You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kewirausahaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan
produk bawaan (by-product) dari sebuah usaha yang berorientasi dari sebuah prestasi.
Prestasi kerja manusia yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan
mandiri. Ada pengusaha yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah
menampilkan diri sebagai orang yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya
belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan
perhiasan yang amat mencolok. Maka soal kekayaan akhirnya terpulang pada masing-
masing individu. Keadaan kaya miskin, sukses gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan
yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun
piawainya ia. Ilmu kewirausahaan hanya menggariskan bahwa seorang Wirausahawan
yang baik adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus
asa saat jatuh. Tidak ada satu suku katapun dari kata “Wirausaha” yang menunjukkan arti
kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata wirausaha itu menunjuk pada
salah satu strata, kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elite tertentu. Di
Indonesia, di penghujung abad ke 20 ini kewirausahaan boleh dikata baru saja diterima
oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam meniti karier dan penghidupan. Yang
ada hanya pola pemikiran feodalisme, priyayiisme, serta elitisme yang satu diantaranya
sekian banyak ciri-cirinya adalah mengagungkan status sosial sebagai pegawai, terutama
pegawai negeri.
Pada era orde baru, pemerintah sadar bahwa untuk memajukan bangsa dan
negara, peran serta masyarakat swasta harus dilibatkan secara serius. Oleh sebab itu
keWirausahaan mulai dikampanyekan, dengan berbagai penekanan bahwa lowongan
kerja tidak akan mampu menampung jumlah angkatan kerja yang dari tahun ke tahun
semakin membengkak. Lebih jauh para pengusaha kecil dibina dengan harapan bisa
berkembang menjadi tonggak tumpuan ekonomi di masa datang. Pengusaha besar diberi
kemudahan, karena merekalah kini pemain-pemain utama yang mendukung tugas
pemerintah di sektor ekonomi. Sebagai negara berkembang bisa dimengerti kalau terjadi
15
berbagai ekses dan penyimpangan. Dengan masyarakat yang berlatar belakang non
entrepreneur serta cendrung feodalis, bangsa Indonesia tampak kurang siap di berbagai
aspek. Dalam periode transisi dari alam birokrasi ke iklim bisnis yang serba cepat,
pacuan kewirausahaan menyebakan para pengusaha Indonesia kedodoran pada segi-segi
yang amat penting, diantaranya faktor sikap mental (attitude), motivasi, etos kerja serta
kesadaran tentang pengabdian kepada bangsa dan negara.
Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman
naluri. Seorang pemburu memerlukan naluri untuk bersaing dengan buruannya. Demikian
juga dalam dunia kewirausahaan. Pengusaha bersaing tidak hanya dengan perusahaan-
perusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi tertentu, seperti moneter dan
ekonomi, politik, perubahan kebijaksanaan pemerintah. Untuk dapat mengantisipasi
setiap perkembangan yang mungkin terjadi, seorang Wirausahaan perlu melatih naluri
keWirausahaannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun dan tetap bertahan hidup

1.2 Tujuan
Agar mahasiswa mampu memahami bentuk penerapan entrepreneurship dalam
keperawatan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Entrepreneurship & Nurse Entrepreneurship


2.1.1 Pengertian Entrepreneurship
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang
bermakna seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise
(perdagangan) atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan
resiko kegiatan. Secara umum Entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis,
15
namun sebenarnya tidak selalu demikian. Seorang Entrepreneur adalah pembuka
cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru, baik
itu bersifat profit ataupun non profit.
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk
pelayanan jasa/produk dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu
mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat
sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil
risiko atas tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah di
tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang
sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan
secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya, ia dapat dikatakan
sebagai seorang Entrepreneur. Entrepreneur adalah seseorang yang menerima
tanggung jawab dan resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik
dengan menggunakan talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses
perencanaan strategik untuk mentransfer peluang tersebut menjadi pelayanan atau
produk yang layak dipasarkan. Lebih lanjut diuraikan bahwa entrepreneurship
sangat berkaitan dengan semangat imaginatif dan kreatif serta keberanian
mengembangkan ide ide baru yang inovatif. Jadi seorang perawat entrepreneur
memberikan pelayanan keperawatan yang berupa usaha bisnis yang menawarkan
pelayanan dan asuhan keperawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratif
atau memberikan konsultasi

2.1.2 Pengertian Nurse Entrepreneurship


Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),
bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan jasa.
Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui
subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta.
Sedangkan nurse intrapreneur adalah perawat yang digaji karena
mengembangkan, mempromosikan dan memberikan program
kesehatan/keperawatan yang inovatif atau kegiatan pengembangan di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan tertentu.
Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat pemangku
kepentingan utama, yaitu perawat, konsumer, organisasi profesi dan masyarakat.
15
Tiap pemangku kepentingan ini mempengaruhi evolusi entrepreneurship dalam
keperawatan pada kisaran hak, tanggung jawab dan harapan. Konsumer menuntut
asuhan yang lebih individual dan efektif. Perawat menuntut peluang
mempraktikkan keterampilan dan menerapkan pengetahuan yang akan
meningkatkan kepakarannya dalam asuhan keperawatan dan memberikan
kepuasan kerja. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang aman dan lebih
cost-effective, serta organisasi profesi melobi untuk kepentingan praktisi di dalam
lingkungan yang akan memfasilitasi pemberian asuhan yang berkualitas,
mengakui dan menghargai perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan
masyarakat. Perawat/ners professional dalam entrepreneurship memberikan
bantuan bagi mereka yang mengalami kelemahan karena ketidakmampuan,
ketidaktahuan dan ketidakmauan untuk hidup secara mandiri dan melakukan
kegiatan hidup sehari hari. Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan
kesehatan utama dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang
produktif.
Ners entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam penyusunan
kebijakan dan standar. Ketiga, legalitas terkait dengan lingkup praktik, badan apa
yang menetapkan hak untuk praktik, apa kriteria yang harus dimiliki, bagaimana
mekanisme peraturannya, tuntutan hukum dan asuransi apa yang
direkomendasikan, apakah memerlukan kontrak kerja, bagaimana menjamin
keamanan dan kerahasiaan catatan. Perlu diingat bahwa catatan adalah properti
praktik, namun informasi merupakan properti klien. Keempat, Ners entrepreneur
harus menjaga kredibilitas professionalnya, mereka harus kompeten dan
akuntabel, sementara tanggungjawab mendasar ada pada individu perawat.
Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian dalam praktik menjadi sangat mutlak,
karena akuntabilitas keputusan dan tindakan yang dilakukan menjadi tanggung
jawab perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu
“nurse’ dan “Entrepreneur”.
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :
1. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman
bekerja untuk diri sendiri.
15
2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang
pun memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan,
mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional,
mental dan fisik
5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi
resiko
2.1.3 Model Entrepreneurship
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui
adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan,
mampu mengatasi hambatan yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara
melakukan entrepreneurship itu sendiri sehingga tercipta usaha baru (peluang
menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi:

1. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan


perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan mungkin
beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan
pelayanan secara khusus.
2. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau pendistribusian
suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak
menutup kemungkinan rumah sakit akan melakukan outsourcing tenaga
perawat untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah
sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat
pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa
menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
3. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan
seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk
mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok –
kelompok tertentu seperti klub jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat
karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk
memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan
15
diantaranya: isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan
skeptis dari beberapa dokter tentang peran independen perawat, dan ketakutan
rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan perawat.
1. Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering
dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk
disahkannya RUU praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang
harus dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau
peraturan hukum lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.
2. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis
bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan
menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari
terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat
praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak
ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi
perawat tidak survive untuk menunjukan eksistensi tindakan keperawatan
mandiri.
3. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis
belum terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan
perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum,
perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan,
keterampilan klinik dan keperawatan). Manajemen perawat lebih difokuskan
kepada manajemen pasien tidak kepada manajemen perusahaan dan masih
banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah
sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis
mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan
dalam memulai usaha baru.
Solusi : Untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :

1. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang
sudah menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan
terbentuk perawat yang berjiwa Entrepreneur. Sehingga perawat berani
memulai bisnis baru.
15
2. Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship sehingga dapat
menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru
dan membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi
bisnis perawat.
3. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area – area
Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan hukumnya.
4. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung
dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk
meningkatkan praktek.
5. Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan mempelajari peran –
peran seorang Entrepreneur.
6. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan
swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
2.1.4 Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha)
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu
profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji
perawat konon berbanding terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan
pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin (tampak pada
ketidakjelasan RUU Keperawatan) karena saat ini perawat di Indonesia masih
belum memiliki bargaining position di mata pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan
perawat tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan
menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha). Konsep Nursepreneur sudah lama
muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di Indonesia konsep ini belum begitu
familiar. Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk menjadi
perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya 5
langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari
PROSES – KEPERAWATAN yang terdiri dari (1) pengkajian, (2) diagnosa, (3)
perencanaan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Jika dikaitkan dengan
NURSEPRENEUR, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk
menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :
15
1. PENGKAJIAN :Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita
melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan
dari proses pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui
masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis
adalah pasar (market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai
berbisnis adalah mengkaji kebutuhan pasar. Pasar memerlukan apa? Ada
masalah apa?.
2. DIAGNOSA : Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah
menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan
pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa
kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam
langkah ini adalah tahap diagnosa.
3. PERENCANAAN : Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita
masuki, maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk
kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap
ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail. Apa yang kita
jual? Apa yang kita berikan kepada konsumen? Apa solusi yang bisa
dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar?
4. IMPLEMENTASI : Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action.
Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini
merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja
merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak
semua orang berani take action.
5. EVALUASI : Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan
tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah
implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis,
evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah
kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan
peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan.
2.2 Penerapan Entrepreneurship Dalam Keperawatan
15
Seorang perawat pada dasarnya bebas menentukan bisnis/usaha yang akan
dijalankannya tanpa adanya batasan atas cakupan bisnis tertentu, asalkan bisnis tersebut
menghasilkan profit bagi dirinya dengan tetap mematuhi etika bisnis dan legal.
Akan tetapi, dalam kaitannya dengan nursepreneurship, seorang perawat tentunya
akan melihat peluang usaha tidak hanya dari sisi profit semata, melainkan juga dari sisi
pelayanan dan pengabdian kepada masyakarat.
Dengan kata lain, perawat akan melihat berbagai peluang usaha dalam cakupan
bidang keperawatan, dengan tetap mengintegrasikan nilai-nilai keperawatan yang sudah
dipelajarinya. Berbagai area cakupan usaha di bidang keperawatan yang dapat
dikembangkan saat ini antara lain :
1. Area Pelayanan Keperawatan
"Tanpa harus meninggalkan tugas pokok sebagai perawat pelaksana di instansi
kesehatan, seorang perawat pun dapat dalam membangun bisnis pada area pelayanan
keperawatan"
Selain itu, lonjakan pembangunan fasilitas layanan kesehatan termasuk
membangun rumah sakit baru dengan tambahan fasilitas kesehatan lainnya membuka
peluang usaha bagi perawat pada area pelayanan keperawatan.
Bahkan pada area ini, perawat dapat berperan sebagai penggagas ide, pengelola,
pemilik modal, pemilik saham ataupun sebagai owner. Berikut ini berbagai usaha perawat
pada area pelayanan keperawatan antara lain:
1. Home Care
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan
komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan
tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan
keluarga , dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
15
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Selain itu, home care
merupakan pelayanan yang dikelola oleh suatu unit atau sarana ataupun institusi baik
aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori
tenaga professional dibantu tenaga non professional dibidang kesehatan maupun non
kesehatan.
2. Konsultan Keperawatan
Definisi Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa
nasihat ahli dalam bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan
ahli biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan diperusahaan, melainkan
seseorang yang menjalankan usaha hanya sendiri serta berurusan dengan berbagai
klien dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa
memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada klien. Konseling
adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis
atau masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual
3. Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Di Indonesia ada 3 jenis
teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu
sebagai berikut :
1) Akupunktur Medik.
Akupuntur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan
juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai
komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah
pelepasan endorphine yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2) Terapi Hiperbarik.
Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimana pasien
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2
15
– 3 kali lebih besar dari pada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum,atau makan untuk menghindari
trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3) Terapi herbal medik.
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan
alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan
penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal
yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik
terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan
menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi seorang praktisi komplementer, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter, perawat dan atau dokter
gigi yang sudah memiliki kompetensi.
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam
bentuk sediaan farmasi.
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus
telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus– menerus.
4. Klinik Kesehatan Swasta Dalam Bidang Penelitian
Banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang dihadapi
oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka peluang usaha
tersendiri bagi perawat. Dengan membentuk tim riset profesional seperti:
1) Teknik perawatan luka.
2) Terapi modalitas.
5. Dalam Bidang Pendidikan
Semakin meningkatnya permintaan masyarakat tentang layanan kesehatan
dirumah dapat membuka peluang perawat untuk mendirikan lembaga pelatihan
ataupun konsultan yang bergerak dibidang pendidikan seperti:
1) Lembaga Pelatihan Baby Sister.
2) Pelatihan Perawatan Lansia atau Anak.
6. Nursing Care Center
Nursing care center adalah lembaga keperawatan yang memberikan akses
langsung pada klien dalam pelayanan keperawatan profesional yang berorientasi
pada kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat.
15
Nursing care center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi
yang ada secara optimal. Dalam nursing care center pun selalu diupayakan untuk
memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga nursing
care center memiliki karakteristik tertentu.

7. Klinik Praktik Bersama


Perawat dapat berkolarasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter,
apoteker, atau bidan dalam membuka klinik praktik bersama sebagai kolega. Pada
kolaborasi tersebut terjadi proses komplek yang membutuhkan saling satu sama
lain dalam bersama-sama membangun bisnis di bidang kesehatan.
Prinsip yang sama mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas,
kesetaraan, tanggung jawab, dan tanggung gugat juga menjadi awal terbentuk
kolaborasi yang baik untuk menuju kesuksesan bersama.

2.3 Enterpreneurship Dalam Bidang Kesehatan


Dalam pelaksanaan bisnis di bidang kesehatan ini, kita akan menemukan cara
yang beragam atau cabang dari bisnis ini yang sifatnya bervariasi. Kita tahu, bahwa
bisnis di bidang kesehatan ini tidak hanya menyangkut obat obatan saja, tetapi hal yang
lainnya. Cara lainnya adalah dengan klinik, rumah sakit, bidan, jasa konsultasi kesehatan,
psikiater, toko obat, apotek, sarana terapi dan sebagainnya.
1. Klinik
Jika anda memiliki keahlian di bidang kedokeran, maka peluang yang paling
besar terletak di cara yang satu ini. anda bisa membuka usaha klinik kesehatan
masyarakat di daerah daerah yang padat penduduk dan masih jarang terdapat klinik
masyarakat seperti ini. dengan begitu, anda bisa menangani pasien sekaligus menjual
obat obatannya juga. Walaupun memang membutuhkan keahlian dan modal yang
tidak sedikit, tetapi peluang dari bisnis yang satu ini sangat besar dan tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk maju dan berkembang, sebab akan banyak juga
pasien yang datang.
2. Rumah Sakit
Biasanya rumah sakit adalah bidang usaha kesehatan yang tidak hanya dimiliki
satu orang saja, tetapi ada beberapa pihak yang memiliki hak kepemilikan atasnya.
Tak jarang ada juga dokter dokter yang bergandengan tangan untuk mendirikan
rumah sakit swasta dan mengelolanya bersama sama. Ketika kondisi ini
15
memungkinkan bagi anda, anda bisa membangun usaha rumah sakit ini. dibandingkan
dengan usaha klinik biasa, rumah sakit sudah pasti akan lebih baik lagi peluangnya,
tetapi perlu persiapan yang matang, kesiapan segala sesuatunya, mulai dari tenaga
kerja hingga sistem, bangunan atau tempat dan lain sebagainnya. Dan modal yang
dikeluarkan untuk bisnis jenis ini juga samasekali tidak sedikit dan mengurus
perizinannya juga tidaklah mudah, sangat sangat sulit. Tetapi ketika semua sudah
berjalan, maka kemajuan tidak akan sulit untuk diraih.
3. Bidan
Bidan juga merupakan suatu cara yang bisa dilakukan untuk menggeluti bisnis
yang berada dalam lingkup kesehatan manusia. Bidan adalah tempat yang dituju
ketika seseorang akan bersalin atau melahirkan anaknya. Ketika mereka kekurangan
uang dan tidak mampu membayar biaya rumah sakit, amaka inilah rujukan yang
paling baik yang bisa mereka tuju dan gunakan jasanya. Jadi, jika anda memiliki
passion di bidang yang satu ini, maka anda bisa membuka usaha ini. tetapi
peluangnya tentu lebih kecil dari klinik dan rumah sakit.
4. Apotek / Toko Obat
Apotek dan toko obat adalah usaha yang paling banyak digeluti di bidang
kesehatan ini. jika kita tidak memiliki ilmu kedokteran atau sejenisnya, tetapi hanya
mengerti masalah obat obatan, maka usaha yang satu ini yang paling cocok untuk
kita. Atau ketika kita tidak memiliki keahlian dalam peracikan obat obatanpun, kita
bisa menjalankannya, tinggal cari tenaga kerja yang kompeten dan
memperkerjakannya. Sebab modal untuk usaha di bidang kesehatan yang satu ini
tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan cara cara yang sudah disebutkan diatas.
Dan untuk mengurus perizinan apotek atau toko obat juga tidaklah terlalu susah dan
kompleks, seperti klinik atau rumah sakit. Inilah mengapa ada banyak toko obat atau
apotek di sekitar kita. Dan jika kita perhatikan, tempat tersebut selalui ramai
dikunjungi orang bukan ? jadi tidak perlu takut akan pelanggan.
5. Psikiater
Psikiater adalah cara yang juga digunakan untuk menjalankan bisnis di bidang
kesehatan ini. psikiater ini menyangkut masalah kejiwaan, dan bukan kegilaan. Di era
global seperti sekarang ini, psikiater sangat penting keberadaannya, sebab disamping
kemajuan zaman dan peradaban manusia, ada efek tertentu yang mengganggu
kesehatan kejiwaan banyak orang. Contoh sederhananya adalah masalah percintaan
15
atau karir, ada banyak orang yagn mengalami permasalahan di bidang itu dan
akhirnya mereka menjadi down dan mulai terganggu pola pikir atau sejenisnya.
Disinilah perenan psikiater sangat penting. Demikian juga untuk masalah anak anak,
orang tua zaman sekarang cenderung menyerahkannya pada psikiater. Inilah peluang
bisnis di bidang kesehatan, mari kenali dimana bakat anda dan mana jenis usaha yang
cocok di bidang kesehatan ini

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna
seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau
venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan.
15
Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),
bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan jasa. Pelayanan
klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui subkontrak yang dijalankan
secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta. Sedangkan nurse intrapreneur adalah
perawat yang digaji karena mengembangkan, mempromosikan dan memberikan program
kesehatan/keperawatan yang inovatif atau kegiatan pengembangan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan tertentu.

3.2 Saran
Agar mahasiswa mampu memahami bentuk penerapan entrepreneurship dalam
keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/246248778/Makalah-Kewirausahaan-pangsa-pasar-keperawatan

https://www.scribd.com/presentation/331130315/Jenis-jenis-Kewirausahaan-Dalam-Bidang-
Keperawatan

https://www.scribd.com/document/361281794/MAKALAH-JENIS-KEWIRAUSAHAAN
15

You might also like