You are on page 1of 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan fakultas yang
bergerak dibidang Teknologi pertanian di Universitas Jambi, mahasiswa di
wajibkan mengikuti Kegiatan ini dan dilaksanakan untuk memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk terjun langsung kelingkungan pabrik kelapa
sawit di Pt.Hindoli-Cargill Mill Tanjung Dalam. mata kuliah PKL bertujuan untuk
memberikan pengalaman pragmatis secara komprehensif kepada mahasiswa
khususnya di lingkungan kerja, sebagai bagian dari upaya fakultas
mempersiapkan diri mahasiswa untuk memasuki dunia kerja.

Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq) adalah salah satu jenis tanaman yang
tergolong dalam famili Palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani
Elaion atau minyak, sedangkan nama spesies Guinensis berasal dari kata Guinea.
Tanaman kelapa sawit berasal dari Guinea di pesisir Afrika Barat, kemudian
diperkenalkan ke bagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin.

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia.


Kelapa sawit terus berkembang di daerah tropis. Produk kelapa sawit mempunyai
niai ekonomi yang tinggi. Produk kelapa sawit penyumbang devisa negara
terbesar jika dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Indonesia
termasuk negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kebutuhan kelapa sawit
meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan CPO (crude palm oil).

Hasil utama yang diperoleh pabrik kelapa sawit adalah ekstraksi crude palm
oil (CPO) dan inti sawit (Kernel) dari tandan buah segar. Sifat buah kelapa sawit
segera mengalami penurunan kualitas dan rendemen bila tidak segera diolah. CPO
dan inti sawit (kernel) merupakan bahan olahan industri pabrik kelapa sawit
dimana kualitasnya menetukan daya gunanya untuk diolah menjadi produk akhir
industri dan konsumen rumah tangga seperti minyak goreng, margarin, minyak
inti sawit, kosmetik, sabun, deterjen dan lain-lain.

1
Ripple Mill (RM) merupakan mesin yang memiliki fungsi untuk pemecahan
cangkang dan untuk memudahkan pemisahan antara cangkang dan inti sawitnya
(Kernel). Cangkang pada pengolahan sawit tidak di buang begitu saja, karena
cangkang merupakan bahan bakar utama pada Boiler. Sedangkan kernelnya
diolah menjadi minyak yang lebih murni biasanya disebut pengolahan PKO pada
pabrik khusus pengolahan kernel menjadi PKO.
Kualitas Kernel dapat tercapai apabila seluruh komponen pendukung dapat
berjalan dengan baik. RM adalah salah satu mesin yang berada pada stasiun
Kernel mempunyai kontrol pada kualitas kernel yang dihasilkan pada proses
pengolahan pemecahan Nut untuk selanjutnya akan di pisahkan antara cangkang
(Shell) dengan intinya (Kernel). RM sangat berpengaruh terhadap kualitas akhir
pada stasiun kernel karena jika efisiensinya di bawah standar 95% maka hasil
akhir berupa kernel akan kotor. Apabila Kernel dikatakan kualitasnya baik, maka
efisiensi RM-nya harus 95%-98% dikarenakan dapat menghasilkan kualitas
kernel yang baik dan kernel yang dihasilkan juga bersih dari kotoran cangkang
ketika saat melakukan penjualan.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis ingin mengadakan pengamatan


yang bertujuan untuk mengetahui “ANALISIS EFISIENSI RIPPLE MILL PADA
PABRIK PENGOLAHAN SAWIT PT.HINDOLI – CARGILL MILL TANJUNG
DALAM SUMATERA SELATAN”.
1.1 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan dari praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan inti sawit di
PT. Hindoli Tanjung Dalam Mill
2. Mengetahui analisis kerusakan komponen pada sterilizer di PT. Hindoli
Tanjung Dalam Mill

1.2 Kegunaan Praktek Kerja Lapangan


1. Meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pengalamn kerja yang nantinya
dapat dimanfaatkan dan dikembangkan di dunia kerja.

2
2. Menambah pengalaman dan pengetahun tentang proses pengolahan minyak
kelapa sawit di PT. Hindoli Tanjung Dalam Mill
3. Membentuk sikap, perilaku kedisiplinan kerja, serta inisiatif dan kerjasama.
4. Menumbuhkan kemampuan teknis dan pemahaman terhadap masalah serta
kemampuan menyelesaikan masalah.
5. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi teknik pertanian.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


PKL ini dilaksanakan di PT. Hindoli Cargill Mill Tanjung Dalam, Desa
Tanjung Dalam, Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatra Selatan yang Pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan
pada tanggal 04 juli 2017 sampai dengan 25 agustus 2017.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

2.1. Sejarah Singkat PT. Hindoli


PT. Hindoli adalah hasil merger antara Algemene Olehandeli (perusahaan
yang berkedudukan di Belanda) dengan PT Goa Manurung Jaya yang kemudian
pada tahun 1995 diambil alih oleh Cargill, perusahaan multinasional yang
berpusat di Minneapolis, Amerika Serikat.
PT Hindoli secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin dan Banyuasin, lima kecamatan dan 28 desa.

2.2. Visi dan Misi PT. Hindoli Mill Tanjung Dalam


PT. Hindoli Mill Tanjung Dalam mempunyai Visi dan Misi yang harus
dilaksanakan adalah Menjadi yang terdepan di dunia dalam meningkatkan gizi
masyarakat dan Menciptakan nilai yang berbeda serta Dapat dipercaya, kreatif dan
menjadi pelopor untuk mencapai pencapaian yang baik, maka Keterlibatan
karyawan, kepuasan pelanggan, kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan harus
saling menguntungkan.

2.3. Struktur Organisasi PT. Hindoli Mill Tanjung Dalam


Presiden Direktur PT Hindoli selaku pimpinan utama perusahaan, Dalam
suatu perkebunan kelapa sawit struktrur organisasi merupakan faktor penting
dalam menunjang keberhasilan manajemen pabrik. Dengan adanya struktur
organisai perusahaan diharapkan dapat bekerja dan menjalani tugas sesuai dengan
yang diharapkan. Struktur organisasi sebagai media diamana terdapat batasan –
batasan tugas untuk masing – masing pemegang jabatan. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di PT. Hindoli Mill Tanjung Dalam per Agustus 2017 adalah
1 Manager, 19 Staff dan 101 Non Staff.

2.4. Kegiatan Umum Pabrik


2.4.1 Bahan Baku
Bahan baku PT. Hindoli Tanjung Dalam adalah bersumber dari TBS
Plasma (A1-A7) dan Inti (Inti Tanjung Dalam dan Inti Sri Gunung). Plasma

4
adalah TBS yang berasal dari kebun masyarakat namum binaan PT. Hindoli. Inti
adalah TBS yang berasal dari kebun yag dimiliki PT. Hindoli.
2.4.2 Produk
PT.Hindoli (Cargill Tropical Palm) merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO (crude palm oil) dan biji
sawit (kernel). Adapun CPO tersebut akan dijual ke lokal mupun di ekspor ke luar
negeri yang bertujuan untuk mengolah CPO tersebut sedangkan kernel akan dijual
di lokal Indonesia
2.4.3 Proses Pengolahan
2.4.3.1 Proses Pengolahan CPO
Stasiun Penerimaan Buah
a. Jembatan Timbang (Weigh Bridge)
Penerimaan bahan baku dimulai dengan penimbangan Tandan Buah Segar
(TBS) yang diterima oleh pabrik. Jembatan timbang (weigh bridge) adalah alat
ukur yang berfungsi untuk menimbang material yang akan masuk dan keluar
pabrik, yaitu berupa TBS, CPO, Kernel, Tandan Kosong, Bahan Bakar Minyak
(Solar), Pasir, dan material lainnya. Jembatan timbang dioperasikan dengan sistem
komputerisasi yang berkapasitas 40 ton.
TBS ditimbang dengan catatan jembatan timbang harus senantiasa dalam
kondisi bersih. Pada saat penimbangan posisi kendaraan harus berada ditengah
dan dalam keadaan mesin mati, dan pada saat penimbangan sopir dan kernet harus
turun dari truk untuk mendapatkan berat kotor. Selanjutnya TBS yang telah
ditimbang di bongkar di sortasi, dan truk yang telah kosong tadi kembali
ditimbang untuk mendapatkan berat truk tanpa muatan sehingga didapat berat
bersih (netto) TBS. Seluruh data hasil penimbangan yang diperoleh
didokumentasikan oleh petugas timbang.
Peralatan dan mesin yang digunakan di jembatan timbang adalah :
a) Load Cell : Penopang weighbridge yang berfungsi sebagai sensor untuk
memberikan informasi tentang berat benda yang ditimbang.
b) Komputer : Alat penerjemah yang dikirim oleh load cell.
c) Indikator : Alat pembacaan hasil penimbangan dalam bentuk digital. Kapasitas
beban yang diizinkan sebesar MAX 45 TON.

5
d) Printer : Alat untuk mencetak data hasil penimbangan.
Cara penimbangannya adalah truck yang berisi TBS ditimbang, kemudian
setelah TBS diletakkan dalam loading ramp, truck kembali ditimbang untuk
mengetahui selisih antara truck isi dengan truck kosong serta selisih dari persenan
potongan (TBS restan, TBS mentah, air, sampah, dll), maka akan didapatlah hasil
dari keseluruhan selisih tersebut atau nama lainnya adalah adjust netto. Berikut
rumusnya :

Potongan (kg) = (bruto – tara) x potongan (%)

Netto (kg) = bruto – tara – potongan

Keterangan : - netto = berat bersih atau berat TBS

- bruto = berat truk dan TBS

- tara = berat truk

b. Sortasi dan Grading

Tempat pengumpulan buah merupakan tempat untuk dilakukan sortasi dan


grading. Sortasi adalah kegiatan memeriksa (mensortir) TBS (tanda buah segar)
yang berasal dari divisi/kebun maupun dari pemasok di luar PT. HINDOLI MTD,
yang masuk ke pabrik dan disortasi di Loading Ramp terhadap tandan buah segar
yang baru datang dari tiap divisi/kebun. Grading TBS adalah kegiatan atau proses
seleksi terhadap buah yang diterima PKS sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan perusahaan. Tujuan grading adalah memperoleh data derajat
kematangan tiap-tiap ketentuan kriteria TBS Fraksi (kategori kematangan buah).
TBS adalah satu faktor untuk evaluasi adanya kuantitas produksi minyak sawit
(CPO) dan inti sawit (Kernel) yang diproses di pabrik.

Adapun fungsi dari pengumpulan buah adalah :

 Sebagai tempat penampungan/penuangan TBS yang dibawa oleh truk.


 Sebagai tempat kendali mutu untuk TBS yang dikirim oleh kebun.

6
 Sebagai tempat penilaian terhadap TBS yang dikirim oleh kebun.
 Untuk mengetahui apakah TBS yang dikirim oleh divisi/kebun sesuai
dengan kriteria matang panen yang telah ditetapkan.

Standar mutu TBS yang ditetapkan perusahaan bertujuan untuk mengendalikan


mutu TBS dan kematangan TBS yang akan diolah di PKS. Standar mutu
pengiriman TBS dikategorikan dalam persentase sebagai berikut :

Tabel Persentasi Standar Mutu TBS:

Kategori Brondol (%)

Buah Masak 49 -70 %

Buah Terlalu Masak 70 %

Buah Mengkal 2 - 49 %

Buah Mentah <1%

Janjangan Kosong 90 - 100 %

Tangkai Panjang 2,5 cm

c. Loading Ramp
Stasiun ini Stasiun ini dari mesin – mesin dan peralatan sebagai berikut :
a) Loading ramp
Loading ramp adalah tempat untuk menerima TBS dari estate, ditempat
ini dilakukan grading TBS. Tujuan dilakukan grading TBS adalah untuk
mengetahui kualitas TBS yang diterima dari estate dan harus sesuai dengan
standar yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan. Kualitas TBS ini sangat
menetukan produk yang akan dihasilkan, yaitu hasil olah Minyak Sawit Mentah
(CPO) dan Kernel. Yang penting untuk diperhatikan adalah TBS yang pertama
kali masuk ke Loading Ramp harus menjadi yang pertama kali dimasukkan ke lori
untuk diproses.
b) Cage / Lori Buah

7
Lori buah berfungsi sebagai tempat untuk memuat TBS yang akan
diproses di Stasiun Sterilizer. Lori buah dipabrik ini di desain untuk dapat memuat
buah sebanyak 12 ton/lori. Yang perlu diperhatikan dalam pengisian TBS kedalam
lori adalah muatan lori harus penuh dan rata, karena apabila isi lori kurang penuh
akibatnya kapasitas olah pabrik tidak tercapai. sedangkan apabila isi lori tidak
diratakan akan mengakibatkan lori sulit untuk masuk ke dalam Sterilizer karena
TBS tersangkut pada Steam Spreader Sterlizer. TBS brondolan juga dapat
terjatuh di dalam sterilizer yang mengakibatkan kehilangan minyak dan strainer
(saringan) condensate di dalam sterilizer tersumbat.
c) FFB Conveyor, FFB Cross Conveyor, FFB S-Path Conveyor
FFB conveyor berfungsi untuk mengangkut/memindahkan buah yang
diturunkan dari Hopper Loading Ramp.
d) FFB Splitter
FFB splitter berfungsi untuk memecah TBS sebelum masuk kedalam lori.
Proses ini bertujuan agar steam pada saat perebusan TBS bisa masuk dibagian
tengah tandan buah sehingga diharapkan brondolan bisa lepas saat terjadi
penebahan di thresher.
e) Rail Track
Rail track adalah jalur yang akan di lewati oleh lori TBS.Yang perlu
diperhatikan adalah jalur ini harus dalam keadaan bersih dari minyak dan TBS
yang berjatuhan dilantai,hal ini untuk mencegah agar lori TBS tidak keluar dari rel
atau berat pada saat di tarik Capstan.
f) Transfer Carriage
Transfer carriage berfungsi untuk memindahkan TBS dari satu jalur rel ke
jalur rel lainnya. Kapasitas transfer carriage didesain untuk dapat membawa lori
buah sebanyak 1 lori. Transfer carriage ini digerakkan oleh tenaga hidraulik yang
diubah menjadi energi mekanik.
g) Capstan
Capstan berfungsi untuk menarik lori TBS dengan menggunakan tali yang
dililitkan pada Bollard.
h) Undertow

8
Undertow adalah suatui alat untuk mendorong atau menarik lori yang telah
berisi buah, yang akan masuk atau keluar dari sterilizer baik itu mentah ataupun
masak. Lori akan didorong menggunakan doly oleh rantai digerakkan dengan
motor gearbox.
i) FFB Hopper
FFB hopper berfungsi untuk menampung sementara buah yang dibawa
oleh FFB conveyor, FFB conveyor cross, dan FFB s-path conveyor sebelum
dimasukkan kedalam lori.
Sistem operasi loading ramp sebagai berikut:
a. TBS yang disimpan akan dibawa oleh FFB Horizontal Conveyor. Ada 2 FFB
Horizontal Conveyor yang akan membawa TBS.
b. Dari FFB Horizontal Conveyor, TBS akan tekumpul di FFB Cross Conveyor
dan dibawa menuju FFB S-Patch Conveyor.
c. Dari FFB S-Patch Conveyor, TBS akan ditampung di Hopper dan diteruskan
menuju splitter. Splitter akan menusuk brondolan bertujuan memberi ruang
agar uap bisa masuk saat proses sterilizing.
d. Lori akan dibawa menggunakan Transfer Carriage sehinggan lori akan
diarahkan di Undertow stasiun sterilizer.

d. Stasiun Sterilizer
Stasiun sterilizer merupakan alat yang digunakan untuk merebus TBS
sampai masak dengan menggunakan steam dari BPV (Back Preassure Vessel)
dengan temperature 143°C untuk diproses lebih lanjut. PT. Hindoli Mill Tanjung
Dalam memiliki lori sebanyak 30 lori dengan jumlah tabung sterilizer sebanyak 3
buah. Dalam 1 buah tabung sterilizer dapat menampung 4 buah lori. Sistem
perebusan yang digunakan adalah sistem 2 peak dan 3 peak.
Kapasitas sterilizer adalah kemampuan sterilizer menyediakan jumlah
TBS masak per jam yang siap untuk diproses. Kapasitas sterilizer per jam dapa
dicari dengan rumus :

𝑆 𝑥 𝑁 𝑥 𝐶 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kapasitas sterilizer =
𝑇

9
3 𝑥 4 𝑥 12𝑥 60
=
96
= 90 Ton
Keterangan:
S = Jumlah tabung sterilizer di pabrik.
N = Jumlah lori yang dapat ditampung dalam 1 tabung sterilizer.
C = Kapasitas isi masing-masing lori.
T = Waktu sterilizing.
Dari kondisi tersebut terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kapasitas
sterilizer, yaitu pengisian TBS ke lori dan waktu sterilizing (lamanya proses
sterilizing + waktu buka dan tutup pintu).
Adapun tujuan dari proses sterilizing adalah :
a. Menonaktifkan enzim – enzim (Lipase) yang dapat menyebabkan kenaikan
Asam Lemak Jenuh (FFA – Free Fatty Acid). Enzim lipase akan non aktif
pada temperature 45°C.
b. Mempermudah proses pelepasan fruitlet (brondolan) dari janjangan
c. Melunakkan fruitlet, sehingga memudahkan pelepasan/pemisahan antara
daging buah dan nut pada proses Digestion dan Depericarper
d. Mengkondisikan daging buah sehingga sel minyak dapat dengan mudah
terlepas untuk diekstraksi (di stasiun press) dan dimurnikan (di stasiun
klarifikasi)
e. Mengurangi kadar air pada nut sehingga memudahkan pemecahan dan
menaikkan Cracking Effecuency, ini akan memudahkan pemisahan pada
kernel plant.

e. Stasiun Thresher
TBS yang telah mengalami perebusan akan di distribusikan ke thresher
drum. Tujuan utama dari operasi ini adalah member umpan TBS yang telah
direbus ke drum penebah. Stasiun ini memiliki beberapa operasional, yaitu :
1. Tippler
Tippler difungsikan untuk menuangkan buah yang telah direbus dengan
cara membalikkan lori. Proses pengoperasian tippler diawali dengan penempatan
lori pada tippler menggunakan tarikan capstan/indexer/undertow. Lori akan

10
dibalikkan oleh tippler unit secara perlahan dengan putaran 180° sehingga buah
yang ada didalam lori jatuh dan ditarik oleh auto feeder. Auto feeder adalah untuk
mengatur buah yang sudah masak dan berupa janjangan yang akan masuk ke SFB
S-path conveyor. Tippler unit digerakkan oleh hydraulic power pack.
2. Thresher
Thresher berbentuk drum penebah yang berfungsi untuk memisahkan
brondolan dengan janjangan dengan cara diangkat, dibanting, serta didorong
keluar oleh sebuah pisau pengangkat. Brondolan akan jatuh ke melalui kisi – kisi
drum ke under thresher conveyor, sedangkan janjangan akan jatuh ke empty
bunch conveyor. .
3. Return Conveyor
Return conveyor berfungsi untuk mengembalikan kelebihan brondolan saat
digester penuh ke loose fruit conveyor.

f. Stasiun Press
Stasiun ini akan mengekstrasi crude oil dari buah yang telah dicabik
dengan oil losses dan broken nut minimum pada press cake. Stasiun ini memiliki
beberapa operasional, yaitu :
1. Loose Fruit Conveyor
Loose Fruit Conveyor berfungsi untuk membawa brondolan dari thresher
ke loose fruit elevator.
2. Loose Fruit Elevator
Loose fruit elevator berfungsi untuk menaikkan brondolan yang keluar
dari loose fruit conveyor ke feed digester.
3. Digester
Digester berfungsi untuk mengupas/mencabik brondolan agar daging buah
(mesocarp) terlepas dari nut dengan bantuan parang – parang (Long and short
arm) dengan menggu nakan steam dengan temperature 90°C - 95°C untuk
menyiapkan umpan ke press. Digester dioperasikan dengan tujuan mengurangkan
broken nut dan oil losses pada press cake. Kapasitas digester pada PT. Hindoli
yaitu 4000 L. Setelah buah dilakukan pencabikan, lalu buah di press dengan screw
press.

11
4. Pressing
Fungsi dan tujuan press adalah untuk mengekstraksi crude oil dari buah
yang telah dicabik dengan oil losses dan broken nut minimun pada press cake
dengan metode screw press. Feeding dari digester dialirkan ke screw press
melalui chute, oleh tekanan screw yang ditahan oleh cone, daging buah dipress
sehingga melalui lubang-lubang press cage minyak yang terpisah keluar dan
ditampung di oil gutter untuk diproses pada stasiun klarifikasi, sedangkan
gumpalan cake berupa fiber dan nut akan jatuh ke cake breaker conveyor (CBC)
untuk selanjutnya diolah pada stasiun kernel.

g. Stasiun Klarifikasi
Cairan yang keluar dari alat kempa terdiri dari campuran minyak, air dan
padatan bukan minyak (NOS = non oil solid). Untuk memisahkan minyak dari fase
lainnya perlu dilakukan dengan proses pemurnian yang disebut klarifikasi. Minyak
tersebut perlu segera dimurnikan dengan maksud agar tidak terjadi penurunan
mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi.

Fungsi dari stasiun klarifikasi adalah :

 Efisiensi pemisahan minyak murni dari minyak baku.


 Pengambilan minyak murni dengan kehilangan minyak sekecil mungkin.
 Efisiensi pengambilan minyak dari sludge.
 Efisiensi pemisahan dari kotoran dan penurunan kadar air.

Dalam cairan terdapat beberapa fase yang sulit dipisahkan dengan satu cara,
maka dilakukan pemisahan fase minyak, fase NOS dan fase air dengan beberapa
tahapan. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan dengan
berdasarkan prinsip filtrasi, pengendapan, penguapan, sentrifugasi dan sebagainya.

 Ayakan Getar (Vibrating Screen)

Pemakaian ayakan getar bertujuan untuk memisahkan NOS yang berukuran


besar, sehingga pada proses selanjutnya didapatkan minyak yang memenuhi
standar. Ayakan ini bekerja dengan cara getaran melingkar dan atas bawah, yang
terdiri dari dua tingkat ayakan dengan ukuran 20 dan 40 mesh, yang sering disebut

12
dengan double deck.Gerakan getar vibrating screen diperoleh dari putaran
electromotor yang mana pada electromotor tersebut diberi beban eksentrik.Ayakan
getar yang dimiliki PKS PT. Hindoli Tanjung Dalam Mill berjumlah 2 unit.

Gambar Vibrating Screen

Zat padat yang tidak tersaring dikembalikan ke stasiun press melalui waste
conveyor, kembali ke bottom cross conveyor dan menuju kefruit elevator.
Sedangkan minyak kasar dialirkan ke dalam crude oil tank. Fraksi yang dipisahkan
dalam alat ini ada dua kelompok :

 Pasir dan tanah yang berasal dari panenan yang terikut bersama buah. Umumnya
pabrik telah memiliki Sand Trap Tankuntuk mengendapkan partikel-partikel yang
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari 1. Karena waktu pengendapan sangat
singkat maka tidak seluruhnya pasir atau gumpalan tanah terpisahkan, maka
dilanjutkan pemisahannya pada ayakan getar.
 Serat atau ampas yang terikut dalam minyak dipisahkan dengan maksud agar
kadar kotoran minyak sesuai dengan standar kualitas.

Pada saat dioperasikan selalu periksa apakah ada saringan yang sobek atau
pegas yang patah, kerena akan berpengaruh pada kualitas minyak yang dihasilkan,
dan bila pegas patah maka getaran tidak optimal/normal sehingga banyak kotoran
yang menyumbat lubang saringan yang berakibat minyak akan meluber.
Kemudian periksa amplitudo atau getaran screen serta dengarkan suara mesinnya.

13
Bila suara berdengung keras/bising maka segera matikan vibrating screen dan
laporkan ke bagian maintenance untuk diperiksa.

 Crude Oil Tank

Crude Oil Tank (COT) berfungsi untuk menampung dan memanaskan


minyak kasar serta mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos
dari ayakan getar sebelum

masuk ke clarifier.Temperatur operasional crude oil tank dijaga 90-95 derajat


celcius dengan menggunakan steam coil.

Pemanasan pada COT diperoleh dari steam injeksi dengan tekanan 3 bar.
Pada saat pemompaan, level COT dalam COT juga harus tetap terjaga yang
mana umumnya dipasangkan level switch otomatis tetapi di PKS ini hanya
menggunakan bandul secara manual. Umumnya COT terdiri dari 3 sekat. Sekat
pertama untuk pengendapan kotoran, sekat kedua dan ketiga untuk menampung
overflow dan pembuangan sludge dari sekat sebelumnya, sebelum akhirnya
dipompakan ke clarifier tank.

 Continuous Settling Tank

Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan kecontinuous
settling tank(CST) untuk diendapkan. Sebelum masuk ke CST, crude oil akan
masuk ke dalam crude oil buffer tank. Alat ini berfungsi untuk mengurangi
tekanan cairan yang dipompakan ke CST sehingga cairan di CST tenang dengan
kondisi seperti ini pemisahan minyak dapat berlangsung lebih sempurna.

Continuous settling tank adalah tipe bak yang bersambung yang dapat
memisahkan lumpur sambil mengalir dari satu bak ke bak lain. Tangki ini
berbentuk silinder vertikal dengan kerucut terbalik di bawahnya tempat
menampung sementara endapan sisa serabut halus, pasir, tanah dan lain-lain.

Fungsi dari CST ialah mengendapkan kotoran-kotoran (NOS) yang terdapat


dalam minyak. Proses pengendapan ini dapat berlangsung sempurna apabila suhu
minyak dapat dijaga sekitar 85-95 derajat celcius.

14
Pemisahan sludge berjalan dengan baik yaitu pada bak pertama cairan
memisah menjadi dua fase yaitu fase ringan dan fase berat. Fase berat mengalir
dari bak yang satu ke bak lainnya melalui dasar tangki sedangkan fase ringan
mengalir dari bagian atas. Minyak yang terdapat dibagian atas dikutip dengan
menggunakan skimmer dan kemudian dikumpulkan lalu dialirkan ke pure oil
tank.Ketebalan minyak dijaga 25-40 cm. Kurang dari itu dikhawatirkan emulsi dan
sludge akan terikut ke pure oil tank dan jika terlalu tebal kemungkinan minyak
banyak terikut ke underflowatau parit (sludge collecting pit).

Pada CST terdapat pipa steam dan stirrer. Pipa steam terdiri atas steam
injeksi yang dipergunakan pada awal proses untuk pemanasan awal dan steam coil
dipergunakan pada saat proses berlangsung. Untuk membentuk lapisan minyak
pada bagian atas CST diperlukan waktu yang disebut retention time. Lama
retention time tergantung pada kapasitas tangki dan kapasitas pengolahan.Stirrer
adalah alat pengaduk dengan sumbu vertikal yang berputar lambat, daun adukan
bergerak dalam bidang horizontal sehingga menghasilkan shear yang memberi
efek pengurangan viskositas.

Sludge yang keluar dari CST masih mengandung minyak <10%. Oleh karena
itu, perlu diolah lagi untuk diambil minyaknya melalui pemanasan (pipa uap
tertutup) pada suhu 90-95 derajat celcius agar viskositas sludge menurun dan dapat
dengan mudah memisahkan minyak yang terikat dengan lumpur.Lumpur yang
terdapat dibawah tangki harus dibuang setiap selang waktu tertentu,dengan tujuan
agar pasir tidak terikut kedalam decanter.

Sludge dialirkan ke sludge buffer tank melalui sludge pump dan sebelumnya
untuk mengurangi kadar pasir sludge dilalukan ke sand cyclone, dimana pasir
tersebut sangat tidak baik untuk peralatan selanjutnya yaitu decanter.

Berikut cara kerja atau fungsi dari sand cyclone dan sludge buffer tank :

 Sand Cyclone
Sludge dialirkan kedalam sand cyclone dan membentuk aliran memutar di
dalam cone.Pada sand cyclone terjadi pembesaran diameter sehingga daya dorong

15
sludge berkurang. Karena gaya sentrifugal, maka fase yang padat (berat jenis lebih
besar) akan terlempar ke luar sedangkan fase cair (berat jenis lebih kecil) akan
terkumpul di tengah. Dan karena gaya gravitasi maka padatan akan jatuh ke bawah
dan sludge akan naik ke atas menuju ke sludge buffer tank.
 Sludge Buffer Tank
Sludge buffer tank adalah tangki yang digunakan untuk menampung sludge yang
telah dipisah dari pasir dan sebagai pengatur umpan untuk decanter. Suhu sludge
dipertahankan pada 100oC menggunakan sistem pemanasan steam inject.
 Decanter

Decanter adalah alat pemisah berdasarkan perbedaan berat jenis suatu bahan
dengan menggunakan prinsip sentrifugal. Prinsipnya adalah cairan atau suspensi
dimasukkan kedalam decanter yang berbentuk silinder horizontal dari bagian
porosnya, lalu decanter diputar dengan kecepatan tinggi tergantung bahan yang
akan dipisahkan. Dengan putaran tersebut akan menciptakan gaya sentrifugal pada
cairan atau suspensi tersebut. Makin besar massa zat, maka akan makin besar pula
gaya sentrifugal yang diterima, sehingga zat yang berat jenisnya lebih besar akan
terdesak ke arah dinding decanter dimana terdapat outlet untuk mengeluarkan zat
tersebut. Kemudian zat dengan berat jenis yang lebih kecil akan tertahan di bagian
poros yang di situ juga dibuatkan outlet untuk mengeluarkan zat yang lebih ringan
tersebut.

Setelah sludge masuk ke sludge buffer tank maka sludge dialirkan ke three
phase decanter untuk dipisahkan menjadi solid, heavy phase (air) dan light phase
(minyak). Solid selanjutnya dibawa solid conveyor ke trailer/truk untuk diangkut
ke kebun sebagai pupuk. Sementara heavy phase ditransfer ke sludge collecting pit
dan selanjutnya dipompa ke unit pengolah limbah. Sedangkan light phase
dikembalikan ke CST melalui sludge drain tank untuk dikutip minyaknya.

Keberhasilan dalam pengoperasian Decanter dipengaruhi oleh :

 Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak, air dan
lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut.

16
 Fungsi alat decanter tersebut.
 Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah sludge yang diolah.

h. Stasiun Depericaper
Gumpalan cake hasil dari pengolahan pada screw press berupa fiber dan
nut akan diproses di stasiun kernel untuk menghasilkan kernel (inti sawit) sebagai
hasil produksi untuk dipasarkan serta cangkang dan fiber yang digunakan untuk
bahan bakar boiler.
Press cake yang keluar dari screw press terdiri dari fiber dan nut yang
masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu
dicacah dengan alat pencacah press cake yang disebut dengan Cake Breaker
Conveyor (CBC). Pencacahan bertujuan untuk mempermudah pemisahan fiber
dan nut dalam depericarper. Stasiun ini memiliki beberapa operasional, yaitu :
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Gumpalan press cake dipecah oleh gerakan pisau – pisau CBC yang
dipasang pada sebuah poros yang berputar dengan kecepatan hantar pisau – pisau
tersebut sekitar 2,4 m/s.
2. Pneumatic Depericaper
Proses pemisahan fiber dan nut berdasarkan perbedaan berat antara fiber
dan nut sehingga membedakan kecepatan angkat (lifting velocity) dari dua
material tersebut. Fiber akan terangkat keatas dengan kecepatan udara 16 m/s.
3. Fiber Cyclone
Fiber cyclone merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan fiber dan
udara yang menggunakan prinsip pemisahan dengan gaya centrifugal. Fiber yang
terangkat dengan kecepatan 20 – 25 m/s pada column, masuk kebagian atas dari
cyclone dalam bentuk pusaran. Akibat pertamabahan besar volume cyclone
daripada column, kecepatan udara akan menurun sehingga tidak mampu lagi
mengangkat fiber. Fiber akan jatuh kebagian bawah cyclone dengan membentuk
gerakan spiral, sementara udara keluar melalui ducting pengeluaran. Fiber yang
jatuh ke bawah cyclone akan dikeluarkan melalui peralatan yang disebut airlock.
4. Polishing Drum

17
Fiber yang masih melekat/menempel pada nut,dilemparkan keatas akibat
efek putaran drum dan plat pelempar didalam polishing drum. Akibat gerakan ini,
nut seperti diaduk sehingga fiber yang masih menempel akan lepas dan terhisap
oleh pneumatic depericaper. Pada nut polishing drum ini juga terjadi pemisahan
benda – benda asing (potongan janjangan kosong, kayu, batu, potongan besi) yang
akan keluar pada bagian depan polishing drum.

i. Stasiun Kernel
Fiber dan nut sudah dipisahkan pada stasiun depericaper, fiber dikirim ke
boiler dan nut dibersihkan di polishing drum. Nut dipisahkan secara pneumatic
menggunakan destoner. Batuan atau metal yang terikut pada conveyor nut akan
jatuh di tempat penampungan sedangkan nut dihisap dengan fan destoner yang
selanjutnya masuk ke nut bin. Selanjutnya nut dipecahkan di ripple mill atau nut
cracker selanjutnyan cracked mixture dipisahkan dengan peralatan LTDS.
Sedangkan fraksi yang tidak bisa dipisahkan oleh LTDS, akan dipisahkan dengan
claybath. Kernel dari hasil LTDS dikirim ke kernel silo untuk dikeringkan.
Selanjutnya kernel dikirim ke kernel bin atau ke KCP.
2.5. Unit Utilitas Pabrik
2.5.1 Unit Pengolahan Air (Water Treatment)
Secara umum sumber air dibagi atas 3 bagian yaitu :
1. Air hujan adalah air yang didalamnya terkandung partikel padat dan garam-
garam terlarut
2. Air permukaan adalah air sungai, air kolam, air danau, dan air laut.
3. Air tanah adalah air yang mengandung garam-garam terlarut
Semua jenis air dapat digunakan untuk kebutuhan industri. Untuk itu
diperlukan suatu perlakuan terhadap air agar diperoleh air yang mempunyai
kualitas seperti yang dipersyaratkan.

2.5.2 Stasiun Boiler


Boiler adalah suatu alat yang dibuat untuk menghasilkan uap. Uap yang
dihasilkan oleh boiler merupakan hasil pemanasan air menjadi uap yang
mengandung panas atau suhu dan tekanan tinggi. Uap tersebut akan

18
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik, sterilizing tandan buah segar,
pengeringan dan pemanasan dalam pengolahan. Steam yang dihasilkan oleh
boiler dan dipergunakan sebagai penggerak turbin umumnya mempunyai
tekanan kerja yang tinggi dan dilengkapi dengan alat pemanas lanjut (super
heater), sehingga uap yang diproduksi boiler tersebut dapat terjadi dalam 3
keadaan yaitu :
1. Uap basah adalah uap jenuh yang tercampur dengan molekul air
yang sangat kecil
2. Uap jenuh adalah uap yang tidak mengandung bagian-bagian air
3. Uap kering adalah uap yang didapat dengan bantuan super heater
dan uap jenuh.
Secara umum boiler dibagi sebagai berikut :
1. Boiler pipa api, yaitu boiler dengan gas panas berada dalam pipa
untuk memanaskan air disekeliling pipa.
2. Boiler pipa air, yaitu jenis boiler dengan air yang dipanaskan
berada dalam pipa-pipa, sedangkan disekeliling pipa tersebut
adalah api.
2.5.3 Pembangkit Listrik (Power House)
Stasiun power house adalah stasiun pembangkit tenaga listrik untuk
menggerakkan peralatan di PKS sekaligus sebagai pembangkit penerangan
perkatoran, perumahan, dan lainnya diarea pabrik. Adapun peralatan power
house terdiri dari :
1. Turbin uap yaitu suatu alat pembangkit yng digerakkan oleh uap atau steam
dengan mengubah tenaga mekanis uap menjadi tenaga listrik.
2. Generator set (Genset) yaitu mesin pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan
dari perubahan energi mekanik dari diesel dan dirubah menjadi listrik oleh
alternator.

2.5.4 Pengolahan Limbah


Dalam proses pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan CPO dan
kernel, produk sampingan (by product) dari pabrik kelapa sawit harus dikelola
dengan baik agar tidak menjadi pencemar bagi lingkungan.

19
Berikut adalah pemanfaatn untuk limbah padat PKS, antara lain :
1. Aplikasi janjangan kosong ke lahan perkebunan sebagai mulsa.
2. Aplikasi janjangan kosong yang dicampur limbah cair sebagai kompos.
Limbah cair PKS adalah seluruh produk dari PKS dalam bentuk cair selain
CXPO dan PKO. Pemanfaatan limbah cair PKS berpatokan pada nilai BOD
(Biological Oxygen Demand). Untuk Land Application dilahan perkebunan
mempunyai nilai BOD sekitar 3500-5000 ppm, sedangkan jika dibuang ke sungai
mempunyai nilai BOD harus di bawah.

20
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di semester VII selama PKL 8


minggu yang dilakukan pada tanggal 4 Juli 2017 s/d tanggal 25 agustus 2017 dan
berlokasi di PKS PT Hindoli Cargill Mill Tanjung Dalam . Adapun PKS PT
Hindoli Cargill Mill Tanjung Dalam berada di Desa Tanjung Dalam, Kecamatan
Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

3.2. Metode Pengambilan Data

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT Hindoli Cargill Mill


Tanjung Dalam ini mahasiswa melaksanakan kegiatan di pabrik pengolahan kelapa
sawit, yang dilaksanakan setiap hari senin sampai sabtu dan kegiatan dimulai pada
pukul 07.00 sampai pada pukul 16.00 WIB. Dalam penulisan laporan ini
pengumpulan data bersumber dari data primer dan data skunder. Data primer di
ambil dari perusahaan dengan wawancara langsung dan observasi langsung dengan
Asisten, operator dan karyawan PT Hindoli Cargill Mill Tanjung Dalam. Informasi
yang dikumpulkan dari data primer antara lain :

 Gambaran umum perusahaan, mengenai sejarah perusahaan, organisasi


perusahaan.
 Sumber daya perusahaan dan data-data pengolahan kelapa sawit.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang
berhubungan dengan materi penulisan laporan, data tersebut antara lain :

 Dokumentasi.
 Studi kepustakaan diperoleh dari buku-buku perpustakaan dan contoh-
contoh laporan.

21
3.3 PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Ripple Mill adalah mesin pabrik kelapa sawit yang ada di stasiun pengolahan
inti sawit. Sebelum dipisahkan menjadi nut oleh Ripple Mill (nut cracker),
Buah sawit harus mengalami proses yang cukup panjang. Buah Kelapa sawit harus
melewati beberapa stasiun pengolahan hingga akhirnya dipisahkan menjadi nut
untuk kemudian dipecahkan, Ripple mill sendiri terdapat rotor bar bagian yang
berputar dan ripple plate bagian yang diam. Nut masuk diantara rotor dan ripple
plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari kernel. Nut dari
nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga kernel terpisah dari
cangkang. Nut yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal
(menjauhi pusat putaran) sehingga nut keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat
yang menyebabkan cangkang pecah. Cangkang dan kernel yang sudah terpisah
diangkut oleh cracked mixture conveyor lalu cracked mixture elevator dan diolah
untuk proses berikutnya untuk mendapatkan kernel kelapa sawit.

Stasiun kernel adalah stasiun untuk memproses biji sawit (nut) menjadi inti
sawit (kernel) dengan cara memecah nut dan memisahkan cangkangnya
menggunakan mesin ripple mill, pemisahan dengan coloum winnowing (LTDS)
dan air lumpur (claybath) sehingga diperoleh kernel yang memenuhi kriteria mutu
untuk dijual ke pembeli. Stasiun kernel merupakan stasiun akhir untuk
memperoleh inti sawit.Nut yang didapat dari pemisahan nut dan fibre
(depericarper) dikirim ke stasiun ini untuk diperam, dipecah, dipisahkan antara
kernel dan cangkang. Kernel dikeringkan sampai batas yang ditentukan, dan
cangkang dikirim kepusat pembangkit tenaga sebagai bahan bakar.

Inti (kernel) utuh adalah salah satu penentu kualitas untuk menghasilkan
minyak inti sawit yang berkualitas, maka dari itu digunakanlah alat atau mesin
pemecah biji yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel. Proses
pemisahan ini berlangsung pada alat ripple mill (alat pemecah biji).Kernel yang
utuh dari hasil pemecahan di ripple mill adalah tolak ukur keberhasilan kerja ripple
mill, karena semakin banyak kernel utuh maka losses kernel semakin kecil.Oleh
karena itu sangat diperlukan ketelitian untuk dapat menganalisa, memilih dan
menggunakan alat yang efektif didalam prosesnya untuk mendapati biaya olah

22
yang optimal dengan kinerja yang bagus sehingga dapat menjadi masukan yang
bagus pada pabrik kelapa sawit. Alat yang efektif dapat dilihat dari sisi perawatan,
biaya operasi, kemudahan dalam proses kinerjanya.

Hasil pemecahan ripple mill disebut cracked mixture.Cracked mixture terdiri


dari material berat yaitu kernel dan whole nut (biji utuh), material sedang yaitu
broken kernel (kernel pecah) dan half nut (biji pecah setengah), serta material
ringan yaitu shell (cangkang).

Proses pemecahan nut dapat dikaji dengan metode proses tekan statis dan
tekan dinamis. Efisiensi pemecahan nut dipengaruhi oleh :

 Kondisi ripple mill: Keadaan plat dan rod yang bengkok akan
menyebabkan pemecahan tidak efektif.
 Jarak rotor dengan stator: Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan
persentasi biji yang remuk meningkat dan bila jarak terlalu renggang maka
pemecahan nut tidak sempurna.
 Putaran rotor: Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan nut yang
hancur. Apabila putaran terlalu rendah, menyebabkan banyak nut yang
tidak pecah.
 Bentuk dan karakter nut yang heterogen menyebabkan efisiensi pemecahan
nut yang rendah. Semakin banyak serat yang melekat dalam nut maka nut
akan lebih sulit dipecahkan dan sering menghasilkan nut pecah dan inti
lekat. Kadar air nut yang rendah akan lebih mudah dipecah dan
menghasilkan kernel utuh.
 Kapasitas olah: Pemecahan nut di atas kapasitas yang sudah ditetapkan
akan menunjukkan efisiensi pemecahan nut, yaitu sering ditemukan nut
utuh dan inti lekat dengan persentase yang besar.
 Kelengkapan alat penangkap logam berat: Alat pemecah nut yang tidak
dilengkapi dengan alat penangkap logam dapat menyebabkan kerusakan rotating
bar dan stationary bar sehingga batang rod menjadi bengkok dan menyebabkan
biji tidak pecah sempurna.

23
3.4 Prosedur Analisis

Prosedur ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

Pengukuran nut pada ripple mill dengan cara pengukuran nut berdasarkan
besar, sedang, dan kecil sebelum masuk ke ripple mill. Pengambilan hasil cracked
mixture dari ripple mill yang diambil sampelnya sebanyak 2000 gram per 2 jam.
Penyortiran sampel 2000 gram di bagi 4 (1,2,3,4),sampel 1 dan 3 di pisahkan
sedangkan 2 dan 4 di campur dan di bagi 4 kembali (a,b,c,d), sampel b dan d di
singkirkan, sedangkan a dan c digunakan sebagai sampel analisis efisiensi,
Menyortir cracked mixture berdasarkan nut utuh, nut pecah dan shell.
Penimbangan nut utuh dan nut pecah serta shell, Kemudian mengukur dimensi nut
utuh dan nut pecah. Penimbangan kembali nut utuh dan nut pecah untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan sebagai sampel yang nantinya mendapatkan
data yang akan dicatat sebagai hasil sampel.

Untuk menghitung nut utuh dan pecah dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut:

 Persentase nut utuh :


jumlah 𝑛𝑢𝑡 utuh yang didapat
𝑥 100%
berat sampel
 Persentase nut pecah :

jumlah 𝑛𝑢𝑡 pecah yang didapat


x 100%
berat sampel

efisiensi ripple mill : 100 – (persentase nut utuh + persentase nut pecah)

24
3.5 Ripple Mill

Gambar 3.1 : Ripple Mill PT.Hindoli-Cargill

Ripple Mill merupakan alat pemecah nut dengan model motor horizontal.
Motor penggerak rotor bar memiliki tenaga 20 HP dan daya 15 kw. Ripple mill
terdiri dari dua bagian yaitu rotating bar dan stationary bar (rotor plate). Rotating
bar terdiri dari 44 batang rod dengan diameter 2 cm yang terbuat dari mild steel
yang terdiri dua lapis yaitu 22 batang dipasang di bagian luar dan 22 batang di
bagian dalam. stator yang terdiri dari 72 batang. Stator disusun 36 batang di
bagian depan dan 36 batang di bagian belakang. Jarak rotor dengan stator sekitar
10-12 mm.

Gambar 3.2 : Rotor Bar PT.Hindoli-Cargill

25
Hasil yang ditunjukkan di lapangan, diperoleh panjang nut besar rata-rata 2-4
cm dengan diameter rata-rata 1,5 cm - 3 cm. Pada nut sedang diperoleh panjangnya
rata-rata 2 cm - 2,5 cm dengan diameter 1 cm – 1,5 cm. Pada nut kecil diperoleh
panjangnya rata-rata 1 cm – 1,5 cm dengan diameter 1 cm - 1,2 cm. Ukuran nut
bervariasi dikarenakan pengambilan sampel pada saat panen masih rendah dan
kondisi buah belum cukup bagus. Untuk mengetahui percapaian efisiensi yang
terdapat pada RM1 dan RM2 selama 1 minggu pengambilan sampel di pabrik
pengolahan kelapa sawit PT.Hindoli-Cargill Mill Tanjung Dalam yaitu terdapat
pada tabel di bawah ini sebagai berikut:

Efisiensi Aktual (%)


Tanggal Sampel Norma Standar (%)
RM1 RM2

28-07-2017 519.1 gram 95-98% - 98.07

29-07-2017 529.0 gram 95-98% - 98.22

31-07-2017 518.4 gram 95-98% - 98.48

01-08-2017 526.9 gram 95-98% - 97.24

02-08-2017 504.6 gram 95-98% - 98.30

Rata-Rata - 98.06

Berdasarkan hasil pengamatanyang ditunjukkan pada Tabel di atas dari


tanggal 28 juli 2017 sampai 02 agustus 2017 didapatkan pencapaian efisiensi di
ripple mill no.2 berkisar 98.06% lebih bagus dari standar yang ditetapkan. Pada
pengamatan kali ini pengggunaan ripple mill hanya menggunakan 1 ripple mill
yaitu RM no.2 saja, dikarenakan kondisi buah yang masuk ke pabrik pada bulan
juli dan agustus mengalami penurunan. Di kebun buah sawit mengalami buah track
dimana pohon sawit hanya menghasilkan buah sedikit dan bukan musim pohon
sawit menghasilkan buah yang banyak.

26
Pada pengamatan di lapangan, bahwa didapatkan nut yang lolos (rata-rata)
dari ripple mill adalah berdimensi sedang. Hal ini disebabkan keadaan dari rotor
bar yang mulai aus dan penyetelan jarak dari rotor bar ke ripple plate yang tidak
sesuai diameter nut yang masuk kedalam ripple mill, sehingga banyak nut yang
lewat dan tidak pecah. Selain itu faktor dari material (nut sedang) yang
berkomposisi (rasio inti dengan cangkang) karena daya pecah nut berbeda menurut
ukuran dan tebal cangkangnya, sehingga pada proses pemecahan nut besar akan
lebih mudah pecah dari pada nut kecil. Dan juga faktor dari heterogennya nut
(tidak seragam) yang masuk ke ripple mill karena rotor bar telah aus dan jenis
batang rotor tidak sesuai dengan penggunaan.

27
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal,


diantaranya :
1. Pada hasil pengamatan dilapangan selama 1 minggu efisiensi yang didapat
sangat baik yaitu dengan rata-rata efisiensi 98,06 %. Adanya faktor yang
menyebabkan penurunan efisiensi disebabkan oleh getaran dan
berkurangnya efisiensi RM.

2. Mesin ripple mill adalah salah satu mesin yang wajib ada di sebuah stasiun
kernel pengolahan kelapa sawit. Kegunaan cangkang sawit yang sangat
besar membuat pengolahan sawit tidak menimbulkan limbah yang cukup
banyak. Semua bagian sawit yang tidak mengalami pengolahan dapat
dimanfaatkan terutama cangkang nut sawit ini. Selain itu harga cangkang
sawit yang cukup mahal, membuat proses pemecahan nut harus dilakukan
dengan baik.

3. Cangkang (shell) pada pabrik pengolahan kelapa sawit itu sangat penting
karena sebagai bahan bakar utama pada Boiler. Cangkang merupakan
bahan bakar yang sangat baik dikarekan cangkang dapat menghasilkan
panas yang merata dan hasil pemanasannya berlangsung cukup lama.

4.2 Saran

Kemajuan dan keberhasilan pengolahan tandan buah kelapa sawit akan


memberikan manfaat yang tidak hanya bagi perusahaan PT. Hindoli-Cargill mill
tanjung dalam, tetapi juga bagi masyarakat yang menggunakan barang dari produk
turunan minyak kelapa sawit. Dengan demikian, penulis memaparkan beberapa
saran kepada perusahaan dengan harapan dapat menjadi yang terbaik, diantaranya:

28
1. Meningkatkan fungsi pengawasan pekerjaan yang mengeluarkan banyak biaya,
seperti pemakaian zat kimia yang juga akan memberikan dampak buruk di
masa yang akan datang misalnya peningkatan limbah.
2. Memperhatikan hal detail di lapangan yang dapat mempengaruhi kualitas
kerja, misalnya pengawasan perawatan mesin.
3. Membina hubungan yang baik dan saling menguntungkan dengan pensuplai
buah masyarakat, terutama terhadap kualitas buah yang akan dikirim ke dalam
pabrik minyak kelapa sawit.
4. Melakukan pembinaan ilmu dan pengetahuan karyawan terhadap unit produksi
di pabrik kelapa sawit dengan melaksanakan pelatihan keahlian kerja dan
motivasi kerja.

29
DAFTAR PUSTAKA

Prastyo Hanang Agung, 2017. UJI KINERJA ALAT PEMECAH BENIH


KELAPA SAWIT. Skripsi Teknik Pertanian Universitas Bandar
Lampung 2017.
Saraswati Ari,2011. Teknik Minimalisasi Kernel Losses Di Claybath Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit, Jurnal Teknik Industry 2011.
SOP indonesia SOP PROSES REV’DES 07-ISO’03 KERNEL
Tropicall Oill Palm Book

30

You might also like