Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpah
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta nikmat sehat sehingga penulis dapat
menyelesaikan praktikum dan penyusunan laporan ini. Shalawat serta salamselalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya. Amiin
Dengan segala kerendahan hari penulis meyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penulis sangat mengharapkan
kritik yang membangun serta saran dari para pembaca untuk meningkatkan laporan
ini dan untuk perbaikan di masa mendatang sehingga tidak terjadi kesalahan
persepsi unntuk pemahaman isi dan makna terhadap laporan ini.
Penulis
BAB 1
DASAR TEORI
1.1 Latar Belakang
Pengukuran tanah adalah satu seni paling tua dan yang terpenting
dipraktekkan manusia sejak dahulu kala sudah dirasakan perlunya menandai
batas-batas dan pemetaan tanah. Pengukuran tanah terus memainkan peran
yang sangat penting didalam banyak cabang rekayasa, sebagai contoh
pengukuran diperlukan untuk merencanakan, membangun dan memelihara
jalan raya, jalan baja sistim perhubuungan cepat bangunan, jembatan, tempat
peluncuran proyektil, peluncuran roket dan lain-lain. Ilmu ukur tanah atau
geodesi bertujuan mengukur bagian-bagian dari permukaan bumi, kalau
panjang ini tidak melebihi kira-kira 50 Km, maka pekerjaan disebut geodesi
rendah. Pada geodesi rendah yang dipentingkan hanya penentuan titik-titik dari
tingkat rendah, sehingga titik itu dapat dibayangkan dan dapat digambarkan
pada suatu bidang datar yaitu peta.
Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu yang lebih luas yang
dinamakan ilmu geodesi.
Ilmu geodesi mempunyai 2 maksud :
1. Maksud ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi
2. Maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian
besar atau sebagian kecil permukaan bumi.
Maksud ini dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran diatas gunung-
gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang curam. Pengukuran-pengukuran
dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan yang
mendatar titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi dan pengukuran-
pengukuran tegak guna mendapatkan hubungan tegak antara titik-titik yang
diukur.Untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang tidak
beraturan dan yang emlengkung pula ke bidang peta yang datar, diperlukan
bidang perantara yang dipilih sedemikian, hingga pemindahan itu dapat
dilakukan dengan semudah-mudahnya.
1.2.1 Tujuan
Praktek lapangan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan alat yang
dipakai dalam praktikum lapangan, agar setiap anggota kelompok
mengerti dan memahami alat-alat yang dipergunakan, maka diperlukan
keterlibatan secara langsung dari para anggotanya. Dan yang lebih
penting lagi adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja
lapangan dan tentunya berkesesuaian dengan bidang yang mencakup
Ilmu Ukur Tanah, antara lain :
1. Pengetahuan ringkas tentang peta.
2. Sistem koordinat unutk menentukan posisi titik-titik pada
permukaan bumi yang dianggap sebagai sebuah bidang datar.
3. Pengetahuan dan pengenalan secara ringkas mengenai alat ukur
jarak (waterpass) dan alat ukur sifat ruang (theodolit).
4. Beberapa metoda penentuan posisi horizontal.
3. Membuat profil pada suatu poligon untuk menentukan beda tinggi pada
permukaan tanah, diantaranya profil memanjang dan profil melintang.
1.4.1 Theodolite
9 1
10 2
11 3
12 4
13 5
14 6
3
15 7
8
Theodolite Digital
Gambar 1.1
No Nama Fungsi
1 Handle untuk pegangan tangan pada alat.
2 Tempat baterai berjumlah 4 buah baterai.
3 Lensa fokus okuler untuk fokus lensa okuler ke objek
4 Klem pengatur fokus untuk memperjelas benang pada lensa (benang
benang atas, benang tengah, benang bawah).
5 Lensa verticalizing untuk melihat dan memosisikan sumbu I
berimpit dengan titik berdiri pesawat atau titik
tertentu di bumi
6 Nivo tabung , untuk menyetel posisi sumbu II pesawat
secara horizontal, dan dapat diatur dengan 3
sekrup penyama rata
7 Nivo kotak berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I
berada pada posisi vertikal.
8 Display dan papan untuk pembacaan skala lingkaran vertikal dan
tombol horizontal.
9 Pengarah kasar berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu
membantu mengarahkan teropong ke target
secara kasar
10 Penggerak halus untuk menggerakkan teropong secara vertikal
vertikal ke arah rambu ukur (objek) secara halus.
11 Klem pengunci vertikal untuk mengunci teropong agar tidak dapat
digerakkan secara vertikal.
12 Penggerak halus untuk menggerakkan teropong horizontal ke
lingkaran horizontal arah rambu ukur (objek) secara halus.
13 Klem pengunci untuk mengunci badan pesawat agar tidak
lingkaran horizontal dapat diputar secara horizontal.
1.4.2 Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi
antara dua titik atau lebih dengan menggunakan metode sifat datar untuk
menentukan ketinggian titik-titik kerangka dasar pemetaan pada
pekerjaan rekayasa.
7 1
2
8
3
9
4
Waterpass
Gambar 1.2
No Nama Fungsi
1 Pemutar fokus berfungsi untuk memperjelas objek yang dibidik.
2 Cermin nivo untuk memantulkan bayangan nivo
3 Nivo berfungsi untuk menentukan kedataran alat.
4 Rumah lensa depan untuk tempat lensa depan.
5 Skala gerakan sudut untuk mengetahui besar gerakan sudut horizontal.
horizontal
atau waterpass yang diletakkan diatas kepala datar statip. Statip terdiri dari
tiga buah kaki yang dapat digerakkan dan diatur panjang-pendeknya dengan
sempurna.
Tripod
Gambar 1.3
1.4.4 Unting – Unting
sudut dengan titik yang berada dibawahnya. Alat ini terbuat dari logam
pejal ± 5 cm, dengan diameter 1.5 cm yang salah satu ujungnya runcing
Unting unting
Gambar 1.4
1.4.5 Rambu Ukur
yang berukuran ± 3–4 cm, lebar ± 10 cm, panjang ± 300 cm, bahkan ada
yang panjangnya mencapai 500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi
sepatu besi. Bidang lebar dari bak ukur dilengkapi dengan ukuran
mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah dengan dasar putih,
maksudnya bila dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Bak ukur ini
detail.
Rambu ukur
Gambar 1.5
1.4.6 Tipe-x
Tipe x
Gambar 1.6
Alat tulis
Gambar 1.7
1.4.8 Payung
Payung
Gambar 1.8
1.4.9 Kompas
Kompas digunakan untuk menentukan arah utara dalam
pengukuran sehingga patokan utama dalam pengukuran yang biasa
disebut sudut azimut.
Kompas
Gambar 1.9
Polygon
Gambar 1.10
Polygon tertutup
Gambar 1.11
.
Polygon terbuka
Gambar 2.3
BAB II
Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan beda tinggi antara titik –
titik di muka bumi serta menentukan ketinggian suatu bidang referensi
ketinggian tertentu dalam bidang polygon terbuka (ketika mengukur tidak
kembali ke titik awal/ semula).
2.2.1 Waterpass
2.2.3 Tripod
2.2.4 Tipe-X
Gambar Sketsa
DATA PENGAMATAN
Bacaan Benang (dm) Jarak (dm) Beda tinggi
Titik Tinggi
Belakang Muka (m)
Stand yang Titik
Atas Atas Belakang Muka Total
dibidik Tengah Tengah (-) (+) (m)
Bawah Bawah
A 13.28 14.05 14.49 73 89 162 0.11 685
1 12.92
B 12.55 13.60 3
B 15.00 14.40 14.97 75 79 154 0.02 684.88
2 14.63
C 14.25 14.00 3 7
C 14.73 13.83 14.25 173 85 258 0.00 684.91
3 13.87
D 13.00 13.40 4
D 15.07 13.98 14.5 104 105 209 0.05 684.91
4 14.55
E 14.3 13.5 1 4
E 14.51 14.37 14.59 101 44 145 0.03 684.97
5 14.01
F 13.5 14.15 6 1
6 F 14.48 15.15 14.00 14.18 134 36 170
= 73 meter
b. Jarak Ke Muka
𝑑 = (𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ) × 100
= 132 meter
c. Jarak Total
𝑑 = 𝑑𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑚𝑢𝑘𝑎
𝑑𝐴𝐵 = 𝑑𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑚𝑢𝑘𝑎
= 73 + 89
= 162
𝑑𝐵𝐶 = 𝑑𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑚𝑢𝑘𝑎
= 75+79
= 154
𝑑𝐶𝐷 = 𝑑𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑚𝑢𝑘𝑎
= 173 + 85
= 258
𝑑𝐷𝐸 = 𝑑𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑚𝑢𝑘𝑎
= 104 + 105
= 209
𝑑𝐸𝐹 = 𝑑𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑚𝑢𝑘𝑎
= 101 + 44
= 145
𝑑𝐹𝐺 = 𝑑𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑚𝑢𝑘𝑎
= 134 + 36
= 170
𝑑𝐺𝐻 = 𝑑𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑚𝑢𝑘𝑎
= 29 + 132
= 161
A = 685 𝑚𝑑𝑝𝑙
B = A + (𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 − 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑘𝑎)
= 685 + (12.92 − 14.05 )
= 684.887 𝑚𝑑𝑝𝑙
2.6 Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapat perbedaan elevasi pada setiap titik acuan
sebagai berikut :
BAB IV
THEDOLITE POLYGON TERBUKA
4.2.1 Thedolite
Thedolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan
yang di gunakan dalam survey pemetaan lahan untuk mengetahui sudut
4.2.2 Tripod
Tripod berfungsi sebagai penyangga thedolite dengan ketiga
kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-masing
ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah
4.2.3 Rambu ukur
Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang
yang berukuran ± 3–4 cm, lebar ± 10 cm, panjang ± 300 cm, bahkan
ada yang panjangnya mencapai 500 cm
4.2.4 Tipe x
Untuk memberi tanda silang pada jalan
4.2.5 Alat tulis
Alat tulis seperti papan dada, pulpen dan penggaris sangat di
butuhkan dalam pencatatan hasil pengukuran yang di lakukan
4.2.6 Kompas
Kompas berfungsi untuk menunjukan arah utara
4.2.7 Payung
Payung berfungsi untuk melindungi thedolite saat hujan
2. Tentukan area yang akan diukur koordinatnya dan pasang tanda dengan
tipe-x yang berfungsi sebagai titik acuan, serta gambarkan sketsa area
pengukuran.
5. Atur Nivo dengan cara mengatur dari tiga sekrup penyetel, sehingga
ke arah utara.
8. Kemudian baca sudut yang terdapat di skala utama, dan cari garis yang
benar-benar lurus antara sudut batas atas dan batas bawah, jika belum ada
yang benar-benar lurus atur skala noniusnya sampai terdapat garis yang
9. Catat skala utama bawah (berupa derajat) dan skala nonius (berupa menit).
10. Setelah terbaca koordinat sudut utara kemudian buka sekrup pengunci
11. Setelah itu putar searah jarum jam, bidik ke titik acuan yang telah di
tentukan (B).
12. Setelah bidikan lurus, kunci Theodolit dengan sekrup pengunci sudut
13. Jika pada saat membidik rambu benang pada teropong tidak terlihat maka
atur terlebih dahulu fokus untuk bacaan benang , lalu fokuskan lensa agar
14. Lalu baca koordinat sudut yang ada diskala utama dan skala nonius, sama
15. Lakukan pengukuran dari acuan berikutnya (B), bidik ke titik awal (A) baca
sudut dan catat lalu putar searah jarum jam ke titik setelah titik B yaitu titik
16. Lakukan prosedur 14 untuk titik acuan yang lainnya (8 titik acuan yang
sudah ditentukan), namun jangan lupa untuk selalu menyetel Nivo kotak
17. Catatan: Untuk titik acuan sebelum titik akhir pengukuran tidak hanya
mencari sudut β tetapi dicari juga azimuth (α) dengan cara mencari arah
utara lalu putar searah jarum jam ke arah titik akhir (H).
Gambar Sketsa
DATA PENGAMATAN
Bacaan Sudut
Titik Tinjau Jarak (d)
Stand [X°Y’Z”]
(M)
Α β Azimuth (α) Sudut (β)
A A–B 25° 54’ 31”
B B–A–C 266° 50’29”
C C–B–D 146° 15’ 44”
D D–C–E 205° 11’ 37”
E E–D–F 145° 44’ 25”
F F–E–G 208° 11’ 18”
G G–H G–F–H 69° 27’ 44” 156° 20’ 23”
H
̅ = 𝛃 + (𝟏 × Fα)
𝛃 𝟔
̅̅̅̅
βB = (266° 50′29")+(1/6×(-5° 0'43") =265°59’47.33’’
̅̅̅̅ = (146° 15′44")+(1/6×(-5° 0'43") = 145°25’2.33”
βC
̅̅̅̅
βD = (205° 11′37")+(1/6×(-5° 0'43") =204°14′55.33"
̅̅̅̅ = (145° 44′25")+(1/6×(-5° 0'43") = 144° 53'43.33"
βE
̅̅̅ = (208° 11′18")+(1/6×(-5° 0'43") = 207° 20′ 36.33"
βF
̅̅̅̅ = (156° 20′23")+(1/6×(-5° 0'43") = 155° 33′ 8.33"
βG
Koordinat absis
XA = 0, XB = XA + ∆𝑥 AB
1. XB = 0 + 7.078 = 7.078
2. XC = 7.078 + 14.288 = 21.366
3. XD = 21.366 + 25.171 = 46.537
4. XE = 46.537 + 20.477 = 67.005
5. XF = 67.005 + 13.304 = 80.309
6. XG = 80.309 + 16.960 =97.269
7. XH = 97.269 + 15.076 = 112.346
Ordinat
YA = 0, YB = YA + ∆𝒚 AB
1. YB = 0 + 14.571 = 14.571
2. YC = 14.571 + (- 5.745) = 8.826
3. YD = 8.826 + 5.662 = 14.488
16.0271724
14.5717724 14.4886790 14.8679796
15
10.2607440
8.8264905
10
0
0
0 20 40 60 80 100 120
KOORDINAT ABSIS