You are on page 1of 11

BAHAN AJAR

TEKS PUISI

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks puisi yang


diperdengarkan atau dibaca.

Indikator : 1. Menjelaskan Pengertian Teks Puisi


2. Menganalisis Unsur-unsur Teks Puisi (perjuangan, lingkungan
hidup, kondisi sosial, dan lain-lain)

1. Pengertian Teks Puisi

Puisi menjadi salah satu jenis atau genre karya sastra selain prosa dan drama.
Puisi memberdayakan kata-kata sesuai syarat tertentu dengan menggunakan sajak,
irama, ataupun makna kiasan.

 Puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi


irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata -kata kias.
 Menurut Herman J. Waluyo, puisi adalah karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian
struktur fisik dan batin.
 Jadi, dapat disimpulkan puisi merupakan hasil karya sastra yang
disusun dengan menggunakan kata-kata sederhana yang imajinatif
sesuai dengan struktur fisik dan batin.

Puisi menurut para ahli

 Herman Waluyo: Pengertian puisi menurut herman waluyo adalah karya sastra tertulis
yang paling awal ditulis oleh manusia.

 Sumardi: Pengertian puisi menurut sumardi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-
kata kias (imajinatif).

 Thomas Carlye: Pengertian puisi menurut thomas carley adalah ungkapan pikiran yang
bersifat musikal.

 James Reevas: Pengertian puisi menurut James Reevas bahwa arti puisi adalah ekspresi
bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.

 Pradopo: Pengertian puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang
penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan

 Herbert Spencer: Pengertian puisi adalah bentuk pengucapan gagasan yang bersifat
emosional dengan mempertimbangkan keindahan.

Kegiatan membaca puisi di depan umum menggunakan naskah puisi yang


sudah dihafalkan disebut deklamasi. Orang yang mendeklamasikan puisi disebut
deklamator. Kecakapan deklamator akan dapat diukur dari kemampuan menghafal
dan mengungkapkan amanat puisi melalui orasi, ekspresi, dan pantomimik (gaya
anggota badan).

Setiap karya sastra memiliki ciri khusus. Ciri-ciri tersebut merupakan


pembeda antara karya sastra yang satu dengan yang lain. Berdasarkan pengertian
puisi, dapat disimpulkan beberapa ciri formal puisi sebagai berikut.
 Menggunakan bahasa yang padat.
 Memperhatikan diksi.
 Mempunyai daya imajinatif dan figuratif.
 Mempunyai irama.
 Mempunyai rima
 Memperhatikan bentuk (tipografi).

Contoh:

Pahlawan Tak Dikenal

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring


Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang.

Dia tidak ingat bilamana dia datang


kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur, sayang.

Wajah sunyi setengah tengadah


Menangkap sepi pandang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun


Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya.

Sepuluh tahun yang lalu ia terbaring


Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.

Puisi "Pahlawan Tak Dikenal" tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan ciri-cirinya sebagai
berikut:
 Puisi tersebut menggunakan bahasa yang padat.
 Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut berhubungan dengan kepahlawanan.
 Puisi tersebut mengandung imajinasi yang dapat dibayangkan dan dirasakan oleh
pembaca.
 Puisi tersebut memiliki rima dan irama yang menimbulkan efek perasaan tertentu
kepada pembaca.
 Tipografi atau bentuk puisi terdiri atas lima bait dan setiap bait terdiri atas empat
baris

2. Unsur-unsur Teks Puisi

Unsur puisi adalah sebuah unsur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun. Unsur-unsur
pembangun ini saling berkaitan satu sama lain. Puisi terdiri atas dua unsur pokok yakni unsur
fisik dan unsur batin (Waluyo, 1991:29).

Berikut ini akan kita bahas satu per satu.


a) Unsur Batin Puisi (Hakikat Puisi)
Unsur batin puisi atau unsur makna merupakan pikiran perasaan yang
diungkapkan penyair (Waluyo, 1991:47). Unsur batin puisi merupakan wacana teks
puisi secara utuh yang mengandung arti atau makna yang hanya dapat dilihat atau
dirasakan melalui penghayatan. Unsur batin puisi ada empat, yaitu : tema (sense),
perasaan penyair(feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone),
amanat (intention) (Waluyo, 1991:180-181).
 Tema
Dalam sebuah puisi tentunya sang penyair ingin mengemukakan
sesuatu hal bagi penikmat puisinya. Sesuatu yang ingin diungkapkan oleh
penyair dapat diungkapkan melalui puisi atau hasil karyanya yang dia
dapatkan melalui penglihatan, pengalaman ataupun kejadian yang pernah
dialami atau kejadian yang terjadi pada suatu masyarakat dengan bahasanya
sendiri. Dia ingin mengemukakan, mempersoalkan, mempermasalahkan hal-
hal itu dengan caranya sendiri. Atau dengan kata lain sang penyair ingin
mengemukakan pengalaman pribadinya kepada para pembaca melalui
puisinya (Tarigan, 1984:10). Inilah tema, tema adalah gagasan pokok yang
dikemukakan oleh sang penyair yang terdapat dalam puisinya.

Dengan latar belakang pengetahuan yang sama, penafsir-penafsir puisi


akan memberikan tafsiran tema yang sama bagi sebuah puisi, karena tafsir
puisi bersifat lugas, obyektif dan khusus (Waluyo, 1991:107)

 Perasaan Penyair (Feeling)


Perasaan (feeling) merupakan sikap penyair terhadap pokok persoalan
yang ditampilkannya. Perasaan penyair dalam puisinya dapat dikenal melalui
penggunaan ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam puisinya karena
dalam menciptakan puisi suasana hati penyair juga ikut diekspresikan dan
harus dapat dihayati oleh pembaca (Waluyo, 1991:121). Hal ini selaras
dengan pendapat Tarigan (1984:11) yang menyatakan bahwa rasa adalah sikap
penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya.

 Nada dan Suasana


Menurut Tarigan (1984:17) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
nada dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya
atau dengan kata lain sikap sang penyair terhadap para penikmat karyanya,
seperti : menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, dan lain-lain.

 Amanat (Pesan)
Penyair sebagai sastrawan dan anggota masyarakat baik secara sadar
atau tidak merasa bertanggung jawab menjaga kelangsungan hidup sesuai
dengan hati nuraninya. Oleh karena itu, puisi selalu ingin mengandung amanat
(pesan). Meskipun penyair tidak secara khusus dan sengaja mencantumkan
amanat dalam puisinya. amanat tersirat di balik kata dan juga di balik tema
yang diungkapkan penyair (Waluyo, 1991:130). Amanat adalah maksud yang
hendak disampaikan atau himbauan, pesan, tujuan yang hendak disampaikan
penyair melalui puisinya.

b) Unsur Fisik Puisi


Unsur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi dari luar (Waluyo, 1991:71).
Puisi disusun dari kata dengan bahasa yang indah dan bermakna yang dituliskan
dalam bentuk bait-bait. Orang dapat membedakan mana puisi dan mana bukan puisi
berdasarkan bentuk lahir atau fisik yang terlihat.

Berikut ini akan dibahas unsur fisik puisi yang meliputi :


 Diksi atau Pilihan Kata
Salah satu hal yang dipenting dalam puisi adalah kata-katanya ataupun
pilihan katanya. Bahasa merupakan sarana utama dalam puisi. Dalam
menciptakan sebuah puisi penyair mempunyai tujuan yang hendak
disampaikan kepada pembaca melalui puisinya. Penyair ingin mencurahkan
perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti yang dialami
hatinya. Selain itu juga ia ingin mengekspresikannya dengan ekspresi yang
dapat menjelmakan pengalaman jiwanya. Untuk itulah harus dipilih kata-kata
yang setepat-tepatnya. Penyair juga ingin mempertimbangkan perbedaan arti
yang sekecil-kecilnya dengan cermat.
Penyair harus cermat memilih kata-kata karena kata-kata yang ditulis
harus dipertimbangkan maknanya, kompisisi bunyi, dalam rima dan irama
serta kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata
dalam keseluruhan puisi itu. Dengan uraian singkat diatas, ditegaskan kembali
betapa pentingnya diksi bagi suatu puisi. Menurut Tarigan (1984:30), pilihan
kata yang tepat dapat mencerminkan ruang, waktu, falsafah, amanat, efek,
nada suatu puisi dengan tepat.

 Imajinasi/Pengimajian
Semua penyair ingin menyuguhkan pengalaman batin yang pernah
dialaminya kepada para pembacanya melalui karyanya. Salah satu usaha
untuk memenuhi keinginan tersebut ialah dengan pemilihan serta penggunaan
kata-kata dalam puisinya (Tarigan, 1984:30). Ada hubungan yang erat antara
pemilihan kata-kata, pengimajian dan kata konkret, di mana diksi yang dipilih
harus menghasilkan dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti
yang kita hayati dalam penglihatan, pendengaran atau cita rasa. Pengimajian
dibatasi dengan pengertian kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran dan
perasaan (Waluyo, 1991: 97).

Pilihan serta penggunaan kata-kata yang tepat dapat memperkuat serta


memperjelas daya bayang pikiran manusia dan energi tersebut dapat
mendorong imajinasi atau daya bayang kita untuk menjelmakan gambaran
yang nyata. Dengan menarik perhatian kita pada beberapa perasaan jasmani
sang penyair berusaha membangkitkan pikiran dan perasaan para penikmat
sehingga mereka menganggap bahwa merekalah yang benar-benar mengalami
peristiwa jasmaniah tersebut (Tarigan, 1984:30). Dengan menarik perhatian
pembacanya melalui kata dan daya imajinasi akan memunculkan sesuatu yang
lain yang belum pernah dirasakan oleh pembaca sebelumnya. Segala yang
dirasai atau dialami secara imajinatif inilah yang biasa dikenal dengan
istilah imagery atau imaji atau pengimajian (Tarigan, 1984:30).

Dalam puisi kita kenal bermacam-macam (gambaran angan) yang


dihasilkan oleh indera pengihatan, pendengaran, pengecapan, rabaan,
penciuman, pemikiran dan gerakan. Selanjutnya terdapat juga imaji
penglihatan (visual), imaji pendengaran (auditif) dan imaji cita
rasa (taktil) (Waluyo, 1991:79).

 Kata Konkret
Salah satu cara untuk membangkitkan daya bayang atau daya imajinasi
para penikmat sastra khususnya puisi adalah dengan menggunakan kata-kata
yang tepat, kata-kata yang kongkret, yang dapat menyaran pada suatu
pengertian menyeluruh. Semakin tepat sang penyair menggunakan kata-kata
atau bahasa dalam karya sastranya maka akan semakin kuat juga daya pemikat
untuk penikmat sastra sehingga penikmat sastra akan merasakan sensasi yang
berbeda. Para penikmat sastra akan menganggap bahwa mereka benar-
benar melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami segala sesuatu yang
dialami oleh sang penyair (Tarigan,1984:32). Dengan keterangan singkat
diatas maka dapat disimpulkan bahwa kata konkret adalah kata-kata yang
dapat di tangkap dengan indra.Seperti kata konkret “salju” dimana
melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata
kongkret “rawa-rawa” melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,
kehidupan dll.

 Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan bahasa
figuratif yang menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan
banyak makna atau kaya makna. Gaya bahasa disebut dengan majas. Macam-
macam majas yaitu metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradox
 Rima/Irama
Rima / irama adalah persamaan bunyi puisi dibaik awal, tengah, dan akhir
baris puisi. Rima mencakup yakni: Onomatope (tiruan terhadap bunyi seperti
/ng/ yang memberikan efek magis puisi staudji C. B); Bentuk intern pola
bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang,
sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya;
Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek,
keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
BAHAN AJAR

Kompetensi Dasar : Menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan, lingkungan


hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca.

Indikator : 1. Menganalisis Unsur-unsur Pembentuk teks puisi


2. Mengelompokan Puisi berdasarkan periodesasi
3. Menganalisis unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan,
lingkungan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang
diperdengarkan atau dibaca

1. Unsur-unsur Pembentuk teks puisi

a) Kata
Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat
sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih
diformulasi menjadi sebuah larik.Kata dalam puisi dipakai dalam tiga tekanan, yaitu sebagai
lambang, utterance (yaitu bila kata mengundang makna sesuai gengan kontekspemakaia), serta
sebagai gaya.

b) Larik atau baris


Larik atau baris mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa
berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata
dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.

c) Bait
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada
kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi
pada puisi baru tidak dibatasi.

d) Bunyi
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama.

e) Rima (persajakan)
Rima adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan
bait.

f) Irama (ritme)
Irama adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi
(misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang
bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.

g) Tipografi
Tipografi adalah cara penyair menyusun dan menampilkan bentuk-bentuk puisi yang
dapat diamati secara visual. Gunanya untuk menampilkan suasana, nuansa makna, dan artistik
visual.

2. Mengelompokan Puisi berdasarkan periodesasi

 Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh syarat-syarat tradisional dan
menggunakan pola-pola atau aturan tata bahasa tertentu. Puisi lama terdiri dari pantun,
gurindan, syair, mantra, karmina, dan bidal. Puisi lama biasanya tidak diketahui nama
pengarang dengan pasti karena bersifat warisan turun temurun.

Puisi lama bersifat statis dan sangat terlihat sekali menunjukkan penggambaran keadaan
dan kebiasaan masyarakat itu sendiri, puisi tersebut dipengaruhi oleh karya sastra bangsa
Arab, Persia, dan India. Ciri paling umum dari puisi lama adalah penyebarannya yang cepat
melalui mulut ke mulut, karena memang mayoritas masyarakat pada zaman itu masih buta
huruf. Maka, banyak yang tidak diketahui siapa pengarangnya.

Puisi lama masih terikat oleh aturan-aturan. Di mana aturan-aturan itu antara lain: jumlah
kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, rima, banyaknya suku kata dalam baris,
dan irama.

Ciri-ciri puisi lama:


 Merupakan puisi rakyat yang tidak dikenal siapa pengarangnya
 Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut
 Terikat dengan aturan seperti jumlah bait, baris, suku kata, dan rima

 Puisi baru
Puisi baru adalah puisi yang sudah mendapat pengaruh dari puisi barat. Puisi baru tidak
terikat oleh aturan baris, larik, mantra, maupun rima. Puisi baru biasanya diketahui nama
penulisnya. Puisi baru berkisar antara angkatan balai pustaka sampai dengan angkatan tahun
1960-an.

3. Unsur-unsur pembangun teks puisi


Unsur-unsur pembangun teks puisi merupakan faktor puisi yang membentuknya dari
dalam dan dari luar sehingga akhirnya bisa menjadi sebuah puisi yang indah.

a) Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik
terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.

 Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi.

 Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair,
misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.

 Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan
pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

 Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
pendengar.

 Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat konotatif,
berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam
puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah
dilihat melalui majas-majas, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada
yang menggunakan majas ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian bahasa dalam
karangan atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.

 Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di akhir tiap larik atau
baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris.

 Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam bentuk
baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk
yang menyerupai apel, zigzag, ataupun model lainnya.

 Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Pengimajian
dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apa yang ingin disampaikan
oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca melalui penginderaan.

 Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret atau
berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh.
Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
b) Unsur Ekstrinsik Puisi

Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi).

 Unsur Biografi, unsur biografi ini adalah latar belakang pengarang. Latar belakang cukup
berpengaruh dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal dari
keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi akan sangat menyentuh hati para pembacanya, yang
terbawa dari latar belakang penulis sehingga mampu dikesankan dalam sebuah puisi.

 Unsur Sosial, unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat ketika puisi itu dibuat.
Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang berakhir. Pada saat itu kondisi
masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan pemerintahan pun sangat carut marut, sehingga
puisi yang dibuat pada saat itu adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran terhadap
masyarakat.

 Unsur Nilai, unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni,
ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-lain. Nilai yang terkandung dalam
puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat memengaruhi baik atau tidaknya puisi.
BAHAN AJAR

Kompetensi Dasar : Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi yang
diperdengarkan atau dibaca.

Indikator : 1. Membuat kesimpulan tentang unsur-unsur pembangun dan makna


teks puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
2. Membacakan puisi (Ekpresi, Lafal, Tekanan, Intonasi)

Secara garis besarnya, puisi lama merupakan jenis puisi yang terikat merbagai
macam aturan dari segi rima, bait, sampai suku katanya. Setiap jenisnya mempunyai
ketentuan yang berbeda dengan jenis lainnya.

Berbeda halnya dengan puisi baru yang tidak terlalu terikat dengan bait suku kata
tetapi lebih mementingkan dalam segi keindahan suku bahasa yang digunakan. berikut
contoh puisi lama

PANTUN
Bapak tani menanam tebu
Pembeli datang bertanya harga
Wahai ananda hormati Ibu
Karena Ibu jalan ke surga

KARMINA
Dahulu ketan, sekarang ketupat(a)
Dahulu preman, sekarang ustat(a)

GURINDAM
Kurang pikir kurang siasat (a)
Pasti dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Ibarat rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak akan menjadi kurus ( c )

Contoh Puisi Ibu


Ibu merupakan sosok penting dibalik suksesnya para orang-orang yang sukses. Ibu lah yang telah
berjuang keras dalam proses melahirkan bahkan sampai mengorbankan nyawanya. Berapa banyak duit
yang telah dikeluarkan hanya untuk menyekolahkan anaknya agar menjadi anak yang sukses.

Kita sebagai anak yang berbakti kepada orang tua sudah sepatutnya membalas jasa-jasa beliau
yang telah dilakukan, salah satunya bisa dengan memberikan puisi kepadanya untuk mengenang kembali
apa yang telah diperbuat untuk kesuksesan anaknya. Berikut contoh puisi ibu yang bisa kamu berikan
kepada ibunda tercinta.

Ibu
Ibu engkau pelita dihidupku
Engkau tak pernah lelah menunggu kehadiranku
Dengan segala beban dan keringat yang membasahi wajahmu
Tiada engkau merasakan pilu

Langkah kecilmu yang selalu engkau tempuh


Walaupun begitu berat terasa di tubuhmu
Engkau terus memperjuangkanku di dalam kandunganmu
Tanpa merasa lelah yang engkau tunjukan diwajamu
Terimakasihku pada mu ibu
Engkau telah menunjukan surga untukku
Surga yang hanya ada di telapak kakimu
Dan doa yang engkau haturkan selalu untukku

Puisi Chairil Anwar ‘Aku’

AKU

Kalau sampai waktuku


Aku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedan itu

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli


Aku mau hidup seribu tahun lagi

Puisi Chairil Anwar ‘Doa’

DOA
Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh


Mengingat Kau penuh seluruh

Cahaya Mu panas suci


Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintu Mu aku bisa mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
BAHAN AJAR

Kompetensi Dasar : Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk teks puisi secara
tulis/ lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi

Indikator : 1. Membuat gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk teks puisi


secara tulis/ lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun
puisi

Mengetahui
Kepala MTsN I Sawahlunto Talawi, Juli 2018
Guru mata pelajaran

INDRA GANI, S.Pd


NIP. 1972 01212002121001 NURBAIDAR, S.Pd.I
NIP.195911071988032002

You might also like