You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di


mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Setiap
orang pasti memiliki hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini
sering diabaikan. Hemoroid akan menimbulkan masalah bila ia membesar dan
berdarah. Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang, namun yang
membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari total populasi. Kejadian
hemoroid tidak memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat pada usia
45 sampai 65 tahun. Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan
rheo yang berarti mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah
darah yang mengalir. Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena
didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi
akan menjadi patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang
baik.
Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti
oleh penambahan jaringan disekitar vasa atau vena. Pada penderita hemoroid
umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa sakit apabila bibir
anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita hemoroid parah
terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi pengangkatan wasir
yang bisa memberi efek samping yang terkadang tidak baik. Oleh sebab itu
wasir perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik agar mudah diobati.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami penyakit hemoroid 2.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penyebab hemoroid 3.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tanda dan gejala hemoroid 4
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui patofiologi hemoroid
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui penatalaksanaan hemoroid
6. Mahasiswa mampu memehami dan mengetahui klasifikasi hemoroid 7.
7. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hemoroid
8. Mahsiswa mampu memahami diagnosa hemoroid
C. MANFAAT
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang penyakit
hemoroid, sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan bisa
menjadi acuan serta pedoman bagi dalam memberikan asuhan keperawatan di
Rumah Sakit nantinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI

Hemoroid/wasir adalah pelebaran pembuluh darah vena di dalam anus


atau rektum bawah. bisaterjadi secara internal (terjadi diatas sfingter internal)
atau eksternal (terjadi diluar sfingter eksternal). Gejala termasuk perdarahan
rectum, pruritus, prolaps, dan nyeri pada orang yang terkena dampak, wasir
muncul secara berkala, tergantung pada jumlah tekanan anorektal. (Lewis, 2011)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
Hemoroid sangat umum terjadi pada umur 25-50an, 50% individu mengalami
beberapa tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan
diketahui mengalami atau memperberat adanya hemoroid. Hemoroid
diklasafikasikan menjadi 2 tipe. Hemoroid internal, yaitu hemoroid yang terjadi
diatas sfingter anal sedangkan yang muncul diluar sfingter anal disebut
hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 2013)
Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus
hemoroidalis. Walaupun kondisi ini merupakan suatu kondisi fisiologis, tetapi
karena sering menyebabkan keluhan pada pasien sehingga memberikan
manifestasi untuk diberikan intervensi. (Muttaqin, 2011)
Hemoroids atau wasir merupakan vena varikosa pada kanalis ani dan
dibagi menjadi dua jenis yaitu, hemoroid internal dan hemoroid internal.
Hemoroid internal adalah pakan varises vena hemoroidalis superior dan media,
sedangkan hemoroid eksterna adalah varises vena hemoroidalis inverior. (Price,
Sylvia.A, )
B. Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik dari venahemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk
konstipasi/diare, seringmengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.Penyakit hati kronik yang disertai
hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena venahemoroidalis
superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal
tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.Faktor resiko
hemoroid :
1. KeturunanDinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. AnatomicVena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus
hemorhoidalis kurang mendapatsokongan otot dan fasi sekitarnya
3. PekerjaanOrang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat
barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
4. Umur Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot
sfingter menjadi tipis danatonis
5. EndokrinMisalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus
(sekresi hormon kelaksin)
6. MekanisSemua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang
meninggi dalam rongga perut.Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. FisiologisBendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atausikrosis hepatis
8. RadangAdalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah
itu berkurang.
C. Tanda dan Gejala
1. Gejala utama
a. Perdarahan melaui anus yang berupa darah segar tanpa rasa nyeri
b. Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya
2. Gejala lain yang mengikuti
a. Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau thrombus
b. Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah
c. Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi
D. Patofisiolo

Mengedan saat defekasi, konstipasi menahun, kehamilan, obesitas

Peningkatan tekanan intra abdominal

Transmisi ke daerah anorektal

Elavasi tekanan yang berulang-ulang

Vena hermoidalis mengalami prolaps

Hemoroid
E. Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan
terjadi trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karenadisana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang,hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah
besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi
portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka
darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis
dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit
yang diproduksi tidak bisa menimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi
secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita
walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila
hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan
mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa
mengakibatkan kematian.
F. Diagnosa Penunjang
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis,
ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB
DO: - Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih
- Konjungtiva pucat
- Capillary refill > 3 detik
- Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid,
ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nyeri dibagian anus
- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB
DO: - Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan nyeri
- Skala nyeri klien 2 dari 5
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid, ditandai
dengan :
DS : - Klien mengeluh lemas
- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu
- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri
DO: - klien tampak lemah
- Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri
- Kekuatan otot klien :
· Ekstremitas atas : kanan 4, kiri 4.
· Ekstremitas bawah : kanan 5, kiri 5
4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai
dengan :
DS : - Klien mengeluh badan terasa lengket
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan
DO: - Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket ketika diraba
G. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Obyektif
- Pada hemoroid eksterna, umumnya pasien mengeluh :
1) Adanya rasa nyeri dan tidak nyaman pada daerah anus
2) Adanya rasa gatal pada daerah anus
3) Adanya pembengkakan pada pinggir anus (penonjolan
yang keluar dari anus)
4) Adanya pengeluaran lendir yang berlebihan pada anus.
- Pada hemoroid interna, umumnya pasien mengeluh:
1) Adanya darah segar menetes dari anus
2) Adanya feces yang keluar bercampur dengan darah segar
3) Selain itu, data subyektif lain yang mungkin muncul
antara lain :
a) Pasien mengungkapkan pola sexual yang dialami
b) Pasien mengatakan bab yang keras ataupun
mengatakan bab encer terus menerus dalam waktu
lama
c) Pasien mengungkapkan pola dietnya (Makanan yang
kurang berserat) dan kurang minum air.
d) Pasien mengungkapkan tentang aktifitas sehari-hari
(apakah pekerjaannya mengharuskan pasien untuk
banyak duduk atau berdiri lama).
e) Pasien mengungkapkan riwayat penyakit yang pernah
dialami seperti pembesaran prostat bagi laki-laki dan
riwayat persalinan pada wanita.
f) Pasien mengungkapkan ketidaktahuannya tentang
penyakit yang sedang dialaminya.
b. Data obyektif
1) Tampak adanya tonjolan/massa yang keluar pada daerah
anus (prolaps)
2) Anus tampak kemerahan/iritasi dan tampak adanya
pruritus
3) Adanya darah segar yang keluar menetes dari anus
4) Tampak adanya mukus/lendir bahkan pus yang keluar
dari anus.
5) Adanya strangulasi pada daerah anus
6) Pasien tampak pucat, conjunctiva pucat
7) Pasien tampak meringis dan sulit saat berjalan maupun
duduk
8) Pasien tampak gelisah dan cemas
2. Data Fokus
Dalam data fokus terdapat DS dan DO. DS atau Data Subjektif
merupakan data yang diperoleh dari keluhan klien kepada pemeriksa,
sedangkan DO atau Data Objektif merupakan data yang diperoleh oleh
pemeriksa melalui pengkajian pemeriksaan secara real dan objektif.
- DS dan DO yang mungkin muncul antara lain :
a. Data Subjektif (DS)
1) Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.
2) Klien mengeluh nyeri pada saat duduk.
3) Klien mengeluh nyeri pada saat BAB.
4) Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB.
5) Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB.
6) Klien mengeluh pola BAB tidak normal.
7) Klien mengatakan tidak BAB karena takut anusnya nyeri.
8) Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan.
9) Klien mengeluh aktivitasnya dibantu.
10) Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mandiri.
11) Klien mengeluh badan terasa panas.
b. Data Objektif (DO)
1) Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus.
2) Klien tampak meringis menahan nyeri.
3) Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri.
4) Skala nyeri klien 2-3 dari 5.
5) Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB.
6) Konjungtiva pucat.
7) Intake dan output klien tidak seimbang.
8) h. Klien tampak lemah.
9) Aktivitas klien tampak dibantu.
10) Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri.
11) Badan klien saat diraba terasa panas.
12) Suhu klien > 36.5oC.
3. Analisa Data
N Etiologi
Data Masalah
o
DS
1. : - Klien mengeluh nyeri dan Kantung – kantung Gangguan
panas pada daerah anus vena melebar rasa nyaman :
- Klien mengeluh nyeri pada nyeri
saat duduk
- Klien mengeluh nyeri pada
saat BAB
DO : - Saat dilakukan pemeriksaan Menonjol ke saluran
anus, ada benjolan di daerah anus
anus
- Klien tampak meringis
menahan nyeri Terjadi benjolan
- Klien tampak memegangi
daerah yang terasa nyeri
- Skala nyeri klien 2-3 dari 5

Nyeri pada saat BAB


DS
2. : - Klien mengeluh fesesnya keras Feses yang keras Perdarahan di
pada saat BAB anus
- Klien mengeluh adanya
perdarahan pada saat BAB pecahnya vena
DO : - Tampak ada perdarahan pada
saat klien BAB hemoroidalis
- Konjungtiva pucat
perdarahan pada saat
BAB/perdarahan di
anus
DS
3. : - Klien mengeluh pola BAB Feses yang keras Konstipasi
tidak normal
- Klien mengatakan tidak BAB
karna takut anusnya nyeri
- Klien mengeluh BAB keras
sehingga harus mengedan Adanya benjolan
DO: - Intake dan output klien tidak
seimbang di anus

nyeri

tidak mau BAB


DS
4. : - Klien mengeluh badan terasa Adanya benjolan Resiko
panas infeksi
DO: - Badan klien saat diraba terasa di anus
panas
- Suhu klien > 36.5oC kerusakan jaringan
pada rektal

pertahanan tubuh
kurang adekuat

mudah masuknya
kuman
resiko infeksi
DS
5. : - Klien mengeluh aktivitasnya Nyeri hemoroid Intoleransi
dibantu aktivitas
- Klien mengeluh tidak dapat
beraktivitas secara mendiri Badan lemas karna
- Klien mengeluh lemas kelelahan menahan
DO: - Aktivitas klien tampak dibantu nyeri
- Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri
- Klien tampak lemas Tidak dapat
beraktivitas secara
mandiri

Intoleransi aktivitas

4. Diagnosa Keperawatan
a. Preoperasi
1) Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat) berhubungan dengan
pecahnya vena plexushemmoroidalis ditandai dengan perdarahan
yang terus -menerus waktu BAB
2) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau
anus, yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal
pada daerah anus
3) Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang
keluar pada daeraheksternal.
b. Postoperasi
1) Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan
terpasangnya cerobong angin
2) Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer
tidak adekuat
3) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi
tentang perawatandirumah.
5. Rencana Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Noc Nic
1. Perdarahan di anus Setelah dilakukan - Monitor banyaknya
berhubungan dengan perawatan selama 1 perdarahan klien
pecahnya vena x 24 jam, masalah - Monitor warna dan
hemoroidalis, ditandai klien dapat teratasi konsistensi darah
dengan : dengan kriteria : - Observasi TTV secara
DS : - Perdarahan pada rutin
- Klien mengeluh saat BAB hilang - Kolaborasi dengan
adanya perdarahan - Konjungtiva tidak tim medis dalam
pada saat BAB pucat pemberian vitamin K
DO : - Warna kuku merah dan B12 sesuai
- Warna kuku klien muda / normal indikasi
sangat pucat hampir - Capillary refill
berwarna putih normal / < 2 detik
- Konjungtiva pucat - Hb 12 – 16 g/dl
- Capillary refill > 3
detik
- Hb klien 4,3 g/dl

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan - Berikan posisi yang


nyaman : nyeri perawatan selama 1 nyaman
berhubungan dengan x 24 jam, masalah - Berikan bantalan di
adanya hemoroid, klien dapat teratasi bawah bokong saat
ditandai dengan : dengan kriteria : duduk
DS : - Nyeri di bagian anus - Ajarkan teknik untuk
- Klien mengeluh nyeri hialng / berkurang mengurangi rasa nyeri
dibagian anus - Nyeri pada saat seperti relaksasi dan
- Klien mengeluh nyeri BAB hilang distraksi
pada saat BAB - Perdarahan hilang - Observasi tingkatan
DO: - Bejnolan hilang nyeri
- Saat dilakukan - Klien tidak meringis - Kolaborasi denngan
pemeriksaan anus, ada - Skala nyeri 1 tim medis untuk
benjolan di daerah bahkan 0 pemberian analgesik,
anus pelunak feses, dan
- Klien tampak dilakukannya
meringis menahan hemoroidectomi
nyeri
- Skala nyeri klien 2
dari 5
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan - Kaji tingkat aktvitas
berhubungan dengan perawatan selama 1 klien
nyeri karna hemoroid, x 24 jam, masalah - Bantu klien dalam
ditandai dengan : klien dapat teratasi melakukan aktivitas
DS : dengan kriteria : sehari – hari
- Klien mengeluh - Klien tidak lemas - Mandirikan klien
lemas - Klien dapat dalam melakukan
- Klien mengeluh beraktivitas secara aktivitas sehari – hari
aktivitasnya dibantu mandiri - Berikan motivasi
- Klien mengeluh tidak - Kekuatan otot klien kepada klien utuk bisa
dapat beraktivitas maksimal melakukan aktivitas
secara mendiri secara mandiri
DO :
- Klien tampak lemah
- Aktivitas klien
tampak dibantu
- Klien tidak dapat
beraktivitas secara
mandiri
- Kekuatan otot klien :
 Ekstremitas atas :
kanan 4, kiri 4.
 Ekstremitas bawah :
kanan 5, kiri 5
4. Defisit personal Setelah dilakukan - Mandikan klien
hygiene berhubungan perawatan selama 1
dengan kelemahan x 24 jam, masalah
fisik, ditandai klien dapat teratasi
dengan : dengan kriteria :
DS : - Badan klien tercium
- Klien mengeluh harum
badan terasa lengket - Badan klien bersih
- Klien mengatakan - Badan klien tidak
belum mandi lengket
- Klien mengeluh
merasa tidak nyaman
di badan
DO :
- Badan klien tercium
bau
- Badan klien tampak
kotor
- Badan klien terasa
lengket ketika diraba

6. Implementasi
No Diagnosa Implementasi
1. Perdarahan di anus berhubungan 23 – 10 – 2014 07.00 WIB
dengan pecahnya vena hemoroidalis, - Memonitor banyaknya
ditandai dengan : perdarahan klien
DS : - Memonitor warna dan
- Klien mengeluh adanya perdarahan konsistensi darah
pada saat BAB - Mengobservasi TTV secara
DO : rutin
- Warna kuku klien sangat pucat - Berkolaborasi dengan tim
hampir berwarna putih medis dalam pemberian
- Konjungtiva pucat vitamin K dan B12 sesuai
- Capillary refill > 3 detik indikasi
- Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 23 – 10 – 2014 07.00 WIB
berhubungan dengan adanya - Memberikan posisi yang
hemoroid, ditandai dengan : nyaman
DS : - Memberikan bantalan di
- Klien mengeluh nyeri dibagian anus bawah bokong saat duduk
- Klien mengeluh nyeri pada saat - Mengajarkan teknik untuk
BAB mengurangi rasa nyeri seperti
DO: relaksasi dan distraksi
- Saat dilakukan pemeriksaan anus, - Mengobservasi tingkatan nyeri
ada benjolan di daerah anus - Berkolaborasi denngan tim
- Klien tampak meringis menahan medis untuk pemberian
nyeri analgesik, pelunak feses, dan
- Skala nyeri klien 2 dari 5 dilakukannya hemoroidectomi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan 23 – 10 – 2014 07.00 WIB


dengan nyeri karna hemoroid, - Mengkaji tingkat aktvitas klien
ditandai dengan : - Membantu klien dalam
DS : melakukan aktivitas sehari –
- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu hari
- Klien mengeluh tidak dapat - Memandirikan klien dalam
beraktivitas secara mendiri melakukan aktivitas sehari –
DO: hari
- Aktivitas klien tampak dibantu - Memberikan motivasi kepada
- Klien tidak dapat beraktivitas secara klien utuk bisa melakukan
mandiri aktivitas secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014 07.30 WIB
berhubungan dengan kelemahan -
fisik, ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh badan terasa lengket
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
- Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket ketika
diraba

7. Evaluasi
8. No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Perdarahan di anus 24 – 10 – 2014 07.00
berhubungan dengan WIB
pecahnya vena hemoroidalis,S : Klien mengatakan
ditandai dengan : perdarahan masih ada
DS : O : Konjungtiva dan kuku
- Klien mengeluh adanya masih pucat
perdarahan pada saat BAB A : masalah belum teratasi
DO : P : lanjutkan intervensi
- Warna kuku klien sangat
pucat hampir berwarna putih
- Konjungtiva pucat
- Capillary refill > 3 detik
- Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : 24 – 10 – 2014 07.00
nyeri berhubungan dengan WIB
adanya hemoroid, ditandai S : Klien mengatakan BAB
dengan : masih terasa nyeri, nyeri di
DS : anus masih ada
- Klien mengeluh nyeri O : Benjolan di anus masih
dibagian anus ada
- Klien mengeluh nyeri pada A : Masalah belum teratasi
saat BAB P : Lanjutkan intervensi
DO:
- Saat dilakukan pemeriksaan
anus, ada benjolan di daerah
anus
- Klien tampak meringis
menahan nyeri
- Skala nyeri klien 2 dari 5
3. Intoleransi aktivitas 24 – 10 – 2014 07.00
berhubungan dengan nyeri WIB
karna hemoroid, ditandai S : Klien mengatakn masih
dengan : lemah
DS : O : Aktivitas klien masih
- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu
dibantu A : Masalah belum teratasi
- Klien mengeluh tidak dapat P : Lanjutkan intervensi
beraktivitas secara mendiri
DO:
- Aktivitas klien tampak
dibantu
- Klien tidak dapat
beraktivitas secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014 08.10
berhubungan dengan WIB
kelemahan fisik, ditandai S : Klien mengatakan merasa
dengan : nyaman
DS : O : Badan klien tercium harum
- Klien mengeluh badan terasa dan tampak bersih
lengket A : Masalah teratasi
- Klien mengatakan belum P : Intervensi selesai
mandi
- Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
- Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket
ketika diraba
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan mengenai Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan
Diagnosa Medis : Hemoroid di Ruangan Perawatan Umum kelas II/B RSI Hj. Siti
Muniroh Tasikmalaya pada tanggal 23 – 10 – 2014 melalui pendekatan studi kasus
didapatkan kesenjangan teori dan kenyataan praktek di lapangan, pembahasan dilakukan
melalui langkah – langkah keperawatan seperti :
A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
menggunakan teknik wawancara, observasi, studi kepustakaan atau catatan perawat dan
pemeriksaan fisik. Penulis mendapatkan data yang diperlukan dengan baik karena
adanya kerja sama yang baik dari klien, keluarga klien, dan perawat ruangan sehingga
memudahkan dalam pengumpulan data.
Penulis dapat melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan penyakit
hemoroid yang dapat meliputi kumpulan data, analisa data, dan penegakan diagnosa
keperawatan.
Pada waktu pengkajian, penulis melakukan pemeriksaan head to toe bukan
pemeriksaan persistem. Pada saat pengkajian riwayat kesehatan, peran klien lebih
dominan dibanding dengan peran keluarga klien. Peran klien sangat aktif dan kooperatif
dalam memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menengakkan diagnosa.
Disamping itu penulis mendapatkan berbagai dukungan baik dari perawat ruangan,
dokter, maupun petugas kesehatan lainnya yang bekerja di ruangan perawatan umum.
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam diagnosa keperawatan, penulis menemukan kesenjangan antara diagnosa
yang terdapat dalam teori dan diagnosa yang ada pada kenyataannya.
Dalam teori terdapat lima diagnosa yang mungkin muncul, yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
2. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
3. Konstipasi berhubungan dengan nyeri karna ada benjolan di anus.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
Tetapi pada kenyatannya hanya ada empat diagnosa yang muncul, yaitu :
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.
Terdapat tiga diagnosa yang berbeda, yaitu dua diagnosa yang terdapat pada
teori dan satu diagnosa yang terdapat pada kenyataannya.
1. Konstipasi berhubungan dengan nyeri karena ada benjolan di anus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal.
3. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.
Dua masalah yang terdapat pada teori tersebut tidak ditemukan pada klien
dikarenakan pada kenyataannya klien dapat BAB secara normal tanpa rasa takut dan
pada klien tidak ditemukan tanda – tanda infeksi seperti rubor, kalor, dolor, tumor
ataupun kenaikan suhu tubuh klien.
C. Perencanaan
Penyusun dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul, kesediaan dan kemampuan klien, situasi dan
kondisi didukung oleh sikap keluarga dan klien yang aktif dan kooperatif. Perencanaan
yang sehat berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literature yang mendukung.
Penulis merencanakan tindakan untuk menanggulangi masalah – masalah
tersebut pada klien. Dalam kenyataannya tidak seluruh rencana dilaksanakan sesuai
teori. Hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dapat memungkinkan
berhasilnya tindakan perawatan yang diberikan.
D. Implementasi
Setelah perencanaan, penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini,
penulis hanya memaparkan implementasi yang tindakan keperawatannya penulis
lakukan dan melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah
di susun sebelumnya.
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan dengan melibatkan kerja sama klien, keluarga dan tim medis lain. Pada
pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien penulis hanya melaksanakan tindakan
keperawatan selama dua hari ( pada tanggal 23 – 24 oktober 2014 ) dikarenakan kondisi
yang tidak memungkinkan dan klien pulang paksa.
Banyak faktor yang mendukung terlaksananya tindakan keperawatan sesuai
dengan perencanaan, diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat –
alat serta adanya bimbingan dari perawat, bimbingan akademik, serta adanya peran
dokter yang menentukan diagnosa menurut medis.
E. Evaluasi
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai
perkembangan klien setelah dilakukan asuhan keperawatan selama satu hari. Evaluasi
dilaksanakan secara langsung melalui observasi atau catatan keperawatan yang ada.
Karena keterbatasan penulis dalam mengevaluasi asuhan keperawatan maka dari itu
penulis menanyakan kepada keluarga klien dan perawat ruangan sehingga
perkembangan klien dapat diketahui.
Penulis tidak mendapatkan banyak kesulitan saat melakukan evaluasi pada klien
karena diagnosa yang diangkat oleh penulis tidak jauh berbeda dengan landasan teori
yang penulis dapatkan.
Dalam kasus ini setelah dilakukan evaluasi ternyata ada masalah yang belum
teratasi. Masalah – masalah lain yang belum teratasi dalam diagnosa adalah sebagai
berikut :
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
Masalah – masalah tersebut belum teratasi karena adanya satu hal yang belum
disetujui oleh klien yaitu pengangkatan benjolan di daerah anus.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai definisi yang dikemukakan dalam bab II, penulis menyimpulkan
bahwa hemoroid adalah suatu benjolan yang tidak wajar yang terdapat di daerah anus
yang dapat menyebabkan nyeri pada saat BAB.
Gejala utama hemoroid adalah perdarahan melaui anus yang berupa darah segar
tanpa rasa nyeri dan prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Kasus hemoroid pada Ny. S dengan keluhan utama yaitu BAB bercampur /
dilumuti darah.
Diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid.
4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.
B. Saran
1. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien dapat memotivasi dirinya sendiri dan mengubah pola hidup yang lebih
sehat agar terhindar dari komplikasi penyakit hemoroid.
Diharapkan keluarga klien dapat respon yang positif bagi klien demi peningkatan status
kesehatan klien dan diharapkan keluarga klien waspada terhadap resiko pada keluarga
klien sendiri.
2. Untuk Siswa / siswi SMK Bhakti Kencana Ciawi
Diharapkan siswa / siswi dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi materi, skill,
maupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang
maksimal bagi peningkatan status klien. Dan siswa / siswi diharapkan dapat
memberikan asuhan keperawatan yangkomprehensif bagi klien dengan melihat aspek
bio-psiko-spiritual.
3. Untuk Masyarakat
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, selayaknya kita
menjaga kesehatan dari kerusakan penyakit. Maka dari itu kita harus tahu pencegahan
tanda dan gejala dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Amin huda, Hardhi kusuma.2015. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose


medis dan nanda nic-noc. Jilid2. Media action publishing, Jogjakarta.

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta:
EGC.
Dongoes Moorhouse Geissle, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :
EGC
Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.
http://debyrahmad.blogspot.com/

You might also like