You are on page 1of 7

Tugas Keperawatan Jiwa

Tingkat II.A
Kelompok 3
Anggota :
1. Audya Pansela
2. Dwi Fitri Y
3. Ira Pratiwi
4. M. Fajri Mumtazah

Skenario Bimbingan Konseling Pada Klien Pasca Trauma


Sinopsis :
Terjadinya kecelakaan pesawat Ship Air yang terjadi baru-baru ini, maskapai
penerbangan Ship Air menyediakan Konselor bagi keluarga korban yang mengalami respon
pasca trauma. 3 Konseli yang sudah mendaftarkan diri adalah :
Konseli 1 : Ny.N merupakan istri dari korban yang bernama Tn.O, mereka baru sebulan
menikah. Tn.O pergi ke Bandung untuk bekerja menggunakan pesawat tersebut.
Konseli 2 : Ny.J kehilangan anak satu-satunya pada kecelakaan tersebut, anaknya merupakan
tulang punggung keluarga, karna ayahnya sudah meninggal.
Konseli 3 : Ny.A kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan pesawat tersebut. Kedua
orang tuanya pergi ke Bandung untuk liburan yang merupakan hadiah dari Ny.A
untuk Anniversary kedua orang tuanya.
Konselor membuat janji untuk bimbingan konseling dengan ketiga konseli tersebut.
 Tahap Pembentukkan
Para Konseli : “ Assalamualaikum wr wb. Permisi bu. “
Konselor :“ Waalaikumsalam ibu-ibu. ( wajah dengan tersenyum penuh kehangatan dan
mengulurkan tangan menyalami para konseli bimbingan konseling ) “
Para konseli tersebut kemudian dipersilahkan masuk kedalam ruangan konseling kelompok
dan duduk dikursi membentuk lingkaran dengan Konselor di antara mereka.
Konselor : “ Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat allah swt karena
berkat rahmat dan hidaya-Nyalah kita dapat berkumpul diruangan ini dalam
keadaan sehat wal afiat, serta shalawat beserta salam kita haturkan kepada
Rasullulah saw. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu –
ibu sudah menyempatkan waktunya untuk dapat datang ke bimbingan
konseling kelompok ini. Apa kabarnya ibu-ibu pada hari ini ? saya harap kita
semua berada dalam keadaan yang paling baik.”
Para Konseli : “ alhamdullilah baik bu. “
Konselor : “ Alhamdullilah , sebelum kita memulai kegiatan kita ada baiknya kita
melafadzkan kalimat basmalah, bismillahirrahmanirrahim. “
Para konseli : “Bismillahirrahmanirrahim. “
Konselor : “dan kita akan membaca doa agar kegiatan kita dapat berjalan dengan
lancar dan bermanfaat, saya akan memimpin pembacaan doa, apakah ibu-ibu
bersedia ?”
Para konseli : “iya bu kami bersedia “
Konselor dan para konseli membaca doa dipimpin oleh konselor.
Konselor : “ sebelumnya apakah diantara ibu-ibu sekalian ada yang tahu apa tujuan
dari dilakukannya bimbingan konseling kelompok ini ? “
Para konseli : “ tidak tahu bu. “
Konselor : “ baiklah saya akan menjelaskan bahwa konseling kelompok ini adalah
kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu yang mengalami masalah
dengan memanfaatkan proses dinamika kelompok agar individu tersebut
dapat meringankan masalahnya serta tidak mengalami gangguan dalam
perkembangannya. Sedangkan tujuannya adalah untuk membantu individu
meringankan masalah yang dihadapinya. Bagaimana apakah ibu-ibu dapat
mengerti dengan penjelasan yang saya sampaikan ? “
Para konseli : “ Mengerti bu “
Konselor : “ Baik, dalam pelaksanaan ini ada azas yang harus kita patuhi. Yang
pertama adanya azas kesukarelaan, dimana dalam menyampaikan masalah
ibu-ibu tidak merasa terpaksa. Disini apakah ada ibu-ibu yang merasa
terpaksa ? “
Para konseli : “ Bersedia dan tidak terpaksa bu “
Konselor : “ Ok, yang kedua adanya azas keterbukaan dalam menyampaikan pendapat
tentang perasaan ibu-ibu. Kemudian adanya azas kerahasiaan dimana
percakapan disini tidak diperbolehkan diceritakan diluar atau kepada orang
lain. Apakah ibu-ibu paham dengan yang saya sampaikan ? “
Para konseli : “ Paham bu “
Konselor : “ Baiklah, untuk kesepakatan waktu agar kelompok ini dapat berjalan
dengan teratur dan efesien serta tidak mengganggu waktu ibu-ibu, berapa
lama kesepakatan berlangsungnya kegiatan kita ini ?”
Ny.N : “ Bagaimana bila 30 menit ? ‘
Konselor : “ Bagaimana ibu-ibu yang lain apakah setuju ? “
Para konseli : “ Setuju-setuju saja “
Konselor : “ Baiklah berarti kegiatan kita akan berlangsung selama 30 menit kedepan.
Selanjutkan untuk mengenal lebih dekat satu sama lain ada baiknya kita
memperkenalkan diri satu persatu. Saya akan memulai terlebih dahulu dan
dilanjutkan memutar searah jarum jam. Baiklah, saya Konselor S saya biasa
dipanggil S, berasal dari kota P dan bertempat tinggal di jln. S. Selanjutnya
saya persilahkan. “
Ny.N : “ perkenalkan saya Ny. NP biasa dipanggil dengan N, berasal dari kota P
dan bertempat tinggal di jln. P. Terima kasih “
Ny.J :” saya Ny. JR biasa dipanggil Ny.J, berasal dari kota J dan bertempat tinggal
di jln.K “
Ny. A : “ perkenalkan saya AS biasa dipanggil A, berasal dari kota P dan bertempat
tinggal di jln. S “
Konselor : “ wah ternyata saya dan Ny.A tinggal dijalan yang sama ya (sambil
tersenyum hangat). Terima Kasih kepada ibu-ibu sekalian sudah
memperkenalkan diri masing-masing.”
 Tahap Peralihan
Konselor : “ Dalam kehidupan, kita selalu akan dihadapkan dengan tantangan dan
kehilangan yang mau tidak mau, siap tidak siap harus kita hadapi dan
selesaikan namun apabila tidak bisa kita selesaikan maka akan menimbulkan
masalah bagi diri kita. Sekarang, saya ingin ibu- ibu sekalian dapat
menyampaikan masalah yang sedang dihadapi sekarang. Apakah ibu-ibu
bersedia ? “
Para Konseli : “ Bersedia bu “
Konselor : “ Baiklah, dimulai dari Ny.N kemudian berlanjut ke kanan ya “
Ny.N : “ Saya baru menikah sekitar sebulan yang lalu bu, kemudian suami saya
harus dinas ke Bandung dengan menggunakan penerbangan tersebut. Saya
tidak menyangka musibah ini terjadi hingga merenggut suami saya. “
Konselor : “ Baiklah bu saya mengerti, selanjutnya giliran Ny. A. “
Ny.J : “Anak saya menjadi salah satu korban dalam kecelakaan pesawat tersebut.
Padahal saya sudah berjanji akan menjemputnya di bandara ketika dia tiba ‘
Konselor : “ Baiklah saya paham sekali bu. Terakhir kepada Ny.A kami persilahkan
untuk bercerita “
Ny.A : “ Bila tau kecelakaan ini akan terjadi, hingga kedua orang tua saya menjadi
korban saya tidak akan memberikan hadiah itu kepada orang tua saya. Saya
sangat menyesal “
Konselor : “ Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya serta prihatin atas
kehilangan yang telah menimpa ibu-ibu sekalian. Saya tau ini pasti berat dan
saya bisa merasakan perasaan dan kesedihan yang ibu-ibu rasakan sekarang.
Tetapi, saya sangat salut kepada ibu-ibu sudah bisa menyampaikan dan
menceritakan masalah kesedihan yang menimpa ibu-ibu sekalian dengan
sangat tegar. “
 Tahap kegiatan
Konselor : “ Setelah terjadinya peristiwa tersebut bagaimana kegiatan dan perasaan ibu-
ibu? Apakah Ny. A bersedia untuk menyampaikannya terlebih dahulu ? “
Ny. A : “ Saya sangat bersedih, bu atas meninggalnya kedua orang tua saya, jika saja
saya tidak memberikan hadiah tersebut kepada mereka, hal itu tentu saja tidak
akan terjadi. Sekarang saya tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Ini semua salah
saya bu. (sambil tersedu-sedu) “
Konselor : “ saya sangat mengerti perasaan Ny.A. saya sangat-sangat paham (sambil
mengelus bahu konseli). Tapi orang tua Ny.A pastinya tidak ingin anda
menyalahkan diri sendiri dan bersedih terus menerus seperti ini. Tentunya
sebuah musibah tidak bisa kita prediksikan terjadinya ”
Ny. A : “ (masih tersedu-sedu)”
Konselor : “ Baiklah kita lanjutkan ya ? “
Para konseli : “ Iya bu “
Konselor : “ Bagaimana bila Ny. J selanjutnya ? “
Ny. J : “ Dengan meninggalnya anak saya, saya rasa saya tidak bisa hiup lagi,dialah
yang selalu ada untuk saya. Dia selalu bekerja keras, dia bilang itu untuk
membahagiakan saya, bila seperti ini bagaimana saya bisa bahagia bahkan
hidup,dialah kebahagiaan saya. Saya tidak bisa menjalani kehidupan dengan
baik lagi bu. Saya sudah menjadi sebatang kara ( dengan muka datar tanpa
ekspresi )”
Konselor : “ Hmm.. Baiklah saya paham bu. Mungkin jika anak ibu melihat ibu bersedih
berlarut-larut seperti sekarang tentu dia akan jauh lebih sedih, dan usahanya
untuk membahagiakan ibunya selama ini akan menjadi sia-sia, bukan begitu
bu ? “
Ny. J : “ ( mengangguk) Iya bu “
Konselor : “ Baiklah, yang terakhir untuk Ny. N , kami persilahkan “
Ny. N : “ Saya dan suami saya bahkan belum menikmati indahnya masa-masa
pengantin baru bu. Saya sangat mencintai suami saya. Andai saja saya
memaksanya untuk tidak pergi, pasti hal ini tidak akan terjadi. Saya tidak bisa
berbuat apa-apa lagi. Sekarang apa yang harus saya lakukan ( sambil
menitihkan air mata ) “
Konselor : “ Saya pasti akan merasakan apa yang Ny. N rasakan bila saya mengalami
hal tersebut (sambil menggenggam tangan konseli). Suami ibu juga pasti
sangat mencintai ibu. Dia juga pasti ingin melihat Ny. N bahagia
bagaimanapun jalannya. “
Ny. N : “ Iya bu suami saya pasti ingin saya bahagia (sambil menghapus air
matanya)”
Konselor : “ Kesedihan dan menangis memang pasti dialami dan wajar bagi seseorang
yang mengalami kehilangan seperti yang ibu-ibu alami, tapi terus bersedih
hingga larut dalam kesedihan dan terus menangis merupakan hal yang dapat
menimbulkan gangguan. Semuanya ada batas, begitu pula sedih dan berduka.
Keluarga kita yang meninggal pasti tidak ingin melihat keluarga yang
ditinggalkannya dalam keadaan sedih yang terus berlarut-larut. Bukan begitu ?
Para konseli : “ Iya bu “
Konselor : “ Karena kehilangan sudah menjadi hal wajar dalam kehidupan walaupun
kita masih harus dihadapkan dengan kenyataan yang tidak dapat kita terima
dengan mudah. Apakah ibu-ibu disini ada yang tau cara menghilangkan
kesedihan tersebut ? “
Ny. A : “ Dengan cara memaafkan diri sendiri ? “
Konselor : “ Iya benar sekali memaafkan diri sendiri merupakan salah satunya. Dengan
memaafkan diri sendiri, rasa bersalah dalam hati kita akan berangsur-angsur
hilang. Kemudian ikhlas dan menerima semua dengan lapang dada juga
merupakan salah satu caranya, dan selalu berfikir dibalik semua kejadian pasti
ada hikmah yang dapat diambil merupakan salah satu contoh ikhlas dan lapang
dada. Apakah ibu-ibu sekalian dapat memahami apa yang saya sampaikan ?
Para konseli : “ Iya bu, paham “
Konselor : “ Saya ingin bertanya apakah diantara ibu-ibu ada yang menyalahkan tuhan
atas apa yang terjadi ? “
Ny. J : “ Saya tidak bu, karena saya tau allah swt melakukan sesuatu dengan suatu
alasan. “
Konselor : “ Bagus sekali Ny. J. Seperti yang dikatakan Ny. J bahwa allah swt pasti
melakukan sesuatu dengan alasan. Karena di dunia pasti akan ada yang
meninggal dan allah swt tidak akan menguji umatnya jauh dari kemampuan
umatnya. Selain hal-hal di atas yang dapat kita terapkan, memulai
berkomunikasi dengan orang lain, terbuka, melakukan aktivitas positif yang
dapat mengalihkan kesedihan kita juga dapat dilakukan. Apakah ibu-ibu
sekalian dapat menerapkan dan melakukan apa yang sudah kita bahas dan
sebutkan tadi? “
Ny. N : “ Saya akan berusaha mencoba nya bu”
Ny. A : “ Saya akan coba walaupun pasti akan berat “
Ny. J : “ Baik bu “
Konselor : “ Saya yakin ibu-ibu sekalian pasti bisa melakukannya, karna tidak ada yang
tidak mungkin bila kita berusaha, bukan begitu ?”
Para Konseli : “ Benar bu “
 Tahap Evaluasi
Konselor : “Saya rasa waktu bimbingan kita sudah hampir habis. Bagaimana perasaan
ibu-ibu setelah mengikuti bimbingan ini ? “
Ny. N : “ Saya merasa lumayan lega bu, setelah ,menyampaikan perasaan saya.”
Konselor : “ Apakah yang lain juga merasakan hal yang sama ? “
Para Konseli : “ Iya bu “
Konselor : “ Saya harap apa yang sudah kita diskusikan dapat kita terapkan hingga
mendapat hasil yang memuaskan. “
Para Konseli : “ Aamiin “
Konselor : “ Apabila setelah menerapkan hal-hal tadi,tetapi belum mendapatkan hasil.
Ibu-ibu sekalian dapat kembali lagi kesini ya. Baiklah saya rasa cukup sampai
sini bimbingan konseling kelompok kita hari ini. Semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua. Sebelum kita tutup ada baiknya kita melafadzkan hamdallah
dan membaca doa. “
Para konseli : “ Alhamdullilah. (dilanjutkan dengan membaca doa) “
Konselor : “ Baiklah. Terima kasih banyak atas perhatiannya, saya sangat senang dapat
bertemu dengan ibu-ibu semua. Assalamualaikum wr wb.
Para konseli : “ Waalaikumsalam wr wb “

You might also like