You are on page 1of 55

Seri Literasi Digital Japelidi

DIGITAL
PARENTING
Mendidik Anak di Era Digital

Dyna Herlina S., M.Sc


Benni Setiawan, M.S.I
Gilang Jiwana A., M.A
Digital Parenting
Mendidik Anak di Era Digital

Dyna Herlina S., M.Sc


Benni Setiawan, M.S.I
Gilang Jiwana Adikara, M.A
Digital Parenting: Mendidik Anak di Era Digital

Tim Penulis: Dyna Herlina S., Benni Setiawan, Gilang Jiwana


Adikara
Editor: Novi Kurnia
Ilustrasi: Kelik Surano Aji
Gra s: Makyzz/Yurlick/rawpixel.com/Freepik

Cetakan Pe ama, September 2018

Penerbit:
Samudra Biru
Jl. Kyai Legi No. 3B
Perumahan Griya Gedung Kuning, Kedungkuning, Wonocatur,
Banguntapan, Bantul, DIY.

ii
Prakata

Jaringan Pegiat
Literasi Digital (Japelidi)
Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) adalah komunitas
yang sebagian besar terdiri dari akademisi dan pegiat literasi digital
yang tersebar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Komunitas
yang mulai beraktivitas pada tahun 2017 peduli pada beragam upaya
untuk meningkatkan kemampuan literasi digital masyarakat
Indonesia. Beragam program literasi digital dilakukan baik secara
kolaboratif atau di masing-masing perguruan tinggi untuk
mengatasi beragam persoalan masyarakat digital.
Salah satu pekerjaan kolaboratif Japelidi yang dilakukan
tahun 2017 adalah penelitian peta gerakan literasi digital di
Indonesia. Penelitian yang dikoordinatori oleh Program Magister Ilmu
Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini memetakan 342
kegiatan literasi digital dengan melibatkan 56 peneliti dari 26
perguruan tinggi. Salah satu temuan yang menarik dari penelitian ini
adalah bahwa ragam yang sering dilakukan dalam kegiatan
sosialisasi digital adalah sosialisasi. Sedangkan kelompok sasaran
yang paling sering menjadi target beragam gerakan literasi digital
adalah kaum muda.
Untuk mendiskusikan hasil penelitian Japelidi sekaligus
memetakan berbagai isu terkini terkait literasi digital di Indonesia,
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyaka a (UNY)
menyelenggarakan Konferensi Nasional Literasi Digital pada tanggal
12 September 2017. Konferensi ini diikuti oleh 30 pemakalah dan 200
pese a. Lebih separuh dari makalah yang disampaikan dalam
konferensi ini sudah dan akan diterbitkan di Jurnal Informasi UNY.
Berbeda dengan kegiatan pada tahun 2017 yang
memfokuskan pada kegiatan penelitian dan konferensi, pada tahun

iii
2018 Japelidi melakukan program penerbitan serial buku panduan
literasi digital. Untuk itu, selain mengadakan serial rapat pra-
workshop di Yogyaka a pada tanggal 21 dan 22 Maret 2018, Japelidi
menyelenggarakan workshop penulisan pedoman buku literasi
digital pada tanggal 27 dan 28 April 2018. Workshop yang dijamu
oleh Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) ini diikuti oleh 30
pese a dari 13 perguruan tinggi di Indonesia dari 9 kota. Salah satu
hasil workshop ini adalah perumusan 23 proposal buku panduan
literasi digital yang direncanakan akan disusun dan diproduksi oleh
23 perguruan tinggi dari 11 kota dalam kurun waktu 2018-2019.
Tujuan dari penerbitan serial buku panduan Japelidi ini adalah untuk
menyediakan pustaka yang memadai sekaligus aplikatif sehingga
bisa diterapkan secara langsung oleh kelompok sasaran yang dituju.
Dengan begitu, buku-buku tersebut bisa dimanfaatkan untuk baik
akademisi, pegiat maupun kelompok sasaran kegiatan literasi digital.
Atas terbitnya serial buku panduan literasi digital Japelidi,
kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya atas
bantuan seluruh pihak yang terlibat. Semoga buku-buku ini berhasil
menjadi bagian dari meningkatan kemampuan literasi digital
masyakarat Indonesia.

Yogyaka a, 15 September 2018

Koordinator Japelidi
Novi Kurnia

iv
Prakata

Gerakan Nasional
Literasi Digital SiBerkreasi
Kemajuan teknologi menciptakan disrupsi pada kehidupan
sehari-hari, mulai dari otomatisasi yang mengancam ragam mata
pencaharian, hingga bagaimana masyarakat mencerna dan
mengabarkan informasi. Dewasa ini, lebih dari setengah populasi di
Indonesia sudah terhubung Internet. Angka penetrasi Internet makin
tinggi dari tahun ke tahun. Eric Schmidt, insinyur dari Google,
bahkan memprediksikan bahwa tahun 2020 nanti seluruh manusia
didunia akan online.
Sayangnya, kemajuan inovasi digital dan kemudahan mengakses
Internet masih belum diiringi dengan kualitas sumber daya manusia
yang memadai. Bak air maupun api, teknologi juga bisa dilihat
sebagai anugerah sekaligus ancaman. Jika tidak dikelola dengan baik
dan tidak dimanfaatkan dengan bijaksana, ia bisa jadi sangat
berbahaya. Maka dari itulah, Seri Buku Literasi Digital hasil kolaborasi
para pemangku kepentingan multisektoral ini kami anggap perlu
kembali diluncurkan ke publik.
Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi be erima kasih
pada para mitra kami yang tanpa lelah mencurahkan waktu dan
tenaganya untuk mengedukasi masyarakat. Kedewasaan,
kecakapan, dan keamanan dalam menggunakan media digital
sangat perlu diperjuangkan. Di balik jutaan kesempatan bagi
masyarakat Indonesia pada era transformasi digital, terdapat
masalah serius yang sama banyaknya, mulai dari: penyebaran konten
negatif, sepe i perundungan siber, ujaran kebencian, radikalisme
daring, ketergantungan pada gawai, eksploitasi seksual dan
pornogra ; hingga keterbatasan kompetensi dasar menuju revolusi
industri 4.0. Kami percaya bahwa pendidikan adalah pilar paling

v
penting untuk mencegah dan menanggulangi potensi ancaman yang
ditimbulkan oleh penyimpangan pemanfaatan teknologi.
Literasi digital telah menjadi keharusan yang mendesak
dilakukan dalam skala nasional secara masif, komprehensif, dan
sistematis. Presiden Joko Widodo dalam pidato pada Sidang
Tahunan MPR RI 2018 telah secara khusus mendorong institusi
pendidikan untuk lekas beradaptasi di era revolusi industri 4.0, salah
satunya dengan memantapkan kemampuan literasi digital. Sembari
mengawal proses tersebut, SiBerkreasi merasa perlu menyatukan
pegiat literasi digital dari berbagai disiplin ilmu dan sektor untuk
menyediakan sumber ilmu yang berkualitas, mudah dijangkau, se a
bebas biaya.
Sasaran literasi digital perlu diperluas, sehingga dalam Seri Buku
Literasi Digital kali ini kami dengan bangga mempersembahkan
terbitan dari pelbagai kontributor dari bidang keahlian yang
majemuk. Tema-tema literasi digital, antara lain: tata kelola digital,
pola asuh digital, ekonomi digital, gaya hidup digital, dan kecakapan
digital; dapat ditemui untuk dipelajari se a disebarluaskan ke
khalayak ramai. Kami harap, para orang tua, siswa, anak-anak,
hingga pemerintah daerah, dapat mengambil manfaat penuh dari
rangkaian terbitan ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang
telah mendukung dan berkontribusi dalam peluncuran Seri Buku
Literasi Digital yang kedua. Untuk para pembaca, kami sampaikan
selamat menjumpai ilmu baru dan jangan segan menjadi duta literasi
digital bagi sekitar.
Dedy Permadi
Ketua Umum Siberkreasi

vi
Pengantar

Mendampingi Anak di Tengah


Terpaan Teknologi

B
anyak orang tua di kelompok usia. Buku panduan ini
era digital ini terdiri dari 6 topik: pendahuluan,
merasa sulit tumbuh kembang anak, gaya
menemukan cara terbaik pengasuhan, sifat media digital,
mengasuh anak. Di satu sisi, prinsip pengasuhan digital,
penggunaan teknologi
digital sepe i Internet
dan video game dalam
kehidupan keluarga tak
terelakkan namun di sisi
lain anak-anak dan
orang tua dapat
mengalami dampak
negatif media itu. Oleh
karena itu, kami
menyusun buku
panduan ini untuk orang
tua setidaknya untuk
dua tujuan. Pe ama,
membantu orang tua melihat
masalah dan kesempatan yang
dapat diraih keluarga di era
digital saat ini dan masa depan.
Kedua, memberikan tips cara
mendampingi anak
menggunakan media
digital di berbagai

vii
penerapan pola pengasuhan tanggungjawab dan
digital sesuai usia. berkontribusi positif bagi
Pembicaraan mengenai lingkungannya. Selama proses
pola pengasuhan anak itu berlangsung, mereka perlu
merupakan hal baru bagi belajar beberapa hal penting
masyarakat Indonesia. Generasi sesuai dengan usianya.
sebelumnya lebih banyak Pada rentang usia
mengasuh anak berdasarkan tersebut, anak mengalami masa
kebiasaan secara turun temurun. pe umbuhan sik dan mental
Di masa lalu, pengasuhan identik yang pesat. Karena
dengan pemenuhan sandang, pe umbuhan sik dan mental
pangan, papan, kesehatan dan yang pesat, maka dibuat
pendidikan yang memadai. beberapa pengelompokan
Namun dunia berubah, dengan rentang usia yang lebih
pemenuhan kebutuhan pokok pendek: bayi, kanak-kanak,
anak saja sudah tidak cukup remaja dan dewasa muda.
karena sekarang beragam Pengelopokan usia ini akan
tawaran nilai kehidupan membantu orang tua untuk
menerpa dari berbagai arah. mampu lebih teliti menerapkan
Belum lagi ada tuntutan bagi pola pengasuhan digital yang
orang tua untuk tidak berbeda pada masing-masing
mengabaikan kesejahteraan dan rentang umur itu. Pembagian
kebahagiaan anak. Oleh sebab kelompok usia ini juga menjadi
itu, orang tua perlu memikirkan panduan bagi orang tua untuk
cara terbaik mengasuh anak. dapat memberi rangsangan,
Mencari Pola Terbaik aturan, fasilitas dan
Masa kanak-kanak, yang pendampingan yang tepat
dibatasi pada rentang usia 0-18 sesuai tahap pe umbuhan.
tahun, seringkali dianggap masa Dengan demikian anak mampu
persiapan memasuki kehidupan mengoptimalkan potensi mereka
orang dewasa yang penuh dan terhindar dari ancaman.

viii
Tantangan untuk Pengasuhan digital menawarkan
memaksimalkan potensi anak beberapa nilai dasar yang dapat
semakin berat saat kita diterapkan di dalam keluarga.
memasuki era digital. Era digital Secara umum ada tiga bentuk
menawarkan beragam pengasuhan yang dilakukan
kesempatan baru untuk orang tua di seluruh dunia:
mengembangkan diri, namun otoriter, otoritatif, permisif.
juga menyimpan ancaman. Oleh Selain ketiga cara itu, ada juga
karena itu, penting bagi orang keluarga yang menggunakan
tua mengembangkan model pendekatan agama atau budaya
pengasuhan yang be ujuan dalam mendidik anak. Masing-
menghindarkan anak dari masing pilihan ditentukan orang
ancaman dan memaksimalkan tua berdasarkan pandangan
potensi digital. Teknologi digital mereka terhadap nilai-nilai
membawa beberapa perubahan kehidupan dan tantangan
penting dalam kehidupan jaman. Apapun bentuk
manusia, maka orang tua perlu pengasuhannya, hal terpenting
memahami bentuk-bentuk adalah orang tua konsisten
perubahan itu agar dapat menjalankannya.
memandu anaknya.

ix
Daftar Isi

Prakata Jaringan Pegiat Literasi Digital iii

Prakata Gerakan Nasional Literasi Digital SIBerkreasi v

Pengantar: Mendampingi Anak di Tengah Terpaan vii


Teknologi

Da ar Isi x

Pendahuluan: Kreatif, Kolaboratif, Kritis 1

Bagian Pe ama: Kenali Anak Kita 4

Bagian Kedua: Mengenali Media Digital 17

Bagian Ketiga: Pengasuhan Digital Anak 20

Bagian Keempat: Tips Pengasuhan Digital 23

Penutup: Kunci Pengasuhan adalah Kerja Sama 40

Da ar Pustaka 41

x
Pendahuluan

Kreatif, Kolaboratif, Kritis

T
eknologi digital dan anak bisa mengalami
terus merangsek masalah kecanduan gawai
kehidupan (gadget). Maka orang tua perlu
keluarga saat ini tanpa mengembangkan cara baru
terbendung. Baik orang tua mendidik anak di era digital.
maupun anak-anak menjadi Selama be ahun-tahun
pengguna media kita percaya anak-anak
digital dalam berbagai generasi Y adalah
bentuk, sepe i digital native, kalangan
komputer, yang lahir
telepon pintar, bersamaan
piranti dengan
permainan/gim teknologi digital
maupun sehingga
internet. otomatis
Pengguna mampu
an media menguasai
digital di nya.
rumah Ternyata,
ternyata digital
tidak se a me a meningkatkan native adalah mitos belaka.
kualitas kehidupan berkeluarga. Kemahiran generasi ini
Tak jarang anggota keluarga ditentukan oleh berbagai faktor.
justru terpisahkan karena lebih Antara lain terpaan teknologi
te arik menghabiskan waktu digital, tingkat pendidikan ibu,
dengan perangkat digital dan tingkat ekonomi keluarga.
mereka daripada berinteraksi Anak-anak yang lahir di keluarga
bersama. Lebih parah, orang tua kelas ekonomi dan sosial

1
menengah cenderung lebih sebagainya. Pengalaman juga
mahir, produktif dan memahami didapat melalui pengenalan
keamanan teknologi digital berbagai pla orm media digital
dibandingkan anak-anak kelas sepe i website, media sosial,
bawah yang hanya diajari gawai piranti lunak, dan aplikasi
untuk permainan dan hiburan. layanan. Kemampuan dan
Apalagi bila ibunya tidak pernah kreativitas untuk menjelajahi
mendiskusikan teknologi itu berbagai sudut dan potensi
(Livingstone, 2009). media digital sangat penting
Anak-anak sebagaimana dalam menunjang kehidupan
generasi sebelumnya generasi di masa depan.
membutuhkan bimbingan dan Kolaborasi
arahan dari orang tua untuk adalah nilai
menggunakan media digital yang dibawa
dengan bijaksana. Maka orang oleh media
tua perlu memahami nilai utama digital karena
dunia digital yang menyetir cakupannya
kehidupan kita saat ini. Ada tiga yang nyaris
nilai penting: kreati tas, tak berbatas, dari sisi isi maupun
kolaborasi dan berpikir kritis. penggunaannya. Media digital
Kreati tas memungkinkan kita untuk
di era berkomunikasi dan berinteraksi
digital dengan banyak orang dengan
dapat mudah. Agar tak tersesat, anak-
dikembang anak perlu belajar berinteraksi
kan melalui dan bekerjasama dengan orang
berbagai dari beragam latar belakang
pengalama budaya dan ketrampilan. Oleh
n menggunakan media digital. karena itu keterampilan
Pengalaman itu meliputi berkomunikasi, bernegosiasi,
ketrampilan mengolah kata, menghargai pendapat orang
suara, angka, gambar, dan lain, hingga membagi tugas

2
harus dikuasai oleh anak. Orang pola pikir dan sikap kritis dalam
tua perlu merancang kegiatan di bermedia dan mampu
luar sekolah yang tidak be okus memanfaatkan fasilitas media
pada kompetisi tapi kolaborasi yang serba canggih untuk
untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan positif.
kemampuan ini. Kemampuan untuk menguasai
Kritis dalam ketiga nilai tersebut dan
berpikir mengombinasikannya akan
penting membuat pengguna media
diajarkan digital tak hanya menjadi
pada anak- pengguna digital yang pasif,
anak. melainkan pengguna media
Mereka digital yang aktif dan mampu
menghadapi menggali potensi tersembunyi
media digital yang memuat dari media ini. Anak-anak yang
berbagai konten dan pesan dari masih dalam masa
seluruh penjuru dunia dengan perkembangan akan memiliki
nilai-nilai yang berbeda. Maka waktu lebih banyak untuk
setiap keluarga perlu memelajarinnya dan
menanamkan nilai-nilai mengembangkan keterampilan
kehidupan yang dia rmasi ini sehingga mereka memiliki
setiap keluarga pada anak- peluang lebih besar untuk bisa
anaknya. Jika hal itu berhasil mengoptimalkan penggunaan
dilakukan orang tua, maka anak- media digital untuk hal yang
anak akan mengembangkan bermanfaat.

3
Bagian Pertama

Kenali Anak Kita!


media.

M
Fase Perkembangan Anak
eskipun kata “anak” Psikolog anak Jean Piaget
sudah tidak asing di membagi fase tumbuh kembang
telinga, nyatanya anak menjadi empat tahap. Bayi
masih banyak yang awam disebut fase sensori (0-2 tahun)
mengenai klasi kasi anak. ketika seorang anak mulai
Sejumlah pakar sepakat masa belajar untuk bergerak dan
anak-anak terntang pada usia 0- mengenali berbagai objek sik.
18 tahun. Pada rentang usia ini Balita + atau fase pra operasional
seorang anak tengah berada (2-7 tahun) ditandai dengan
pada masa pe umbuhan baik kemampuan mengombinasikan
secara sik, kognitif, maupun dan mengubah berbagai
moral (Po er, 2008:58) yang informasi yang diterima
belum sempurna. A inya, inderanya sebagai sebuah paket
seorang anak dinilai belum konsep. Anak-anak merupakan
memiliki kemampuan untuk fase operasional konkrit (7-11
membentengi diri dari berbagai tahun). Pada masa ini anak mulai
efek buruk yang ada di mempelajari konsep-konsep
sekitarnya, termasuk dalam yang bersifat abstrak sepe i
mengonsumsi pesan yang ekspresi emosi yang kompleks.
disiarkan melalui berbagai Se a fase remaja yang bersifat
media. Kondisi tersebut juga formal operasional (> 12 tahun).
membuat anak menjadi khalayak Pada masa remaja inilah
yang paling berisiko terpapar kemampuan berpikir secara
dampak negatif penggunaan logis, rasional, dan sistematis
media. Oleh karena itu orang tua mulai berkembang dan menjadi
perlu berperan besar melindungi awal munculnya tanda
dan mendidik anak agar bisa kedewasaan.
menghindari dampak negatif Pakar yang lain, Erik

4
Erikson memperkenalkan mereka mampu maka merasa
tahapan pe umbuhan emosi diterima oleh orang lain jika tidak
anak-anak. Ia membaginya berhasil muncul perasaan
menjadi 5 fase: bayi (0-2 tahun), kesepian dan menyendiri.
kanak-kanak awal (2-3 tahun), Mengikuti pembagian
pra sekolah (3-5 tahun), usia fase yang serupa dengan Erik
sekolah (6-11 tahun), dan remaja Erikson, Lawrence Kolhberg
(12-18 tahun). Pada fase pe ama menjelaskan tahapan
anak-anak belajar percaya pada pe umbuhan moral anak-anak.
orang tua dan pengasuhya, jika Bayi belum mengenal hal-hal
mereka diabaikan maka mereka baik dan buruk, maka bentuk
jadi sulit membangun hubungan penghargaan dan hukuman
dengan orang lain. Fase kedua, nyaris tidak dapat diterapkan
anak-anak mulai berusaha dalam mendidiknya. Masa
mengendalikan gerak dan kanak-kanak awal merupakan
kemandirian tubuh, jika mereka saat yang tepat
berhasil maka muncul memperkenalkan imbalan positif
kemandirian jika sebaliknya akan untuk prilaku baik karena mereka
merasa malu dan ragu-ragu. mulai ingin mendapatkan
Fase ketiga, anak-anak mulai keuntungan diri tetapi mereka
menjelajahi lingkungannya, jika belum dapat memahami
mereka difasilitasi maka konsekuensi negatif dan
perasaan memiliki tujuan jika hukuman. Selanjutnya, waktu pra
dilarang maka mereka merasa sekolah adalah saat anak-anak
bersalah. Fase keempat, berusaha menyamakan dirinya
lingkungan sekolah membuat dengan orang lain dan
anak-anak berinteraksi lebih luas menginginkan penerimaan dari
maka prestasi akademik menjadi orang lain, biasanya mereka
penentu tumbuh rasa percaya mudah diatur maka nilai-nilai
diri atau rendah diri. Fase kelima, moral mulai diperkenalkan. Saat
remaja mulai membangun memasuki usia sekolah, anak-
hubungan dengan orang lain, jika anak mulai mengenal otoritas

5
dan aturan sosial maka penerapan aturan yang tegas dapat
diberlakukan oleh orang tua dan guru. Ketika remaja, mereka mulai
memahami kontrak sosial dan variasi nilai moral dari berbagai
kelompok masyarakat maka penting memahami toleransi untuk
mencegah kon ik sekaligus teguh pada nilai moral yang diajarkan

Bentuk
Perkembangan Perkembangan Penghargaan
Fisik dan Mental Emosi dan Hukuman
Bergerak dan Percaya dan Berikan
mengenali objek tidak percaya. penjelasan dan
sik. hindari
Bayi hukuman.

Mengenali Otonomi dan Berikan


lingkungan malu-ragu, penghargaan
melalui indra Inisiatif dan rasa dengan imbalan
Balita+ bersalah positif

Mulai belajar Percaya diri dan Menegaskan


konsep abstrak, tidak percaya otoritas, mulai
sepe i cita-cita. diri. menekankan
Anak-anak aturan sosial.

Mengembangka Membedakan Pembentukan


n kemampuan identitas dan moral dasar dan
berpikir logis, peran dalam toleransi atas
sistematis, bermasyarakat. perbedaan.
Remaja

Secara umum anak-anak beberapa penting dari dalam


mengalami pe umbuhan keluarga dan lingkungan sosial
sepe i di atas, namun tumbuh sebagai berikut (Hapsari,
kembang anak dipengaruhi 2017).

6
Pengaruh Keluarga perkembangan dan
1. Keturunan/genetik. pe umbuhannya. Contoh: anak-
Faktor genetik anak dari keluarga miskin
yang diwarisi cenderung memiliki masalah
dari orang tua kesehatan karena asupan nutrisi
membuat anak- tidak memadai akibatnya
anak memiliki potensi sik dan emosinya tidak
karakter yang berkembang optimal.
cenderung sama dengan orang 4. Periode
tuanya. Contoh: tinggi tubuh Kritis dan
anak dipengaruhi oleh postur Sensitif
orang tua (terutama ayah) a. Periode
karena faktor keturunan. kritis adalah
2. Proses masa spesi k
kelahiran dan yang membuat kehadiran atau
prenatal. ketidakhadiran suatu peristiwa
Asupan nutrisi berdampak spesi k pada
dan kondisi pekembangan. Bayi yang tak
kesehatan pada mendapatkan stimulus misalnya
masa kehamilan se a proses akan mengalami keterlambatan
kelahiran turut berpengaruh perkembangan. Sedangkan ibu
terhadap perkembangan tubuh hamil yang kurang gizi di masa
dan otak janin. kehamilan bisa berdampak pada
3. Kualitas kondisi bayi yang dilahirkannya.
kesehatan gizi. b. Periode sensitif adalah masa
Anak ketika perkembangan seseorang
membutuhkan menjadi sangat responsif
pangan terhadap suatu pengalaman
bernutrisi dan te entu. Anak yang te arik
pelayanan kesehatan yang prima dengan musik misalnya akan
untuk mengoptimalkan meminta diperdengarkan suara

7
musik, mulai memainkan alat yang asri.
musik, dan meminta belajar 2. Stimulasi
untuk dapat mahir memainkan kecerdasan.
alat musik. Anak memiliki
5. Status potensi
Sosial kecerdasan yang
Ekonomi berbeda-beda
Orang Tua. sepe i gerak, logika-rasional,
Faktor ini bahasa, seni dsb. Jika ada salah
menentukan satu bentuk kecerdasan tidak
kemampuan orang tua dianggap penting dalam
menyediakan kebutuhan dasar, masyarakat maka akan
kesehatan dan pendidikan bagi mematikan potensi anak.
anak-anak sehingga Contoh, jika keterampilan gerak
berpengaruh pada tumbuh sepe i berolahraga dan menari
dianggap lebih tidak penting
kembangnya.
dibandingkan prestasi
matematika maka anak-anak
Pengaruh Lingkungan Sosial
dengan kecerdasan gerak tidak
1. Lingkungan
akan berkembang
sik. Kondisi
3. Agama dan
lingkungan
Budaya. Nilai-
keluarga,
nilai agama dan
rumah, sekolah,
budaya
dan masyarakat
memengaruhi
dapat berperan besar pada pola
tumbuh kembang anak. Contoh: pengasuhan anak, kebiasaan,
anak-anak yang dibesarkan di keyakinan, dan norma yang
kampung dekat pembuangan berlaku di kelompok masing-
sampah akan memiliki kualitas masing. Contoh: pola
hidup yang lebih buruk pengasuhan di keluarga Batak
dibandingkan anak-anak di desa yang terbuka dalam

8
menyampaikan pendapat akan membuat anak merasa tidak
berbeda dengan keluarga Jawa percaya diri.
yang lebih sering menyampaikan Faktor genetik, keluarga dan
pesan secara halus atau tidak sosial membuat anak-anak
langsung. mengembangkan kecerdasan
4. Kon ik. yang berbeda-beda.
Anak-anak yang Saat ini dikenal 8 jenis
tumbuh di kecerdasan menurut Howard
lingkungan Gedner: verbal-linguistik, logis-
dengan masalah matematis, musikal, visual-
keluarga dan spasial, kinestetik-tubuh,
sosial akan mengalami interpersonal, intrapersonal dan
pe umbuhan yang lebih cepat naturalistik (Ahvan and Pour,
atau lambat. Contoh: anak-anak 2016).
korban perang atau hidup di Kecerdasan verbal-linguistik
pengungsian dipaksa mengatasi atau bahasa berkaitan dengan
masalahnya dengan ekstrim sensitivitas suara, ritme, dan
agar dapat be ahan hidup maka makna kata-kata; kepekaan
pe umbuhan sik, emosi dan terhadap berbagai fungsi
moralnya akan terganggu. bahasa. Anak yang memiliki
Karena perbedaan kecerdasan ini dapat
lingkungan keluarga dan sosial mengekspresikan gagasan dan
itu maka kematangan sik, konsep dengan kata-kata.
kognitif dan perilaku yang Mereka dapat mengeksplorasi
dialami anak dapat berbeda- banyak kosakata dan variasi
beda maka orang tua perlu jeli suara sehingga dapat diarahkan
mengenalinya. Setiap anak perlu menjasi penulis, penyair, jurnalis
diperlakukan khusus sesuai dan pembicara publik.
dengan kondisinya. Orang tua Kedua, kecerdasan logis-
tidak perlu membandingkan matematika atau logika
pe umbuhan dan kemampuan berhubungan dengan
anak-anaknya karena justru sensitivitas terhadap, dan

9
kemampuan untuk menggerakan tubuh dalam
membedakan, pola logis atau aturan te entu. Siswa dengan
numerik; kemampuan untuk kehandalan ini dapat
menangani rantai penalaran mengendalikan gerakan tubuh
panjang. Seseorang dikatakan seseorang dan menangani
memiliki kecerdasan ini jika benda dengan terampil.
mampu berkonsentrasi pada Kelima kecerdasan musikal
masalah matematika, hipotesis ditandai dengan sensivitas
dan pemikiran secara logis. terhadap ritme, nada, dan
Profesi yang membutuhkan timbre. Orang pemilik
kecakapan ini adalah ahli kecerdasan ini dapat
statistik, ilmuwan, akuntan, menghargai dan memproduksi
peneliti dsb. beragam bentuk ekspresi musik.
Ketiga, kecerdasan visual- Para siswa yang berprestasi
spasial atau gambar-ruang dalam hal ini menjadi komposer
yaitu kapasitas seseorang untuk terkemuka, direktur musik,
memahami dan melakukan kritikus musik atau pembuat
transformasi visual-spasial instrumen musik.
secara akurat. Siswa dengan Keenam, kecerdasan
ketrampilan ini dapat interpersonal atau emosi yang
mengambar perspektif tiga mutlak diperlukan oleh
dimensi terhadap ruang dan profesional di bidang
bentuk yang diamati. Pekerjaan pemasaran, pekerja sosial,
yang membutuhkan kapasitas ini politikus, guru dsb. Mereka
adalah arsitek, perupa, trampil membina hubungan dan
perancang produk dll. memengaruhi orang lain karena
Keempat, kecerdasan tubuh memiliki kapasitas untuk
kinestetik atau gerak yang membedakan dan merespons
mutlak diperlukan oleh penari secara tepat suasana hati,
dan atlet karena mereka temperamen, motivasi, dan
mengandalkan kemampuannya keinginan orang lain.

10
Ketujuh, kecerdasan dan hewan berikut upaya
intrapersonal atau sosial yang mengolah dan melestarikannya.
merupakan kebalikan dari Ahli perkebunan, pe anian,
kecerdasan interpersonal karena kehutanan, aktivis pelindung
lebih ke arah pengendalian diri alam dapat menjadi arah tujuan
sendiri dalam bentuk introspeksi dari para siswa yang memiliki
kelebihan dan kelemahan diri, kecenderungan ini.
mengarahkan kehidupan pribadi Setiap orang tua be ugas
di masa depan dan sejenisnya. mengoptimalkan potensi
Siswa yang memiliki kecakapan kecerdasan anak. Tidak ada satu
ini dapat diarahkan menjadi ahli kecerdasan yang lebih penting
agama, psikolog, lsuf dll. daripada kecerdasan yang lain.
Kedelapan merupakan Potensi dapat digali melalui
kecerdasan naturalistik atau permainan, pembelajaran formal
alam ditandai dengan kecintaan dan informal, pengetahuan dari
dengan alam termasuk tanaman media dan bimbingan orang tua.

11
Kewajiban Pengasuhan disesuaikan dengan minat dan
Konvensi Hak-Hak Anak PBB bakatnya dengan
pada 1989 menyepakati anak memperhatikan waktu luang,
adalah individu berusia 0-18 bermain, bergaul. Hak
tahun. Indonesia menyetujui perlindungan dari kekerasan,
konvensi itu melalui Keputusan diskriminasi, eksploitasi,
Presiden Nomor 36 Tahun 1996 penelantaran, kekejaman,
dan sudah menetapkan rentang kekerasan, penganiayaan,
umur yang sama sebagai dasar ketidakadilan, peperangan,
berbagai peraturan untuk kegiatan politik, sengketa
melindungi hak-hak anak. Maka bersejata, dan perlakuan salah
manusia yang berada dalam lain. Hak hukum berkaitan
rentang usia itu harus mendapat dengan bantuan hukum,
perlindungan dari orang tua dan membela diri dan keadilan,
negara. hukuman terpisah dengan orang
Menurut Undang-Undang No dewasa, kerahasiaan identitas
23 tahun 2002, ada beberapa ketika berkasus hukum.
hak anak yang harus dipenuhi Merespons aturan-aturan di
oleh orang tua. Hak sik anak atas, beberapa pemerintah
meliputi kesempatan hidup, provinsi dan kabupaten di
tumbuh, berkembang, Indonesia juga mencanangkan
berperanse a dalam kehidupan Peraturan Daerah untuk
sesuai nilai kemanusiaan, perlindungan anak. Bahkan
pelayanan kesehatan dan beberapa tempat menetapkan
jaminan sosial. Hak kewargaan Kota Layak Anak (KLA) yang
berupa identitas diri dan status be ujuan memastikan keluarga
kewarganegaraan. Hak dan lingkungan sosial menjadi
pengasuhan didapatkan dari tempat pengasuhan anak yang
orang tua kandung. Hak agama baik. Selain semua hal yang telah
sehingga dapat beribah, berpikir, diatur oleh Undang-Undang,
berekpresi dengan bimbingan program KLA harus memastikan
orang tua. Hak pendidikan yang anak-anak bebas dari asap

12
rokok, pornogra , stigma, terorisme, perkawinan anak, dan akses
sanitasi, air bersih, fasilitas umum ramah anak.
Melihat pengaturan yang ketat di tingkat internasional, nasional
dan daerah maka orang tua dan masyarakat berkewajiban secara
moral, sosial dan hukum untuk memberikan pengasuhan terbaik
bagi anak-anaknya. Penelantaran anak-anak secara sik dan
emosional membuat orang tua dapat kehilangan hak asuh bahkan
hukuman pidana.
Hak Anak PBB

UU 23/2002
Konvensi

Perda

13
Gaya Pengasuhan
Pengasuhan anak oleh orang tua (parenting) mulai menjadi
perhatian dunia pada tahun 1970an. Pada saat itu orang tua kulit
putih ingin anaknya mampu berkompetisi dalam lingkungan
akademis dan sosial sehingga diharapkan menjadi orang dewasa
yang memiliki ketrampilan tinggi di berbagai hal. Karena be ujuan
untuk menciptakan manusia yang 'sempurna' maka berbagai kontrol,
aturan dan hukuman diterapkan pada anak agar mereka berhasil
mencapai prestasi tinggi. Seiring waktu, berkembang pula berbagai
bentuk pengasuhan anak: otoriter, permisif/psikologis,
otoritatif/kontekstual (Darling dan Steinberg, 1993).
Cara otoriter
menempatkan orang tua
sebagai pihak yang menentukan
segalanya karena orang tua
merasa paling tahu hal terbaik
untuk anaknya. Anak
dikendalikan dengan aturan dan
hukuman agar dapat memiliki
kemandirian. Tujuan
pengasuhan agar anak sukses
secara nansial dan status
sosial. Untuk mencapai tujuan
itu orang tua mengikutse akan anak-anak dalam berbagai bentuk
penampilan dan kompetisi. Mereka yakin keberhasilan semacam itu
akan menjamin kekayaan, status dan kebahagiaan di saat dewasa. Ini
adalah model pengasuhan paling lawas yang dikenal, tetapi memiliki
kekurangan yaitu anak-anak akan sangat tergantung pada orang tua
dalam mengambil keputusan. Saat dewasa, mereka akan
dipengaruhi oleh tekanan dan imbalan di luar dirinya. Sehingga
dianggap buruk terhadap kebahagiaan emosi jangka panjang. Cara
ini juga dikenal sebagai Tiger Parenting.

14
Cara pengasuhan kedua disebut permisif
ketika anak lebih banyak mengendalikan orang tua.
Biasanya orang tua yang memilih pengasuhan ini
berpikir sudah sewajarnya anak-anak dimanjakan
karena masa itu tak terulang kembali. Pilihan
ini sering terjadi pada situasi khusus sepe i
anak tunggal, orang tua tunggal, anak
be isik lemah atau kehamilan sulit. Orang
tua juga seringkali jadi menuruti anak
berlebihan dan tidak memberikan aturan
atau hukuman yang jelas dan konsisten
bahkan selalu mengalah jika terjadi perselisihan. Tujuan
pengasuhan ini adalah membentuk ketergantungan
emosional antara anak dan orang tua. Anak-anak mungkin akan
mendapatkan kebahagiaan atau kepuasaan emosi tetapi mereka
mungkin kurang dapat berkompetisi dan mengikuti tatanan sosial.
Sebutan populer cara ini adalah Jelly sh Parenting.
Cara pengasuhan ketiga disebut otoritatif atau juga disebut model
kontekstual. Ada tiga hal penting dalam pengasuhan ini: hubungan
orang tua dan anak, praktik dan perilaku orang tua, dan sistem
keyakinan orang tua. Dalam model ini orang tua menentukan tujuan
dan nilai yang diyakini lalu mengembangkan gaya dan praktik
pengasuhan. Orang tua memfasilitasi keinginan anak dengan aturan
dan konsekuensi yang jelas berdasarkan kesepakatan. Tujuan
pengasuhan kolaborasi, gaya hidup seimbang dan nilai-nilai karakter.
Kemandirian anak ditentukan perlahan-lahan
sesuai usianya. Banyak pendidik menilai
cara ini paling relevan dengan tantangan
abad 21 karena memberikan bekal
ketrampilan, kolaborasi dan berpikir
kritis. Orang tua yang menerapkan
pengasuhan ini disebut Dolphin Parenting.

15
Selain 3 model (toleransi, empati, simpati,
pengasuhan di atas, ada juga berbagi) dan hormat (malu,
orang tua yang menggunakan segan, takut) pada orang lain
pengasuhan khusus sesuai sehingga situasi harmonis dapat
dengan agama dan budaya. tercapai. Orang jawa
Pengasuhan Islam misalnya mengandalkan pituduh/nasehat,
menganjurkan anak usia 0-7 hukuman adalah pilihan terakhir
tahun dididik dengan cara dalam mengasuh anak. Selain
bermain. Di usia 7-14 tahun nasehat, orang tua jawa
penanaman sopan santun dan seringkali membelokan
disiplin bahkan memberikan keinginan anak secara halus,
hukuman sik dengan kasih perintah terinci, menakut-nakuti
sayang diperbolehkan sebagai anak dengan ancaman dari
langkah terakhir pendisiplinan. orang lain atau makhluk halus,
Saat anak usia 14-21, orang tua menyuap dengan hadiah,
seyogyanya mengajak anak- menyisihkan anak dalam
anak be ukar pikiran untuk pergaulan, mengijinkan anak
menentukan hal yang baik dan melakukan hal yang dilarang
buruk. Selanjutnya lepaskan agar jera (Idrus, 2012).
mereka sebagai orang dewasa, Gaya pengasuhan adalah
orang tua melindungi mereka cara sosialisasi orang dewasa
dengan doa (Padjrin, 2016). terhadap anak. Praktik
Latar belakang budaya pengasuhan dan cara sosialisasi
juga sangat memberi pengaruh itu akan membentuk kepribadian
pada pengasuhan. Tujuan anak ketika dewasa. Ada banyak
pengasuhan Jawa adalah cara mengasuh anak, orang tua
membentuk karakter njawani perlu mendiskusikan cara
yaitu kemampuan tata krama, terbaik agar tumbuh kembang
sopan santun sesuai budaya dan anak optimal. Tentu saja pilihan
agama sehingga disukai oleh itu ditentukan oleh nilai-nilai
lingkungan sekitar. Anak harus yang diyakini orang tua dan
belajar menjaga kerukunan tujuan pengasuhan. Orang tua

16
harus menjalankan pilihannya tua dibesarkan di era media
dengan konsisten. massa sehingga menemui
Karena media digital telah kesulitan berhadapan dengan
menjadi bagian dari kehidupan media digital. Sebelum
keluarga, maka orang tua perlu menentukan cara pengasuhan
memilih cara pengasuhan di era digital, orang tua perlu
digital. Sebagian besar orang memahami karakteristik media
digital.

17
Bagian Kedua

Mengenali Media Digital


Karakteristik Media Digital
Jika dikelompokan berdasarkan pola komunikasinya, media dapat dibagi
menjadi dua yaitu media konvensional dan media digital. Media
konvensional meliputi media cetak (koran, majalah, tabloid), media
penyiaran (radio dan televisi), dan media audio visual (lm). Sedangkan
contoh media digital seperti website berita, media sosial, toko daring,
gim digital, aplikasi ponsel dll. Berikut perbandingan karakteristik media
massa dan media digital.
Perbedaan Media Konvensional
dan
Digital Media Konvensional Media Digital

Pengirim Institusi media Perorangan

Interaksi Cenderung satu arah Ada peluang diskusi


Tersebar secara geogras
Khalayak dan karakteristik beragam Kelompok kecil

Waktu Serempak Berbeda-beda


Menerima
Proses Melibatkan banyak orang Butuh sedikit orang
Produksi
Proses Dilakukan oleh penyunting tidak selalu ada
Seleksi khusus secara berjenjang penyuntingan
Tujuan Keuntungan nansial Perhatian dan
Produksi (terutama) dan nama baik pengakuan sosial,
Pengiklan/sponsor Pengiklan/sponsor
Mekanisme membayar institusi media membayar institusi atau
Kerja sehingga media dapat perorangan sehingga
Media memproduksi konten dan media dapat

Produsen barang dan jasa, Produsen barang dan


Jenis jasa, pemerintah,
pemerintah, organisasi
Sponsor organisasi politik, media

18
Karakter media digital di atas penanganan khusus karena
membawa beberapa perhatian berlebihan dapat
konsekuensi penting pada memberi dampak negatif bagi
perilaku keluarga dalam anak.
menggunakan media. Sifat pesan media digital
Setidaknya ada empat masalah sangat beragam karena
yang perlu diperhatikan orang bersumber dari seluruh penjuru
tua: pembuat pesan, sifat dunia, terlebih sebagian besar
pesan, cara pesan disebarkan tidak disaring oleh pekerja
dan dampak pesan. Keempat media profesional. Hal ini
hal itu membuat lingkungan membuat anak-anak menerima
sosial yang dialami anak-anak aneka pesan yang sangat
saat ini berbeda dengan mungkin tidak sesuai dengan
lingkungan sosial orang tuanya nilai-nilai agama dan budaya
ketika kecil. keluarga mereka. Sehingga
Pembuat pesan, semua orang muncul kekacauan menentukan
dapat membuat pesan standar norma kebenaran,
sehingga anak-anak usia dini kepantasan dan kesopanan. Tak
pun te arik memiliki akun, saja anak-anak, orang dewasa
menampilkan diri dan juga pun dapat mengalamai
berinteraksi dengan orang lain kekacauan norma ini. Pesan
yang tidak dikenal. Hal ini media digital juga sangat
menimbulkan ancaman banyak bahkan tak terbatas,
sekaligus kesempatan. maka perlu ditentukan batas
Persoalan privasi dan waktu dan kepentingan
perlindungan keamanan sik mengakses pesan-pesan itu.
anak-anak dari orang yang tidak Penyebaran pesan, penyedia
dikenal menjadi masalah yang layanan media digital ingin
perlu diperhatikan orang tua. Di mendapatkan keuntungan
sisi lain, anak-anak dapat ekonomi maka mereka
meraih popularitas di usia dini. merancang medianya agar
Fenomena ini juga butuh menarik. Mekanisme khusus

19
diciptakan agar saluran media pornogra , konsumsi. Pengguna
digital dapat memberi harus mampu memilih dan
rekomendasi konten yang memilah konten yang baik dan
sesuai dengan kesukaan bermanfaat, orang tua adalah
pengguna berdasarkan catatan pendamping anak untuk itu.
penggunaan sebelumnya. Ada Kemudahan pembuatan,
juga produsen media digital penyaluran dan penggunaan
yang ingin mendapatkan pesan media digital
perhatian dan pengakuan sosial. menawarkan peluang dan resiko
Mereka ingin tersendiri keluarga.
mengarahkan Orang tidak dapat
pengguna untuk mengabaikan
mengikuti dampak media
pendapatnya digital bagi anak-
mengenai anaknya sehingga
politik, agama, mereka perlu
sosial dsb. mengembangkan
Orang tua perlu pengasuhan digital
mengenali dan untuk melindungi
memberi pemahaman pada keluarganya.
anak mengenai tujuan-tujuan Karena media digital telah
itu. menjadi bagian dari kehidupan
Dampak pesan, jika digunakan keluarga, maka orang tua perlu
secara baik media digital adalah memilih cara pengasuhan di era
sumber pengetahuan tak digital. Sebagian besar orang tua
terbatas. Pengguna dapat dibesarkan di era media massa
menggunakannya untuk belajar sehingga menemui kesulitan
hal-hal praktis hingga rumit. berhadapan dengan media
Tetapi konten negatif digital. Sebelum menentukan
berdampak buruk juga banyak cara pengasuhan digital, orang
be ebaran di dunia maya tua perlu memahami
sepe i berita palsu, kekerasan, karakteristik media digital.

20
Bagian Ketiga

Pengasuhan Digital Anak


Prinsip Umum Pengasuhan keluarga lain karena hanya akan
Digital menimbulkan kon ik yang tidak
Setelah memahami perlu. Nilai dasar keluarga
beberapa bentuk pengasuhan disampaikan secara konsisten
dan karakter media digital, maka melalui pembicaraan, prilaku dan
orang tua dapat kebiasaan keluarga.
mengembangkan pengasuhan Dampak teknologi digital
digital bagi anak-anaknya. Ada dapat merugikan kesehatan.
beberapa prinsip umum Bayi dan balita adalah kelompok
pengasuhan digital: norma, usia yang paling rentan karena
dampak teknologi, dampak kekuatan tubuhnya masih
pesan, masalah sensitif, contoh rendah. Paparan layar terlalu
perilaku. lama membuat mata lelah dan
Setiap keluarga memiliki sakit. Kesalahan posisi tubuh
prinsip norma yang berbeda- ketika mengakses gawai dapat
beda. Keluarga muslim misalnya, menciptakan postur tubuh yang
akan memiliki nilai-nilai yang buruk sepe i tulang belakang
berbeda dengan keluarga bengkok ke samping atau ke
kristen. Begitu pula orang Jawa depan. Semua orang termasuk
memiliki norma berbeda dengan anak-anak yang terlalu sering
orang Batak. Maka setiap orang mengakses gawai jadi malas
tua perlu meentukan nilai-nilai bergerak sehingga mengalami
dasar keluarganya sebelum obesitas atau perlambatan
mengasuh anak sehingga pe umbuhan. Lebih parah, jika
batasan konten baik dan buruk mereka terobsesi pada gim atau
sangat tergantung dengan nilai tontonan te entu dapat
keluarga. Tidak perlu mengalami kecanduan. Jika
memaksakan diri menerima atau dilarang, mereka menjadi stress
secara keras menolak prinsip dan agresif terhadap orang tua.

21
Dampak pesan digital akan penyedia layanan media digital
memengaruhi pandangan dan sehingga pengguna akan diberi
pola berpikir penggunanya. rekomendasi serupa terus
Misalnya, jika seseorang sering menerus. Jika telah terjebak,
menonton berita buruk maka ia maka sulit bagi pengguna untuk
akan berpikir dunia ini tanpa mengubah pola tersebut.
harapan. Maka konten kesedihan Ada beberapa masalah
dan kekacauan sebaiknya tidak sensitif terkait konten digital:
ditonton oleh anak-anak. keamanan privasi, keyakinan diri
Persoalan menjadi lebih rumit, (self-esteem), kekerasan,
kebiasaan mengakses konten pornogra dan penipuan.
te entu ditangkap oleh Pastikan orang tua tidak
menyebarkan
informasi pribadi
anak sepe i
tempat tinggal,
sekolah, bagian
tubuh pribadi,
jadwal harian
dan
sebagainya.
Anak-anak harus
terhindar dari
konten kekerasan
dan pornogra
maka orang tua
wajib
menyeleksi
konten
yang
diakses
anak-anak.

22
Selain itu, tanamkan nilai-nilai tidak menganggu aktivitas
anti kekerasan dan pornogra penting: makan, istirahat, belajar,
sehingga mereka dapat menolak bermain, beribadah, interaksi
konten sejenis itu yang muncul keluarga. Orang tua juga harus
tiba-tiba. Terpaan konten membiasakan diri hanya
sensitif dapat menganggu mengakses informasi yang
pe umbuhan anak secara penting dan bermanfaat,
psikologis dan prilaku. Perisakan tunjukan pada anak-anak
(bullying) melalui komentar dan kebiasaan itu. Diskusi dengan
ancaman di media sosial kerap anak masalah-masalah buruk
terjadi, pastikan anak-anak yang diakibatkan media digital
terhindar dari hal itu dengan sesuai usia mereka.
tidak membuat hubungan sosial Berdasarkan prinsip
dengan orang asing. Jika remaja tersebut, tersebut orang tua
sudah telah memiliki akun sosial, perlu mengembangkan pola
ajari mereka soal penghargaan pengasuhan yang melindungi
diri dan orang lain agar terhindar sekaligus mengatur akses anak
menjadi pelaku dan korban. terhadap media digital.
Hubungan orang asing Perlindungan teknis dan
sebaiknya dibatasi. pengawasan saja tidak cukup,
Orang tua harus orang tua perlu membicarakan
memberikan contoh perilaku tentang keamanan dan
bermedia digital pada anak pengendalian diri,
karena anak-anak adalah peniru mendiskusikan prilaku bermedia
ulung. Jika ingin anak-anak digital dan mendorong
bijaksana menggunakan media keingintahuan untuk hal positif
digital, orang tua harus memberi (Rode, 2009). Kembangkan
suri tauladan. Tentukan pengasuhan digital sesuai
waktunya bermedia digital yang dengan fase pe umbuhan anak.

23
Bagian Keempat

Tips Pengasuhan Digital


Ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan orang tua dalam
mengasuh anak berhadapa dengan media digital.

1
Mendampingi Anak
Mengakses Gawai

Orang tua seyogya selalu bersama


anak ketika ia menggunakan media
digital untuk dua kepentingan utama
yaitu menegosiasikan waktu akses dan
memilih media dan saluran. Meski para
ahli menyarankan waktu berhadapan
dengan layar maksimal 2 jam sehari
namun jika aktivitas itu dikombinasikan
dengan aktivitas produktif atau afektif
(sepe i berkomunikasi dengan
keluarga di tempat jauh) maka
durasi dapat bersifat eksibel.
Sebaliknya, jika orang tua mampu
menyediakan aneka kegiatan
yang lebih bermanfaat atau ada
interaksi sosial yang penting maka
waktu mengakses gawai
dapat dikurangi. Hal lain,
kemauan orang tua
mengetahui media dan
saluran yang disukai anak akan
sangat bermanfaat untuk
membangun komunikasi yang
efektif dalam
pengasuhan.

24
2
Menyeleksi Konten semacam itu tidak cukup, karena
Yang Sesuai Untuk nilai masing-masing keluarga
Anak. berbeda, maka orang tua perlu
menekankan batasan kewajaran
Seleksi dapat dilakukan dengan konten terkait dengan
piranti lunak dan pemahaman. penampilan tubuh, adegan
Orang tua dapat menggunakan kekerasan, nilai cerita dsb.
kategorisasi atau rating yang Contohnya, hubungan LGBT di
digunakan penyedia konten. beberapa negara barat telah
Beberapa aplikasi sepe i Play dianggap alamiah tetapi di
Store misalnya, memiliki kategori sebagian besar keluarga
khusus keluarga yang berisi Indonesia masih menolaknya
konten-konten ramah anak. maka perlu bagi orang tua
Aplikasi lain sepe i Youtube juga menekankan bahwa hubungan
menyediakan saluran Youtube heteroseksual adalah sesuatu
Kids, pastikan anak-anak hanya yang wajar sedangkan
menonton dari saluran semacam homoseksual tidak wajar.
itu saja. Tapi pengaturan

Are you
sure ?

25
3
Memahami ditonton anak namun jika anak
Informasi yang sudah terlanjur mengaksesnya
Disediakan Media maka orang tua perlu memberi
pemahaman untuk menghindari,
Digital.
tidak menyebarluaskan dan
Pemahaman dilakukan dengan mengantisipasi dampaknya bagi
menggunakan kerangka moral perasaan dan pikiran anak.
dan rasional masing-masing
keluarga. Agar pola pengasuhan
dapat be ungsi pendidikan yaitu
nilai orang tua dianut juga oleh
anak maka informasi yang
didapatkan melalui media digital
perlu didiskusikan. Ada banyak
konten kontroversial di internet
sepe i berita kecelakaan yang
berdarah-darah. Konten
semacam itu tentu tak pantas

4
Menganalisis Konten pandang anak-anak sesuai
Digital untuk jamannya agar mudah mengasuh
Menemukan Pola mereka saat ini dan kemudian
hari.
Positif dan Negatif.
Pembicaraan ini be ujuan agar
orang tua dan anak memiliki
kesepahaman tentang
pandangan mereka terhadap
fenomena di luar rumah. Diskusi
juga membuat anak terbuka
terhadap berbagai perbedaan
sudut pandang yang mungkin
ditemui di luar rumah sehingga ia
tidak menjadi pribadi yang
ekstrim. Pada saat yang sama,
orang tua dapat menggali sudut

26
5
Memverikasi media
digital

Be
tu
l!
Tidak setiap informasi yang
beradar di media digital
merupakan informasi yang
bersifat fakta. Veri kasi dilakukan
untuk memastikan apakah
informasi yang diterima bersifat
ksi atau fakta, kabar benar, atau
kabar bohong. Kemampuan
memveri kasi konten
memerlukan kejelian dan
kesabaran karena orang tua dan
anak harus dapat menelusuri
sumber-sumber informasi yang
didapatkan dan memastikan
kualitasnya.

Mengevaluasi Konten penting. Diskusi antara orang tua

6 Media Mengevaluasi dan anak bisa dilakukan untuk


konten media digital
adalah keputusan akhir terhadap
suatu informasi yang sudah
melatih anak mengambil
keputusan atas informasi yang
diterimanya dan membiasakan
melalui proses seleksi, diri untuk kritis terhadap
pemahaman, analisis, dan informa
veri kasi. Keputusan yang muncul si yang
misalnya apakah informasi ini diterim
layak dipercaya dan anya
disebarluaskan, hanya cukup melalui
untuk pengetahuan pribadi, atau media
justru cukup diabaikan karena digital.
bukan merupakan informasi yang

27
7
Mendistribusik
an Konten
Media
Berdasarkan nilai yang
dianut keluarga dan
kecenderungan di media
digital, orang tua dan anak
dapat membangun
kesepahaman mengenaik
konten apa yang dapat
dibagikan atau tidak
dapat. Pada saat yang
sama, penting bagi
orang tua
memperkenalkan
konsep wilayah privat yang di era digital ini seringkali diabaikan
bahkan dianggap tidak penting. Secara sederhana, segala sesuatu
yang tidak pantas dibagikan pada banyak orang dalam kehidupan
nyata juga tidak pantas dibagikan di media digital.

8
Memproduksi Konten
Positif Dan Produktif
Bersama.
Orang tua dapat mengarahkan
waktu mengakses gawai untuk
kegiatan produktif sepe i belajar
mengambar, mengolah kata dan
data. Jika anak-anak diarahkan
menjadi produsen maka waktu
mereka menjadi konsumen akan
jauh berkurang. Mereka juga akan
belajar bahwa penggunaan media
digital secara efektif akan
menunjang ketrampilan dan
pengetahuan mereka saat ini dan
kelak ketika dewasa.
28
9
Berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan
produktif terkait
media digital.
Saat ini ada banyak workshop dan
lomba yang dapat diikuti anak-
anak untuk melatih kemampuan
menggunakan media digital secara
produktif. Hal lain, orang tua dapat
menunjukan bukti-bukti digital
bahwa ada banyak isu di dunia
nyata yang dapat dipengaruhi oleh
interaksi pengguna internet.
Sebagai misal, pengumpulan
donasi untuk korban bencana alam
dapat dilakukan melalui internet.

Berkolaborasi Menciptakan Konten


Digital
Berkolaborasi merupakan puncak dari
keterampilan literasi digital. Untuk dapat
berkolaborasi dengan baik dan mengoptimalkan
potensi-potensi media digital, kemampuan literasi digital
dasar mulai dari mengakses sampai
berpartisipasi secara aktif diperlukan.
Kolaborasi juga berarti kemampuan
untuk bekerjasama dengan banyak
pihak dalam mengkreasikan suatu
konten digital yang bermanfaat. Dalam
lingkup keluarga, kolaborasi bisa
dilakukan dengan cara sederhana,
misalnya membuat konten kreatif
yang dikerjakan orang tua dan
anak secara bersama-sama.

29
Secara khusus pengasuhan digital harus yang disesuaikan
dengan fase pe umbuhan anak.

Bayi (0-2 tahun)


Hindarkan pemaparan layar pada
mata anak.

Ailhkan perhatian anak pada


Perdengarkan musik instrumentalia
mainan yang merangsang gerak
pada pagi hari dan sebelum tidur
fisik dan panca indera

Balita+ (3-7 tahun)


Perhatikan sikap tubuh saat Pemaparan layar secara terbatas
mengakses gawai: posisi mata (maksimal 2 jam/hari)
sejajar, tidak membungkuk, di
tempat terang, suara pelan.

Belajar menyalakan atau


mematikan gawai, menelpon,
Keberimbangan waktu bermain dan
mengirim pesan dan memotret.
mengakses gawai
Konten harus bersifat riang, hindari
Selalu damping anak ketika
konten sedih/konflik
mengakses gawai

Anak tidak diperkenankan memiliki Orang tua tidak menyediakan


akun media sosial atau e-mail gawai pribadi

30
Anak-anak (7-11 tahun)
Ajarkan soal konsep privasi dan
informasi privat seperti: alamat, nomer
Berikan aturan akses
telepon, penyakit dan ruang privat.
gawai yang ketat:
hiburan dan belajar
Tunjukan konten-konten negatif yang
harus dihindari: kekerasan dan
seksualitas, konflik dan kebencian,
perisakan

Belajar merawat gawai


dengan membersihkan,
Perhatikan penampilan mengisi baterai, menyimpan
tubuh di media di tempat aman

Arahkan anak mempelajari hal-hal


Perkenalkan nilai dan norma penting
teknis yang produktif seperti mengolah
dalam keluarga
gambar, kata, angka, suara

Remaja (>11 tahun)

Beri penekanan fungsi media


digital untuk aktivitas
Ajarkan mereka
produktif
menggunakan media digital
untuk partisipasi sosial yang
produktif

Ajarkan cara membentuk


kepribadian di dunia
digital yang bermanfaat
untuk kehidupan pribadi Sering-seringlah

dan profesional di masa mendiskusikan pengalaman

depan mereka bermedia digital lalu


kaitkan dengan pengalaman di
dunia nyata.

31
Aplikasi yang Dapat Menunjang Perkembngan Anak
Saat ini banyak aplikasi yang dapat membantu anak
mengembangkan diri. Aplikasi ini beberapa di antaranya.

Duolingo
Duolingo adalah aplikasi untuk belajar bahasa
anak. Selain bahasa Indonesia, Duolingo juga
memiliki tur untuk belajar berbagai bahasa
asing.

Kindle
Kindle merupakan aplikasi buku elektronik yang
memiliki banyak buku bacaan ramah anak.
Buku dapat dibaca melalui sma phone atau
komputer.

How To Make Origami


Aplikasi ini merupakan panduan untuk
membuat berbagai kerajinan melipat ke as.
Anak-anak dapat mengikuti instruksi yang
ditampilkan untuk mebuat origami sendiri.

Kids Coloring Fun


Aplikasi ramah anak ini dapat menstimulasi
anak untuk mengenal warna dan mewarnai
secara digital. Terdapat berbagai gambar yang
dapat diwarnai anak secara mandiri.

32
Saluran Internet Ramah Anak
Terdapat berbagai saluran yang bisa diakses untuk membantu anak
belajar mengakses informasi positif. Beberapa alternatif ini layak
menjadi rujukan. .

PBS Kids
PBS Kids yang beralamat di pbskids.org
merupakan po al berisi berbagai
permainan dan video animasi ramah anak
produksi PBS Amerika Serikat.

SuperSimpleOnline
Saluran yang beralamat di
supersimpleonline.com ini
menyajikan lagu-lagu anak
sederhana. Anak dapat belajar
bernyanyi, mengenal huruf,
dan menggambar dari saluran
ini.

Bobo.id
Bobo.id yang
beralamat di
www.bobo.id
merupakan versi
online dari majalah
anak-anak Bobo. Berisikan berbagai informasi ramah anak yang
menarik dan penuh pengetahuan baru.

33
Melindungi Anak dari Konten Negatif

Meskipun era digital


membuat informasi
begitu mudah menerpa,
kita sebagai orang tua
dan khalayak juga
memiliki kekuatan
mengontrol informasi
yang masuk. Salah
satunya lewat tur
parental control. Parental
control adalah tur yang
biasanya terdapat pada
berbagai perangkat
digital, baik layanan TV
digital, sistem komputer, dan video games, se a beragam
perangkat lunak. Fitur ini memungkinkan orang tua membatasi akses
konten yang dirasa tidak cocok bagi anak.
Fungsi Parental Control:
• Filter Konten: membatasi konten yang bisa dikonsumsi anak-
anak.
• Kontrol penggunaan: membatasi kapan perangkat bisa
digunakan dan seberapa banyak layanan data yang bisa
digunakan.
• Perangkat manajemen komputer: menentukan
so ware/aplikasi apa saja yang bisa diakses anak.
• Monitoring: mengikuti dan melacak lokasi se a aktivitas anak
saat menggunakan gawai.
Beberapa media sosial dan aplikasi di ponsel menyediakan tur
parental control. Fitur ini biasanya terdapat pada menu opsi atau
pengaturan (se ing)

34
Google Playstore
1. Sentuh gambar garis tiga
(menu) lalu pilih menu
pengaturan=/se ing

2. Cari menu Parental Control/Kontrol Orang Tua, lalu


sentuh tombol di kanan. Masukkan kode sandi pilihan.

3. Orang tua kemudian dapat menentukan pengaturan


khusus sesuai dengan usia anak.

35
Google Search/Mesin Pencari Google
1. Sentuh tombol menu (garis
tiga) di sisi kiri layar.

2. Pilih menu Setelan/Se ing

3. Cari menu Filter SafeSearch


lalu akti an /centang kotak
yang ada.

36
Youtube
1. Sentuh foto akun di sisi kanan
layar ponsel.

2. Cari menu
se ing/pengaturan
2

3. Cari menu general/umum


3

4. Cari menu Restricted


Mode/Mode Pembatasan, lalu
akti an tombol di kanan menu.

37
Aplikasi Parental Control
Fitur parental control juga bisa digunakan dengan memanfaatkan
aplikasi dari pihak ketiga. Aplikasi ini dapat membantu orang tua
dalam memantau penggunaan media digital oleh anak-anak.

Quostudio
Aplikasi Quostudio (quostudio.com)
merupakan pemantau aktivitas anak
yang bisa diunduh gratis. Aplikasi ini
dapat memblok situs yang tak ramah
anak dan memonitor aktivitas anak.

Kidlogger
Aplikasi untuk memantau
seluruh kegiatan selama
menggunakan komputer.
Kidlogger (kidlogger.com)
merekam input dari keyboard
dan input audio dan digunakan
untuk berbagai pla orm.

Zoodles
Zoodles adalah browser yang
didesain khusus untuk anak-
anak dan hanya menampilkan
konten hasil pencarian yang
ramah anak.

38
Mengelola Privasi Media Sosial

Setiap aplikasi dan laman media sosial memberi kesempatan


pengguna untuk mengatur privasi. Pengaturan ini akan menentukan
dengan siapa saja yang bisa melihat konten yang kita bagikan, dan
siapa saja yang bisa be eman atau meminta pe emanan. Ketika
diakses anak, tur ini perlu diterapkan agar tidak seluruh konten
yang bersifat personal bisa dikonsumsi orang secara bebas.

Pengaturan Privasi Facebook

Pengaturan privasi
Facebook dapat
ditemukan di menu
Pengaturan>Privasi. Di
bagian ini pengguna
dapat mengatur siapa
saja yang dapat melihat
pro l dan membatasi
keterlihatan kiriman
pengguna.

39
Pengaturan Privasi Instagram
Sepe i Facebook, Instagram juga memungkinkan
penggunanya membatasi keterlihatan pro lnya. Salah satu
mengamankan privasi adalah dengan membuat pro l terbatas
hanya untuk yang mengikuti akun tersebut dan mendapat
persetujuan pemilik akun.

Mulai dengan menyentuh


tanda titik tiga (opsi) untuk
mengeluarkan pilihan
pengaturan.

Selanjutnya gulir layar dan


sentuh tombol di sisi pilihan
Akun Privat

Sentuh OK pada layar kon rmasi


yang muncul. Setelah tur ini
diakti an, orang yang tidak
mengikuti akun kita harus
mengirimkan persetujuan apabila
ingin melihat koleksi foto kita.

40
Penutup

Kunci Pengasuhan adalah


Kerja Sama
Berbagai tips yang sudah disebutkan dalam buku ini bisa menjadi
panduan bagi orang tua untuk mulai mengoptimalkan teknologi
digital untuk mengasuh anak. Meskipun demikian, kunci utama
pengasuhan digital adalah adanya kesepakatan antara ibu dan ayah
mengenai cara pengasuhan anak yang paling sesuai dengan nilai-
nilai yang mereka anut.
Terapkan cara pengasuhan itu secara konsisten melalui interaksi
langsung, suri tauladan, dan kebiasaan dalam keluarga. Sikapi
penggunaan media digital di tengah keluarga secara bijaksana.
Buatlah aturan dan kesepakatan dalam keluarga terkait penggunaan
media digital itu. Pastikan seluruh keluarga mendapatkan lebih
banyak manfaat daripada efek negatifnya. Media digital hanyalah
alat bantu dalam keluarga, ia tak dapat menggantikan peran orang
tua dan interaksi keluarga secara langsung.

41
Daftar Pustaka

Darling, N., & Steinberg, L. (1993). Parenting style as context: An


integrative model. Psychological Bulletin, 113(3), 487.
Hapsari. (2017). Psikologi Perkembangan Anak. Jaka a: Indeks.
Idrus, M. (2012). Pendidikan Karakter Pada Keluarga Jawa. Jurnal
Pendidikan Karakter, (2).
Livingstone, S. (2009). Enabling media literacy for''digital natives''-a
contradiction in terms? "Digital Natives": a Myth?.
Padjrin, P. (2016). Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Intelektualita, 5(1), 1-14.

42
Prol Penulis
Dyna Herlina S adalah dosen Jurusan Ilmu
Komunikasi Universitas Negeri Yogyaka a. Ia adalah
co-founder Perkumpulan Rumah Sinema –
organisasi nirlaba untuk studi media dan penonton -
dan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF). Ia aktif
menulis buku, a ikel populer dan ilmiah di bidang
media dan penonton. Kumpulan tulisan dan pro l
lengkapnya dapat ditemukan di
h p://sta new.uny.ac.id/sta /132309682 dan dapat
dihubungi melalui surel dynaherlina@uny.ac.id

Benni Setiawan, lahir di Pangkal Pinang Bangka


Belitung, besar di pinggiran Sungai Bengawan Solo.
Jalan takdir membawanya dapat menyesaikan
pendidikan S1 dan S2 di Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyaka a. A ikelnya termuat dalam
berbagai media cetak dan online sejak tahun 2005.
Hingga kini tercatat ratusan tulisan telah termuat di
berbagai media. Mengawali karir di Universitas Negeri
Yogyaka a sebagai dosen luar biasa pada tahun
2012-2015. Sejak 2015 sampai sekarang sebagai
dosen tetap di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan P-MKU.
Dapat dihubungi melalui bennisetiawan@uny.ac.id.

Gilang Jiwana Adikara lahir di Wonogiri, Jawa


Tengah. Cita-cita sejak kecil membawanya terjun di
dunia jurnalistik sebagai wa awan di sebuah surat
kabar di Yogyaka a sembari menyelesaikan studi
lanjut di program S2 Ilmu Komunikasi Universitas
Gadjah Mada. Sempat menempati posisi redaktur
sebelum memutuskan untuk berganti haluan dan
membagikan pengalamannya sebagai jurnalis dengan
menjadi dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas
Negeri Yogyaka a. Dapat dihubungi melalui surel gilang.ja@uny.ac.id.

43
Mendidik Anak di Era Digital
Era
digital menawarkan
beragam ancaman dan
kesempatan, maka penting bagi orang
tua mengembangkan model pengasuhan
yang be ujuan menghindarkan anak dari
ancaman dan memaksimalkan potensi teknologi
digital. Teknologi digital membawa beberapa
perubahan penting dalam kehidupan manusia, orang
tua pun perlu memahami bentuk-bentuk perubahan
itu agar dapat memandu anaknya. Pengasuhan digital
menawarkan beberapa nilai dasar yang dapat
diterapkan di dalam keluarga. Buku ini memberi
panduan pada orang tua untuk mengasuh anak
di era digital dan tips mendampingi anak
menggunakan media digital
berdasarkan nilai-nilai dasar
keluarga.

44

You might also like