You are on page 1of 81

Basic production 1

Basic Production 1 mempelajari dasar dasar dari teknik


produksi seperti alat alat di kegiatan industri minyak dan
gas bumi . Sytem produksi , nodal analisis , tahapan
produksi pada industri minyak dan gas bumi . IPR 1
sampai 3 fase.
Materi
1 DASAR DASAR TEKNIK 4
PRODUKSI NODAL ANALISIS
Alat surface dan sub surface fasility production , Pengertian nodal , nodal di surface dan sub
tahapan produksi , masalah masalah di kegiatan surface
produksi

2 F L U I D & R E S E RV O I R 5 WELL COMPLETION &


PHASE PERFORASI
Mengatatahui sifat fisik dari fluida , menghitung Mengetahui jenis jenis completion , dan
sifat fisik fluida , mengatahui fase fase fluida teknik perforasi

3 IPR & PI 6 UJI KOMPETENSI


Pengertian IPR & PI , IPR 1 2 & 3 fase Pengujian pemahaman pada materi materi
beserta perhitungan nya yang telah di ajarkan

3
TARGET 1
A peserta paham mengenai dasar kegiatan
produksi

TARGET 2
B Peserta paham mengenai alur dan tahapan
produksi minyak dan gas bumi

TARGET 3
C Peserta paham mengenai sifat dasar fluida
4 TARGET
Materi 1
TARGET 4
D peserta paham mengenai jenis jenis reservoir
berdasarkan fase nya

4
BASIC
PRODUCTION
HELLO,
LET ME INTRODUCE MYSELF…

IDEA DESIGN PRODUCE

i „ m a production engineer , my job is keep ,


enactive my well still lift oil and gas in optimal anda
my another is solve problem production in oil and
gas well

Facebook Twitter E-mail


facebook.com twitter.com mail@mail.com
Teknik produksi
WHAT?
Teknik produksi adalah teknik untuk mengangkat fluida reservoir secara optimal dari sub surface menuju surface. Tujuan dari kegiatan
produksi yaitu mengangkat fluida atau hidrocarbon secara natural maupun dengan pengangkatan batuan secara optimum untuk
mendapatkan hasil yang optimum.

WHEN?
Kegiatan produksi di lakukan ketika kegiatan pemboran dan well completion telah selesai di lakukan. Kegiatan produksi termaksud dari
kegiatan upstream atau hulu dalam bagian eksploitasi .

WHO?
Yaitu seorang production engineer yang tugas nya untuk menjaga laju alir production dan mengatasi masalah masalah yang timbul dalam
kegiatan produksi yang dapat menyebabkan menurunnya laju alir produksi sumur.

WHERE?
Di setiap sumur minyak dan gas bumi di darat maupun di lautan setelah di nyatakan berpotensi dan di lakukan proses pemboran maka
kegiatan produksi akan di lakukan

HOW?
Mengangkat fluida ke permukaan Dengan menggunakan beda atau selisih tekanan / pressure pada sumur tsb yang akan kita pelajari pada
nodal analisis 7
HULU – HILIR INDUSTRI MIGAS

kegiatan mencari
sumber sumber
cadangan baru
Kegiatan membuat
lubang yang
menghubungkan sub
Kegaiatan menyiapkan
dari sumur pemboran
menjadi sumur produksi
UPSTREAM
hidrocarbon surface dengan surface hidrocarbon
&
E K S P LO R A S I PEMBORAN
WELL
COMPLETION DOWNSTREAM
Hulu Hilir minyak dan gas bumi biasa di
sebut kegiatan upstream dan downstream. PRODUKSI PENGOLAHAN PEMASARAN

Kegiatan mengolah
Kegiatan mengangkat Kegiatan
Kegiatan upstream / hulu yaitu eskplorasi hidrocarbon dari sub
crude oil atau
pendistribusian ke
hidrocarbon menjadi
surface menuju ke masyarakat contoh
– pemboran – well completion – produksi . surface secara optimum
barang yang siap untuk
seperti SPBU
di gunakan
Kegiatan downstream / hilir yaitu
pengolahan – pemasaran .
8
Tahapan produksi

Primary Recovery
• Natural Flow
• Artificial Lift

Secondary Recovery
• Water flooding

Tertiary Recovery
• EOR ( Enhanched Oil Recovery )

10
Primary Recovery

Natural Flow
Natural Flow biasa di sebut juga semburan alami yaitu di mana kondisi tekanan reservoir mampu
mengangkat fluida secara alami dari reservoir ke surface . Tekanan reservoir berasal dari reservoir itu sendiri
yang biasa di sebut drive mekanism yaitu gas cap drive , solution gas drive , water drive dan combinasi
Biasa kondisi nutaral flow ini di temukan pada kondisi new well atau sumur baru yang belum
pernah di produksikan sebelumnya .
di sebut kondisi sembur alam atau natural flow jika tekanan reservoir mampu mengangkat fluida
dari reservoir sampai menuju fasilitas surface produksi seperti separator dan sabagainya 11
JENIS JENIS ARTIFICIAL LIFT
Ada beberapa artifical lift yang umum di gunakan
•Gas lift
•Sucker rod Pump (SRP)
•ESP (Electric Submersible Pump)
•Hydraulic Pump
•PCP
•Jet Pump
Artificial Lift
adalah metode pengangkatan fluida
sumur dengan cara memasukkan tenaga tambahan
ke dalam sumur (bukan ke dalam reservoir) di
mana metoda ini diterapkan apabila tenaga alami
reservoir sudah tidak mampu lagi mendorong fluida
ke permukaan atau untuk maksud–maksud
peningkatan produksi.
Rata rata metode artificial lift ini di
gunakan sumur sumur yang sudah mature atau tua
Water flooding
Proses penginjeksian air dari permukaan bumi ke dalam reservoir minyak di water flooding . Didasarkan pada
suatu kenyataan bahwa air aquifer berperan sebagai pengisi atau pengganti minyak yang terproduksi, disamping
berperan sebagai media pendesak.

Sedangkan pertimbangan dilakukan water flooding adalah bahwa sebagian besar batuan reservoir bersifat water
wet (sifat kebasahan), sehingga fasa air lebih banyak ditangkap oleh batuan akibatnya minyak akan terdesak dan
bergerak ketempat lain (permukaan sumur).
Eor (ENHANCED OIL RECOVERY)

Eor ( ENHANCED OIL Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Keberhasilan
RECOVERY ) Eor Yaitu

 Adalah Metode Pengurasan Minyak Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Tahap Lanjut Dengan Menginjeksikan Keberhasilan Eor Yaitu:
Sejumlah Zat Kedalam Reservoar Melalui • Kedalaman Reservoir
Sumur Injeksi Dengan Tujuan Recovery • Heterogenitas Reservoir
Factor Dapat Meningkat. • Cadangan Sisa (Sor)
 Konsep dasar dari EOR yaitu • Sifat Fisik Batuan
Menginjeksikan Fluida Dari Luar Reservoar • Sifat Fisik Fluida Reservoir
Kedalam Reservoir Untuk Mendorong Minyak
• Tenaga Pendorong Yang Bekerja Pada
Mendekati Sumur-Sumur Produksi , Contoh
Reservoir
Water Injection , dan Merubah Sifat Fisik
Batuan Dan Fluida Reservoar Sehingga
Mobilitas Minyak Semakin Besar , contoh
Steam Flooding, Gas Flooding, MEOR.
14
ALAT ALAT SURFACE
&
SUB SURFACE PRODUKSI
Alat alat surface dan sub surface production guna nya
untuk membantu kegiatan produksi aga berjalan secara
efisien dan tidak ada kendala.

Ada pun surface fasility production di antara nya yaitu :

• Separator

• Crismast tree

• Weel head

• Scrubber

• Flow line

Sedangkan asub surface fasility production di antara nya


yaitu :

• Tubing

• Packer

• Casing
PERALATAN sub
SURFACE KEGIATAN
PRODUCTION
casing
Casing pada industry minyak dan gas bumi • Sebagai penyangga wellhead dan BOP
yaitu pipa baja tubular yang digunakan menyelubungi
sumur pemboran. • Mencegah pembentukan caving pada formasi
yang tidak stabil
Casing termasuk kedalam tahap completion,
yaitu tahap penyelesaian dimana sumur yang telah • Melindungi formasi yang lemah dari lumpur berat
dibor harus diselesaikan dengan melindunginya
• Menutup zona lost circulation
memakai casing. Rangkaian (joint) dan konfigurasi
casing bervariasi tergantung dari kedalaman lubang • Untuk melindungi formasi produktif
sumur. Fungsi dari casing adalah :
PERALATAN sub
SURFACE KEGIATAN
PRODUCTION
tubing
Merupakan pipa alir vertical yang • Fungsi tubing yang paling utama adalah tempat
ditempatkan di dalam casing produksi yang mengalirkan fluida reservoir dari sub surface
berfungsi untuk mengalirkan fluida produksi sumur
menuju ke surface
ke permukaan atau mengalirkan fluida injeksi ke
dalam sumur. • Di tubing juga sering terjadi masalah pada
kegiatan produksi seperti kepasiran , korosi
Disamping itu, tubing dapat pula hingga scale
digunakan dalam pekerjaan swab, squeeze
cementing, sirkulasi pembersihan sumur dan
mengalirkan fluida serta material peretak hidraulis
dan pengasaman.
PERALATAN sub
SURFACE KEGIATAN
PRODUCTION
packer
• Merupakan suatu alat yang gunanya sebagai Fungsi dari packer adalah
penutup jalan atau penutup aliran fluida
• mengisolasi fluida dan tekanan di sumur
maupun tekanan di sumur dan gas bumi.
• Sebagai pemisah aliran satu dengan zona yang
• Jenis jenis packer ada berbagai macam ada lainnya
yang permanent maupun yang tidak
OPERATING HYDROCARBON TRANSPORTATION
Alur
kagiatan
UNITS

Flare
Gas
Plant

Produksi
OIL
Wash Metering WHARF
Tank
METERI
TRUNKLI NG
NE

Pada
Gas Central STATION
Sucker Boot Shipping Pump
Tank Station OCEAN
Rod Pump TANK FARM
Shipping VESSEL
Water REFINERY
Injection Pump

Well
(Sumur)
PRODUCING FACILITIES TRANSPORTATION FACILITIES
sumur
PRODUCTION
FACILITIES
GATHERING STATION
CRUDE OIL
TRANSPORTATION
CRUDE OIL STORAGE
CRUDE OIL
METERING
CRUDE OIL
LIFTING minyak
OPERATING UNITS HYDROCARBON TRANSPORTATION POWER GENERATION & TRANSMISSION

Alur
Gas Metering Gas Metering

Gas
Inlet gas Compressor

kagiatan
separator Gas Scrubber

AIR

Produksi
Pig Launcher Pig Receiver Electric
Gas Filter
Power

Gas Wells Gas Wells

Pada
Dehydration Unit
Low Transmission Line Gas Turbine
High Unit GT
Press. Press. Generator
Gas Scrubber
Inlet

sumur gas
gas
separa
tor

Gas Boot Gas


Compressor

Production
Oil to GS

Oil Wells

PRODUCTION GAS PLANT TRANSMISSION FACILITIES POWER


STATION
FLUID
PROPERTIES
JENIS JENIS
RESERVOIR
BERDASARKAN Jenis jenis reservoir berdasarkan phase terdiri dari 5
jenis . Setiap jenis reservoir nya mempunyai komposisi

PHASE NYA yang berbeda beda. Di bawah adalah 5 jenis reservoir


nya yaitu :
• Black oil
• Volatile
• Retrograde gas
• Wet gas
• Dry gas
BLACK OIL Black oil adalah salah satu
j e n i s h i d r o c a r b o n y a n g Te r d i r i d a r i
variasi rantai hc termasuk molekul-
molekul yang b e s a r, berat dan
nonvolatile.
Garis pressure patch balck
oil jarak nya jauh dengan critical
point.

Black oil memiliki initial GOR ~2000 scf/stb, API yang


rendah <40 API dan warna coklat/kehitaman.

Black oil sering juga disebut low-shrinkage crude oil


atau ordinary oil.

23
VOLATILE
Merupakan kondisi dimana jarak
antara tekanan reservoir dengan
tekanan buble point tidak terlalu
jauh . Kondisi ini menyebabkan
terjadinya fasa gas dan liquid pada
saat tekanan buble point terlewati.
Volatile artinya mudah menguap.

Volatile oil memiliki GOR 2000-3300 scf/stb, API sekitar


40 API atau lebih, memiliki komponen intermediate
(etana sampai heksana) yang lebih banyak dan
kandungan molekul berat yang lebih sedikit
dibandingkan dengan black oil. Volatile oil berwarna
coklat kehitaman. Gas yang dihasilkan dari volatile oil
cenderung lebih kaya dan sama dengan retrograde
condensate gas

24
RETROGRADE
GAS
Retrograde gas memiliki GOR ~3300 scf/stb, API dari 40-60
API, berwarna hijau, orange, coklat atau tidak berwarna
dan memiliki persentase komponen intermediate (C3, C4
dan C5) yang sangat besar.

Diagram fasa untuk retrograde gas lebih kecil daripada


untuk minyak dan titik kritiknya berada jauh di bawah
dari lengkungan. Awalnya retrograde gas merupakan
gas-gas di reservoir. Perubahan tersebut merupakan
akibat dari kandungan retrograde gas yang terdiri dari
lebih sedikit HC berat dari pada minyak.

25
WET GAS
Wet gas terjadi semata-mata
sebagai gas di dalam reservoir
sepanjang penurunan tekanan
reservoir.
Kata :wet: pada wet gas (gas
basah) bukan berarti gas tersebut
b a s a h o l e h a i r,

tetapi mengacu pada cairan HC yang terkondensasi


pada kondisi permukaan.
Di sebut gas yang membasahi pada wet gas di sebut
condensate yaitu fase di antar liquid dan gas
Wet gas sering juga disebut Rich Gas. Reservoir wet
gas memiliki metana yang bebih sedikit (<85%) dan
etana (C2) yang lebih banyak. Gravity/API sama
dengan retrograde gas, namun tidak berubah terhadap
waktu dan GOR > 50000 scf/stb

26
DRY GAS
Fluida reservoir berupa dry gas
tidak memiliki kondensat /
hidrokarbon berfasa cair baik di
dalam reservoir atau di permukaan.
Dry gas sebagian besar berupa
metana dan memiliki molekul berat
yang sedikit sekali.

Dry gas terutama merupakan metana dalam sejumlah


intermediates, gambar diagram fasa menunjukkan
bahwa campuran HC semata-mata berupa gas di
reservoir dan kondisi separator permukaan yang normal
berada di luar lengkungan fasa. Sehingga tidak
terbentuk cairan di permukaan.
Dry gas Biasa di sebut juga sumur gas

27
Korelasi Fluid Properties :

• Standing Correlation

• Vazquez-Beggs Correlation

• Glaso Correlation

• Marhoun Correlation

• Petrosky-Farshad Correlation

FLUID Standing Correlation Mencari RS

PROPERTIES x

Rs
= 0,0125 API – 0,00091 T

= γg
𝑃
+ 1,4 10𝑥
1,2048

( STANDING
18,2

Mencari Pb

CORRELATION ) a = 0,00091 T – 0,0125 API

𝑅𝑠 0,83
Pb = 18,2 10𝑎 − 1,4
𝛾𝑔

Mencari Bo
1,2
𝛾𝑔 0,5
Bo = 0,9759 + 0,00012 𝑅𝑠 + 1,25 𝑇
𝛾0
Vasquez-Beggs Correlation
Menentukan γgs (Gas gravity at reference separator pressure)
−5 𝑃𝑠𝑒𝑝
γgs = γg 1 + 5,912 10 (𝐴𝑃𝐼)( 𝑇𝑠𝑒𝑝 ) log
114,7

Mencari RS

FLUID Coefficient
C1
API ≤ 30
0,0362
API > 30
0,0178

PROPERTIES
C2 1,0937 1,187
C3 25,724 23,931

(VASQUEZ-
𝐴𝑃𝐼
Rs = C1 γgs P exp C3
C2
𝑇+460

BEGGS Mencari Pb
Coefficient API ≤ 30 API > 30

CORRELATION) C1
C2
C3
27,624
0,914328
11,172
56,18
0,84246
10,393

𝐴𝑃𝐼
a = - C3 𝑇+460
𝑅𝑠 𝐶2
𝑎
Pb = C1 𝛾𝑔𝑠
10
Mencari Bo
Coefficient API ≤ 30 API > 30
C1 0,0004677 0,000467
C2 0,00001751 0,000011

FLUID C3 -0,00000001811 -0,00000000134

PROPERTIES
𝐴𝑃𝐼
Bo = 1 + C1 Rs + T (C 2 + C3 Rs)
𝛾𝑔𝑠

(VASQUEZ-
BEGGS
CORRELATION)
Glaso Correlation

Mencari RS
x = 2,8869 – (14,1811 – 3,3090 log (P)) 0,5
Pb* = 10x
1,2255
𝐴𝑃𝐼 0,989
Rs = γg 𝑃𝑏 ∗
𝑇 0,172

FLUID Mencari Pb
Coefficient

PROPERTIES a
b
c
0,816
0,172
-0,989

(GLASO 𝑅𝑠 𝑎
b volatile 0,130

CORRELATION)
Pb* = Tb APIc
𝛾𝑔

Log (Pb) = 1,7669 + 1,7447 log (Pb*) – 0,30218 𝑙𝑜𝑔 (𝑃𝑏 ∗) 2

Mencari Bo
𝛾𝑔 0,526
Bob* = Rs + 0,968 T
𝛾𝑜

A = -6,58511 + 2,91329 log Bob* - 0,27683 log (Bob*)2


Bo = 1,0 + 10A
Marhoun Correlation
Mencari RS
Coefficient c -3,143700
a 185,843208 d -1,326570
b 1,877840 e 1,398441

Rs = 𝑎 𝛾𝑔𝑏 𝛾𝑜𝑐 (𝑇 + 460)𝑑 𝑃 𝑒

FLUID Mencari Pb

PROPERTIES
Coefficient c -1,87784
a 0,00538088 d 3,1437
b 0,715082 e 1,32657

(MARHOUN Pb = a Rsb γgc γod (T+460)e

CORRELATION) Mencari Bo
Coefficient
a 0,74239
b 0,323294
c -1,20204

F = Rsa γgb γoc


Bo = 0,497069 + 0,862963 (10-3) T + 0,182594 (10-2) F + 0,318099 (10-5) F2
Petrosky-Fashad Correlation
Mencari RS
x = 7,916 (10-4) (API)1,5410 – 4,561 (10-5) (T)1,3911
𝑃 1,73148
0,8439 𝑥
Rs = 112,727
+ 12,34 𝛾𝑔 10

FLUID Mencari Pb

PROPERTIES Pb =
112,727 𝑅𝑠 0,577421
𝛾𝑔 0,8439 (10)𝑥
– 1391,051

(PETROSKY – Mencari Bo

FASHAD Bo = 1,0113 + 7,2046 (10-5)


𝛾𝑔 0,2914
𝑅𝑠 0,3738 𝛾𝑜 0,6265 + 0,24626 (𝑇)0,5371
3,0936

CORRELATION)
Bo for Undersaturated Condition
A = 10-5 −1,433 + 5 𝑅𝑠𝑏 + 17,2 𝑇 − 1,180 𝛾𝑔𝑠 + 12,61 𝐴𝑃𝐼
𝑃
Bo = Bob exp −𝐴 ln 𝑃𝑏

Production Density
𝟔𝟐,𝟒 𝜸𝒐+𝟎,𝟎𝟏𝟑𝟔 𝑹𝒔 𝜸𝒈
ρo = 𝑩𝒐

FLUID Dead Oil Viscosity


Z = 3,0324 – 0,02023 °API

PROPERTIES
Y = 10Z
x = Y (T)-1,163
μod = 10x - 1

(KETERANGAN Saturated Viscosity

LAINNYA) a
b
= 10,715 (Rs + 100)-0,515
= 5,44 (Rs + 150)-0,338
μob = a(μod)b

Undersaturated Viscosity
a = -3,9 (10-5) P - 5
m = 2,6 P1,187 10a
𝑃 𝑚
μo = μob
𝑃𝑏
Kerjakan soal di data excel
yang telah disediakan
THANKS YOU
IPR Mengapa mengatahui ipr dan pi sangat penting

&
pada kegiatan produksi ?

Karena dengan ipr dan pi dapat performance dari


suatu sumur minyak dan gas bumi.

PI
PI atau productivity index yaitu suatu index atau
derajat pengukuran kemampuan produksi suatu
sumur, yang didefinisikan sebagai perbandingan

PI antara rete produksi yang dinyatakan dalam stock


tank barrel per hari dengan pressure draw-down.
Kecuali secara khusus, PI didasarkan pada gross

(productivity liquid production, tapi ada juga yang mendasarkan


dengan rate produksi minyak (qo).
Factor yang mempengaruhi productivity index:

index) - Permeabilitas
- Saturasi
- Kelarutan gas dalam minyak
- Bo
- Viskositas
- Ketebalan lapisan
- Mekanisme pendorong
IPR
IPR atau inflow performance ralationship adalah hubungan antara
laju alir dengan tekanan dasar sumur yang menggambarkan kinerja
suatu sumur dalam berproduksi . Pengetahuan IPR sumur yang
akurat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
perencanaan operasi produksi, dimana dengan IPR yang akurat
dapat dirancang peralatan produksi yang sesuai, misal penentuan
ukuran pompa yang tepat.
IPR sekarang di kelompok kan berdasarkan fase dari produksi
fulida sumur minyak dan gas bumi tsb yaitu :
1 fase ,
2 fase ,
3 fase ,
yang di mana masing masing fase tsb mempunyai berbagai macam
korelasi untuk menghitunganya.

40
IPR 1 fase
𝑞 7,08 𝑥 10−3 𝑘𝑕
PI = = 𝑟𝑒 3
𝑃𝑠−𝑃𝑤𝑓 𝜇𝑜 𝐵𝑜 ln − +𝑆+𝑎′𝑞
𝑟𝑤 4

Tentukan PI dengan rumus :


𝑞
PI =
𝑃𝑠−𝑃𝑤𝑓

• Cari nilai qmax dengan rumus :


• qmax = PI (Ps-0)
• Buat tabel dengan kolom q dan pwf. Lalu isi kolom q
dengan rentang nilai 0 sampai dengan q max.
• Cari nilai Pwf untuk masing-masing q dengan rumus :
𝑞
• Pwf = Ps – (
𝑃𝐼
• Plot dalam grafik untuk membuat IPR antara q dan pwf.
41
Step Pembuatan IPR 2 Fasa –
Vo g e l ’s M e t h o d
𝑞𝑜 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
• = 1 − 0,2 − 0,8
𝑞𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑟 𝑃𝑟

• Tentukan qmax dengan rumus :


𝑞𝑜
• qmax = 𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
1−0,2 𝑃𝑠
−0,8 𝑃𝑠

• Buat tabel dengan kolom q dan pwf. Lalu isi kolom q dengan rentang nilai 0 sampai dengan q
max.
• Cari nilai Pwf untuk masing-masing q dengan rumus :

𝑞𝑜
• Pwf = 0,125 Pr −1 + 81 − 80
𝑞𝑚𝑎𝑥

• Plot dalam grafik untuk membuat IPR antara q dan pwf.

42
•S t e p P e m b u a t a n I P R 2 K o n d i s i

• Tentukan qb dengan rumus :


• qb = J (Pr – Pb)
• Tentukan nilai q max dengan rumus :
𝐽 𝑃𝑏
• qmax = qb +
1,8
• Buat tabel dengan kolom q dan pwf. Lalu isi kolom pwf dengan rentang nilai Pr sampai dengan 0.
• Cari nilai q pada undersaturated condition untuk masing-masing pwf dengan rumus :
• qo = PI * (Pr-Pwf)
• Cari nilai q pada saturated condition untuk masing-masing pwf dengan rumus :

𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
• qo = qb + (qmax – qb) 1 − 0,2 − 0,8
𝑃𝑏 𝑃𝑏

• Plot dalam grafik untuk membuat IPR antara q dan pwf.

43
Step Pembuatan IPR 3 Fasa Pudjo Sukarno

2
𝑞𝑜 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓
= 𝐴𝑜 + 𝐴1 + 𝐴2
𝑞𝑡 𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑟 𝑃𝑟

1. Hitung nilai water cut dalam persen.


2. Hitung nilai Ao, A1 dan A2 berdasarkan konstantanya masing-masing
An Co C1 C2
A0 0,980321 -0,0115661 0,000017905
A1 -0,414360 0,00392799 0,00000237075
A2 -0,564870 0,0076208 -0,0000202079

dengan rumus :
An = Co + C1 (WC) + C2 (WC)2
3. Hitung qtmax dengan rumus :
𝑞𝑜
qtmax = 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
𝐴𝑜 +𝐴1 +𝐴2
𝑃𝑟 𝑃𝑟

4. Buat tabel dengan kolom Pwf, qo, qw dan qt. Lalu isi kolom pwf dengan rentang nilai Pr
sampai dengan 0.
5. Cari nilai qo pada tiap-tiap pwf dengan rumus :
𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
qo = qtmax 𝐴𝑜 + 𝐴1 + 𝐴2
𝑃𝑟 𝑃𝑟

6. Cari nilai qw pada tiap-tiap pwf dengan rumus :


𝑊𝐶
qw = qo 100−𝑊𝐶

7. Cari nilai qt pada tiap-tiap pwf dengan rumus :


qt = qo + qw
8. Plot dalam grafik untuk membuat IPR antara qo dan pwf, qw dan pwf, qt dan pwf. 44
Step Pembuatan IPR 3 Fasa – Wiggin’s Method

2
𝑞𝑜 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓
= 1 − 0,52 − 0,48
𝑞𝑜 𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑟 𝑃𝑟

2
𝑞𝑤 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓
= 1 − 0,72 − 0,28
𝑞𝑤 𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑟 𝑃𝑟

1. Tentukan qomax dengan rumus :


𝑞𝑜
qomax = 𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
1−0,52 −0,48
𝑃𝑠 𝑃𝑠

2. Tentukan qwmax dengan rumus :


𝑞𝑤
qwmax = 𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
1−0,72 −0,28
𝑃𝑠 𝑃𝑠

3. Buat tabel dengan kolom Pwf, qo, qw dan qt. Lalu isi kolom pwf dengan rentang nilai Pr
sampai dengan 0.
4. Cari nilai qo pada tiap-tiap pwf dengan rumus :
𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
qo = qomax 1 − 0,52 − 0,48
𝑃𝑠 𝑃𝑠

5. Cari nilai qw pada tiap-tiap pwf dengan rumus :


𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
qw = qwmax 1 − 0,72 − 0,28
𝑃𝑠 𝑃𝑠

6. Cari nilai qt pada tiap-tiap pwf dengan rumus :


qt = qo + qw
7. Plot dalam grafik untuk membuat IPR antara qo dan pwf, qw dan pwf, qt dan pwf. 45
Well
Mengapa penting belajar well completion ?

Karena well completion sangat pentinguntuk

Completion
mempersiapkan sumur menuju kegiatan produksi
dan sebagai acuan kedepan jenis pengangkatan
fluida yang kita mau.
WELL COMPLETION
Pekerjaantahap akhir atau penyempurnaan untuk
mempersiapkan sumur pemboran menjadi sumur produksi dinamakan
well completion.
Well completion di lakukan setelah kegiatan pemboran dan sebelum
kegiatan produksi.

Tu j u a n d a r i w e l l c o m p l e t i o n a d a l a h u n t u k m e n d a p a t k a n h a s i l
produksi optimum dan mengatasi pengaruh negatif dari setiap
lapisan produktif dan juga mencegah masalah masalah produksi di
kemudian hari.

Jenis jenis completion yaitu :


• Formation completion
- Open hole completion
- Perforated casing completion
- Liner completion
• Tu b i n g c o m p l e t i o n
- Single completion
- Cominggle completion
- Multiple completion
• Wellhead completion
FACTOR YANG MEMPENGARUHI
WELL COMPLETION
Dalam perencanaan well completion perlu
m e m p e r h a t i k a n b e b e r a p a f a c t o r, y a i t u :

• kekompakan batuan,
• jumlah lapisan produksi,
• productivity indeks, dan
• kestabilan formasi
Open hole yaitu salah satu jenis well

Open Hole
completion Yang Merupakan jenis yang
amat sederhana dengan casing dipasang
sampai puncak formasi produktif yang tidak

Completion
tertutup secara mekanis, sehingga aliran
fluida reservoir dapat langsung masuk ke
dalam lubang sumur tanpa halangan
Open Hole \

Completion
Casing produksi dipasang menembus

Perforated
formasi produktif, disemen kemudian
diperforasi pada interval yang diinginkan.
Formasi yang mudah gugur akan ditahan

Casing oleh casing. Casing yang telah disemen


dengan formasi kemudian dilubangi dengan

Completion
gun atau bullet perforator ataupun jet
perforator
Perforated
Casing
Completion
Metode ini dipakai untuk mencegah terproduksinya
pasir dari formasi produktif yang kurang kompak.
Metode yang digunakan untuk menanggulangi
masalah kepasiran ialah liner completion dan
gravel-pack completion.
Liner completion dapat dibedakan berdasarkan
cara pemasangan linernya, yaitu :

Liner a.Perforated-liner Completion


Dalam metode ini casing dipasang diatas zona

Completion
produktif, kemudian zona produktifnya dibor dan
dipasang casing-liner dan disemen. Selanjutnya
liner diperforasi untuk diproduksi.
b.Screen and Liner Completion
Dalam metode ini casing dipasang sampai puncak
dari lapisan/zona produktif, kemudian liner
dipasang pada formasi produktif yang
dikombinasikan dengan screen, sehingga pasir
yang ikut aliran produksi tertahan screen
Liner
Completion
Tubing completion merupakan penyelesaian
sumur untuk daerah dalam sumur yaitu
sepanjang aliran dari dasar sampai batas
kepala sumur. Disebut sebagai tubing

Tubing
completion karena prinsip pokok yang
dilakukan adalah merencanakan ukuran,
jumlah dan susunan tubing yang akan

Completion diterapkan.
Tubing completion dapat dibedakan
menjadi beberapa macam yang didasrkan
pada jumlah production string / tubing yang
akan digunakan yaitu single completion,
commingle completion dan multiple
completion.
Metode ini hanya menggunakan satu
production string pada sumur yang hanya
memiliki satu lapisan/zona produktif.

Single
Berdasarkan kondisi reservoir dan lapisan
batuan produktifnya, metode ini dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :

Completion Open-hole Completion, yaitu komplesi pada


formasi yang cukup kompak.
Perforated Completion, yaitu komplesi pada
formasi kurang kompak dan atau bila
diselingi lapisan-lapisan tipis dengan
kandungan air atau gas
Single
Completion
commingle Bila sumur mempunyai lebih dari satu

completion
lapisan produktif dan diproduksikan dengan
menggunakan satu tubing, cara ini disebut
dengan commingle completion
Macam-macam commingle completion :
• Tanpa tubing, terutama untuk sumur
dengan fluida produksi tidak korosif.

commingle • Dengan tubing tanpa packer, terutama


dipakai untuk sumur dengan fluida
produksi yang bersifat korosif atau

completion mengandung bahan penyebab


terbentuknya scale. Disini tubing dipakai
untuk menginjeksikan corrosion inhibitor
atau parafin solvent.
• Single tubing-single packer, disini fluida
produksi yang bersifat korosif dialirkan ke
permukaan melalui production tubing.
commingle
completion
Komplesi ini digunakan bila beberapa zona
produktif yang ingin diproduksi secara bersamaan
melalui tubing yang berbeda. Komplesi ini
memerlukan beberapa packer. Multiple completion
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

Multiple
1. Multiple-packer completion
Jenis komplesi ini dipakai pada sumur
dengan lebih dari satu lapisan produktif dan untuk

Completion
memisahkan aliran fluida masing-masing
digunakan packer.
2. Multiple tubingless completion
Dalam metode ini hanya dipakai casing
berukuran kecil. Metode ini sesuai untuk sumur-
sumur yang mempunyai umur produksi panjang,
adanya masalah seperti : fracturing azidicing, sand
control, dan masalah lain yang memerlukan
stimulasi atau treatment
Multiple
Completion
Perforasi adalah proses pelubangan casing, semen
dan formasi untuk keperluan pengaliran fluida
reservoir kelubang sumur. Dengan perforasi maka
produksi dari lapisan – lapisan dapat dilakukan
secara selektif.

Perforasi sangat penting untuk memastikan

Perforasi
hubungan formasi dengan wellbore yang dilindungi
oleh casing.

Peralatan perforasi terangkum dalam suatu


perforator gun, dimana jenisnya dapat digolongkan
bullet perforator dan Jet perforator.

Perbedaan dari kedua tipe ini adalah pada jenis


peluru pelubang.
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-
charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke

Prinsip
kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini
kemudian diledakan dan menghasilkan semacam
semburan jet campuran fluida cair dan gas dari

kerja
bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan
kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu
menembus casing baja dan lapisan semen. Semua
proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat .

Perforasi
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan
menggunakan peralatan logging atau juga secara
mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed
Perforations).
Fungsi perforasi

Fungsi • membuat saluran antara payzone dan lubang


sumur
• menyebabkan minyak dan gas dapat mengalir

Perforasi
dengan
• mudah ke lubang sumur
• stimulasi mendatang, perekahan hidraulik
Prinsip kerja bullet perforator adalah susunan gun
yang sudah ditempatkan dengan interval tertentu

Bullet diturunkan kedalam sumur dengan menggunakan


kawat (electric wire-line cable) dimana kerja gun
dikontrol dari permukaan melalui wireline untuk
melepaskan peluru (penembakan) baik secara

Perforator sendiri maupun serentak. Karena arus listrik


melalui wireline timbul pembakaran pada propelant
dalam centrifuge-tube sehingga terjadi ledakan
yang melontarkan bullet dengan kecepatan tinggi.
Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun

Jet perforator, bukannya gaya powder yang melepas


bullet tetapi powder yang eksplosif diarahkan oleh
bentuk powder chargenya menjadi suatu arus yang

Perforator berkekuatan tinggi yang dapat menembus casing,


semen, dan formasi.
Conventional Overbalance

Merupakan kondisi kerja di dalam sumur


dimana tekanan formasi dikontrol oleh fluida/lumpur komplesi
atau dengan kata lain bahwa tekanan hidrostatik lumpur (Ph)
lebih besar dibandingkan tekanan formasi (Pf), sehingga
memungkinkan dilakukan perforasi, pemasangan tubing dan

Kondisi perlengkapan sumur lainnya. Cara overbalance ini, umumnya


digunakan pada :

• Komplesi multizona.

• Komplesi gravel-pack (cased-hole).

kerja • Komplesi dengan menggunakan liner.

• Komplesi pada casing intermidiate.

Perforasi Masalah/problem yang sering timbul dengan teknik


overbalance ini adalah :

• Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar,


akibat reaksi antara lumpur komplesi dengan mineral-
mineral batuan formasi.

• Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.

• Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan atau kick.

• Clean-up sukar dilakukan.


Underbalance

Kondisi Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan


hidrostatik lumpur komplesi lebih kecil dibandingkan tekanan
formasi. Cara ini sangat cocok digunakan untuk formasi yang
sensitif/reaktif dan umumnya lebih baik dibandingkan

kerja
overbalance, karena :

Dengan Ph < Pf, memungkinkan terjadinya aliran balik : dari


formasi ke sumur, sehingga

• hancuran hasil perforasi (debris) dapat segera terangkat

Perforasi keluar dan tidak menyumbat hasil perforasi.

• Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat


reaksi antara lumpur dengan mineral batuan.

• Clean-up lebih cepat dan efektif.


Perforasi
TITIK NODAL : pertemuan antara dua
kelakuan aliran yang berbeda

Nodal
Choke

Flowline

Tubing
Tubing
Performance
Gas Lift Valve

Q Inflow
Performance
Formasi Produktif P
Laju produksi yang optimum dapat diperoleh
dengan cara memvariasikan ukuran tubing, pipa
salur, jepitan , dan tekanan kerja separator.
Pengaruh kelakuan aliran fluida di masing-masing
komponen terhadap system sumur secara
keseluruhan akan dianalisa, dengan menggunakan
analisa system nodal.

Nodal merupakan titik pertemuan antara dua

Nodal komponen, dimana di titik pertemuan tersebut


secara fisik akan terjadi keseimbangan masa
ataupun keseimbangan tekanan. Hal ini berarti
bahwa masa fluida yang keluar dari suatu
komponen akan sama dengan masa fluida yang
masukke dalam komponen berikutnya yang saling
berhubungan atau tekanan di ujung suatu
komponen akan sama dengan tekanan di ujung
komponen yang lain yang berhubungan.
Kepala Sumur f Choke (up & downstream)
e Manifold g

Nodal h
Titik-titik Nodal
Gas Lift valve

d Up & Downstream Valve


c Up & Downstream Safety Valve

b Up & Downstream Pompa


a Dasar Sumur
Nodal
system sumur produksi dapat ditemui 4 titik nodal, yaitu :
1. Titik nodal di dasar sumur
Titik nodal ini merupakan pertemuan antara komponen formasi
produktif/ reservoir dengan komponen tubing apabila komplesi
sumur adalah open hole atau pertemuan antara komponen
tubing dengan komponen komplesi yang diperforasi atau
bergravel pack
2. Titik nodal di kepala sumur
Titik nodal ini merupakan titik pertemuan antara komponen
tubing dan pipa salur dalam hal sumur tidak dilengkapi dengan
jepitan atau merupakan pertemuan komponen tubing dengan
komponen jepitan bila sumur dilengkapi jepitan.
3. Titik nodal di separator
Pertemuan antara komponen pipa salur dengan komponen
separator merupakan suatu titik nodal.
4. Titik nodal di “upstream/ downstream” jepitan
Sesuai dengan letak jepitan, titik nodal ini dapat merupakan
pertemuan antara komponen jepitan dengan komponen tubing,
Contoh Soal Facilities Data
L Flow
Buat lah IPR dan OPR pada data di Bawah ini dengan menggunakan 6000 ft
Line
pilihan sensitivitas ukuran tubing dengan menggunakan korelasi beggs d Flow
3 inch
and brill dan hagedown browns. q Critical 647 Line

API 39.0 Psep 297.39 psi

Fluid Data
Rate Data 2890 Well Data γg 0.64
0.83 Storage Tubing
GOR scf/stb γo
qo 682
stbd Well γw 1
OD ID
0.00 Depth 8045 ft dynes/c
qg 1970980 WOR σo 50 m
scf
μo 0.81 cp 2.375 2.000 inch
EOT 7843 ft
qw 0 0% μg 0.02 cp
bwpd
WC T Well Rs 970 scf/stb
pwf 1614 Head 170 °F 2.875 2.441 inch
psi Bo 1.16 bbl/stb
T
2 Fasa
Ps 2728 Reservoi Tubing Bw 1.11 bbl/stb
psi r Cond. Shoe 262 °F 3.500 3.000 inch
Z 0.93

You might also like