You are on page 1of 66

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebuanan yang sangat

memberikan manfaat dan harapan untuk meningkatkan perekonomian negara dan

daerah dari sektor non migas. Prospek perkembangan dan nilai ekonomi yang

dihasilkan dari usaha perkebunan kelapa sawit teryata telah mampu memberikan

konstribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Produk yang

dihasilkan dalam bentuk minyak nabati CPO yang merupakan bahan baku industri

makanan, industri farmasi, kosmetika dan lain sebagainya.

Produktifitas kelapa sawit dapat menghasilkan minyak hingga 6 ton/ha,

sementara itu, sumber minyak nabati lainya seperti kelapa, kedelai, dan zaitun

hanya menghasilkan kurang 4,5 ton/ha. Bagian tanaman kelapa sawit yang

memiliki nilai ekonomis yang tinggi yaitu bagian buah yang tersusun dalam

sebuah tandan yang disebut dengan tandan buah segar (TBS). Bagian buah kelapa

sawit pada bagian daging buah atau mesocrap menghasilkan minyak crude plam

oil atau CPO sebanyak 20%-24%. Sementara itu bagian inti menghasilkan minyak

plam kernel oil sebanyak 3%-4% (Sunarko, 2014).

Menurut Pardamean (2014), pengembangan bisnis budidaya tanaman kelapa

sawit di Indonesia telah telah memberikan dampak yang sangat positif dalam

pembangunan nasional karena tanaman kelapa sawit penghasil devisa dari sektor

non migas yang cukup penting selain itu juga sebagai peningkatan pendapatan

petani dan masyarakat dalam menyediakan bahan baku minyak goreng dan

industri hilir lainya, peningkatan kesempatan kerja, dan mendukung upaya

wilayah agar lebih berkembang dan maju.

1
Data Oliword (2010) Cit Pardamean (2014), menyebutkan bahwa Indonesia

berkontribusi terhadap produksi kelapa sawit dunia sebesar 47%, sedangkan

Malaysia 39%. Negara produsen minyak kelapa sawit lainya adalah, Nigeria,

Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, Pantai Gading dan Brazil.

Sehubungan dengan itu maka terjadi pula perkembangan pabrik

pengolahan kelapa sawit. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa akan menimbulkan

dampak negatif yang diakibatkan oleh limbah yang dihasilkan industri kelapa

sawit. Industri pengolahan kelapa sawit menghasilkan beberapa limbah diataranya

adalah limbah cair. Pada saat ini pengolaan terhadap limbah cair yang dihasilkan

adalah dengan sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dimana teknik

pengolahannya adalah dengan melakukan degradasi atau perombakan bahan kimia

yang terdapat pada limbah dengan bantuan mikroorganisme, baik anaerobik

maupun aerobik. Sistem tersebut ternyata memberikan banyak kendala seperti,

kurang efektifnya kerja mikroorganisme, perlunya pengurasan, membutuhkan

lahan yang relatif luas dan sebagainya.

Manajemen merupakan suatu seni atau cara yang dilakukan dalam membuat

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai

tujuaan yang ingin dicapai. Dari permasalahan yang ditimbulkan dampak negatif

yang hasilkan dari perkembangan pabrik kelapa sawit di Indonesia terutama yang

disebabkan oleh limbah cair. Limbah cair memiliki potensi yang paling besar

sebagai pencemaran lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik sehingga di

perlukan manajemen pengelolaan limbah cair untuk mengatasi masalah tersebut.

Kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan sawit di PT. AMP Plantation

yang berada di desa Tapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam,

2
Sumatera Barat telah mengaplikasikan limbah cair pabrik kelapa sawit pada lahan

perkebunan sejak tahun 2007 dengan cara sistem Land application ke lahan yang

telah mendapat izin yang terletak pada perkebunan, PT. AMP 1 Phase 1, yaitu

pada blok 6 seluas 96,17 Ha, blok 8 seluas 112,84 Ha, dan blok 11 seluas 116,33

Ha. Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis tertarik untuk menulis

laporan tugas akhir dengan judul “Manajemen pengelolaan limbah cair pabrik

kelapa sawit di PT. Agro Masang Perkasa, Desa Tapian Kandis,

Kec. Palembayan. Kab. Agam, Sumatera Barat”

1.2. Perumusan masalah

Limbah cair hasil dari pabrik pengolahan kelapa sawit apabila tidak dikelola

dengan baik dapat menimbulkan pencemaran bagi lingkungan sedangkan limbah

cair tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dijadikan sebagai pupuk

organik untuk kebun kelapa sawit. Bagaimana manajemen pengelolaan limbah

cair pabrik pengolahan kelapa sawit pada tanaman kelapa sawit.

1.3. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir manajemen pengelolaan limbah cair

pabrik kelapa sawit ini mahasiswa diharapkan mampu.

1. Meningkatkan pengetahun tentang manajemen pengelolaan limbah cair

pabrik kelapa sawit di PT. Agro Masang Perkasa.

2. Mengetahui manfaat pengelolaan limbah cair PT. Agro Masang Perkasa.

3. Mengetahui pentingnya pemeliharaan lingkungan pada pabrik pengolahan

kelapa sawit.

3
4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi di

perkebunaan kelapa sawit dalam mengatasi masalah pengelolaan limbah

cair.

1.4. Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan Tugas Akhir manajemen pengelolaan limbah cair

pabrik kelapa sawit yaitu.

1. Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang limbah cair pabrik

pengelolan kelapa sawit

2. Mengenali dan memahami manajemen pengelolaan limbah cair pabrik

kelapa sawit

3. Melatih dan melaksakan pekerjaan pengelolaan limbah cair

4. Memahami kegunaan teknologi pengelolaan limbah cair

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah

Definisi limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen

penyebab pencemaran terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan

lagi bagi masyarakat. Industri kebanyakan menghasilkan limbah yang bersifat cair

atau padat yang masih kaya dengan zat organik yang mudah mengalami peruraian.

Kebanyakan industri yang ada membuang limbahnya ke perairan terbuka,

sehingga dalam waktu yang relatif singkat akan terjadi bau busuk sebagai akibat

terjadinya fermentasi limbah (Nasution, 2004).

2.2. Jenis-jenis Limbah Kelapa Sawit

Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman yang tidak termasuk

kedalam produk utama atau yang merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan

kelapa sawit. Berdasarkan tempat terbentuknya limbah kelapa sawit tebagi dua,

yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah dari proses pengolahan kelapa

sawit (Fauzi, Widyastuti, Satyawibawa, Paeru, 2012).

2.2.1. Limbah perkebunan kelapa sawit

Limbah perkebunan kelapa sawit yaitu sisa tanaman yang tertinggal pada

saat membuka areal perkebunan, peremajaan, dan panen. jenis limbah yang

dihasilkan berupa kayu saat pembukaan lahan, sisa tanaman pada saat replanting,

sisa pelepah pada saat panen, prunning, dan gulma pada saat pembukaan lahan

dan berjalanya kegiatan perkebunan kelapa sawit ( Fauzi, Widyastuti,

Satywibawa, dan Paeru, 2012 ).

5
2.2.2. Limbah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Limbah pabrik pengolahan kelapa sawit yaitu limbah yang dihasil dari

proses pengolahan kelapa sawit, limbah dari proses pengolahan kelapa sawit

digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas

(Fauzi, Widyaastuti, Satyawibawa, Paeru, 2012).

1. Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit dari

setiap ton tandan buah segar menghasilkan cangkang dan fiber/serabut mencapai

190 kg. Fiber dan cangkang biasanya digunakan sebagai bahan bakar boiler. Uap

dari boiler dimanfaatkan untuk merebus tandan buah segar dan sebagai penghasil

tenaga listrik didalam pabrik. Limbah padat lainya yang jumlahnya sangat besar

dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS)

yang mencapai 230 kg, jumlah dari TKKS ini sangat besar di pabrik-pabrik kelapa

sawit, pada saat ini pabrik kelapa sawit tealah melakukan pencacahan terhadap

TKKS yang dihasilkan untuk mempermudah pengolahan lebih lanjut

(Pardamean, 2014).

2. Limbah Cair

Limbah cair dari pengolahan tandan buah segar kelapa sawit yaitu suspensi

koloid yang mengandung 95 % - 96 % air, 4 % - 5 %,minyak dan lemak, limbah

cair kelapa sawit dikeluarkan dari pabrik pengolahan kelapa sawit berupa cairan

coklat dengan suhu debit antara 80oC - 90oC dan cukup asam dengan pH 4 - 5.

Limbah cair mengandung Biologycal Oxygen Demand (BOD) berkisar antara

25.000 mg/l - 35.000 mg/l dan Chemical Oxygen Demand (COD) berkisar antara

6
15.103 mg/l-65.100 mg/l yang akan menjadi bahan pencemar apa bila langsung

dibuang ke perairan bebas (Departemen Pertanian, 2006).

3. Limbah Gas

Selain dari limbah padat dan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit

juga menghasilkan limbah gas yang berasal dari cerobong asap dan uap air

buangan yang dialirkan melalui cerobong asap setinggi 25 meter dari permukaan

tanah (Fauzi, Widyaastuti, Satyawibawa, Paeru, 2012).

2.3. Pengelolaan Limbah Cair

Pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit harus dilakukan supaya limbah

cair tidak mencemari lingkungan. untuk mengatasi masalah limbah cair serta

untuk mematuhi peraturan pemerintah dan undang-undang lingkungan hidup

maka limbah cair harus dikelola (Pardamean, 2008).

2.3.1. Kerugian yang ditimbulkan oleh limbah cair

Menurut Nasution (2004), kerugian yang ditimbulkan oleh pengelolaan

limbah cair yang kurang baik akan memberikan dampak negatif terhadap

lingkungan berupa, pencemaran lingkungan, karena mengandung nilai COD,

BOD serta padatan tersuspensi yang tinggi. Apabila limbah tersebut langsung

dibuang ke badan penerima, maka sebagian akan mengendap, terurai secara

perlahan, menimbulkan kekeruhan, mengeluarkan bau yang tajam dan dapat

merusak ekosistem pada badan penerima dan akan menimbulkan presepsi negatif

dari masyarakat sekitar.

7
2.3.2. Sumber Limbah Cair pabrik pengolahan kelapa sawit

Tahap strerilisasi dan penjernihan merupakan penghasil utama limbah cair.

Pada tahap sterilisasi menghasilkan limbah cair sebesar 15 % dan tahap

penjernihan menghasilkan limbah cair sebanyak 75%. Claybat yang dipakai

untuk memisahkan inti dengan Cangkang juga merupakan sumber utama air

limbah sebanyak 10% jumlah limbah cair (Saepudin, 2010).

2.3.3. Metode pengelolaan limbah cair

Menurut Raharjdo (2009), pengelolaan limbah dengan sistem konvensional,

yaitu beberapa unit kolam anaerobik, fakultatif dan aerobik. Masing-masing IPAL

dari setiap pabrik kelapa sawit mempunyai kolam-kolam yang memiliki

kedalaman, luas dan volume yang berbeda-beda. Dengan demikian waktu tinggal

atau WPH (Waktu Penahanan Hidrolysis)-nya juga berbeda-beda. Luas kolam

yang terkecil adalah 6.800 M2, sedangkan yang terbesar adalah 42.500 M2.

Sementara itu Volume kolam bervariasi dari 19.200 M3 sampai 125.500 M3 dan

Waktu Tinggal yang terkecil 36 hari dan yang terbesar ialah 192 hari dan

selanjutnya dibuang ke sungai.

Pengelolaan limbah cair dengan sistem Land Application atau aplikasi lahan

adalah pemanfaatan limbah cair dari industri kelapa sawit untuk digunakan

sebagai bahan penyubur atau pemupukan tanaman kelapa sawit dalam areal

perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Dasar dari land application ini adalah bahwa

dalam limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung unsur-unsur yang dapat

menyuburkan tanah. Unsur-unsur tersebut adalah Nitrogen, Phosphor dan Kalium.

Jumlah Nitrogen dan Kalium dalam limbah cair pabrik kelapa sawit sangat besar.

8
Limbah cair pabrik kelapa sawit yang dapat digunakan untuk land

application adalah limbah cair yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga kadar

BOD-nya berkisar antara 3.500 mg/l sampai 5.000 mg/l dan pH 6-9. Dengan

komposisi yang cukup kaya akan unsur hara (N, P dan K), maka limbah cair

tersebut mempunyai potensi yang baik untuk menggantikan peran pupuk

anorganik. Dengan pemanfaatan limbah cair tersebut untuk keperluan pemupukan,

Jadi land application akan mengurangi beban biaya pemupukan.

Pemanfaatan limbah cair dengan land application dapat menurunkan biaya

pemupukan sekitar 50% – 60%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

para ahli perkebunan sawit di Indonesia, limbah cair pabrik kelapa sawit yang

sudah diolah dengan proses anaerobik (BOD maksimal 5.000 mg/l) merupakan

sumber air dan nutrisi bagi tanaman. Disamping itu limbah cair tersebut juga

mampu memperbaiki sifat dan struktur fisik tanah, meningkatkan infiltrasi tanah,

meningkatkan kelembaban tanah, menambah kandungan senyawa organik,

menaikkan pH tanah, meningkatkan aktivitas mikro flora dan fauna tanah

(Raharjo, 2009).

Menurut Saepudin (2010), biomassa dari produk samping pengolahan

kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan, salah satunya adalah

Plam Oil Mill Effluent (POME) yang komponen utamanya adalah gas metan

(CH4). Gas metan yang dihasilkan dari POME merupakan hasil dari perombakan

anarobik senyawa-senyawa organik. Secara alami dihasilkan dari kolam-kolam

pengolahan limbah cair kelapa sawit. Perombakan bahan organik ini terjadi

dalam kondisi tanpa oksigen (O2) yang disebut dengan kondisi anaerob. Secara

alami pembentukan gas metan ini sangat lambat dan gas yang dihasilkan juga

9
sedikit. Untuk dapat merombak limbah cair pabrik kelapa sawit menjadi biogas

dalam jumlah besar diperlukan sedikit rekayasa. limbah ditempatkan pada tempat

khusus yang disebut dengan bioreaktor. Bioreaktor dapat diatur sedemikian rupa

pada kondisi optimum untuk memproduksi biogas. Dapat pula ditambahkan

mikroba-mikroba yang akan mempercepat pembentukan gas metan. selanjutnya

gas metan dialiarkan atau dipompakan ke tangki penampung.

2.3.4. Manajemen pengelolaan limbah cair

Limbah industri kelapa sawit seperti limbah cair berpotensi merusak

lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, untuk melindungi lingkungan dan

kesehatan masyarakat sekitar akibat dampak dari polusi yang ditimbulkan oleh

limbah cair pabrik kelapa sawit. Sistem pengendalian dampak lingkungan yang

menyeluruh dibutuhkan dalam setiap kegiatan manajemen mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam pengelolaan

limbah cair, langkah tersebut diikuti dengan minimalisasi limbah pada sumbernya.

Permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan dan manajemen limbah cair

merupakan isu lingkungan penting yang dihadapi oleh industri kelapa sawit.

sekarang ini pabrik kelapa sawit harus memperhatikan kriteria dan prinsip yang di

ajukan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Sehingga peran manajemen

pengelolaan lingkungan harus berjalan dengan baik seperti teknologi pengelolaan

secara konvensional jangan dipandang sebagai teknologi kuno dan ketinggalan

zaman akan tetapi harus diperbaikai secara terus menerus (Erningpraja dan

Fauzan, 2005).

10
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Letak geografis

PT. Agro Masang Platation unit Plam Oil Mill terletak di desa Tapian

Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat yang

terletak di atas tanah milik adat dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah timur berbatas dengan tanah ETFACTH 335 ( jalan kebun PT. AMP

Plantation)

2. Sebelah barat berbatas dengan tanah Jaliryah/ amai dan kebun PT. AMP

Plantation.

3. Sebelah utara berbatas dengan tanah Jaliryah/Amai

4. Sebelah selatan berbatas dengan tanah Ali Umar/Kurar

3.2. Keadaan iklim dan tanah

Menurut Schimidt dan Ferguson areal kebun termasuk ke dalam tipe A

dengan nilai Q (quotien) 0%, sedangkan menurut agroklimat Oldeman areal

kebun areal kebun termasuk zona A1 yaitu dengan jumlah bulan basah berturut-

turut sembilan bulan atau lebih dan jumlah bulan kering kurang dari dua bulan

setahun.

Suhu rata-rata tahunan yaitu 26,9 OC dengan suhu maksimum 30,9 OC


O
dengan suhu minimum 23 C, sementara kelembaban udara relatif rata-rata

sebesar 75,1 % atau berkisar antara 53,2% - 96,6% kelembaban ini terkait tingkat

evapotranpirasi yang berkisar antara 5 mm/hari - 6 mm/hari. Secara umum

penyebaran tanah di arel kebun termasuk kedalam jenis Aluvial. dan curah hujan

433 mm/bulan dapat dilihat pada tabel 14.

11
3.3. Areal konsesi dan tata guna lahan

PT. AMP didirikan pada tahun 1994 berdasarkan akta no 1 notaris

Ny Julinar Idris, SH. PT. AMP beropersi sejak tahun 1992, dimana sejak itu

PT. AMP baru menanam sawit saja, dan setelah pada bulan september tahun 1996

dilakukan comisioning pabrik pengolahan kelapa sawit sebesar 45 ton /jam. sesuai

dengan perkembangan operasional pabrik pengolahan kelapa sawit

PT. AMP menjadi 80 ton/jam.

Pada tahun 2012 luas HGU sebesar 9.228 Ha dan hak guna bangunan

seluas 200.000 m2 terlihat dari Tabel 1.

Tabel 1. Hak guna bangunan AMP POM


No Jenis bangunan Luas (m2)
1 Pabrik 1.800
2 Mess karyawan 1.000
3 Kantor 250
4 Jalan 5.000
5 Tangki penimbunan 400
6 Bangunan timbangan 100
7 IPAL 60.000
8 Parkir/perkarangan 40.000
9 Lain-lain 91.450
Jumlah 200.000

3.4. Keadaan Pabrik Dan Produksi

Pabrik kelapa sawit PT. AMP POM berdiri pada tahun 1996 dengan

kapasitas 80 ton/jam dan beroperasi dengan selama 20 jam/hari. PT. AMP POM

mengasilkan produk utama berupa minyak CPO dengan rendemen 20 % dan inti

(kernel) diolah ke PT. Wina yang masih grup Wilmar dengan rendemen sebanyak

4,58 %, sedangkan produk sampingan berupa limbah padat 19,72 % sebanyak dan

limbah cair sebanyak 56% .

12
3.5. Manajemen perusahaan

Manajemen dalam artian umum adalah merupakan proses pengelolaan yang

indentik, yang terdiri dari tindakan perencanaan (Plan), Pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controling) yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melaluai pemanfaatan

sumber daya yang ada baik sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Untuk

melihat berhasil atau tidaknya suatu perusahan yang bergerak dibidang Pabrik

pengolahan kelapa sawit khususnya biasanya ditentukan dari pimpinan bagaimana

dalam mengelola dan menjalankan proses manajemen tersebut.

3.5.1. Struktur organisasi perusahaan dan ketenagakerjaan.

Struktur organisasi yang di gunakan pada PT. AMP POM dibuat dengan

tujuan untuk memberikan gambaran terhadap jalur perintah dan koordinasi serta

birokrasi di perusahan , dan terlihat dari jabatan yang akan menjalankan perintah.

Dengan menggunakan struktur garis sehingga semua kegiatan merupakan

tangung jawab yang penuh bagi pimpinan perusahaan tersebut. Untuk pelaksanaan

tanaga kerja bertanggung jawab kepada asisten masing-masing (supervisor).

Untuk lebih jelas struktur pabrik pengolahan kelapa dapat dilihat pada di

PT. AMP Plantation unit pom dapat dilihat pada Gambar 1.

13
Mill Manager

ASS Mill

Asisten KTU Asisten Quality Asisten Kepala


Proses Maitenance Contol Sortasi gudang

Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor


Shif I Shif II Listrik Mesin sortasi

Karyawan

Gambar 1. Struktur Organisasi AMP unit POM

PT. AMP Plantation unit POM menyerap tenaga kerja sebanyak 90 %

berasal dari Sumatera Barat, yang mana 60 % berasal dari kecamatan Palembayan.

Penepatan tenaga kerja ini sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Sebelum

di ditempatkan tenaga kerja baru sebelumnya dilakukan pelatihan di perusahan-

perusahan group Wilmar.

3.5.2. Uraian struktur organisasi (tugas, wewenang, tanggung jawab)

1. Mill Maneger.

Sebagai pimpinan tertinggi pada pabrik pengolahan kelapa sawit yang

bertugas mengawasi proses pengolahan secara keseluruhan, mulai dari mengambil

kebijakan, keputusan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi mulai dari

TBS di timbang sampai menjadi CPO sehingga tercapai mutu yang diinginkan

stakeholder. Manejer bertanggung jawab kepada general manager.

14
Tugas, tanggung Jawab dan wewenang;

a. Memastikan dan menjamin kapasitas PKS sesusai dengan target dan hasil

produk bermutu baik.

b. Memastikan dan mengontrol pelaksanaan dalam perbaikan dan perawatan

mesin-mesin produksi.

c. Membuat budget dan cost produksi serta memastikan tidak melebihi budget.

d. Menjamin dan memastikan bahwa semua program keselamatan lingkungan

berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

e. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional dalam mencapai target

produksi yang maksimal dan menekan cost serendah mungkin.

f. Membuat langkah kebijakan yang tidak bertentangan dengan peraturan yang

tidak bertentangan dengan peraturan perusahaan.

g. Mengambil keputusan dari setiap masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh

bawahan.

h. Melakukan pembinaan terhadap karyawan terhadap bawahan yang

indisipliner ( peringatan, Surat peringatan dan PHK) dan mutasi antara group

PKS.

i. Penilaian prestasi kerja dan pengaturan cuti karyawan.

2. Asisten Mill Manager

Asisten Mill Manager yang membawahi beberapa asisten di pabrik

pengolahan kelapa sawit yang bertugas mengkoordinir semua departemen yang

merupakan orang nomor dua setelah Mill Manager di pabrik pengolahan kelapa

sawit.

15
Tugas, tanggung jawab dan wewenang.

a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager terhadap terselenggaranya seluruh

kegiatan operasional perusahan dengan sistem dan standar yang telah

ditentukan.

b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur seluruh kegiatan operasional

langsung kepada bawahan.

c. Menangalisa mutu produk yang dihasilkan, pemeliharaan dan perbaikan

mesin-mesin produksi.

d. Mengontrol dan memaksimalkan hasil produksi serta kualitas hasil produksi

yang telah ditentukan.

e. Mengatur dan mengawasi proses produksi dan administrasi

f. Memberi teguran kepada bawahan yang indisipliner dan karyawan yang tidak

menjalankan SOP berakibat merugikan perusahaan

3. Asisten Proses

Bertanggung jawab kepada Asisten Mill Manager dan membuat rancangan

kerja sesuai budget dalam jangka panjang dan pendek. Tugas dan wewenangnya

Asisten proses yaitu mengatur dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan

seluruh kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi.

4. Mandor Proses Shift I

Bertanggung jawab terhadap asisten proses terhadap proses pengolahan

sesuai dengan target dan yang telah ditentukan pada jam 08.00 WIB - 18.00WIB

dan membuat laporan proses pengolahan dan melaporkan apabila terjadi masalah

16
di dalam proses produksi ke pada asisten proses. dan memiliki wewenang

menegur karyawan yang yang tidak melaksanakan perkerjaan dengan baik.

5. Mandor Proses Shift II

Bertanggung jawab terhadap asisten proses terhadap proses pengolahan

sesuai dengan target dan yang telah ditentukan pada jam 18.00 WIB – 04.00WIB

dan membuat laporan proses pengolahan dan melaporkan apabila terjadi masalah

di dalam proses produksi ke pada asisten proses. dan memiliki wewenang

menegur karyawan yang yang tidak melaksanakan perkerjaan dengan baik.

6. Kepala Tata Usaha

Fungsi utama KTU di PKS yaitu membantu bidang administatur dalam

mengelola aktifitas pabrik pengolahan kelapa sawit dibidang administrasi dan

keuangan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk mencapai tujuan perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab.

a. Bertanggung jawab pada Mill Manager.

b. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan program kerja di

pabrik pengolahan kelapa sawit.

c. Mengontor biaya di pabrik pengolahan sesuai budget.

d. Mengawasi keberadaan stok alat dan bahan di gudang.

e. Membuat laporan manajemen setiap bulan untuk dikirim ke direksi. setelah

diperiksa oleh ass mill dan disetujui oleh mill menager.

7. Asisten Maintenance

Tugas dan wewenang adalah membuat perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian dan pengawasan pabrik untuk menunjang kelancaran proses

17
pengolahan dan melakukan perbaikan peralatan pabrik yang rusak ringan maupun

rusak berat.

8. Mandor Mesin

Tugas dan wewenang yaitu untuk mengatur dan mengawasi seluruh

kegiatan pada mesin-mesin yang yang beroperasi dan memperbaikinya apabila

tejadi kerusakan.

9. Mandor listrik

Tugas dan wewenangnya yaitu mengatur dan mengawasi bagian listrik di

pabrik pengolahan kelapa sawit untuk menunjung proses produksi dan

memperbaiki apabila terjadi kerusakan berat maupun ringan.

10. Quality Control

Bagian yang mengatur dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan

lingkungan pabrik maupun di luar pabrik dan bertanggung jawab untuk mematuhi

undang-undang yang berlaku dibidang lingkungan hidup, mengawasi dan

mencegah pencemaran lingkungan dan menjaga mutu dari hasil produksi.

11. Asisten sortasi

Bertanggung jawab kepada Mill Manager untuk memelihara peralatan

sortasi , memantau, mengevaluasi TBS yang masuk dan mensortasi berdasarkan

standar perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh buah yang diolah dan

membuat keputusan buah untuk dipulangkan lagi ke kebun.

18
12. Mandor Sortasi

Bertanggung jawab terhadap asiten sortasi terhadap tandan buah segar yang

datang dari kebun di loading ramp yang akan di oleh pabrik harus sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahan. dan mempunyai wewenang untuk

menegur bawahan yang tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik.

13. Kepala gudang

Tugas dan wewenangnya mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan gudang mulai dari perencanaan sampai pengawasan pada

barang yang masuk dan dikeluarkan dari dalam gudang.

14. Karyawan

Bertangung jawab terhadap atasan masing-masing asisten departemen dalam

pelaksanan pekerjaan sesuai dengan shift masing-masing dan melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan target yang diberikan atasan.

3.5.3. Jam Kerja

Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan / staff produksi adalah

dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai berikut:

1. Shift I : Pukul 08.00 WIB – 18.00 WIB

2. Shift II : Pukul 18.00 WIB – 04.00 WIB

19
Sedangkan untuk karyawan dibagian administrasi masa kerja selama 6 hari

kerja dalam seminggu kecuali hari Minggu dengan jam kerja kantor adalah

sebagai berikut;

1. Hari Senin- Hari Kamis

Pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB

Pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB

2. Jumat

Pukul 07.00 WIB – 11.30 WIB

Pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB

3. Hari Sabtu

Pukul 07.00 WIB – 13.30 WIB

Sedangkan untuk operator limbah masa kerja selama 7 hari kerja dalam

seminggu dengan jam kerja adalah sebagai berikut:

1. Operator IPAL dan LA

Pukul 07.00 WIB – 15.00 WIB

Pukul 15.00 WIB – 23.00 WIB

Pukul 23.00 WIB – 07.00 WIB

3.5.4. Fasilitas dan kesejahteraan karyawan

Fasilitas yang diberikan peruhan yang diberikan kepada karyawan yaitu

berdasarkan jabatan yang diduduki pada struktur organisasi dan untuk

kesejahtraan karyawan dapat berupa;

20
3.5.4.1. Sistim penggajian/upah (bulanan tetap/BT, harian tetep/HT, harian

lepas/HL, borongan)

Gaji pokok merupakan imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai

dengan jumlah hari kerja, untuk karyawan tetap menerima gaji setiap tanggal 25

setiap bulannya. sedangkan untuk harian tetap/harian lepas dilakukan pengajian

setiap tanggal 8 setiap bulanya sesuai dengan kehadiran yang direkap dari total

absen dari tanggal 1 sampai sampai tanggal terahir setiap bulannya dan untuk

borongan dibayar setelah kegiatan borongan selesai.

3.5.4.2. Bonus, lembur, premi, tunjangan

Bonus diberikan sesuai dengan jabatan yang diduduki bunus diberikan

apabila mencapai target produksi, kelebihan produksi dan lain sebagainya pada

akhir tahun yang di peroleh setiap tanggal 24 Desember setiap tahunya. premi

diberikan apabila karyawan melakukan lembur berdasarkan perhitungan dari

kelebihan jam kerja 7 jam/hari yang telah dilakukan yang dibayar setiap bulanya

pada saat penerimaan gaji khusus buat bulanan tetap, harian tetap/lepas. Dan

tunjangan diberikan kepada setiap karyawan berdasarkan jabatanya yaitu

tunjangan hari raya diberikan 2 minggu sebelum hari perayaan, tunjangan

kesehatan untuk semua karyawan apabila sakit. Tunjangan anak dan tunjangan

istri, dan pulsa diberikan untuk sopervisor keatas.

3.5.4.3. Fasilitas umum dan khusus

Fasilitas umum yang diberikan berupa perumahan berserta inventarsis di

dalamnya berdasarkan jabatan, air, listrik, Masjid, klinik, bus sekolah, dan

fasilitas khusus seperti mobil untuk mill manager.

21
3.5.4.4. Cuti

Cuti yang diberikan Bagi karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan

secara berturut-turut, berhak atas cuti tahunan sebanyak 12 hari. cuti hamil dan

melahirkan 3 bulan, Karyawan mengkhitankan/membaptiskan anaknya, diberi

izin selama 2 hari. Istri karyawan melahirkan/keguguran. diberi izin selama 2

hari, Suami/istri, orang tua/mertua, anak/menantu meninggal dunia, diberi izin

selama 2 hari. Anggota keluarga lain dalam satu rumah meninggal dunia, diberi

izin selama 1 hari. Hak cuti tidak dapat digantikan dengan uang.

3.5.5. Keselamatan kerja

Pabrik pengolahan kelapa sawit selama melakukan proses produksi

diwajibkan memakai helm pelindung, sepatu boot, sarung tangan, seragam, dan

penutup telinga di tempat tertentu. Sedangkan untuk karyawan yang sedang sakit

maka diberi izin untuk tidak masuk atas persetujuan dari pimpinan atau dari surat

keterangan dokter.

3.5.6. Perekrutan, Mutasi, promosi dan transfer karyawan

Perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan menempelkan pengumanan di

mading pabrik, dan membuat pengumuman di media massa berdasarkan

kebutuhan karyawan pada pabrik pengolahan kelapa sawit yang berdasarkan pada

kebutuhan pada bidang masing-masing yang dilakukan secara transparan.

Mutasi tenaga kerja terjadi karena karena pekerja telah bekarja dalam

bidang yang sama pada waktu yang lama dan juga disebabkan oleh kekurangan

tenaga kerja di unit lain sehingga dimutasi ke unit yang kekurangan tenaga kerja.

22
Promosi karyawan terjadi karena lamanya masa kerja di bidang tertentu

dengan hasil kinerja yang bagus baik dari segi hasil maupun sifat yang dimiliki

dalam bekerja.

Transfer Kayawan terjadi karena kebutuhan pabrik pengolahan kelapa sawit

di group Wilmar kekurangan tenaga kerja pada suatu bidang sehingga di transfer

karyawan di dalam group Wilmar.

3.6. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di perusahaan

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur dalam proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efesien.

Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.

Manajemen yang baik akan memudahkan tercapainya tujuan perusahaan.

Manajemen juga dapat diartikan sebagai suatu ilmu atau seni

untuk mengadakan perencanaan (Planing), pengorganisasian (organizing),

pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controling), berdasarkan fungsinya

manajemen PT. AMP unit POM sebagai berikut;

3.6.1. Perencanaan

Sebelum menjalankan kegiatan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP

terlebih dahulu menyusun rencana yang digunakan sebagai pedoman dalam

melaksankan kegiatan. Perencanaan akan berpengaruh terhadap mutu dari hasil

yang dilaksanakan, menurut ilmu manajemen keberhasilan suatu kegiatan terlihat

dari 40 % dari perencanaan dan 60 % dari pelaksanaan.

Oleh sebab itu perencanaan suatu kegiatan perlu disusun sebelum

pelaksanan. Pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. AMP dalam penyusunan

23
perencanaan melibatkan seluruh staff. pada tingkat departemen melibatkan

asisten, dan mandor. Perencanaan di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP

dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu;

1. Rencana kerja tahunan (budget)

Merupakan suatu perkiraan finansial tentang anggaran yang meliputi jenis

pekerjaan, kebutuhan alat, bahan, frekuensi pekerjaan, dan kebutuhan tenaga kerja

untuk setahun. Penyusunan rencana kerja tahunan (budget) ini dibuat oleh asisten

masing-masing departemen yang mengajukannya kepada Asisten Mill Manegar

kemudian diajukan ke Mill Manager yang selanjutnya diajukan ke General

Maneger setelah rencana kerja tahunan disetujui maka selanjutnya akan

diserahkan ke Mill Manager, maka setalah itu rencana kerja tahunan diturunkan

masing-masing departemen untuk dijalankan.

2. Rencana kerja Semester

Rencana kerja semester yang buat oleh pabrik pengolahan kelapa sawit

PT. AMP direncanakan masing-masing departemen yang dibuat sekali dalam

enam bulan yang dibuat berdasarkan budget yang telah disetujui.

3. Rencana kerja Triwulan

Rencana kerja triwulan yang buat oleh pabrik pengolahan kelapa sawit

PT. AMP direncanakan masing-masing departemen yang dibuat sekali dalam tiga

bulan yang dibuat berdasarkan rencana kerja semester yang telah disetujui.

24
4. Rencana kerja bulanan

Rencana kerja bulanan yang di buat oleh pabrik pengolahan kelapa sawit

PT. AMP merupakan rencana kerja yang dibuat oleh masing-masing departemen

berupa jabaran dari masing-masing depertemen mulai dari uraian pekerjaan,

kuntitas, tenaga kerja yang dibutuhkan, rencana kerja bulanan dibuat berdasarkan

rencana kerja triwulan. Walaupun rencana kerja bulanan dibuat berdasarkan

uarian dari rencana kerja triwulan yang dibuat sebulan sebelum perencanaanya

oleh masing departemen tetapi terkadang ada juga yang tidak sesuai dengan

rencana yang dikarenakan pada rencana awal dalam pelaksanaanya ada kegiatan

lain yang harus dilaksanakan. Kemudian dibuat laporan kegitan beserta dengan

keterangan.

5. Rencana kerja harian

Rencana kerja harian pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP dibuat oleh

masing-masing departemen yang merupakan penjabaran dari rencana kerja

bulanan yang telah dibuat yang berisi jenis kegiatan, lokasi, tenaga kerja, dan

hasil dari pekerjaan hari ini. Rencana kerja harian dibuat oleh masing-masing

departemen sesuai dengan tugasnya sehari sebelum pelaksanaan.

3.6.2. Pengorganisasian

Untuk mencapai suatu tujuan perusahaan pengolahan pabrik kelapa sawit

PT. AMP dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah faktor untuk menentukan

kesuksesan dalam mencapai tujuan yaitu dengan pengorganisasiaan perusahan

yang tersusun baik dan teratur. Struktur organisasi yang baik dengan garis - garis

koordinasi yang akan jelas memberikan kemudahan dan kelancaran dalam

25
pelaksanaan kegiatan di perusahaan. Dengan garis-garis koordinasi yang jelas

maka semua tugas dan tanggung jawab yang diberi perusahaan akan dapat

dijalankan dengan baik dan tidak akan terjadi tumpang tindih aktivitas

perusahaan, selain itu juga akan terjadi hungan sosisial yang bagus antara atasan

dan bawahan sehingga akan tercapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan yang

harapkan.

Sistem yang diterapakan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP

dalam stuktur organisasi dapat dilihat bahwa organisasi yang diterapkan sudah

berjalan dengan baik yang dapat dilihat dari semua kegiatan dapat berjalan lancar

dengan teroganisasir dan terkoordinasi dengan baik

Struktur organisasi pabrik pengolahan kelapa sawit PT. AMP dibuat dengan

tujuan untuk memberikan gambaran tentang jalur perintah dan koordinasi dari

masing-masing jabatan untuk menjalankan perintah adapun tugas, tanggung

jawab, dan wewenang dari masing-masing bagian stuktur organisasi.

3.6.3. Pelaksanaan

Pelaksanaan di pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. AMP merupakan

tanggung jawab dari Mill Manager yang dilimpahkan kepada Assisten Mill yang

dibantu oleh asisten pada masing-masing departemen. Dalam pelaksanaan di

lapangan asisten masing-masing departemen dalam melaksanakan kegiatan

berpedoman terhadap budget yang telah ditetapkan dan menginstruksikan

kegiatan kepada mandor. Selanjutnya mandor mengawasi dan mengarahkan

tenaga kerja dalam pelaksanaan kerja dilapangan yang dibimbing oleh asisten

departemen yang dikontrol oleh asisten Mill Manager dan Mill Manager dalam

pelaksanaan.

26
Untuk memacu, mendorong dan meningkatkan mutu kerja karyawan

dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan perlu adanya suatu motivasi agar

karyawan bersemangat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang

diberikan perusahaan dengan memberi imbalan seperti yang tercantum dalam

bagian fasilitas dan kesejahtaraan karyawan.

Pelaksanaan juga dilakukan dalam pengoperasian pabrik pengolahan kelapa

sawit berdasarkan pada kriteria RSPO yaitu:

1. Komitmen terhadap transparansi yaitu semua kegitan yang tentang pengelolaan

limbah cair mengenai isu lingkungan yang terdapat pada laporan RPL dan

RKL yang disimpan dengan baik.

2. Memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku yaitu perbandingan antara baku

mutu yang telah ditetapkan oleh kepmen LH No 28 tahun 2003 dengan limbah

cair yang dihasilkan dan baku mutu air kelas II PP No 82 tahun 2001.

3. Pengelolaan perencanaan yang bertujuan untuk mencapai kelayakan finansial

dan ekonomis jangka panjang yaitu dengan pengelolaan limbah cair yang di

aplikasikan di lahan land application menyebabkan penghematan biaya

pemupukan.

4. Penggunaan tata kelola terbaik oleh perusahaan dan pabrik, yaitu pengelolaan

limbah cair dengan sistem land application yang dilakukan sesuai dengan

standar SOP yang menghasilkan baku mutu yang sesuai.

5. Tanggung jawab lingkungan dan konservasi sumber daya alam dan

keanekaragaman hayati, yaitu semua kegiatan tentang pengelolaan limbah cair

yang telah dikaji pada dukumen AMDAL.

27
6. Pertimbangan tanggung jawab terhadap pekerja dan masyarakat terkena

dampak oleh perusahaan dan pabrik, yaitu kegiatan untuk pekerja berupa

jaminan kesehatan dan gaji yang sesuai dengan upah minimum regional dan

untuk masyrakat perusahan melakukan kegiatan seperti Corporate Social

Respobility (CSR).

7. Tanggung jawab pembangunan penaman baru.

8. Komitmen terhadap perbaikan terus-menerus dalam semua bidang aktifitas,

yaitu rencana yang diimplementasikan, berdasarkan dampak sosial dan

lingkungan seperti perencanaan pengelolaan limbah cair menjadi listrik.

3.6.4. Pengawasan

Pengawasan pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. AMP dilakukan

karena memakai sumber daya alam, manusia dan finansial, pengawasan harus

harus pada seluruh proses mulai dari sortasi sampai pada seluruh kegitan yang

dimulai dari asisten mandor sampai ke tingkat Direksi. Pengawasan berpedoman

terhadap rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan pengawasan

langsung dilapangan.

Evaluasi dilakukan secara administatif yang dituangkan didalam laporan

yang terdiri dari bagaiman akibat dari kesalahan dan penyimpangan selama

kegiatan dijalankan dan juga diterangkan tentang kebijaksanaan yang telah

diambil dalam menangulangi masalah, laporan terdiri dari;

28
1. Laporan Harian

Pada laporan harian berisi tentang jumlah tenaga kerja yang dipakai dan

hasil dari kinerja yang telah ditetapkan, laporan ini diisi oleh mandor berdasarkan

petunjuk dari masing-masing asisten departemen.

2. Laporan Mingguan

Laporan mingguan dibuat berdasarkan rekap dari laporan harian dan jenis-

jenis kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dilihat bahwa apa saja kegiatan

yang telah terlaksana dan yang belum terlaksana dalam minggu itu berdasarkan

rencana yang telah ditetapkan.

3. Laporan Bulanan

Laporan bulanan merupakan rekapitulasi kegitan dalam satu bulan mulai

dari laporan harian sampai dengan laporan mingguan serta prestasi kerja dalam

satu bulan yang juga membahas hal-hal yang menyebabkan biaya tinggi dari

anggaran, hasil yang rendah, dan masalah lainya. Laporan bulanan langsung

dibuat oleh masing-masing asisten departemen.

29
IV. METODE PELAKSANAAN

4.1. Tempat dan Waktu

Pada kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir ini di PT. Agro Masang Perkasa,

Desa Tapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi

Sumatera Barat. Kegiatan ini dimulai dari tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan

13 Juni 2015.

4.2. Metode pelaksanaan

Dalam kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir ini ada beberapa metode yang

dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, seperti;

1. Bekerja sendiri / Bekerja bersama karyawan

Pada kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir ini Mahasiswa ikut mengerjakan

semua kegiatan yang telah disepakati dengan Pembimbing Lapang. Dalam hal ini

mahasiswa dapat bergabung bersama karyawan atau tersendiri tergantung kondisi

pekerjaan di lapangan.

2. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan apabila kegiatan sudah dilakukan

sebelumnya, sehingga untuk kegiatan atau pekerjaan tersebut hanya dapat melihat

perkembangannya saja.

3. Diskusi

Dilakukan khususnya untuk kegiatan pengetahuan manajemen, ataupun

kegiatan yang sifatnya tidak dilaksanakan di PT. Agro Masang Perkasa. Kegiatan

diskusi ini dilakukan dengan Asisten, Ass Mill dan Mill Manager.

30
4. Demonstrasi

Metode ini dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan

pembimbing lapang bahwa suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa

karena berbagai faktor seperti faktor keselamatan, ketersediaan alat dan

sebagainya.

4.3. Pengumpulan data dan informasi

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan ke lapangan

(observasi) dan juga tanya jawab langsung dengan ass mill, asisten, mandor dan

karyawan serta pihak yang terkait dalam membantu pengumpulan data untuk

pembuatan laporan ini. Kemudian hal-hal lain yang berhubungan dengan

perusahaan. Serta data yang berasal dari PT. Agro Masang Perkasa dalam bentuk

buku panduan dan penunjang.

2. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang seperti

SOP dan literatur lain yang berhubungan dengan pengelolaan limbah kelapa

sawit. Informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa gambaran umum

perusahaan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, standar

tenaga kerja perusahaan.

31
4.4. Analisis Data dan Informasi

Analisa data yang dilakukan menyangkut aspek manajemen, aspek teknis di

lapangan serta aspek finansial. Data dan informasi yang telah terkumpul diolah,

setelah itu dianalisa dengan cara diskusi dengan pembimbing lapang maupun hasil

pengamatan yang terdapat di lapangan dan buku-buku panduan.

32
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisa hasil

Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat,

biaya tenaga kerja, biaya per rorak, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya per

izin Land Application yang dilakukan selama satu tahun dalam kegiatan

Pengelolaan limbah cair di PT. Agro Masang Perkasa.

- Luas : 253,4 ha

- Jumlah Blok : 11 Blok

- Jumlah Rorak : 400 (40.000 M3)

- Rotasi : 1 kali/bulan

- Frekuensi per tahun : 12 kali

5.1.1. Biaya Penggunaan Bahan Pengelolaan Limbah cair

Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan limbah cair yaitu

limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit di pabrik sebanyak 893 M3 dengan

harga Rp 0,-/M3.

5.1.2. Biaya Penggunaan Alat pengelolaan limbah cair

Peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah cair di PT. AMP unit

POM yaitu, Pompa Q pam 100 KW untuk menginjeksikan dari Aerobic pond II

ke lahan land application sebanyak 1 unit dengan kapasitas 40 M3/jam dengan

pipa HDPE 6”, satu unit pompa Q pam 37 KW dengan kapasitas 15 M3/jam untuk

menginjeksikan dari kolam Aerobic pond II ke kolam Mixing pond, pipa utama

dari pabrik untuk mengalirkan kelahan Land application sepanjang 12 KM

(12.000 M) dengan mengunakan pipa HDPE 6”, Pipa cabang mengunakan pipa

33
HDPE 4” dengan panjang 296 M untuk rata-rata 36 rorak/blok dengan panjang,

pipa distribusi mengunakan pipa HDPE 3“ dengan panjang 2 meter dari pipa

cabang dengan untuk 36 rorak dengan panjang yaitu 306 M, Valve berfungsi

untuk membuka dan menutup aliaran limbah cair pada pipa HDPE untuk satu blok

membutuhkan 1 valve di pipa utama untuk mengalirkan ke pipa distribusi, dan 16

valve di pipa cabang. T HDPE digunakan untuk pembagi dari pipa utama ke pipa

cabang sebanyak 1 buah dan untuk pipa cabang ke pipa distribusi sebanyak

18 buah, L HDPE yang digunakan untuk membagi dari pipa cabang ke rorak

sebanyak 18 buah, dan untuk menyambung pipa HDPE dengan valve di butuhkan

plang HDPE sebanyak dua buah untuk satu valve sehingga pleng valve yang

dibutuhkan sebanyak 34 buah sedangkan untuk rincian alat dan biaya yang

digunakan untuk blok land application dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengunaan alat pengelolaan limbah cair


Alat Jumlah Jumlah terpakai Harga(Rp) Biaya (Rp)
Pompa q pam 100 kw 1 0,022 3.500.000,- 77.000,-
Pompa q pam 37 kw 1 0,022 3.000.000,- 66.000,-
Pipa hdpe 6" 12.000 268,800 84.000,- 22.579.200,-
Pipa hdpe 4" 3.256 72,934 67.000,- 4.886.578,-
Pipa hdpe 3" 3.382 75,757 50.000,- 3.787.850,-
Valve 187 4,189 600.000,- 2.513.400,-
T hdpe 411 9,206 131.000,- 1.205.986,-
L hdpe 198 4,435 78.000,- 345.930,-
Pleng hdpe 374 8,378 200.000,- 1.675.600,-
Jumlah 37.137.544,-
Keterangan :
LIK NO : 16
Usia ekonomis 10 tahun
Sumber : PT. Agro Masang Perkasa

34
5.1.3. Biaya Pengunaan Tenaga Kerja.

Tenaga kerja pengelolaan limbah dalam satu hari berjumlah sebanyak

4 orang yang bertugas di kolam IPAL untuk memantau limbah cair yang keluar

dari pabrik dan memastikannya semua berjalan dengan lancar pengajian tenaga

kerja di kolam IPAL dengan sistem HK dengan harga Rp 64.600,- maka jumlah

biaya yang digunakan perharinya untuk IPAL sebesar Rp 258.400,- dan biaya

perawatan IPAL pertahunya dengan mengunakan alat berat dan operatornya

sebayak 250 Jam dengan biaya Rp 400.000,-/jam sehingga total biaya perawatan

IPAL sebesar Rp. 100.000.000,- .

Jumlah tenaga kerja untuk land application berjumlah sebanyak 4 orang dan

perawatan rorak/ long bed 250 Jam Pertahun dengan pengajian sama dengan

petugas di kolam IPAL yang bekerja membuka dan menutup valve sesuai dengan

rotasi yang telah direncanakan, tenaga kerja pengelolaan limbah dengan

mengunakan tiga shift dengan rincian shift pertama tenaga kerja yang digunakan

sebanyak satu orang dari jam 07.00 WIB - 15.00 WIB, shift kedua tenaga kerja

yang digunakan sebanyak satu orang dimulai dari jam 15.00 WIB - 23.00 WIB

dan untuk shift ketiga tenaga kerja yang digunakan sebanyak dua orang pada jam

23.00 WIB - 07.00 WIB yang dikarenakan oleh shif ketiga waktu kerja pada

tengah malam sampai dengan pagi hari, dan begitu juga rincian kerja karyawan

pada kolam IPAL. Dan untuk lebih jelasnya tentang pengunaan tenaga kerja

untuk satu tahun pada land application dapat dilihat pada Tabel 3.

35
Tabel 3. Penggunaan tenaga kerja
Biaya tenaga Kerja Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp)
Operator IPAL 300 258.400,- 77.520.000,-
Operator LA 300 258.400,- 77.520.000,-
Pencucian Ipal 250 400.000,- 100.000.000,-
Pencucian LA 250 400.000,- 100.000.000,-
Jumlah 355.040.000,-

5.1.4. Rekapitulasi Biaya Pengelolaan Limbah Cair

Luas lahan land application di PT. AMP yaitu seluas 253,4 Ha yang terbagi

dari 11 blok dengan jumlah rorak sebanyak 400 jalur, biaya per Ha dihitung dari

total keseluruhan alat dibagi usia ekonomis 10 tahun ditambah biaya bahan dan

khusus biaya tenaga kerja untuk satu tahun sebanyak 300 hari dan ditambah lagi

biaya tenaga kerja perawatan IPAL dan LA dilakukan dengan sistem yaitu dengan

mengunakan operator dan alat kebun dengan cara membayar Rp 400.000/jam.

Sedangkan untuk IPAL dan LA dibutuhkan waktu masing-masing 250 jam.

dengan jumlah biaya keseluruhan pertahun sebesar Rp 392.177.544,-/tahun, untuk

mencari biaya per Ha total biaya keseluruhan dibagi dengan luas keseluruhan

lahan izin land application dengan luas 253,4 Ha maka di peroleh biaya sebesar

Rp 1.545.622,-/tahun. Dan untuk biaya per rorak dicari dengan cara biaya

keseluruhan dibagi dengan jumlah rorak yang berada di land aplication maka di

dapatkan biaya per rorak sebesar Rp. 980.444,-/tahun. dan untuk lebih jelas dapat

dilihat pada Tabel 4.

36
Tabel 4. Rekapitulasi Biaya Pengelolaan Limbah Cair Per Tahun
No Jenis biaya Biaya (Rp)
1 Biaya Bahan -
2 Biaya Alat 37.137.544,-
3 Biaya Tenaga Kerja 355.040.000,-
4 Total Biaya 392.177.544,-
5 Biaya per Ha 1.545.622,-
6 Biaya per Rorak 980.444-
Sumber : PT. Agro Masang Perkasa

5.1.5. Biaya Pengelolaan Limbah Cair

Biaya yang digunakan dalam pengelolaan limbah cair pabrik pengolahan

kelapa sawit di PT. Agro Masang Perkasa untuk biaya keseluruhan dicari dengan

menambahkan seluruh biaya alat yang digunakan untuk 11 blok yang aplikasikan

limbah cair kemudian ditambah dengan biaya tenaga kerja sebanyak 300 hari dan

perawatan IPAL dan LA selama 1 tahun maka didapatkan biaya untuk

pengelolaan limbah cair sebanyak Rp 392.177.544,-/tahun sedangkan untuk biaya

perblok didapatkan dengan cara jumlah biaya keseluruhan dalam kegiatan

pengelolaan limbah cair di bagi dengan jumlah blok yang aplikasikan limbah cair

maka didapatkan biaya per blok sebesar Rp 35.652.504,-/tahun, dan untuk biaya

per Ha didapat dengan cara membagikan jumlah seluruh biaya pengelolaan

limbah cair di bagi dengan luasan yang dilakukan pengelolaan limbah cair

didapatkan biaya sebesar Rp 1.545.622,-/tahun untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Biaya Pengelolaan Limbah Cair


Biaya per blok Biaya Keseluruhan
No Biaya per ha
(luas = 23-23,2 ha) (luas = 253,4 ha)
1 1.545.622,- 35.652.504,- 392.177.544,-
Sumber : PT. Agro Masang Perkasa

37
5.2. Analisis Manajemen

5.2.1. Perencanaan

Perencanaan pengelolaan limbah cair disusun sebelum pelaksanaan

kegiatan dilapangan yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan

kegiatan pengelolaan limbah, perencanaan disusun bedasarkan pada,

1. Rencana kerja tahuan (budget)

Merupakan suatu target yang telah ditentukan oleh Mill manager dalam

pengelolaan limbah cair berdasarkan target telah di rencanakan untuk satu tahun.

seperti kegitan pencucian kolam induk pabrik sebanyak 250 Jam/tahun yang

dilakukan antara bulan Maret sampai dengan Desember.

2. Rencana kerja Semester

Rencana kerja semester yang buat oleh Quality Control yang dibuat sekali

dalam enam bulan yang dibuat berdasarkan budget yang telah disetujui oleh

mill manager dalam mengelola limbah cair hasil pengolahan tandan buah segar.

seperti kegiatan pengambilan sampel air sumur pantau pada lahan land

application, lahan kontrol dan sumur pantau masyarakat pada bulan Juni dan

Desember setiap tahunnya.

3. Rencana kerja Triwulan

Rencana kerja triwulan yang buat oleh pabrik pengolahan kelapa sawit

PT. AMP direncanakan oleh Quality Control yang dibuat sekali dalam tiga bulan

yang dibuat berdasarkan rencana kerja semester yang telah disetujui oleh mill

38
managar. Seperti kegiatan pencucian rorak dengan menggunakan excavator

sebanyak 62,5 jam kerja.

4. Rencana kerja bulanan

Rencana kerja bulanan pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. AMP rencana

kerja yang dibuat Quality Control berupa jabaran dari pekerjaan pengelolaan

limbah, kualitas, kuntitas, dan tenaga kerja yang dibutuhkan, rencana kerja

bulanan dibuat berdasarkan rencana kerja triwulan. Walaupun rencana kerja kerja

bulanan dibuat berdasarkan uarian dari rencana kerja triwulan yang dibuat sebulan

sebelum perencanaanya oleh Quality contol karena kendala dilapangan.

5. Rencana kerja harian

Rencana kerja harian merupakan perencanan pengelolaan limbah cair

berdasarkan rotasi rorak pada blok land aplication yang telak ditetapakan.

6. Rencana biaya tenaga kerja

Rencana biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu hari kegiatan

manajemen pengelolaan limbah cair yang dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan

untuk pertahunya didapatkan dengan cara jumlah biaya tenga kerja dikalikan

dengan 300 hari/tahun dan dapat dilihat pada Tabel 5. Dan untuk biaya perawatan

IPAL dan rorak digunakan tenaga kerja kebun berserta dengan alat beratnya yaitu

250 jam/tahun untuk perawatan IPAL yang dilaksanakan sekali dalam setahun dan

250 jam/tahun untuk LA yang dilaksankan 4 kali/tahun, dengan biaya

Rp 400.000,-/jam dan biaya yang diperlukan untuk satu tahunya untuk perawatan

IPAL dan LA sebanyak Rp 200.000.000,-/tahun.

39
7. Rencana Biaya alat dan bahan

Rencana biaya bahan yang digunakan untuk pengunaan bahan yaitu

Rp 0,-/m3. Biaya alat yang dalam manajemen pengelolaan limbah cair dapat

dilihat pada Tabel 2. Dan total biaya dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 4.

5.2.2. Organisasi

Struktur Organisasi Pengelolan limbah Cair dapat dilihat pada Gambar 3.

Mill Manager

Ass Mill

Quality Control

Operator Ipal Operator LA

Gambar 3. Struktrur Organisasi Pengeloaan Limbah cair

Tanggung jawab dan Wewenang

1. Mill Manager

a. Merencanakan kegiatan dan memastikan Pengelolaan limbah cair di lapangan.

b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan aplikasi limbah cair.

c. Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak

mengerjakan tugasnya.

40
2. Ass Mill

a. Mengawasi kolam induk limbah cair yang di pabrik dan land application.

b. Mengawasi pipa induk dan mesin pompa limbah cair.

c. Mengaawasi pengelolaan limbah cair berdasarkan laporan Quality control.

d. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan

3. Quality Control

a. Membuat rencana aplikasi limbah cair dan mengatur kegiatan setiap hari.

b. Membina tenaga kerja dengan kompetensi yang memadai.

c. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap saat di lapangan.

d. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan.

4. Operator IPAL

a. Menghidup dan memantau pompa di kolam induk.

b. Mencatat Inlet dan outlet limbah cair.

c. Memantau limbah cair yang keluar dari pabrik dan mendistribusikan ke LA.

5. Operator LA

a. Membuka dan menutup valve pada pipa cabang.

b. mengambil sampel air sumur pantau dan sampel air sungai pada waktu yang

telah ditentukan.

c. Memastikan rotasi pengelolaan limbah cair bejalan dengan baik

41
5.2.3. Pelaksanaan

Mekanisme manajemen pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit yang

dilakukan yaitu sebagai berikut;

1. Mill mananeger menyampaikan kepada Ass Mill tentang perencanaan

pengelolaan limbah cair pada lahan yang telah diberi izin LA, dan

mengawasi pelaksanaanya dari laporan Ass Mill.

2. Ass Mill menginformasikan perencanaan pengelolaan limbah cair

berdasarkan instruksi dari Mill manager dan memeriksa laporan dari Quality

control dan melaporkanya kepada mill manager.

3. Quality control mengatur pelaksanaannya pengelolaan berdasarkan

informasi dari Ass Mill.

4. Operator IPAL mencatat inlet limbah cair dari pabrik, mengatur limbah

yang berada di kolam dengan maksimal tinggi 100 cm dari bibir kolam,

menginjeksikan limbah cair ke LA dan mencatat outlet limbah cair yang di

injeksikan ke LA.

5. Operator IPAL memelaporkan data inlet dan outlet limbah cair ke Quality

control dan mengkoordinasikan outlet limbah Kepada Operator LA.

6. Quality control Menyusun laporan dari data Inlet dan outlet setiap bulannya

dari data harian Inlet dan outlet operator IPAL dan dilaporakan kepada Ass

Mill, setelah itu Laporan disimpan oleh Quality control dan dikeluarkan

apabila diperlukan.

7. Operator LA membuka dan menutup valve berdasarkan rotasi pada limbah

cair di land application , mengambil sampel air sumur pantau sekali sebulan

42
dan sampel air sungai setiap enam bulan sekali dan menyerahkan ke Quality

control.

8. Quality control mengirim sampel air ke badan riset dan industri

(BARISTAND) di padang untuk diteliti. Untuk hasil Sampel air sumur

pantau dapat dilihat pada Tabel 6. dan hasil Sampel air sungai dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 6.
Hasil perbandingan baku mutu lingkungan air kelas II
PP No 82 Tahun 2001 dengan analisa laboratorium sampel air sumur
pantau.
Baku Mutu Hasil Analisa Sampel
Lingkungan
No Parameter Satuan
Air Kelas II 1 2 3
(PP82/2001)
1 pH - 6-9 8,45 7,81 7,2
2 BOD Mg/L Maks 3 2,57 2,05 0,91
3 DO Mg/L Min 4 6,68 6,43 6,33
4 Nitrat (NO3) Mg/L Maks 10 7,07 3,221 0,897
5 Amoniak (NH3) Mg/L - - - -

6 Timbal (Pb) Mg/L Maks 0,03 < 0,03 < 0,03 < 0,03
7 tembaga (Cu) Mg/L Maks 0,02 <0,008 <0,008 <0,008
8 Cadmium (Cd) Mg/L Maks 0,01 <0,003 <0,003 <0,003
9 Seng (Zn) Mg/L Maks 0,05 0,013 0,005 0,006
10 Kloida Mg/L - - - -
11 Sulfat Mg/L - - - -
Keterangan : 1 Sumur pantau LA, 2 Sumur pantau kontrol, 3 Sumur pantau
masyarakat
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium Baristand Padang, 2015.

43
Tabel 7. Hasil perbandingan baku mutu lingkungan air kelas II
PP No 82 Tahun 2001 analisa sampel air sungai.
Baku Mutu Hasil Analisa Sampel
Lingkungan
No Parameter Satuan
Air Kelas II 1 2
(PP82/2001)
0
1 Suhu C Deviasi 3 27,7 27,4
2 pH Mg/L 6-9 8,19 8,02
3 DO Mg/L Min 3 6,45 8,02
4 Florida Mg/L Maks 1,05 0,6 0,6
5 Total solid Suspensi Mg/L Maks 400 5,5 6
6 Nitrit (NO2) Mg/L Maks 0,06 0,011 0,01
7 Amoniak (NH3) Mg/L - - -
8 Sulfat (SO4) Mg/L - - -
9 Klor bebas (CL2) Mg/L Maks 0,03 0,01 0,01
10 Minyak Lemak Mg/L Maks 1 1 1
11 BOD Mg/L Maks 6 1,79 2,32
12 COD Mg/L Maks 50 5 18
13 Sulfida Mg/L Maks 0,002 0,0004 0,0004
14 Sianida (Cn) Mg/L Maks 0,02 0,003 0,003
15 Timbal (Pb) Mg/L Maks 0,03 0,004 0,003
16 Tembaga (Cu) Mg/L Maks 0,02 0,008 0,008
17 Cadmium (Cd) Mg/L Maks 0,01 0,003 0,003
18 Seng (Zn) Mg/L Maks 0,05 0,034 0,006
19 Raksa (Hg) Mg/L Maks 0,002 0,0008 0,0008
Keterangan : 1. Sungai Batang Anggang sebelum pabrik, 2. Sungai Batang
Anggang Sesudah Pabrik.
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium Baristand Padang, 2015.

9. Alat pengaman diri (APD) yang digunakan adalah sepatu boot dan sarung

tangan.

10. Biaya yang digunakan dalam satu kali aplikasi limbah cair sebanyak

Rp 2.966.641,-/hari yang didapat dari biaya perblok/frekuensi

Dari hasil pelaksanaan manajemen pengelolaan limbah cair yang lakukan di

PT. Agro Masang Perkasa maka kandungan limbah cair yang dihasilkan dari

bulan Januari 2015 sampai bulan Mei 2015 dapat dilihat pada Tabel 8.

44
Tabel 8. Hasil perbandingan baku mutu kepmen LH No 28 tahun 2003 dengan
analisa sampel limbah cair.
Baku Mutu Bulan
No Parameter satuan Kepmen
LH Januari Feb Mar Apr Mei

1 pH - 6-9 7,6 7.51 7,37 7,71 7,14


2 BOD mg/l <5000 320 750 270 1501 460
3 COD mg/l - 827 6210 901 6775 1301
4 Minyak/lemak mg/l - 15,4 58,7 41,8 8 24
5 Timbah (Pb) mg/l - <0,656 <0,038 <0,014 0,038 0,038
6 Tembaga (Cu) mg/l - <0,009 <0,013 <0,59 0,011 0,008
7 kadmium (Cd) mg/l - 0,003 <0,003 <0,003 0,003 0,003
8 seng (ZN) mg/l - 0,00497 0,24 0,109 0,028 0,25
Sumber: Hasil Analisa Laboratorium Baristand Padang, 2015

5.2.4. Pengawasan

Controlling/pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan manajemen

pengelolaan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. AMP dilakukan

oleh operator IPAL dan Operator Land application dengan cara memastikan

jumlah yang limbah yang keluar dari pabrik berjalan dengan baik di kolam induk

maupun di land application serta melakukan pengecekan pipa HDPE yang bocor

akibat pembersihan drainase utama di kebun oleh excavator. dan pengontrolan

yang dilakukan oleh Quality contol dengan cara melakukan pengecekan ke

lapangan dan data dari flow meter yang berada di pabrik dan flow meter yang

berada pada kolam aerobic pond yang di injeksikan ke lahan land aplication dan

pengawasan juga dilakukan oleh Mill maneger dan Ass mill berdasarkan laporan

inlet dan outlet limbah cair dari Quality control .

45
5.3. Pembahasan

5.3.1. Aspek Manajemen

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam manajemen

pengelolaan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. AMP,

perencanaan pengolahan limbah cair melalui kebijakan pada rencana tahunan,

yang di uraikan pada rencana kerja semester, rencana kerja triwulan dan rencana

kerja bulanan yang memberikan manfaat yang baik bagi perusahaan dalam

membagi rotasi pengelolaan limbah cair pada lahan izin land aplication.

Rencanan kerja bulanan yang dibuat direalisasikan pada rencanan kerja harian,

rencana kerja menjadi alat kontrol dalam perencanaan kerja, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan berjalan dengan baik yang dapat dilihat dari analisa

sampel yang telah sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan pada

Kepmen LH No 28 Tahun 2003.

Merurut Rahajo (2009), waktu penanganan hidrolysis pada masing-masing

kolam IPAL bervariasi antara 19.200 M3 sampai 125.500 M3 dan waktu tinggal

yang terkecil 36 hari dan yang terbesar 196 hari. sedangkan pengelolaan limbah

dikolam IPAL PT. AMP waktu penanganan hidrolysis pada masing-masing kolam

IPAL bervariasi antara 5.658 M3 sampai 9.828 M3 dan waktu tinggal yang terkecil

5 hari dan yang terbesar 10 hari.

Manajeman pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit dilakukan dengan

cara limbah cair yang dikeluarkan oleh pabrik kelapa sawit terlebih dilakukan

pengelolaan dikolam IPAL yang selanjutnya untuk mengaplikasikanya ke lahan

land application dan menghemat biaya pemupukan sebesar 50 %. Hal ini sesuai

dengan Rahardjo (2009), yang menyatakan bahwa pengelolaan limbah cair

46
dengan cara megaplikasikan ke land application atau lahan aplikasi hal ini

dilakukan karena adalah pemanfaatan limbah cair dari industri kelapa sawit untuk

digunakan sebagai bahan penyubur atau pemupukan tanaman kelapa sawit karena

karena mengandung unsur hara N, P, dan K yang tinggi sehingga akan

menghemat biaya pemupukan sebanyak 50%-60%.

Adapun perbedaan pada waktu penahanan hidrolysis atau waktu tinggal

pada kolam IPAL Rahardjo (2009) berpendapat bahwa pengelolaan limbah cair

merupakan pengelolaan limbah cair untuk dibuang kebadan sungai sehingga

membutuhkan lokasi yang luas untuk kolam IPAL dan waktu yang digunakan

cukup lama. Sedangkan PT. AMP melakukan pengelolaan limbah cair dengan

sistem LA disamping mendapatkan keuntungan penghematan pupuk juga lahan

untuk pengelolaan kolam IPAL lebih Kecil dan WPH lebih singkat. Sistem

manajemen pengelolaan limbah yang dilakukan pada kolam IPAL berjalan

dengan baik yang dapat dilihat dari hasil analiasa laboratorium yang dibandingkan

dengan baku mutu yang di tetapkan oleh kepmen LH No 28 tahun 2003.

Menurut Baku Mutu Air Kelas II pada PP No 82 Tahun 2001 limbah cair

yang dikelola oleh PT. AMP tidak mencemari lingkungan yang dapat diketahui

dari hasil analisa labor yang dilakukan pada sumur pantau dan sampel air sungai

yang menyatakan bahwa baku mutu masih berada dibawah baku mutu yang telah

ditetapkan.

Persamaan pengelolaan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit di

PT. Agro masang Perkasa dengan Rahardjo (2009), terletak pada keuntungan

yang didapatkan dengan cara pengelolaan limbah cair dengan cara land

application yang didasarkan bahwa dalam limbah cair pabrik pengolahan limbah

47
cair pabrik kelapa sawit yang mengandung unsur hara yang dapat menyuburkan

tanah seperti Nitrogen, Phospor, dan kalium yang sangat besar sehingga dapat

bertindak sebagai nutrisi bagi tanaman. dan disamping itu juga dapat menghemat

biaya pemupukan.

5.3.2. Aspek Biaya

Biaya yang digunakan dalam pengelolaan limbah cair di PT. AMP dengan

jumlah izin lahan aplikasi oleh badan lingkungan hidup sebanyak 400 rorak

dengan sistem long bed dengan ukuran 100 M x 1 M X 1 M (Volume 100 M3)

yang terdiri dari 11 blok dengan luas keseluruhan 253,4 Ha. sehingga

membutuhkan biaya yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rekapitulasi biaya pengelolaan limbah cair


No Jenis biaya Biaya
1 Biaya Bahan -
2 Biaya Alat 37.134.544,-
3 Biaya Tenaga Kerja 355.040.000,-
4 Total Biaya 392.177.544,-
5 Biaya per ha 1.545.622,-
6 Biaya per Rorak 980.444,-

Berdasarkan tabel rekapitulasi biaya kegiatan manajemen pengelolaan

limbah cair yang di aplikasikan dengan sistem land application di PT. AMP

didapatkan biaya alat sebesar Rp 37.134.544,-/tahun, Biaya tenaga Kerja

Rp 355.040.000,-/tahun, dengan biaya keseluruhan dalam pengelolaan limbah cair

didapatkan sebesar Rp 392.177.544,/tahun, dan sedangkan untuk biaya per rorak

didapatkan sebesar Rp 980.444,-/tahun, dan biaya per ha Rp 1.545.622,-/tahun,

dengan biaya yang demikian untuk pengelolaan limbah cair dihasilkan biaya

penghematan pemupukan NPK sebesar 50 % yang dapat dilihat pada Tabel 10.

48
Tabel 10. Penghematan pemakaian pupuk untuk satu round.
Jumlah Harga Kebutuhan Biaya
No Jenis lahan Pupuk Dosis tanaman pupuk pupuk pemupukan
1 Tanpa LA NPK 2,55 36.236 5.017,- 92.402 463.580.834,-
2 LA NPK 1,28 36.236 5.017,- 46.382 232.698.494,-
Penghematan pupuk NPK 230.882.340,-

Dari hasil penghematan biaya pemupukan NPK pada lahan tanpa

land application dengan lahan land application didapatkan penghematan sebesar

Rp 230.882.340,- atau sebanyak 50 %, untuk satu round pemupukan sedangkan

untuk pempukan NPK pada dikebun dilakukan sebanyak dua round sehingga untuk

biaya dalam satu tahun untuk pupuk NPK sebanyak Rp 463.580.834,- dengan

pengelolaan limbah cair di lapangan dengan sistem LA sebanyak

Rp 391.556.559 sangat memberikan keuntungan bagi perusahaan baik unit kebun

maupun unit POM. Salah satu contoh yaitu penghematan biaya pemakaian pupuk

NPK bagi kebun sebanyak Rp 463.580.834,-/tahun. Untuk keuntungan yang

didapatkan setiap tahun berdasarkan biaya investasi dikurangakan dengan

keuntungan pemupukan setiap tahun yang terdapat pada manajemen pengelolaan

limbah cair baru mendapat keuntungan pada tahun ke 16 dan untuk lebih jelas dapat

dilihat pada Lampiran 5, juga tidak bermasalah dengan lingkungan dan masyarakat

sekitar, berdasarkan dari usaha PT. AMP tersebut dalam pengelolaan terhadap

lingkungan maka badan lingkungan hidup memberikan penilaian proper biru yang

dapat dilihat pada Lampiran 1.

5.3.3. Kendala di lapangan

Kendala dilapangan dalam manajemen pengelolaan limbah cair yang

ditemui di PT. Agro Masang Perkasa yaitu, dalam pencucian drainase utama yang

49
membatasi blok pada lahan land application, pipa utama sering bocor yang

dikarenakan oleh kurang hati-hatinya operator excavator yang bekerja sehinga

limbah cair tumpah ke drainase utama dan juga over volume yang dikarenakan

oleh kelalaian dari operator land application yang menyebabkan limbah cair yang

diaplikasikan ke rorak menjadi tumpah.

Upaya yang dilakukan oleh PT. Agro Masang Perkasa untuk mengatasi

masalah dalam manajemen pengelolaan limbah cair yaitu dengan cara

pengontrolan yang dilakukan oleh operator land aplication pada pipa yang telah

dipasang pada lahan dan memperbaikinya apabila terdapat pipa yang bocor.

Kesalahan yang dilakukan operator excavator yang dalam melakukan pecucian

drainase utama diberikan peringatan dan diminta untuk hati-hati dalam

pelaksanaan pekerjaanya. Untuk masalah rorak yang over volume quality control

melakukan pengontrolan terhadap lahan land application dan juga dari laporan

dari KA Phase I AMP-I dan selanjutnya quality control memberi peringatan

kepada operator land application berupa teguran sebanyak tiga kali dan apabila

masih mengulangi kesalahan yang sama maka operator land aplication dilakukan

pemotongan gaji sebanyak 0,5 HK/setiap kesalahan yang sama. Sedangkan untuk

opertor excavator yang melakukan pembersihan drainase utama yang

mengakibatkan pipa HDPE bocor maka operator land application melaporkan ke

qulity control dan selanjutnya melaporkan ke Ka Phase I AMP-I dan setelah itu

operator excavator diberi peringatan sampai tiga kali. Apabila operator excavator

masih melakukan kesalahan maka akan dilakuan pemotongan sebanyak

0,5HK/kesalahan yang sama.

50
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan PKPM di PT. Agro Masang Perkasa dan

pembuatan tugas akhir ini dapat disimpulakan bahwa ;

1. Manajemen pengelolaan limbah cair yang dilakukan oleh

PT. Agro Masang Perkasa yaitu dengan sistem kolam IPAL dengan

volume terkecil 5.658 M3 dan volume terbesar 9.828 M3, dan WPH paling

cepat 5 hari dan paling lama 10 hari sehingga efektif untuk sistem land

application dengan mengunakan rorak atau long bed system dengan

ukuran 100 M x 1 M x 1 M.

2. Pengelolaan limbah cair dengan sistem land application yang dilakukan

oleh PT. Agro Masang Perkasa dapat menghemat biaya pemakaian pupuk

NPK sebanyak 50%, dan juga terhindar dari pandangan negatif masyarakat

sekitar tentang pengelolaan limbah cair.

3. Pemeliharan lingkungan yang dilakukan oleh pabrik pengolahan kelapa

sawit sangat penting supaya proses produksi berjalan dengan lancar.

4. Kendala dalam manajemen pengelolaan limbah cair dapat diatasi dengan

cara pengontrolan, yang ditindak lanjuti dengan koordinasi dan sosialisasi

dari pihak kebun dan pabrik .

51
6.2. Saran

6.2.1. Saran untuk Perusahaan

1. Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah cair aspek manajemen sudah

berjalan dengan baik mulai dari planing, Organizing, actuting, dan

controling. akan tetapi pengawasan perlu ditingkatkan secara intensif

terutama pada pipa land application di lapangan dan aplikasi limbah cair .

2. Pihak manajemen sebaiknya memberikan motivasi kepada bawahan dalam

melaksakan pekerjaan.

6.2.2. Saran untuk Politeknik Pertaniaan

1. Untuk penepatan lokasi mahasiswa yang melakukan PKPM II sebaiknya

tidak sama dengan lokasi mahasiswa PKPM I (semester V). Apabila sama

dosen Supervisi sebaiknya melakukan koordinasi dengan pembimbing

lapangan langsung mengenai tujuan dari PKPM II yang lebih mengarah ke

manajemen.

52
DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Pertanian. 2006. Subdit Lingungan .Pedoman Pengolahan Industri


Kelapa Sawit. Deptan. Jakarta.83 Hal

Erningpraja L, dan Fauzan R. 2005. Pengelolaan Limbah Cair Pabrik Kelapa


Sawit Dalam Menghadapi Berbagai Isu dan Aturan lingkungan. Jurnal.
Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 14 Hal

Fauzi Y, Widyastuti Y.E, Satyiawibawa I, dan Paeru R.H. 2012. Kelapa Sawit,
Penebar Swadaya. Jakarta. 236 Hal.

Nasution Y.D. 2004 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang Berasal
Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui
Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia.Universitas Sumatra Utara. Sumatera
Utara.3 hal

Pardamean M. 2014. Mengelola Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Secara


Profesional. Penebar Swadaya. Jakarta.236 Hal.

. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa


Sawit. Agro Media Pustaka. Jakarta Selatan.226 Hal

Raharjo P.N. 2009. Studi Banding Teknologi Pengolahan Limbah cair Pabrik
Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan. Jakarta 18 Hal

Saepudin A. 2010. Energi Terbarukan (Biogas) Dari Limbah Kelapa Sawit. Pusat
Penelititian Tenaga Listrik dan Mekatronik-LIPI. Bandung. 87 Hal

Sunarko. 2014. Budidaya kelapa sawit di Berbagai Jenis Lahan. Agro Media
Pustaka. Jakarta Selatan. 200 Hal

53
LAMPIRAN

54
Lampiran 1. Gambar Pengelolaan Limbah Cair

Pompa Q Pam Pipa HDPE

Valve Pleng HDPE

T HDPE Condensat

55
Recovery Pembacaan Flow Meter

Cooling pond Mixing Pond

Anaerobic pond Aerobic pond 1

56
Aerobic Pond Pompa Q Pam 100 KW

Pipa HDPE di drainase utama Pembukaan Valve

Limbah cair di LA Rorak La/ Long Bed

57
Pengambilan Sampel air sumur pantau Pengambilan Sampel air sungai

Proper PT. AMP

58
Lampiran 2. Sketsa Pengelolaan limbah cair PT. AMP

Recovery Cooling pond


7.544 M3 7.020 M3

Anarobic pond Mixing pond


11.730 M3 13.104 M3

Aerobic pond I Aerobic pond II


11.730 M3 10.164 M3

Land application

59
Lampiran 3. Peta Izin LA

60
Lampiran 4. Sketsa Pipa di Lapangan

AEROBIC
POND II

v c
c
c
c cc c c 8 Pipa distribusi
c c c c

10 Pipa Cabang

KETERANGAN
Pipa utama ( Pipa utama HDPE 6” Panjang12.000 M )
Pipa Cabang ( Pipa cabang HDPE 4” Panjang 296 M )
c
Pipa distribusi ( Pipa distribusi HDPE 3” Panjang 306 M )
c
c Valve ( 17 buah )
T HDPE ( 19 buah)
L HDPE ( 18 buah )
Pleng HDPE ( 34 buah)

61
62
63
Lampiran 6. Jurnal flow meter limbah bulan May 2015

No.Dokumen : From-QCD-038

FORM REVISI :0

PT. AMP PLANTATION Berlaku : Mai 2015

JURNAL FLOW METER LIMBAH


Bulan : Mei 2015

FLOW METER INLET KOLAM 1 dan Land Apliksi


TANGGAL
Pabrik (M3) Land aplikasi (M3) Areal LA

01 Mei 2015 607 960 11A.7B

02 Mei 2015 627 960 7B.11A

03 Mei 2015 575 960 8B.7C

04 Mei 2015 877 960 7A.8C

05 Mei 2015 968 960 7B.8A

06 Mei 2015 692 960 8B.6C

07 Mei 2015 1.167 960 7C.6C

08 Mei 2015 1.120 960 8B.11C

09 Mei 2015 974 960 11D.11B

10 Mei 2015 672 960 11B.8A

11 Mei 2015 1.084 960 6C.11B

12 Mei 2015 1.077 960 7A.7C

13 Mei 2015 1.086 960 7B.7C

14 Mei 2015 1.139 960 8C.11D

15 Mei 2015 1.060 960 11A.8A

16 Mei 2015 1.032 960 11A.11D

17 Mei 2015 665 960 6C.8C

18 Mei 2015 1.132 960 8B.11C

19 Mei 2015 1.124 960 11C.8B

20 Mei 2015 1.166 960 11B.8A

64
No.Dokumen : From-QCD-038

FORM REVISI :0

PT. AMP PLANTATION Berlaku : Mai 2015

JURNAL FLOW METER LIMBAH


Bulan : Mei 2015

FLOW METER INLET KOLAM 1 dan Land Apliksi


TANGGAL
Pabrik (M3) Land aplikasi (M3) Areal LA

21 Mei 2015 1.197 960 11C.6C

22 Mei 2015 1.183 960 11B.11A

23 Mei 2015 1.102 960 7B.7C

24 Mei 2015 766 960 8C.11D

25 Mei 2015 958 960 11A.7A

26 Mei 2015 987 960 8C.8A

27 Mei 2015 959 960 11A.7A

28 Mei 2015 1.100 960 8B.11C

29 Mei 2015 1.135 960 8C.11D

30 Mei 2015 1.122 960 6C.7A

31 Mei 2015 683 960 7B.8A

JUMLAH 30.036 29.760 -

65
Lampiran 7. Data curah hujan tahun 2014 di AMP-1

Tabel 15. Data curah hujan tahun 2014 di AMP-1.


Bulan Curah Hujan (mm)
Januari 688
Februari 290
Maret 735
April 899
Mei 504
Juni 138
Juli 188
Agustus 154
September 270
Oktober 580
November 518
Desember 234
Total 5,198
Rata – Rata 433
Sumber : PT. Agro Masang Perkasa-1 (AMP-1)

66

You might also like