You are on page 1of 42

Strategi Kendali Mutu dan Kendali Biaya

Program Jaminan Kesehatan Nasional

dr. Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK


Deputi Direksi Bidang
Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan

Disampaikan dalam “Seminar Nasional Kebijakan Kesehatan”


Surabaya, 18 November 2017
OUTLINE

1 Pengantar
2 Strategi Kendali Mutu & Kendali Biaya
3 Harapan
OUTLINE

1 Pengantar
2 Strategi Kendali Mutu & Kendali Biaya
3 Harapan
GOTONG ROYONG MENUJU SEHAT
Sebelum JKN-KIS Sesudah JKN-KIS Mulai 2014 dst... UUD 45- Pasal 28H
Hak
semua Penduduk
Indonesia

JKN-KIS
(UU no 40/2004 & UU no 24/2011)

 Prinsip asuransi sosial dan


prinsip ekuitas
 Tidak Mampu = Iuran dibayar Pemerintah
 Mampu = Iuran dibayar Sendiri
 Menanggung Sendiri Semua Biaya
 Kepastian Mendapat Pengobatan  Menjamin manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan
1 Orang Demam Berdarah
80 Orang Sehat Menyumbang Iuran

4
Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional
Hingga Tahun 2019
2017

*) Per 10 November 2017 jumlah peserta JKN : 184.879.856 jiwa.

5
Outpatient and inpatient service utilization
Outpatient and inpatient utilization have increased, especially
among the bottom 40% and at private facilities

2012 2013 2014 2015

National 12.9% 13.5% 15.4% 17.0%


Outpatient utilization (all)
Bottom 40% 11.7% 12.2% 13.9% 16.0%

National 8.1% 8.7% 10.4% 8.7%


Outpatient utilization
(private)
Bottom 40% 6.4% 7.1% 8.5% 7.6%

National 1.9% 2.3% 2.5% 3.6%


Inpatient utilization (all)
Bottom 40% 1.3% 1.6% 1.8% 2.6%

National 0.8% 1.0% 1.1% 1.7%


Inpatient utilization
(private)
Bottom 40% 0.4% 0.5% 0.6% 0.9%

Sumber: Indonesia Health Financing System Assessment-spend more, right and better, 2016, Policy Brief World Bank
6
Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
KONTRIBUSI LANGSUNG KESEHATAN:
(Laporan (Laporan (Laporan (Sampai
dengan
Membantu pemulihan kesehatan dan
Audited) Audited) Audited) Bulan pencegahan kecacatan (+ upaya
Pembebanan promotif dan preventif)
Oktober 2017)
Jumlah Kasus Penyakit Katastropik
Kunjungan di FKTP 66,8 Juta 100,6 Juta 120,9 Juta 121,12
yang ditanggung Program JKN-KIS
Juta tahun 2016 sebanyak
Kunjungan Rawat 21,3 Juta 39,8 Juta 49,3 Juta
47,55 Juta 9.861.378 Kasus
Jalan Rumah Sakit
Kasus Rawat Inap 4,2 Juta 6,3 Juta 7,6 Juta Mencegah Terjadinya
6,47 Juta
Rumah Sakit Kemiskinan Baru
TOTAL 92,3 146,7 177,8 175,14
PEMANFAATAN JUTA JUTA JUTA* JUTA
Sumber data : LPP Jamsoskes Total Peserta thn Total Peserta thn Total Peserta thn
2014: 133,4 Juta 2015: 156,79 Juta 2016: 171,9 Juta

100 87*
67 Total Biaya pelayanan
. 57 Kesehatan dalam 3 tahun
42
50
Rp 166 T
dalam 3 tahun Rp132
0 T dibayarkan di
FKRTL dan 34 T di
Year 2014 Year 2015 Year 2016 Est. Year 2017
FKTP
PENINGKATAN JUMLAH FASKES UNTUK
MENINGKATKAN AKSES
Perkembangan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) 13 RS D Pratama

9840 Puskesmas 4616 Dokter Praktik Perorangan

563 Klinik POLRI

4310 Klinik Pratama

1164 Praktik Dokter Gigi 690 Klinik TNI

Perkembangan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)


191 RS Pemerintah Pusat
44 Kementerian
107 TNI
40 Polri
1335 RS Swasta

81%* 699 RS Pemerintah Daerah


131 Pemerintah Provinsi
568 Pemerintah Kab/Kota

*Dari jumlah Rumah Sakit teregistrasi di Indonesia


Sumber: Laporan Pengelolaan Program sebanyak 2.733 Rumah Sakit
8
*per 31 Oktober 2017 jml FKTP 21.385 dan FKRTL 2.244
JKN-KIS DAN DAMPAKNYA PADA
Nawa Cita-5: Kami akan meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia melalui PEREKONOMIAN INDONESIA
…peningkatan layanan kesehatan
masyarakat dengan menginisiasi kartu
"Indonesia Sehat"
Program JKN dapat meningkatkan akses
terhadap jasa layanan kesehatan. Kenaikan
kepemilikan JKN akan meningkatkan
pemanfaatan rawat jalan dan rawat inap, serta
durasi rawat selama 0.86 hari

Program JKN bukan cost, melainkan Pencapaian Universal Health Coverage akan
sebuah investasi. meningkatkan angka harapan hidup (AHH)
Dalam jangka pendek, program JKN dapat sebesar 2.9 tahun
meningkatkan output dan tenaga kerja
sektor lainnya. Kenaikan 1% kepesertaan JKN akan
Dalam jangka panjang program JKN dapat meningkatkan PDRB per kapita sebesar 1 juta
meningkatkan modal manusia melalui rupiah
peningkatan angka harapan hidup. Pada
akhirnya program JKN akan meningkatkan Pencapaian UHC di tahun 2019 akan
pertumbuhan ekonomi.
menghasilkan output sebesar 269 triliun rupiah
Sumber: Kajian Kemiskinan & Perlindungan Sosial LPEM FEB UI tentang Penerapan dan berkontribusi terhadap penciptaan lapangan
kerja sebesar 2.3 juta
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Dampaknya pada Perekonomian
Indonesia

9
OUTLINE

1 Pengantar
2 Strategi Kendali Mutu & Kendali Biaya
3 Harapan
JKN Framework
Supervision & Reguler Audit by Financial Audit Bureau, Anti Corruption Commitee, Public Accountant Office

BPJS Kesehatan

Supervise and monitoring by Social Security Council


Supervise and monitoring by Social Security Council

Regulator
Setting provider
payment rates and
schedule, Setting
contribution rates,
Setting benefits
package,
Determining PBI
recipients

Utilization Of Services
Members Delivery Health Services
Health Care
Provider
Supervision & Reguler Audit by Financial Audit Bureau, Anti Corruption Commitee, Public Accountant Office
PERAN BPJS KESEHATAN SEBAGAI WAKIL
PESERTA

ASPEK BELANJA STRATEJIK


Aspek cakupan dan kualitas
manfaat
WHAT • Memastikan cakupan manfaat
TO BUY yang diterima peserta
• Kendali Mutu Pelayanan
Kesehatan

Aspek kualitas provider


FROM • Seleksi Faskes (Kredensialing
Strategic WHOM dan Rekredensialing)
Purchasing TO BUY • Kontrak Kerja Sama Faskes
• Kinerja/Performa Faskes

Aspek sistem pembayaran


HOW • Pengembangan Sistem
TO BUY Pembayaran Berbasis Kinerja
• Ikut menyediakan data untuk
evaluasi besaran dan kewajaran
tarif
LANSEKAP HUBUNGAN BPJS DAN RUMAH
SAKIT SERTA ORGANISASI PROFESI
DALAM SKEMA JKN
standarisasi
Peserta JKN
Fungsi Input Proses output
Strategic
Purchasing
MANAJEMEN RS SEBAGAI TKMKB,
PENANGGUNG JAWAB (termasuk DPM,
Pembayaran RS
remunerasi) DPK, TAF
berdasarkan INA
CBGs
ns Organisa
BPJS adm klinisi
si profesi
KONTRAK
Kesehatan Basis : value, output,
RS
ns
coder
medis, non medis klinisi Asosiasi

Verifikasi RM Klinisi

Audit klaim ns
akademisi
WTA (mutu) Koding /adm medis

akses, quality, cost Dinkes / Pemda /


Peserta JKN owner RS Private
80 - 90 % pasien RS = JKN
BPJS KESEHATAN MEWAKILI KEPENTINGAN PESERTA
BPJS KESEHATAN SEBAGAI PEMBELI STRATEGIS
STRATEGI KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA

KEPUASAN PESERTA

KENDALI MUTU KENDALI BIAYA

1. Peningkatan Kualitas Pelayanan 1. Penguatan sistem rujukan


Faskes 2. Pemantapan Upaya Pencegahan
2. Pembayaran Berbasis Kinerja
Kecurangan
3. Penguatan standar mutu Faskes
4. Penguatan Koordinasi Manfaat dan 3. Optimalisasi Program Promotif
Pelayanan Preventif
5. Penerapan Elektronik Klaim

SUSTAINABILITAS FINANSIAL
Kendali MUTU
KENDALI MUTU DIMULAI DARI
KONTRAK!
Kontrak untuk mendorong kualitas layanan

Negosiasi dan persetujuan Monitoring kontrak: Review kontrak:


kontrak:  Menerima laporan  Melakukan review
 Menentukan syarat indikator kualitas dari kinerja mutu Faskes
mutu, termasuk akses Faskes dan mengecek  Kesepakatan untuk
dan ketersediaan validitas laporan perubahan dalam
rangka peningkatan
 Persetujuan dengan  (Berhak) bertindak jika mutu
Faskes untuk kualitas layanan buruk  Mengajukan
mengumpulkan data  Menerima keluhan perubahan/pembatalan
tentang kualitas langsung dari kontrak jika kinerja
masyarakat mutu tidak tercapai dan
jika ada alternatif
 Menerima feedback
pemberi layanan
masyarakat tentang lainnya
kepuasan layanan
16
Sumber: Purchasing for Quality of Care. M Velasco-Garrido, M Borowitz, J Ovretveit dan R Busse. p215-234
KERJA SAMA FASKES
Apabila ada penambahan sarana/pelayanan di RS
pada pertengahan masa kontrak, akan dilakukan
kredensialing untuk pelayanan baru tsb 
addendum PKS 1. Paham PKS
2. Komitmen
peningkatan
Pengajuan KREDENTIALING/ KOMITMEN kualitas layanan.
Kerja Sama REKREDENTIALING 3. Komitmen
pencegahan
kecurangan

Sebelum mengajukan kerja


sama, Faskes wajib
PENINGKATAN
memahami semua KUALITAS
ketentuan Program JKN-KIS PELAYANAN
SANKSI FASKES KONTRAK

Sanksi ketidakpatuhan
pada kontrak berlaku Ikatan hukum
untuk kedua belah antara kedua
EVALUASI
pihak belah pihak
KEPATUHAN
KONTRAK
INDIKATOR MUTU
Indikator 1 dan
1. Input 2 adalah
prasyarat 3. Outcome
2. Proses untuk indicator
3
Dinilai pada saat
redensialing!

Tingkat pemenuhan input SDM/SDS


indikator input dan proses
akan mempengaruhi
kualitas layanan yang Clinical pathway/standarisasi
dihasilkan proses
pelayanan, volume pelayanan
dan performa pelayanan
18
Sumber: Purchasing for Quality of Care. M Velasco-Garrido, M Borowitz, J Ovretveit dan R Busse. p215-234
BENCHMARK INDIKATOR PROSES
DALAM KONTRAK
 Mengukur kepatuhan Faskes terhadap protokol/guidelines klinis
 rate pasien yang diberikan intervensi yang efektif, misalnya rate
vaksinasi, rate skrining, rate pasien yang diberikan obat yang tepat, dll
(+) mengurangi overuse dan misuse pelayanan.
(-) dokter akan melihatnya sebagai pembatasan otonomi klinis.

 Volume pelayanan (level aktivitas)


 volume pelayanan minimal disepakati untuk mengurangi waktu
tunggu
Volume pelayanan maksimal disepakati untuk mencegah overuse
pelayanan
Biasanya untuk bedah elektif

Sumber: Purchasing for Quality of Care. M Velasco-Garrido, M Borowitz, J Ovretveit dan R Busse. p215-234
19
MUTU DALAM SELEKSI FASKES
BPJS KESEHATAN

Terdokumentasinya informasi
klinis dengan baik di rekam
medis adalah hal yang krusial
untuk patient safety
documentation dan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Hal ini
juga penting untuk akurasi
koding DRG (CBG) yang
berdampak pada pembiayaan
kesehatan tepat.
(The Clinical Casemix Handbook of Australia
vers 2.0, 2111-2012)

Dokumen Catatan Medik yang akurat


merupakan salah satu upaya pencegahan
kecurangan oleh FKRTL
Rekomendasi Indikator Kinerja FKRTL

HEALTH SYSTEM GOAL and 6 Dimensions of Quality


Healthcare (WHO,2006)
ADMINISTRATIF
Persentase pasien yang mendapat pelayanan 5
KLINIS
7 Persentase pasien yang dilayani sesuai PEDOMAN
sesuai PKS PRAKTIK KLINIS

Persentase pasien yang sudah layak 3 Effective 4 Persentase Kejadian Infeksi Nosokomial
dirujuk balik yang dirujuk balik

Efficient Safe

8
Persentase kasus potensi Fraud
Dimension of
Quality KLINIS
Healthcare
(WHO,2006)
Patient
1 Persentase kejadian tanpa iur biaya
Accesible
Centered

Equitable

2 9 Persentase Kejadian Pulang Atas Permintaan


Persentase pasien yang mendapat obat/alkes Sendiri

Persentase pasien yang mendapat


6
informasi ruang rawat inap yang update
ADMINISTRATIF
Sedang dilakukan Uji Coba oleh BPJS Kesehatan
AKUNTABILITAS PENGAJUAN KERJA SAMA

Informasi Alamat
dan Profil Faskes
Kerja Sama

HFIS
Untuk sistem rujukan
yang lebih efektif,
efisiensi penggunaan
sumber daya Kesehatan
(biaya langsung dan
tidak langsung)
Health Facilities
Information
System for Web based public Further regional based
Transparancy & access innovations for more
Accountability of detailed providers
Contracting Process profile
WHAT DO WE EXPECT FROM
OUR CONTRACTED PROVIDERS?

Providers’ Adaptability to Change

 Understanding prospective payment


 Mindset changes
 Managerial changes
 Integrated care
BEFORE AFTER
CONTRACTING CONTRACTING

 Fee for service payment  INA-CBG prospective payment


 Compete on volume  Compete on outcome
CONTRACT  Improve quality
 More service equals more
money  Enhance patient experience
 My hospital, my rules!  Lower operational cost
 Contract binding

Contracted hospitals survivals


depend on their ability to adapt:

 Adaptability of hospital management


 Commitment to change for all hospitals employees
 Changes in remuneration
 Improving quality of documentation, coding and information system
 Investment in IT
INITIATIVES TO INCREASE REIMBURSEMENT
ACCOUNTABILITY DAN PROVIDER SATISFACTION

Providers’ distrust the verification and


reimbursement process of BPJS FAIR
TRUST
Kesehatan. NESS

 Verification process takes a long time SIMPLIFIC

 Verifying staffs neglect confirmation ATION

from clinicians.
 Verifying staffs overstep the
boundaries by intervening medical
domain. VEDIKA
A digitalized verification initiative for more
 Verifying staffs threats to suspend accurate and faster reimbursement
verification process thus delay
reimbursement
BPJS Kesehatan launched an
Low providers’ satisfaction initiatives to change
business process of claim
verification and reimbursement
CONTINOUS INNOVATIONS

2016 2017 2018 2019 2020 2021

PILOTING
VEDIKA
Existing Vedika E-claim

People

Process
 Place  Hospital  Branch Office  Branch Office
 Mechanism  Unclear  Clear  Clear
 Time  Varies  standard  standard
 Paper  Paper +++++  Paper +  Paper less

Technology  60% Manual  30% Manual  10% Manual


 40% IT  70% IT  90% IT

26
Kendali Biaya
1. Penguatan system rujukan
2. Optimalisasi Program Promotif Preventif
3. Pemantapan Upaya Pencegahan Kecurangan
BENCHMARK
Penguatan Sistem Rujukan
CHANGES IN UTILIZATION in Thailand :
Primary secondary and tertiary 1997-2010
Regional H./General H. Community H. Rural Health Centres
RS TERTIER RS SEKUNDER (Distrik) PUSKESMAS
butuh 33 tahun utk menata
sistem rujukan 46.0% (5.5)
1977 24.0% (2,9)
29.0% (3,5)

27.0% (11,0)
1987 35.0% (14,6)
38.0% (15,7)

18.2% (20,4)
2000 35.7% (40,2)
46.1% (51,8)

12.6% (18,1)
2010 33.4% (33,4)
54.0%
(78,0)
Source : NHSO Thailand, Presentation 2015
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN BERJENJANG PADA RJTL
PROPORSI KASUS PER KELAS RS
DESEMBER 2016 S/D AGUSTUS 2017

29
Sumber : DWH 12 Oktober 2017
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN BERJENJANG PADA RITL
PROPORSI KASUS PER KELAS RS
DESEMBER 2016 S/D AGUSTUS 2017

30
Sumber : DWH 12 Oktober 2017
Kenapa Promotif-Preventif
perlu bagi BPJS Kesehatan..?
Peran
PromPrev Sumber: Coe & Beyer (2014)

Pembiayaan
Utama
JKN-KIS
(Potensi Biaya)

Semua kegiatan terencana yang meliputi aspek pendididikan, dukungan politik, lingkungan, kebijakan
maupun mekanisme pengorganisasian yang mendukung setiap langkah untuk mencipatkan kehidupan
yang berdampak positif pada kesehatanindividu dan masyarakat → Health Promotion (The Joint
Committee On Terminology, 2001)
Program Promotif Preventif JKN

DETEKSI PENGELOLAAN
1. Skrining Riwayat Kesehatan 1. Program Rujuk Balik (PRB)
Mobile Screening Pengisian Form Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
penderita penyakit kronis dengan kondisi
stabil dan masih memerlukan pengobatan
atau asuhan keperawatan jangka panjang
yang dilaksanakan di FKTP atas
rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub
spesialis yang merawat.

9 Penyakit Kronis yang masuk dalam PRB:


Mengetahui 4 potensi risiko penyakit, yaitu: Diabetes Mellitus, Hipertensi, Jantung, Asma,
- Diabetes Mellitus PPOK, Epilepsy, Schizophrenia, Stroke,
Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
- Hipertensi
- Ginjal Kronik 2. Program Pengelolaan Penyakit Kronis
- Jantung Koroner (PROLANIS)
Sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
2. Skrining Preventif Sekunder (Pemeriksaan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang
GDP/GDPP) melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS
Kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan bagi
Dilakukan kepada peserta yang telah melakukan peserta yang menyandang penyakit kronis
Skrining Riwayat Kesehatan dengan hasil Risiko (Diabetes Mellitus/ Hipertensi) untuk mencapai
Sedang/ Tinggi Diabetes Mellitus. kualitas hidup yang optimal dengan 32 biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
sesuai:
 Peraturan Menteri
Kesehatan No. 36
Tahun 2015
 Peraturan BPJS
Kesehatan No. 7
Tahun 2016

“OKNUM” di
Jenis Kecurangan

Fasilitas Kesehatan
di FKRTL

Hati hati kemudian


merugikan management
FKRTL
IMPLEMENTASI PENCEGAHAN
KECURANGAN di BPJS KESEHATAN
1. Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan (Pasal 46A)
Anti-Fraud Policy 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2015 tentang
Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional
3. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Sistem
Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan

Fraud Monitoring Bidang Anti Fraud di Kedeputian JPKP dan JPKR


Department (FMD)
1. Membentuk Tim Pencegahan Kecurangan Internal
2. Mendorong Pembentukan Tim Pencegahan Kecurangan
Preventive FKRTL
Mechanism 3. Sosialisasi Pencegahan Kecurangan internal dan eksternal
4. Penguatan Sistem Verifikasi dan blocking system verifikasi
5. Optimalisasi fungsi TKMKB, DPM, DPK

1. Audit Klaim
Fraud Detection 2. Analisis Data UR
3. Supervisi dan monitoring implementasi JKN
34
BENCHMARK URUN BIAYA

Australia http://www.pbs.gov.au/info/healthpro/explanatory-notes/front/fee
 Copayment untuk jenis obat dalam resep (R/):
up to $38.80 for general patients, or
up to $6.30 for concession card holders (penerima subsidi)
Hingga peserta mencapai batas PBS Safety Net yaitu jumlah co-payment yang telah
dibayar dalam waktu 1 tahun:
$1,494.90 for general patients, or
$378 for concession card holders
Setelah mencapai PBS Safety Net, besaran copayment dalam tahun tahun berjalan
menjadi:
up to $6.30 for general patients
free for concession card holders
 Copayment untuk dokter FKTP (GP) dan pelayanan penunjang medis: $7/visit
 Copayment ($20-$50)per visit ke RS + 20% dari biaya pelkes yang ditanggung oleh
Medicare + deductibles

Jepang:
 Coinsurance umumnya 30%
 Besarnya coinsurance tergantung pada income dan umur pasien dengan range
coinsurance 10%, 20%, or 30% of medical fees.
BENCHMARK URUN BIAYA
Jerman
 Copayment of €10 per day for hospital care and post-hospital rehabilitation treatment,
limited to 28 days per year,
 Copayment of €10 per quarter for the first visit to a physician in the quarter and for each
contact with other physicians seen without referral during the same quarter,
 Coinsurance of 10% of the pharmacy sales price for prescription drugs, with a minimum
of €5 and a maximum of €10, not to exceed the cost of the product,
 Copayment of €10 per quarter for the first visit to the dentist’s office,
 Copayment of €10 per day for outpatient rehabilitation services,
 Coinsurance of 10% for non-physician care, eye care, hearing aids, orthopedics and
transportation, subject to certain limits and requirements

Perancis:
 20% coinsurance for hospital services, plus a daily copayment of €16 (€12 in a
psychiatric unit) with a 30-day limit on the cost sharing,
 30% coinsurance for outpatient physician services, plus a copayment of €1 per
consultation, limited to €50 per year,
 a copayment of €18 for serious medical interventions (with a minimum rate of €91),
 Typically 35% for prescription drugs, depending on the type of drug and whether it is on
the national formulary, and
 30% coinsurance for dental services; 35% coinsurance for transportation, eye care,
hearing aids, orthopedics; 40% coinsurance for laboratory services
KAJIAN TERHADAP PESERTA
JKN-KIS
Tantangan Implementasi Kendali Biaya

Potensi kecurangan masih


banyak terjadi

Implementasi sistem rujukan


berjenjang yang tidak Masih terdapat masalah
seragam di setiap daerah ketersediaan obat

Dispute claim
OUTLINE

1 Pengantar
2 Sekilas Program JKN
3 Strategi Kendali Mutu & Kendali Biaya
4 Harapan
 Pemerataan Tenaga, Kompetensi, dan Fasilitas
Pemerintah
DUKUNGAN Kesehatan
Daerah  Implementasi Pencegahan Kecurangan
(Pembentukan Tim Pencegahan Kecurangan)

 Memastikan seluruh lini memahami tentang


Fasilitas ketentuan dan manajemen klaim JKN
Kesehatan  Turut aktif dalam implementasi clinical
governance untuk menerapkan pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien

 Optimalisasi peran dan fungsi masing-masing


Seluruh untuk tercapainya Sustainabilitas Program JKN-
KIS
Stakeholder  Memberikan rekomendasi perbaikan program
JKN kepada Pemerintah, BPJS Kesehatan dan
FKRTL
MUTU LAYANAN SEBAGAI PRIORITAS UTAMA DALAM
PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan Berorientasi what’s


Kesehatan yang
BERMUTU
+ pada Patient
Safety next..?

Telah dilakukan penandatanganan


Keputusan Bersama pada tgl 19 Juli
2017 antara :

Cegah: Sengaja Berbuat


Curang untuk
Mendapatkan
Keuntungan Finansial

Semangat Pencegahan
Terima Kasih

Kartu Indonesia Sehat


Dengan Gotong Royong, Semua Tertolong

Fanpage:
www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan @bpjskesehatan_ri bpjskesehatan

You might also like