You are on page 1of 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan komunitas merupakan suatu lapangan khusus dibidang
kesehatan, dimana keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan
organisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota
profesi lain dan tenaga sosial demi memelihara kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, perawatan masyarakat ditujukan kepada individu, keluarga dan
kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
sebagai suatu pendekatan yang komperhensif. Selain itu, masyarakat/komunitas
dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan komunitas diupayakan dekat
dengan masyarakat, sehinggga strategi pelayanan kesehatan yang utama
merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang
akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut
merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh
masyarakat/komunitas dan secara universal upaya tersebut mudah dijangkau.
Dengan demikian, didalam keperawatan komunitas penggunaan tekhnologi tepat
guna sangat ditekankan. Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang
perawat komunitas mampu memotivasi masyarakat di wilayah binaannya
dengan memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses dimana
individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
dengan berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya
berdasarkan atas kebbersamaan dan kemandirian. Bantuan diberikan oleh
perawat komunitas karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan
masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan serta dengan menggunakan
potensi lingkungan berusaha memandirikan masyarakat, sehingga
pengembangan wilayah setempat merupakan bentuk pengorganisasian yang
paling tepat digunakan. Didalam praktik keperawatan komunitas, pendekatan

1
ilmiah yang digunakan adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri atas
lima tahap, yaitu pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan haruslah yang dapat dilakukan
oleh perawat, baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan
yang lain melalui lintas program dan lintas sektor.
Untuk mewujudkan kerjasama antara perawat dan masyarakat/
komunitas, penyusun melakukan praktik komunitas di RT 002/RW 004
Kelurahan Mojosongo guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan perencanaan dan implementasi dalam masyarakat,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan dan memberikan kontribusi
kepada masyarakat secara jelas dan konsisten dengan komitmen baik dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang telah didapatkan selama
menempuh pendidikan, sehingga dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara komperhensif.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian kesehatan masyarakat
1) Melakukan MMD I untuk mengenal lingkungan praktik komunitas
serta pengumpulan data masyarakat yang berhubungan dengan
kesehatan bersama dengan masyarakat menggunakan format SMD
(survey mawas diri) dengan menganalisa masalah.
2) Membentuk dan menggerakan masyarakat RT 002/RW 004 Kelurahan
Mojosongo umumnya pada MMD II untuk menentukan prioritas
masalah bersama dengan masyarakat.
b. Melakukan tindakan kesehatan
1) Menggerakan masyarakat melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
2) Mengubah perilaku kesehatan masyarakat.
3) Melakukan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat.

2
4) Bersama-sama dengan instansi terkait melakukan implementasi dengan
promosi kesehatan.
c. Melakukan evaluasi kegiatan.
Menyelenggarakan MMD III untuk mrmaparkaan hasil dari
penatalaksanaan prioritas masalah.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktik Keperawatan Komunitas Prodi DIII Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Palembang Di Wilayah Binaan Poltekkes Surakarta tanggal
27 Agustus s/d 08 September 2018 di RW 04 Kelurahan Mojosongo Kecamatan
Jebres Kabupaten Kota Surakarta Jawa Tengah.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengertian Komunitas
Menurut WHO (1974), komunitas merupakan kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakina dan minat yang
sama, serta adanya saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Koentjaraningrat (1990), komunitas merupakan suatu
kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat serta terikat oleh suatu rasa
identitas dalam komunitas.
Menurut Wahit (2005), komunitas merupakan sekelompok individu
yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat
yang relatif sama, serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan.
Menurut WHO (1974), keperawatan komunitas mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health family) dan juga meliputi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasikan
masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut
sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta
bantuan kepada orang lain.
Menurut Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawatan
komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujuka kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, serta menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dengan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1986), keperawatan kesehatan
masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat

4
dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk
memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan
masyarakat.

B. Proses Keperawatan Komunitas


Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan
yang bersifat ilmiah, sistemis, dinamis, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, serta kelompok atau
masyarakat. Komponen proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian,
diagnosa, problem (masalah), etiologi (penyebab), tanda dan gejala
(symptom), intervensi, implementasi, dan evaluasi.
1) Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga, atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial, ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :
a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan Data
c. Analisa Data

a. Pengumpulan Data
Tujuan:
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus
akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.
Pengumpulan data meliputi :
1) Data Inti

5
a) Riwayat / sejarah perkembangan desa
Data ini dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal
dan informal dikomunitas dan studi dokumentasi sejarah
komunitas tersebut. Uraikan data umum mengenai lokasi daerah
binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas
wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urbal),
keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas, dan pola perubahan komunitas.

b) Data demografi – penduduk


Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan umur, Sekolah, ras atau
suku, jenis kelamin, tipe keluarga, status perkawinan, bahasa,
tingkat pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan.
c) Vital statistik
Jabarkan atau uraikan data mengenai angka kelahiran,
angka kematian atau CDR, penyebab kematian, angka
pertambahan anggota.
d) Keadaan geografi
e) Luas wilayah
f) Nilai, kepercayaan, dan Agama
g) Derajat kesehatan masyarakat (disajikan dalam bentuk tabel ;
distribusi frekuensi).
Data yang dikaji antara lain mulai dari angka mortalitas, morbiditas, IMR,
MMR, dan cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas di
kelompokkan berdasarkan kelompok berikut ini:
(1) Kelompok usia. Mulai dari bayi , balita, usia sekolah, remaja dal lansia
(2) Kelompok khusus di masyarakat. Mulai dari ibu hamil, pekerja industri,
kelompok penyakit kronis, dan penyakit menular.
Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagai berikut:
(1) Riwayat Penyakit Keluarga (dalam satu tahun terakhir)
(a) Riwayat ISPA dalam keluarga
(b) Penyakit asma

6
(c) Penyakit cacingan
(d) Diare
(e) Penyakit keturunan
(f) Demam berdarah
(g) Penyakit cacat bawaan
(h) TBC paru
(i) Penyakit kulit
(j) Penyakit mata
(k) Penyakit rheumatik
(l) Penyakit jantung
(m) Penyakit gangguan jiwa
(n) Penyakit menahun lainnya

(2) Imunisasi Balita


(a) Jumlah balita yang mendapatkan imunisasi lengkap
(b) Jumlah balita yang tidak mendapatkan imunisasi

(3) Kesehatan Ibu Hamil


(a) Jumlah ibu hamil saat ini
(b) Frekuensi pemeriksaan saat kehamilan
(c) Tempat pemeriksaan selama kehamilan
(d) Alasan tidak periksa kehamilan
(e) Jumlah ibu hamil yang diimunisasi TT
(f) Alasan tidak imunisasi TT
(g) Keadaan kehamilan sekarang

(4) Gizi Balita


(a) Jumlah balita yang disusui
(b) Lama balita mendapatkan ASI
(c) Waktu pemberian makanan tambahan
(d) Jenis makanan tambahan
(e) Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan

7
(f) Tempat penimbangan balita
(g) Jumlah balita yang memilki KMS
(h) Status BB balita saat ini berdasarkan Grafik KMS
(i) Alasan tidak pernah ditimbangnya balita
(j) Jumlah balita yang kurang gizi

(5) Keluarga Berencana


(a) Jenis alat kontrasepsi yang digunakan
(b) Tempat pelayanan KB
(c) Alasan tidak ikut KB

(6) Kesehatan Remaja


(a) Kegiatan waktu luang yang digunakan remaja
(b) Ciri – ciri pada anak remaja

(7) Kesehatan Lanjut Usia


(a) Jumlah Lansia saat ini
(b) Masalah – masalah kesehatan yang dirasakan Lansia
(c) Kegiatan Lansia diwaktu senggang
(d) Perlunya dibentuk perkumpulan Lansia

2) Data Lingkungan Fisik (disajikan dalam bentuk tabel Distribusi


Frekuensi)
a) Status kepemilikan tempat mandi
b) Tempat pembuangan limbah keluarga
c) Keadaan saluran pembuangan limbah
d) Tempat pembuangan air besar
e) Jenis jamban yang dimiliki
f) Jarak jamban dengan sumber air
g) Sumber air bersih yang digunakan keluarga
h) Keadaan air bersih
i) Pengolahan air minum

8
j) Tempat pembuangan sampah
k) Letak kandang
l) Frekuensi membersihkan kandang
m) Jenis lantai rumah
n) Frekuensi membersihkan rumah
o) Pemanfaatan pekarangan rumah

3) Tempat Pelayanan Kesehatan dan Sosial


a) Pelayanan Kesehatan
(1) Lokasi sarana kesehatan
(2) Sumber daya yang dimilki ( tenaga kesehatan dan Kader )
(3) Karakteristik pemakai
(4) Jumlah kunjungan
b) Fasilitas Sosial ( Pasar, toko koperasi )
1) Lokasi
2) Kepemilikannya
3) Karakteristik pemakai
4) Jumlah kunjungan

c) Ekonomi (Sumber Angket disajikan dalam bentuk tabel Distribusi


Frekuensi)
1) Jenis pekerjaan penduduk
2) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
3) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan

d) Keamanan dan Transportasi (Sumber Data Sekunder)


1) Keamanan
a) Sistem keamanan lingkungan
b) Penanggulangan kebakaran
c) Penanggulangan bencana
2) Transportasi
a) Kondisi jalan umum

9
b) Jenis transportasi umum
c) Jenis transportasi yang dimiliki keluarga

e) Politik dan Pemerintahan (Sumber Data Sekunder)


1) Sistem pemerintahan desa
2) Struktur organisasi desa
3) Struktur organisasi tingkat RW
4) Kelompok organisasi dalam masyarakat
5) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

f) Komunikasi (Sumber Data Sekunder)


1) Sarana umum komunikasi
2) Jenis alat komunikasi yang digunakan oleh warga
3) Cara penyebaran informasi
g) Pendidikan (Sumber Angket dan Data Sekunder, penyajian dalam
bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi)
1) Tingkat pendidikan penduduk
2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (Formal dan Informal)
3) Lokasi
4) Sumber daya yang tersedia
5) Karakteristik pemakai
6) Jenis bahasa yang digunakan

4) Rekreasi (Sumber Data Sekunder)


a) Jenis tempat rekreasi
b) Lokasi
c) Karakteristik pemakai
d) Biaya yang diperlukan

CATATAN :
1) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.

10
a) Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan
b) Data Obyektif
Yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran

2) Sumber Data
a) Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, Puskesmas, atau Medical Record.

3) Cara Pengumpulan Data


a) Wawancara atau Anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien /
masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien.
Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga,
dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format
proses keperawatan.
b) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.

11
b. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data, dengan langkah–langkah sebagai berikut :
1) Klasifikasi / katagori data
2) Perhitungan persentasi
3) Tabulasi data
4) Interprestasi data

c. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat.
Adapun macam – macam analisa data di komunitas adalah :
1) Analisa Korelatif
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih
sub – variabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistik.
Contoh : Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita TBC
dengan status kesehatan fisik : fungsi pernafasan.
2) Analisa data berdasarkan kelompok data / data fokus yang dianggap
sebagai masalah
a) Insiden penyakit terbanyak
b) Keluhan yang paling banyak dirasakan
c) Pola / perilaku yang tidak sehat
d) Lingkungan yang tidak sehat
e) Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif
f) Peran serta masyarakat yang kurang mendukung
g) Target / cakupan program yang kurang tercapai

3) Analisa faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah atau


lazimnya disebut dengan etiologi.
a) Faktor budaya masyarakat

12
b) Pengetahuan yang kurang
c) Sikap masyarakat yang kurang mendukung
d) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal dan informal
e) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
f) Kurangnya fasilitas pendukung masyarakat
g) Kurang efektifnya pengorganisasian
h) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
i) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
j) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
k) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
l) Faktor finansial
m) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan
yang kurang efektif

d. Perumusan Masalah Kesehatan


Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat yang
selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun, masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu,
perawat komunitas harus membuat prioritas masalah.

e. Prioritas Masalah
Prioritas Masalah Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan
masyarakat dan keperawatan diantaranya adalah:
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
b. Berat ringannya masalah
c. Kemungkinan masalah untuk diatasi
d. Tersedianya sumber daya masyarakat
e. Aspek politis

2) Diagnosa Keperawatan

13
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat yang nyata (aktual), resiko / resiko
tinggi, dan potensial.
1) Aktual: dimana karakteristiknya adalah adanya data mayor (utama) sehingga
masalah cukup valid untuk diangkat.
2) Resiko dan Resiko tinggi: dimana karakteristiknya adalah adanya faktor –
faktor dikomunitas yang beresiko.
3) Potensial / Wellnes / Sejahtera: menggambarkan keadaan sehat dikomunitas.
Diagnosa ini perlu diangkat dengan tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kondisi komunitas yang sudah sehat tersebut dengan
kegiatan promotif dan preventif.
4) Komponen utama diagnosa keperawatan, Yaitu:
5) Problem ( masalah )
6) Etiologi ( penyebab )
7) Sign / Siptom ( tanda / gejala )

3) Problem (Masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya tidak terjadi, dengan mengacu pada klasifikasi masalah
menurut OMAHA, yaitu :
a) Pemilikan Lingkungan:
(1) Pendapatan
(2) Sanitasi
(3) Pemukiman
(4) Keamanan pemukiman / tempat kerja
(5) Dll
b) Pemilikan Psikososial:
(1) Komunikasi dengan sumber masyarakat
(2) Kontak sosial
(3) Perubahan peranan
(4) Kegelisahan agama

14
(5) Stabilitas sosial
(6) Penelantaran anak / ramaja
(7) Pertumbuhan dan perkembangan
(8) Dll

c) Pemilikan Fisiologis
(1) Pendengaran
(2) Pengelihatan
(3) Berbicara dan bahasa
(4) Fungsi neuromuskuler
(5) Respirasi
(6) Sirkulasi
(7) Digesti
(8) Dll

d) Pemilikan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan


(1) Nutrisi
(2) Pola istirahat
(3) Aktifitas fisik
(4) Kebersihan perorangan
(5) Penyalahgunaan obat
(6) Keluarga berencana
(7) Dll

4) Etiologi (Penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :
a) Faktor budaya masayarakat
b) Pengetahuan yang kurang
c) Sikap masyarakat yang kurang mendukung
d) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal
e) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat

15
f) Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
g) Kurang efektifnya pengorganisasian
h) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
i) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
j) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
k) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
l) Faktor finansial
m) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang
efektif

5) Sign / Siptom ( tanda / gejala )


a) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
b) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
c) Data – data yang menunjang timbulnya masalah

Untuk menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus


mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan
hal–hal sebagai berikut :
(1) Kemampuan masyarakat untuk menaggulangi masalah
(2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
(3) Partisipasi dan peran serta masyarakat

6) Perencanaan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan ang akan dilakukan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien. Jadi, perencanaan asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan
dan rencana keperawatan yang disusunharus mencakup elemen-elemen
berikut ini.

16
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang
disusun harus mencakup :
a) Merupakan tujuan keperawatan yang akan dicapai
b) Rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan
c) Kriteria hasil untuk mencapai tujuan

a) Merumuskan Tujuan
(1) Kriteria rumusan tujuan :
(a) Berfokus kepada masyarakat
(b) Jelas dan singkat
(c) Dapat diukur dan diobservasi
(d) Realistik
(e) Waktu relative dibatasi ( jangka pendek dan jangka panjang)
(f) Melibatkan peran serta masyarakat

(2) Formulasi rumusan tujuan keperawatan


(a) Satuan subyek masyarakat (S= Subjek)
(b) Perilaku masyarakat (P= Predikat)
(c) Satuan predikat (kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat/
K.1= Kondisi)
(d) Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan (K.2= Kriteria)
Rumus :
Formulasi : T = S + P + K.1 + K.2
Selain itu, dalam perumusan tujuan juga dibuat hal-hal berikut ini:
1) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan.
2) Perilaku yang diharapkan berubah.
3) S : Specific.
4) M : Measurable atau dapat diukur.
5) A : Attainable atau dapat dicapai.
6) R : Relevan/realistis atau sesuai.
7) T : Time-Bound atau waktu tertentu.

17
8) S : Sustainable atau berkelanjutan.

a. Rencana Tindakan Keperawatan


Langkah – langkah dalam perencanaan
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan.
2) Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.
3) Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan
(MMD / lokakarya mini).
4) Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masayarakat.
6) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistik
8) Disusun secara berurutan

b. Kriteria Hasil Untuk Mencapai Tujuan


Kriteria dalam perencanaan :
1) Memakai kata kerja yang tepat
2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat spesifik
(e) Siapa yang akan melakukan ?
(f) Apa yang dilakukan ?
(g) Dimana dilakukan ?
(h) Kapan dilakukan ?
(i) Bagaimana melakukan ?
(j) Frekuensi melakukan

7) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun dengan melibatkan secara aktif masyarakat
melalui kelompok – kelompok yang ada di masyarakat, Puskesmas / Dinas
Kesehatan atau sektor terkait lainnya, yang meliputi kegiatan :

18
a) Promotif
(1) Pelatihan kader kesehatan
(2) Penyuluhan kesehatan / pendidikan kesehatan
(3) Standarisasi nutrisi yang baik
(4) Penyediaan perumahan
(5) Tempat – tempat rekreasi
(6) Konseling perkawinan
(7) Pendidikan seks dan masalah – masalah genetika
(8) Pemeriksaan kesehatan secara periodik

b) Preventif
(1) Keselamatan dan kesehatan kerja
(2) Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
(3) Pemberian nutrisi khusus
(4) Pengamanan atau penyimpanan barang, bahan yang berbahaya
(5) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
(6) Imunisasi khusus pada kelompok khusus
(7) Personal higiene dan kesehatan lingkungan
(8) Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerja
(9) Menghindari dari sumber energi

c) Pelayanan kesehatan langsung


Prinsip – prinsip dalam pelaksanaan keperawatan:
(a) Berdasarkan respon masyarakat
(b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
(c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungan
(d) Bekerja sama dengan profesi lain
(e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
(f) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat
secara esensial

19
(g) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
(h) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
perawatan
Prinsip- prinsip lain yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated,
rasional, mampu dan mandiri, serta ugem (yakin atau percaya pada
kemampuannya).
(a) Inovatif : Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi (IPTEK) serta berdasarkan pada iman dan taqwa
(IMTAQ).
(b) Integrasi :Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama
dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan.
(c) Rasional :Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional, demi
tercapainya rencana program yang telah disusun.
(d) Mampu dan mandiri :Perawat kesehatan masyarakat diharapkan
mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta kompeten dibidangnya.
(e) Ugem :Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Fokus implementasi asuhan
keperawatan komunitas adalah program kesehatan komunitas dengan
strategi community organization dan parthnerships in community (model
for nursing parthnerships).

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan


(a) Keterlibatan petugas kesehatan non keperawatan, kader, tokoh
masyarakat dalam rangka alih peran
(b) Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan

20
(c) Keterpaduan (tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana dan prasarana dengan
pelayanan kesehatan maupun sektor lain).
(d) Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan
yang disediakan.

8) Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tesebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dibandingkan dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian masyarakat dalam prilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau diluruskan sebelumnya.
a) Macam-macam evaluasi
(1) Formatif dan sumatif
(2) Input, proses, output

b) Fokus evaluasi :
(1) Relevansi. Apakah program diperlukan? Program yang ada atau baru?
(2) Perkembangan atau kemajuan. Apakah pelaksanaan sesuai dengan
perencanaan? Bagaimana staf, fasilitas, dan jumlah peserta?
(3) Efisiensi biaya (cost efficiency). Bagaimana biayanya? Apa
keuntungan dari program tersebut?
(4) Efektivitas. Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah
fokus pada formatif dan apa hasil jangka pendek yang diperoleh?
(5) Impact. Bagaimanakah dampak jangka panjang? Apakah ada
perubahan prilaku dalam 6 minggu, 6 bulan, atau 1 tahun ke depan?
Dan apakah status kesehatan masyarakat meningkat?

c) Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian


(1) Membandigkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah disediakan

21
(2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan tahap pelaksanaan
(3) Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

d) Kegunaan penilaian
(1) Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat
yang diberikan
(2) Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan
keperawatan yang diberikan
(3) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
(4) Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru
dalam proses keperawatan.

e) Hasil evaluasI :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaiitu :
(1) Tujuan tercapai :Apakah individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
(2) Tujuan tercapai sebagai :Apakah tujuan tidak tercapai secara
maksimal sehingga perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan
mengatasinya.
(3) Tujuan tidak tercapai :Apabila individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali,
bahkan timbul masalah baru. Diperlukan pengkajian secara mendalam
apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, dan
faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai dan menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.

22
BAB III

KEGIATAN PRAKTIK MAHASISWA DI SURAKARTA

A. KEGIATAN MAHASISWA SELAMA PRAKTIK

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Mahasiswa Selama Praktik Keperawatan Komunitas


di Surakarta Tahun 2018

NO HARI/TGL WAKTU KEGIATAN NARASUMBER

1. Senin,27 13.00.- Persiapan pembukaan


Agustus 13.10
2018
13.10- Pembukaan
14.00
14.00- Selayang Pandang Poltekkes Direktur/Ketua
14.50 Kemenkes Surakarta Jurusan
Keperawatan
14.50- Isoma
15.10
15.10- Pengarahan kegiatan selama di Ros Endah Happy
16.00 Surakarta P,M.Kep.
2. Selasa,28 08.00- Asuhan Keperawatan Komunitas Ros Endah Happy
Agustus 08.50 P,M.Kep.
2018
08.50- Asuhan Keperawatan Komunitas Ros Endah Happy
09.40 P,M.Kep.
09.40- Istirahat
10.00
10.00- PIS PK Ros Endah Happy
10.50 P,M.Kep.
10.50- Cara mengisi format IKS Ros Endah Happy
11.40 P,M.Kep.
11.40- Isoma
12.40
12.40- Membuat skenario MMD Ros Endah Happy
13.30 P,M.Kep.
3. Rabu, 29 08.00- Refleksi
Agustus 08.30
2018
08.30- Simulasi MMD I, II, III Sri
09.20 Mulyanti,M.Kep.

23
09.20- Simulasi MMD I, II, III Sri
10.30 Mulyanti,M.Kep.
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Konsep Dasar Interprofessional Athanasia Budi
10.50 Education (IPE) Pendidikan Antar Astuti,S.Kp.,MN
Profesi
10.50- Kompetensi dan Aplikasi Nilai dan Athanasia Budi
11.40 Etik Kolaborasi Antar Profesi Astuti,S.Kp.,MN
11.40- Isoma
12.40
12.40- Strategi Pendidikan Antar Profesi Athanasia Budi
13.30 dalam Pelayanan Kesehatan Astuti,S.Kp.,MN
Komunitas
4. Kamis,30 08.00- Refleksi
Agustus 08.30
2018
08.30- Simulasi pelaksanaan IPE di Sunarsih
09.20 masyarakat Rahayu,S.Kep.,N
s.,M.Kep. &
09.20- Simulasi pelaksanaan IPE di Siti Lestari,MN
10.30 masyarakat
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Sharing praktik IPE di komunitas Mahasiswa
10.50 Poltekkes Kemenkes Surakarta
10.50- Pengarahan kegiatan di masyarakat Ros Endah Happy
11.40 P,M.Kep.
11.40- Isoma
12.40
12.40- MMD I Tim
13.30
5. Jumat,31 08.00- Refleksi
Agustus 08.30
2018
08.30- Pendataan ke keluarga dengan Tim
09.20 menggunakan format IKS
09.20- Pendataan ke keluarga dengan Tim
10.30 menggunakan format IKS
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Pendataan ke keluarga dengan Tim
10.50 menggunakan format IKS
10.50- Pendataan ke keluarga dengan Tim
11.40 menggunakan format IKS
11.40- Isoma
12.40

24
12.40- Pendataan ke keluarga dengan Tim
13.30 menggunakan format IKS
6. Sabtu,1 08.00- Kunjungan ke Kecamatan Inklusi Tim
September 13.30
2018
7. Senin,3 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Analisis data Yuyun
09.20 Setyorini,M.Kep.
09.20- Analisis data Yuyun
10.30 Setyorini,M.Kep.
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Analisis data Yuyun
10.50 Setyorini,M.Kep.
10.50- Analisis data Yuyun
11.40 Setyorini,M.Kep.
11.40- Isoma
12.40
12.40- MMD II Yuyun
13.30 Setyorini,M.Kep.
8. Selasa,4 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Implementasi Tim
09.20
09.20- Implementasi Tim
10.30
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Implementasi Tim
10.50
10.50- Implementasi Tim
11.40
11.40- Isoma
12.40
12.40- Implementasi Tim
13.30
9. Rabu,4 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Implementasi Tim
09.20
09.20- Implementasi Tim
10.30

25
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Implementasi Tim
10.50
10.50- Implementasi Tim
11.40
11.40- Isoma
12.40
12.40- Implementasi Tim
13.30
10. Kamis,5 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Implementasi Tim
09.20
09.20- Implementasi Tim
10.30
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Perencanaan MMD III Tim
10.50
10.50- Perencanaan MMD III Tim
11.40
11.40- Isoma
12.40
12.40- MMD III Tim
13.30
11. Jumat,6 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Kunjungan ke Puskesmas Tim
11.30 Sangkrah/Manahan
11.30- Isoma
13.00
13.00- Diskusi hasil kunjungan Tim
13.30
12. Sabtu,7 08.00- Kunjungan ke Kecamatan Inklusi Tim
September 13.30 Klaten
2018
13. Senin.10 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- SPDGT Suyamto,S.Kep.,
09.30 Ns.
09.30- Manajemen Posko di tempat bencana Ardian Tri
09.45 Setyana

26
09.45- Istirahat
10.45
10.45- Evakuasi dan transportasi Sugiyarto,SST.,M
11.45 .Kes.
11.45- Isoma
12.45
12.45- Triage di tempat bencana tatanan Chandra
13.45 komunitas Kusharnanto,S.Ke
p.
14. Selasa,11 LIBUR TAHUN BARU HIJRIYAH
September
2018
15. Rabu,12 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- SAR Prambudi
09.30
09.30- Komunikasi Bencana di komunitas Hendras Budi
09.45 H,SST
09.45- Istirahat
10.45
10.45- Persiapan Kegiatan di alam bebas Suharmanto,SST
11.45
11.45- Isoma
12.45
12.45- Persiapan Simulasi Nursing Disaster Sunarto,SST.,M.
13.45 Kes.
16. Kamis,13 08.00- Simulasi Nursing Disaster Tim
September selesai
2018
17. Jumat, 14 08.00- Simulasi Nursing Disaster Tim
September selesa
2018
18. Sabtu, 15 08.00- Penutupan Tim
September selesai
2018

27
B.GAMBARAN UMUM WILAYAH RW 04 KELURAHAN MOJOSONGO
SURAKARTA

Letak wilayah : Kelurahan Mojosongo di Kecamatan Jebres, Surakarta, Provinsi


Jawa Tengah. Kode Pos 57127.

Luas Wilayah : 532,927 Ha

Batas Wilayah : Utara (Kelurahan plesungan, Gondangrejo, karanganyar )

Timur (Kelurahan plesungan, Gondangrejo, karanganyar )

Selatan ( Kelurahan jebres dan Kelurahan gilingan )

Barat ( Kelurahan Nusukan dan Kelurahan kadipiro )

Kondisi Demografis : Luas tanah kantor kelurahan: 898 m2

Jumlah RW: 37 RW

Jumlah RT: 168 RT

Bentuk Topografi : Berbukit-bukit dan merupakan dataran tertinggi di kota


Surakarta.

Fasilitas umum : 1.Tempat Pembuangan Sampah Putri Cempo

2.Toilet umum

28
3.Halte bus

Sarana pendidikan : 1.SD (SWASTA & NEGERI)

2.SMP (SWASTA & NEGERI)

3.SMA (SWASTA & NEGERI)

4.Perguruan Tinggi (SWASTA & NEGERI)

Kegiatan Industri : 1. Sentra industri kerajinan sangkar burung.

2. Sentra industri Grafika terdapat beberapa penerbit terbesar di


Indonesia khususnya buku LKS (Lembar Kerja Siswa). Contoh
penerbit ROMIZ AISY, Penerbit GRAHADI, Penerbit HAYATI,
dll.

Tempat Wisata : 1.Kampung Agrowisata Bonsai.

Agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat maka nama jalan juga
menggunakan nama Bonsai Raya, Bonsai I, II, III, IV, V, VI, dan VIII. Nama
perkumpulan pemuda juga menggunakan nama "KATAGOTASAI" artinya Karang
Taruna Agrowisata Bonsai yang menunjukkan dukungan pemuda pemudi.
Kampung ini diresmikan oleh Bp JOKOWI pada tahun 2009 (sekarang menjabat
Gubernur DKI) dan berlanjut sebagai presiden RI ke 7.

Kampung Agrowisata Bonsai RT 7 RW VIII Mojosongo yang lokasi tepatnya


sebelah selatan SMA N 8 merupakan contoh kampung relokasi bantaran sungai
Bengawan Solo yang berhasil dari program JOKOWI dalam penataan lingkungan,
penanganan banjir, peningkatan kesejahteraan warga. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan masyarakatnya yang setiap tahun meningkat kesejahteraannya
terbukti dari bangunan rumah yang semakin bagus dan hampir tidak terlihat bahwa
wilayah tersebut adalah rumah relokasi yang biasanya terlihat kumuh atau tidak rapi.
Sebaliknya kampung ini terlihat seperti perumahan yang dibangun oleh developer
atau pengembang.

Tingkat kesejahteraan yang meningkat serta hubungan sosial kemasyarakatan


yang harmonis "guyup dan rukun" menjadi ciri warga kampung bonsai yang diidam-
idamkan. Pertemuan warga yang diadakan setiap bulan pada hari sabtu pertama

29
selalu penuh, kegiatan PKK ibu-ibu dengan bersemangat, dan pertemuan karang
tauna, ronda malam tetap berjalan, serta tidak ketinggalan ekonomi kemasyarakatan
berupa koperasi simpan pinjam berjalan lancar, sehingga dapat menjadi contoh bagi
kamping lain.

Keunikan yang lain adalah di kelurahan Mojosongo merupakan sentra


industri Grafika dimana terdapat beberapa penerbit terbesar di Indonesia khususnya
buku LKS (Lembar Kerja Siswa) ada di Kalurahan Mojosongo Surakarta. Contoh
penerbit ROMIZ AISY, Penerbit GRAHADI, Penerbit HAYATI, dll. Kira-kira di
kalurahan Mojosongo Surakarta ada sekitar 20 penerbit dan percetakan besar dan
kecil. Buku LKS terbitan penerbit dari Mojosongo ini hampir menguasai 60%
produk LKS di Indonesia.

C. HASIL KEGIATAN

Setelah 3 minggu kami mengikuti dan menyelesaikan Kegiatan Praktek


Klinik Keperawatan Komunitas di RW.04 Kelurahahan Mojosongo, Kecamatan
Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. Kami Mahasiswa DIII Keperawatan Poltekkes
Palembang khususnya yang praktek di wilayah RW 04 RT 04 kelurahan Mojosongo
dimulai sejak tanggal 27 Agusustus sampai dengan 15 September 2018 dalam
melaksanakan praktek keperawatan komunitas bersama puskesmas, kader, tokoh
masyarakat sebagai wadah kelompok kerja kesehatan RW 04 RT 04 Kelurahan
Mojosongo Kota Surakarta, dan menerapkan 2 masalah kesehatan, mendapat banyak
pengalaman di bidang keperawatan dan komunitas. Kami memperoleh pengalaman
nyata dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengembangan Budaya
Hidup Sehat dan mengajak masyarakat untuk bergerak bersama-sama untuk
mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan manajemen
komunitas, mampu mengenal budaya, dan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
Kelurahan Mojosongo, serta memperoleh kenangan, pengalaman tak terlupakan, dan
menjadi media pendewasaan karakteristik serta budi pekerti sebagai mahasiswa.

30
1. Senin, 27 Agustus 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB
untuk mengikuti pembukaan Praktik Keperawatan Komunitas. Kegiatan ini
dihadiri oleh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Surakarta dan civitas
akademika Poltekkes kemenkes Palembang.
2. Selasa, 28 Agustus 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB
dilanjutkan dengan pemberian materi asuhan keperawatan komunitas dan
cara pengisian format IKS dari ibu Ros Endah Happy P,M.Kep. serta
pembuatan skenario untuk simulasi MMD I, II dan III oleh mahasiswa.
3. Rabu, 29 Agustus 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07. 30 WIB
untuk melakukan simulasi MMD I, II dan III dibimbing oleh ibu Sri
Mulyanti,M.Kep. dilanjutkan dengan pemberian materi IPE dari ibu
Athanasia Budi Astuti,S.Kp.,MN
4. Kamis, 30 Agustus 2018
Perwakilan mahasiswa datang ke RW 04 kelurahan Mojosongo Surakarta
untuk meminta izin melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di wiayah
tersebut kepada bapak/ibu RW 04 di dampingi oleh ibu Ros Endah Happy
P,M.Kep.
5. Jum’at, 31 Agustus 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB
untuk melakukan pembekalan sebelum dilakukannya kegiatan pendataan
pada masyarakat RW 04. Pada jam 09.00 WIB mahasiswa mulai melakukan
pendataan di RW 04 dengan di dampingi oleh fasilitator dari mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Surakarta. Kegiatan tersebut berakhir pada jam 14.00
WIB.
6. Sabtu, 1 September 2018
Sebagian mahasiswa melakukan kunjungan ke kecamatan inklusi Klaten
dengan di dampingi oleh ibu Athanasia Budi Astuti,S.Kp.,MN pada jam
09.00 WIB. Disana mahasiswa disambut baik oleh para ibu-ibu PKK

31
kecamatan inklusi. Kegiatan mahasiswa meliputi senam bersama anak-anak
difabel dilanjutkan dengan kegiatan belajar dan bermain bersama anak-anak
difabel serta penyajian materi tentang sejarah terbentuknya ICKK oleh bidan
desa. Jumlah anak difabel di ICKK (Inklusi Center Kecamatan Karanganom)
sebanyak 15 orang. Pada jam 13.00 WIB mahasiswa melakukan kunjungan
ke kampung Banyu Beku dilanjutkan dengan wisata ke Umbul Ponggok
Klaten dan berakhir sampai jam 16.00 WIB.
7. Senin, 3 September 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta Pada jam 07.30 WIB.
Mahasiswa melanjutkan pendataan pada masyarakat RW 04 yang belum di
selesaikan pada hari sabtu. Selanjutnya setelah selesai melakukan pendataan
mahasiswa mulai melakukan tabulasi dan analisis data hingga pukul 14.00.
8. Selasa, 4 September 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB.
Mahasiswa melanjutkan tabulasi dan analisa data. Dan hasil analisanya
sebagai berikut :

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Penduduk di RW 04


Kalurahan Mojosongo Tahun 2018

USIA
Kategori Frekuensi Persentase %
0-11 Bulan 7 7
12-59 Bulan 36 3.9
5-11 Tahun 103 11.0
12-25 Tahun 230 24.6
26-45 Tahun 229 24.
46-65 Tahun 259 27.7
> 65 Tahun 70 7.5
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018

Dari hasil data yang didapat bahwa sebagian besar penduduk di Rw 04


berusia 46-65 tahun sebanyak 27,7%.

32
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk di RW 04
Kalurahan Mojosongo Tahun 2018

Jenis Kelamin
Kategori Frekuensi Persentase %
Laki-Laki 473 50.6
Perempuan 461 49.4
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.

Dari hasil data yang didapat bahwa sebagian besar penduduk di Rw 04


berjenis kelamin laki – laki sebanyak 50,6%.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Perkawinan Penduduk di RW


04 Kalurahan Mojosongo Tahun 2018

Status Perkawinan
Kategori Frekuensi Persentase %
Kawin 450 48.2
Belum Kawin 442 47.3
Cerai Mati 33 3.5
Cerai Hidup 9 1.0
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.

Dari hasil data yang didapat bahwa sebagian besar penduduk di Rw 04 Status
perkawinan adalah kawin sebanyak 48,2 %.

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Agama Penduduk di RW 04


Kalurahan Mojosongo Tahun 2018

Agama
Kategori Frekuensi Persentase %
Islam 804 86.1
Kristen 102 10.9
Katolik 28 3.0

33
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.

Dari hasil data yang didapat bahwa sebagian besar penduduk di Rw 04


Beragama islam sebanyak 86,1 %.

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Penduduk di RW 04


Kalurahan Mojosongo Tahun 2018

Pendidikan
Kategori Frekuensi Persentase %
Tidak/ Belum Sekolah 141 15.1
Tidak Tamat SD/MI 96 10.3
Tamat SD/MI 239 25.6
Tamat SLTP/MTS 180 19.3
Tamat SLTA/MA 234 25.1
Tamat D1/D2/D3 30 3.2
Tamat S1/S2 14 1.5
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.

Dari hasil data yang didapat bahwa sebagian besar penduduk di Rw 04


Pendidikan nya hanya tamat SD/MI sebanyak 25,6%.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Penduduk RW 04


Kalurahan Mojosongo Tahun 2018

Pekerjaan
Kategori Frekuensi Persentase %
Tidak/ Belum Bekerja 244 26.1
Sekolah 218 23.3
PNS/ Pegawai 11 1.2
Wiraswasta/ Swasta 388 41.5
Petani 2 .2
Buruh 48 5.1
Lainnya 23 2.5
Total 934 100.0

34
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.

Dari hasil data yang didapat bahwa sebagian besar penduduk di Rw 04


Pekerjaannya nya Wiraswasta / swasta sebanyak 41,5 %.

Tabel 8 Identifikasi Masalah Kesehatan Berdasarkan 12 Cakupan Indikator


berdasarkan Indeks Keluarga Sehat (IKS) di RW 04 Kelurahan Mojosongo
Tahun 2018

No Indikator Kesehatan Persentase


1 Keluarga Mengikuti Program KB 32,8%
2 Ibu Melakukan Persalinan Di Fasilitas Kesehatan 65,2%

3 Bayi Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap 81,1%


4 Bayi Yang Mendapat Asi Eksklusif 71,1%
5 BalitaYang Dipantau Pertumbuhannya 73,7%
6 Penderita Tb Paru Yang Mendapatkan 44,4%
Pengobatan Sesuai Standar
7 Penderita Hipertensi Berobat Secara Teratur 61,7%
8 Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan 33,3%
Pengobatan Dan Terlantar
9 Anggota Keluarga Yang Merokok 41,4%
10 KeluargaYang Menjadi Anggota JKN 82,1%
11 Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih 93,5%
12 Keluarga Mempunyai Akses Atau Tidak 94,7%
Menggunakan Jamban Sehat

35
Prioritas Masalah Yang Di Peroleh Mahasiswa Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Palembang Pada RW 04 Kalurahan Mojosongo

28,9%

32,2% PROGRAM KB
38,3% MEROKOK
HIPERTENSI
ASI EKSKLUSIF
58,6%

Tabel 9 Susunan Plan of Action (POA)

No Masalah Tujuan Sasaran Waktu, dan Rincian


lokasi Pelaksanaan
Pelaksanaan

1 Masih ada Masyarakat Seluruh Kamis, 6 a. Penyuluhan


penderita dapat warga September 2018 tentang
hipertensi meningkatk desa rt 04 Aula Poltekkes hipertensi
yang tidak an rw 04 Kemenkes b. Pengukuran
berobat pengetahua Surakarta tensi darah
secara tidak n dan
teratur mencegah
penyakit
hipertensi.

2 Tingginya Mengurangi Seluruh Kamis, 6 a. Penyuluhan


kasus intensitas warga September 2018 bahaya
merokok merokok desa rt 04 Aula Poltekkes merokok

36
pada para rw 04 Kemenkes b. Pemberdayaa
masyarakat perokok Surakarta n keluarga
pada Rt 04 aktif supaya sebagai PRH
Rw 04 lingkungan (Pengawas
berhubunga sekitar tidak Rokok
n dengan terpapar Harian)
kurangnya dampak c. Pemberdayaa
pengetahua merokok. n area
n tentang merokok
bahaya (smoking
meokok area)

3 Masih ada Memberika Seluruh Kamis, 6 Penyuluhan


bayi yang n informasi warga September 2018 pentingnya
tidak tentag desa Rt 04 Aula Poltekkes ASI Esklusif
mendapatka pentingnya Rw 04 dan breast
Kemenkes
n ASI ASI care.
Surakarta
Eksklsi Eksklusif
selama 6 bagi bayi
bulan usia 0-6
bulan

4 Masih ada Menurunka Seluruh Kamis, 6 a. Penyuluhan


keluarga n resiko warga September 2018 manfaat
yang tidak tinggi pada desa Rt 04 Aula Poltekkes penggunaan
mengikuti pasangan Rw 04 KB
Kemenkes
program usia subur Surakarta b. Pengenalan
KB dan macam-
menjarangk macam alat
an kontrasepsi
kehamilan.

37
9. Rabu, 5 September 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB.
Selanjutnya mahasiswa dengan di bimbing oleh ibu Ros Endah Happy
P,M.Kep membuat perencanaan untuk melakukan MMD II pada hari kamis.
Dengan perencanaannya sebagai berikut :
a. Beri pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04 Kelurahan
Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah
tentang pentingnya penggunaan KB untuk menurunkan angka
kelahiran.
b. Beri pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04 Kelurahan
Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah
tentang penyakit hipertensi untuk menurunkan angka anggota
keluarga yang mengalami hipertensi
c. Beri pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04 Kelurahan
Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah
tentang bahaya merokok dan pengaruh merokok terhadap kesehatan
d. Beri pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04 Kelurahan
Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah
tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi

10. Kamis, 6 September 2018


Mahasiswa dengan dibimbing oleh ibu Ros Endah Happy P,M.Kep
melakukan MMD II dengan masyarakat RW 04 Kelurahan Mojosongo pada
pukul 09.00 WIB. Dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04
Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi
Jawa Tengah tentang pentingnya penggunaan KB untuk menurunkan
angka kelahiran (materi terlampir)
b. Memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04
Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi
Jawa Tengah tentang penyakit hipertensi untuk menurunkan angka
anggota keluarga yang mengalami hipertensi (materi terlampir)

38
c. Memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04
Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi
Jawa Tengah tentang bahaya merokok dan pengaruh merokok
terhadap kesehatan (materi terlampir).
d. Memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04
Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi
Jawa Tengah tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi
(materi terlampir).
11. Jum’at, 7 September 2018
Mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok untuk melakukan kunjungan ke
Puskesmas Manahan dan Puskesmas Sangkrah pada jam 07.00 WIB. Di
Puskesmas Manahan mahasiswa mendapatkan materi tentang HIV/AIDS dari
dr. Su? dan di Puskesmas Sangkrah mahasiswa mendapatkan materi tentang
HIV/AIDS dari dr. Retnowati. Bukan hanya materi, mahasiswa juga
diperbolehkan untuk melihat ruang pemeriksaan dan pengobatan. Kunjungan
ini berakhir pada jam 11.00 WIB.
12. Sabtu, 8 September 2018
Sebagian mahasiswa melakukan kunjungan ke kecamatan inklusi Klaten
dengan di dampingi oleh ibu Athanasia Budi Astuti,S.Kp.,MN dan ibu Ros
Endah Happy P,M.Kep pada jam 09.00 WIB. Disana mahasiswa disambut
baik oleh para ibu-ibu PKK kecamatan inklusi. Kegiatan mahasiswa meliputi
senam bersama anak-anak difabel dilanjutkan dengan kegiatan belajar dan
bermain bersama anak-anak difabel serta penyajian materi tentang sejarah
terbentuknya ICKK oleh bidan desa. Jumlah anak difabel di ICKK (Inklusi
Center Kecamatan Karanganom) sebanyak 15 orang. Pada jam 13.00 WIB
mahasiswa melakukan kunjungan ke kampung Banyu Beku dilanjutkan
dengan wisata ke Umbul Ponggok Klaten dan berakhir sampai jam 16.00
WIB.

Evaluasi

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan selama tanggal 27 Agustus


sampai 15 September 2018 acara kegiatan berjalan dengan lancar dan warga sangat

39
berantusias dalam mengikuti kegiatan yang telah dilakukan Mahasiswa Jurusan DIII
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang. Kegiatan case study berupa one team
one family berjalan dengan baik. Seluruh mahasiswa bertanggung jawab pada setiap
KK masing-masing di Rt 04 Rw 04 dengan profesi Keperawatan Komunitas.

40
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan oleh


Mahasiswa Jurusan DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang.di RW
04 Kalurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta Provinsi Jawa
Tengah. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai tanggal 31 Agustus s.d. 03 September
2018. Dari serangkaian kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Pada kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas pengumpulan data


dilakukan dengan menggunakan format Survey Mawas Diri (SMD). Survey
dilakukan pada 262 KK yang terdiri dari RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, dan
RT 05 di RW 04 Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018.

2. Analisa data

Setelah dilakukan pengumpulan data dari RW 04 kelurahan


Mojosongo dengan survey mawas diri didapatkan prioritas masalah sebagai
berikut :
1) Hipertensi

2) Merokok

3) ASI Eksklusif

4) Program KB

3. Plan Of Action

1) Hipertensi

41
a. Penyuluhan tentang hipertensi

b. Pengukuran tensi darah

2) Merokok

Penyuluhan bahaya merokok

3) ASI Eksklusif

Penyuluhan pentingnya ASI Esklusif bagi ibu menyusui

4) Program KB

a. Penyuluhan manfaat penggunaan KB

b. Pengenalan macam-macam alat kontrasepsi

4. Implementasi

Terdapat 4 POA ( Hipertensi, Merokok, ASI eksklusif , Program KB)

5. Evaluasi

Kegiatan POA dapat berjalan dengan baik dalam mengikuti kegiatan yang
telah dilakukan Mahasiswa Jurusan DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Palembang.

B. Saran
Diharapkan bagi masyarakat dengan adanya kegiatan dan penyuluhan ini
semoga dapat bermanfaat dan dapat diterapkan di kehidupan masyarakat
kedepannya, serta masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dalam
menerapkan perilaku hidup sehat agar tingkat kesehatannya di lingkungan
masyarakat tersebut bisa lebih baik lagi.
Diharapkan bagi mahasiswa agar lebih maksimal dalam menerapkan
implementasi yang diberikan kepada masyarakat, sebaiknya diberikan waktu
yang efektif serta sarana dan prasarana yang mendukung agar tujuan yang
diharapkan bisa lebih optimal.

42
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/353174850/DEFINISI-KEPERAWATAN-
KOMUNITAS

https://frisly777.wordpress.com/2012/07/30/laporan-praktik-kerja-lapangan-pkl-
keperawatan-komunitas/

https://scribd.com/document/34567868/Proses-keperawatan-komunitas

43
LAMPIRAN 1

FOTO DOKUMENTASI SELAMA KEGIATAN

PEMBUKAAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

PEMBERIAN MATERI DARI DOSEN POLTEKKES SURAKARTA

44
PENDATAAN MASYARAKAT RW 04 KALURAHAN MOJOSONGO
SURAKARTA

PELAKSANAAN MMD II

45
46
Daftar hadir musyawarah masyarakat desa warga RW 04 Kelurahan Mojosongo

KUNJUNGAN KE KECAMATAN INKLUSI

47
KUNJUNGAN KE KAMPUNG BABE ( BANYU BEKU )

48
KUNJUNGAN KE PUSKESMAS MANAHAN

49
LAMPIRAN 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Hipertensi

Pokok Pembahasan : Hipertensi


Sasaran : lansia dan perokok
Tanggal : 6 september 2018
Waktu : 09:00 – 11:00 wib
Tempat : Balai Kridha Husada
Penyuluhan : Annisya Ubudiah & Naoumi Refina Swastika Hutabarat
I. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi di Balai Kridha
Husada selama 30 menit, diharapkan lansia yang menderita atau beresiko
terhadap Hipertensi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi di Balai Kridha
Husada selama 30 menit, diharapkan dapat memahami dan mengetahui tentang:
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Gejala Hipertensi
4. Dampak & Komplikasi yang terjadi
5. Pencegahan

II. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

III. Materi
1. Terlampir

50
IV. Rencana Kegiatan
No Tahapan Waktu Penyuluhan peserta
1. Pembukaan 5’ Mengucap salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Menjawab
Menggali pengetahuan tentang pertanyaan
Hipertensi
2 Isi 20’ Menyampaikan teori Mendengarkan
Menjawab pertanyaan Bertanya
3 Penutup 5’ Evaluasi Menjawab
Kesimpulan pertanyaan
Saran Menjawab salam

V. Rencana Evaluasi
a. Evaluasi Proses
1. Diharapkan kegiatan penyuluhan berjalan interaktif
2. Peran serta aktif dari seluruh peserta
b. Evaluasi aktif
1. Peserta mengerti yang dimaksud dengan Hipertensi
2. Peserta mengetahui penyebab Hipertensi
3. Peserta mengetahui gejala Hipertensi
4. Peserta mengetahui Dampak & Komplikasi yang terjadi
5. Peserta mengetahui cara mencegah hipertensi

51
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan
diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih.

B. Penyebab Hipertensi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena
orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan,
serta mempunyai konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial
Tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan dengan faktor
keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan lemak tinggi,strees,
merokok.
2. Hipertensi sekunder
penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti, seperti : gangguan
pembuluh darah dan penyakit ginjal.

C. Tanda dan Gejala


1. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
2. Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang.
3. Rasa berat ditengkuk atau leher.
4. Kadang mimisan.
5. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
6. Telinga berdenging.
7. Sukar tidur.
8. Mata berkunang-kunang.
9. Rasa mual atau muntah.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi :
1. Obesitas

52
2. Perokok
3. Peminum alkohol
4. Penyakit DM dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak

E. Cara pencegahan dan perawatan hipertensi


1. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah
kegemukan).
2. Batasi pemakaian garam.
3. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor
keturunan
4. hipertensi dalam keluarga.
5. Tidak merokok.
6. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
7. Hindari minum kopi yang berlebihan.
8. Batasi makanan.
9. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
10. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40
tahun.

53
2. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Asi Eksklusif

Pokok Pembahasan : Asi Eksklusif


Sasaran : Ibu Menyusui dan Ibu Hamil
Tanggal : 6 september 2018
Waktu : 10:00 – 11:00 wib
Tempat : Balai Kridha Husada
Penyuluhan : Indah Pelinda dan Paulene
I. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Asi Eksklusif di Balai
Kridha Husada selama 30 menit, diharapkan Para ibu memahami pentingnya
memberikan Asi Eksklusif pada bayi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Asi Eksklusif di Balai
Kridha Husada selama 30 menit, diharapkan dapat memahami dan mengetahui
tentang:
6. Pengertian Asi Eksklusif
7. Komposisi ASI
8. Manfaat pemberian ASI
9. Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
10. Kerugian bila ASI tidak diberikan
11. Posisi Meneteki yang Benar

II. Metode
4. Ceramah
5. Tanya jawab
6. Demonstrasi

III. Materi
1. Terlampir

54
IV. Rencana Kegiatan
No Tahapan Waktu Penyuluhan peserta
1. Pembukaan 5’ Mengucap salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Menjawab pertanyaan
Menggali pengetahuan tentang Asi
Eksklusif
2 Isi 20’ Menyampaikan teori Mendengarkan
Menjawab pertanyaan Bertanya
3 Penutup 5’ Evaluasi Menjawab pertanyaan
Kesimpulan Menjawab salam
Saran

V. Rencana Evaluasi
c. Evaluasi Proses
3. Diharapkan kegiatan penyuluhan berjalan interaktif
4. Peran serta aktif dari seluruh peserta
d. Evaluasi aktif
6. Peserta mengerti yang dimaksud dengan Asi Eksklusif
7. Peserta mengetahui Komposisi ASI
8. Peserta mengetahui Manfaat pemberian ASI
9. Peserta mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
10. Peserta mengetahui Kerugian bila ASI tidak diberikan
11. Peserta mengetahui Posisi Meneteki yang Benar

55
ASI EKSKLUSIF

A. Pengertian
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, nasi tim (Anik
Maryunani :2010)

B. Komposisi ASI
Lemak merupakan sumber energy utama dalam ASI dalam kadar yang cukup
tinggi, sebesar 50%. Karbohidrat, karbohidrat utama dalam ASI adalah lactose
karena mempertinggi penyerapan yang dibutuhkan bayi. Protein, garam mineral yang
rendah sehingga tidak merusak fungsi ginjal.

C. Manfaat pemberian ASI


a) Bagi bayi
1. Merupakan makanan yang sempurna dan alamiah bagi pertumbuhan
2. Dapat mengurangi kekurangan gizi dan tidak menyebabkan alargi
3. ASI mudah tercena dan langsung diserap.
b) Bagi Ibu
1. Memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayi
2. Mempercepat proses pemulihan kandungan
3. Menyusui ASI secara ekslusif dapat menunda kehamilan
4. Dapat mencegah kanker payudara.
c) Bagi Ayah
1. Menghemat pengeluaran karena tidak perlu memberi susu kalen

D. Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI


1. Perawatan payudara
2. Keadaan psikologi atau kejiwaan
3. Kelainan payudara, missal : kelainan bentuk putting payudara.

56
4. Hormonal, kesehatan dan gizi ibu.
E. Kerugian bila ASI tidak diberikan
a. Bagi Bayi
1. Bayi tidak dapat kekebalan
2. Resiko infeksi semakin tinggi
3. Mudah terserang diare dan alergi
4. Pertumbuhan mulut, rahang dan gigi kurang baik
5. Resiko kurang gizi
b. Bagi Ibu
1. Meningkatkan kangker payudara
2. Payudara akan terasa sakit karena ASI yang dihasilkan tidak keluar

F. Posisi Meneteki yang Benar


a. Posisi menyusui
1. Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi ( kepala dan
tubuh berada pada satu garis lurus ), muka bayi menghadap payudara ibu,
hidung bayi berada di depan putting susu ibu. posisi bayi lurus sedemikin
rupa sehinnga perut bayi menghadap ke perut ibu.
2. Ibu mendekatkan bayinya ketubuhnya ( muka bayi ke payudara ibu ) dan
mengamati bayi siap menyusui : membuka mulut bergerak mencari dan
menoleh.
3. Ibu menyentukan putting susunya ke bibir bayi, menunggu hinnga mulut
bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu
sehingga bibir bayi dappat menangkap putting susu tersebut.

57
LAMPIRAN 3
LEAFLET

1. Leaflet Hipertensi

58
2. Leaflet Asi Eklusif

59
3. Leaflet Keluarga Berencana ( KB )

60
4. Leaflet Merokok

61

You might also like