Professional Documents
Culture Documents
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : V
2. Tempat tgl lahir/usia : Umur 7 Tahun 3 bulan
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan : Belum Sekolah
6. Alamat : Jeneponto
7. Tgl masuk : 6-6-2003
8. Tgl pengkajian : 9-6-2003
9. Diagnosa medik : Trauma Capitis
10. Rencana terapi : Drefanase
2.
3.
Asri
Arman
Vina 11 Tahun
8 Tahun
5 Tahun Saudara Kandung
SDA
SDA Sehat
Sehat
Penderita
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan
2. Menu makan
3. Frekuensi makan
4. Makanan pantangan
5. Pembatasan pola makan
6. Cara makan
7. Ritual saat makan Baik
Nasi + Ikan + Sayur
3 Kali sehari
Tidak ada
Tidak ada
Pakai tangan
Tidak ada Klien belum makan karena belum sadar.
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum
3. Kebutuhan cairan
4. Car pemenuhan Air putih, Teh, Susu
5 sapai 7 kali
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat pembuangan
2. Frekuensi (waktu)
3. Konsistensi
4. Kesulitan
5. Obat pencahar Sembarangan
BAB 1 Kali perhari
Padat
Tidak ada
Tidak pernah Klien belum pernah BAB terpasang kateter tetap
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang
- Malam
2. Pola tidur
3. Kebiasaan sebelum tidur
4. Kesulitan tidur
13.00 – 14.00
21.00 - 06.00
Tidak terganggu
Nonton TV
Tidak ada Klien belum sadarkan diri
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga
2. Jenis dan frekuensi
3. Kondisi setelah olah raga Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara
- Frekuensi
- Alat mandi
2. Cuci rambut
- Frekuensi
- Cara
3. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekuensi
- Cara
Memakai sabun
2 Kali sehari
Sabun & handuk
2 kali seminggu
Diguyur
1 kali seminggu
Pakai potongan kuku
2 kali perhari
Memakai odol
Dilap
2 kali sehari
Sabun & handuk
Belum pernah
Belum pernah
Belum pernah
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari
2. Pengaturan jadwal harian
3. Penggunaan alat Bantu aktifitas
4. Kesulitan pergerakan tubuh Bermain
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat sekolah
2. Waktu luang
3. Perasaan setelah rekreasi
4. Waktu senggang klg
5. Kegiatan hari libur Belum sekolah
Nonton Tv, Bermain
Senang
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
F. Sistem Pencernaan
= Sklera : tidak ikterus, bibir : kering dan pecah-pecah
= Mulut : Stomatitis tidak ada
=Gaster : kembung
= Abdomen : Hati dan lien tidak teraba adanya pembesaran, gerakan peristaltik normal
=Anus : tidak lecet, haemoroid tidak ada
G. Sistem indra
1. Mata
- Kelopak mata oedem, bulu mata dan alis merata
- Visus (gunakan Snellen chard) tidak dilakukan
- Lapang pandang tidak dilakukan
2. Hidung
- Penciuman tidak dikaji, klien tidak sadar
- Sekret yang menghalangi penciuman tidak ada
3. Telinga
- Keadaan daun telinga simetris kiri dan kanan, kanal auditoris : bersih, serumen tidak ada
- Fungsi pendengaran : tidak dikaji, klien tidak sadar
H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
a. Status mental : Oreintasi, daya ingat, perhatian & perhitungan, Bahasa tidak dikaji
b. Kesadaran : Eyes 1, Motorik 3 , Verbal 1, dengan GCS = 5
2. Fungsi cranial
a. N I ( olfactorius ) = tidak dilakukan
b. N II ( optikus ) = tidak dilakukan
c. N III, IV, VI : Gerakan bola mata tidak ada reaksi, pupil : isokor sebelah kiri, anisokor sebelah
kanan
d. N V : Sensorik tidak ada reaksi , Motorik tidak ada reaksi
e. N VII : Sensorik tidak ada reaksi, otonom tidak ada reaksi, motorik tidak ada reaksi
f. N VIII ( akustikus ) : Pendengaran tidak ada reaksi, keseimbangan tidak dikaji
g. N IX ( glossofaringeus ) : tidak dilakukan
h. N X ( phagus ) : Gerakan uvula tidak dilakukan, rangsang muntah/menelan tidak ada
i. N XI ( assesoris ): Sternocledomastoideus tidak ada reaksi, trapesius tidak ada reaksi
j. N XII ( hypoglosus ) : Gerakan lidah tidak ada reaksi
3. Fungsi motorik : Massa otot normal, tonus otot : klien tidak mampu mengkontraksikan ototnya,
kekuatan otot lemah tidak mampu menahan tahanan
4. Fungsi sensorik : Suhu, nyeri, getaran, posisi, diskriminasi tidak ada reaksi
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan tidak dikaji
6. Refleks : Bisep +, trisep + , patella +, babinski +
7. Iritasi meningen : Kaku kuduk, laseque sign, Brudzinki I /II tidak dikaji
I. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : Bentuk kepala normocephal, gerakan kaku
2. Vertebrae : Scoliosis, Lordosis ,kyposis ,gerakan, ROM ,Fungsi gerak tidak dikaji
3. Pelvis : Gaya jalan, gerakan, ROM, Trendelberg test, Ortolani/Barlow tidak dikaji karena klien
dalam keadaan koma
4. Lutut : Bengkak tidak ada , gerakan kaku , Mc Murray test tidak dilakukan , Ballotement test
tidak dilakukan
5. Kaki : bengkak, gerakan, kemampuan jalan, dan tanda tarikan tidak ada
6. Tangan : bengkak tidak ada, gerakan ROM tidak dapat dilakukan
J. Sistem Integumen
= Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut
= Kulit : Warna sawomatang , temperatur panas, kelembaban kurang, bulu kulit ada, erupsi tidak
ada, tai lalat tidak ada
= Kuku : Warna merah muda , permukaan kuku rata , tidak mudah patah, kebersihan kurang
K. Sistem Endokrin
= Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
= Ekskresi urine terpasang kateter jumlah urine 1200 cc / 24 jam
= Suhu tubuh yang tidak seimbang
= Riwayat bekas air seni dikelilingi semut tidak ada
L. Sistem Perkemihan
= Oedema palpebra ada, moon face tidak ada, oedema anasarka tidak ada
= Keadaan kandung kemih
Nocturia, dysuria, kencing batu tidak ada
M. Sistem Reproduksi
1. Wanita
- Payu dara : Putting simetris kiri dan kanan, aerola mammae terbentuk
- Labia mayora & minora bersih, secret tidak ada, tidak berbau
N. Sistem Imun
= Alergi (cuaca tidak ada, debu tidak ada, bulu binatang tidak ada, zat kimia tidak ada)
= Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : flu +
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
- 6 tahun keatas
1. Perkembangan kognitif tidak dilakukan klien dsalam keadaan koma
2. Perkembangan Psikoseksual tidak dilakukan
3. Perkembangan Psikososial tidak dilakukan
XII. Test Diagnostik
= Laboratorium
= Foto Rotgen
= CT Scan
= MRI, USG, EEG, ECG dll
XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)
Diposting oleh Study Medis di 18.50
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.
Balas
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (3)
o ▼ Februari (3)
FORMAT PENGKAJIAN RUANG PERAWATAN ANAK
INTERVENSI KEPERAWATAN YANG BERSIFAT PENDIDIKAN K...
PEDOMAN PEMBERIAN MAKANAN YANG SEHAT PADA BAYI - ...
Mengenai Saya
Study Medis
Mamuju, Indonesia
Tenang dan mengalir
Lihat profil lengkapku
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.
B. MUKA
1. simetris kiri kanan
2. Tes nervus 7 ( facialis )
a. Sensoris : Menyentuhkan air dingin atau air hangat daerah maksilla dan mandibula
dan menyebutkan apa yang dirasakan.
b. Motorik : pasien diminta mengerutkan dahi,kemudian menutup mata kuat-kuat
sementara jari-jari pemeriksa menahan kedua kelopak mata agar tetap terbuka.
3. Tes nervus 5 ( trigeminus )
a. Sensorik : menyentuhkan kapas pada daerah wajah dan apakah ia merasakan sentuh
tersebut
b. Motorik : menganjurkan klien untuk mengunyah dan pemeriksa meraba otot masenter
dan mandibula.
C. MATA
1. simetris kanan kiri
2. Alis tumbuh umur 2-3 bulan
3. Kelopak mata :
a. Oedema
b. Ptosis : celah kelopak matamenyempit karena kelopak mata atas turun.
c. Enof : kelopak mata mnyempit karena kelopak mata atas dan bawah tertarik
kebelakang.
d. Exoptalmus : pelebaran celah kelopak mata, karena kelopak mata atas dan bawah
tertarik kebelakang.
4. Pemeriksaan nervus II ( optikus),test konfrontasi dan ketajaman penglihatan.
a. Sebagai objek mempergunakan jari
b. Pemeriksa dan pasaien duduk berhadapan ,mata yang akan diperiksa berhadapan
dengan mata pemeriksa ,yang biasanya berlawanan, mata kiri dengan mata kanan,pada
garis ketinggian yang sama.
c. Jarak antara keduanya berkisar 60 – 100 cm. Mata yang lain ditutup,obyek mulai
digerakkkan oleh pemeriksa mulai dari samping telinga ,apabila obyek sudah tidak
terlihat oleh pemeriksa maka secara normal obyek tersebut dapat dillihat oleh pasien.
d. Anak dapat disuruh membaca atau diberikan Snellen Chart.
5. Pemeriksaan nervus III ( Oculomotoris refleks cahaya)
a. Pen light dinyalakan mulai dari samping) atrau, kemudian cahaya diarahkan pada
salah satu pupil yang akan diperiksa, maka akan ada rekasi miosis.
b. Apakah pupil isokor kiri atau kanan
6. Pemeriksaan Nervus IV ( Troclearis ) pergerakan bola mata
a. Menganjurkan klien untuk melihat ke atas dan ke bawah.
b. Pemeriksaan nervus VI ( Abdusen )
c. Menganjurkan klien untuk melihat ke kanan dan ke kiri.
7. Pemeriksaan nervus V( Trigeminus) Refleks kornea
a. Tutup mata yang satu dengan penutup
b. Minta klien untuk melirik kearah laterosuperior ( mata yang tidak diperiksa)
c. Sentuhkan pilinan kapas pada kornea, respon refleks berupa kedipan kedua mata
secara cepat.
d. Glaberal refleks: mengetuk dahi diantara kedua mata,hasil positif bila tiap ketukan
mengakibatkan kedua mata klien berkedip.
e. Doll eye refleks : bayi dipalingkan dan mata akan ikut ,tapi hanya berfookus pada satu
titik.
D. HIDUNG
1. Posisi hidung apakah simetris kiri kanan
2. Jembatan hidung apakah ada atau tidak ada, jika tidak ada diduga down syndrome.
3. Cuping hidung masih keras pada umur < 40 hari
4. Pasase udara : gunakan kapas dan letakkan di depan hidung, dan apabila bulu kapas
bergerak, berarti bayi bernafas.
5. Gunakan speculum untuk melihat pembuluh darah mukosa, secret, poliup, atau
deviasi septum.
6. Pemeriksaan nervus I ( Olfaktoris)
7. Tutup salah satu lubang hidung klien ,berikan bau bauan , lalu klien diminta untuk
menyebutkan bau apa.Tiap hidung diuji secara terpisah.
E. MULUT
1. Bibir kering atau pecah – pecah
2. Periksa labio schizis
3. Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau pembengkakan
4. Tekan pangkal lidah dengan menggunakan spatel,hasil positif bila ada refleks
muntah ( Gags refleks)
5. Perhatikan ovula apakah simetris kiri dan kanan
6. Pemeriksaan nervus X ( VAGUS )
7. Tekan lidah dengan menggunakan spatel, dan anjurkan klien untuk memngatakan “ AH
“ dan perhatikan ovula apakah terngkat.
8. Pemeriksaan nervus VII ( facialis) sensoris
a. Tetesi bagian 2/3 anterior lidah dengan rasa asin, manis dan pahit, kemudian
menentukan zat apa yang dirasakan dan 1/3 bagian belakang lidah untuk pemeeriksaan
Nervus IX.
b. Pemeriksaan Nervus XI Hipoglosus
c. Menyuruh pasien untuk menjulurkan lidah lurus lurus kemudian menarik dengan
cepat dan disuruh menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan dan sementara itu pemeriksa
melakukan palpasi pada kedua pipi untuk merasakan kekuatn lidah.
d. Rooting refleks : bayi akan mencari benda yang diletakkan disekitar mulut dan
kemudian akan mengisapnya.
e. Dengan memakai sarung tangan, masukkan jari kelingking kedalam mulut, raba
palatum keras dan lunak apabila ada lubang berarti labio palato shizis,kemudian taruh
jari kelingking diatas lidah , hasil positif jika ada refleks mengisap (Sucking Refleks)
F. TELINGA
1. Simetris kiri dan kanan
2. Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali keposisi semula menunjukkan tulang
rawan masih lunak.
3. Cana;lis auditorious ditarik kebawah kemudian kebelakang,untuk melihat apakah
ada serumen atau cairan.
4. Pemeriksaan tes nervus VIII (Acustikus)
5. menggesekkan rambut, atau tes bisik.
6. Mendengarkan garpu tala (Tes Rinne,Weber)
7. Starter refleks :tepuk tangan dekat telinga, mata akan berkedip.
G. LEHER.
1. Lipatan leher 2-3 kali lipat lebih pendek dari orang dewasa.
2. Periksa arteri karotis
3. Vena Jugularis
4. posisi pasien semifowler 45 dan dimiringkan,tekan daerah nodus krokoideus maka akan
tampak adanya vena.
a. Taruh mistar pada awal dan akhir pembesaran vena tersebut kemudian tarik garis
imajiner untuk menentukan panjangnya.
b. Raba tiroid : daerah tiroid ditekan,dan p[asien disuruh untuk menelan,apakah ada
pembesaran atau tidak.
c. Tonick neck refleks : kedua tangan ditarik, kepala akan mengimbangi.
d. Neck rigting refleks refleks : posisi terlentang,kemudian tangan ditarik
kebelakang,pertama badan ikut berbalik diikuti dengan kepala.
e. Pemeriksaan nervus XII (Asesoris)
f. Menganjurkan klien memalingkan kepala, lalu disuruh untuk menghadap kedepan
,pemeriksa memberi tahanan terhadap kepala.sambil meraba otot
sternokleidomasatodeus.
H. DADA
1. Bentuk dada apakah simetris kiri dan kanan
2. Bentuk dada barrel anterior – posterior dan tranversal hampir sama 1:1 dan dewasa
1: 2
3. Suara tracheal : pada daerah trachea, intensitas tinggi, ICS 2 1:1
4. suara bronchial : pada percabangan bronchus, pada saat udara masuk intensitas
keraspada ICS 4-5 1:3
5. Suara broncho vesikuler : pada bronchus sebelum alveolus, intensitas sedang ICS 5.
a. suara vesikuler : pada seluruh bagian lateral paru, intensitas rendah 3:1
b. Wheezing terdengar pada saat inspirasi dan rales pada saat ekspirasi
c. Perkusi pada daerah paru suara yang ditimbulkan adalah sonor
6. Apeks jantung pada mid klavikula kiri intercostals 5
7. Batas jantung pada sternal kanan ICS 2 ( bunyi katup aorta), sternal kiri ICS 2 ( bunyi
katup pulmonal), sternal kiri ICS 3-4 ( bunyi katup tricuspid), sternal kiri mid klavikula
ICS 5 ( bunyi katup mitral).
8. Perkusi mpada daerah jantung adalah pekak.
I. ABDOMEN
1. Tali pusat : Dua arteri satu vena.
2. Observasi adanya pembengkakan atau perdarahan.
3. Observasi vena apakah terbayang atau tidak.
4. Observasi distensi abdomen.
5. Terdengar suara peristaltic usus.
6. Palpasi pada daerah hati, teraba 1 – 2 cm dibawah costa, panjangnya pada garis media
clavikula 6 – 12 cm.
7. Palpasi pada daerah limpa pada kuadran kiri atas
8. Perkusi pada daerah hati suara yang ditimbulkan adakah pekak Perkusi pada daerah
9. lambung suara yang ditimbulkan adalah timpani
10. Refleks kremaster : gores pada abdomen mulai dari sisi lateral kemedial terlihat
kontraksi.
J. PUNGGUNG.
1. Susuri tulang belakang , apakah ada spina bivida okulta : ada lekukan pada lumbo
sacral,tanpa herniasi dan distribusi lanugo lebih banyak.
2. Spina bivida sistika : dengan herniasi , meningokel ( berisi meningen dan CSF) dan
mielomeningokel ( meningen + CSF + saraf spinal).
3. Rib hum and Flank: dalam posisi bungkuk jika tulang belakang rata/simetris(
scoliosis postueral) sedangkan jika asimetris atau bahu tinggi sebelah danvertebra
bengkok ( scoliosis structural) skoliometer >40
K. TANGAN
1. Jumlah jari – jari polidaktil ( .> dari 5 ) , sindaktil ( jari – jari bersatu)
2. Pada anak kuku dikebawakan, dan tidak patah , kalau patah diduga kelainan nutrisi.
3. Ujung jaru\i halus
4. Kuku klubbing finger < 180 ,bila lebih 180 diduga kelainan system pernafasan
5. Grasping refleks : meletakkan jari pada tangan bayi, maka refleks akan
menggengam.
6. Palmar refleks : tekan pada telapak tangan ,akan menggengam
L. PELVIS
1. CDH : test gluteal , lipatan paha simetris kiri kanan
2. Ortholani test : lutut ditekuk sama tinggi/tidak
3. Barlow test : kedua lutut ditekuk dan regangkan kesamping akan terdengar bunyi klik
4. Tredelenburg test : berdiri angkat satu kaki, lihat posisi pelvis apakah simetris kiri
dan kanan.
5. Waddling gait : jalan seperti bebek.
6. Thomas test : lutut kanan ditekuk dan dirapatkan kedada,sakit dan lutut kiri akan
terangkat
M. LUTUT
1. Ballotemen patella : tekan mendorong kuat akan menimbulkan bunyi klik jika ada
cairan diantaranya
2. Mengurut kantong supra patella kebawah akan timbul tonjolan pada kedua sisi tibia
jika ada cairan diduga ada atritis.
3. Reflek patella, dan hamstring.
N. KAKI
1. Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3, bagian seluruh telapak kaki.
2. Talipes : kaki bengkok kedalam.
3. Clubfoot : otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki jatuh kedepan
4. Refleks babinsky
5. Refleks Chaddok
6. Staping Refleks
Tulang1.
Amati kenormalan dan kesejajaran susunan tulangSuruh klien berjalan, duduk. Amati bentuk tulang
dan kesejajaran tulang saat berjalan.Selain itu perhatikan ada tanda fraktur yang berpengaruh pada
bentuk tulang.Perhatikan pada anak kelainan kongenital yaitu genu varum dan genu valgum.2.
Pada bayi bisa dilakukan tonic neck asimetris refleks, neck-righting refleks, otolith-righting
refleks7.
Selain itu mengukur atau mengetahui adanya kelainan punggung atau punggung atau pelvis pada
bisa digunakan tes-tes yaitu :
Tes ortolani
Manuver barlow
Mengkaji tulang belakangKurvatura normal tulang belakang biasanya konveks pada bagian dada, dan
konkaf sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang belakang yang sering terjadi yang perlu
diperhatikan meliputi :
y
Apa ada kelainan kongenital atau spina bifida atau anomali medula spinalis
y
Lordosis (membebek, kulvatura tulang belakang bagian pinggang yang berlebihan)Pada saat
inspeksi tulang belakang, buka baju pasien untuk menampakkan seluruh punggung, bokong dan
tungkai. Pemeriksa memeriksa kulvatura tulang belakang dansimetri batang tubuh dari pandangan
anterior posterior dan lateral. Berdiri dibelakang
pasien, pemeriksa dapat memperhatikan setiap perbedaan tinggi bahu dan kristailiaka. Lipatan
bokong normalnya simetris, simetris bahu dan panggul, begitu pulakelurusan tulang belakang,
diperiksa dengan pasien berdiri tegak dan membungkuk kedepan. Skoliosis ditandai dengan
kulvatura lateral abnormal tulang belakang, bahuyang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak
simetris, dan skapula yangmenonjol, akan lebih jelas dengan uji membungkuk ke depan. Selain itu,
lansia akanmengalami kehilangan tinggi badan akibat hilangnya tulang rawan tulang belakang.
y
Persendian1.
Palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak, nodul,dan lain-lain.3.
Kaji adanya benjolan disekitar sendi. Jaringan sekitar sendi diperiksa adanya benjolan. Rheumatoid
arthritis, gout, dan osteoarthritis menimbulkan benjolanyang khas. Benjolan dibawah kulit pada
rhemathoid arthritis lunak dan terdapatdidalam dan sepanjang tendon yang memberikan fungsi
ekstensi pada sendi biasanya, keterlibatan sendi mempunyai pola yang simetris. Benjolan pada
goutkeras dan terletak dalam dan tepat disebelah kapsul sendi itu sendiri. Kadangmengalami
rupture, mengeluarkan kristal asam urat putih kepermukaan kulit.Benjolan osteoartritis keras dan
tidak nyeri dan merupakan pertumbuhan tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago dan
tulang didalam kapsul sendi(biasanya ditemukan pada lansia)
4
.
Kepala : suruh klien untuk memiringkan kepala ke arah lateral, fleksi, ekstensidan rotasi.
y
Periksa sendi temporomandibular dengan menyuruh pasien membuka danmulutnya. Jadi pemeriksa
bisa berada dibelakang pasien sambil memegangsendi dan menyuruh kliennya untuk membuka dan
menutup mulutnya.
y
Periksa sendi bahu (sendi acromiuclavicularis) dengan menyuruh klien rotasi,abduksi, adduksi dan
rotasi. Suruh merotasikan bahi kedepan dan kebelakang.
Periksa sendi humeri dan radius (siku) dengan menyuruh klien fleksi, ekstensi,dan rotasi. Selain itu
juga suruh klien agar melakukan supinasi dan pronasi darilengan bawah.
y
Periksa metakarpal (pergelangan tangan). Suruh klien untuk fleksi, ekstensi danrotasi. Kemudian
periksa apa ada deformitas pada telapak dan jari tangan atauada kelainan tulang pada bagian tangan
(sindaktili = tangannya menempel atau polidaktili = jari-jarinya lebih dari sepuluh atau ada jari
tambahan)
y
Suruh klien untuk mengepalkan tangannya kemudian tangan pemeriksameremas dari klien untuk mengetahui
apakah ada tahanan atau tidak.
y
Kemudian periksa sendi lutut. Suruh klien untuk melakukan gerakan fleksi,ekstensi dan rotasi pada
persendian lutut.
y
Periksa sendi metafalang (pergelangan kaki). Suruh klien untuk melakukangerakan fleksi, ekstensi,
dan rotasi.6.
Kaji adanya deformitas sendi misalnya pemendekan struktur sendi, dislokasi,subluksasi dan disrupsi
struktur sekitar sendiSuruh klien berjalan atau menggerakkan sendi, apabila ada daerah yang sakit
atauantara sendi yang satu berbeda maka curigai ada reaksi inflamasi disebabkankarena dislokasi
dan sebagainya.7.