You are on page 1of 13

JURNAL ILMIAH

STIE MULIA PRATAMA

ANALISA PENGENDALIAN PENDAPATAN TOL DAN BEBAN OPERASI

TERHADAP LABA USAHA PADA PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

CABANG JAKARTA - CIKAMPEK

SANTI LESTARI (2012.10.2068)

Hartadi, Nurfai Al Faisal

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

MULIA PRATAM

BEKASI

2016
ANALISA PENGENDALIAN PENDAPATAN TOL DAN BEBAN OPERASI

TERHADAP LABA USAHA PADA PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

CABANG JAKARTA-CIKAMPEK

Santi Lestari, Hartadi, Nurfai Al-Faisal


STIE Mulia Pratama
Bekasi, 2016

ABSTRAK

Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba, selain meningkatkan pendapatan perusahaan juga harus
memiliki kemampuan untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Tingginya pengorbanan sumber-sumber ekonomi ini dapat mempengaruhi efisiensi perusahaan
dalam menentukan pendapatan dalam memperoleh laba. Dengan itu, adanya pengendalian dalam suatu perusahaan
akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang
dituju perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan tol dan beban operasi terhadap
laba usaha pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Cikampek periode tahun 2012-2014. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan, observasi, dan wawancara. Metode
analisa yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 pendapatan tol dan beban operasi
berpengaruh terhadap laba usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Cikampek. Terlihat dari tahun ke
tahun laba usaha, yaitu ditahun 2012 laba usaha sebesar Rp 273,006 miliar, tahun 2013 laba usaha sebesar Rp
291,023 miliar dengan kenaikan 6,59%, tahun 2014 laba usaha sebesar Rp 327,494 miliar dengan kenaikan 12,53%.

Kata Kunci : Pendapatan tol, Beban Operasi, Laba Usaha

2
ANALYSIS TOLL REVENUE AND CONTROL OF OPERATING EXPENSES
ON OPERATING PROFIT IN PT JASA MARGA (Persero) Tbk
BRANCH JAKARTA - CIKAMPEK

Santi Lestari, Hartadi, Nurfai Al-Faisal


STIE Mulia Pratama
Bekasi, 2016

ABSTRACT

To achieve the company's goal is to make profits, in addition to increasing the company's revenue should also have
the ability to allocate economic resources are being sacrificed to obtain revenues. The high sacrifice economic
resources can affect the efficiency of the company in determining income in profit. With that, the existence of control
within a company will encourage the use of company resources efficiently and effectively to optimize the intended
target companies.

The purpose of this study was to determine how much influence the toll revenue and operating expenses to operating
income at PT Jasa Marga (Persero) Tbk Branch Jakarta-Cikampek year period 2012-2014. Data collection techniques
in this study using library research, observation, and interviews. The analytical methods used quantitative method
and descriptive method.

The results showed during the years 2012 to 2014 toll revenues and operating expenses affect the operating profit of
PT Jasa Marga (Persero) Tbk Branch Jakarta-Cikampek. Seen from year to year operating profit, ie in the year 2012
operating profit of Rp 273.006 billion in 2013 operating profit of Rp 291.023 billion, with a rise of 6.59%, in 2014
an operating profit of Rp 327.494 billion with an increase of 12.53%.

Keywords: Toll Revenues, Operating Expenses, Operating Income.

3
PENDAHULUAN Atas dasar pemikiran tersebut, mendorong
penulis untuk melakukan penelitian dengan judul
“ANALISA PENGENDALIAN PENDAPATAN
DAN BEBAN OPERASI TERHADAP LABA
USAHA PADA PT JASA MARGA (PERSERO)
Latar Belakang Masalah Tbk CABANG JAKARTA-CIKAMPEK”.

Pengendalian terhadap pendapatan dan beban Untuk dapat melaksanakan penelitian dengan
merupakan salah satu bagian dari langkah-langkah baik dan mengenai sasaran maka penelitian harus
intern yang dilakukan perusahaan dalam usaha mempunyai tujuan, adapun tujuan penulis untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Hal ini mengadakan penelitian ini adalah :
menyangkut evaluasi terhadap seberapa signifikan a. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengendalian
transaksi-transaksi yang dimulai, diotorisasi, dicatat, pendapatan tol terhadap laba usaha PT Jasa Marga.
diproses dan dilaporkan untuk mengidentifikasi titik- b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengendalian
titik dalam arus transaksi yang dapat menyebabkan beban operasi terhadap laba usaha PT Jasa Marga.
terjadinya salah saji material, baik yang disebabkan c. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengendalian
oleh kesalahan maupun kecurangan. pendapatan tol dan beban operasi terhadap laba
Berdasarkan dari realisasi pendapatan PT Jasa usaha PT Jasa Marga.
Marga tahun 2014, kontribusi pendapatan tol mencapai
15,40% terhadap total pendapatan tol. Akan tetapi perlu
disadari bahwa kenaikan pendapatan tidak akan
memaksimalkan laba jika tidak disertai kemampuan Manfaat Penelitian
untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang
dikorbankan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
Tingginya pengorbanan sumber-sumber ekonomi ini
dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi a. Bagi penulis
perusahaan dalam menentukan pendapatan agar
memperoleh laba yang maksimal dalam usahanya untuk Dengan adanya penelitian ini ,diharapkan
dapat bersaing dengan perusahaan lain. penulis dapat mengaplikasikan teori yang telah
diperoleh selama studi diperguruan tinggi
Dalam hal ini fokus dari perusahaan adalah dengan pengalaman nyata di dunia kerja serta
bagaimana cara mengendalikan pengorbanan sumber- menambah pengalaman untuk dapat berfikir
sumber ekonomi dengan biaya input yang sama dapat kritis, analitis dan sistematis terhadap suatu
mencapai hasil output yang lebih besar sehingga dapat permasalahan yang ada.
meningkatkan laba perusahaan. Agar perusahaan dapat
berjalan dengan tingkat efisiensi yang tinggi perusahaan
perlu melakukan perencanaan dalam berbagai bidang, b. Bagi Perusahaan
salah satunnya pada bagian keuangan yaitu dengan Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan
menyusun anggaran. Perusahaan menyususn anggaran sebagai bahan informasi atau masukan bagi
digunakan sebagai alat untuk melakukan pengawasan, perusahaan untuk memahami pengaruh
yaitu dengan cara membandingkan anggaran yang pendapatan dan beban operasi terhadap laba
direncanakan dengan anggaran yang sesunguhnya. usaha sehingga manajemen terdorong dalam
Dengan perbandingan ini dapat dinilai apakah operasi penggunaan sumber daya perusahaan secara
perusahaan telah berjalan efisien dan dapat diketahui efisien dan efektif.
apakah ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Oleh karena itu, tujuan penting pengendalian c. Bagi Pembaca
pendapatan usaha dan beban operasi terhadap laba Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat
bersih adalah efisiensi biaya dan efektivitas atas menambah pengetahuan mahasiswa dan
pencatatan pendapatan dalam kegiatan operasional pembaca lainnya tentang akuntansi pendapatan
perusahaan. dan beban operasi terhadap laba usaha.

2
LANDASAN TEORI Menurut SFAC Statement of Financial
Accounting Concepts No. 6 dalam Kieso (2010 : 3),
mendefinisikan pendapatan adalah :
“Revenue are inflows or other enchancements
A. Auditing of assets of an entity or settlements of its liabilities (a
Menurut Alvin Arens, Randal,Mark.Beasley combination of both) from delivering of producing
(2013:4) mendefinisikan audit sebagai: goods, rendering services, or carrying out other
“Pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi activities that constitute the entity’s on going major
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian on central operations”.
antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah “Pendapatan adalah arus kas yang masuk atau hasil
ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang lain dari aset suatu entitas atau dari liabilitas
kompeten dan independen”. (kombinasi dari keduanya) yang berasal dari
Menurut Sukrisno Agoes (2012:3) pengertian memproduksi barang, pertukaran jasa, kegiatan lain
auditing adalah: entitas yang dilakukan untuk kelangsungan hidup
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan perusahaan atau operasi pusat”.
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap Menurut PSAK No.23 revisi (2009),
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, pendapatan adalah:
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan”. arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.
B. Pengendalian Intern
D. Beban
Menurut Committee of Sponsoring Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009),
Organization of The Treadway Commission COSO mendefinisikan beban adalah :
(2013:3) dalam framework terbarunya menyatakan “Penurunan ekonomi selama satu periode
pengendalian internal adalah : akuntansi, yang menyebabkan penurunan asset neto
“Sistem, struktur atau proses yang diimplementasikan (ekuitas), dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya
oleh dewan komisaris, menajemen dan karyawan dalam aset atau bertambahnya liabilitas, yang bukan termasuk
perusahaan yang bertujuan untuk menyediakan jaminan distribusi kepada pemilik”.
yang memadai bahwa tujuan pengendalian tersebut Menurut Arfan Ikhsan (2009), mendefinisikan
dicapai, meliputi efektivitas dan efisiensi, keandalan beban sebagai :
laporan keuangan dan kepatuhan terhadap perundang- “Biaya yang telah dihabiskan dalam proses
undangan dapat tercapai”. menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut
Menurut Randal J.Elder, Arens, Beasley (2013 dinyatakan expire, dan biaya yang sudah expire disebut
:316) pengendalian intern adalah : beban.”
“Kebijakan dan prosedur yang dirancang agar Berdasarkan pernyataan yang telah
manajemen untuk mendapatkan keyakinan yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan bahwa beban adalah pemakaian barang dan jasa untuk
sasaran”. memperoleh pendapatan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan E. Laba
pengendalian intern merupakan kegiatan yang Menurut PSAK No.1 (2009 :3) laba adalah :
dilakukan untuk menjamin agar kegiatan yang “Laba (rugi) adalah total pendapatan dikurangi beban,
dilaksankan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan
dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat komprehensif lainnya”.
dikoreksi, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Sofyan Harahap (2015:245) dalam
mendefinisikan laba adalah :
“Kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari
C. Pendapatan transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi
dari suatu badan usaha dan dari semua transkasi atau
kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu

3
periode kecuali yang timbul dari revenue dan invetasi mengadakan pencatatan secara sistematis
pemilik”. tentang hal-hal tertentu yang diamati.
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagi
ukuran bentuk untuk menilai prestasi perusahaan atau 2. Wawancara ( Interview )
sebagi dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per Adalah metode yang dilakukan penulis untuk
saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk memperoleh data dan informasi yang
laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan diperlukan dengan cara mengajukan beberapa
mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya pertanyaan atau tanya jawab dengan pihak-
akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang pihak yang bersangkutan, baik dengan
berbeda antara lain : laba kotor, laba operasional, laba pemimpin perusahaan maupun responden
sebelum pajak dan laba bersih. lainnya.

3. Dokumentasi
Adalah metode yang dilakukan penulis untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan
METODOLOGI PENELITIAN cara melakukan pencatatan dan atau fotocopy,
baik berupa soft copy atau hard copy
Tempat dan Waktu Penelitian mengenai data-data yang berhubungan
a. Tempat Penelitian dengan pokok masalah.
Penelitian akan dilakukan di PT Jasa Marga
(Persero) Tbk Kantor Cabang Jakarta –
Metode Analisis Data
Cikampek, yang beralamat di Jln. Teuku Umar,
Sepanjang Jaya Rawa Lumbu Bekasi 17114. a. Metode Analisis Kuantitatif
b. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan mulai bulan Januari Analisis data kuantitatif adalah suatu
2016 sampai dengan bulan Maret 2016. pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk
angka-angka yang diambil dari perusahaan yang
Metode Pengumpulan Data diteliti. Dalam penyajian skripsi penulis ingin
menyajikan data-data berupa angka-angka dari
Metode pengumpualan data yang digunakan pendapatan dan beban operasi PT Jasa Marga
dalam penyusunan skripsi ini adalah: Cabang Jakarta-Cikampek untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pengendalian
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) pendapatan tol dan beban operasi terhadap laba
Penelitian kepustakaan adalah metode penelitian usaha.
yang dilakukan dengan membaca literatur-
literatur yang disarankan oleh dosen b. Metode Analisis Dekskriptif
pembimbing, bahan kuliah di STIE Mulia
Pratama yang berhubungan dengan pokok Analisa deskriptif merupakan metode penelitian
permasalahan, dan data elektrik (internet) yang yang berusaha menggambarkan dan
berhubungan dengan masalah yang diambil oleh menginterprestasi objek sesuai dengan apa
penulis. adanya. Namun demikan, tidak semua penelitian
deskriptif tidak menggunakan hipotesis.
b. Penelitian Lapangan (Field Work Research) Penggunaan hipotesis dalam penelitian
Penelitian lapangan adalah penelitian yang deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan melainkan bagaimana berusaha menemukan
lapangan dan mengumpulkan data dari sesuatu yang berarti sebagai alternative dalam
perusahaan. penelitian lapangan berupa : mengatasi masalah penelitian melalui metode
1. Pengamatan ( Observasition ) ilmiah.
Adalah suatu cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap
suatu objek dalam suatu periode tertentu dan

4
Analisa Kuantitatif Elektrik (KTME). Selain itu adanya tambahan anggaran
pada pelayan pemakai jalan untuk penertiban naik
Berikut analisa kuantitatif : turunnya penumpang di lokasi exs Gerbang Tol Pondok
Gede Jatibening sebesar Rp710.670 juta.
a. Perbandingan Laba Rugi Realisasi dengan Anggaran
Tahun 2012 Pencapaian laba usaha tahun 2012 mengalami
(dalam Rp miliar) surplus sebesar Rp89,494 miliar atau -24,68% dibawah
dari rencana sebesar Rp362,530 miliar. Hal ini
Deviasi disebabkan adanya kenaikan beban penyusutan dan
2012
Uraian Pencapaian amortisasi sebesar Rp17,820 miliar atau 41,12% diatas
Anggaran Realisasi % Rp dari rencana sebesar Rp43,332 miliar.
Volume Lalu Lintas
190 195 2.63% 5 b. Perbandingan Laba Rugi Realisasi dan Anggaran
Transaksi
Pendapatan Usaha 903,362 908,825 0.60% 5,463 Tahun 2013
a. Pendapatan Tol 894,055 896,245 0.24% 2,190
9,307 12,281 31.95% 2,974
(dalam Rp miliar)
b. Pendapatan Non Tol
Deviasi
Beban SDM 119,441 117,802 -1.37% -1,639 2013
Beban Operasi 64,137 67,103 4.62% 2,966 Uraian Pencapaian

a. Beban Pengumpul Tol 31,244 34,181 9.40% 2,937 Anggaran Realisasi % Rp


b. Beban Pelayanan Jalan Volume Lalu Lintas
14,034 14,375 2.42% 341 Transaksi
201 202 0.50% 1
Tol
c. Beban Pemeliharaan Pendapatan Usaha 975,308 993,617 1.87% 18,309
18,858 18,546 -1.65% -312
Jalan Tol a. Pendapatan Tol 965,070 976,573 1.20% 11,503
Beban Umum &
7,843 7,830 -0.16% -13 b. Pendapatan Non
10,238 17,043 66.46% 6,805
Administrasi Tol
Beban Pajak Bumi &
29,084 25,821 -11.21% -3263 Beban SDM 138,067 133,955 -2.97% -4,112
Bangunan
277,023 274,121 -1.04% -2902 Beban Operasi 74,554 71,854 -3.62% -2,700
Beban KSO
a. Beban Pengumpul
Total Beban Usaha 561,664 635,819 13.2% 74155 37,780 35,320 -6.51% -2,460
Tol
Beban Overlay 83,374 81,988 -1.66% -1,386 b. Beban Pelayanan
17,557 17,531 -0.14% -26
Beban Penyusutan dan Jalan Tol
43,332 61,152 41.12% 17,820 c. Beban
Amortisasi
Pemeliharaan Jalan 20,216 19,001 -6.01% -1,215
- - Tol
362,503 273,006
Laba Usaha 24.68% 89,497 Beban Umum &
- 7,657 8,117 6.00% 460
Administrasi
405,385 334,159 -17.56%
EBITDA 71,226 Beban Pajak Bumi &
29,227 29,227 100% 0
Bangunan
Beban KSO 294,257 308,001 4.67% 13,744
Total Beban Usaha 619,315 702,594 13.44% 83,279
Berdasarkan data laba rugi diatas dapat diketahui bahwa
Beban Overlay 60,078 75,006 24.84% 14,928
tahun 2012 pencapaian volume transaksi lalu lintas sebesar Beban Penyusutan
54,354 76,443 40.64% 22,089
195 juta kendaraan atau naik sebesar 2,63% dari anggaran dan Amortisasi
sebesar 190 juta kendaraan. Sementara itu, realisasi Laba Usaha 371,143 291,023 -21.58% -80,120

pencapaian pendapatan tol sebesar Rp896,245 miliar EBITDA 430,546 367,456 -14.65% -63,090

mengalami kenaikan sebesar Rp2,190 miliar atau 0,24%


Berdasarkan data laba rugi tahun 2013 dapat
dari rencana sebesar Rp894,055 miliar. Kenaikan
diketahui bahwa pencapaian volume transaksi lalu
pendapatan tol disebabkan adanya peningkatan volume lalu
lintas sebesar 202 juta kendaraan atau naik sebesar
pada saat libur nasional, hari raya idul fitri, natal, tahun
0,50% dari anggaran sebesar 201 juta kendaraan.
baru serta adanya kebijakan pemerintah untuk kenaikan
Adanya peningkatan volume transaksi lalu lintas
tarif tol pada semua ruas tol Jakarta-Cikampek yang berlaku
menyebabkan realisasi pendapatan tol mengalami
mulai 7 Oktober 2012.
kenaikan sebesar Rp11,503 miliar atau 1,20% diatas
Realisasi beban operasi tahun 2012 mengalami dari rencana sebesar Rp965,070 miliar.
minus sebesar Rp2,966 miliar atau 4,62% diatas dari
Pencapaian realisasi beban operasi tahun 2013
rencana sebesar Rp64,137 miliar yang disebabkan
mengalami surplus Rp2,700 miliar atau -3,62%
adanya penambahan anggaran pengumpul tol sebesar
dibawah rencana sebesar Rp74,554 miliar, Hal tersebut
Rp2,937 miliar untuk penambahan Kartu Tanda Masuk
disebabkan adanya efisiensi pada beban pengumpul tol

5
sebesar Rp2,460 miliar atau 6,51% dibawah rencana biaya pengadaan KTME (belum diserahkan) tahun 2013
sebesar Rp37,780 miliar. sebesar Rp2,040 miliar.
Realisasi laba usaha yang diperoleh tahun 2013 Realisasi laba usaha tahun 2014 minus sebesar
minus sebesar Rp80,120 miliar atau -21,58% dibawah Rp81,412 miliar atau -19,9% dibawah dari rencana
dari rencana sebesar Rp371,473 miliar. Hal ini sebesar Rp408,906 miliar. Hal tersebut disebabkan
disebabkan adanya kenaikan yang signifikan pada adanya kenaikan beban overlay sebesar Rp7,406 miliar
beban overlay sebesar Rp14,928 miliar atau 24,84% atau 9,33% dari rencana sebesar Rp79,365 miliar.
serta adanya kenaikan pada beban penyusutan dan Selain itu adanya kenaikan beban penyusutan dan
amortisasi sebesar Rp22,089 miliar atau 40,64%. amortisasi sebesar Rp7,468 miliar atau 11,22% diatas
dari rencana sebesar Rp66,554 miliar.
c. Perbandingan Laba Rugi Realisasi dengan Anggaran
Tahun 2014 d. Perbandingan Laba Rugi Tahun 2012 dan Tahun
(dalam Rp miliar) 2013
Deviasi (dalam Rp miliar)
Uraian 2014 Pencapaian
Anggaran Realisasi % Rp Kenaikan/Penurunan
Uraian 2012 2013
Volume Lalu Lintas
209 206 Rp %
Transaksi -1.44% -3
Pendapatan Usaha 1,140,287 1,046,377 -8.23% -93,910 Pendapatan Usaha 908,825 993,616 84,791 9.32%
a. Pendapatan Tol 1,031,967 1,023,430 -0.82% -8,537
b. Pendapatan Non Tol 108,320 22,947 -78.81% -85,373 a. Pendapatan Tol 896,245 976,573 80,328 8.96%
Beban SDM 113,260 124,946 10.31% 11,686
Beban Operasi 81,407 80,858 -0.67% -549 Volume 146,890 149,927 3,037 2.06%
Terbuka
a. Beban Pengumpul
Rp 863,480 939,339 75,859 8.78%
Tol 40,051 40,756 1.76% 705
b. Beban Pelayanan Volume 47,997 51,669 3,672 7.65%
Jalan Tol 20,017 19,374 -3.21% -643 Tertutup
c. Beban Pemeliharaan Rp 32,765 37,234 4,469 13.6%
Jalan Tol 21,337 20,726 -2.86% -611
Beban Umum & b. Pendapatan Non Tol 12,580 17,043 4,463 35.4%
Administrasi 7,526 8,103 7.66% 577 Beban Operasi 67,103 71,854 4,751 7,08%
Beban Pajak Bumi &
Bangunan 32,150 31,140 -3.14% -1,010 a. Beban Pengumpul Tol 34,181 35,320 1,139 3.33%
Beban KSO 313,922 313,039 -0.28% -883 b. Beban Pelayanan Jalan
Total Beban Usaha 629,670 718,882 14.16% 89,212 Tol 14,375 17,531 3,156 21.95%
Beban Overlay 79,365 86,771 9.33% 7,406 c. Beban Pemeliharaan
Beban Penyusutan dan Jalan Tol 18,546 19,001 455 2.45%
Amortisasi 66,554 74,022 11.22% 7,468
Laba Usaha 408,906 327,494 -19.9% -81,412 Beban lainnya 295,710 344,468 48,758 16,48%
EBITDA 498,360 401,516 -19.43% -96,844
Laba Usaha 273,006 291,023 18,017 6.59%
Berdasarkan data laba rugi diatas dapat Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa
diketahui bahwa volume transaksi lalu lintas tahun pada tahun 2013, volume transaksi lalu lintas sistem
2014 sebesar 206 juta kendaraan atau -1,44% dibawah terbuka sebesar 3,037 juta kendaraan naik sebesar
dari rencana sebesar 209 juta kendaraan. Adanya 2,06% mempunyai pengaruh terhadap pendapatan tol
penurunan volume transaksi lalu lintas menyebabkan sistem terbuka sebesar Rp939,339 miliar naik sebesar
realisai pendapatan tol tahun 2014 mengalami surplus 8,78% dibandingkan dengan pendapatan sistem terbuka
sebesar Rp8,537 miliar atau -0,82% dibawah dari tahun 2012 sebesar Rp863,640 miliar. Sedangkan,
rencana sebesar Rp1,031,67 triliun. volume transaksi lalu lintas sistem tertutup sebesar
3,672 juta kendaraan naik sebesar 7,65% mempunyai
Pecapaian realisasi beban operasi tahun 2014
pengaruh terhadap pendapatan tol sistem tertutup
surplus sebesar Rp549 juta atau -0,67% di bawah dari
sebesar Rp37,234 miliar naik sebesar 13,6%
rencana sebesar Rp81,408 miliar disebabkan anggaran
dibandingkan dengan pendapatan sistem tertutup tahun
atas beban keperluan dapur surplus sebesar Rp256 juta,
2012 sebesar Rp32,765 miliar. Dengan itu, total
beban listrik gerbang tol minus sebesar Rp575 juta,
pendapatan tol tahun 2013 mencapai sebesar
beban pemeliharaan bangunan kelengkapan jalan tol
Rp976,573 miliar atau 8,96% mempunyai pengaruh
surplus sebesar Rp119 juta serta adanya pengakuan
terhadap laba usaha sebesar Rp291,023 miliar naik

6
sebesar Rp18,017 miliar atau 6,59% dibandingkan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada
dengan tahun 2012 sebesar Rp273,006 miliar. tahun 2014, volume transaksi lalu lintas sistem terbuka
sebesar Rp165 juta kendaraan turun sebesar -0,11%
Pada tahun 2013, beban operasi sebesar mempunyai pengaruh terhadap pendapatan tol sistem
Rp71,854 miliar naik sebesar Rp4,751 miliar atau terbuka sebesar Rp984,852 miliar naik sebesar 4,84%
7,08% sehingga mempunyai pengaruh terhadap laba dari pendapatan sistem terbuka tahun 2013 sebesar
usaha sebesar Rp291,023 miliar naik sebesar 6,59% Rp939,339 miliar. Sedangkan, volume transaksi lalu
dibandingkan dengan laba usaha tahun 2012 sebesar lintas sistem tertutup sebesar 4,079 juta kendaraan naik
Rp273,006 miliar. Kenaikan beban operasi disebabkan sebesar 7,90% mempunyai pengaruh terhadap
oleh beban pengumpul tol mencapai sebesar Rp35,320 pendapatan tol sistem tertutup sebesar Rp38,578 miliar
miliar naik sebesar 3,33% dibandingkan dengan beban naik sebesar Rp1,344 miliar atau 3,61% dari
pengumpul tol tahun 2012 sebesar Rp34,181 miliar, pendapatan sistem tertutup tahun 2013 sebesar
beban pelayanan jalan tol mencapai sebesar Rp17,531 Rp37,234 miliar. Adanya penurunan volume lalu lintas
miliar naik sebesar 21,95% dibandingkam dengan tahun pada sistem terbuka tidak mempengaruhi total
2012 sebesar Rp14,375 miliar, dan beban pemeliharaan pendapatan tol, hal ini disebabkan adanya penyesuaian
jalan mencapai sebesar Rp19,001 miliar atau 2,45% tarif baru pada tahun 2014 dan peningkatan penggunaan
dibandingkan dengan beban pemeliharaan jalan tahun E-toll pada sistem tertutup. Dengan itu, pendapatan tol
2012 sebesar Rp18,546 miliar. tahun 2014 sebesar Rp1,023,430 triliun naik sebesar
Rp52,761 atau 4,80% sehingga mempunyai pengaruh
e. Perbandingan Laba Rugi Tahun 2013 dan tahun 2014 terhadap laba usaha sebesar Rp327,494 miliar naik
(dalam Rp miliar) sebesar Rp36,071 miliar atau 12,53% dibandingkan
dengan laba usaha tahun 2013 sebesar Rp291,023
miliar.
Kenaikan/Penurunan
Uraian 2013 2014
Rp % Pada tahun 2014, beban operasi sebesar
Pendapatan Usaha 993,616 1,046,377 52,761 5.31%
Rp80,858 miliar atau 12,53% mempunyai pengaruh
terhadap laba usaha sebesar Rp327,494 miliar naik
a. Pendapatan Tol 976,573 1,023,430 46,857 4.80%
sebesar Rp36,471 miliar atau 12,53% dibandingkan
Volume 149,927 149,762 -165 -0.11% dengan tahun 2013 sebesar Rp291,023 miliar. Kenaikan
Terbuka
Rp 939,339 984,852 45,513 4.84% beban operasi disebabkan oleh beban pengumpul tol
Volume 51,669 55,748 4,079 7.90% mencapai sebesar Rp40,756 miliar atau 15,40%
Tertutup
Rp 37,234 38,578 1,344 3.61% dibandingkan dengan beban pengumpul tol tahun 2013
sebesar Rp35,320 miliar, beban pelayanan jalan tol
b. Pendapatan Non Tol 17,043 22,947 5,904 34.65%
mencapai sebesar Rp1,843 miliar atau 10,51%
Beban Operasi 71,854 80,858 9,004 12,53%
dibandingkam dengan beban pelayan jalan tol tahun
a. Beban Pengumpul Tol 35,320 40,756 5,436 15.40% 2013 sebesar Rp17,531 miliar, dan beban pemeliharaan
b. Beban Pelayanan Jalan
Tol 17,531 19,374 1,843 10.51% jalan mencapai sebesar Rp20,726 miliar atau 9,07%
c. Beban Pemeliharaan dibandingkan dengan beban pemeliharaan jalan tahun
Jalan Tol 19,001 20,726 1,725 9.07% 2013 sebesar Rp19,001 miliar.
Beban lainnya 344,468 310,530 -33,938 9,85%
Laba Usaha 291,023 327,494 36,471 12.53%

7
f. Pengaruh Pendapatan Tol dan Beban Operasi Sumber : PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek
terhadap Laba Usaha
(dalam Rp miliar)
Berdasarkan data key performance indicator
Tahun Pendapatan Tol Beban Operasi Perbandingan untuk prespektif keuangan dan pasar dapat diketahui
bahwa pencapaian realisasi KPI tahun 2012 sebesar 70
2012 896,245 67,103 7.48%
poin dengan 3 indikator terealisasi lebih tinggi dari
2013 976,573 71,854 7.35%
rencana. Tahun 2013 pencapaian realisasi KPI sebesar
105 poin dengan 1 indikator terealisasi lebih rendah
2014 1,023,430 80,856 8,0% dari rencana. Tahun 2014 realisasi KPI sebesar
56,4 poin dengan 2 indikator terealisasi lebih
rendah dari rencana yaitu pertumbuhan pendapatan
Sumber : Diolah dari Laporan Laba Rugi PT Jasa
Marga Cabang Japek tol dan efisiensi capex cabang
b. Pertumbuhan Pendapatan Tol Tahun 2012 –
Pada tahun 2012 pendapatan tol sebesar Rp896,245
miliar sedangkan beban operasi menunjukkan sebesar
Tahun 2014
Rp67,103 miliar sehingga pendapatan tol dan beban
Tahun
operasi mempunyai pengaruh sebesar 7,48% terhadap Jenis Rasio (Perhitungan)
2012 2013 2014
laba usaha. Tahun 2013 pendapatan tol sebesar Pertumbuhan Pendapatan Tol
Rp976,573 miliar sedangkan beban operasi
menunjukkan sebesar Rp71,854 miliar sehingga
pendapatan tol dan beban operasi mempunyai pengaruh 2012 = ( 896,244 / 894,054 ) =
sebesar 7.35% terhadap laba usaha. Tahun 2014 100,24% 100,24%
pendapatan tol sebesar Rp1,023,430 triliun sedangkan 2013 = ( 976,573 / 965,069 ) = 101,19%
101,19% 99,17%
beban operasi menunjukkan sebesar Rp80,856 miliar 2014 = ( 1,023,468 / 1,031,967 ) =
sehingga pendapatan usaha dan beban operasi 99,17%
mempunyai pengaruh sebesar 8,0% terhadap laba
usaha. Realisasi pertumbuhan pendapatan tol pada
tahun 2012 mencapai sebesar Rp896.244 miliar atau
100,24% dari rencana sebesar Rp894,054 miliar
Analisis Key Performance Indicator sehingga pencapaian realisasi skor KPI sebesar 25
poin. Tahun 2013 realisasi pencapaian pendapatan
a. Key Performance Indicator Tahun 2012 – Tahun tol sebesar Rp976.573 miliar atau 101,29% dari
2014 rencana sebesar Rp965,069 miliar sehingga
Key perolehan skor realisasi KPI sebesar 22,5 poin.
2012 2013 2014
Performance Tahun 2014 pertumbuhan pendapatan tol sebesar
Indicator
Bobot Realisasi Skor Bobot Realisasi Skor Bobot Realisasi Skor Rp1,023,403 triliun atau 99,17% dari rencana
ROA 5 78% 5 6 101,98% 30 - - - sebesar Rp1,031,967 triliun sehingga perolehan
Pertumbuhan realisasi skor KPI sebesar 5,2 poin.
Pendapatan 5 100,24% 25 4,5 101,5% 22,5 5,2 99,17% 5,2
Tol
Pendapatan
5 132% 25 4,5 157% 22,5 4,2 111% 21,0
Usaha lain
Efisiensi
Capex 5 79% 5 5 89% 10 5,2 88,82% 15,6
Cabang
Efisiensi
Beban 5 105% 5 5 99% 10 5,2 99,75% 10,4
Operasi
Efisiensi
Beban Umum
5 99,8% 5 5 105,6% 10 4,2 108,8% 4,2
dan
Adminstrasi
Total Bobot 25 70 16 105 24 56,4

8
c. Efisiensi Beban Operasi Tahun 2012 – Tahun lalu lintas sebesar 202 juta kendaraan naik
sebesar 0,50% sehingga realisasi pendapatan tol
2014 tahun 2013 mencapai sebesar Rp976,573 miliar
atau 8,96% mempunyai pengaruh terhadap laba
Tahun usaha sebesar Rp291,023 miliar naik sebesar
Jenis Rasio (Perhitungan)
2012 2013 2014 Rp18,017 miliar dibandingkan dengan tahun
Efisiensi Beban Operasi
2012 sebesar Rp273,006 miliar. Dengan itu,
2012 = ( 67,103 / 64,137 ) = pencapaian realisasi KPI pertumbuhan
104,6% pendapatan tol tahun 2013 sebesar 22,5 poin.
2013 = ( 74,098 / 74,554) =
99,38% 104,6% Tahun 2014 volume transaksi lalu lintas sebesar
100,6%
206 juta kendaraan turun sebesar -1,44%
2014 = (81,204 / 81,406) = 99,75% 99,75%
sehingga realisasi pendapatan tol tahun 2014
sebesar Rp1,023,430 triliun naik sebesar 4,80%
Pada tahun 2012 efisiensi beban operasi sebesar mempunyai pengaruh terhadap laba usaha
Rp67.103 miliar atau 104,6% dari rencana sebesar sebesar Rp327,494 miliar naik sebesar
Rp64,137 miliar sehingga perolehan skor realisasi Rp36,071 miliar atau 12,53% dibandingkan
KPI sebesar 5 poin. Tahun 2013 terdapat efisiensi dengan laba usaha tahun 2013 sebesar
beban operasi sebesar Rp74,098 miliar atau 100,6% Rp291,023 miliar. Dengan itu, pencapaian
dari rencana sebesar Rp74,554 miliar sehingga realisasi skor KPI pertumbuhan pendapatan tol
perolehan skor realisasi KPI sebesar 10 poin. Tahun tahun2014 sebesar 5,2 poin.
2014 efisiensi beban operasi sebesar Rp81,204
miliar atau 99,75% dari rencana sebesar Rp81,406 2. Pengendalian beban operasi berpengaruh
miliar sehingga perolehan skor realisasi KPI sebesar terhadap laba usaha. Pada tahun 2012
10,4 poin. menunjukkan realisasi beban operasi sebesar
Rp67.103 miliar naik sebesar 4,62% atau
Rp29,66 miliar dari rencana sebesar Rp64,137
miliar sehingga mempunyai pengaruh terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN laba usaha sebesar Rp273,006 miliar. Dengan
itu, pencapaian realisasi skor KPI efisiensi
Kesimpulan beban operasi tahun 2012 sebesar 5 poin.
Tahun 2013 realisasi beban operasi sebesar
Setelah dilakukan analisis pada masing-masing Rp74,098 miliar naik sebesar Rp4,751 miliar
variabel baik dengan melakukan perbandingan data laba atau 7,08% sehingga mempunyai pengaruh
rugi dari tahun 2012 sampai tahun 2014 maupun terhadap laba usaha sebesar Rp291,023 miliar
analisis data dengan analisa rasio terlihat bahwa naik sebesar 6,59% dibandingkan dengan laba
pengendalian pendapatan dan beban operasi usaha tahun 2012 sebesar Rp273,006 miliar.
mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba usaha. Dengan itu, pencapaian realisasi skor KPI
Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil perhitungan efisiensi beban operasi tahun 2013 sebesar 10
yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Dari dari poin. Tahun 2014 realisasi beban operasi
hasil analisis maka penulis menyimpulkan: sebesar Rp81,204 miliar naik sebesar Rp9,004
miliar atau 12,53% sehingga mempunyai
1. Pengendalian pendapatan berpengaruh terhadap
pengaruh terhadap laba usaha sebesar
laba usaha. Pada tahun 2012 menunjukkan
Rp327,494 miliar naik sebesar Rp36,471 miliar
pencapaian volume transaksi lalu lintas sebesar
atau 12,53% dibandingkan dengan tahun 2013
195 juta kendaraan sehingga realisasi
sebesar Rp291,023 miliar. Dengan itu,
pendapatan tol pada tahun 2012 mencapai
pencapaian realisasi skor KPI efisiensi beban
sebesar Rp896.244 miliar mempunyai pengaruh
operasi tahun 2014 sebesar 10,4 poin.
terhadap laba usaha sebesar Rp273,006 miliar.
Dengan itu, pencapaian realisasi skor KPI
3. Pengendalian Pendapatan tol dan beban operasi
pertumbuhan pendapatan tol tahun 2012
berpengaruh terhadap laba usaha. Terlihat pada
sebesar 25 poin. Tahun 2013 volume transaksi
tahun 2012 pendapatan tol sebesar Rp896,245

9
miliar sedangkan beban operasi menunjukkan Hasil Pengumpulan Tol (HPT) setiap hari dari
sebesar Rp67,103 miliar sehingga pendapatan rekening cabang ke rekening kantor pusat
tol dan beban operasi mempunyai pengaruh dalam upaya mencegah adanya kecurangan
sebesar atau Rp273,006 miliar atau 7,48% pada pengumpul tol.
terhadap laba usaha. Tahun 2013 pendapatan
tol sebesar Rp976,573 miliar sedangkan beban e. Kepala bagian keuangan perlu meningkatkan
operasi menunjukkan sebesar Rp71,854 miliar monitoring terhadap kebijakan pelaksanaan
sehingga pendapatan tol dan beban operasi Penggunaan Dana Operasi (PDO) cabang dan
mempunyai pengaruh sebesar Rp291,023 miliar batas waktu maksimum transaksi pembayaran
atau 7.35% terhadap laba usaha. Tahun 2014 14 hari kerja sejak dokumen pembayaran
pendapatan tol sebesar Rp1,023,430 triliun diterima dengan lengkap dan benar.
sedangkan beban operasi menunjukkan sebesar
Rp80,856 miliar sehingga pendapatan usaha
dan beban operasi mempunyai pengaruh
sebesar Rp327,494 miliar atau 8,0% terhadap
laba usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Saran-saran Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi
Keuangan per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, serta Empat.
temuan-temuan penulis diperusahaan, maka penulis Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing,Edisi 3 Buku 1.
akan memberikan saran-saran sebagai berikut : Jakarta: Salemba Empat
J Elder, Randal.,dkk. 2013. Auditing dan Jasa
a. Terkait dengan pendapatan yang perlu Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi
mendapat perhatian adalah pelaksanaan Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
pengumpul tol dalam menjalankan tugas harus
sesuai dengan prosedur dan ketentuan. Untuk Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing,Edisi 4 Buku 2.
menangani kecurangan maupun kesalahan Jakarta: Salemba Empat
input pada saat pengumpulan tol maka, perlu Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit. Jakarta:
perhatian yang ekstra agar pendapatan yang Erlangga
terrealiasi sesuai denagn rencana. Martani, Dwi dkk. 2014. Akuntansi Keuangan
Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba
b. Perusahaan harus meningkatkan indentifikasi Empat
resiko operasional yang berpotensi dapat
menggangu pencapaian sasaran. Misalnya, Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan Edisi 4.
dalam proses transaksi pengumpulan tol Yogyakarta: Liberty
terdapat risiko kinerja peralatan untuk Hery. 2013. Akuntansi Keuangan Menengah.
pengendalian pendapatan tol yang kurang Yogyakarta: CAPS (Central of Academic
optimal. Publishing Service).
Purwanti dan Darsono. 2013. Akuntansi Manjemen
c. Adanya risiko kenaikan tarif tol terlambat yaitu Edisi Revisi 3. Jakarta: Mitra Wacana Media
keterlambatan jatuh tempo kenaikan tariff tol Arfan, Ikhsan. 2009. Akuntansi Manajemen
sehingga menyebabkan pendapatan tol yang Perusahaan Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu
diperoleh tidak sesuai dengan rencana. Oleh Romney dan Paul John, 2014. Accounting Information
karena itu risiko kenaikan tol terlambat perlu System Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat
mendapat perhatian dari manajemen Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Teori Akuntansi, Edisi
perusahaan agar hasil opersional mencapai Revisi 2011. Yogyakarta: Raja Grafindo Persada
sasaran. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D.
Warfield. 2010. Intermediate Accounting
d. Kepala gardu tol perlu meningkakan
monitoring terhadap proses transfer otomatis

10
Twelfth Edition. New Jersey-USA:John Wiley
and Sons.
Mulyadi. 2006 .Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Riahi, Ahmed dan Belkaoui. 2006. Accounting Theory.
Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

11

You might also like