You are on page 1of 13

Daftar Isi

BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
I.I Latar Belakang ............................................................................................................................... 3
I.II Kajian Teoritik .............................................................................................................................. 4
I.III Kajian Literatur............................................................................................................................ 4
1. Masyarakat .................................................................................................................................. 4
2. Pemuda ........................................................................................................................................ 5
3. Karang Taruna ............................................................................................................................ 5
4. Budaya ........................................................................................................................................ 5
5. Gotong Royong ........................................................................................................................... 6
6. Penelitian Terdahulu ................................................................................................................... 6
I.IV Tujuan Penelitian ......................................................................................................................... 7
BAB II..................................................................................................................................................... 8
PERTANYAAN PENELITIAN ............................................................................................................. 8
II.I Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 9
III.I Hasil Penelitian ............................................................................................................................ 9
1. Peranan pemuda Karang Taruna dalam kegiatan gotong royong masyarakat di Desa
Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. .................................................. 9
2. Kegiatan gotong royong yang ada di Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang. ............................................................................................................................. 10
3. Kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna dalam menjaga budaya gotong royong di
Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. ....................................... 11
4. Cara mengatasi kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna dalam menjaga budaya
gotong royong di Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. ........... 11
BAB IV ................................................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................................................ 13
IV.I Kesimpulan................................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 14

2|Antropologi Politik
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tentunya membutuhkan orang lain, baik dalam
berinteraksi maupun dalam hal tolong-menolong. Hal ini tidak lain karena manusia sendiri
merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan tentunya membutuhkan orang
lain. Oleh karena itu di dalam suatu kehidupan masyarakat diperlukan adanya kerjasama serta
sikap gotong royong dalam menyelesaikan segala urusan dan permasalahan dalam
masyarakat. Sikap gotong royong yang ada dalam kehidupan bermasyarakat ini memiliki
peranan dan manfaat yang sangat banyak. Dengan ada dan dilakukannya gotong royong
dalam masyarakat segala permasalahan dan pekerjaan yang rumit akan cepat terpecahkan dan
terselesaikan jika dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong diantara sesama
penduduk di dalam masyarakat. Seperti misalnya pembangunan yang dilakukan akan cepat
terlaksana apabila masyarakat di dalamnya bergotong royong dan berpartisipasi dalam
kegiatan pembangunan tersebut.

Namun seiring berkembangnya zaman sekarang ini gotong royong mulai memudar
keberadaanya. Manusia sekarang cenderung mementingkan dirinya sendiri ketimbang untuk
kepentingan bersema, selain itu manusia sekarang juga sibuk dengan keperluan mereka
sendiri sehingga sulit untuk berbaur dengan tetangga satu Desa. Hal itulah yang menjadikan
gotong royong sedikit demi sedikit mulai memudar. Seperti yang terjadi di Desa
Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Semarang. Di desa Kalikangkung kegiatan
gotong royong tidak rutin dilakukan, melainkan dilakukan hanya ketika ada hal-hal tertentu
saja. Sehingga keberadaan budaya gotong royong ini mulai terancam keberadaanya. Dalam
satu tahun saja mungkin tidak mencapai 10 kegiatan gotong royong yang dilakukan. Jelas
kondisi ini sangat memprihatinkan.

Untuk menjaga budaya gotong royong tentunya peran dari pemuda Karang Taruna
sangat dibutuhkan. Dalam hal ini pemuda harus ikut ambil bagian dan mengambil inisiatif
untuk menjaga eksistensi dari budaya gotong royong. Pemuda Karang Taruna dapat
melakukan hal-hal yang mampu menumbuhkan rasa kebersamaan dan melakukan kegiatan

3|Antropologi Politik
guna menjaga budaya gotong royong. Peran pemuda sangat penting karena kemajuan dari
suatu Desa atau wilayah ditentukan oleh pemuda yang ada didalamnya. Untuk mewujudkan
suatu kegiatan gotong royong yang berjalan dengan baik dalam masyarakat tidaklah mudah.
Karena gotong royong yang berjalan dengan baik akan mewujudkan suatu kehidupan
masyarakat yang lebih baik. Sehingga kerjasama dari berbagai kelompok masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan gotong royong sangatlah penting, yaitu salah satunya merupakan
peran dari pemuda Karang Taruna itu sendiri.

I.II Kajian Teoritik

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Universal Theories of Evolution yang
diperkenalkan oleh Herbert Spencer, dimana pandangan Spancer mengenai perkembangan
masyarakat, memusatkan perhatian pada pertambahan jumlah (kuantitas) dan kualitas
hubungan antar bagian dalam sistem. Spancer menjelaskan bahwa hukum perkembangan
akan menyangkut evolusi diri dari yang sederhana menjadi sesuatu yang kompleks
(Szompka, 1994; Soekanto, 1989). Spancer menggambarkan perkembangan masyarakat dari
tipe masyarakat yang homogen menuju masyarakat yang heterogen. Perubahan ini
dianalogikan dengan tipe masyarakat primitif (yang homogen) dan modern ( heterogen).
(Kamanto Sunanto 2011 : 41)

Teori yang ada diharapkan mampu menguatkan hasil dari penelitian yang ada. Teori
yang ada digunakan sebagai landasan bahwa memang mungkin terjadinya adanya perubahan
sosial yang mampu menghilangkan budaya masyarakat ada. Dan kemudian dihubungkan
dengan peran pemuda Karang Taruna dalam menjaga budaya gotong royong dalam
masyarakat.

I.III Kajian Literatur

1. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu periode
waktu tertentu, mendiami suatu daerah, dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri
menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok lain. Anggota-angota

4|Antropologi Politik
masyarakat menganut suatu kebudayaan. Kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup
terpisah satu sama lain. Di dalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan. (
Bruce J. Kohen 1983 : 50 )

2. Pemuda
Pemuda menurut UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan menyatakan bahwa
Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan
masalah “Nilai” hal ini sering lebih merupakan pengertian ideologis dan cultural dari pada
pengertian ilmiah, misalnya “Pemuda harapan bangsa” dan “pemuda pemilik masa depan”
dan lain sebagainya yang kesemuanya itu merupakan beban moral bagi pemuda untuk
memberikan konstribusi pada masa depan masyarakat bangsa Indonesia. Tetapi dilain pihak
pemuda menghadapi persoalan-persoalan yang akut seperti narkoba, kenakalan remaja, dan
terbatasnya lapangan kerja. (Wahyu 1986 : 69)

3. Karang Taruna
Menurut Peraturan Kementrian Sosial Nomor 77 Tahun 2010 tentang “Pedoman
Dasar Karang Taruna” mendefinisikan bahwa Karang Taruna adalah organisasi sosial
kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang
tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang
usaha kesejahteraan sosial. Anggota Karang Taruna yang selanjutnya disebut Warga Karang
Taruna adalah setiap anggota masyarakat yang berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan
45 (empat puluh lima) tahun yang berada di desa/kelurahan.

4. Budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan
mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota

5|Antropologi Politik
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola prilaku yang
normative. Artinya mencakup segala cara berpikir. ( Bruce J. Kohen 1983 : 49 )

5. Gotong Royong
Gotong royong didefinisikan sebagai pengerahan tenaga manusia tanpa bayaran yang
bertujuan untuk suatu proyek atau pekerjaan yang bermanfaat bagi kepentingan umum atau
berguna bagi pembangunan. ( Koentjaraningrat 1974 : 60 )

6. Penelitian Terdahulu
Pramudyasari Nur Bintari, Cecep Darmawan (2016) melakukan penelitian yang cukup
relevan dengan judul penelitian yakni : Peran Pemuda Sebagai Penerus Tradisi Sambatan
Dalam Rangka Pembentukan Karakter Gotong Royong. Penelitian tersebut dilakukan di Desa
Jogorogo. Dalam penelitiannya beliau mendasarkan pada tujuan untuk mengidentifikasi peran
pemuda sebagai penerus tradisi sambatan, mengidentifikasi bentuk kegiatan tradisi
sambatan, mengidentifikasi upaya dalam mengatasi kendala pelestarian Sambatan,
mengidentifikasi kaitan keikutsertaan pemuda dalam sambatan dengan karakter, serta
mengidentifikasi upaya masyarakat dalam meningkatkan apresiasi pemuda. Melalui
penelitian ini disimpulkan bahwa tradisi sambatan adalah kebiasaan warga dalam gotong
royong tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari baik itu untuk kepentingan pribadi
maupun untuk kepentingan umum. Kemauan mengikuti sambatan diperlukan keikhlasan dan
kepedulian yang tinggi tanpa mengharapkan imbalan dari siapapun. Oleh karena itu, tradisi
sambatan bisa melatih dan membentuk karakter pemuda yang peduli terhadap lingkungannya.
Adanya tradisi ini bisa membuktikan bahwa dalam kehidupan modern ini ada kebiasaan
warga yang sangat peduli terhadap kepentingan orang lain. Untuk mempertahankan tradisi
dan pembentukan karakter yang lebih baik adalah pemuda yang sangat berperan dalam hal
ini. Pemuda harus bisa belajar dan mempertahankan tradisi ini supaya kehidupan kedepannya
yang lebih baik. Selain mempertahankan tradisi sambatan, kehidupan ekonomi pemuda juga
harus dipikirkan. Kesejahteraan mereka menjadi tanggung jawab kita semua untuk tetap
menjaga kondisi ekonominya. Ketika pemuda mampu berkarya dan menghasilkan uang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, hal itu tidak menjadi kendala utama dalam mengikuti tradisi
sambatan. Karang taruna harus mampu menciptakan kondisi dan situasi yang nyaman bagi
pemuda untuk berkumpul dan diskusi tentang kehidupan masyarakat. Karena itu, karang

6|Antropologi Politik
taruna menciptakan kegiatan pelatihan untuk memberikan bekal kepada pemuda untuk
mengembangkan bakat sesuai tujuan karang taruna yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

I.IV Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat
tujuan penelitian sebagai berikut, yakni penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran
pemuda Karang Taruna dalam kegiatan gotong royong masyarakat, bentuk kegiatan gotong
royong, kendala yang dihadapi, serta upaya untuk mengatasi kendala yang ada. Khususnya di
Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

7|Antropologi Politik
BAB II

PERTANYAAN PENELITIAN

II.I Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan pemuda Karang Taruna dalam kegiatan gotong royong


masyarakat di Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang?
2. Bagaimana kegiatan gotong royong yang ada di Desa Kalikangkung Gondoriyo
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna dalam menjaga budaya
gotong royong di Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang?
4. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna dalam
menjaga budaya gotong royong di Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang?

8|Antropologi Politik
BAB III

PEMBAHASAN

III.I Hasil Penelitian

1. Peranan pemuda Karang Taruna dalam kegiatan gotong royong masyarakat di Desa
Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

Karang Taruna merupakan wadah bagi para pemuda Desa, khususnya di Desa
Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Karang Taruna
diharapkan mampu menjadi tulang punggung bangsa dan negara, khususnya di Desa
harus mampu memberikan suatu kontribusi dalam masyarakat. Pemuda sebagai salah satu
unsur dari masyarakat, dimana setiap aktivitasnya diharapkan mampu melahirkan
perubahan kearah yang lebih baik. Sebagai pelopor perubahan dalam masyarakat, pemuda
sebisa mungkin berperan aktif serta kreatif dalam kehidupan masyarakat, hal ini
diharapkan dapat memberikan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik dalam
masyarakat dalam hal ini adalah dalam menjaga budaya gotong royong.
Pemuda sendiri memiliki peran dengan ikut serta dalam setiap kegiatan yang ada
di Desa Kalikangkung Gondoriyo. Seperti kegiatan gotong royong masyarakat yang di
temui dilapangan antara lain sebagai berikut yakni kegiatan kerja bakti, gotong royong
bersama masyarakat bersih-bersih Desa, menjenguk orang sakit, gotong royong dalam
lelayu. Dalam kegiatan tersebut pemuda selalu ikut serta bersama-sama membantu setiap
kegiatan yang ada.

Dalam kegiatan kerja bakti pemuda Karang Taruna ikut hadir dan bersama-sama
membantu masyarakat, yang hadir dalam kegiatan kerja bakti merupakan pemuda laki-
laki sedangkan untuk pemuda perempuan tidak ikut hadir. Kemudian dalam kegiatan
bersih-bersih Desa pemuda hadir baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Pemuda
laki-laki bertugas untuk membantu membersihkan atau bagian yang dianggap berat.
Sedangkan yang perempuan bertugas untuk menyapu dan menyiapkan minum untuk
seluruh masyarakat yang mengikuti kegiatan bersih Desa. Untuk ketika ada salah satu
masyarakat yang sakit seluruh pemuda Karang Taruna baik laki-laki maupun perempuan
bersama-sama untuk menjenguk dan membawakan buah tangan untuk orang yang sakit

9|Antropologi Politik
tersebut. Dan gotong royong ketika ada lelayu pemuda Karang Taruda hadir seluruhnya
untuk ikut membantu baik dalam menyiapkan rumah duka guna menyambut orang yang
akan bertakziah maupun membantu untuk menyiapkan makam bagi orang yang
meninggal.

2. Kegiatan gotong royong yang ada di Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan


Ngaliyan Kota Semarang.

Gotong-royong merupakan ciri khas dari kehidupan masyarakat Desa Kalikangkung


yang turun temurun, sehingga keberadaannya harus dipertahankan. Hal ini merupakan
bentuk dari kepedulian yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, sehingga setiap warga
yang terlibat di dalamnya memiliki hak untuk dibantu dan berkewajiban untuk membantu.
Kegiatan gotong royong yang dilakukan dalam masyarakat merupakan bentuk dari
kepedulian masyarakat.

Berbagai bentuk gotong royong dalam masyarakat Desa Kalikangkung antara lain :
a) Dalam mengerjakan pekerjaan untuk kepentingan umum yang ada dalam
masyarakat desa, seperti memperbaiki jalan, jembatan, bangunan umum dsb.
Kegiatan ini dilakukan apabila ada fasilitas Desa yang dianggap rusak atau tidak
layak pakai. Dalam pelaksanaan kegiatan pemuda dan juga masyarakat saling
bekerja sama untuk pembangunan Desa tersebut.
b) Dalam kegiatan bersih-bersih Desa. Kegiatan bersih desa memang tidak rutin
dilakukan dalam seminggu atau sebulan sekali, kegiatan bersih Desa dilakukan
hanya ketika akan ada hari besar seperti hari Raya Idul Fitri, hari Raya Idul Adha
dan hari-hari besar lainnya. Atau kegitan bersih Desa dilakukan ketika ada event
seperti lomba kebersihan Desa dari Kelurahan ataupun Kota. Dalam kegiatan
pelaksanaannya pemuda dan masyarakat bersam-sama dan saling bekerja sama
dalam membersihkan Desa.
c) Dalam hal ketika ada masyarakat yang sakit. Ketika ada warga yang sakit,
masyarakat bersama-sama untuk menjenguk warga yang sakit tersebut.
Masyarakat juga membawakan sedikit bingkisan untuk warga yang sakit. Hal itu
dilakukan untuk menjaga silaturahmi dan mendoakan agar warga yang sakit bisa
lekas sembuh dan bisa bersama-sama guyub rukun bersama masyarakat yang lain.
d) Dalam hal kematian, di mana keluarga yang sedang mengalami duka itu mendapat
pertolongan dari masyarakat dan pemuda berupa tenaga dan benda. Wujudnya

10 | A n t r o p o l o g i P o l i t i k
ketika ada orang yang meninggal dunia berawal dari menata tempat untuk orang-
orang yang takziyah dirumah duka, sampai menyiapkan tempat pemakaman di
tempat makam yang dilakukan oleh para masyarakat secara bersama-sama.

3. Kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna dalam menjaga budaya gotong royong
di Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

Untuk menjaga budaya gotong royong ada beberapa kendala-kendala yang harus
dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong. Kendala tersebut muncul dari intern
Karang Taruna dan juga ekstern dari masyarakat. Dari intern Karang Taruna menurut
Wahyu Irawan selaku ketua BINTAREKA/Pemuda yaitu belum adanya kekompakan dari
pemuda dalam ikut serta melaksanakan kegiatan gotong royong, selain itu juga kurangnya
kesadaran pemuda dalam ikut serta dan menjaga budaya gotong royong. Sedangkan
kendala yang ada dari masyarakat yaitu terbenturnya waktu kegiatan gotong royong
dengan waktu kerja dari tiap-tiap masyarakat yang ada. Dalam hal ini kegiatan gotong
royong pembangunan infrastruktur Desa. Dua kendala tersebut menjadi kendala yang
dihadapi dalam kegiatan gotong royong yang ada di masyarakat Desa Kalikangkung
Gondoriyo. Kendala tersebut datang dari intern Karang Taruna dan juga ekstern yakni
dari masyarakat.

4. Cara mengatasi kendala yang dihadapi pemuda Karang Taruna dalam menjaga budaya
gotong royong di Desa Kalikangkung Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi pemuda Karang
Taruna dalam menjaga budaya gotong royong menurut Wahyu Irawan selaku ketua
Karang Taruna Desa Kalikangkung Gondoriyo mengatakan bahwa “Upaya yang harus
dilakukan oleh Karang Taruna sendiri yaitu dengan cara mengajak semua pemuda
khususnya anggota Karang Taruna untuk ikut hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan
Karang Taruna untuk melaksanakan kegiatan gotong royong, baik itu kegiatan gotong
royang dalam lingkungan Desa maupun gotong royong dalam hal yang lainnya. Serta
menyadarkan tentang pentingnya budaya gotong royong terhadap para pemuda yang
ada.”

11 | A n t r o p o l o g i P o l i t i k
Sedangkan untuk mengatasi kendala yang timbul dari masyarakat menurut Arie Budi
selaku humas pemuda Karang Taruna mengatakan bahwa “Untuk menghindari tidak
hadirnya masyarakat ketika diadakannya kegiatan gotong royong karena terbenturnya
waktu pelaksanaan gotong royong dan waktu kerja masyarakat, maka kegiatan gotong
royong bisa dilakukan ketika hari libur atau ketika hari minggu dan tidak dilakukan pada
hari biasa.”

12 | A n t r o p o l o g i P o l i t i k
BAB IV

PENUTUP

IV.I Kesimpulan

Secara keseluruhan, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan gotong
royong dalam masyarakat Desa Kalikangkung Gondoriyo berlansung dengan baik. Karena
adanya kerja sama dari pemuda Karang Taruna dan masyarakat dalam melakukan kegiatan
gotong royong. Pemuda telah ikut serta dan berperan dalam kegiatan yang ada dalam
masyarakat sepert lelayu, bersih-bersih Desa, menjenguk orang sakit. Sedangkan untuk
kegiatan kerja baktipun juga sudah adanya kerja sama antara seluruh elemen masyarakat,
baik dari pemuda sendiri maupun dari masyarakat. Seperti kerja bakti perbaikan jalan dan
juga pembangunan infrastruktur Desa lainnya. Dalam kegiatan gotong royong juga tidak
terlepas dari adanya kendala-kendala yang muncul. Kedala-kendala yang muncul tersebut
diharapkan dapat segera diatasi oleh para pemuda dan masyarakat dengan adanya kerja sama
yang baik antara keduanya. Kegiatan gotong royong yang berjalan dengan baik dan tidak
terganggu kendala-kendala yang muncul tentunya menjadi harapan seluruh masyarakat
sehingga akan tercipta kehidupan masyarakat yang sejahtera.

13 | A n t r o p o l o g i P o l i t i k
Daftar Pustaka

Sunanto Kamanto, Sosilogi Perubahan Sosial, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011)

Bruce J. Kohen, Sosiologi Suatu Pengantar, (PT. Bina Aksara Anggota IKPI. 1983)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG


KEPEMUDAAN

Wahyu, Wawasan Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986)

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77 / HUK / 2010


TENTANG PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA

Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, ( Jakarta : Aksara Baru, 1974)

JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 1, Edisi Juni 2016

14 | A n t r o p o l o g i P o l i t i k

You might also like