You are on page 1of 5

Metode model sekuensial linear.

Metode model sekuensial linear atau bisa disebut juga siklus


kehidupan klasik dari model air terjun atau Waterfall jadi sekuensial linier mengusulkan sebuah
pendekatan kepada pengembang atau disebut developer juga, Yang pastinya developer perangkat
lunak yang secara sistematik dan sekuensial mulai dari tingkat dan kemajuan sebuah sistem pada
seluruh analisis kemudian desain dan kode dilanjutkan dengan testing dan maintenance model
sekuensial linier tersebut terdiri dari lingkup dan aktivitas aktivitas berikut ini.

Analisis.

Yang pertama adalah tentang analisis yang merupakan analisa yang merupakan sebuah kajian
yang dilaksanakan dalam sebuah penelitian guna dalam dan struktur and penelitian tersebut
secara mendalam.

Desain.

Untuk desain sendiri merupakan sebuah seni terapan atau arsitektur dan berbagai pencapaian
kreatif lainnya dalam sebuah kalimat yaitu desain jadi bisa digunakan baik sebagai kata benda
ataupun kata kerja di Senen itu memiliki arti yang luas seperti proses untuk membuat
menciptakan objek yang baru untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses yang sangat kreatif
baik yaitu berwujud sebuah rencana atau proposal dan bisa juga berbentuk objek yang nyata.

Pengkodean / Coding

Pengkodean adalah sebuah simbol yang terdiri dari huruf angka bisa juga tanda baca serta
lambang lainnya yang bisa diterapkan diterapkan dalam pengkodean dalam logaritma yang telah
ada misalnya di Kodim dalam aplikasi seperti Visual Basic dan semacamnya.
Testing / Uji Coba.

Perawatan setelah suatu program yang telah tahapannya selesai program tersebut mengalami
sebuah kerusakan atau update jadi diperlukan sebuah perawatan yang mendalam dalam metode
sekuensial linier.

Keuntungan menggunakan tehnik Waterfall dalam model sekuensial linier adalah sebagai
berikut:

 Yang pastinya dalam teknik model Waterfall sekuensial linier proses yang pertama adalah
mudah sekali dipahami dan jelaskan tahapannya.

 Mudahan dalam pengolahan sebuah proyek atau dokumen yang dihasilkan dari setiap
akhir fase dan dapat dijalankan setelah fase sebelumnya selesai atau bisa disebut juga
teratur.

 Kemudian terdapat sebuah struktur sistem yang jelas di mana struktur tersebut secara
jelas bisa digambarkan dalam alur sebuah struktur sistem.

 Kemudian jadwal menjadi lebih menentu

 Kondisi tempat sdlc Waterfall antara lain adalah kebutuhan konsumen telah sangat
dipahami dan kemungkinannya sangat besar terjadinya sebuah perubahan apa dari
kebutuhan user kecil.

Kelemahan menggunakan teknik Waterfall dalam model metode sekuensial linier.


Kelemahan yang pertama adalah proyek dunia nyata jarang sekali Mengikuti alur proses ini
karena proses ini mencangkup banyak tahapan dan terstruktur kemudian kelemahan yang kedua
adalah jarang sekali client bisa memberikan sebuah kebutuhan secara lengkap dari awal dan juga
membutuhkan daftar kebutuhan yang sangat lengkap.

Sifat dari teknik Metode Sekuensial Linier

Untuk itu sifatnya sangat kaku sekali jadi tahapannya ini sangat luas dalam perubahan di tengah
proses kesulitannya jika ada saja terjadi sebuah perubahan dalam kebutuhan dampak yang
mungkin terjadi seperti waktu pengerjaan bertambah dan ada anggota tim yang harus menunggu
lama pekerjaan-pekerjaan lain yang diselesaikan misalnya contoh dari awal adalah bagian
analisis kemudian desain ternyata dalam desain masih belum selesai membutuhkan waktu lama
sehingga pemodelan sistem informasi ini kurang berjalan dengan sempurna, karena seperti
dikatakan di atas tadi kelemahannya adalah tahapan ini selalu terstruktur bisa digunakan jika
anda lebih cepat dalam pengerjaan ini.

Jadi konsep Waterfall sendiri yang menggunakan model sekuensial linear memprioritaskan
tahapan penentuan masalah dan analisa kebutuhan data yang dapat dilakukan berulang kali
bersama klien sampai hasil yang sangat signifikan yang tidak akan berubah-ubah lagi yang akan
memerlukan waktu yang relatif lama tetapi struktur dan hasilnya akan berdampak sangat baik
mungkin itu saja yang bisa saya bahas metode sekuensial linier dalam konsep model Waterfall ini
terima kasih.
Mari bagikan artikel bermanfaat ini :

2.

Metode ”Model Sekuensial Linier” atau ”Siklus Kehidupan Klasik” atau ”Model Air

Terjun” atau ”Waterfall.” Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada

pengembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan

kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, testing, dan maintenance. Model sekuensial

linier melingkupi aktivitas-aktivitas berikut:

Gambar Model Waterfall

Keterangan gambar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis

Analisis adalah kajian yang dilaksanakan dalam sebuah penelitian guna meneliti struktur

penelitian tersebut secara mendalam.


2. Desain

Desain adalah seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapain kreatif lainnya. Dalam sebuah

kalimat, kata “Desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata

kerja, “Desain” memiliki arti proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Sebagai kata

benda, “Desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir darisebuah proses kreatif, baik itu

berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.

3. Kode (Coding)

Kode adalah symbol yang terdiri dari huruf, angka, tanda baca, serta lambang lainnya.

4. Testing

Testing adalah setelah suatu program selesai dibuat maka tahap berikutnya adalah uji coba

terhadap program tersebut.

5. Perawatan

Perawatan setelah suatu program selesai, program tersebut mengalami kerusakan atau up date.

Keuntungan menggunakan teknik waterfall:

1. Prosesnya mudah dipahami dan jelas

2. Mudah dalam pengelolaan proyek, dokumen dihasilkan setiap akhir fase dan sebuah fase

dijalankan setelah fase sebelumnya selesai (teratur)

3. Struktur sistem jelas

4. Jadwal menjadi lebih menentu

5. Kondisi tepat SDLC Waterfall antara lain kebutuhan konsumen telah sangat dipahami dan

kemungkinan terjadinya perubahan kebutuhan user kecil


Kelemahan menggunakan teknik waterfall:

1. Proyek dunia nyata jarang mengikuti alur proses

2. Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang klien bisa memberikan

kebutuhan secara lengkap di awal

3. Sifatnya kaku, sehingga susah melakukan perubahan di tengah proses

4. Kesulitan jika terjadi perubahan kebutuhan. Dampak yang mungkin terjadi seperti waktu

pengerjaan bertambah dan ada anggota tim yang harus menunggu pekerjaan pekerja lain

Solusi: Modified Waterfall Model

Pada dasarnya sama dengan model Waterfall, yang membedakannya adalah memprioritaskan

tahap penentuan masalah dan analisa kebutuhan yang dilakukan secara berulang kali bersama

klien sampai dihasikan spesifikasi yang tidak akan berubah-ubah lagi. Akan tetapi memerlukan

waktu yang relatif lama.

You might also like