Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan komunitas merupakan suatu lapangan khusus dibidang
kesehatan, dimana keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan
organisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota
profesi lain dan tenaga sosial demi memelihara kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, perawatan masyarakat ditujukan kepada individu, keluarga dan
kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
sebagai suatu pendekatan yang komperhensif. Selain itu, masyarakat/komunitas
dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan komunitas diupayakan dekat
dengan masyarakat, sehinggga strategi pelayanan kesehatan yang utama
merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang
akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut
merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh
masyarakat/komunitas dan secara universal upaya tersebut mudah dijangkau.
Dengan demikian, didalam keperawatan komunitas penggunaan tekhnologi tepat
guna sangat ditekankan. Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang
perawat komunitas mampu memotivasi masyarakat di wilayah binaannya
dengan memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses dimana
individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
dengan berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya
berdasarkan atas kebbersamaan dan kemandirian. Bantuan diberikan oleh
perawat komunitas karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan
masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan serta dengan menggunakan
potensi lingkungan berusaha memandirikan masyarakat, sehingga
pengembangan wilayah setempat merupakan bentuk pengorganisasian yang
paling tepat digunakan. Didalam praktik keperawatan komunitas, pendekatan
1
ilmiah yang digunakan adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri atas
lima tahap, yaitu pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan haruslah yang dapat dilakukan
oleh perawat, baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan
yang lain melalui lintas program dan lintas sektor.
Untuk mewujudkan kerjasama antara perawat dan masyarakat/
komunitas, penyusun melakukan praktik komunitas di RT 002/RW 004
Kelurahan Mojosongo guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan perencanaan dan implementasi dalam masyarakat,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan dan memberikan kontribusi
kepada masyarakat secara jelas dan konsisten dengan komitmen baik dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang telah didapatkan selama
menempuh pendidikan, sehingga dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara komperhensif.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian kesehatan masyarakat
1) Melakukan MMD I untuk mengenal lingkungan praktik komunitas
serta pengumpulan data masyarakat yang berhubungan dengan
kesehatan bersama dengan masyarakat menggunakan format SMD
(survey mawas diri) dengan menganalisa masalah.
2) Membentuk dan menggerakan masyarakat RT 002/RW 004 Kelurahan
Mojosongo umumnya pada MMD II untuk menentukan prioritas
masalah bersama dengan masyarakat.
b. Melakukan tindakan kesehatan
1) Menggerakan masyarakat melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
2) Mengubah perilaku kesehatan masyarakat.
3) Melakukan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat.
2
4) Bersama-sama dengan instansi terkait melakukan implementasi dengan
promosi kesehatan.
c. Melakukan evaluasi kegiatan.
Menyelenggarakan MMD III untuk mrmaparkaan hasil dari
penatalaksanaan prioritas masalah.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktik Keperawatan Komunitas Prodi DIII Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Palembang Di Wilayah Binaan Poltekkes Surakarta tanggal
27 Agustus s/d 08 September 2018 di RW 04 Kelurahan Mojosongo Kecamatan
Jebres Kabupaten Kota Surakarta Jawa Tengah.
3
BAB II
A. Pengertian Komunitas
Menurut WHO (1974), komunitas merupakan kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakina dan minat yang
sama, serta adanya saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Koentjaraningrat (1990), komunitas merupakan suatu
kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat serta terikat oleh suatu rasa
identitas dalam komunitas.
Menurut Wahit (2005), komunitas merupakan sekelompok individu
yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat
yang relatif sama, serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan.
Menurut WHO (1974), keperawatan komunitas mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health family) dan juga meliputi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasikan
masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut
sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta
bantuan kepada orang lain.
Menurut Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawatan
komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujuka kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, serta menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dengan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1986), keperawatan kesehatan
masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat
4
dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk
memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan
masyarakat.
a. Pengumpulan Data
Tujuan:
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus
akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.
Pengumpulan data meliputi :
1) Data Inti
5
a) Riwayat / sejarah perkembangan desa
Data ini dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal
dan informal dikomunitas dan studi dokumentasi sejarah
komunitas tersebut. Uraikan data umum mengenai lokasi daerah
binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas
wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urbal),
keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas, dan pola perubahan komunitas.
6
(c) Penyakit cacingan
(d) Diare
(e) Penyakit keturunan
(f) Demam berdarah
(g) Penyakit cacat bawaan
(h) TBC paru
(i) Penyakit kulit
(j) Penyakit mata
(k) Penyakit rheumatik
(l) Penyakit jantung
(m) Penyakit gangguan jiwa
(n) Penyakit menahun lainnya
7
(f) Tempat penimbangan balita
(g) Jumlah balita yang memilki KMS
(h) Status BB balita saat ini berdasarkan Grafik KMS
(i) Alasan tidak pernah ditimbangnya balita
(j) Jumlah balita yang kurang gizi
8
j) Tempat pembuangan sampah
k) Letak kandang
l) Frekuensi membersihkan kandang
m) Jenis lantai rumah
n) Frekuensi membersihkan rumah
o) Pemanfaatan pekarangan rumah
9
b) Jenis transportasi umum
c) Jenis transportasi yang dimiliki keluarga
CATATAN :
1) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
10
a) Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan
b) Data Obyektif
Yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
2) Sumber Data
a) Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, Puskesmas, atau Medical Record.
11
b. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data, dengan langkah–langkah sebagai berikut :
1) Klasifikasi / katagori data
2) Perhitungan persentasi
3) Tabulasi data
4) Interprestasi data
c. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat.
Adapun macam – macam analisa data di komunitas adalah :
1) Analisa Korelatif
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih
sub – variabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistik.
Contoh : Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita TBC
dengan status kesehatan fisik : fungsi pernafasan.
2) Analisa data berdasarkan kelompok data / data fokus yang dianggap
sebagai masalah
a) Insiden penyakit terbanyak
b) Keluhan yang paling banyak dirasakan
c) Pola / perilaku yang tidak sehat
d) Lingkungan yang tidak sehat
e) Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif
f) Peran serta masyarakat yang kurang mendukung
g) Target / cakupan program yang kurang tercapai
12
b) Pengetahuan yang kurang
c) Sikap masyarakat yang kurang mendukung
d) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal dan informal
e) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
f) Kurangnya fasilitas pendukung masyarakat
g) Kurang efektifnya pengorganisasian
h) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
i) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
j) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
k) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
l) Faktor finansial
m) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan
yang kurang efektif
e. Prioritas Masalah
Prioritas Masalah Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan
masyarakat dan keperawatan diantaranya adalah:
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
b. Berat ringannya masalah
c. Kemungkinan masalah untuk diatasi
d. Tersedianya sumber daya masyarakat
e. Aspek politis
2) Diagnosa Keperawatan
13
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat yang nyata (aktual), resiko / resiko
tinggi, dan potensial.
1) Aktual: dimana karakteristiknya adalah adanya data mayor (utama) sehingga
masalah cukup valid untuk diangkat.
2) Resiko dan Resiko tinggi: dimana karakteristiknya adalah adanya faktor –
faktor dikomunitas yang beresiko.
3) Potensial / Wellnes / Sejahtera: menggambarkan keadaan sehat dikomunitas.
Diagnosa ini perlu diangkat dengan tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kondisi komunitas yang sudah sehat tersebut dengan
kegiatan promotif dan preventif.
4) Komponen utama diagnosa keperawatan, Yaitu:
5) Problem ( masalah )
6) Etiologi ( penyebab )
7) Sign / Siptom ( tanda / gejala )
3) Problem (Masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya tidak terjadi, dengan mengacu pada klasifikasi masalah
menurut OMAHA, yaitu :
a) Pemilikan Lingkungan:
(1) Pendapatan
(2) Sanitasi
(3) Pemukiman
(4) Keamanan pemukiman / tempat kerja
(5) Dll
b) Pemilikan Psikososial:
(1) Komunikasi dengan sumber masyarakat
(2) Kontak sosial
(3) Perubahan peranan
(4) Kegelisahan agama
14
(5) Stabilitas sosial
(6) Penelantaran anak / ramaja
(7) Pertumbuhan dan perkembangan
(8) Dll
c) Pemilikan Fisiologis
(1) Pendengaran
(2) Pengelihatan
(3) Berbicara dan bahasa
(4) Fungsi neuromuskuler
(5) Respirasi
(6) Sirkulasi
(7) Digesti
(8) Dll
4) Etiologi (Penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :
a) Faktor budaya masayarakat
b) Pengetahuan yang kurang
c) Sikap masyarakat yang kurang mendukung
d) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal
e) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
15
f) Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
g) Kurang efektifnya pengorganisasian
h) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
i) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
j) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
k) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
l) Faktor finansial
m) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang
efektif
6) Perencanaan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan ang akan dilakukan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien. Jadi, perencanaan asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan
dan rencana keperawatan yang disusunharus mencakup elemen-elemen
berikut ini.
16
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang
disusun harus mencakup :
a) Merupakan tujuan keperawatan yang akan dicapai
b) Rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan
c) Kriteria hasil untuk mencapai tujuan
a) Merumuskan Tujuan
(1) Kriteria rumusan tujuan :
(a) Berfokus kepada masyarakat
(b) Jelas dan singkat
(c) Dapat diukur dan diobservasi
(d) Realistik
(e) Waktu relative dibatasi ( jangka pendek dan jangka panjang)
(f) Melibatkan peran serta masyarakat
17
8) S : Sustainable atau berkelanjutan.
7) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun dengan melibatkan secara aktif masyarakat
melalui kelompok – kelompok yang ada di masyarakat, Puskesmas / Dinas
Kesehatan atau sektor terkait lainnya, yang meliputi kegiatan :
18
a) Promotif
(1) Pelatihan kader kesehatan
(2) Penyuluhan kesehatan / pendidikan kesehatan
(3) Standarisasi nutrisi yang baik
(4) Penyediaan perumahan
(5) Tempat – tempat rekreasi
(6) Konseling perkawinan
(7) Pendidikan seks dan masalah – masalah genetika
(8) Pemeriksaan kesehatan secara periodik
b) Preventif
(1) Keselamatan dan kesehatan kerja
(2) Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
(3) Pemberian nutrisi khusus
(4) Pengamanan atau penyimpanan barang, bahan yang berbahaya
(5) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
(6) Imunisasi khusus pada kelompok khusus
(7) Personal higiene dan kesehatan lingkungan
(8) Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerja
(9) Menghindari dari sumber energi
19
(g) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
(h) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
perawatan
Prinsip- prinsip lain yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated,
rasional, mampu dan mandiri, serta ugem (yakin atau percaya pada
kemampuannya).
(a) Inovatif : Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi (IPTEK) serta berdasarkan pada iman dan taqwa
(IMTAQ).
(b) Integrasi :Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama
dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan.
(c) Rasional :Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional, demi
tercapainya rencana program yang telah disusun.
(d) Mampu dan mandiri :Perawat kesehatan masyarakat diharapkan
mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta kompeten dibidangnya.
(e) Ugem :Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Fokus implementasi asuhan
keperawatan komunitas adalah program kesehatan komunitas dengan
strategi community organization dan parthnerships in community (model
for nursing parthnerships).
20
(c) Keterpaduan (tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana dan prasarana dengan
pelayanan kesehatan maupun sektor lain).
(d) Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan
yang disediakan.
8) Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tesebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dibandingkan dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian masyarakat dalam prilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau diluruskan sebelumnya.
a) Macam-macam evaluasi
(1) Formatif dan sumatif
(2) Input, proses, output
b) Fokus evaluasi :
(1) Relevansi. Apakah program diperlukan? Program yang ada atau baru?
(2) Perkembangan atau kemajuan. Apakah pelaksanaan sesuai dengan
perencanaan? Bagaimana staf, fasilitas, dan jumlah peserta?
(3) Efisiensi biaya (cost efficiency). Bagaimana biayanya? Apa
keuntungan dari program tersebut?
(4) Efektivitas. Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah
fokus pada formatif dan apa hasil jangka pendek yang diperoleh?
(5) Impact. Bagaimanakah dampak jangka panjang? Apakah ada
perubahan prilaku dalam 6 minggu, 6 bulan, atau 1 tahun ke depan?
Dan apakah status kesehatan masyarakat meningkat?
21
(2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan tahap pelaksanaan
(3) Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d) Kegunaan penilaian
(1) Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat
yang diberikan
(2) Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan
keperawatan yang diberikan
(3) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
(4) Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru
dalam proses keperawatan.
e) Hasil evaluasI :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaiitu :
(1) Tujuan tercapai :Apakah individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
(2) Tujuan tercapai sebagai :Apakah tujuan tidak tercapai secara
maksimal sehingga perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan
mengatasinya.
(3) Tujuan tidak tercapai :Apabila individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali,
bahkan timbul masalah baru. Diperlukan pengkajian secara mendalam
apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, dan
faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai dan menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.
22
BAB III
23
09.20- Simulasi MMD I, II, III Sri
10.30 Mulyanti,M.Kep.
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Konsep Dasar Interprofessional Athanasia Budi
10.50 Education (IPE) Pendidikan Antar Astuti,S.Kp.,MN
Profesi
10.50- Kompetensi dan Aplikasi Nilai dan Athanasia Budi
11.40 Etik Kolaborasi Antar Profesi Astuti,S.Kp.,MN
11.40- Isoma
12.40
12.40- Strategi Pendidikan Antar Profesi Athanasia Budi
13.30 dalam Pelayanan Kesehatan Astuti,S.Kp.,MN
Komunitas
4. Kamis,30 08.00- Refleksi
Agustus 08.30
2018
08.30- Simulasi pelaksanaan IPE di Sunarsih
09.20 masyarakat Rahayu,S.Kep.,N
s.,M.Kep. &
09.20- Simulasi pelaksanaan IPE di Siti Lestari,MN
10.30 masyarakat
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Sharing praktik IPE di komunitas Mahasiswa
10.50 Poltekkes Kemenkes Surakarta
10.50- Pengarahan kegiatan di masyarakat Ros Endah Happy
11.40 P,M.Kep.
11.40- Isoma
12.40
12.40- MMD I Tim
13.30
5. Jumat,31 08.00- Refleksi
Agustus 08.30
2018
08.30- Pendataan ke keluarga dengan Tim
09.20 menggunakan format IKS
09.20- Pendataan ke keluarga dengan Tim
10.30 menggunakan format IKS
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Pendataan ke keluarga dengan Tim
10.50 menggunakan format IKS
10.50- Pendataan ke keluarga dengan Tim
11.40 menggunakan format IKS
11.40- Isoma
12.40
24
12.40- Pendataan ke keluarga dengan Tim
13.30 menggunakan format IKS
6. Sabtu,1 08.00- Kunjungan ke Kecamatan Inklusi Tim
September 13.30
2018
7. Senin,3 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Analisis data Yuyun
09.20 Setyorini,M.Kep.
09.20- Analisis data Yuyun
10.30 Setyorini,M.Kep.
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Analisis data Yuyun
10.50 Setyorini,M.Kep.
10.50- Analisis data Yuyun
11.40 Setyorini,M.Kep.
11.40- Isoma
12.40
12.40- MMD II Yuyun
13.30 Setyorini,M.Kep.
8. Selasa,4 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Implementasi Tim
09.20
09.20- Implementasi Tim
10.30
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Implementasi Tim
10.50
10.50- Implementasi Tim
11.40
11.40- Isoma
12.40
12.40- Implementasi Tim
13.30
9. Rabu,4 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Implementasi Tim
09.20
09.20- Implementasi Tim
10.30
25
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Implementasi Tim
10.50
10.50- Implementasi Tim
11.40
11.40- Isoma
12.40
12.40- Implementasi Tim
13.30
10. Kamis,5 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Implementasi Tim
09.20
09.20- Implementasi Tim
10.30
09.40- Istirahat
10.00
10.00- Perencanaan MMD III Tim
10.50
10.50- Perencanaan MMD III Tim
11.40
11.40- Isoma
12.40
12.40- MMD III Tim
13.30
11. Jumat,6 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- Kunjungan ke Puskesmas Tim
11.30 Sangkrah/Manahan
11.30- Isoma
13.00
13.00- Diskusi hasil kunjungan Tim
13.30
12. Sabtu,7 08.00- Kunjungan ke Kecamatan Inklusi Tim
September 13.30 Klaten
2018
13. Senin.10 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- SPDGT Suyamto,S.Kep.,
09.30 Ns.
09.30- Manajemen Posko di tempat bencana Ardian Tri
09.45 Setyana
26
09.45- Istirahat
10.45
10.45- Evakuasi dan transportasi Sugiyarto,SST.,M
11.45 .Kes.
11.45- Isoma
12.45
12.45- Triage di tempat bencana tatanan Chandra
13.45 komunitas Kusharnanto,S.Ke
p.
14. Selasa,11 LIBUR TAHUN BARU HIJRIYAH
September
2018
15. Rabu,12 08.00- Refleksi
September 08.30
2018
08.30- SAR Prambudi
09.30
09.30- Komunikasi Bencana di komunitas Hendras Budi
09.45 H,SST
09.45- Istirahat
10.45
10.45- Persiapan Kegiatan di alam bebas Suharmanto,SST
11.45
11.45- Isoma
12.45
12.45- Persiapan Simulasi Nursing Disaster Sunarto,SST.,M.
13.45 Kes.
16. Kamis,13 08.00- Simulasi Nursing Disaster Tim
September selesai
2018
17. Jumat, 14 08.00- Simulasi Nursing Disaster Tim
September selesa
2018
18. Sabtu, 15 08.00- Penutupan Tim
September selesai
2018
27
B.GAMBARAN UMUM WILAYAH RW 04 KELURAHAN MOJOSONGO
SURAKARTA
Jumlah RW: 37 RW
2.Toilet umum
28
3.Halte bus
Agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat maka nama jalan juga
menggunakan nama Bonsai Raya, Bonsai I, II, III, IV, V, VI, dan VIII. Nama
perkumpulan pemuda juga menggunakan nama "KATAGOTASAI" artinya Karang
Taruna Agrowisata Bonsai yang menunjukkan dukungan pemuda pemudi.
Kampung ini diresmikan oleh Bp JOKOWI pada tahun 2009 (sekarang menjabat
Gubernur DKI) dan berlanjut sebagai presiden RI ke 7.
29
selalu penuh, kegiatan PKK ibu-ibu dengan bersemangat, dan pertemuan karang
tauna, ronda malam tetap berjalan, serta tidak ketinggalan ekonomi kemasyarakatan
berupa koperasi simpan pinjam berjalan lancar, sehingga dapat menjadi contoh bagi
kamping lain.
C. HASIL KEGIATAN
30
1. Senin, 27 Agustus 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB
untuk mengikuti pembukaan Praktik Keperawatan Komunitas. Kegiatan ini
dihadiri oleh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Surakarta dan civitas
akademika Poltekkes kemenkes Palembang.
2. Selasa, 28 Agustus 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB
dilanjutkan dengan pemberian materi asuhan keperawatan komunitas dan
cara pengisian format IKS dari ibu Ros Endah Happy P,M.Kep. serta
pembuatan skenario untuk simulasi MMD I, II dan III oleh mahasiswa.
3. Rabu, 29 Agustus 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07. 30 WIB
untuk melakukan simulasi MMD I, II dan III dibimbing oleh ibu Sri
Mulyanti,M.Kep. dilanjutkan dengan pemberian materi IPE dari ibu
Athanasia Budi Astuti,S.Kp.,MN
4. Kamis, 30 Agustus 2018
Perwakilan mahasiswa datang ke RW 04 kelurahan Mojosongo Surakarta
untuk meminta izin melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di wiayah
tersebut kepada bapak/ibu RW 04 di dampingi oleh ibu Ros Endah Happy
P,M.Kep.
5. Jum’at, 31 Agustus 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB
untuk melakukan pembekalan sebelum dilakukannya kegiatan pendataan
pada masyarakat RW 04. Pada jam 09.00 WIB mahasiswa mulai melakukan
pendataan di RW 04 dengan di dampingi oleh fasilitator dari mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Surakarta. Kegiatan tersebut berakhir pada jam 14.00
WIB.
6. Sabtu, 1 September 2018
Sebagian mahasiswa melakukan kunjungan ke kecamatan inklusi Klaten
dengan di dampingi oleh ibu Athanasia Budi Astuti,S.Kp.,MN pada jam
09.00 WIB. Disana mahasiswa disambut baik oleh para ibu-ibu PKK
31
kecamatan inklusi. Kegiatan mahasiswa meliputi senam bersama anak-anak
difabel dilanjutkan dengan kegiatan belajar dan bermain bersama anak-anak
difabel serta penyajian materi tentang sejarah terbentuknya ICKK oleh bidan
desa. Jumlah anak difabel di ICKK (Inklusi Center Kecamatan Karanganom)
sebanyak 15 orang. Pada jam 13.00 WIB mahasiswa melakukan kunjungan
ke kampung Banyu Beku dilanjutkan dengan wisata ke Umbul Ponggok
Klaten dan berakhir sampai jam 16.00 WIB.
7. Senin, 3 September 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta Pada jam 07.30 WIB.
Mahasiswa melanjutkan pendataan pada masyarakat RW 04 yang belum di
selesaikan pada hari sabtu. Selanjutnya setelah selesai melakukan pendataan
mahasiswa mulai melakukan tabulasi dan analisis data hingga pukul 14.00.
8. Selasa, 4 September 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB.
Mahasiswa melanjutkan tabulasi dan analisa data. Dan hasil analisanya
sebagai berikut :
USIA
Kategori Frekuensi Persentase %
0-11 Bulan 7 7
12-59 Bulan 36 3.9
5-11 Tahun 103 11.0
12-25 Tahun 230 24.6
26-45 Tahun 229 24.
46-65 Tahun 259 27.7
> 65 Tahun 70 7.5
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018
32
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk di RW 04
Kalurahan Mojosongo Tahun 2018
Jenis Kelamin
Kategori Frekuensi Persentase %
Laki-Laki 473 50.6
Perempuan 461 49.4
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.
Status Perkawinan
Kategori Frekuensi Persentase %
Kawin 450 48.2
Belum Kawin 442 47.3
Cerai Mati 33 3.5
Cerai Hidup 9 1.0
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.
Dari hasil data yang didapat bahwa sebagian besar penduduk di Rw 04 Status
perkawinan adalah kawin sebanyak 48,2 %.
Agama
Kategori Frekuensi Persentase %
Islam 804 86.1
Kristen 102 10.9
Katolik 28 3.0
33
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.
Pendidikan
Kategori Frekuensi Persentase %
Tidak/ Belum Sekolah 141 15.1
Tidak Tamat SD/MI 96 10.3
Tamat SD/MI 239 25.6
Tamat SLTP/MTS 180 19.3
Tamat SLTA/MA 234 25.1
Tamat D1/D2/D3 30 3.2
Tamat S1/S2 14 1.5
Total 934 100.0
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.
Pekerjaan
Kategori Frekuensi Persentase %
Tidak/ Belum Bekerja 244 26.1
Sekolah 218 23.3
PNS/ Pegawai 11 1.2
Wiraswasta/ Swasta 388 41.5
Petani 2 .2
Buruh 48 5.1
Lainnya 23 2.5
Total 934 100.0
34
Sumber : Survey Mahasiswa DIII Keperawatan
Poltekkes Palembang Tahun 2018.
35
Prioritas Masalah Yang Di Peroleh Mahasiswa Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Palembang Pada RW 04 Kalurahan Mojosongo
28,9%
32,2% PROGRAM KB
38,3% MEROKOK
HIPERTENSI
ASI EKSKLUSIF
58,6%
36
pada para rw 04 Kemenkes b. Pemberdayaa
masyarakat perokok Surakarta n keluarga
pada Rt 04 aktif supaya sebagai PRH
Rw 04 lingkungan (Pengawas
berhubunga sekitar tidak Rokok
n dengan terpapar Harian)
kurangnya dampak c. Pemberdayaa
pengetahua merokok. n area
n tentang merokok
bahaya (smoking
meokok area)
37
9. Rabu, 5 September 2018
Mahasiswa datang ke Poltekkes Kemenkes Surakarta pada jam 07.30 WIB.
Selanjutnya mahasiswa dengan di bimbing oleh ibu Ros Endah Happy
P,M.Kep membuat perencanaan untuk melakukan MMD II pada hari kamis.
Dengan perencanaannya sebagai berikut :
a. Beri pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04 Kelurahan
Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah
tentang pentingnya penggunaan KB untuk menurunkan angka
kelahiran.
b. Beri pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04 Kelurahan
Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah
tentang penyakit hipertensi untuk menurunkan angka anggota
keluarga yang mengalami hipertensi
c. Beri pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04 Kelurahan
Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah
tentang bahaya merokok dan pengaruh merokok terhadap kesehatan
d. Beri pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04 Kelurahan
Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah
tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi
38
c. Memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04
Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi
Jawa Tengah tentang bahaya merokok dan pengaruh merokok
terhadap kesehatan (materi terlampir).
d. Memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di RW. 04
Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta Provinsi
Jawa Tengah tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi
(materi terlampir).
11. Jum’at, 7 September 2018
Mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok untuk melakukan kunjungan ke
Puskesmas Manahan dan Puskesmas Sangkrah pada jam 07.00 WIB. Di
Puskesmas Manahan mahasiswa mendapatkan materi tentang HIV/AIDS dari
dr. Su? dan di Puskesmas Sangkrah mahasiswa mendapatkan materi tentang
HIV/AIDS dari dr. Retnowati. Bukan hanya materi, mahasiswa juga
diperbolehkan untuk melihat ruang pemeriksaan dan pengobatan. Kunjungan
ini berakhir pada jam 11.00 WIB.
12. Sabtu, 8 September 2018
Sebagian mahasiswa melakukan kunjungan ke kecamatan inklusi Klaten
dengan di dampingi oleh ibu Athanasia Budi Astuti,S.Kp.,MN dan ibu Ros
Endah Happy P,M.Kep pada jam 09.00 WIB. Disana mahasiswa disambut
baik oleh para ibu-ibu PKK kecamatan inklusi. Kegiatan mahasiswa meliputi
senam bersama anak-anak difabel dilanjutkan dengan kegiatan belajar dan
bermain bersama anak-anak difabel serta penyajian materi tentang sejarah
terbentuknya ICKK oleh bidan desa. Jumlah anak difabel di ICKK (Inklusi
Center Kecamatan Karanganom) sebanyak 15 orang. Pada jam 13.00 WIB
mahasiswa melakukan kunjungan ke kampung Banyu Beku dilanjutkan
dengan wisata ke Umbul Ponggok Klaten dan berakhir sampai jam 16.00
WIB.
Evaluasi
39
berantusias dalam mengikuti kegiatan yang telah dilakukan Mahasiswa Jurusan DIII
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang. Kegiatan case study berupa one team
one family berjalan dengan baik. Seluruh mahasiswa bertanggung jawab pada setiap
KK masing-masing di Rt 04 Rw 04 dengan profesi Keperawatan Komunitas.
40
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengumpulan data
2. Analisa data
2) Merokok
3) ASI Eksklusif
4) Program KB
3. Plan Of Action
1) Hipertensi
41
a. Penyuluhan tentang hipertensi
2) Merokok
3) ASI Eksklusif
4) Program KB
4. Implementasi
5. Evaluasi
Kegiatan POA dapat berjalan dengan baik dalam mengikuti kegiatan yang
telah dilakukan Mahasiswa Jurusan DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Palembang.
B. Saran
Diharapkan bagi masyarakat dengan adanya kegiatan dan penyuluhan ini
semoga dapat bermanfaat dan dapat diterapkan di kehidupan masyarakat
kedepannya, serta masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dalam
menerapkan perilaku hidup sehat agar tingkat kesehatannya di lingkungan
masyarakat tersebut bisa lebih baik lagi.
Diharapkan bagi mahasiswa agar lebih maksimal dalam menerapkan
implementasi yang diberikan kepada masyarakat, sebaiknya diberikan waktu
yang efektif serta sarana dan prasarana yang mendukung agar tujuan yang
diharapkan bisa lebih optimal.
42
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/353174850/DEFINISI-KEPERAWATAN-
KOMUNITAS
https://frisly777.wordpress.com/2012/07/30/laporan-praktik-kerja-lapangan-pkl-
keperawatan-komunitas/
https://scribd.com/document/34567868/Proses-keperawatan-komunitas
43
LAMPIRAN 1
44
PENDATAAN MASYARAKAT RW 04 KALURAHAN MOJOSONGO
SURAKARTA
PELAKSANAAN MMD II
45
46
Daftar hadir musyawarah masyarakat desa warga RW 04 Kelurahan Mojosongo
47
KUNJUNGAN KE KAMPUNG BABE ( BANYU BEKU )
48
KUNJUNGAN KE PUSKESMAS MANAHAN
49
LAMPIRAN 2
II. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
III. Materi
1. Terlampir
50
IV. Rencana Kegiatan
No Tahapan Waktu Penyuluhan peserta
1. Pembukaan 5’ Mengucap salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Menjawab
Menggali pengetahuan tentang pertanyaan
Hipertensi
2 Isi 20’ Menyampaikan teori Mendengarkan
Menjawab pertanyaan Bertanya
3 Penutup 5’ Evaluasi Menjawab
Kesimpulan pertanyaan
Saran Menjawab salam
V. Rencana Evaluasi
a. Evaluasi Proses
1. Diharapkan kegiatan penyuluhan berjalan interaktif
2. Peran serta aktif dari seluruh peserta
b. Evaluasi aktif
1. Peserta mengerti yang dimaksud dengan Hipertensi
2. Peserta mengetahui penyebab Hipertensi
3. Peserta mengetahui gejala Hipertensi
4. Peserta mengetahui Dampak & Komplikasi yang terjadi
5. Peserta mengetahui cara mencegah hipertensi
51
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan
diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih.
B. Penyebab Hipertensi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena
orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan,
serta mempunyai konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial
Tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan dengan faktor
keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan lemak tinggi,strees,
merokok.
2. Hipertensi sekunder
penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti, seperti : gangguan
pembuluh darah dan penyakit ginjal.
52
2. Perokok
3. Peminum alkohol
4. Penyakit DM dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak
53
2. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Asi Eksklusif
II. Metode
4. Ceramah
5. Tanya jawab
6. Demonstrasi
III. Materi
1. Terlampir
54
IV. Rencana Kegiatan
No Tahapan Waktu Penyuluhan peserta
1. Pembukaan 5’ Mengucap salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Menjawab pertanyaan
Menggali pengetahuan tentang Asi
Eksklusif
2 Isi 20’ Menyampaikan teori Mendengarkan
Menjawab pertanyaan Bertanya
3 Penutup 5’ Evaluasi Menjawab pertanyaan
Kesimpulan Menjawab salam
Saran
V. Rencana Evaluasi
c. Evaluasi Proses
3. Diharapkan kegiatan penyuluhan berjalan interaktif
4. Peran serta aktif dari seluruh peserta
d. Evaluasi aktif
6. Peserta mengerti yang dimaksud dengan Asi Eksklusif
7. Peserta mengetahui Komposisi ASI
8. Peserta mengetahui Manfaat pemberian ASI
9. Peserta mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
10. Peserta mengetahui Kerugian bila ASI tidak diberikan
11. Peserta mengetahui Posisi Meneteki yang Benar
55
ASI EKSKLUSIF
A. Pengertian
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, nasi tim (Anik
Maryunani :2010)
B. Komposisi ASI
Lemak merupakan sumber energy utama dalam ASI dalam kadar yang cukup
tinggi, sebesar 50%. Karbohidrat, karbohidrat utama dalam ASI adalah lactose
karena mempertinggi penyerapan yang dibutuhkan bayi. Protein, garam mineral yang
rendah sehingga tidak merusak fungsi ginjal.
56
4. Hormonal, kesehatan dan gizi ibu.
E. Kerugian bila ASI tidak diberikan
a. Bagi Bayi
1. Bayi tidak dapat kekebalan
2. Resiko infeksi semakin tinggi
3. Mudah terserang diare dan alergi
4. Pertumbuhan mulut, rahang dan gigi kurang baik
5. Resiko kurang gizi
b. Bagi Ibu
1. Meningkatkan kangker payudara
2. Payudara akan terasa sakit karena ASI yang dihasilkan tidak keluar
57
LAMPIRAN 3
LEAFLET
1. Leaflet Hipertensi
58
2. Leaflet Asi Eklusif
59
3. Leaflet Keluarga Berencana ( KB )
60
4. Leaflet Merokok
61