You are on page 1of 3

Hasil Pengamatan :

 Percobaan 1
Sebelum ditetesi :
Pemerlakuan Anoda Katoda
Kalium Iotida (KI) Muncul gelembung Mengalami perubahan
pertama pada detik ke 55. warna bening menjadi
kuning pada detik ke 30.
Ujung karbon bewarna Semakin lama warna
ungu pada detik ke 90. kuning semakin pekat dan
semakin turun ke bawah.
Pada menit ke 6 Pada menit ke 6 warna
gelembung semakin kuning menyetuh
banyak. pertengahan pipa.
Pada menit ke 11 Pada menit ke 9 warna
gelembung memenuhi permukaan berubah
permukaan karbon. menjadi kuning
keclokatan.

Setelah ditetesi :
KI Katoda Anoda
Fenoftalein (PP) Warna menjadi kuning Warna menjadi merah tua
putih. (maroon).
Amilum Warna menjadi hijau ke Warna menjadi putih
hitaman. keruh.
Amilum + PP Warna berubah menjadi Warna berubah menjadi
abu – abu. fanta funcia.

 Percobaan 2
Sebelum ditetesi :
Pemerlakuan Anoda Katoda
Muncul gelembung Muncul gelembung
pertama pada detik ke 3. pertama pada detik ke 3.
Gelembung yang muncul Gelembung yang muncul
semakin banyak pada semakin banyak pada
menit ke 2. menit ke 2.
Gelembung semakin besar
pada menit ke 7.

Setelah ditetesi :
MgSO4 Anoda Katoda
Fenoftalein (PP) Warna berubah menjadi Warna berubah menjadi
putih. merah muda.
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Percobaan 1
1. Sebelum ditetesi larutan
Pada percobaan 1 yang telah kami lakukan, membuktikan bahwa pada reaksi
elektrolisis KI, pada katoda muncul gelembung-gelembung yang merupkan
gelembung H2. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada unsur golongan I dan II
pada katoda yang terelektroisis adalah H2O. Hal tersebut terjadi karena nilai E0
< E0 air sehingga airlah yang direduksi di katoda. Sedangkan pada anoda
terjadi perubahan warna larutan menjadi kuning kecoklatan. Hal ini
dikarenakan I- bereaksi menjadi I2 dan batang anoda yang merupakan karbon
tidak ikut bereaksi karena karbon termasuk elektroda inert (stabil). Hal ini
membuktikan bahwa unsur I yang merupakan golongan VII akan
terelektrolisis pada anoda karena unsur I bukan golongan I dan II yang tidak
mengandung oksigen. Berikut merupakan reaksi elektrolisis larutan KI dengan
elektroda karbon:
2KI → 2K+ + 2I-
Katoda : 2H2O + 2e- → 2OH- + H2
Anoda : 2I- → I2 + 2e-
2KI +2H2O → 2KOH + H2 + I2
2. Setelah ditetesi Fenolftalein (PP)
Fenolftalein merupakan suatu indikator pH buatan yang memiliki
trayek PH sekitar 8,3 – 10 dengan perubahan warna dari tidak berwarna –
merah. Pada percobaan yang telah kami lakukan pada larutan KI dapat
diketahui bahwa:
a. Pada katoda terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi merah
setelah ditetesi fenolftalein 1-2 tetes. Hal ini membuktikan bahwa larutan
KI pada katoda memiliki pH > 10. Hal ini disebabkan pada katoda
mengandung ion K+. Keberadaan ion K+ pada katoda disebabkan karen
pada golongan I dan II tidak mengalami penguraian atau mengalami
pengendapan sehingga larutan berifat basa.
b. Pada anoda tidak terjadi perubahan warna yang signifikan, yaitu dari
warna kuning menjadi kuning sedikit putih. Hal ini membuktikan bahwa
larutan KI pada anoda memiliki pH < 8,3.
3. Setelah ditetesi amilum
Amilum (kanji) jika bereaksi dengan iod (I2) membentuk suatu
kompleks yang berwarna biru kuat (biru kehitaman). Pada percobaan yang
telah kami lakukan pada larutan KI dapat diketahui bahwa:
a. Pada katoda setelah ditetesi amilum tidak ada perubahan warna yang
signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pada katoda unsur I (ion I-) tidak
mengalami reaksi menjadi iod (I2).
b. Pada anoda setelah ditetesi amilum, terjadi perubahan warna dari warna
kuning terang menjadi hijau kehitaman. Hal ini membuktikan bahwa pada
anoda unsur I (ion I-) mengalami reaksi menjadi iod (I2).
4. Setelah ditetesi amilum kemudian fenolftalein
Penambahan amilum berfungsi untuk membuktikan keberadaan iod
(I2) dan penambahan fenolftalein digunakan untuk mengidentifikasi pH suatu
larutan. Pada percobaan yang telah kami lakukan pada larutan KI dapat
diketahui bahwa:
a. Pada katoda sudah diketahui bahwa setelah ditetesi amilum tidak terjadi
perubahan warna signifikan. Namun, setalah ditetesi fenoftalein terjadi
perubahan warna menjadi merah (merah fanta). Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa setalahditetsi amilum larutan KI pada katoda masih
memiliki pH > 10.
b. Pada anoda sudah diketahui bahwa setelah ditetesi amilum terjadi
perubahan warna dari kuning terang menjadi hijau kehitaman. Namun
setalah ditetesi fenolftalein terjadi perubahan warna menjadi abu – abu.
Hal ini membuktikan bahwa larutan KI pada anoda sekalipun ditambah
amilum masih memiliki pH < 8,3.
B. Percobaan 2
1. Sebelum ditetesi
Pada percobaan 2 yang telah kami lakukan, membuktikan bahwa pada reaksi
elektrolisis MgSO4, pada katoda munculgelembung – gelembung yang
merupakan gelembung H2. Hali ini sesuai dengan teori bahwa pada unsur
golongan I dan II pada katoda yang terelektrolisis adalah H2O jika
menggunakan elektroda karbon (stabil). H tersebut terjadi karena nilai E0 < E0
air sehingga airlah yang direduksi oleh katoda. Sedangkan pada anoda juga
muncul gelembung – gelembung yang merupakan gelembung O2. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa jika suatu ion mengandung oksigen (SO42-) maka
yang terelektrolisis adalah H2O. Titik berikut merupakan reaksi elektrolisis
larutan MgSO4 dengan elektroda karbon:
MgSO4 → Mg2+ + SO42-
Katoda : 2H2O + 2e- → 2H2 + O2
Anoda : 2H2O → 4H+ + O2 + 4e-
6H2O → 4H2 + 4H+ + 2O2
2. Setelah ditetesi fenolftalein
Fenolftalein merupakan suatu indikator pH buatan yang memiliki trayek PH
sekitar 8,3 – 10 dengan perubahan warna dari tidak berwarna – merah. Pada
percobaan yang telah kami lakukan pada larutan MgSO4 dapat diketahui
bahwa:
a. Pada katoda terjadi perubahan warna yang tidak signifikan yaitu dari
warna putih bening menjadi putih pekat. Hal ini menandakan bahwa
larutan MgSO4 pada katoda memiliki pH < 8,3.

You might also like