You are on page 1of 23

KURIKULUM DAN PEDOMAN PELAKSANAAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND
RS DR M. DJAMIL – PADANG

PADANG
2009
RINGKASAN KURIKULUM DAN PEDOMAN PELAKSANAAN
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

Kurikulum PPDS Mata FK UNAND merupakan seperangkat acuan dan


pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian
dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar di Program Studi Mata FK. UNAND. Kurikulum ini disusun berdasarkan
tujuan khusus Pendidikan Dokter Spesialis Mata nasional dan diwarnai oleh Visi, Misi dan
Pola Ilmiah Pokok Fakultas Kedokteran Andalas sehingga kurikulum PPDS Mata FK
UNAND akan sangat bernuansa FK UNAND. Selain tujuan pendidikan PPDS Mata FK
UNAND akan dikemukakan juga tujuan tahap-tahap pendidikan serta tujuan Cabang ilmu.

Untuk pencapaian tujuan-tujuan pendidikan yang terdapat didalam kurikulum maka


diselenggarakan berbagai macam kegiatan pendidikan - Modul-modul pendidikan - yang
disesuaikan dengan kondisi bagian Mata FK UNAND/RS DR.M.DJAMIL. Terdapat 18 modul
pendidikan yang sebagian besar akan diselenggarakan. oleh sub bagian. Beberapa
modul akan dikelola langsung oleh KPS / SPS atau dikelola oleh suatu tim pengelola
tersendiri . Penyusunan dan pelaksanaan Modul ini disesuaikan dengan Tahap-tahap
Pembelajaran, Tujuan Pendidikan serta Tahap-tahap Pendidikan. Penyusunan modul-
modul juga penting untuk menghindari tumpang tindih baik topik maupun tujuan sehingga
akan meningkatkan efektifitas dan produktifitas pendidikan.

Tahap-tahap Pembelajaran :
Tahap 1: Tahap Pengayaan Dasar
 Modul pengayaan dasar
 Modul Rawat bangsal I

Tahap 2. Tahap Pembinaan Profesi 1


 Modul Keterampilan Dasar
 Modul Pengetahuan Klinik Dasar : (6 Sub Bagian)
1. Refraksi dan lensa kontak
2. Infeksi-Imunologi
3. Glaukoma
4. Vitreo-Retina
5. Strabismus
6. Neuro Oftalmologi
 Modul Rawat Bangsal II
 Modul Poli Klinik I
 Modul Gawat Darurat I

Tahap 3. Tahap Pembinaan Profesi 2


 Modul Infeksi –
Imunologi
 Modul Refraksi – Lensa Kontak
 Modul Vitreo - Retina
 Modul Glaukoma
 Modul Neuro
Oftalmologi
 Modul Strabismus
 Modul Pediatri
Oftalmologi
 Modul Tumor
 Modul kornea – Bedah
refraktif
 Modul Plastik
Rekonstruksi
 Modul Oftalmologi Komunitas
 Modul Wet Lab
 Modul Penelitian Diskriptif – Analitik
 Modul Gawat Darurat II
 Modul Rawat Bangsal II
 Modul Poliklinik II

Tahap 4. Pembinaan kemandiriaan


 Modul poliklinik III
 Modul Gawat Darurat III
 Modul Rawat Bangsal IV
 Modul Rumah Sakit Jejaring
 Modul Bedah Mandiri
 Modul Konsul
Antar Bagian
 Modul Penelitian
Analitik/Tesis
I. KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS MATA
FK. UNAND/RS DR. M. DJAMIL – PADANG

1. MISI dan VISI

MISI PENDIDIKAN
1. Pendidikan
Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan tenaga kesehatan
mata yang profesional dan bermoral tinggi serta mampu menghadapi persaingan era
global.
2. Penelitian
Melaksanakan penelitian dan megembangankan ilmu pengetahuan teknologi
kedokteran mata yang sesuai dengan perkembangan IPTEKDOK
3. Pengabdian Masyarakat
Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas dalam rangka menurunkan
angka kebutaan.

VISI PENDIDIKAN
Menjadikan Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
sebagai pusat pendidikan mata terdepan di Sumatera pada tahun 2012

2. TUJUAN PENDIDIKAN PPDS MATA FK. UNAND


2.1. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus Pendidikan PPDS Mata FK. UNAND merupakan pengembangan serta
penjabaran dari pada tujuan umum, tujuan khusus PPDS Mata secara nasional serta
Visi dan Misi bagian Mata FK. UNAND/RS.DR.M.DJAMIL
1. Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap dan dedikasi dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan mata untuk menurunkan angka
kebutaan.
2. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dalam mengawasi gawat
darurat di bidang pelayanan kesehatan mata.
3. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dan melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat dibidang mata secara promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
4. Mempunyai pengetahan dan ketrampilan dalam melaksanakan
penelitian dibidang Ilmu Penyakit Mata dengan memegang teguh etika
penefitian.
5. Mampu mendidik, membina dan bekerja sama dengan institusi /organisasi
yang memberikan pelayanan kesehatan mata.
6. Melakukan pelayanan kesehatan mata sesuai standar pelayanan
medik dan etika profesi dan etika keilmuan.
7. Mempunyai sikap dan Kemampuan untuk meningkatkan kemampuan
untuk belajar sepanjang hayat.
8. Mempunyai kemampuan dasar "generic skiil" yang terdiri dari, kemamauan
menyelesaikan masalah berpikir kritis, berpikir analitis, berpikir kreatif
9. Mempunyai kemampuan komunikasi khususnya komunikasi ilmiah yang
profesional
2.2 Tujuan Tahap Pendidikan

Program pendidikan ini dibagi dalam beberapa tahap, masing- masing


tahap mempunyai tujuan pendidikan yang bulat dan harus dicapai melalui pengalaman
belajar / isi pendidikan tertentu. Tahap pendidikan bukan merupakan pembagian
berdasarkan tahun akan tetapi merupakan tahapan/pembagian berdasarkan
kemampuan yang dicapai mencakup pengetahuan dan pengertian pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan, keterampilan teknikal dan sikap profesional.

Tahap 1. Pengayaan dasar

Rumusan umum perilaku (sasaran belajar) yang ingin dicapai pada tahap
penddikan ini adalah pengayaan pengetahuan dasar sebagai berikut :

1. Memahami pengetahuan anatomi, fisiologi, patologi, mikrobiologi dan


imunologi dasar mata disamping materi pengetahuan kedokteran umum
2. Memahami teori metodologi penelitian
3. Menguasai dan trampil menggunakan alat-alat diagnostik mata umum /
sedeharna
4. Mampu menggunakan kepustakaan sebagai sumber pengetahuan dan mampu
menyajikan naskah lmiah
5. Menguasai dasar oftalmologi komunitas
6. Mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

Tahap II. Pembinaan Profesi I

Pada tahap ini perilaku yang ingin dicapai ( sasaran belajar) adalah
1. Mampu menggunakan alat pemeriksaan khusus sub bagian:
 Refraksi
 Infeksi Imunologi mata
 Vitreo Retina
 Neuro-ofttalmologi
 Glaukoma
 Strabismus

2. Mampu membuat sari kepustakaan dalam bentuk naskah ilmiah dan


menyajikannya secara lokal mengenai 6 sub bagian diatas.

Tahap III. Pembinaan Profesi II.

1. Mampu menegakkan diagnosa melakukan pengelolaan medik-operatif dan


mengatasi gawat darurat pada tingkat kemampuan tertentu pada sub bagian
berikut :
 Refraksi
 Infeksi dan imunologi
 Vitreo Retina
 Strabismus
 Glaukoma
 Neuro-0ftolmologi
 Kornea dan Bedah Refraktif
 Tumor
 Plastik-Rekonstruksi/orbita
 Pediatrik Oftalmologi
 Oftalmologi Komunitas
2. Mampu membuat sari kepustakaan, journal reading, laporan kasus, poster
dalam bentuk naskah ilmiah dan menyajikannya di forum lokal, nasional
maupun internasional.
3. Mampu menentukan saat rujukan.
4. Merencanakan pemecahan masalah kesehatan mata di masyarakat
5. Mampu menyusun rencana untuk melakukan penelitian deskriptif dan
menyajikan secara lokal ataupun nasional.
6. Mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

Tahap IV . Pengelolaan Penderita Secara Utuh dan Mandiri (Akademik )

1. Mampu melakukan pengelolaan penderita mata secara menyeluruh dan mandiri.

2. Melakukan penelitian prospektif analitik dan mampu menyajikannya secara lokal,


nasional ataupun internasional (tesis).

3. Mampu merespon Kebutuhan Kesehatan mata di Masyarakat

4. Melakukan pemecahan masalah kesehatan mata di masyarakat (out-reach services)

5. Mampu menetapkan saat yang tepat untuk merujuk


6. Mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

2.3. Tujuan Cabang Ilmu, Lingkup Bahasan Dan Rujukan

Tujuan masing-masing cabang il mu , lingkup bahasan maupun rujukan wajib yang


harus digunakan selama pendidikan, penting dalam pelaksanaan pendidikan dan
bagi pengelola program pendidikan karena berhubungan dengan sistim evaluasi.

2.3.1. TUMOR

Tujuan Cabang Ilmu


1. Mampu mengetahui berbagai jenis tumor di mata
2. Mampu melaksanakan pemeriksaan untuk menetapkan diagnosa tumor mata
3. Mampu melakukan penanganan terhadap penderita tumor mata.
4. Mampu mengetahui dan mampu melakukan penyuluhan tumor mata.
Lingkup bahasan:
1. Anatomi adneksa, bola mata dan orbita
2. Patogenesa neoplasma
3. Je:nis tumor
Tumor jinak dan ganas adneksa mata
 Nevus
 Hemangioma
 Basal sel karsinoma
 Karsinoma sel skuamosa
 Melanoma maligna
4. Jenis tindakan bimbingan / mandiri
 Eksenterasi orbita
 Semi eksenterasi orbita
 Orbitatomi anterior
 Transkutaneus
 Pendekatan interior
 Pendekatan medial
 Pendekatan lateral

5. Buku Wajib :
1. American Acadeny of Ophthalmology. Orbit,Eyelid and Lacrimal
System.
2. Jacobiec FA : Intraocular & Adnexal tumor.
3. Rootman J: Disease of the orbit.
4. Spencer : Pathology of the eye. '
5. Shields, JA: Diagnosis and Management orbit tumors.
6. Henderson JW : Orbital Tumor.
7. Moeloek NF, Priyanto, Syukur BA, Radjamin RKT. Pedoman Penanganan
Tumor Orbita.

2.3.2. GLAUKOMA

Tujuan Cabang ilmu


1. Mampu menjelaskan patogenesis berbagai kasus glaukoma dan masalah
kebutaan akibat glaukoma.
2. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mendiagnosa dan mengelola
kasus glaukoma dan yang dicurigai glaukoma.

Lingkup Bahasan
1. Topik
1. Pengetahuan dasar glaukoma
2. Pemeriksaan glaukoma
3. Glaukoma primer sudut terbuka
4. Glaukoma primer sudut tertutup
5. Glaukoma infantil dan glaukoma juvenil
6. Low Tension Glaukoma dan Hipertensi Okuli
7. Glaukoma sekunder
8. Obat-obatan dan bedah glaukoma

2. Prosedur Diagnostik
1. Anamnesa
2. Tajam penglihatan
3. Biomikroskopi
4. Tonometer Schiotz
5. Tonometer aplanasi
6. Tonometer non kontak
7. Funduskopi
8. Perimetri automatic
9. Gonioskopi
10. lensa non kontak 78, 90 D
11. Variasi Diurnal

3. Prosedur Bedah
1. Iridektomi
2. Trabekulektomi

Buku Wajib
1. A.A.O. 2009. Basic and Clinical Science. Glaucoma Section 10.
2. Hoskins Jr.HD, Kass MA. Becket-ShaffPer's. Diagnosis and Therapy of the
Glaucomas. The CV Mosby Co. 5 th. Ed., St. Louis, 1989.
3. Supiandi E. Haroen M. Glaukoma. Pemeriksaan dan jenis-jenis
Glaukoma BP FKUI. Jakarta, 1986.

2.3.3. NEURO-OFTALMOLOGI

Tujuan Cabang Ilmu


1. Mampu melakukan penatalaksanaan penderita dengan kelainan
neuro-oftalmologi secara ilmiah baik tindakan medik maupun
tindakan bedah dengan menggunakan ilmu pengetahuan mutakhir
dan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sosial ekonomi budaya
dan spiritual masyarakat.
2. Mampu mengembangkan diri dalam peningkatan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu NO-FP dan memilih sikap
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sosial, ekonomi, budaya
dan sipritual masyarakat.
3. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan NO-FP, dengan
melakukan panelitian-penelitian dalam bidang NO-FP
4. Mampu melakukan penyelesaian masalah (problem solving)
NO-FP sesuai dengan langkah-langkah ilmiah.

Lingkup Bahasan
1. Fisiologi penglihatan dan Iapang pandangan( Perimetri)
2. Fisiologi pergerakan bola mata
3. Visus turun mendadak :
- Neuritis optik
- AION - PION - CVA
- Amaurosis fugax
- Intoksikasi (metanol, etambutol dll. )
4. Visus turun khronik :
- Intoksikasi ( tembakau, alkohol dll)
- Lesi kompresi
5. Diplopia - Oftalmoplegia :
- Gangguan gerak bola mata
- Lesi perifer, nuclear supranuclear
- Penyakit Graves
- Myastenia Graves
- Nysfagmus
- CPEO
- Blefarospasme essensial
- A V Shunt.
6. Eksoftalmos
7. Gejala N.O pada lesi intra kranial
- Tumor intra kranial
- CVA
8. Prosedur funduskopi ( direct, indirect)
9. Prosedur Perimetri
10. Prosedur Hess Lancaster Screen atau three step test
11. Prosedur Diplopia Chart
12. Prosedur penilaian pupil (RAPD.Marcus Gunn )
13. Prosedur perrieriksaan buta warna ,( Ishihara, FM 100 ue )
14. Prosedur pemeriksaan sensibilitas kornea
15. Prosedur pemeriksaan FFA, ERG, VEP. EOG
16. Bedah pada penyakit Graves
17. Bedah pada Lesi N.II akibat trauma dan CRVO.
18. Bedah pada oftalmoplegia
19.Prosedur pemberian BOTOX dan bedah pada Blefarospasme essensial.
20. Bedah pada nystagmus.

Buku Wajib

1. Clinical Neuro- Ophtalmololgy, Walsh & Hoyt’s


2. Neuro- Ophtalmology, American Academy of Opthalmology
3. Neuro-Ophtalmology, Clinical signs and symptoms, Thomas Walsh
4. Physiology of the Eye, Moses
5. Optic Neuritis, Perkins
6. AION, SS Hayreh
7. Eye movement disorder, Gay Newman
8. Visual perception, Schwartz
9. Eye sign in brain tumor, Hubef
10. Visual filed, Thomas Wals

2.3.4. PLASTIK DAN REKONSTRUKSI

Tujuan Cabang llmu


1. Mampu mengenal kelainan pada palpebra, lakrimal dan orbita
2. Mampu menyusun langkah-langkah pengelolaan pasien. mulai dari
mengindentifikasi masalah. melakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang
diperlukan untuk diagnose dan menegakkan diagnosa/ diagnosa
banding
3. Mampu melakukan penatalaksanaan kasus-kasus rekonstruksi

Lingkup Bahasan

 Anatomi - dan fisiologi palpebra orbita dan sistim lakrimal


 Embriologi dan anomali kongenital
 Kelainan kelopak
 Kelainan sistim lakrimal
 Orbital trauma : fraktur orbita
 Kelainan soket anoftalmi .
 Dacryo cystography
 Scintigraphy

Keterampilan :
1. Pemeriksaan bimbingan / mandiri
Palpebra :
 Snap test
 Distraction test
 MRD (Margin Reflex Distance)
 MLD (Margin Limbal Distance)
 LA (Levator Action)
 FPV (Fisura Palpebra Vertikal)
 FPH (Fisura palpebra horizontal)
 Bell's phenomen
 Dermatochalasis / Blepharochalasis
 Tanda-tanda ruptur palpebra
 Lid Lag
 Skin crease
Lakrimal :
 Anel test ( terpadu dengan Infeksi- Imunologi)
 Probing test
 Jones test I don 11
 Schimer test ( terpadu dengan Infeksi- Imunologi)

 DDT (Dye Disappearance test)


 “Dacryocystography”
 “Scintigraphy”
Orbita :
 Hertel ( terpadu dengan Tumor)
 Forced ductions test (terpadu dengan Strabismus)
 Tanda-anda fraktur : Inpeksi, palpasi
Soket :
 Volume orbita
 Fornix landai
 Malposisi kelopak (Sulkus superior dalam atau pseudoptosis )
 Laxity palpebra inferior.
 Pemendekan fissura palpebra.
II. Keterampilan Bedah : bimbingan / mandiri

Palpebra :
 Everting sutures
 Anterior Lamellar Reposition
 Torsotomi
 Tarsal strip procedure
 Graft kulit pada palpebra superior dan inferior.
 Frontolis suspention / fascialata sling
 Blepharaplasty
 Repair ruptur palpebra

Orbita :
 Enukleasi + DFG (Dermis-Fat Graft)
 Eviserasi + DFG (Dermis-Fat Graft)
 Graft mucosa bibir
 Flap konyungtiva
 Blow out fracture

Soket anoftalmi
 Graft mucosa bibir / DFG pada kelainan soket.

Buku Wajib
1. AAO 2009
2. Surgical Anatomy of the Orbit
3. Atlas of Orbital Surgery

2.3.5. RETINA

Tujuan Cabang Ilmu

1. Mampu melakukan penatalaksanaan penderita dengan kelainan retina


secara ilmiah, baik tindakan medik maupun tindakan bedah. dengan
menggunakan i1mu pengetahuan mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan.ekonomi. budaya dan spiritual masyarakat.
2. Mampu mengembangkan diri baik ilmu pengetahuan dan ketrampilan
dalam ilmu Retina. dan memilih ilmu yang sesuai dengan ketrampilan. dan
keadaan sosial, ekonomi, budaya dan spiritual masyarakat.
3. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan retina dengan melakukan
penelitian-penelitian dalam bidang retina.
4. Mampu melakukan penyelesaian masalah (problem solving) retina sesuai
dengan langkah-langkah ilmiah.

Lingkup Bahasan
1. Age related macular degeneration
2. Retinopati diabetika
3. Retinopati hipertensi
4. Central Serous Retinopathy
5. Oklusi Vena Retina
6. Oklusi Arteri Retina
7. Cystoid macular edema
8. Ablasio Retina
9. Membrana Epiretina Idiopatik
10. Retinitis pigmentosa

Keterampilan :
1. Pemeriksaan :
 Direct Ophthalmoscope
 Indirect Ophthalmoscope
 Three Mirror
 Lensa 78 D, 90 D, Superfield
 USG
 FFA
 Amsler Grid
 Perimetri Automatic
2. Operasi
 Scleral Buckling
 Injeksi Intra Vitreal

Buku Wajib:
 Stephen J. Ryan. RETINA 2006
 AAO Retina and Vitreous 2009
 Regillo Brown Flynn. Vitreo Retinal Disease 1999

2.3.6. INFEKSI DAN IMUNOLOGI

Tujuan cabang Ilmu :

1. Mampu mengidentifikasi tanda-tanda subjektif dan objektif penyakit infeksi


dan imunologi mata.
2. Mampu mengerjakan cara-cara pemeriksaan oftalmologi klinis infeksi dan
imunologi
3. Mampu menegakkan diagnosa kerja peryakit infeksi dan imunologi mata.
4. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan laboratorium untuk
menunjang diagnosa penyakit infeksi dan imunologi mata.
5. Mampu melakukan penatalaksanaan dan pengobatan yang rasional.
6. Mampu melakukan tindakan pengobatan khusus.
7. Mampu melaksanakan tindakan operasi pada infeksi imunologi
8. Memahami epidmilogi penyakit infeksi dan immunologi mata.
9. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dengan melakukan
penelitian-penelitian dalam bidang infeksi dan immunologi mata.
10. Mampu melakukan penyelesaian masalah ("problem solving") infeksi dan
immunologi sesuai dengan langkah-tangkah ilmiah.

Lingkup bahasan :
1. Anatomi kelompok mata, konjungtiva, sklera, kornea, uvea dan sistem lakrimal
2. Mikrobiologi mata
3. Physiologi mata
4. Imunologi mata
5. Farmakologi mata
6. Pathogenesa infeksi dan inflamasi
7. Jenis penyakit infeksi dan imunologi :

1. Penyakit kelopak mata / margo palpebra


 Blepharitis
 Hordeolum
 Khalazion
 Granuloma
 Meibomitis
 Meibomian Gland Dysfunction (MGD)
 Trikiasis, Distiasis (terpadu dengan Rekonstruksi)
 Abces palpebra
 Herpes Viral
2. Penyakit sistem lakrimalis ( terpadu dengan Rekonstruksi dan Tumor)
 Dakriosistitis
 Abses sakus lakrinalis
 Dokrio adenitis
 Obstruksi duktus nasolakrimalis
 Kanalikulitis

3. Penyakit Konjungtiva
 Konyungtivitis Klamidia
 Konyungtivitis Virus.
 Koyungtivitis Bakteri
 Konyungtivitis Jamur
 Konyungtivitis kimia
 Konyungtivitis flikten
 Konyungtivitis alergi
 Konyungtivitis kronis
 Stevens Johnson Syndromes
 Phempigoid Cicatricial
4. Penyakit Kornea
 Bakterial Keratitis/ulcus
 Fungal keratitis / ulcus
 Viral keratitis / ulcus
 Keratitis Acanthamoeba
 Keratitis sicca / Defisiensi air-mata
 Toxic epiteliopati
 Xerosis cornea / keratomalasia
 Mooren Ulcers
 Perifer Ulcerative Keratitis
 Recurrent Epithelial Erosion
 Persistent Epithelial Defect
5. Penyakit Sklera/episklera
 Episkleritis
 Skleritis
6. Penyakit Uvea
 Infectious uveitis
 Non infectious uveitis
 Autoimun Uveitis
7. Penyakit Orbita
 Selulitis orbita
8. Endoftalmitis
9. Panophtalmitis
10. HIV AIDS

B. Keterampilan pemeriksaan / prosedur diagnostik dan terapi

1. Pembuatan status lengkap umum dan subbagian


2. Mampu melakukan dan mengintepretasi pemeriksaan
oftalmologi dengan :
2.1 Slitlamp
2.2 Test sensibilitas/ anasthesiometer
2.3 Test Fluorescent
2.4 Test Rose-Bengal
2.5 Test Fistel / Seidel test
2.6 Ferning test
2.7 B U T
2.8 Tear scope / Tear minicus
2.9 Schirmer's test I – II
2.10 Ophthalmoscope direct / indirect
2.11 Tonometri
2.12 USG
3. Mampu melakukan pemeriksaan laboratorium dan menginterpretasi hasil
pemeriksaan.
1.1. Sediaan langsung (pewarnaan Giemsa, Gram dan Biru Metilen KOH)
1.2. Imprint cytology
1.3. Biarkan agar darah, thioglycolate dan Saboraud
4. Mampu melakukan tindakan khusus untuk pemeriksaan laboratarium
4.1. Aqeous humor tap
4.2. Vitreous tap
5. Memahami prinsip terapi dan mampu memberikan obat anti infeksi, seperti
obat antibiotik, anti viral atau jamur
6. Memahami prinsip obat anti imflamasi, seperti vasokontruktor,anti
histamin, mast cell stabilizer, anti imflamasi non – streoid. kortiko steroid,
imunosupresan.

Keterampilan Bedah / tindakan pengobatan khusus bimbingan / mandiri

1. Flap konjungtiva
2. Flap amnion
3. Flap fasialata
4. Insisi hordeolum
5. Insisi khalazion
6. Tarsotomi / tarsorapi
7. Eksterpasi gronuloma
8. Eviserasi / eviserasi dengan Bovingraft, eviserasi dengan DFG (terpadu
dengan rekonstruksi)
9. Injeksi subkonyungtiva / sub tenon
10. Injeksi intracameral
11. Injeksi intravitreal (terpadu dengan retina)
12. Parasentese

Buku Wajib / Rujukan


1. AAO 2009. External Desease and Cornea, Intraocular Inflammation and
Uveitis
2. DUANE
3. The Cornea Smolin and Thoft’s, 2005
4. Foster & vitale Diagnosis and treatment of
uveitis,2002
5. Uveitis, Fundamentals and Clinical practice,
2003
Buku Fakultatif :
1. Mikrobiologi mata
2. Imunologi mata
3. Imunopatologi mata
4. Farmakologi mata
2.3.7. KORNEA dan BEDAH REFRAKTIF

Tujuan Cabang Ilmu

1. Mampu melakukan penatalaksanaan penderita dengan kelainan Kornea dan Bedah


refraktif secara ilmiah, baik tindakan medik maupun tindakan bedah, dengan
menggunakan ilmu Pengetahuan mutakhir sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan sosial, ekonomi, budaya dan spiritual masyarakat
2. Mampu mengembangkan diri baik Ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam ilmu Kornea dan Bedah refraktif dan memilih
ilmu yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sosial, ekonomi.
budaya . dan spiritual masyarakat.
3. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan retina dengan melakukan
penelitian-penelitian dalam bidang Kornea dan Bedah Refraktif.
4. Mampu melakukan penyelesaian masalah (problem solving) Kornea dan
Bedah Refraktif. sesuai dengan langkah-langkah ilmiah.

Lingkup Bahasan
1. Distrofi kornea
2. Keratoplasti
3. Radial Keratotomi
4. PRK
5. Mikrokornea
6. Recurrent corneal erosion
7. Keratokonus
8. Megalokornea
9. Ektopia Lentia
10. Katarak
11. Intraocular lens
12. Tekhnik anestesi retrobulbar, peribulbar

KETERAMPILAN

1. ECCE dengan penanaman IOL


2. SICS dengan penanaman IOL
3. keratoplasti

BUKU WAJIB

1. AAO 2009
2. DUANE
2.3.8. STRABISMUS

Tujuan Cabang Ilmu


1. Mampu melakukan penatalaksaan penderita dengan kelainan Strabismus
secara ilmiah, baik tindakan medik maupun tindakan bedah, dengan
menggunakan ilmu pengetahuan mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan sosiol, ekonomi, budaya dan spiritual masyarakat.
2. Mampu mengembangkan. diri baik ilmu pengetahuan dan ketrampilan
dalam ilmu Strabismus dan memilih Ilmu yang sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan sosial, ekonomi, budaya dan spiritual masyarakat.
3. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan retina dengan melakukan
penelitian-penelitian dalam bidang Strabismus.
4. Mampu melakukan penyelesaian masalah (problem solving)Strabismus
sesuai dengan langkah-langkah ilmiah.

Lingkup Bahasan
1. Korespondensi retina
2. Penglihatan binokular tunggal
3. AC / A ratio
4. Amplitudo akomodosi
5. Aksi otot ekstra okuler
6. Uji prisma
7. WFDT
8. Hukum Hering
9. Ekso/eso-deviasi laten dan manifes
10. Sindroma Duane
11. A.V pattern
12. Parese otot ekstra okular
13. Conjugate binocular eye movement

Keterampilan:
1. Pemeriksaan duksi & versi
2. Pemeriksaan fungsi utama otot
3. Pemeriksaan deviasi : Kwalitatif : - cover – incover
- cover – uncover
Kwantitatif : - Hirschberg test
- Prisma krimsky
- Prisma cover test

4. Pemeriksaan supresi & ambliopia


-WFDT
-Neural density filder
5. Pemeriksaan binoculer vision & stereoskopik
-Diplopia test
-TNO test, ...stereo test
-Maddox test
-Double maddox
6. PemeriksaanARC :
-After image test
-Bagollini test
7. Mengukur NPC, NPA
8. Pemeriksaan oklusi test (membedakan simulated & true divergence
excess)
9. Pemakaian amblioskop
-Simultan pessepsi
-Fusi
-Stereoskop
-Amplindo fusi
-Objectif angle
-Subjectif angle
-Angle deviasi

10. Terapi oklusi


11. Terapi CAM
12. Pemakaian prisma - Diagnostik
- terapeutik

13. Force duction test


14. Bielshorosky three step test

Buku Wajib:
1. Binoculer vision & Oculer motility, Gunter K Von Noorden, M.D
2. Atlas of strabismus
3. Oculer motility & strabismus, Marshall M. Parks
4. Pediatric ophtalmology& strabismus, Kenneth W. Wright
5. Pediatric ophtalmology & strabismus,
6. AAO 2009

2.3.9. PEDIATRIK OFTALMOLOGI

Tujuan :
1. Mampu menjelaskan perkembangan anatomi mata dan fungsi penglihatan
sejak bayi lahir sampai mencapai dewasa.
2. Mampu menjelaskan patogenesa berbagai gangguan perkembangan
penglihatan (ambliopia) dan merencanakan/melakukan penanganan dan
tindakan pencegahan
3. Mampu menjelaskan patogenesa berbagai kelainan mata yang umum
dijumpai pada bayi dan anak-anak, merencanakan dan melakukan
tindakan pengobatan (medikamentosa atau bedah) dan tindakan
pencegahan.

Lingkup Bahasan :
Topik :
I. 1. Embriologi mata don adneksa
2. Anatomi mata dan adneksa bayi lahir dan perubahan yang terjadi
sesudah lahir sampai mendapat bentuk dewasa
3. Perkembangan penglihatan dan ambliopia
4. Dasar-dasar genetika

II. 1. Anomali kongenital : kelopak, kornea, iris, lensa, glaukoma, retina,


N. optikus
2. Persistent hyperplastic primary vitreous
3. Toxoplasma kongenital

III. Infeksi mata pada bayi dan anak-anak :


1. Ophtoimia neonatorum
2. Celulitis orbita
3. Obstruksi duktus naso-lokrirnolis
4. Konjungtivitis vernalis

IV. Kelainan retina dan N.Optikus pada bayi dan anak-anak :


1. Retinopathy of prematurity
2. Cortical visual impairment
3. Atropi optik pada anak-anak

V . Tumor pada anak :


1. Retinoblastoma
2. Rhabdomyosarcoma
3. Neuroblastoma
4. Haemangioma kapilare
5. Tumor dermoid

KETRAMPILAN

1. Mampu melakukan pemeriksaan Oftalmologi dasar pada bayi dan anak-


anak, termasuk anamnesa menyeluruh yang meliputi keluhan utama, riwayat
kehamilan, persalinan, perkembangan anak, riwayat keluarga, riwayat
penyakit, dan lain-lain yang ada hubungannya dengan kelainan yang diderita
atau kelainan yang bersifat genetik.
2 Mampu melakukan pemeriksaan streak retinoskopi, keratometri dan Preferensial
looking (PL) pada anak
3. Mampu melakukan kampimetri pada anak
4. Mampu melakukan pemeriksaan anel pada anak

Ketrampilan tindakan :
Mampu mengerjakan tindakan operasi
 Enukleasi bulbi
 Eksenterasi orbita
 ECCE pada katarak
kongenital
 Eksisi Tumor

Buku wajib
l. Amefican Academy of Ophthalmology, Basic and Clinical science course,
Pediatric Ophthalmology and Strabismus. Section 6. San Fransisco,
Califomia, 2009
2. American Academy of Ophthalmology, Basic and clinical science course,
Fundantentals and Principles of Ophthalmology. Section 2. San Fransisco,
California, 1997
3. Cibis GW, Tongue. AC, Stass-Isem Ml, decision Making in Pediatric
Ophthalmology, Mosby-year book, Inc 1993
4. Wright KW, Pedictric ophthalmology and Strabismus. CV Mosby-year
book. Inc 1995
5. Harley RD, Pediatric Ophthalmology. WB. Saunders, Philadelpian 1975

2.3.10. REFRAKSI DAN LENSA KONTAK

Tujuan Cabang Ilmu


1. Mampu melakukan penatalaksanaan penderita dengan kelainan Refraksi
secara ilmiah, baik tindakan medik maupun tindakan bedah, dengan
menggunakan ilmu pengetahuan mutahir dan sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan sosial, ekonomi, budaya dan spiritual masycirakat.
2. Mampu mengembangkan diri baik ilmu pengetahuan dan ketrampilan
dalam refraksi dan lensa kontak..
3. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dengan melakukan penelitian-
penelitian dalam bidang Refraksi dan lensa kontak.
4. Mampu melakukan penyelesaian masalah (problem solving) dibidang refraksi
dan lensa kontak sesuai dengan langkah-tangkah ilmiah.
.
Lingkup Bahasan
.
1. Media refraksi :
 HK Snellius: Pembiasan dalam berbagai media dengan indeks bias
berbeda
 Prinsip pembiasan, pamantulan dan penyerapan cahaya dalam
media
 Prinsip pembiasan pada bidang lengkung
 Prinsip pembiasan pada lensa spheris konkaf dan lensa spheris konveks
 Prinsip lensa tebal dan lensa tipis
 Back-vertex power
2. Tajam penglihatan jauh :
 protap cara pengukuran
 standar penulisan
 standar alat
 iluminasi ruangan
3. Akomodasi :
 Standar pembesaran
 Standar alat

4. Test verivikasi pemeriksaan refraksi, Test Duochrome

5. Retinoskopi
 Semua pasien diperiksa retinoskopi
 Protap retinoskopi
 Penulisan hasil retinoskopi
6. Cross cilinder :
 Definisi
 Variasi alat dan Cara penggunaan.

7.Hipermetropia
 Definisi dan jenis-jenis hipermetropía
 Pengukuran refraksi
 Kaca hipermetropia pada anak-anak
pada orang dewasa
pada strabismus konvergen

8.Miopia
 Definisi dan jenis-jenis miopía
 Pengukuran refraksi
 Permasalahan myopia progressiva
9. Astigmatisma
 Pengertian WTR/ATR
 Cara menghitung astigmatisma untuk tujuan penelitian dan
dokumentasi

10. Presbyopia:
 Prinsip penggunaan prince-ruler
 Tabel addisi berdasarkan umur pasien

11. Permasalahan penggunaan kacamata :


 Spheris positip tinggi
 Spheris negatip tinggi
 Bifokus
 Distorsi karena lensa
 Anisometropia

12. Sferikal ekivalen


 Conoid dari STURM
 Indikasi koversi silinder ke dalam spherik ekivalen sferik

13. Presbyopia:
 Prinsip penggunaan prince-ruler
 Tabel addisi berdasarkan umur pasien

14. Lensa kontak


 Jenis-jenis
 Parameter-parameter lensa kontak
 Indikasi penggunaan tiap jenis lensa kontak
 Tabel pemilihan base-curve
 Tabel alternatif lensa kontak berdasarkan pembacaan gambaran
fluorescein
 Prinsip lensa kontak disposable
 Pemeliharaan lensa kontak :
 Pencucian
 Sterilisasi
 Penggunaan enzim sebagai pembersih

Keterampilan :

1. Refraksi Objektif dan Subjektif


2. Keratometri
3. Biometri
4. Fitting lensa kontak

BUKU WAJIB

Duke Elder: praction of Refraction 10 th. Revised Abrama Churchill Living Stone 1993
AAO 2009 section 3 Optics. Refraction and Cataract lenses
Parson's diseases of the eye, ed.18 th. Revised : Stephen J.H Miller. Churchill livingstone
1993
George E. Garcia MD: Hand book of Refraction Fourth Edition 1989
Cataract Lenses: ed. 3, a Textbook for Practisioner and students anthony J. Phillips, JanetStone
Kursus lensa kontak. Bandung : Konas VIII Perdami 1996

2. METODE PEMBELAJARAN

Metode yang dipilih perlu diserasikan dengan tahap-tahap pembelajaran yaitu


(1) orientasi atau tahap pengumpulan ilmu pengetahuan.
(2) latihan atau tahap penerapan ilmu pengetahuan
(3) umpan balik yaitu tahap untuk peningkatan pengetahuan dan
pemantapan
keterampilan.
Selain disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran maka metoda yang dipilih
haruslah menjamin tercapainya berbagai kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan
dimasa depan serta merangsang peserta untuk belajar aktif mandiri yang diharapkan
akan menjadi siap/attitude sesudah menyelesaikan pendidikan. Hal-hal ini penting untuk
menjamin kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat.
Berbagai keterampilan dasar yang dibutuhkan dimasa depan haruslah dilatihkan dan
dikembangkan selama pendidikan. Beberapa ketrampilan dasar umpamanya adalah:

Kemampuan analisa
a. Berfikir kritis
b. Berfikir kreatif
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Kemampuan berkomunikasi ilmiah
e. Kemampuan Bahasa Inggris
f. Kemampuan mengakses informasi melalui Internet
g. Kemampuan memanfaatkan komputer

Berbagai metoda yang digunakan adalah :


1. Kuliah mimbar
2. Penugasan (Assignment)
3. Diskusi
4. Latihan Ketrampilan baik kognitif maupun psikomotor
5. Presentasi
6. Pratek Lapangan. Poliklinik dan Kamar Bedah
7. Balajar berdasarkan masalah

You might also like