Professional Documents
Culture Documents
“DISTOSIA BAHU”
Disusun Oleh:
KELOMPOK II
I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Secara harfiah, distosia berarti persalinan yang sulit dan ditandai oleh
terlalu lama lambatnya kemajuan persalinan. Secara umum, persalinan yang
abnormal sering terjadi apabila terdapat disproporsi antara bagian presentasi
janin dan jalan lahir. Kelainan persalinan ini adalah konsekuensi empat
kelainan yang dapat berdiri sendiri atau berkombinasi:
a.) kelainan gaya dorong (ekspulsi) baik akibat gaya uterus yang kurang kuat
atau kurangnya koordinasi untuk melakukan pendataran dan dilatasi
serviks (disfungsi uterus), maupun kurangnya upaya otot volunteer selama
persalinan kala dua
b.) kelainan tulang panggul ibu yaitu panggul sempit
c.) kelainan presentasi, posisi atau perkembangan janin dan kelainan jaringan
lunak saluran reproduksi yang membentuk halangan bagi turunnya janin.
(Cunningham, Gary: 2005)
Antonim bahasa Yunani untuk eutosia, atau persalinan normal adalah
distosia yang menandakan persalinan yang abnormal atau sulit. distosia
dapat terjadi akibat beberapa kelainan tertentu yang melibatkan serviks,
uterus, janin, tulang panggul ibu, atau obstruksi lain di jalan lahir. Distosia
didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang
timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor
persalinan. (Bobak: 2004). Bahu merupakan bagian terbawah janin dan
abdomen cenderung melebar dari satu sisi kesisi yang lain sehingga tidak
teraba bagian terbawah anak pada pintu atas panggul menjelang persalinan.
Bila pasien berada pada persalinan lanjut setelah ketuban pecah, bahu dapat
terjepit kuat di bagian atas pelvis dengan satu tangan atau lengan keluar dari
vagina. Presentasi bahu terjadi bila poros yang panjang dari janin tegak
lurus atau pada sudut akut panjangnya poros ibu, sebagaimana yang terjadi
pada letak melintang. Presentasi bahu disebabkan paritas tinggi dengan
dinding abdomen dan otot uterus kendur, prematuritas, obstruksi panggul.
Distosia bahu merupakan kelahiran kepala janin dengan bahu anterior
macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam
panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat
halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu
merupakan kejadian dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat
dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Klasifikasi Distosia:
1. Distosia karena kelainan tenaga
2. Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin.
3. Distosia karena kelainan panggul
4. Distosia karena kelainan traktus genitalis (Hanifah, 2006).
B. Etiologi
Secara umum, keadaan berikut yang dapat menyebabkan distosia adalah:
C. Patofisiologi
F. Faktor Resiko
Maneuver Mc Robert
Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatkan paha ibu pada abdomen
sebaaimana terlihat pada (panah horisontal). Asisten melakukan tekanan
suprapubic secara bersamaan (panah vertikal).
Maneuver Wood.
Tangan kanan penolong dibelakang bahu posterior janin. Bahu kemudian
diputar 180 derajat sehingga bahu anterior terbebas dari tepi bawah
simfisis pubis.
4. Melahirkan bahu belakang
6. Manuver Zevanelli
Kepala janin sudah berada diluar, dimasukkan kembali kedalam
vagina Diikuti dengan persalinan seksio sesarea
Bahaya besar karena akan terjadi ekstensi luka operasi di SBR dan
menimbulkan trauma jalan lahir lebih besar.
7. Teknik Kleidotomi
Dilakukan pemotongan tulang klavikula bawah sehingga volume
bahu mengecil dan selanjutnya persalinan dapat berlangsung
Bila diperlukan dapat dilakukan pemotongan tulang klavikula depan
8. Simfisiotomi
Untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu dapat lahir.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pada pengkajian terdapat data awal yakni pengkajian fisik dan
pengkajian selanjutnya yang dapat memberikan informasi tentang
frekuensi, lama dan intensitas kontraksi uterus, status serviks, denyut
jantung janin, presentasi dan stasiun janin, serta status membran. Data
laboratorium seperti pH kulit kepala, dapat mengidentifikasi distress
janin, hasil ultrasonografi dapat mengidentifikasi masalah disfungsi
persalinan potensial yang terkait dengan janin atau panggul ibu. Seluruh
pengkajian ini membantu identifikasi akurat diagnose keperawatan yang
potensial dan actual, yang berhubungan dengan distosia dan gangguan
pada ibu janin.
Pada pengkajian dibedakan menjadi:
1) Data Subjektif
Data subjektif terdiri dari:
a) Identitas klien
Identitas klien terdiri dari nama klien, usia, suku, pendidikan,
agama, pekerjaan dan alamat
b) Keluhan utama klien
Keluhan yang dirasakan pada ibu dan biasanya mengeluh rasa
mulas dan nyeri pinggang
c) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif
sebanyak 20 kali dalam 24 jam
d) Makan dan minum terakhir
Mengetahui jumlah asupan nutrisi dan cairan yang terakhir ibu
konsumsi, serta jenis nutrisi yang telah dikonsumsi
e) Pola eliminasi
Mengetahui pola eliminasi pada ibu meliputi BAB dan BAK
f) Istirahat
Mengetahui pola istirahat dan tidur, apakah ada gangguan dalam tidur.
g) Kondisi psikologis
Mengetahui adakah perasaan cemas dalam proses persalinannya
2) Data Objektif
Data Objektif yang dapat diperoleh dalam pengkajian, meliputi:
3. Inspeksi secara head to toe mulai dari rambut, muka, leher, telinga,
mamae, perut, punggung dan pinggang serta ektremitas atas dan
ekstremitas bawah
4. Palpasi: Lakukan palpasi dengan memberikan tindakan Leopold 1,
Leopold 2, Leopold 3, dan Leopold 4
5. Auskultasi: Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) di bagian bawah
pusat sebelah kiri
6. Perkusi: Reflek patella
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang potensial dan actual, yang dapat
diidentifikasi pada wanita yang mengalami distosia ialah sebagai berikut:
a) Ansietas yang berhubungan dengan kemajuan persalinan yang lambat
d) Risiko tinggi cidera janin yang berhubungan dengan gangguan pada janin
3. Intervensi keperawatan
4. Evaluasi Keperawatan