Professional Documents
Culture Documents
Merr)
UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
Oleh:
WINARTI
NIM. 100500187
Oleh
WINARTI
NIM. 100500187
Oleh
WINARTI
NIM. 100500187
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli
Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Nama : Winarti
NIM : 100500187
Program Studi : Manajemen Lingkungan
Jurusan : Manajemen Pertanian
Martha Ekawati Siahaya, S. Hut., MP Ir. Noorhamsyah, MP Taufiq Rinda A., S.Si., M.Pd
NIP. 19721107 200312 2 001 NIP. 19640523 199703 1 001 NIP. 19780517 200912 1 002
Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Ketua Jurusan Manajemen
Pertanian
Bismillahirrohmaanirrohim…
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,
karena atas segala Rahmat dan Karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan
Karya Ilmiah ini. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda untuk mendapat sebutan Ahli Madya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
peran serta dan bantuan yang telah diberikan, kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak memberikan do’a selama penulis
melaksanakan pendidikan.
2. Ibu Martha Ekawati Siahaya, S. Hut., MP selaku Dosen Pembimbing yang
memberikan bimbingan dan arahan demi terwujudnya Karya Ilmiah ini.
3. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP selaku penguji I sekaligus sebagai Kepala
Laboratorium Tanah dan Air serta PLP laboratorium yang telah menganalisis
kandungan kimia pupuk organik cair.
4. Bapak Taufiq Rinda A., S. Si., M. Pd selaku penguji II.
5. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan.
6. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.
7. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
8. Seluruh rekan–rekan mahasiswa semester VI, khususnya sahabat–sahabat
penulis Manajemen Lingkungan.
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh–sungguh, penulis menyadari
kemungkinan terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini, namun
demikian penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Amin
Winarti
Halaman
I. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
No Lampiran Halaman
No Lampiran Halaman
1. Kulit nanas sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk
organik cair………………………………………………………… 27
2. EM4 sebagai bahan aktivator dalam pembuatan pupuk
organik cair………………………………………………………… 27
3. Gula merah sebagai bahan aktivator dalam pembuatan
pupuk organik cair………………………………………………… 27
4. Air sebagai bahan campuran dalam pembuatan pupuk
organik cair………………………………………………………… 27
5. Blender digunakan untuk menghaluskan kulit nanas…………. 28
6. Ember digunakan sebagai wadah larutan kulit nanas………… 28
7. Saringan digunakan untuk menyaring larutan kulit nanas……. 28
8. Telenan dan pisau digunakan untuk mencincang kulit nanas.. 28
9. Proses mencincang kulit nanas…………………………………. 29
10. Proses menghaluskan kulit nanas………………………………. 29
11. Proses penyaringan larutan kulit nanas………………………… 29
12. Proses menambahkan EM4 pada larutan kulit nanas………… 29
13. Proses menambahkan gula merah pada larutan kulit nanas… 30
14. Proses pengadukan pada larutan kulit nanas………………….. 30
15. Sampel didiamkan selama 2 minggu…………………………... 30
16. Sampel yang akan dianalisis……………………………………. 30
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah, baik bahan organik
unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanah
dalam faktor lingkungan yang baik (Muhali, 1987 dalam Arisandi, 2010).
Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang
yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak bagi tanaman (Anonim, 2012c).
Budiyanto (2013) menyatakan bahwa yang termasuk unsur hara makro meliputi
pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi
Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung
banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat
berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan,
tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri
pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik–pabrik pupuk dengan
buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk
tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya N, P
atau K saja. Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih
dari satu unsur hara misalnya NPK, lengkap terdapat pada satu kemasan pupuk.
Pupuk organik bisa berasal dari limbah ternak, limbah industri atau sisa–
sisa tanaman, seperti sisa sayuran, sisa dari kulit buah yang selama ini dianggap
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahan yang paling
efektif di antara perlakuan EM4, Gula merah dan EM4 + Gula merah dalam
tentang penggunaan bahan yang terbaik dalam pembuatan pupuk organik cair di
antaranya EM4, Gula merah dan EM4 + Gula merah dengan memanfaatkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lama. Kemudian pada abad ke–16 orang Spanyol membawa nanas ini ke
banyak, terutama nanas liar yang biasa dijadikan tanaman hias, misalnya A.
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
(perennial). Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan
tunas.
1. Akar
perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di
2. Batang
Batang sebagai tempat melekat akar, daun, bunga, tunas dan buah, sehingga
secara visual batang tersebut tidak nampak karena disekelilingnya tertutup oleh
3. Daun
utama. Pada daunnya ada yang tumbuh dari duri tajam dan ada yang tidak
berduri. Tetapi ada pula yang durinya hanya ada di ujung daun. Duri nanas
tersusun rapi menuju ke satu arah menghadap ke ujung daun. Daun nanas
tumbuh memanjang sekitar 130–150 cm dengan lebar antara 3–5 cm atau lebih,
permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau merah
batang tanaman sangat bervariasi antara 70–80 helai yang tata letaknya seperti
spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan
kiri.
4. Bunga
setiap harinya berjumlah sekitar 5–10 kuntum. Pertumbuhan bunga dimulai dari
5
bagian dasar menuju bagian atas memakan waktu 10–20 hari. Waktu dari
5. Tunas
Pada umumnya pada sebuah tanaman atau sebuah tangkai buah hanya
tumbuh satu buah saja. Akan tetapi, karena pengaruh lingkungan dapat pula
membentuk lebih dari satu buah pada satu tangkai yang disebut multiple
fruit (buah ganda). Pada ujung buah biasanya tumbuh tunas mahkota tunggal,
tetapi ada pula tunas yang tumbuh lebih dari satu yang biasa disebut multiple
crown (mahkota ganda). Adapun kandungan gizi dari buah nanas dapat dilihat
1 Kalori 52 kal
2 Protein 0,40 g
3 Lemak 0,20 g
4 Karbohidrat 16 g
5 Phosfor 11 mg
6 Zat Besi 0,30 mg
7 Vitamin A 130 SI
8 Vitamin B1 0,08 mg
9 Vitamin C 24 mg
10 Air 85,30 g
11 Bagian dapat dimakan 53 %
Nanas (Ananas comosus L.Merr) merupakan salah satu jenis buah tropis
melalui pengolahan buah nanas menjadi berbagai olahan seperti selai, manisan,
sirup, dodol, keripik, buah kaleng dan lain–lain. Dari hasil konsumsi dan olahan
nanas ini akan menghasilkan limbah berupa kulit dan bongol nanas dalam jumlah
adalah bagian sisik pada kulit. Limbah tersebut saat ini belum banyak
dimanfaatkan dan hanya dibuang begitu saja hingga perlu dicari solusi untuk
gula pereduksi 13,65%, dan serat kasar 20,87%. Kandungan karbohidrat dan
gula cukup tinggi dalam kulit dan bongol nanas tersebut dapat dimanfaatkan
Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar diambil dari alam
dengan kandungan unsur hara alamiah. Pupuk organik merupakan bahan yang
pupuk untuk tanaman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu ada
kimia maupun biologi serta ada tidaknya gangguan keseimbangan unsur hara
(Purwendro, 2007).
serta perlakuan manusia. Sisa bahan organik dihancurkan oleh organisme dan
dalam air sehingga memudahkan absorbsi oleh akar tanaman. Makro organisme
berperan dalam mentranslokasikan sisa bahan organik dari bentuk kasar menjadi
organik menjadi unsur hara sehingga mudah diserap tanaman setelah menjadi
dalam tanah maka bahan organik akan berubah menjadi humus. Humus
susunan tanah akan menjadi lebih baik terhadap gaya–gaya perusak dari luar,
seperti hanyutan air (erosi). Selain itu pemberian pupuk organik akan
menambah unsur hara sekalipun dalam jumlah kecil. Penambahan hara, humus,
serta bahan organik dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh
perbaikan struktur tanah, sehingga sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki.
Pemberian pupuk organik pada tanah berpasir akan memperbaiki daya ikat
tanah. Pemberian pupuk organik pada tanah berlempung akan menjadi ringan,
daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah terhadap unsur hara meningkat,
serta drainase dan tata udara tanah dapat diperbaiki. Tata udara yang baik
dengan kandungan air cukup akan menyebabkan suhu tanah lebih stabil serta
aliran air dan aliran udara tanah lebih baik. Sifat biologi tanah dapat diperbaiki,
(Anonim, 2013c).
Dari bentuknya ada dua jenis pupuk organik, yaitu pupuk organik padat
Pupuk organik padat adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik
dalam pupuk akar karena pemberian haranya melalui akar, dan (3)
karena kandungan haranya lebih dari satu unsur makro (N, P, K). Selain
berfungsi sebagai pemberi unsur hara, pupuk organik padat juga sebagai
2011b).
batang, daun dan bunga akan tumbuh dan berkembang secara baik dan
optimal. Pupuk organik cair memiliki kandungan hara yang lengkap, bahkan
lain. Nutrisi yang terdapat dalam pupuk organik cair sebagian besar terdiri
atas gugus gula sederhana dan protein dengan reaksi lanjutan berupa asam
amino, asam organik, vitamin, hormon pertumbuhan (auxin dan giberlin) yang
terdiri dari unsur hara makro dan mikro. Unsur-unsur tersebut sangat
2013e).
efektif, penyemprotan pupuk cair dilakukan pada saat matahari sudah terbit
agar zat yang ada pada pupuk tersebut dapat langsung dimanfaatkan oleh
(Anonim, 2011a).
unsur lain.
50%.
11
Mikroorganisme atau kuman yang berwatak “baik” itu terdiri dari bakteri
fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, actinomycetes dan jamur peragian. EM4 ini
telah lama ditemukan, diteliti dan diseleksi terus menerus oleh seorang ahli
Dengan demikian EM4 bukan merupakan bahan kimia yang berbahaya seperti
pestisida, obat serangga atau pupuk kimia lainnya. Apabila mikroorganisme EM4
Gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira yang berasal dari
tandan bunga jantan pohon enau. Gula aren biasanya juga diasosiasikan
dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari
bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Bunga
(mayang) yang belum mekar diikat kuat (kadang–kadang dipres dengan dua
Cairan biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma
tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2–3 kali.
Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar–
benar kental, cairan dituangkan ke dalam mangkok yang terbuat dari daun palma
Dalam gula aren terkandung beberapa unsur makro dan mikro yang di
perkirakan lebih banyak dibanding yang terkandung pada gula putih. Mikro
nutrien ini antara lain vitamin B1, B2, B3, B6 dan vitamin C serta garam mineral.
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan
atau tanah. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan
zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan keasaman.
digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya
pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi. Istilah
pH berasal dari "p", lambang matematika dari negatif logaritma, dan "H",
lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah
kepentingan konsumsi untuk air minum berbeda standar yang digunakan jika
akan diterapkan pada tanah untuk kesesuaian dengan jenis tanaman tertentu.
Begitu juga kaitannya dengan pH pupuk organik cair menurut Permentan Nomor
2. Unsur Hara
kebutuhan pokok tanaman baik berupa nutrisi maupun sumber energi yang
tersebut adalah Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Ketiganya dapat
diperoleh bebas dari udara. Kebutuhan air dapat diperoleh dari tanah dan dari air
biasanya ditambah dengan pupuk. Unsur hara dibagi menjadi dua bagian utama
a. Manfaat unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman adalah sebagai berikut:
amino.
pertumbuhan tanaman.
energi (oksidasi).
tanaman.
tanaman.
untuk pertumbuhan.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
bulan meliputi kegiatan studi literatur, persiapan alat dan bahan penelitian,
pengolahan data dan penyusunan karya ilmiah, terhitung dari tanggal 20 Mei
2. Ember, digunakan sebagai wadah larutan dari kulit nanas (Gb. 6, lampiran).
6. Botol aqua, digunakan untuk wadah pupuk organik cair yang dipisahkan
diperlukan.
9. Kertas label, untuk penomoran sampel pupuk organik cair sesuai perlakuan.
18
10. Kamera dan alat tulis, digunakan untuk mendokumentasikan semua proses
3. EM4 digunakan sebagai bahan perlakuan yang diuji dalam penelitian ini (Gb.
2, lampiran).
4. Gula merah, digunakan sebagai bahan perlakuan yang diuji dalam penelitian
C. Prosedur Penelitian
1. Studi Literatur
dengan topik penelitian, meliputi pupuk dan macam pupuk, EM4, standar kualitas
2. Persiapan Penelitian
bahan penelitian yaitu kulit nanas yang diambil dari pasar pagi di Samarinda,
adalah limbah kulit nanas, EM4 dan gula merah, serta konsultasi ke
Larutan dari kulit nanas diperoleh dengan cara memblender kulit nanas
sampai menghasilkan larutan (Gb. 10, lampiran). Pada saat memblender limbah
19
kulit nanas dibantu dengan mencampur sedikit dengan air PDAM agar
dengan menggunakan saringan dari bahan plastik (Gb. 11, lampiran). Hasil
saringan ditempatkan pada wadah ember plastik sebagai larutan penelitian (Gb.
15, lampiran).
yaitu:
Ketiga perlakuan ini ( P0, P1, dan P2) menggunakan waktu yang sama
botol aqua yang berbeda untuk siap dianalisis di Laboratorium Tanah dan Air.
Pupuk organik cair yang berasal dari 3 bahan yang berbeda (P0, P1 dan
D. Pengolahan Data
perlakuan diperbandingkan satu sama lain dengan merujuk pada Permentan No.
28/OT.140/2/2009.
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Laboratorium Tanah dan Air, terhadap nilai pH, C-organik, N, P dan K sesuai
Tabel 3. Kandungan Kimia Pupuk Organik Cair dari Bahan Kulit Nanas
Berdasarkan Masing–masing Perlakuan
No Parameter Satuan P0 P1 P2
1 pH - 3.70 3.39 3.38
2 C-organik % 4.90 19.59 21.11
3 N % 0.0760 0.1020 0.0860
4 P % 0.084 0.165 0.168
5 K % 0.170 0.159 0.165
Keterangan : P0 = EM4 10 ml + 1 liter larutan kulit nanas.
P1 = Gula merah 100 gram + 1 liter larutan kulit nanas.
P2 = EM4 10 ml + gula merah 100 gram + 1 liter larutan kulit
nanas.
Secara umum berdasarkan Tabel 3. di atas, menunjukkan bahwa pH
pupuk organik cair dari kulit nanas tergolong asam yaitu berkisar dari 3,38–3,70.
Ketiga perlakuan (P0, P1 dan P2) belum bisa memenuhi standar kualitas pH
pupuk organik cair yang telah ditentukan oleh Menteri Pertanian, yaitu
dibuat standar nilai pH pupuk organik cair yang berkualitas antara 4–8.
yang terbesar adalah pada perlakuan P1, perlakuan P2 dan perlakuan P0.
Kandungan kimia C–organik dan P Total dari pupuk organik cair yang dibuat
berasal dari kulit nanas secara berurutan dari yang terbesar adalah pada
Kandungan kimia K Total dari pupuk organik cair yang dibuat berasal dari
kulit nanas secara berurutan dari yang terbesar adalah pada perlakuan P0,
B. Pembahasan
Hasil analisis kimia pupuk organik cair jika dibandingkan dengan Standar
Pupuk organik cair yang berasal dari kulit nanas belum memenuhi syarat
dalam pHnya, diduga karena pengaruh bahan asalnya yaitu dari kulit nanas yang
kemasaman larutan kulit nanas (Anonim, 2009). Di samping itu lama penelitian
untuk fermentasi diduga berpengaruh terhadap nilai pH ini, dari hasil beberapa
pH. Peneliti menggunakan waktu 2 minggu untuk proses fermentasi bahan EM4
dan gula merah, lamanya waktu ini perlu mendapat kajian lebih lanjut agar
diperoleh waktu yang efektif untuk memperoleh nilai pH yang terbaik. Peneliti
22
tidak mengecek nilai pH dari larutan awal dari kulit nanas dan tidak ditemukan
Sedangkan untuk kandungan C-organik pada pupuk organik cair dari kulit
nanas ini telah memenuhi standar sebagai pupuk organik cair yang berkualitas
memang umumnya tidak lebih dari 2. Jika melebihi maka diduga ada tercampur
dengan unsur kimia anorganik. Dari hasil pupuk organik cair yang telah dibuat
dari limbah kulit nanas diperoleh hasil analisis bahwa kandungan N, P, dan K
semuanya dibawah nilai 2 yang berarti masuk dalam kriteria pupuk organik cair
perlakuan (P0, P1 dan P2) ternyata yang terbaik dalam menghasilkan pupuk
organik cair dari kulit nanas adalah pada perlakuan P2, sedangkan yang terjelek
dalam menghasilkan pupuk organik cair adalah pada perlakuan P0. Hal ini
terbaik dalam menghasilkan pupuk organik cair dengan kandungan unsur hara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pupuk organik cair yang telah dibuat dari bahan kulit nanas belum memenuhi
standar kualias pupuk organik cair yang berkualitas dari Permentan Nomor
28/OT.140/2/2009.
2. Dari ketiga perlakuan (P0, P1 dan P2) yang diberikan dalam pembuatan
pupuk organik cair dari kulit nanas, ternyata perlakuan P2 yang terbaik.
B. Saran
tetapi dengan lama fermentasi yang berbeda atau lebih lama dari 2 minggu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011a. Standar Mutu Dan Kemurnian Pupuk Organik Cair. http://
blog.1m-bio.com/2011/05/standar-mutu-dan-kemurnian-pupuk-organik-
cair/. (Diakses 29 Juli 2013)
Anonim. 2012c. Jenis Pupuk dan Fungsi Pupuk Organik dan Anorganik.
http://ekaboymaster.blogspot.com/ 2012/ 02/ jenis-pupuk-dan-fungsi-
pupuk-organik.html. (Diakses 25 Juli 2013)
Anonim. 2013d. pH. http:// id.wikipedia. org/ wik i/ PH. (Diakses 25 Juli 2013)
Anonim. 2013e. Pupuk Oranik Cair. http:// epetani. deptan.go.id / pasar/ pupuk
organik-cair-poc-7671. (Diakses 27 Juli 2013)
25
Nasih. 2007. Pupuk. Http:// www. nasih. staff. ugm.ac.id. (Dikses 28 Juli 2013).
Parnata, AS. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi Dan Manfaatnya. Agro Media
Pustaka. Depok.
Lampiran 1. Hasil Analisis Pupuk Organik Cair dari Limbah Kulit Nanas
27