saat sakit dan saat pengkajian

pasien mengatakan tidur pukul 21.00 wita sampai pukul 06.00

wita, dan sudah dapat tidur siang, selama tidur pasien

mengatakan terbangun hanya saat ingin BAK, kebutuhan tidur

pasien yang sudah tercapai 8 jam sehari.

g) Rasa nyaman dan aman

(1) Rasa Nyaman

Pasien mengatakan badannya tidak sakit, pasien merasa

lemas, pasien mengatakan merasa sakit hanya saat dipasang

infus, saat pengkajian pasien tampak tenang, bercanda

dengan keluarga dan teman-temanya

(2) Rasa Aman


Pasien mengatakan merasa aman dengan keadaannya karena

sudah mendapat perawatan dari dokter, selain itu pasien

mengatakan selalu mendapatkan penjelasan tentang

perkembangan keadaannya.

h) Data Sosial

(1) Data Sosial Pasien

Hubungan pasien dengan orang tua baik, saat sakit pasien

dijaga oleh kedua orang tua dan tema-temanya, hubungan

tenaga kesehatan (dokter, perawat dan lainnya) dengan

pasien baik.

(2) Pengetahuan Pasien Tentang Kesehatan

Pengetahuan pasien tentang penyakitnya saat ditanya

pasien mengatakan hanya sedikit tahu tentang penyakitnya

(penyebab), pasien mengatakan khawatir dengan

keadaannya dan bertanya bagaimana keadaannya, apakah

penyakit yang dideritanya bisa mengancam nyawa dan

bagaimana cara mencegahnya, pasien mengatakan jika sakit

langsung berobat ke bidan, dokter dan RS.

(3) Rekreasi

Pasien mengatakan pada hari-hari tertentu pasien jalan-

jalan ke mall yang ada di Denpasar. Saat pengkajian pasien

hanya tidur dan duduk ditempat tidur karena masih perlu

perawatan.
(4) Lingkungan sosial

Pasien mengatakan rajin membersihkan lingkungan

didalam rumah maupun diluar rumahnya (pekarangan

sekitar rumahnya) pasien mengatakan tidak pernah

menggantung baju kotor di kamar tidurnya,dan pasien

mengatakan dibelakang rumahnya ada tempat pembuangan

sampah.

(5) Spiritual (agama dan kepercayaan)

Pasien beragama Hindu dan sembahyang 2x sehari, pagi

hari disekolahnya dan sore hari dirumahnya. Pada saat

pengkajian pasien mengatakan hanya berdoa ditempat

tidur.

h) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

(1) Kebersihan : Cukup

(2) Keadaan kulit : Elastis,Teraba hangat,tampak merah

pada kulit wajah.

(3) Kesadaran : CM (Compos mentis)E4 V5 M6

b) Ukuran – ukuran lain

(1) Berat badan sebelum sakit : 39 kg

(2) Berat badan saat pengkajian : 39 kg

(3) Tinggi badan : 155cm

c) Gejala Kardinal
(1) Suhu : 38,70C

(2) Nadi : 82 x/mnt

(3) Pernapasan : 20 x/mnt

(4) Tekanan darah : 110/70 mmHg

d) Keadaan Fisik

(1) Kepala : Bentuk bulat, benjolan tidak ada, nyeri tekan

tidak ada lesi tidak ada, penyebaran rambut

merata, kebersihan cukup

(2) Mata : Bentuk simetris, kunjungtiva merah muda, nyeri

tekan tidak ada, sklera putih.

(3) Hidung : Kebersihan cukup, mukosa hidung merah muda,

sekret tidak ada, epistaksis tidak ada.

(4) Mulut : Mukosa bibir kering, perdarahan pada gusi tidak

ada, karies gigi tidak ada, kebersihan mulut

cukup, lidah bersih,gigi lengkap.

(5) Telinga : Bentuk simetris, pendengaran baik, kebersihan

cukup, serumen tidak ada, nyeri tekan tidak

ada, kebersihan cukup, pendengaran saat ditest

dengan garputala baik.

(6) Leher : Pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan

pembesaran vena jugularis tidak ada, nyeri

tekan tidak ada.


(7) Thorak :

Jantung

Inspeksi: Bentuk dada simetris,iktus kordis

pada ICS 5 kiri mid klavilula sinistra

Palpasi: lokasi point of maksimal impulse

terletak pada ruang sela iga V kira-

kira 1 jari medial dari garis

midklavikular (medial dari apeks

anatomi).lebar iktus cordis yang

teraba adalah 1 cm,denyut apeks

jantung terba disela iga ke v 2 cm

medial garis midklavikular, pulsasi

kuat

Perkusi: Tidak pembesaran jantung, suara

Dulness.

Auskultasi: Suara S1 dan S2 tunggal regular.

Suara jantung vesikular pada seluruh

lapang jantung.

Paru-paru

Inspeksi: Bentuk dada kiri dan kanan simetris,

pergerakan dada kanan kiri

simetris,tidak ada retraksi otot


dada,tidak ada penggunaan otot

bantu nafas

Palpasi: Vokal fremitus sejajar +/+ antara paru

kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.

Perkusi: Suara resonan

Auskultasi : Bunyi nafas vesicular antara paru

kanan dan kiri Wheezing -/-, ronchi

-/-,vesikuler -/-

(8) Abdomen :

Inspeksi : Bentuk abdomen datar,bentuk simetris,

tidak ada lesiti,tidak ada asites

Auskultasi: Peristaltik usus 8x/menit

Palpasi : Tidak ada distensi abdomen,hepar

Prkusi : bunyi timpani

(9) Ekstremitas :

Atas : Petekie (+)

Kiri : Pergerakan terkoordinasi, terpasang IVFD

RL 30 tetes/mnt, nyeri otot tidak

ada,CRT < 2 detik.

Kanan : Pada tangan kanan pergerakan baik,

kebersihan cukup, tidak ada lesi, tidak

ada nyeri tekan, tidak ada oedem,CRT

< 2 detik
Bawah : Pergerakan terkoordinasi, oedema tidak

ada, nyeri otot tidak ada,CRT < 2 detik.

555 555
Kekuatan otot : 555 555

(10) Genetalia : Kebersihan cukup

(11) Anus : Kebersihan cukup lesi tidak ada.

e) Pemeriksaan Penunjang

Hasil DL pada tanggal 13 mei 2013

Parameter Results Flags Unit Normal


WBC 1,44 - - k/L 4.60-10.2

RBC 5,12 - m/L 3.8-6.5

HGB 14,6 - g/dl 11.5-18

HCT 41,8 - % 37-54

MLV 81,6 - fl 80-100

MCH 28,5 - pg 26-31

MCHC 34,9 - g/dl 31-37

PLT 105 - - k/L 150-400

RDW-SD 38,7 - % 37-54

PDW 13,1 - lfl 15.5-17.1

MDV 16,4 - tfl 7.8-11

P-LCR 11,8 - % 13-43

NEUT 37,7 2.2-6.8


k/L
LYM 0,12 1-3.6
k/L
MXD 0,38 0.1-1.1
Parameter Results Flags Unit Normal
MEU% 0,79 k/L 40-70

LYM % 0,17 % 25-33

MDX % 0,00 % 1.7-20

LED 0,09 % 0-20

Mm/jam

Hasil DL pada tanggal 14 mei 2013

Parameter Results Flags Unit Normal


WBC 1,85 - k/L 4.60-10.2

RBC 4,64 - m/L 3.8-6.5

HGB 13,1 - g/dl 11.5-18

HCT 38,0 - % 37-54

MLV 81,9 - fl 80-100

MCH 28,2 - pg 26-31

MCHC 34,5 - g/dl 31-37

PLT 74- - k/L 150-400

RDW-SD 38,4 - % 37-54

PDW 13,1 - lfl 15.5-17.1

MDV 18,4 - tfl 7.8-11

P-LCR 12,4 - % 13-43

NEUT 43,4 - 2.2-6.8


k/L
LYM 0,09 - 1-3.6
k/L
Parameter Results Flags Unit Normal
MXD 0,23 - k/L 0.1-1.1

MEU% 0,95 - % 40-70

LYM % 0,48 - % 25-33

MDX % 0,02 - % 1.7-20

LED 0,11 - Mm/jam 0-20

Hasil DL pada tanggal 15 mei 2013

Parameter Results Flags Unit Normal


WBC 3,90 - k/L 4.60-10.2

RBC 4,80 - m/L 3.8-6.5

HGB 13,5 - g/dl 11.5-18

HCT 40,3 - % 37-54

MLV 84,0 - fl 80-100

MCH 28,1 - pg 26-31

MCHC 35,5 - g/dl 31-37

PLT 81 - - k/L 150-400

RDW-SD 40,5 - % 37-54

PDW 13,4 - lfl 15.5-17.1

MDV 20,1 - tfl 7.8-11

P-LCR 13,5 - % 13-43

NEUT 49,1 - 2.2-6.8


k/L
LYM 0,11 - 1-3.6
k/L
Parameter Results Flags Unit Normal
MXD 0,83 - k/L 0.1-1.1

MEU% 2,11 - % 40-70

LYM % 0,62 - % 25-33

MDX % 0,05 - % 1.7-20

LED 0,28 - Mm/jam 0-20

Hasil DL pada tanggal 16 mei 2013

Parameter Results Flags Unit Normal


WBC 4,06 - k/L 4.60-10.2

RBC 4,58 - m/L 3.8-6.5

HGB 12,9 - g/dl 11.5-18

HCT 38,2 - % 37-54

MLV 83,4 - fl 80-100

MCH 28,2 - pg 26-31

MCHC 38,8 - g/dl 31-37

PLT 102 - - k/L 150-400

RDW-SD 40,0 - % 37-54

PDW 13,2 - lfl 15.5-17.1

MDV 16,8 - tfl 7.8-11

P-LCR 12,2 - % 13-43

NEUT 42,9 - 2.2-6.8


k/L
LYM 0,12 - 1-3.6
k/L
Parameter Results Flags Unit Normal
MXD 0,57 - k/L 0.1-1.1

MEU% 2,50 - % 40-70

LYM % 0,70 - % 25-33

MDX % 0,08 - % 1.7-20

LED 0,20 - Mm/jam 0-20

Analisa Data

TABEL 1

ANALISA DATA PASIEN NH DENGAN DHF GRADE I

HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASIH RSUD WANGAYA

DENPASAR TANGGAL 13 MEI 2013

No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


1 2 3 4
1 Pasien mengatakan badanya - S 0
: 38,7 C Hipertermi

panas
- TD : 120/70 mmHg

- N : 82 x/mnt

- Badan pasien teraba panas

- Wajah tampak kemerahan

- Bibir kering
2 Pasien mengatakan minum - Mukosa bibir kering Resiko

air putih dari kemarin pukul Kekurangan


- PLT : 105 K/ul
13.00 wita,  6-8 gelas ( volume

2100 cc) selama 24 jam. - HCT : 41,8 % cairan

- HB : 14,6 g/dl

CM : infus :1500 cc

Minum : 1600 cc

Makan : 200 cc

Total CM = 3300 cc

CK =2100(7 x spontan)

BAB = 100 cc

IWL =600 cc

Total CM-CK= 500 cc


1 2 3 4
3. - Pasien mengatakan hanya - Pendidikan pasien SMP Kurang

pengetahuan
sedikit tahu tentang
- Pasien bertanya tentang
penyakitnya (penyebab)
penyakit demam berdarah
- Pasien mengatakan
(cara pencegahannya
khawatir dengan
gejala, dan pengobatannya.
keadaannya apakah

penyakit yang dideritanya

dapat mengancam nyawa

dan bagaimana cara

pencegahannya gejala,

dan pengobatannya
4 - Pasien mengatakan lemas - ADL pasien dibantu oleh Intoleransi

aktivitas
keluarganya (makan,
- Pasien mengatakan tidak
minum, BAB, BAK)
mampu beraktifitas secara
- Pasien tidak dapat
mandiri
beraktivitas secara mandiri.

- N : 82 x/mnt, TD = 120/70

mmHg, R = 18

x/mnt,Suhu:38’7 c

PLT : 105- HCT : 38,0

HB : 14,6 G/dl
e. Rumusan Masalah

1) Hipertemia

2) Resiko kekurangan volume cairan

3) Kurang pengetahuan

4) Intoleransi aktivitas.

f. Analisa Masalah

1) P : Hipertermia

E : Tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap infeksi

virus dengue

S : Pasien mengatakan badanyanya panas naik turun dari 5 hari

yang lalu (tgl 8 Mei 2013), S = 38,7 0C, N : 82 x/mnt,

mukosa bibir kering, badan teraba panas.

Proses terjadi :

Masuknya virus kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes

Aepypti akan mempunyai faktor imonologis, bila tubuh tidak

mampu melawannya akan menimbulkan peradangan dan salah satu

tandanya adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi.

Akibat jika tidak ditanggulangi :

Resiko terjadi kejang

2) P : Resiko kekurangan volume cairan

E : Peningkatan permeabilitas kapiler

S : Pasien mengatakan minum air putih dari kemarin pukul 13.00

wita  7-8 gelas (  1400-1600 cc), mukosa bibir kering,


PLT : 105 k/ul, HCT = 41,88%HB=14,6 g/dl (cairan masuk

3300 cc selama 24 jam, cairan keluar 2100cc(7x spontan),

BAB = 100 CC, IWL=585 cc=2800 selama 24 jam, cairan

masuk-cairan keluar = 500 cc.

Proses terjadi :

Karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler sehingga

menyebabkan kebocoran plasma divaskuler yang dapat

menyebabkan volume cairan berkurang dalam tubuh.

Akibat jika tidak ditanggulangi :

Akan menyebabkan kekurangan volume cairan

3) P : Kurang pengetahuan pasien tentang

penyakitnya

E : Kurang informasi

S : Pasien mengatakan hanya sedikit tahu tentang penyakitnya

(penyebab), Pasien mengatakan khawatir dengan

keadaannya apakah penyakit yang dideritanya mengancam

nyawa dan bagaimana cara pencegahannya, gejala dan

pengobatannya, pendidikan pasien SMP, pasien bertanya

tentang deman berdarah (cara pencegahannya, gejala dan

pengobatannya).

Proses terjadi :

Karena kurangnya informasi tentang penyakitnya sehingga pasien

tidak tahu tentang gejala, pencegahan dan pengobatan.


Akibat jika tidak ditanggulangi :

Pasien tidak kooperatif dalam perawatan dirinya

4) P : Intoleransi Aktivitas

E : Kelemahan

S : Pasien mengatakan badannya lemas, pasien mengatakan

tidak mampu beraktifitas secara mandiri, ADL pasien

(makan, minum, BAB, BAK) dibantu oleh keluarganya,

pasien tidak dapat beraktifitas secara mandiri, N =82 x/mnt,

TD : 120/70 mmHg, R : 18 x/mnt, S = 38,70C

Proses terjadi :

Karena adanya permiabilitas meningkat menyebapkan gangguan

immobility dari trombositopeni akibat hipovolemi, sehingga O 2

yang masuk kedalam tubuh tidak adekuat untuk menunjang proses

metabolisme tubuh sehingga pasien mengalami kelemahan.

Akibat jika tidak ditanggulangi :

ADL pasien tidak terpenuhi secara mandiri..

Diagnosa Keperawatan

1) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi

sekunder terhadap infeksi virus dengue ditandai dengan pasien

mangatakan panas naik turun dari 5 hari yang lalu (tgl 8 Mei 2013),

suhu = 38,7oC, Nadi : 82 x/menit, mukosa bibir kering, badan

pasien teraba panas dan muka kemerahan.


2) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pasien

mengatakan dari kemarin pukul 13.00 wita, minum air putih + 6-8

gelas (+ 1200-1600 cc), mukosa bibir kering, PLT 105 k/ul, HCT :

41,8%, HB=14,6 g/dl, cairan masuk 3300 cc, BAK : 2100 + BAB =

100 + IWL= 585 cc=2800 selama 24 jam. Cairan masuk-cairan

keluar = 500 cc.

3) Kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya berhubungan

dengan kurangnya informasi ditandai dengan pasien mengatakan

hanya sedikit tahu tentang penyakitnya (penyebab). Pasien

mengatakan khawatir dengan keadaannya, apakah penyakit yang

dideritanya dapat mengancam nyawanya. Pasien bertanya tentang :

pengertian, pencegahan, gejala dan pengobatan penyakitnya.

4) Intoleransi aktivitas b/d immobilty d/d pasien mengatakan

badannya lemas, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas

secara mandiri, ADL pasien dibantu oleh keluarga (makan, minum,

BAB, BAK, pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, N = 82

x/mnt, TD = 120/70 mmHG, R = 18 x/mnt, S = 38,70C. Terapi.

2. Perencanaan

a. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi

sekunder terhadap infeksi, virus dengue ditandai dengan pasien


panas naik turun dari 5 hari yang lalu (tgl 8 Mei 2013), S : 38,7 0C,

N = 82 x/mnt, mukosa bibir kering, badan pasien teraba panas.

2) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan d/d pasien mengatakan

badannya lemas, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas

secara mandiri, ADL pasien dibantu oleh keluarga (makan, minum,

BAB, BAK). Pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, N = 82

x/mnt, TD = 120/70 mmHG, R = 18 x/mnt, S = 38,7oC.

3) Kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya berhubungan

dengan kurangnya informasi ditandai dengan pasien mengatakan

hanya sedikit tahu tentang penyakitnya (penyebab). Pasien

mengatakan khawatir dengan keadaannya, apakah penyakit yang

dideritanya dapat mengancam nyawa. Pasien bertanya tentang

pencegahan gejala dan pengobatan penyakit anaknya.

4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pasien

mengatakan minum air putih dari kemarin pukul 13.00 wita  6-8

gelas sehari kurang lebih 1200-1600cc, mukosa bibir kering, PLT

105 K/ul, HCT 41,8%, cairan masuk 3300 cc dan BAK: 2100 cc +

BAB : 100 +IWL=585 cc= 2800 cc selama 24 jam.


b. Rencana Perawatan

TABEL 2

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI

RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 13 S/D 16 MEI 2013

Hr/tgl/Jam DX Kep Tujuan Rencana Tindakan Rasional


1 2 3 4 5
Senin, Hipertermi Setelah diberikan askep selama 3 1. Observasi tanda- 1. Tanda vital merupakan

13 Mei berhubungan dengan x 24 jam diharapkan tidak terjadi tanda vital setiap 6 acuan untuk mengetahui
2013 Pkl.
tidak efektifnya peningkatan suhu tubuh dengan jam. keadaan umum pasien.
15.30
termoregulasi kriteria hasil : 2. Kaji kharateristik 2. Untuk mengidentifikasi
Wita
sekunder terhadap 1. Pasien mengatakan badanya demam terjadinya demam

infeksi, virus dengue tidak panas lagi. 3. Anjurkan pasien 3. Peningkatan suhu tubuh

ditandai dengan 2. Suhu tubuh 36-37,50C banyak minum mengakibatkan penguapan

pasien mengatakan 3. Badan pasien teraba tidak 2400-2500 per hari tubuh meningkat sehingga
badanya panas naik panas perlu diimbangi dengan

turun dari 5 hari asupan cairan yang banyak

yang lalu (tgl 8 Mei untuk mengganti cairan

2013), S : 38,70C, N tubuh yang hilang

= 82 x/mnt, mukosa 4. Beri kompres 4. Kompres hangat mem-

bibir kering, badan hangat pada bantu untuk menurunkan

pasien teraba panas. dahi,ketiak dan panas

lipatan paha.

5. Rencana dalam 5. Dapat membantu

pemberian obat menurunkan suhu tubuh

paracetamol 3x500 dan dapat mencegah

mg infeksi sekunder.

Senin, Intoleransi aktivitas Setelah diberikan askep selama 3 1. Kaji keluhan pasien 1. Untuk mengidentifikasi

13 Mei ber-hubungan x 24 jam diharapkan pasien masalah pasien


2013 Pkl.
dengan kele-mahan dapat memenuhi kebutuhan ADL 2. Kaji hal-hal yang 2. Untuk mengetahui tingkat
15.30 ditandai dengan secara mandiri dengan kriteria mampu tidak ketergantungan pasien

Wita pasien mengatakan hasil : mampu dilakukan dalam memenuhi

badannya lemas, 1. Pasien mengatakan badannya pasien dalam me- kebutuhannya

pasien mengatakan tidak lemas lagi. menuhi kebutuhan 3. Dengan melatih keman-

tidak mam-pu 2. Pasien mengatakan mampu 3. Bantu pasien untuk dirian pasien (makan,

beraktifitas secara beraktivitas secara mandiri mandiri dalam minum, BAB, BAK)

mandiri, ADL pasien 3. ADL pasien terpenuhi memenuhi ADLnya pasien tidak mengalami

di bantu oleh 4. S : 36-37,50C (makan, minum, ketergantungan pada

keluarga,TD TD : sistol 110/90mmHg BAB, BAK) perawat.

120/70mmHg dan, diastole 90/60 mmHg. 4. Libatkan keluarga 4. Agar ADL pasien dapat

Respirasi:18 dalam aktivitas dan terpenuhi

kli/mnit, pemenuhan ADL

Nadi:82x/mnt,Suhu pasien

38,7 C
Senin, Kurang pengetahuan Setelah diberikan askep selama 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui sejauhmana

13 Mei pasien tentang 2x15 mnt, diharapkan pengetahuan pasien tingkat pengetahuan pasien
2013 Pkl. penyakitnya pengetahuan Pasien tentang tentang penyakit tentang penye-bab dan

15.30 berhubusngan penyakit bertambah dengan DHF pencegahan penyakit DHF


Wita
dengan kurangnya criteria hasil : 2. Beri penjelasan 2. Agar pasien mengerti

infor-masi ditandai 1. Pasien mengerti tentang kepada pasien tentang penyakit, penyebab

dengan Pasien penyakitnya. tentang penyebab, dan pencegahannya

mengata-kan hanya 2. Pasien tidak bertanya-tanya gejala dan

sedikit tahu tentang lagi tentang penyakitnya pencegahan

penyakitnya 3. Pasien mengatakan sudah penyakit DHF

(penyebab). pasien tahu tentang penyebab gejala, 3. Beri kesempatan 3. Mengurangi kecemasan

mengatakan pencegahan dan pengobatan pada pasien untuk dan memotivasi dalam

khawatir dengan penyakit DHF menanyakan hal-hal perawatan pasien

keadaannya, apakah 4. pasien kooperatif saat yang tidak

penyakit yang diberikan asuhan diketahui


4. Untuk mengetahui tentang
dideritanya dapat keperawatan 4. Lakukan evaluasi
informasi yang telah
mengancam nyawa, setelah memberikan
disampaikan apakah benar-
pasien bertanya penjelasan pada benar sudah dimengerti

tentang pencegahan pasien atau tidak

gejala dan 5. Libatkan keluarga 5. Dapat memberi support

pengobatan dalam perawatan dalam proses

penyakitnya. pasien penyembuhan pasien

Senin, Kekurangan volume Setelah diberikan askep selama 1. Kaji keadaan umum 1. Mengetahui ada tidaknya

13 Mei cairan berhubungan 3x 24 jam diharapkan kebutuhan pasien dan TTV penyimpangan dari
2013 Pkl.
dengan pasien cairan pasien terpenuhi dengan keadaan normal.
15.30
mengatakan minum kriteria hasil 2. Anjurkan pasien 2. Asupan cairan sangat
Wita
air putih dari 1. Pasien mau minum 7-10 untuk banyak diperlukan untuk

kemarin pukul 13.00 gelas/hari  1400-2000 cc minum 2 ,5 liter per menambah cairan dalam

wita  7-8 gelas ( 2. Mukosa bibir lembab hari tubuh.

1400-1600cc) 3. PLT dalam batas 3. Catat intake dan out 3. Memberi informasi tentang

selama 24 jam. PLT normal(150-400k/ul) put cairan keadekuatan volume cairan

105 k/ul, HCT 4. Pasien tidak menunjukkan 4. Pantau hasil 4. Untuk mengetahui tingkat
41,8%, CM = 3700 tanda-tanda dehidrasi pemeriksaan lab keparahan dalam tubuh

cc, BAK = 1500 cc seperti:mukosa bibir kering, (PLT, HCT, HB, yang dialami pasien dan

+ BAB : 100 + IWL turgor kulit tidak elastis, WBC), setiap 24 untuk acuan melakukan

= 585cc = 2800 cc, mata cowong. jam. tindakan lebih lanjut.

CM-CK = 500 cc. CM =CK 5. Kaji tanda-tanda 5. Untuk mengetahui defisit

dehidrasi (mukosa volume cairan tubuh

bibir kering, turgor

kulit tidak elastis)

6. Rencana dalam 6. Untuk mempertahankan

pem-berian IVFD dan mengganti cairan

RL 20 tetes/ menit, dalam tubuh yang hilang

sesuai therapy akibat dari kebocoran

plasma
Pelaksanaan

TABEL 3

PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I DI RUANG CENDRAWASI

RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 13-16 MEI 2013

Dx

Hr/tgl/Jam Keperaw Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

atan
1 2 3 4 5
Senin, 1, 2, 4 Mengkaji keadaan umum DS : - Mahasiswa

13 mei pasien dan tanda-tanda DO :

2013 vital - Pasien tampak tidur

Pkl. 16.00
- S = 380C

- TD : 110/70 mmHG.

- Respirasi : 18 x/mnt
Pkl. 16.30 1 Memberi Obat oral DS : Mahasiswa

paracetamol 500 mg - Pasien mengatakan

obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah diminum

dan tidak dimuntahkan

lagi
1 2 3 4 5
Pkl. 16.40 2 Mengkaji hal-hal yang DS : Mahasiswa

mampu dan tidak mampu - Pasien mengatakan

dilakukan oleh pasien


hanya mampu duduk di

tempat tidur.

DO :

- BAB, BAK, makan,

minum pasien masih

dibantu oleh

keluarganya
Pkl. 17.00 1 Memberikan kompres air DS : Mahasiswa

hangat pada kening dan DO :

lipatan aksila - Pasien dikompres air

hangat pada kening dan

lipatan aksila, pasien

sangat kooperatif
Pkl. 18.15 3 Memberi HE tentang DS : Mahasiswa

pengertian , penyebap, - Pasien mengatakan

perawatan, pencegahan
hanya mengetahui
dan pengobatan
penyebap

DO :

- Pasien tampak

mendengar penjelasan

yang diberikan
Memberi kesempatan
DS : -
pasien untuk bertanya
DO :
1 2 3 4 5
- Pasien mau

mengutarakan

pendapat dan hal yang

belum dimengerti
Pkl. 18.30 3 Mengevaluasi tingkat DS : Mahasiswa

pengetahuan pasien - Pasien mengatakan

sudah mengerti dengan

penjelasan yang

diberikan

DO :

- Pasien mampu

menjelaskan apa yang

sudah dijelaskan

4 Menganjurkan pasien Mahasiswa


DS :
untuk banyak minum 
- Pasien mengatakan
(1400 – 2000 cc) per hari
sudah minum 1 gelas,1

x minum  200 cc

DO :

- Mukosa bibir kering


Pkl. 21.00 1 Mengganti cairan infuse DS : Perawat

IVFD RL 30 tetes//menit DO : ruangan

- Infus sudah

diganti,tetesan lancer
1 2 3 4 5
30 tetes/mnt,

- Mukosa bibir kering


Selasa 1, 2,4 Mengukur tanda-tanda DS : Perawat

14 Mei vital dan keadaan umum - Pasien mengatakan ruangan

2013 pasien
badanya masih lemas
Pkl. 05.00
dan panas

DO :

- Keadaan umum

pasien masih lemah

- suhu : 380C

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 82 x/mnt,

- Repirasi : 20 x/mnt
Pkl. 05.00 4 Mengganti cairan infus DS : - Perawat

IVFD RL 30 tetes/menit DO : ruangan

- Infus sudah diganti,

tetesan lancer 30

tetes/mnt.

- Mukosa bibir kering


Pkl. 08.00 1, 2, 4 Membersihkan lingkungan DS : Mahasiswa

dan tempat tidur pasien DO :

- Lingkungan bersih dan

tempat tidur rapi


Pkl. 08.00 3 Membantu pasien DS : Mahasiswa
1 2 3 4 5
memenuhi ADL (makan)

- Pasien mengatakan

belum mampu makan

secara mandiri

- pasien mengatakan

badannya masih lemas.

DO :

- Pasien lemah dan

berbaring di tempat

tidur

- Suhu : 36˚ c

- Respirasi : 20 x/mnt

- Nadi : 82 x/mnt

- TD : 100/70 mmHg
Pkl 09.00 1 Memberi obat penurun DS : Mahasiswa

wita panas Paracetamol 500


- Pasien mengatakan
mg(melalui oral)
obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah diminum

dengan ai putih
1 2 3 4 5
- Reaksi alergi tidak ada

Pkl. 10.00 4 Mengobservasi dan DS : Mahasiswa

mencatat nilai WBC, HCT, DO :


HGB : PLT,LED
- WBC : 1,85k/ul

- HCT : 31,1%

- HGB : 10,2 g/dl

- PLT : 74k/ul

- LED : 15 mm/jam
Pkl. 11.00 1,2 Mengobservasi keadaan DS : Mahasiswa

umum pasien dan


- Pasien mengatakan
mengukur TTV
badanya sudak tidak

panas lagi

DO :

- Keadaan umum Bik

- suhu : 360C

- Respirasi : 20 x/mnt,

- nadi 82x/mnt

- TD = 110/70 mmHg
Pkl. 11.15 1 Menganjurkan pasien DS : Mahasiswa
1 2 3 4 5
banyak minum

- Pasien mengatakan

minum habis 1 gelas 

200 cc

DO :

- Mukosa bibir kering


Pkl. 12.00 1, 2, 4 Memberi obat DS : Mahasiswa

oral/paracetamol 500 mg
- Pasien mengatakan
(melalui oral)
Obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah di minum

dengan air , reaksi

alergi tidak ada


Pkl. 12.00 2 Melibatkan keluarga DS : Mahasiswa

dalam pemenuhan ADL DO :


pasien
- Saat kekamar mandi

pasien dibantu oleh

keluarganya, keluarga

kooperatif dalam

perawatan pasien
Pkl. 13.00 4 Mengganti cairan infus DS : Mahasiswa

IVFD RL 30 tetes/menit. DO :

- Cairan infus sudah


1 2 3 4 5
diganti,tetesan lancer

30 tetes/mnt

- Mukosa bibir lembab


Pkl. 15.00 4 Menghitung cairan masuk DS : Mahasiswa

dan cairan keluar DO :

- Cairan masuk

Minum + infus +

makan

= 1000 cc + 2700 cc +

100 cc = 3800 cc

BAK = 2200 (8 x

spontan) ,BAB = 100

cc, IWL:600 cc, CK =

2900 cc

CM-CK : 900 cc
kl. 15.30 2 Melibatkan keluarga DS : - Perawat

dalam merawat pasien DO : ruangan

- Dapat member support

dalam proses

penyembuhan pasien
Pkl. 16.00 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda DS : Mahasiswa

vital - Pasien mengatakan

badanya sudah tidak

panas lagi
1 2 3 4 5
DO :

- Tubuh pasien tidak

teraba hangat

- Suhu = 36,5°C

- R= 20 x/mnt

- Nadi = 82 x/mnt

- TD = 100/70 mmHg
1 Memberi obat oral DS : Mahasiswa

paracetamol 500 mg - Pasien mengatakan

obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah diminum

dengan air putih, reaksi

alergi tidak ada


Pkl. 18.00 1 Mengobservasi tanda- DS : Perawat

tanda dehidrasi DO : ruangan

- Tanda-tanda dehidrasi

(bibir kering, turgor

kulit kurang elastis)

tidak ada.
Pkl. 21.00 4 Mengganti cairan infuse DS : Mahasiswa

IVFD RL 30 tetes/menit. DS :
1 2 3 4 5
- Cairan infus sudah

diganti,tetesan lancer

30 tetes/mnt

- Mukosa bibir lembab

Pkl. 24.00 1 Memberikan obat oral DS : Perawat

paracetamol 500 mg - Pasien mengatakan ruangan

obat sudah di minum

DO :

- Obat sudah diminum

- reaksi alergi tidak ada


Rabu Mengobservasi keadaan DS : - Perawat

15-Mei- 1, 2, 4 umum pasien dan DO : ruangan

2013 mengukur tanda-tanda - Keadaan umum baik

Pkl. 05.00 vital


- suhu : 360C

- Nadi : 82 x/mnt

- TD : 100/60

- Respirasi : 20 x/mnt
Pkl. 05.00 Mengganti cairan infus DS : - Mahasiswa

4 IVFD RL 30 tetes/menit. DO :

- Cairan infus sudah

diganti,tetesan lancer
1 2 3 4 5
30 tetes/mnt
Pkl. 07.00 1,2,4 Membersihkan lingkungan DS : - Mahasiswa

dan tempat tidur DO :

- Lingkungan bersih dan

tempat tidur sudah rapi


Pkl. 08.00 2 Memberi obat oral DS : Mahasiswa

paracetamol 500 mg - Pasien mengatakan

obat sudah di minum

DO :

- Obat sudah diminum

- Reaksi alergi tidak ada


Pkl. 11.00 4 Mengobservasi dan DS : - Mahasiswa

mencatat hasil DO :

pemeriksaan lab (DL) - WBC : 3,90k/ul HCT :

40,3%, HGB : 13,5g/dl

PLT : 81k/ul
Pkl. 11.15 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda DS : Mahasiswa

vital - Pasien mengatakan

badanya sudah tidak

panas lagi

DO :

- Suhu : 360C

- Nadi : 82x/mnt

- TD : 100/60 mmHg
1 2 3 4 5
- RR : 20 x/mnt
Pkl. 12.00 4 Mengobservasi adanya DS : - Mahasiswa

tanda-tanda dehidrasi DO :

- Tanda-tanda dehidrasi

(mukosa bibir kering,

turgor kulit tidak

elastis, mata cowong),

tidak ada
Pkl. 13.00 3 Mengkaji hal-hal yang DS : Mahasiswa

mampu dan tidak mampu - Pasien mengatakan

dilakukan oleh PS
bisa makan, minum

sendiri, tapi belum bisa

ke kamar mandi

sendiri.

DO :

- Pasien tampak baring

ditempat tidur
Pkl. 13.30 4 Mengganti cairan infus DS : - Mahasiswa

IVFD RL 30 tetes/menit. DO :

- Cairan infus sudah

diganti,tetesan lancer

30 tetes menit

Pkl. 15.00 4 Menganjurkan pasien DS : Mahasiswa

banyak minum  1500 cc - Pasien mengatakn


1 2 3 4 5
sehari sudah minum 1 x

minum  200 cc

DO :

- Mukosa bibir lembab


Pkl. 16.00 1, 2, 4 Mengukur tanda-tanda DS : Mahasiswa

vital dan keadaan umum - Pasien mengatakan

pasien
badanya sudah tidak

panas lagi

DO :

- Suhu = 36,80C

- R= 20 x/mnt

- Nadi = 80 x/mnt

- TD = 110/70 mmHg
Pkl. 16.00 1 Memberi obat oral : DS : Mahasiswa

Paracetamol 500 - Pasien mengatakan

mg(melalui oral)
obat sudah diminum

DO :

- Obat sudah minum

- obat tidak dimuntahkan

- Reaksi alergi tidak ada


Pkl. 18.00 1,4 Menghitung CM-CK DS : - Mahasiswa

DO :
1 2 3 4 5
- Cairan masuk :

Minum + infus +

makan

= 1400 cc + 2700 cc

+ 100 cc = 4700 cc

BAK = 2000, BAB =

100, IWL : 585 cc,CK

= 2685 cc

CM-CK : 1515 cc
Pkl. 21.00 4 Mengganti cairan infus DS : - Mahasiswa

RL 30 tetes/menit. DO :

- Cairan infus sudah

diganti, tetesan lancer

30 tetes/mn
Pkl. 22.00 1 Memberi obat oral : DS : Perawat

paracetamol 500 mg - Obat suda di minum ruangan

DO :

- Obat sudah diminum

dengan air, obat tidak

dimuntahkan, reaksi

alergi tidak ada


Kamis 1, 2, 4 Mengobservasi keadaan DS : Perawat

16-Mei- umum pasien dan tanda- - Pasien mengatakan ruangan

2013 tanda vital


badanya sudah tidak
Pkl. 05.00
1 2 3 4 5
panas lagi

DO :

- Suhu = 360C

- Nadi = 80 x/mnt

- TD = 110/70 mmHg

- R = 20 x/mnt.

- Keadaan umum pasien

baik
Pkl. 05.00 4 Mengganti cairan infus DS : - Perawat

IVFD RL 30 tetes/menit. DO : ruangan

- Cairan infus sudah

diganti, tetesan lancar

30 tetes/mnt
Pkl. 07.00 4 Mengukur CM-CK : DS : - Perawat

DO : ruangan

- Cairan Masuk :

Minum + infuse +

makan

1600 +2000 + 100

= 3700 cc

Cairan Keluar :

BAK : 2100 cc, BAB =


1 2 3 4 5
100 cc IWL : 585 =

2785cc

CM-CK = 915 cc
Pkl. 07.00 2 Mengkaji hal-hal yang DS : Perawat

mampu dan tidak mampu - Pasien mengatakan ruangan

dilakukan oleh pasien


sudah bisa makan,

minum, BAB, BAK

secara mandiri, pasien

mengatakan badannya

tidak lemas lagi

DO :

- Pasien tampak dapat

melakukan aktivtas

- Suhu : 36 ˚ c

- Nadi : 80 x/mnt

- RR : 20 x/mnt

- TD : 110/70 mmHg
Pkl. 08.00 1, 2, 4 Mengobservasi keadaan DS : - Mahasiswa

umum pasien DO :

- Keadaan umum pasien

sudah baik, pasien

diijinkan pulang

Pkl. 09.00 1 Mengobservasi dan DS: - Perawat


1 2 3 4 5
mencatat hasil DO: ruangan

pemeriksaan lab (DL) - WBC:4.60, HB:12,5,

HCT:38,2, PLT:102

TABEL 4
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN PADA PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI

RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 13-16 MEI 2013

Dx
No. Hari/Tgl/Jam Evaluasi
Keperawatan
1 2 3 4
1 Selasa 3 S : - Pasien mengatakan mengerti dengan

14-Mei-2013 penjelasan yang diberikan dan mengerti

Pkl. 15.00 wita tentang penyakitnya.

- Pasien mampu menjelaskan penyebab

dan pencegahan penyakit DHF.

O : Pasien sangat aktif bertanya tentang

penyakit DHF yang belum dimengerti

pasien sangat kooperatif.

A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien


2 Selasa 1 S : pasien mengatakan badannya tidak panas

14-Mei-2013 lagi

Pkl. 15.00 wita O : S : 36,20C, N : 82 x/mnt, badan tidak teraba

panas

A : Tujuan 1, 2, 3, 4, 5, tercapai, masalah

teratasi.

P : Pertahankan kondisi pasien


1 2 3 4

3 Selasa 2 S : Pasien mengatakan badannya masih lemah

14-Mei-2013 O : ADL pasien masih dibantu oleh keluarga N

Pkl. 15.00 wita : 86 x/mnt, TD : 110/70 mmHg.

A : Tujuan, 1, 2, 3, 4 belum tercapai, masalah

belum teratasi.

P : Lanjutkan renpra untuk tujuan 1,2,3,4

4 Selasa 4 S : - Pasien mengatakan 1x minum  200 cc

14-Mei-2013 dan dalam sehari pasien minum ± 5 gelas 1000

Pkl. 15.00 wita cc

O : Mukosa bibir lembab, suhu : 36,20C, PLT :

105, , HGB : 14,6 g/dl, WBC 1,44k/ul.

CM = 3800 cc, BAK = 2200 cc (8x

spontan)IWL=600 cc, CM-CK =900 cc.

A : Tujuan 1, 2, 4 tercapai, tujuan 3, 5 belum

tercapai masalah teratasi sebagian.

P : lanjutkan renpra 4 untuk tujuan 3


1 Rabu 4 S : Pasien mengatakan 1x minum  200 cc dan

15-Mei-2013 dalam sehari minum  7 gelas  1400 cc.

Pkl. 15.00 wita CM = 4200 cc, BAK = 2000+BAB = 100

cc IWL=585 cc, CM – CK = 1,515 cc

O : Mukosa bibir lembab, tanda-tanda

dehidrasi tidak ada, PLT : 81 k/ul


1 2 3 4
A: Tujuan 1, 2, 4 tercapai, tujuan 3, 5 belum

tercapai masalah teratasi sebagian.

P : lanjutkan renpra untuk tujuan 3

2 Rabu 1 S : Pasien mengatakan badannya tidak panas

15-Mei-2013 lagi

Pkl. 15.00 wita O : S : 360C, N : 80 x/mnt, badan tidak teraba

panas

A : Tujuan 1, 2, 3, 4, 5, tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

3 Rabu 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa makan,

15-6-2013 minum sendiri tapi belum bisa ke kamar

Pkl. 15.00 wita mandi sendiri

Pasien mengatakan badannya masih lemah

O : ADL pasien dibantu sebagian suhu : 360C,

Nadi : 80 x/mnt, R : 20 x/mnt, TD : 110/70

mmHg.

A : Tujuan, 1, 2, 3, belum tercapai, tujuan 4

tercapai

P : Lanjutkan renpra untuk tujuan 1,2 dan 3.


TABEL 5

EVALUASI PERAWATAN PADA PASIEN NH

DENGAN DHF GRADE I HARI KELIMA DI RUANG CENDRAWASI

RSUD WANGAYA DENPASAR

TANGGAL 16 MEI

No. Hari/Tgl/Jam Dx Evaluasi


1 Kamis 4 S : Pasien mengatakan dari kemarin sore pukul 15.00

16-Mei-2013 wita pasien minum 7-8 gelas  (1600 cc).

Pkl. 09.00 Wita O : Mukosa bibir lembap

PLT : 102 k/ul, tidak ada tanda-tanda dehidrasi

CM = infus + minum + makan

= 2000 cc + 1600 cc + 100 cc, total

CM = 3700 cc

BAK= 1600 cc + BAB = 100 cc + IWL=585cc =

total CK = 2785 cc

CM-CK = 3700 cc – 2785cc = 915 cc.

A : Tujuan 2, 4 tercapai, tujuan 1,3, 5 belum tercapai,

masalah teratasi sebagian

P : Anjurkan pasien kontrol kembali ke rumah sakit.

2 Kamis 1 S : Pasien mengatakan tidak panas lagi

16-Mei-2013 O : S : 360C, Nadi 80 x/mnt, badan pasien teraba tidak

Pkl. 09.00 Wita panas, kulit tidak kemerahan.


No. Hari/Tgl/Jam Dx Evaluasi
A : Tujuan 1, 2, 3, 4 tercapai, masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien

3 Kamis 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa memenuhi

16-Mei-2013 ADLnya secara mandiri (makan, minum, BAB,

Pkl. 09.00 Wita BAK), pasien mengatakan badannya tidak lemas

lagi.

O : ADL pasien terpenuhi suhu : 360C, Nadi : 80

x/mnt, TD : 110/70, R : 20 x/mnt.

A : Tujuan 1, 2, 3, 4 tercapai, masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien.

BAB III

PEMBAHASAN
Pembahasan adalah menghubungkan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada

kasus dengan mencoba menganalisa kesenjangan-kesenjangan yang terjadi. Pada bab ini penulis

akan membahas kesenjangan-kesenjangan tersebut secara umum, antara lain :

A. Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan keluhan pasien. Ditinjau dari teori pada penyakit DHF akan

ditemukan data-data sebagai berikut : panas atau demam, lemah, sakit kepala, nyeri pada

otot dan sendi, mual, muntah, anoreksia, lidah kotor, mukosa bibir kering, perdarahan

gusi, wajah kemerahan, bintik-bintik merah pada kulit (petekie), uji tourniquet positif,

epistaksis, hematemesis melena, hyperemia pada tenggorokan, nyeri perabaan pada

epigastik pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dam limfe, pada ranjatan (derajat

IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin dan gelisah, sianosis perifer.

Pasien tampak tegang. Pada kasus saat pengkajian didapat data : panas badan (suhu)

38,70C, mukosa bibir kering, uji tourniquet positif, pasien bertanya-tanya tentang

penyakitnya. Untuk data nyeri otot dan sendi, sakit kepala, mual muntah, anoreksia tidak

muncul pada kasus karena saat pengkajian pasien tidak mengeluh hal tersebut dan juga

mengingat manusia itu unik dan memilik ambang nyeri yang berbeda dan data nyeri

tekan pada epigastrik, pada palpasi teraba pembesaran hati dan limpe, nadi cepat dan

lemah, ekstremitas dingin, gelisah, dan sianosis perifer merupakan tanda terjadinya syok,

sehingga data tersebut tidak terdapat pada kasus, karena pada kasus pasien tidak

mengalami syok.
Pada teori ada sembilan masalah yaitu : kekurangan volume cairan,

hipertermi, , gangguan perfusi jaringan, gangguan rasa nyamanan nyeri, kebutuhab nutrisi

kurang dari kebutuhan, perubahan pola tidur, intoleransi aktivitas, kurang pengetahuan

dan resiko perdarahan.Pada kasus berdasarkan data yang ada dan diperoleh dari hasil

pengkajian ditemukan empat masalah, yaitu resiko kekurangan volume cairan,

hipertermi, intoleransi aktivitas dan kurang pengetahuan. Sedangkan tujuh masalah

keperawatan yang ada pada teori namun tidak ditemukan pada kasus yaitu : Masalah

gangguan ferfusi jaringan perifer tidak penulis angkat karena pada data tidak ditemukan

perubahan warna kulit (pucat, sianosis) akral dingin, capilar refyl time lebih dari 2 detik,

oedema dan yang lainnya. Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak

penulis angkat karena pada data tidak ditemukan mual, muntah dan penurunan nafsu

makan.). gangguan rasa nyamanan (nyeri) penulis tidak mengangkatnya karena tidak

ditemukannya tanda-tanda seperti : nyeri sendi dan otot, nyeri kepala, pasien tidak

meringis. Karena tidak ditemukannya data-data seperti : espistaksis perdarahan gusi,

hematemesis melena dan gejala perdarahan yang lain. Maka penulis tidak mengangkat

masalah keperawatan resiko perdarahan, sedangkan masalah perubahan pola tidur penulis

tidak mengangkat karena pada pengkajian tidak ditemukan tanda-tanda seperti :

konjungtiva pucat, lingkaran hitam, disekitar mata, pasien tidak tampak ngantuk dan yang

lainnya.

B. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas yang ada, yaitu yang mengancam jiwa

pasien, maka dari itu ditemukan prioritas masalah keperawatan, diantaranya : prioritas

pertama yaitu Hipertermi dimana terjadi karena masuknya virus kedalam tubuh melalui

gigitan nyamuk aedes aegypty akan mempunyai factor atau minulogis bila tubuh tidak

mampu melawanya sehingga akan menimbulkan peradangan dan salah satu tandanya

adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi dan jika tidak ditanggulangi dapat

mengakibat kejang. Diagnosa intoleransi aktivitas iangkat karena diagnose ini

menekankan pada kelemahan yang dialami pasien merupakan akibat dari adanya virus

dalam darah akan menginfeksi seluruh system yang ada didalam tubuh termasuk sendi

dan sumsum tulang belakang yang berfungsi untuk memproduksi trombosit sehingga

menimbulkan kelemahan. Keadaan nini menyebabkan pasien perlu istirahat mutlak.

Sedangkan kurang pengetahuan diangkat menjadi prioritas ketiga karena pasien kurang

mendapat informasi tentang penyakit sehingga pasien tidak mengetahui tentang penyakit

DHF, baik itu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan. Dan yang menjadi

prioritas keempat adalah resiko kekurangan volume cairan dimana karena adanya

kebocoran dan penurunan volume plasma berkibat terjadinya resiko kekuragan volume

cairan dalam bila tidak ditanggulangi pasien akan mengalami syok hipovolemia

dehidrasi.

Pada perencanaan hampir semua rencana keperawatan sudah sesuai dengan teori

yang ada.Karena perencanaan pada teori adalah sebagai acuan dalam perencanaan

kasus,jadi semua perencanan dapat dilaksanakan sesuai diagnose yang mencul pada

kasus.

C. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan

ditunjukkan untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu

rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan pasien. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien

NH sebagian sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana perawatan saat

melaksanakan asuhan keperawatan, penulis menambahkan rencana perawatan untuk

masing-masing diagnosa seperti pada kekurangan volume cairan yaitu observasi tanda-

tanda perdarahan, catat nilai PLT, HCT, HGB setiap hari dan observasi intake dan output

setiap 24 jam. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan

jumlah trombosit, hematokrit dan hemoglobin karena jika terjadinya peningkatan

hematokrit menunjukan adanya rembesan plasma yang dapat mengakibatkan perdarahan

dan syok hipovelemik. Rencana perawatan hipertermi didalam teori ada yang tidak

dicantumkan dalam kasus yaitu obsevasi respon verbal dan non verbal pasien terhadap

nyeri. Dan yang terakhir adalah rencana diagnosa kurang pengetahuan didalam teori

sudah dicantumkan dalam kasus.

Tindakan yang dilakukan sudah didokumentasikan untuk menghindari duplikasi

tindakan pada pasien NH. Pelaksanaan yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik

walaupun ada beberapa hambatan, tetapi berkat kerjasama dengan dokter, perawat

ruangan dan tenaga kesehatan lainnya, semua dapat terlaksana dengan baik, dan proses

perawatan pasien NH berjalan lancar.

D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan yang dilaksanakan sesuai pada criteria

tujuan pada rencana keperawatan. Evaluasi keperawatan pada pasien NH berdasarkan

catatan harian pasien yang telah sesuai dengan rencana tujuan yang disusun dan pada hari

terakhir merupakan evaluasi terminasi dari hasil evaluasi keempat masalah dapat teratasi

dengan baik. Dari keempat masalah yang teratasi dapat dilihat dari perubahan yang

terjadi seperti : mukosa bibir lembab, PLT = 102 k/ul, suhu tubuh dalam batas normal

yaitu 360C badan pasien tidak teraba panas, suhu 360C, nadi 80 x/menit badan pasien

teraba tidak panas, kulit tidak kemerahan, pasien sudah bisa memenuhi ADLnya secara

mandiri (makan, minum, BAB, BAK) pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan

yang diberikan tentang penyakit DHF.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dari bab-bab sebelumnya dapat dikatakan DHF adalah penyakit

fibris virus akut yang terdapat pada manusia yang disebabkan oleh virus dengue melalui

gigitan nyamuk aedes aegypti dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, sakit

kepala, nyeri tulang ruam, dan leucopenia yang biasanya memburuk setelah dua hari

pertama. Penerapan proses keperawatan pada pasien NH dengan DHF Grade I di ruang

Cendrawasih RSUD Wangaya Denpasar, secara umum sudah sesuai dengan tahap-tahap

dalam proses keperawatan. Dari hasil pengkajian masih ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dengan kasus. Karena data yang ditemukan saat pengkajian sangat ditentukan

oleh kondisi ataupun keadaan fisik pasien saat dikaji sehingga masalah keperawatan yang

muncul pada kasus juga disesuaikan dengan data yang muncul pada kasus.

Dalam perencanaan untuk memprioritaskan diagnosa keperawatan

berdasarkan masalah yang ada yaitu mengancam jiwa pasien dan sebagai prioritas

diagnosa keperawatan yang pertama adalah resiko kekurangan volume cairan dilanjutkan

dengan hipertermi, intoleransi aktivitas, dan kurang pengetahuan. Selanjutnya disusun

rencana keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini

direncanakan tindakan-tindakan berdasarkan teori, kondisi pasien dan kondisi di lapangan

yang nantinya tujuan yang diinginkan oleh penulis dapat dicapai sesuai dengan harapan.

Pelaksanaan tindakkan keperawatan pada dasarnya berpedoman pada

perencanaan yang telah disusun sesuai dengan kondisi, mengingat waktunya sangat

terbatas, pelaksanaan pada pasien NH dengan DHF Grade I di Ruang Cendrawasih


RSUD Wangaya Denpasar ditekankan pada pemberian cairan karena mengantisipasi dari

komplikasi yang ditimbulkan yaitu syok hipovolemik yang akan mengarah ke DSS. Pada

kasus semua rencana telah dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya kerjasama

antara penulis, perawat ruangan, dokter dan tim kesehatan yang lain serta dari pihak

pasien NH yang sangat kooperatif.

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan

keperawatan yang dilakukan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari empat masalah

yang muncul pada kasus, tujuan yang ingin dicapai pada masalah tersebut semuanya

dapat dicapai didasarkan pada rencana perawatan yaitu pada point kriteria tujuan.

B. Saran

Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis mencoba mengajukan beberapa

saran antara lain :

1. Kepada RSUD Wangaya Denpasar agar tetap mempertahankan dan meningkatkan

pelayanan khususnya tentang kasus DHF

2. Kepada perawat ruangan Cendrawasih untuk selalu meningkatkan kinerja untuk

mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.

3. Kepada pasien NH dan keluarga, untuk meningkatkan keberhasilan lingkungan dan

melanjutkan upaya-upaya dalam pencegahan penyakit DHF yang disarankan oleh

perawat.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2007). BukuSakuDignosaKeperawatan.(Edisi 8). Jakarta: EGC.

Dermawan, Deden.(2012). Proses Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Doenges, M.E. (2012).Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta: EGC.

Lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124792 selasa,14 mei 2013 pukul 09.00 wita

Murwani,Arita. (2009). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. (Edisi 2). Jakarata: ECG.

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta: EGC.

(Zulkoni, H.A. (2011). Parasitologi. (Cetakan pertama). Yogyakarta : EGC.

Price, A.Sylvia.(2006). Patofisiologi.(Edisi 6). Jakarta: EGC.

Sucipto, C.D. (2011). Vektor Penyakit Tropis. (Cetakan pertama). Yogyakarta: EGC.

Sudoyo, dkk. (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: ECG.

WHO. (2005). Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue. (Cetakan pertama).
Jakarta: EGC.

Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit DHF

Sub. Topik : 1. Penyebab Penyakit DHF

2. Cara Pencegahan Penyakit DHF

3. Penatalaksanaan Penyakit DHF

Sasaran : Pasien NH

Tempat: Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya

Hari/Tanggal : Selasa, 14 Mei 2013

Waktu : Pukul 12.30– 13.00 Wita

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Pada akhir penyuluhan diharapkan pasien SR mengetahui dan memahami tentang

penyakit DHF

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien NH dapat menyebutkan kembali

tentang :

a. Penyebab penyakit DHF

b. Cara pencegahan DHF

c. Penatalaksanaan DHF

B. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

C. Media
D. Materi

Terlampir

E. Evaluasi

1. Sebutkan penyebab DHF minimal 2 dan sebutkan ciri dari nyamuk Aedes Aegypti

minimal 3?

2. Sebutkan cara pencegahan penyakit DHF minimal 3?

3. Sebutkan Penatalaksanaan penyakit DHF minimal 3?

Lampiran 2
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Penyakit DHF

Adalah Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic Fever (DHF) ialah

penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypty dan Aedes albopictus.

Penyebab DHF

a. Virus Dengue

b. Vektor nyamuk Aedes Aegypti :

1) Nyamuk yang warnanya hitam dan belang-belang

2) Menggigit pada siang hari

3) Badannya mendatar saat hinggap

4) Gemar hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari)

5) Jarak terbang kurang dari 100 meter

6) Senang Menggigit manusia

2. Cara pencegahan

a. Memelihara lingkungan agar tetap bersih dan cukup sinar matahari

b. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu dengan 3M (menguras, menutup dan

mengubur)

c. Rapikan halaman dan jangan biarkan halaman tak terurus

d. Bersihkan selokan agar dapat mengalir dengan lancar (jangan biarkan selokan tergenang)

e. Tidak membiarkan kain-kain atau baju-baju tergantung


f. Untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti dewasa, bisa dilakukan dengan cara

menyemprotkan obat nyamuk dan fogging dengan obat pembasmi serangga (insektisida).

3. Penatalakanaan DHF

a. Minum dalam jumlah banyak

b. Boleh minum teh manis, air putih, susu, air jeruk, sirup, air kacang hijau atau air kelapa

muda dan boleh juga diberi es batu agar lebih menyegarkan.

c. Makan makanan yang lunak.

d. Bila badan panas kompres hangat pada ketiak, lipat paha, dada dan punggung.

e. Lebih banyak istirahat.

DAFTAR PUSTAKA

Zulkoni, H.A. (2011). Parasitologi. (Cetakan pertama). Yogyakarta : EGC.


Lampiran 3

DAFTAR SINGKATAN

- ADL : Activity Daily Living


- AGD : Analisa Gas Darah
- BAB : Buang Air Besar
- BAK : Buang Air Kecil
- DM : Diabetes Militus
- Hb : Hemoglobin
- IRD : Instalansi Rawat Darurat
- IVFD : Intra Vena Fluid Rate
- HCT : Hematokrit
- SGOT : Serum Glutamic Oksaloasetic
- SGPT : Serum Gluitamic Piruvic Transaminase
- HGB : Hemoglobione
- PLT : Platelet
- WBC : White Blood Cell
- MCV : M. corpuscular/cell volume (Volume rata-rata sel darah

merah)

- MCH : M. corpuscular/cell haemoglobin (jumlah hemoglobin yang

terdapat dalam setiap sel darah merah)

- MCHC : M. corpuscular/cell haemoglobin concentration (Perkiraan

jumlah hemoglobin dalam gram yang terdapat dalam 100ml packed red

cells)

- RDW-CV : Ring Deviation Width


- MPV : Mean Platelet Volume
- IgM : Imunoglobulin M
- IgG : Imunoglobulin G
- CM : Cairan masuk
- CK : Cairan keluar
- IWL : Intertisial Water Lose
- IMT : Indeks masa tubuh
- TD : Tekanan darah
- TB : Tinggi Badan
- BB : Berat Badan

You might also like