You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat
kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak bahkan
balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari kelompok
anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika digabung dengan penderita
anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai
100 juta jiwa. Artinya, secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia
menderita anemia. Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan, dampaknya tidak
hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan
tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti saat
hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh banyak
kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing tambang. Mereka
yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik juga rentan anemia.
Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu
menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal, dampak
dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat dan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan
Anemia Berat.
2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Anemia Berat diharapkan
mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengkajian data pada ibu nifas dengan Anemia Berat
b. Menginterpretasikan data dan mendiagnosa ibu nifas dengan Anemia berat
c. Menentukan antisipasi sesuai diagnosa potensial pada ibu nifas dengan Anemia berat
d. Merencanakan asuhan untuk ibu nifas dengan Anemia berat.
e. Melaksanakan asuhan sesuai dengan perencanaan pada ibu nifas dengan Anemia berat
f. Mengevaluasi asuhan yang telah dilakukan pada ibu nifas dengan Anemia berat.
C. MANFAAT
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan teori yang diperoleh dari pendidikan secara nyata dilapangan
dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Anemia berat.
2. Bagi Instansi
Sebagai metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa menerapkan teori yang
diperoleh dibangku kuliah dan mempraktekannya dilahan.
3. Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan bagi ibu nifas dengan Anemia berat dan memperoleh
asuhan kebidanan yang optimal.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Anemia pada wanita masa nifas (pasca persalinan) umum terjadi, sekitar 10% dan 22%
terjadi pada wanita post partum dari keluarga miskin (Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, 2008). Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang
dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI
berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2005). Faktor - faktor yang
mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu hamil dengan
anemia, nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri (Prawirohardjo, 2005).
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang
dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin
lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm,
kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl
atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control mendefinisikan anemia sebagai kadar
hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl
pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh,
sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran
sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin
menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan
besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
3
Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya
asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbs, perdarahan akut maupun
kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan
masa penyembuhan dari penyakit.

B. ETIOLOGI
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
3. Kurangnya zat besi dalam makanan.
4. Kebutuhan zat besi meningkat.
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Tanda – tanda anemia
a. Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah
b. Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecah-
pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut
Ciri-ciri anemia defisiensi besi:
1) Mikrositosis
2) Hipokromasia
3) Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan
normokrom
4) Kadar besi serum rendah
5) Daya ikat besi serum meningkat
6) Protoporfirin meningkat
7) Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
2. Gejala-gejalanya:
1. Malnutrisi
2. Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)
3. Diare
4. Kehilangan nafsu makan

D. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, makanan toksik, invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Lisis sel darah merah terjadi dalam
sel fagositik atau dalam sistem retikulo endotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran
darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin
akan muneul dalam plasma. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin
plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan ke dalam urine.
Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal berikut:
a. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke
jaringan.
b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Secara umum prosedur diagnostik yang sering dilakukan bagi klien dengan Anemia yaitu:
1. Melakukan transfusi tukar
2. Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin
3. Pemeriksaan laboratorium

F. PENATALAKSANAAN
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan infus dan transfusi darah.
2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan setelah 2 jam postpartum seperti miring ke kiri atau
ke kanan dan setelah 6 jam post partum ibu diperbolehkan duduk untuk mencegah
tromboflebitis.

G. KOMPLIKASI
1. Terjadi subinvolusi uteri yang menyebabkan perdarahan (atonia uteri)
2. Infeksi puerperium
3. Berkurangnya pengeluaran ASI
4. Retensio Placenta
5. Perlukaan sukar sembuh
6. Mudah terjadi febris puerpuralis

H. DIAGNOSA
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah
dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa
ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATHOLOGI


Ny. D umur 30 tahun P1A0 1 hari post partum dengan Anemia Berat
Di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
PURBALINGGA

Pengkajian hari tanggal : Sabtu, 21 juli 2012


Pukul : 16.00 wib
Tempat : R. BOUGENVILE

I. PENGKAJIAN
A. Anamnesa
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. D Nama suami : Tn. S
Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun
Pendidikan: SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Talagening 2/8 Alamat : Talagening 2/8
2. Alasan datang : Pasien pindahan dari ruang bersalin partus tanggal 20 juli 2012 jam
09.00 wib di BPS dikirim oleh bidan karena terjadi perdarahan post partum..
3. Keluhan utama : ibu mengatakan lemes dan pusing
Keluhan tambahan : ibu mengatakan nafsu makannya berkurang.
4. Riwayat persalinan
a. Tempat persalinan : BPS
b. Di tolong oleh : Bidan
c. Lama persalinan : Kala I, II, III dan IV tidak terkaji
d. Placenta : tidak terkaji
e. Tali pusat : tidak terkaji
f. Perineum : Ada luka jahitan grade II pada perineum
g. Jumlah perdarahan : Kala I, II, III dan IV tidak terkaji
h. Selama operasi : Tidak operasi
i. Komplikasi persalinan : Perdarahan pervaginam
5. Riwayat bayi
a. Masa gestasi : 37 Minggu
b. Lahir tanggal : 20 Juli 2012
Jam :09.00 WIB
c. Apgar score : tidak terkaji
d. Antropometri
PB : 48 cm
BB : 3100 gr
LD : 33 cm
LK : 34 cm
e. Cacat bawaan : tidak ada
Keterangan : bayi di rumah
6. Riwayat post partum
a. Status emosional : ibu merasa cemas dengan keadaannya sekarang.
b. Pola makan : ibu makan 3x/hari, porsi sedang, (nasi, sayur, lauk)
c. Pola tidur : tidur siang : 1 jam, tidur malam : 7 jam
d. Eliminasi
BAK : 3-4 kali sehari, jumlah sedang, warna kuning jernih, bau khas.
BAB : 1 kali sehari, warna kuning, bau khas.
e. Mobilisasi : ibu sudah latihan duduk
f. Pengalaman menyusui : ibu belum pernah menyusui sebelumnya.
g. Seksualitas : belum berhubungan seksual

7. Personal hygiene
a. Membersihkan alat kelamin : ibu membersihkan alat kelamin setelah BAK, BAB dan saat
mandi.
b. Mengganti pakaian : ibu mengganti pakaian dalam setelah mandi atau jika merasa risih.
c. Mengganti pembalut : ibu mengganti pembalut jika sudah penuh.
d. Mandi : ibu diseka 2 kali sehari
e. Keramas : ibu belum keramas.
8. Riwayat KB
- Ibu mengatakan sebelumnya tidak menggunakan KB.

B. Pemeriksaan
1. Keadaan umum : cukup
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Suhu tubuh : 370C
c. Denyut nadi : 86 kali per menit
d. Pernafassan : 22 kali per menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Muka : simetris, tidak odema
Konjungtiva : pucat
Sklera : putih
b. Mulut dan gigi
Gigi : tidak ada caries
Lidah : bersih
Stomatitis : tidak ada
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
d. Dada : pernafasan normal, tidak ada retraksi dinding dada.
Jantung : normal
Paru : normal
e. Payudara
Pembesaran : ada
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : ada
Kelainan : tidak ada
f. Abdomen
TFU : 3 jari di bawah pusat
Konsistensi : keras
Nyeri/mules : ada
Luka operasi : tidak ada
g. Genetalia
Perineum : Ada luka jahitan perineum, grade 2
Vulva : tidak odema, tidak ada varises.
Lochea : rubra
Anus : tidak ada hemoroid
h. Ekstremitas atas dan bawah : tidak odema, pucat, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises.
C. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 6,8 gr % tanggal : 21 juli 2012
Golongan Darah : A

II. INTERPRETASI DATA


a. Diagnosa Kebidanan : Ny. D umur 30 tahun P1A0 1 hari post partum dengan anemia berat.
Dasar S : Ibu mengatakan bernama Ny. D umur 30 tahun
Ibu mengatakan ini kelahiran anak yang pertama.
Ibu mengatakan tidak pernah keguguran.
Ibu mengatakan lemas, pusing
Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit.

O : TTV : TD : 110/70 mmHg


N : 86 kpm Hb : 6,8 g/dl
R : 22 kpm
S : 370C
Konjungtiva : merah muda
Ekstremitas : pucat
Kontraksi : keras
PPV : sedikit, ± 30 cc

b. Masalah : Ibu cemas dengan keadaannya.


Dasar : Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang.

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Diagnosa / masalah potensial : Syok hipovolemik
Dasar : Hb : 6,8 gr %

IV. IDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN PENANGANGANAN SEGERA


- Kollaborasi dengan SpOG untuk terapi lanjutan
Amoxcicilin 3x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Metil ergometrin 3x1 tablet
SF 2x1 tablet
- Transfuse darah 3 colf WB

V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH


Tanggal : 21 juli 2012 jam : 16. 25 Wib
1. Beritahu ibu tentang keadaannya sekarang
2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
3. Kolaborasi dengan dr. Sp.OG untuk terapi pengobatan (amox 3x500 mg, asam mefenamat 3x500
mg, metil ergo 3x1 tablet, SF 2x1 tablet) dan pemberian transfusi darah.
4. Monitor reaksi alergi dari pemberian transfusi darah
5. Jelaskan tentang tanda bahaya mas nifas
6. KIE cara minum tablet Fe.

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 21 juli 2012 jam : 16. 30 Wib
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, yaitu ibu sekarang terkena anemia berat dan
memerlukan pengobatan, keadaan ibu cukup , TD : 110/70 mmHg, N: 86x/menit, R: 20x/menit,
S: 370C
2. Menganjurkan pada ibu agar cukup istirahat
3. Melakukan kolaborasi dengan dr.Sp.OG untuk pemberian terapi obat (amox 3x500 mg, asam
mefenamat 3x500 mg, metil ergo 3x1 tablet, SF 2x1 tablet) dan pemberian transfusi darah 1 colf
WB.
4. Memonitor reaksi alergi dari pemberian transfusi darah
5. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas, yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau
dari jalan lahir, demam lebih dari 2 hari dengan suhu lebih dari 37.50C, bengkak pada muka,
tangan, kaki, disertai sakit kepala hebat, nyeri atau panas didaerah tungkai, payudara bengkak,
berwarna kemerahan disertai rasa sakit.
6. Melakukan KIE tentang cara minum tablet Fe yaitu diminum dengan air putih atau dapat
menggunakan sari buah untuk membantu mempercepat absorbsi obat tersebut.

VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Juli 2012 jam :
1. Ibu dan keluarga sudah tahu hasil pemeriksaan
2. Ibu bersedia mengikuti anjuran.
3. Kolaborasi dengan dr sudah dilakukan, transfusi darah colf pertama WB terpasang pukul 18.00
wib.
4. Tidak terjadi reaksi alergi dari pemasangan transfusi
5. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas.
6. Ibu sudah mengetahui cara minum tablet fe yang benar.

DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 22 juli 2012 jam : 07.15 Wib
S : ibu mengatakan masih lemas
Ibu mengatakan masih sedikit pusing
Ibu mengatakan masih perdarahan

O : KU : cukup, ibu tampak anemis


Keasadaran : compos mentis
TTV : TD : 110/80mmHg conjungtiva : pucat
N : 78 x/menit
R : 22 x/menit S : 36,90C
PPV : Sedikit, ± 30 cc
Kontraksi uterus : keras
Post transfusi colf I WB
Terpasang infus NaCl

A : Ny. D umur 30 tahun P1A0 2hari post partum dengan anemia berat.
P:
1. Memberitahu ibu dan keluarga keadaan ibu.
- Ibu dan keluarga sudah tahu keadaan ibu.
2. Mengobservasi KU, perdarahan dan vital sign.
- KU : Cukup
- PPV : sedikit
- TD : 110/80mmHg
- N : 78x/menit
- S : 36,90C
- R : 22x/menit
3. Memberikan transfusi darah Colf WB ke II
- Transfusi darah colf WB ke II jam 19.00, transfusi habis jam 02.00
4. Memonitor reaksi alergi dari pemberian transfusi darah colf WB ke II
- Tidak ada reaksi alergi
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan makan makanan yang mengandung zat gizi besi
seperti sayuran hijau, hati, dan daging yang berwarna merah.
- Ibu bersedia mengikuti anjuran
6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti jalan.
- Ibu bersedia mengikuti anjuran

DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 23 juli 2012 jam : 07.35 Wib
S : Ibu mengatakan masih merasa sedikit pusing
Ibu mengatakan masih perdarahan sedikit.
Ibu mengatakan sudah tidak begitu lemas.
Ibu mengatakan ASI keluar.

O : KU : Cukup, Ibu tampak anemis Kesadaran : Composmentis


TTV :
- TD : 130/90mmHg - N : 82x/menitnj
- R : 22x/menit - S : 36,50C
- PPV : sedikit, ± 30 cc - Conjungtiva : merah muda
- Kontraksi : keras - ASI keluar

A : Ny. D umur 30 tahun P1A0 3 hari post partum dengan anemia ringan.
P:
1. Memasang transfusi darah colf III jam 10.30 wib.
- Transfusi colf III terpasang, habis jam 15.35 wib.
2. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu sudah membaik, dengan
hasil TD : 130/90mmHg, N : 82x/menit, R : 22x/menit, S : 36,50C.
- Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan.
3. Kolaborasi dengan institusi laborat untuk mpemeriksaan Hb ulang post transfusi 3 colf.
- Hasil pemeriksaan cek Hb ulang 9,7 g/dl , transfusi colf III habis jam 15.35 Wib.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap makan makanan yang mengandung zat gizi besi.
- Ibu bersedia mengikuti anjuran.
5. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI perah pada bayinya.
- Ibu bersedia memberikan ASI perah pada bayinya.

DATA PERKEMBANGAN III


Tanggal : 24 Juli 2012 jam : 09. 30 wib
S : Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan tidak lemas.
Ibu mengatakan perdarahan hanya flek.
Ibu mengatakan belum KB dan ingin menggunakan KB implant.
O : KU : Cukup kesadaran : composmentis
Hb post transfusi 3 colf : 9,7 g/dl
ASI keluar

A:
Ny. D umur 30 tahun P1A0 4 hari post partum dengan anemia ringan, calon akseptor KB
Implant.
P:
1. Melakukan konseling tentang KB implant, yaitu pengertian KB implant, jenis KB implant,
Efektifitas dan Keterbatasan.
- Ibu sudah mengerti tentang konseling yang telah disampaikan
2. Melakukan inform consent untuk pemasangan KB implant
- Inform consent telah dilakukan
3. Melakukan skrining K4 sebelum pemasangan KB Implant
- Skrining K4 telah dilakukan.
4. Melakukan pemasangan KB Implant oleh petugas
- KB implant telah terpasang.
5. Memberikan KIE post pemasangan KB Implant, yaitu dalam beberapa hari akan terasa perih
pada daerah yang di pasang implant, hindari benturan, gesekan dan penekanan pada daerah yang
di pasang implant, jangan mengangkat beban yang berat selam 7 hari, hindari daerah
pemasangan dari air.
- Ibu sudah mengerti tentang konseling yang telah diberikan.
6. Menjelaskan pada ibu bahwa dirinya hari ini sudah boleh pulang, menganjurkan pada ibu untuk
kontrol 1 minggu lagi.
- Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi.

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia berat pada tanggal 21
Juli 2012 sampai dengan tanggal 24 Juli 2012, penulis tidak menemukan kesenjangan atau pun
perbedaan antara teori dan praktek dilahan. Banyak persamaan antara teori dan praktek mengenai
penanganan anemia.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang
dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas.
Dalam memenuhi atau menangani masalah tersebut pada perencanaan tindakan pelaksanaan
asuhan kebidanan penulis melakukan berdasarkan tujuan dan klasifikasi dari jenis anemia
tersebut. Pada evaluasi diagnosa kebidanan Ny. “D” umur 30 tahun dengan anemia berat
diperoleh hasil dari tujuan dan criteria sesuai dengan bebas waktu yang telah ditetapkan.
Pemberian transfusi darah dan terapi fe merupakan cara agar anemia tersebut cepat teratasi
terutama pada anemia berat, selain itu juga harus diimbangi dengan asupan nutrisi yang baik, dan
makan makanan yang mengandung zat gizi besi.

B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan petugas lebih biasa bertindak lebih cepat dan tepat dalam menghadapi pasien
dengan anemia berat.
2. Bagi pasien
Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas patologis
diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi untuk menyediakan literatur khusus tentang anemia sehingga
dalam pembuatan laporan panjang patologi asuhan kebidanan ini memiliki sumber yang akurat,
dan dapat berguna untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, A.B. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.

http://biechan.wordpress.com/anemia-dalam-masa-nifas/

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/gizi+dan+kesehatan/Kelahiran/anemia.komplikasi.di.masa.nifas

You might also like