Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
daerah dari sektor non migas. Prospek perkembangan dan nilai ekonomi yang
dihasilkan dari usaha perkebunan kelapa sawit teryata telah mampu memberikan
dihasilkan dalam bentuk minyak nabati CPO yang merupakan bahan baku industri
sementara itu, sumber minyak nabati lainya seperti kelapa, kedelai, dan zaitun
hanya menghasilkan kurang 4,5 ton/ha. Bagian tanaman kelapa sawit yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi yaitu bagian buah yang tersusun dalam
sebuah tandan yang disebut dengan tandan buah segar (TBS). Bagian buah kelapa
sawit pada bagian daging buah atau mesocrap menghasilkan minyak crude plam
oil atau CPO sebanyak 20%-24%. Sementara itu bagian inti menghasilkan minyak
sawit di Indonesia telah telah memberikan dampak yang sangat positif dalam
pembangunan nasional karena tanaman kelapa sawit penghasil devisa dari sektor
non migas yang cukup penting selain itu juga sebagai peningkatan pendapatan
petani dan masyarakat dalam menyediakan bahan baku minyak goreng dan
1
Data Oliword (2010) Cit Pardamean (2014), menyebutkan bahwa Indonesia
Malaysia 39%. Negara produsen minyak kelapa sawit lainya adalah, Nigeria,
pengolahan kelapa sawit. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa akan menimbulkan
dampak negatif yang diakibatkan oleh limbah yang dihasilkan industri kelapa
adalah limbah cair. Pada saat ini pengolaan terhadap limbah cair yang dihasilkan
adalah dengan sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dimana teknik
Manajemen merupakan suatu seni atau cara yang dilakukan dalam membuat
tujuaan yang ingin dicapai. Dari permasalahan yang ditimbulkan dampak negatif
yang hasilkan dari perkembangan pabrik kelapa sawit di Indonesia terutama yang
disebabkan oleh limbah cair. Limbah cair memiliki potensi yang paling besar
2
Sumatera Barat telah mengaplikasikan limbah cair pabrik kelapa sawit pada lahan
perkebunan sejak tahun 2007 dengan cara sistem Land application ke lahan yang
telah mendapat izin yang terletak pada perkebunan, PT. AMP 1 Phase 1, yaitu
pada blok 6 seluas 96,17 Ha, blok 8 seluas 112,84 Ha, dan blok 11 seluas 116,33
laporan tugas akhir dengan judul “Manajemen pengelolaan limbah cair pabrik
Limbah cair hasil dari pabrik pengolahan kelapa sawit apabila tidak dikelola
cair tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dijadikan sebagai pupuk
1.3. Tujuan
kelapa sawit.
3
4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi di
cair.
1.4. Manfaat
kelapa sawit
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah
penyebab pencemaran terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan
lagi bagi masyarakat. Industri kebanyakan menghasilkan limbah yang bersifat cair
atau padat yang masih kaya dengan zat organik yang mudah mengalami peruraian.
sehingga dalam waktu yang relatif singkat akan terjadi bau busuk sebagai akibat
Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman yang tidak termasuk
kedalam produk utama atau yang merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan
kelapa sawit. Berdasarkan tempat terbentuknya limbah kelapa sawit tebagi dua,
yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah dari proses pengolahan kelapa
Limbah perkebunan kelapa sawit yaitu sisa tanaman yang tertinggal pada
saat membuka areal perkebunan, peremajaan, dan panen. jenis limbah yang
dihasilkan berupa kayu saat pembukaan lahan, sisa tanaman pada saat replanting,
sisa pelepah pada saat panen, prunning, dan gulma pada saat pembukaan lahan
5
2.2.2. Limbah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Limbah pabrik pengolahan kelapa sawit yaitu limbah yang dihasil dari
proses pengolahan kelapa sawit, limbah dari proses pengolahan kelapa sawit
digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas
1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit dari
setiap ton tandan buah segar menghasilkan cangkang dan fiber/serabut mencapai
190 kg. Fiber dan cangkang biasanya digunakan sebagai bahan bakar boiler. Uap
dari boiler dimanfaatkan untuk merebus tandan buah segar dan sebagai penghasil
tenaga listrik didalam pabrik. Limbah padat lainya yang jumlahnya sangat besar
dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
yang mencapai 230 kg, jumlah dari TKKS ini sangat besar di pabrik-pabrik kelapa
sawit, pada saat ini pabrik kelapa sawit tealah melakukan pencacahan terhadap
(Pardamean, 2014).
2. Limbah Cair
Limbah cair dari pengolahan tandan buah segar kelapa sawit yaitu suspensi
cair kelapa sawit dikeluarkan dari pabrik pengolahan kelapa sawit berupa cairan
coklat dengan suhu debit antara 80oC - 90oC dan cukup asam dengan pH 4 - 5.
25.000 mg/l - 35.000 mg/l dan Chemical Oxygen Demand (COD) berkisar antara
6
15.103 mg/l-65.100 mg/l yang akan menjadi bahan pencemar apa bila langsung
3. Limbah Gas
Selain dari limbah padat dan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit
juga menghasilkan limbah gas yang berasal dari cerobong asap dan uap air
buangan yang dialirkan melalui cerobong asap setinggi 25 meter dari permukaan
Pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit harus dilakukan supaya limbah
cair tidak mencemari lingkungan. untuk mengatasi masalah limbah cair serta
limbah cair yang kurang baik akan memberikan dampak negatif terhadap
BOD serta padatan tersuspensi yang tinggi. Apabila limbah tersebut langsung
merusak ekosistem pada badan penerima dan akan menimbulkan presepsi negatif
7
2.3.2. Sumber Limbah Cair pabrik pengolahan kelapa sawit
untuk memisahkan inti dengan Cangkang juga merupakan sumber utama air
yaitu beberapa unit kolam anaerobik, fakultatif dan aerobik. Masing-masing IPAL
kedalaman, luas dan volume yang berbeda-beda. Dengan demikian waktu tinggal
yang terkecil adalah 6.800 M2, sedangkan yang terbesar adalah 42.500 M2.
Sementara itu Volume kolam bervariasi dari 19.200 M3 sampai 125.500 M3 dan
Waktu Tinggal yang terkecil 36 hari dan yang terbesar ialah 192 hari dan
Pengelolaan limbah cair dengan sistem Land Application atau aplikasi lahan
adalah pemanfaatan limbah cair dari industri kelapa sawit untuk digunakan
sebagai bahan penyubur atau pemupukan tanaman kelapa sawit dalam areal
perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Dasar dari land application ini adalah bahwa
dalam limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung unsur-unsur yang dapat
Jumlah Nitrogen dan Kalium dalam limbah cair pabrik kelapa sawit sangat besar.
8
Limbah cair pabrik kelapa sawit yang dapat digunakan untuk land
application adalah limbah cair yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga kadar
BOD-nya berkisar antara 3.500 mg/l sampai 5.000 mg/l dan pH 6-9. Dengan
komposisi yang cukup kaya akan unsur hara (N, P dan K), maka limbah cair
pemupukan sekitar 50% – 60%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
para ahli perkebunan sawit di Indonesia, limbah cair pabrik kelapa sawit yang
sudah diolah dengan proses anaerobik (BOD maksimal 5.000 mg/l) merupakan
sumber air dan nutrisi bagi tanaman. Disamping itu limbah cair tersebut juga
mampu memperbaiki sifat dan struktur fisik tanah, meningkatkan infiltrasi tanah,
(Raharjo, 2009).
kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan, salah satunya adalah
Plam Oil Mill Effluent (POME) yang komponen utamanya adalah gas metan
(CH4). Gas metan yang dihasilkan dari POME merupakan hasil dari perombakan
pengolahan limbah cair kelapa sawit. Perombakan bahan organik ini terjadi
dalam kondisi tanpa oksigen (O2) yang disebut dengan kondisi anaerob. Secara
alami pembentukan gas metan ini sangat lambat dan gas yang dihasilkan juga
9
sedikit. Untuk dapat merombak limbah cair pabrik kelapa sawit menjadi biogas
dalam jumlah besar diperlukan sedikit rekayasa. limbah ditempatkan pada tempat
khusus yang disebut dengan bioreaktor. Bioreaktor dapat diatur sedemikian rupa
lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, untuk melindungi lingkungan dan
kesehatan masyarakat sekitar akibat dampak dari polusi yang ditimbulkan oleh
limbah cair pabrik kelapa sawit. Sistem pengendalian dampak lingkungan yang
limbah cair, langkah tersebut diikuti dengan minimalisasi limbah pada sumbernya.
merupakan isu lingkungan penting yang dihadapi oleh industri kelapa sawit.
sekarang ini pabrik kelapa sawit harus memperhatikan kriteria dan prinsip yang di
zaman akan tetapi harus diperbaikai secara terus menerus (Erningpraja dan
Fauzan, 2005).
10
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Agro Masang Platation unit Plam Oil Mill terletak di desa Tapian
terletak di atas tanah milik adat dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah timur berbatas dengan tanah ETFACTH 335 ( jalan kebun PT. AMP
Plantation)
2. Sebelah barat berbatas dengan tanah Jaliryah/ amai dan kebun PT. AMP
Plantation.
kebun areal kebun termasuk zona A1 yaitu dengan jumlah bulan basah berturut-
turut sembilan bulan atau lebih dan jumlah bulan kering kurang dari dua bulan
setahun.
sebesar 75,1 % atau berkisar antara 53,2% - 96,6% kelembaban ini terkait tingkat
penyebaran tanah di arel kebun termasuk kedalam jenis Aluvial. dan curah hujan
11
3.3. Areal konsesi dan tata guna lahan
Ny Julinar Idris, SH. PT. AMP beropersi sejak tahun 1992, dimana sejak itu
PT. AMP baru menanam sawit saja, dan setelah pada bulan september tahun 1996
dilakukan comisioning pabrik pengolahan kelapa sawit sebesar 45 ton /jam. sesuai
Pada tahun 2012 luas HGU sebesar 9.228 Ha dan hak guna bangunan
Pabrik kelapa sawit PT. AMP POM berdiri pada tahun 1996 dengan
kapasitas 80 ton/jam dan beroperasi dengan selama 20 jam/hari. PT. AMP POM
mengasilkan produk utama berupa minyak CPO dengan rendemen 20 % dan inti
(kernel) diolah ke PT. Wina yang masih grup Wilmar dengan rendemen sebanyak
4,58 %, sedangkan produk sampingan berupa limbah padat 19,72 % sebanyak dan
12
3.5. Manajemen perusahaan
sumber daya yang ada baik sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Untuk
melihat berhasil atau tidaknya suatu perusahan yang bergerak dibidang Pabrik
Struktur organisasi yang di gunakan pada PT. AMP POM dibuat dengan
tujuan untuk memberikan gambaran terhadap jalur perintah dan koordinasi serta
birokrasi di perusahan , dan terlihat dari jabatan yang akan menjalankan perintah.
tangung jawab yang penuh bagi pimpinan perusahaan tersebut. Untuk pelaksanaan
Untuk lebih jelas struktur pabrik pengolahan kelapa dapat dilihat pada di
13
Mill Manager
ASS Mill
Karyawan
berasal dari Sumatera Barat, yang mana 60 % berasal dari kecamatan Palembayan.
Penepatan tenaga kerja ini sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Sebelum
1. Mill Maneger.
TBS di timbang sampai menjadi CPO sehingga tercapai mutu yang diinginkan
14
Tugas, tanggung Jawab dan wewenang;
a. Memastikan dan menjamin kapasitas PKS sesusai dengan target dan hasil
mesin-mesin produksi.
c. Membuat budget dan cost produksi serta memastikan tidak melebihi budget.
g. Mengambil keputusan dari setiap masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh
bawahan.
indisipliner ( peringatan, Surat peringatan dan PHK) dan mutasi antara group
PKS.
merupakan orang nomor dua setelah Mill Manager di pabrik pengolahan kelapa
sawit.
15
Tugas, tanggung jawab dan wewenang.
ditentukan.
mesin-mesin produksi.
f. Memberi teguran kepada bawahan yang indisipliner dan karyawan yang tidak
3. Asisten Proses
kerja sesuai budget dalam jangka panjang dan pendek. Tugas dan wewenangnya
Asisten proses yaitu mengatur dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan
sesuai dengan target dan yang telah ditentukan pada jam 08.00 WIB - 18.00WIB
dan membuat laporan proses pengolahan dan melaporkan apabila terjadi masalah
16
di dalam proses produksi ke pada asisten proses. dan memiliki wewenang
sesuai dengan target dan yang telah ditentukan pada jam 18.00 WIB – 04.00WIB
dan membuat laporan proses pengolahan dan melaporkan apabila terjadi masalah
7. Asisten Maintenance
17
pengolahan dan melakukan perbaikan peralatan pabrik yang rusak ringan maupun
rusak berat.
8. Mandor Mesin
tejadi kerusakan.
9. Mandor listrik
lingkungan pabrik maupun di luar pabrik dan bertanggung jawab untuk mematuhi
standar perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh buah yang diolah dan
18
12. Mandor Sortasi
Bertanggung jawab terhadap asiten sortasi terhadap tandan buah segar yang
datang dari kebun di loading ramp yang akan di oleh pabrik harus sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahan. dan mempunyai wewenang untuk
14. Karyawan
Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan / staff produksi adalah
19
Sedangkan untuk karyawan dibagian administrasi masa kerja selama 6 hari
kerja dalam seminggu kecuali hari Minggu dengan jam kerja kantor adalah
sebagai berikut;
2. Jumat
3. Hari Sabtu
Sedangkan untuk operator limbah masa kerja selama 7 hari kerja dalam
20
3.5.4.1. Sistim penggajian/upah (bulanan tetap/BT, harian tetep/HT, harian
lepas/HL, borongan)
dengan jumlah hari kerja, untuk karyawan tetap menerima gaji setiap tanggal 25
setiap tanggal 8 setiap bulanya sesuai dengan kehadiran yang direkap dari total
absen dari tanggal 1 sampai sampai tanggal terahir setiap bulannya dan untuk
apabila mencapai target produksi, kelebihan produksi dan lain sebagainya pada
akhir tahun yang di peroleh setiap tanggal 24 Desember setiap tahunya. premi
kelebihan jam kerja 7 jam/hari yang telah dilakukan yang dibayar setiap bulanya
pada saat penerimaan gaji khusus buat bulanan tetap, harian tetap/lepas. Dan
kesehatan untuk semua karyawan apabila sakit. Tunjangan anak dan tunjangan
dalamnya berdasarkan jabatan, air, listrik, Masjid, klinik, bus sekolah, dan
21
3.5.4.4. Cuti
Cuti yang diberikan Bagi karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan
secara berturut-turut, berhak atas cuti tahunan sebanyak 12 hari. cuti hamil dan
selama 2 hari. Anggota keluarga lain dalam satu rumah meninggal dunia, diberi
izin selama 1 hari. Hak cuti tidak dapat digantikan dengan uang.
diwajibkan memakai helm pelindung, sepatu boot, sarung tangan, seragam, dan
penutup telinga di tempat tertentu. Sedangkan untuk karyawan yang sedang sakit
maka diberi izin untuk tidak masuk atas persetujuan dari pimpinan atau dari surat
keterangan dokter.
kebutuhan karyawan pada pabrik pengolahan kelapa sawit yang berdasarkan pada
Mutasi tenaga kerja terjadi karena karena pekerja telah bekarja dalam
bidang yang sama pada waktu yang lama dan juga disebabkan oleh kekurangan
tenaga kerja di unit lain sehingga dimutasi ke unit yang kekurangan tenaga kerja.
22
Promosi karyawan terjadi karena lamanya masa kerja di bidang tertentu
dengan hasil kinerja yang bagus baik dari segi hasil maupun sifat yang dimiliki
dalam bekerja.
di group Wilmar kekurangan tenaga kerja pada suatu bidang sehingga di transfer
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur dalam proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efesien.
3.6.1. Perencanaan
23
perencanaan melibatkan seluruh staff. pada tingkat departemen melibatkan
asisten, dan mandor. Perencanaan di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP
pekerjaan, kebutuhan alat, bahan, frekuensi pekerjaan, dan kebutuhan tenaga kerja
untuk setahun. Penyusunan rencana kerja tahunan (budget) ini dibuat oleh asisten
diserahkan ke Mill Manager, maka setalah itu rencana kerja tahunan diturunkan
Rencana kerja semester yang buat oleh pabrik pengolahan kelapa sawit
Rencana kerja triwulan yang buat oleh pabrik pengolahan kelapa sawit
PT. AMP direncanakan masing-masing departemen yang dibuat sekali dalam tiga
bulan yang dibuat berdasarkan rencana kerja semester yang telah disetujui.
24
4. Rencana kerja bulanan
Rencana kerja bulanan yang di buat oleh pabrik pengolahan kelapa sawit
PT. AMP merupakan rencana kerja yang dibuat oleh masing-masing departemen
kuntitas, tenaga kerja yang dibutuhkan, rencana kerja bulanan dibuat berdasarkan
uarian dari rencana kerja triwulan yang dibuat sebulan sebelum perencanaanya
oleh masing departemen tetapi terkadang ada juga yang tidak sesuai dengan
rencana yang dikarenakan pada rencana awal dalam pelaksanaanya ada kegiatan
lain yang harus dilaksanakan. Kemudian dibuat laporan kegitan beserta dengan
keterangan.
Rencana kerja harian pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP dibuat oleh
bulanan yang telah dibuat yang berisi jenis kegiatan, lokasi, tenaga kerja, dan
hasil dari pekerjaan hari ini. Rencana kerja harian dibuat oleh masing-masing
3.6.2. Pengorganisasian
PT. AMP dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah faktor untuk menentukan
yang tersusun baik dan teratur. Struktur organisasi yang baik dengan garis - garis
25
pelaksanaan kegiatan di perusahaan. Dengan garis-garis koordinasi yang jelas
maka semua tugas dan tanggung jawab yang diberi perusahaan akan dapat
dijalankan dengan baik dan tidak akan terjadi tumpang tindih aktivitas
perusahaan, selain itu juga akan terjadi hungan sosisial yang bagus antara atasan
dan bawahan sehingga akan tercapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan yang
harapkan.
Sistem yang diterapakan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP
dalam stuktur organisasi dapat dilihat bahwa organisasi yang diterapkan sudah
berjalan dengan baik yang dapat dilihat dari semua kegiatan dapat berjalan lancar
Struktur organisasi pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP dibuat dengan
tujuan untuk memberikan gambaran tentang jalur perintah dan koordinasi dari
3.6.3. Pelaksanaan
tanggung jawab dari Mill Manager yang dilimpahkan kepada Assisten Mill yang
tenaga kerja dalam pelaksanaan kerja dilapangan yang dibimbing oleh asisten
departemen yang dikontrol oleh asisten Mill Manager dan Mill Manager dalam
pelaksanaan.
26
Untuk memacu, mendorong dan meningkatkan mutu kerja karyawan
limbah cair mengenai isu lingkungan yang terdapat pada laporan RPL dan
2. Memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku yaitu perbandingan antara baku
mutu yang telah ditetapkan oleh kepmen LH No 28 tahun 2003 dengan limbah
cair yang dihasilkan dan baku mutu air kelas II PP No 82 tahun 2001.
dan ekonomis jangka panjang yaitu dengan pengelolaan limbah cair yang di
pemupukan.
4. Penggunaan tata kelola terbaik oleh perusahaan dan pabrik, yaitu pengelolaan
limbah cair dengan sistem land application yang dilakukan sesuai dengan
27
6. Pertimbangan tanggung jawab terhadap pekerja dan masyarakat terkena
dampak oleh perusahaan dan pabrik, yaitu kegiatan untuk pekerja berupa
jaminan kesehatan dan gaji yang sesuai dengan upah minimum regional dan
Respobility (CSR).
3.6.4. Pengawasan
karena memakai sumber daya alam, manusia dan finansial, pengawasan harus
harus pada seluruh proses mulai dari sortasi sampai pada seluruh kegitan yang
langsung dilapangan.
yang terdiri dari bagaiman akibat dari kesalahan dan penyimpangan selama
28
1. Laporan Harian
Pada laporan harian berisi tentang jumlah tenaga kerja yang dipakai dan
hasil dari kinerja yang telah ditetapkan, laporan ini diisi oleh mandor berdasarkan
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat berdasarkan rekap dari laporan harian dan jenis-
jenis kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dilihat bahwa apa saja kegiatan
yang telah terlaksana dan yang belum terlaksana dalam minggu itu berdasarkan
3. Laporan Bulanan
dari laporan harian sampai dengan laporan mingguan serta prestasi kerja dalam
satu bulan yang juga membahas hal-hal yang menyebabkan biaya tinggi dari
anggaran, hasil yang rendah, dan masalah lainya. Laporan bulanan langsung
29
IV. METODE PELAKSANAAN
Pada kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir ini di PT. Agro Masang Perkasa,
Sumatera Barat. Kegiatan ini dimulai dari tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan
13 Juni 2015.
Dalam kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir ini ada beberapa metode yang
semua kegiatan yang telah disepakati dengan Pembimbing Lapang. Dalam hal ini
pekerjaan di lapangan.
2. Pengamatan
sebelumnya, sehingga untuk kegiatan atau pekerjaan tersebut hanya dapat melihat
perkembangannya saja.
3. Diskusi
kegiatan yang sifatnya tidak dilaksanakan di PT. Agro Masang Perkasa. Kegiatan
diskusi ini dilakukan dengan Asisten, Ass Mill dan Mill Manager.
30
4. Demonstrasi
pembimbing lapang bahwa suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa
sebagainya.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Data primer
(observasi) dan juga tanya jawab langsung dengan ass mill, asisten, mandor dan
karyawan serta pihak yang terkait dalam membantu pengumpulan data untuk
perusahaan. Serta data yang berasal dari PT. Agro Masang Perkasa dalam bentuk
2. Data sekunder
SOP dan literatur lain yang berhubungan dengan pengelolaan limbah kelapa
31
4.4. Analisis Data dan Informasi
lapangan serta aspek finansial. Data dan informasi yang telah terkumpul diolah,
setelah itu dianalisa dengan cara diskusi dengan pembimbing lapang maupun hasil
32
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat,
biaya tenaga kerja, biaya per rorak, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya per
izin Land Application yang dilakukan selama satu tahun dalam kegiatan
- Luas : 253,4 ha
- Rotasi : 1 kali/bulan
limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit di pabrik sebanyak 893 M3 dengan
harga Rp 0,-/M3.
Peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah cair di PT. AMP unit
POM yaitu, Pompa Q pam 100 KW untuk menginjeksikan dari Aerobic pond II
pipa HDPE 6”, satu unit pompa Q pam 37 KW dengan kapasitas 15 M3/jam untuk
menginjeksikan dari kolam Aerobic pond II ke kolam Mixing pond, pipa utama
(12.000 M) dengan mengunakan pipa HDPE 6”, Pipa cabang mengunakan pipa
33
HDPE 4” dengan panjang 296 M untuk rata-rata 36 rorak/blok dengan panjang,
pipa distribusi mengunakan pipa HDPE 3“ dengan panjang 2 meter dari pipa
cabang dengan untuk 36 rorak dengan panjang yaitu 306 M, Valve berfungsi
untuk membuka dan menutup aliaran limbah cair pada pipa HDPE untuk satu blok
valve di pipa cabang. T HDPE digunakan untuk pembagi dari pipa utama ke pipa
cabang sebanyak 1 buah dan untuk pipa cabang ke pipa distribusi sebanyak
18 buah, L HDPE yang digunakan untuk membagi dari pipa cabang ke rorak
sebanyak 18 buah, dan untuk menyambung pipa HDPE dengan valve di butuhkan
plang HDPE sebanyak dua buah untuk satu valve sehingga pleng valve yang
dibutuhkan sebanyak 34 buah sedangkan untuk rincian alat dan biaya yang
34
5.1.3. Biaya Pengunaan Tenaga Kerja.
4 orang yang bertugas di kolam IPAL untuk memantau limbah cair yang keluar
dari pabrik dan memastikannya semua berjalan dengan lancar pengajian tenaga
kerja di kolam IPAL dengan sistem HK dengan harga Rp 64.600,- maka jumlah
biaya yang digunakan perharinya untuk IPAL sebesar Rp 258.400,- dan biaya
sebayak 250 Jam dengan biaya Rp 400.000,-/jam sehingga total biaya perawatan
Jumlah tenaga kerja untuk land application berjumlah sebanyak 4 orang dan
perawatan rorak/ long bed 250 Jam Pertahun dengan pengajian sama dengan
petugas di kolam IPAL yang bekerja membuka dan menutup valve sesuai dengan
mengunakan tiga shift dengan rincian shift pertama tenaga kerja yang digunakan
sebanyak satu orang dari jam 07.00 WIB - 15.00 WIB, shift kedua tenaga kerja
yang digunakan sebanyak satu orang dimulai dari jam 15.00 WIB - 23.00 WIB
dan untuk shift ketiga tenaga kerja yang digunakan sebanyak dua orang pada jam
23.00 WIB - 07.00 WIB yang dikarenakan oleh shif ketiga waktu kerja pada
tengah malam sampai dengan pagi hari, dan begitu juga rincian kerja karyawan
pada kolam IPAL. Dan untuk lebih jelasnya tentang pengunaan tenaga kerja
untuk satu tahun pada land application dapat dilihat pada Tabel 3.
35
Tabel 3. Penggunaan tenaga kerja
Biaya tenaga Kerja Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp)
Operator IPAL 300 258.400,- 77.520.000,-
Operator LA 300 258.400,- 77.520.000,-
Pencucian Ipal 250 400.000,- 100.000.000,-
Pencucian LA 250 400.000,- 100.000.000,-
Jumlah 355.040.000,-
Luas lahan land application di PT. AMP yaitu seluas 253,4 Ha yang terbagi
dari 11 blok dengan jumlah rorak sebanyak 400 jalur, biaya per Ha dihitung dari
total keseluruhan alat dibagi usia ekonomis 10 tahun ditambah biaya bahan dan
khusus biaya tenaga kerja untuk satu tahun sebanyak 300 hari dan ditambah lagi
biaya tenaga kerja perawatan IPAL dan LA dilakukan dengan sistem yaitu dengan
mencari biaya per Ha total biaya keseluruhan dibagi dengan luas keseluruhan
lahan izin land application dengan luas 253,4 Ha maka di peroleh biaya sebesar
Rp 1.545.622,-/tahun. Dan untuk biaya per rorak dicari dengan cara biaya
keseluruhan dibagi dengan jumlah rorak yang berada di land aplication maka di
dapatkan biaya per rorak sebesar Rp. 980.444,-/tahun. dan untuk lebih jelas dapat
36
Tabel 4. Rekapitulasi Biaya Pengelolaan Limbah Cair Per Tahun
No Jenis biaya Biaya (Rp)
1 Biaya Bahan -
2 Biaya Alat 37.137.544,-
3 Biaya Tenaga Kerja 355.040.000,-
4 Total Biaya 392.177.544,-
5 Biaya per Ha 1.545.622,-
6 Biaya per Rorak 980.444-
Sumber : PT. Agro Masang Perkasa
kelapa sawit di PT. Agro Masang Perkasa untuk biaya keseluruhan dicari dengan
menambahkan seluruh biaya alat yang digunakan untuk 11 blok yang aplikasikan
limbah cair kemudian ditambah dengan biaya tenaga kerja sebanyak 300 hari dan
pengelolaan limbah cair di bagi dengan jumlah blok yang aplikasikan limbah cair
maka didapatkan biaya per blok sebesar Rp 35.652.504,-/tahun, dan untuk biaya
limbah cair di bagi dengan luasan yang dilakukan pengelolaan limbah cair
didapatkan biaya sebesar Rp 1.545.622,-/tahun untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 5.
37
5.2. Analisis Manajemen
5.2.1. Perencanaan
Merupakan suatu target yang telah ditentukan oleh Mill manager dalam
pengelolaan limbah cair berdasarkan target telah di rencanakan untuk satu tahun.
seperti kegitan pencucian kolam induk pabrik sebanyak 250 Jam/tahun yang
Rencana kerja semester yang buat oleh Quality Control yang dibuat sekali
dalam enam bulan yang dibuat berdasarkan budget yang telah disetujui oleh
mill manager dalam mengelola limbah cair hasil pengolahan tandan buah segar.
seperti kegiatan pengambilan sampel air sumur pantau pada lahan land
application, lahan kontrol dan sumur pantau masyarakat pada bulan Juni dan
Rencana kerja triwulan yang buat oleh pabrik pengolahan kelapa sawit
PT. AMP direncanakan oleh Quality Control yang dibuat sekali dalam tiga bulan
yang dibuat berdasarkan rencana kerja semester yang telah disetujui oleh mill
38
managar. Seperti kegiatan pencucian rorak dengan menggunakan excavator
Rencana kerja bulanan pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. AMP rencana
kerja yang dibuat Quality Control berupa jabaran dari pekerjaan pengelolaan
limbah, kualitas, kuntitas, dan tenaga kerja yang dibutuhkan, rencana kerja
bulanan dibuat berdasarkan rencana kerja triwulan. Walaupun rencana kerja kerja
bulanan dibuat berdasarkan uarian dari rencana kerja triwulan yang dibuat sebulan
berdasarkan rotasi rorak pada blok land aplication yang telak ditetapakan.
Rencana biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu hari kegiatan
manajemen pengelolaan limbah cair yang dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan
untuk pertahunya didapatkan dengan cara jumlah biaya tenga kerja dikalikan
dengan 300 hari/tahun dan dapat dilihat pada Tabel 5. Dan untuk biaya perawatan
IPAL dan rorak digunakan tenaga kerja kebun berserta dengan alat beratnya yaitu
250 jam/tahun untuk perawatan IPAL yang dilaksanakan sekali dalam setahun dan
Rp 400.000,-/jam dan biaya yang diperlukan untuk satu tahunya untuk perawatan
39
7. Rencana Biaya alat dan bahan
Rp 0,-/m3. Biaya alat yang dalam manajemen pengelolaan limbah cair dapat
dilihat pada Tabel 2. Dan total biaya dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 4.
5.2.2. Organisasi
Mill Manager
Ass Mill
Quality Control
1. Mill Manager
mengerjakan tugasnya.
40
2. Ass Mill
a. Mengawasi kolam induk limbah cair yang di pabrik dan land application.
3. Quality Control
a. Membuat rencana aplikasi limbah cair dan mengatur kegiatan setiap hari.
4. Operator IPAL
c. Memantau limbah cair yang keluar dari pabrik dan mendistribusikan ke LA.
5. Operator LA
b. mengambil sampel air sumur pantau dan sampel air sungai pada waktu yang
telah ditentukan.
41
5.2.3. Pelaksanaan
pengelolaan limbah cair pada lahan yang telah diberi izin LA, dan
berdasarkan instruksi dari Mill manager dan memeriksa laporan dari Quality
4. Operator IPAL mencatat inlet limbah cair dari pabrik, mengatur limbah
yang berada di kolam dengan maksimal tinggi 100 cm dari bibir kolam,
injeksikan ke LA.
5. Operator IPAL memelaporkan data inlet dan outlet limbah cair ke Quality
6. Quality control Menyusun laporan dari data Inlet dan outlet setiap bulannya
dari data harian Inlet dan outlet operator IPAL dan dilaporakan kepada Ass
Mill, setelah itu Laporan disimpan oleh Quality control dan dikeluarkan
apabila diperlukan.
cair di land application , mengambil sampel air sumur pantau sekali sebulan
42
dan sampel air sungai setiap enam bulan sekali dan menyerahkan ke Quality
control.
pantau dapat dilihat pada Tabel 6. dan hasil Sampel air sungai dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 6.
Hasil perbandingan baku mutu lingkungan air kelas II
PP No 82 Tahun 2001 dengan analisa laboratorium sampel air sumur
pantau.
Baku Mutu Hasil Analisa Sampel
Lingkungan
No Parameter Satuan
Air Kelas II 1 2 3
(PP82/2001)
1 pH - 6-9 8,45 7,81 7,2
2 BOD Mg/L Maks 3 2,57 2,05 0,91
3 DO Mg/L Min 4 6,68 6,43 6,33
4 Nitrat (NO3) Mg/L Maks 10 7,07 3,221 0,897
5 Amoniak (NH3) Mg/L - - - -
6 Timbal (Pb) Mg/L Maks 0,03 < 0,03 < 0,03 < 0,03
7 tembaga (Cu) Mg/L Maks 0,02 <0,008 <0,008 <0,008
8 Cadmium (Cd) Mg/L Maks 0,01 <0,003 <0,003 <0,003
9 Seng (Zn) Mg/L Maks 0,05 0,013 0,005 0,006
10 Kloida Mg/L - - - -
11 Sulfat Mg/L - - - -
Keterangan : 1 Sumur pantau LA, 2 Sumur pantau kontrol, 3 Sumur pantau
masyarakat
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium Baristand Padang, 2015.
43
Tabel 7. Hasil perbandingan baku mutu lingkungan air kelas II
PP No 82 Tahun 2001 analisa sampel air sungai.
Baku Mutu Hasil Analisa Sampel
Lingkungan
No Parameter Satuan
Air Kelas II 1 2
(PP82/2001)
0
1 Suhu C Deviasi 3 27,7 27,4
2 pH Mg/L 6-9 8,19 8,02
3 DO Mg/L Min 3 6,45 8,02
4 Florida Mg/L Maks 1,05 0,6 0,6
5 Total solid Suspensi Mg/L Maks 400 5,5 6
6 Nitrit (NO2) Mg/L Maks 0,06 0,011 0,01
7 Amoniak (NH3) Mg/L - - -
8 Sulfat (SO4) Mg/L - - -
9 Klor bebas (CL2) Mg/L Maks 0,03 0,01 0,01
10 Minyak Lemak Mg/L Maks 1 1 1
11 BOD Mg/L Maks 6 1,79 2,32
12 COD Mg/L Maks 50 5 18
13 Sulfida Mg/L Maks 0,002 0,0004 0,0004
14 Sianida (Cn) Mg/L Maks 0,02 0,003 0,003
15 Timbal (Pb) Mg/L Maks 0,03 0,004 0,003
16 Tembaga (Cu) Mg/L Maks 0,02 0,008 0,008
17 Cadmium (Cd) Mg/L Maks 0,01 0,003 0,003
18 Seng (Zn) Mg/L Maks 0,05 0,034 0,006
19 Raksa (Hg) Mg/L Maks 0,002 0,0008 0,0008
Keterangan : 1. Sungai Batang Anggang sebelum pabrik, 2. Sungai Batang
Anggang Sesudah Pabrik.
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium Baristand Padang, 2015.
9. Alat pengaman diri (APD) yang digunakan adalah sepatu boot dan sarung
tangan.
10. Biaya yang digunakan dalam satu kali aplikasi limbah cair sebanyak
PT. Agro Masang Perkasa maka kandungan limbah cair yang dihasilkan dari
bulan Januari 2015 sampai bulan Mei 2015 dapat dilihat pada Tabel 8.
44
Tabel 8. Hasil perbandingan baku mutu kepmen LH No 28 tahun 2003 dengan
analisa sampel limbah cair.
Baku Mutu Bulan
No Parameter satuan Kepmen
LH Januari Feb Mar Apr Mei
5.2.4. Pengawasan
pengelolaan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. AMP dilakukan
oleh operator IPAL dan Operator Land application dengan cara memastikan
jumlah yang limbah yang keluar dari pabrik berjalan dengan baik di kolam induk
maupun di land application serta melakukan pengecekan pipa HDPE yang bocor
lapangan dan data dari flow meter yang berada di pabrik dan flow meter yang
berada pada kolam aerobic pond yang di injeksikan ke lahan land aplication dan
pengawasan juga dilakukan oleh Mill maneger dan Ass mill berdasarkan laporan
45
5.3. Pembahasan
yang di uraikan pada rencana kerja semester, rencana kerja triwulan dan rencana
kerja bulanan yang memberikan manfaat yang baik bagi perusahaan dalam
membagi rotasi pengelolaan limbah cair pada lahan izin land aplication.
Rencanan kerja bulanan yang dibuat direalisasikan pada rencanan kerja harian,
pelaksanaan dan pengawasan berjalan dengan baik yang dapat dilihat dari analisa
sampel yang telah sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan pada
kolam IPAL bervariasi antara 19.200 M3 sampai 125.500 M3 dan waktu tinggal
yang terkecil 36 hari dan yang terbesar 196 hari. sedangkan pengelolaan limbah
dikolam IPAL PT. AMP waktu penanganan hidrolysis pada masing-masing kolam
IPAL bervariasi antara 5.658 M3 sampai 9.828 M3 dan waktu tinggal yang terkecil
cara limbah cair yang dikeluarkan oleh pabrik kelapa sawit terlebih dilakukan
land application dan menghemat biaya pemupukan sebesar 50 %. Hal ini sesuai
46
dengan cara megaplikasikan ke land application atau lahan aplikasi hal ini
dilakukan karena adalah pemanfaatan limbah cair dari industri kelapa sawit untuk
digunakan sebagai bahan penyubur atau pemupukan tanaman kelapa sawit karena
pada kolam IPAL Rahardjo (2009) berpendapat bahwa pengelolaan limbah cair
membutuhkan lokasi yang luas untuk kolam IPAL dan waktu yang digunakan
cukup lama. Sedangkan PT. AMP melakukan pengelolaan limbah cair dengan
untuk pengelolaan kolam IPAL lebih Kecil dan WPH lebih singkat. Sistem
dengan baik yang dapat dilihat dari hasil analiasa laboratorium yang dibandingkan
Menurut Baku Mutu Air Kelas II pada PP No 82 Tahun 2001 limbah cair
yang dikelola oleh PT. AMP tidak mencemari lingkungan yang dapat diketahui
dari hasil analisa labor yang dilakukan pada sumur pantau dan sampel air sungai
yang menyatakan bahwa baku mutu masih berada dibawah baku mutu yang telah
ditetapkan.
PT. Agro masang Perkasa dengan Rahardjo (2009), terletak pada keuntungan
yang didapatkan dengan cara pengelolaan limbah cair dengan cara land
application yang didasarkan bahwa dalam limbah cair pabrik pengolahan limbah
47
cair pabrik kelapa sawit yang mengandung unsur hara yang dapat menyuburkan
tanah seperti Nitrogen, Phospor, dan kalium yang sangat besar sehingga dapat
bertindak sebagai nutrisi bagi tanaman. dan disamping itu juga dapat menghemat
biaya pemupukan.
Biaya yang digunakan dalam pengelolaan limbah cair di PT. AMP dengan
jumlah izin lahan aplikasi oleh badan lingkungan hidup sebanyak 400 rorak
dengan sistem long bed dengan ukuran 100 M x 1 M X 1 M (Volume 100 M3)
yang terdiri dari 11 blok dengan luas keseluruhan 253,4 Ha. sehingga
limbah cair yang di aplikasikan dengan sistem land application di PT. AMP
dengan biaya yang demikian untuk pengelolaan limbah cair dihasilkan biaya
penghematan pemupukan NPK sebesar 50 % yang dapat dilihat pada Tabel 10.
48
Tabel 10. Penghematan pemakaian pupuk untuk satu round.
Jumlah Harga Kebutuhan Biaya
No Jenis lahan Pupuk Dosis tanaman pupuk pupuk pemupukan
1 Tanpa LA NPK 2,55 36.236 5.017,- 92.402 463.580.834,-
2 LA NPK 1,28 36.236 5.017,- 46.382 232.698.494,-
Penghematan pupuk NPK 230.882.340,-
untuk pempukan NPK pada dikebun dilakukan sebanyak dua round sehingga untuk
biaya dalam satu tahun untuk pupuk NPK sebanyak Rp 463.580.834,- dengan
maupun unit POM. Salah satu contoh yaitu penghematan biaya pemakaian pupuk
limbah cair baru mendapat keuntungan pada tahun ke 16 dan untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Lampiran 5, juga tidak bermasalah dengan lingkungan dan masyarakat
sekitar, berdasarkan dari usaha PT. AMP tersebut dalam pengelolaan terhadap
lingkungan maka badan lingkungan hidup memberikan penilaian proper biru yang
ditemui di PT. Agro Masang Perkasa yaitu, dalam pencucian drainase utama yang
49
membatasi blok pada lahan land application, pipa utama sering bocor yang
limbah cair tumpah ke drainase utama dan juga over volume yang dikarenakan
oleh kelalaian dari operator land application yang menyebabkan limbah cair yang
Upaya yang dilakukan oleh PT. Agro Masang Perkasa untuk mengatasi
pengontrolan yang dilakukan oleh operator land aplication pada pipa yang telah
dipasang pada lahan dan memperbaikinya apabila terdapat pipa yang bocor.
pelaksanaan pekerjaanya. Untuk masalah rorak yang over volume quality control
melakukan pengontrolan terhadap lahan land application dan juga dari laporan
kepada operator land application berupa teguran sebanyak tiga kali dan apabila
masih mengulangi kesalahan yang sama maka operator land aplication dilakukan
pemotongan gaji sebanyak 0,5 HK/setiap kesalahan yang sama. Sedangkan untuk
qulity control dan selanjutnya melaporkan ke Ka Phase I AMP-I dan setelah itu
operator excavator diberi peringatan sampai tiga kali. Apabila operator excavator
50
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
PT. Agro Masang Perkasa yaitu dengan sistem kolam IPAL dengan
volume terkecil 5.658 M3 dan volume terbesar 9.828 M3, dan WPH paling
cepat 5 hari dan paling lama 10 hari sehingga efektif untuk sistem land
ukuran 100 M x 1 M x 1 M.
oleh PT. Agro Masang Perkasa dapat menghemat biaya pemakaian pupuk
NPK sebanyak 50%, dan juga terhindar dari pandangan negatif masyarakat
51
6.2. Saran
terutama pada pipa land application di lapangan dan aplikasi limbah cair .
melaksakan pekerjaan.
tidak sama dengan lokasi mahasiswa PKPM I (semester V). Apabila sama
manajemen.
52
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi Y, Widyastuti Y.E, Satyiawibawa I, dan Paeru R.H. 2012. Kelapa Sawit,
Penebar Swadaya. Jakarta. 236 Hal.
Nasution Y.D. 2004 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang Berasal
Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui
Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia.Universitas Sumatra Utara. Sumatera
Utara.3 hal
Raharjo P.N. 2009. Studi Banding Teknologi Pengolahan Limbah cair Pabrik
Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan. Jakarta 18 Hal
Saepudin A. 2010. Energi Terbarukan (Biogas) Dari Limbah Kelapa Sawit. Pusat
Penelititian Tenaga Listrik dan Mekatronik-LIPI. Bandung. 87 Hal
Sunarko. 2014. Budidaya kelapa sawit di Berbagai Jenis Lahan. Agro Media
Pustaka. Jakarta Selatan. 200 Hal
53
LAMPIRAN
54
Lampiran 1. Gambar Pengelolaan Limbah Cair
T HDPE Condensat
55
Recovery Pembacaan Flow Meter
56
Aerobic Pond Pompa Q Pam 100 KW
57
Pengambilan Sampel air sumur pantau Pengambilan Sampel air sungai
58
Lampiran 2. Sketsa Pengelolaan limbah cair PT. AMP
Land application
59
Lampiran 3. Peta Izin LA
60
Lampiran 4. Sketsa Pipa di Lapangan
AEROBIC
POND II
v c
c
c
c cc c c 8 Pipa distribusi
c c c c
10 Pipa Cabang
KETERANGAN
Pipa utama ( Pipa utama HDPE 6” Panjang12.000 M )
Pipa Cabang ( Pipa cabang HDPE 4” Panjang 296 M )
c
Pipa distribusi ( Pipa distribusi HDPE 3” Panjang 306 M )
c
c Valve ( 17 buah )
T HDPE ( 19 buah)
L HDPE ( 18 buah )
Pleng HDPE ( 34 buah)
61
62
63
Lampiran 6. Jurnal flow meter limbah bulan May 2015
No.Dokumen : From-QCD-038
FORM REVISI :0
64
No.Dokumen : From-QCD-038
FORM REVISI :0
65
Lampiran 7. Data curah hujan tahun 2014 di AMP-1
66