Professional Documents
Culture Documents
HIDROSEFALUS
OLEH :
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas segala limpahan
rahmat,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan yang
berjudul asma pada anak ini tepat waktu,tugas ini di ajukan untuk guna memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan anak satu.
Kami mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat waktuny. Makalah ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun sanagat kami
harapkan
Semoga tugas ini memberikan informasi bagi pembaca dan manfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................i
ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
A. Pengertian..................................................................................................................................3
B. KLASIFIKASI HYDROCEPHALUS.......................................................................................4
C. ETIOLOGI................................................................................................................................5
D. PATOFISIOLOGI......................................................................................................................6
E. Manifestasi klinis.......................................................................................................................8
F. Pemeriksaan penunjang.............................................................................................................8
G. Komplikasi................................................................................................................................9
H. Penatalaksanaan medis..............................................................................................................9
A. Pengkajian...............................................................................................................................12
B. Diagnosa keperawatan.............................................................................................................13
C. Intervensi keperawatan............................................................................................................14
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep teoritis dari Hidrosefalus
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum tentang asuhan keperawatan yang
berhubungan dengan penyakit Hidrosefalus pada anak.
b. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan
Hidrosefalus.
A. Pengertian
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan cerebrospinal (CSS) dalam ventrikel
serebral, ruang subacarhnoid, atau ruang sub dural. (NANDA, NIC-NOC, 2012).
Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang
berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan
2
intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat
aliran cairan serebrospinalis (Darto Suharso,2009)
B. KLASIFIKASI HYDROCEPHALUS
Menurut waktu pembentukan hidrosefalus pada anak di bedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Konginetal : Hidrocefalus sudah diderita sejak bayi dilahirkan. Sehingga
pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil. Terdesak oleh banyaknya
cairan didalam kepala dan tingginya tekanan intrakranial sehingga
pertumbuhan sel otak terganggu.
2. Di dapat : Bayi/anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan
penyebabnya adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma kepala yang
menyerang otak dan pengobatannya tidak tuntas.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi
dalam dua bagian yaitu :
1. Hidrosefalus Komunikans
3
Hidrosefalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara CSS sistem
ventrikel dan CSS dari ruang subarakhnoidalis terhambat.Gangguan absorbsi
CSS dapat disebabkan sumbatan sisterna subaroknoid disekeliling batang otak
atau obliterasi ruang subarakhnoid sepanjang otak, seluruh sistem ventrikel
terdistensi
C. ETIOLOGI
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi (NANDA, NIC-NOC,
2012) adalah:
1. Kelainan bawaan
a. Stenosis Aquaductus sylvii
merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-90%) Aquaductus
dapat berubah saluran yang buntu sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit
dari biasanya. Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif
dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir.
c. Sindrom Dandy-Walker
4
Merupakan atresia congenital foramen luscha dan mengendie dengan akibat
Hidrocefalus obstruktif dengan pelebran sistem ventrikel terutama ventrikel IV
sehingga merupakan krista yang besar di daerah losa posterior.
d. Kista Arachnoid
Dapat terjadi conginetal membagi etiologi menurut usia
D. PATOFISIOLOGI
6
PATHWAY
Infeksi
Perdarahan
Perlekatan meningen
Fibrosis
Kelainan Obliterasi Subasakhnoid
Liptomeninge
n Kongenital
Hidrocefalus
Sekresi prostagladin,
Kulit meregang hingga
bradikinin
tipis / pasien tidak Gangguan
dapat bergerak atau perfusi jaringan
menggerakkan kepala serebral
Nyeri
Mual / muntah
Anoreksia
Imobilasi
Aktivitas
Kekurangan
cairan
Nutrisi kurang
Krisis pada dari kebutuhan
keluarga
Kurang Kecemasan
Kurang info
pengetahua
n
7
E. Manifestasi klinis
Gejala yang nampak dapat berupa (Ngastiyah, 1997; Depkes;1998) dalam NANDA,
NIC-NOC , 2012 :
1. TIK yang meninggi: muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf otak II
2. Pada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak
3. Kepala bayi terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan tubuh
8
4. Ubun-ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya teraba tegang dan
mengkilat dengan perebaran vena di kulit kepala
5. Sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar
6. Terdapat sunset sign pada bayi (pada mata yang kelihatan hitam-hitamnya,
kelopak mata tertarik ke atas)
a. Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang suborbita
b. Sklera mata tampak di atas iris
c. Pergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang terdapat
d. Kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan
kesadaran motorik atau kejang-kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Skan temografi komputer (CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel
dan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya
(neoplasma, kista, malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial)
2. Pungsi ventrikel kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra kranial,
mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk
pengulangan pengaliran).
3. EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
4. Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelainan dalam kepala
5. MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai struktur
otak tanpa kena radiasi
G. Komplikasi
1. Peningkatan TIK
2. Kerusakan otak
3. Infeksi: septisemia, infeksi luka nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses otak
4. Emboli otak
5. Obstruksi vena kava superior
9
6. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik
7. Fisik dan intelegent kurang dari normal, gangguan penglihatan
8. Kematian
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004)
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
H. Penatalaksanaan medis
1. Drainase ventrikule-peritoneal
2. Drainase Lombo-Peritoneal
3. Drainase ventrikulo-Pleural
4. Drainase ventrikule-Uretrostomi
10
6. Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui
kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran
cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik
namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai
terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.
8. Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis
silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus. Ada 2 macam terapi pintas / “
shunting “:
1. Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara.
Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus
tekanan normal.
2. Internal
3. Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletak
proksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter)
maupun yang terletak di distal dengan katup berbentuk celah (Pudenz).
Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar antara 5-150 mm, H2O.
5. Ventriculo-Peritneal Shunt
12
Proses asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus di awali dengan
pengkajian, diagnosis, dan intervensi keperawatan.
A. Pengkajian
1.1 Anamnesa
Kelahiran : Prematur. Pada waktu lahir menangis keras atau tidak. Apakah
pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
1) Inspeksi :
2) Palpasi :
- Fontanela : fontanela tegang keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
3) Pemeriksaan Mata :
- Akomodasi.
13
- Konvergensi.
Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.
Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
B. Diagnosa keperawatan
Pada pasien anak dengan Hydrocephalus diagnosa yang dapat muncul, yaitu :
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial.
2. Potensial terhadap perubahan integritas kulit kepala berhubungan dengan ketidak
mampuan bayi dalam mengerakan kepala akibat peningkatan ukuran dan berat
kepala
3. Potensial komplikasi peningkatan tekanan intrakranial berhubungan akumulasi
cairan serebrospinal.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tua tentang penyakit anaknya.
C. Intervensi keperawatan
14
I Perfusi jaringan Mandiri Mandiri
serebral tidak efektif
1. Kaji data dasar 1. Pengkajian yang
berhubungan dengan
peningkatan tekanan neurologis. dilakukan sesering
intrakranial. 2. Observasi TTV. mungkin akan
memberikan data guna
3. Tentukan posisi anak :
menentukan perubahan
tinggikan kepala. keadaan neurologis
4. Anjurkan anak dan anak yang
orang tua untuk berhubungan dengan
Perfusi jaringan mengurangi aktivitas ICP Bila hal itu terjadi
serebral adequat,
yang dapat menaikkan akan menunjukkan
dengan kriteria :
tekanan systole dan tekanan intrakranial atau bahwa anak sudah
diastole dalam intra abdominal, misal: menunjukkan
rentang yang mengejan saat BAB, gangguan ICP yang
diharapkan, tidak menarik nafas, bermakna.
ada tanda-tanda membalikkan badan,
peningkatan 2. Pengkajian tanda-tanda
batuk. vital yang sesering
intrakranial (tidak
lebih dari 15mmHg) Kolaborasi mungkin akan
dan tingkat membantu mendeteksi
1. Kolaborasi dengan
kesadaran membaik. tanda-tanda dini dari
dokter untuk
pemberian analgetik. ICP (seperti takikardia,
fluktuasi tekanan
Edukasi
darah, dan pernafasan
1. Instruksikan cheyne-stokes)
keluarga untuk
3. Peninggian kepala di
mengobservasi kulit
tempat tidur
jika ada isi atau
memungkinkan
laserasi
terjadinya gravitasi
untuk peningkatan
aliran darak serebral,
akan membantu
penurunan ICP.
4. Dengan aktivitas yang
berlebih anak akan
berisiko mengalami
peningktan TIK.
Kolaborasi
1. Pemberian analgetik
untuk mengurasi nyeri
akibat TIK
15
Edukasi
1. Keluarga dapat
berpatisipasi dalam
perawatan anak dengan
hidrosefalus
1.
Mandiri Mandiri
1. Kaji kulit kepala setiap 2 1. untuk memantau
jam dan monitor terhadap keadaan integumen
area yang tertekan kulit secara dini.
3. Hindari tidak adanya 2. Linen dapat menyerap
Tidak terjadi linen pada tempat tidur keringat sehingga kulit
gangguan integritas 4. Baringkan kepala pada tetap kering
Potensial terhadap kulit dengan
bantal karet busa atau 3. Untuk mengurangi
perubahan integritas kriteria : Kulit utuh,
bersih dan kering. menggunakan tempat tidur tekanan yang
kulit kepala air jika mungkin. menyebabkan stess
berhubungan dengan mekanik.
ketidak mampuan Kolaborasi
II Kolaborasi
bayi dalam 1. Kolaborasi dengan ahli
mengerakan kepala gizi dengan berikan 1. Jaringan akan mudah
akibat peningkatan nutrisi sesuai nekrosis bila kalori dan
ukuran dan berat kebutuhan. protein kurang
kepala Edukasi Edukasi
1. Instruksikan pada 1. Untuk meningkatkan
keluarga pasien agar sirkulasi kulit
mengubah posisi tidur
setiap 2 jam sekali
16
3. Hindari pemasangan 2. Penurunan keasadaran
infus dikepala menandakakan adanya
peningkatan TIK
4. Hindari sedasi
3. Mencegah terjadi
5. Jangan sekali-kali infeksi sistemik
memijat atau memopa
shunt untuk memeriksa 4. Karena tingkat
fungsinya kesadaran merupakan
indikator peningkatan
Kolaborasi TIK
Edukasi
1. Keluarga dapat
berpatisipasi dalam
perawatan anak dengan
hidrosefalus.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.
18
berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial
menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
19