You are on page 1of 15

RENCANA TUGAS MAHASISWA

LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK ADHD

(ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER)

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

Oleh:

Kelompok 20/Kelas C 2016

Sri Yuni Wulandari 162310101183

Galuh Yulia 162310101226

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
1. DEFINISI

ADHD(attention deficit hyperactivity disorder) menurut Baihaqi


dan Sugiarman tahun 2006 adalah kondisi anak-anak yang
memperlihatkan ciri-ciri atau gejala kurang konsentrasi, hiperaktif dan
impulsive yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar
aktifitas hidup mereka. Dari pendapat di atas masih ada pendapat lain yang
mendukung definisi dari ADHD yaitu dari Peters dan Douglas
berpendapat bahwa ADHD merupakan gangguan yang meneybabkan
individu memiliki kecenderungan untuk mengalami masalah pemusatan
perhatian, kontrol diri, dan kebutuhan untuk selalu mencari stimulasi.
Sedangkan pendapat lain muncul yang mendukung pernyataan diatas yaitu
ADHD merupakan hambatan untuk mengatur dan memepertahankan
perilaku sesuai peraturan dan akibat dari perilaku itu sendiri.

Jadi , ADHD merupakan suatu gangguan atau hambatan yang


ketidakmampuan seorang anak untuk melakukan kegiatan secara terfokus
sehingga anak tersebut tidak mampu mempertahankan atau mengontrol
diri sendiri dan berkeinginan untuk selalu mendapatkan stimulant-stimulan
dari lingkungan sekitarnya.

2. PATOFISIOLOGI

Penyebab pasti dari ADHD belum dapat dipastikan. Bahwa area kortek
frontal yaitu seperti frontrosubcortical pathways dan bagian frontal korteks itu
sendiri merupakan area utama dan secara teori memiliki tanggung jawab terhadap
terjadinya patofisiologisnya ADHD. Di bagian kortek,system limbic,serta system
aktivasi retikuler juga dipengaruhi dengan mekanisme inhibitor. ADHD dapat
mempengaruhi satu atau beberapa sitem yang telah disebutkan atau menyeluruh
sehingga hal ini menyebabkan tipe-tipe dari ADHD yang muncul berbeda dari ank
satu dengan anak yang lain.

ADHD merupakan gangguan pemusatan fokus, bagian lobus frontal


memiliki kinerja yang mengatur pemusatan fokus ini, yang berguna untuk
mengatur agar pusat perhatian pada perintah, membuat keputusan yang baik,
membuat sebuah perencanaan, belajar mengingat apa yang telah dipelajari serta
dapat meyesuaikan diri dengan tepat. Lalu mekanisme inhibisi di kortek
berfungsi untuk mengendalikan tingkat aktifitas agar tidak terjadi secara
berlebihan atau hiperaktif. Namun pada saat mekanisme inhibitor ini tidak bekerja
sebagaimana mestinya maka akan muncul sifat atau perilaku-perilaku yang tidak
terkontrol, misalkan perilaku impulsive, quick temper, membuat keputusan buruk,
hingga hiperaktif. Dalam system limbic sendiri yang mengatur emosi dan
kewaspadaan pada seseorang. Bila system limbic ini terstimulan secara berlebihan
dan kemudian terjadi aktifasi disana maka seseorang tersebut akan mengalami
emosi yang meledak-ledak, kewaspadaan yang berlebihan, menjadi mudah
terkejut.

3. KOMPLIKASI

Komplikasi ADHD yang mungkin akan terjadi pada anak-anak karena tidak
terkontrolnya emosi , perasaan , dan perilaku hal ini juga dapat menyebabkan
frustasi pada anak tersebut. Banyak anak yang berjuang untuk dapat terhindar dari
hal tersebut. Namun keadaan yang telah terjadi tak jarang juga menimbulkan
seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif kompulsif. Dan dengan ini
anak-anak banyak yang melakukan pengalihan yang terjadi pada dirinya seperti
penyalahgunaan obat terlarang , merokok, atau bahkan adiksi pada sesuatu hal
yang mebuatnya merasa lebih tenang dengan keadaan perasaan yang
mengganggunya. Namun hal tersebut dapat diberikan penanganan apabila
dilakukan tindakan yang tepat dan pengobatan yang sesuai.

4. MANIFESTASI KLINIK

Karakteristik yang dimilikiu dari prinsip ADHD yaitu inatensi, hiperaftifitas,


impulsivitas yang mana ini terlihat pada kehidupan awal anak-anak. Gejala
hiperaktifitas dan impulsivitas mendahului inatensi. Gejala ini bisa muncul di
situasi dan kondisi yang berbeda. Anak-anak jadi tidak dapat tenang di meja dan
duduk di kursi saat bersekolah , namun apabila gejala inatensi yang muncul anak
menjadi sering akan melamun, dan seperti kurang motivasi dalam hidupnya.
Anak-anak yang impulsive sering melakukan beberapa tindakan tanpa berpikir
terlebih dahulu, sehingga sering melanggar tatanan aturan atau cenderung tidak
disiplin,dan juga sering mengatakan sesuatu tanpa dipikir terlebih
dahulu,memperlihatkan emosi tanpa mampu mengendalikannya. Dalam hal
impulsifitas anak leboih cenderung tidak mau menunggu misalkan bermain
dengan kawannya dan kemudian akan melakukan perampasan atau merebut
permainan dari temannya.

Anak dengan tipe inatensi atau anak yang sulit memfokuskan atau
memusatkan perhatian pada satu hal, perhatiannya mudah teralihkan oleh sesuatu
yang melintas atau tidak sengaja misalnya suara-suara yang didengarnya, orang-
orang yang tiba-tiba lewat dan mudah bosan dengan apa yang dikerjakannya misal
tugas atau permainan yang dia mainkan. Mudah bosan dengan kegiatan atau
apapun yang dilakukan meskipun pada awalnya sangat tertarik dengan hal
tersebut. Anak dengan dominan terjadinya inatensi akan sering terlihat
melamun,mudah bingung,bergerak lambat,dan letargis.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk mendukung dan membuktikan anak mengalami ADHD atau tidak


dapat ditunjang dengan melakukan yaitu:

1. Pemeriksaan laboratorium
a. Liver Function Test
b. Complete blood cell counts
2. Pemeriksaan imaging
a. MRI
b. PET (Positron Emision Tomography)
6. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Obat-obatan
Terapi obat-obatan adalah terapi yang memberikan obat-obatan stimulant
yaitu obat-obat jenis antipsikotik dan antidepresan yang tujuannya untuk
menstabilkan perasaan dan jenis obat-obat antihipertensi seperti klonidin,
guafasin (tenex), D-ampithamine (Dexedrine, Dextrosat) dan obat
methylphenidate (ritalin, metadata, dan concerta) dan pelmoline yang
bertujuan untuk mengurangi hiperaktif. Selain itu, penggunaan obat-obatan
tersebut juga memiliki efek samping pada anak-anak ADHD terutama
gangguan insomnia dan mengantuk.
b. Terapi Individu
Terapi individu adalah terapi yang dilakukan dengan cara membantu klien
dalam memperbaiki keterampilan sosial dan akademik yaitu dengan cara
pendekatan teknik behavioristik. Teknik ini menekankan pada program
reinforcement, reward, dan punishement serta melatih orang tua agar lebih
responsive dalam menghadapi anak ADHD. Dalam kegiatan ini, anak akan
dilatih dalam menyusun kegiatan sehari-hari, membantu atau melatih anak
dalam menyelesaikan masalahnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam terapi individu :
a. Membantu klien untuk memiliki rasa percaya diri dan memiliki harga
diri
b. Membantu klien untuk mengembangkan keterampilan komunikasinya
c. Membantu klien untuk mengurangi sikap isolasi soaial akibat ada
perasaan berbeda denagn orang lain
c. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang melibatkan keluarga untuk memahami
gangguan ADHD yaitu dengan cara :
a. Memberitahu kepada orang tua mengenai faktor-faktor penyebab dan
cara menanggulangi gangguan ADHD
b. Mendiskusikan bagaimana cara menurunkan perilaku yang
membahayakan diri klien dan memperkenalkan tentang pelayanan di
rumah dan komunitas
c. Memfokuskan pada penguatan komunikasi
d. Memberikan dukungan dan partisipasi orang tua dalam kegiatan sosial
dan sekolah anak-anak ADHD
e. PATHWAY FAKTOR LINGKUNGAN
Psikoedukatif dan
ADHD psikososial
GENETIK
PSIKOSOSIAL LINGKUNGAN
NEUROLOGIK
Keracunan
anak laki-laki anak Hyperorausal Underarousal Disfungsi area Stimulasi
timbal,adiktif
dengan perempuan kompensasi G3 reticular frontal berlebihan
makanan,reaksi
kromosom XYY dengan yang berlebihan activating alergi
kromosom 45 di kortek otak system Masuknya hiperaktif
neuron
Pengaruh
hiperaktif Meningkatkan dopamine ke
hiperaktif inatensi dan dalam
aktifitas lobus frontalis
kesulitan belajar prognosis
MK: resiko motorik central
penurunan cidera
hiperaktif Ke korteks
kemampuan
prefrontal dan MK:
verbal dan MK:
MK: subkortikal
performa Ketidakefektifan
Gangguan koping
Gangguan pola
Perkembangan
MK : tidur
Kerusakan
interaksi sosial
d. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Secara umum berdasarkan Nanda (Herdman dan Kamitsuru, 2017),
diagnose keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan penyakit ADHD
(attention deficit hyperactivity disorder) antara lain :
1. Hambatan interaksi sosial b.d gangguan proses piker
2. Resiko cedera b.d hiperaktivitas
3. Ketidakefektifan koping b.d ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap
terhadap stressor
4. Gangguan pola tidur b.d ansietas dan hiperaktif
5. Koping defensive b.d tingkat kepercayaan diri rendah
6. Defisien Pengetahuan b.d kurang informasi
e. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC Nama


dan
paraf
1 Domain 7. Hubungan Peran. Setelah dilakukan 4362. Modifikasi NS. G
Kelas 3. Penampilan Peran. asuhan keperawatan Perilaku:
Kode Diagnosis 00052 selama 2 x 24 jam Keterampilan-
hambatan interaksi keterampilan
Hambatan Interaksi Sosial sosial teratasi dengan sosial
criteria : 1. Bantu pasien
1. Mampu untuk
berinteraksi mengidentifi
dengan keluarga, kasi masalah
teman, dan dari
tetangga kurangnya
keperampila
n sosial
2. Bantu pasien
untuk
mengidentifi
kasi
langkah-
langkah
dalam
berperilakuy
dalam
mencapai
keterampilan
sosial
3. Bantu pasien
bermain
peran dalam
setiap
langkah
dalam
berperilaku
4. Beri
penghargaan
atau reward
jika pasien
mampu
menunjukka
n
kemampuan
keterampilan
sosial yang
ditargetkan

8247.Peningkatan
Perkembangan
Anak
1. Dukung anak
untuk
berinteraksi
dengan teman-
temannya
melalui
keterampilan
bermain peran
2. Sediakan
aktivitas yang
mendukung
interaksi di
antara anak-anak

7150. Terapi
Keluarga
1. Identifikasi
bagaimana
keluarga
menyelesaikan
masalah
2. Bantu anggota
keluarga
berkomunikasi
lebih efektif
3. Fasilitasi diskusi
keluarga
4. Minta anggota
keluarga untuk
berpartisipasi
dalam aktivitas
rumah misalnya
makan bersama
anggota keluarga

2 Domain Setelah dilakukan 6487. Manajemen NS. G


11.Keamanan/Perlindungan. asuhan keperawatan Lingkungan:
Kelas 2. Cedera Fisik. Kode selama 2 x 24 jam Pencegahan
Diagnosis 00035 risisko cedera teratasi Kekerasan
Risiko Cedera dengan criteria : 1. Singkirkan
1. Anak semua benda-
mengetahui, benda yang
mengungkapkan berbahaya dari
dan menerima lingkungan anak
kemungkinan 2. Periksa
konsekuensi dari lingkungan
perilaku secara rutin
maladaptive diri untuk
sendiri memastikan
2. Anak bebas dari bahan
mendiskusikan berbahaya
perasaan- 3. Gunakan alat
perasaan yang makan dari
sebenarnya plastic dan kertas
4. Tempatkan
pasien di ruangan
yang mudah
diamati sehingga
mudah dilakukan
observasi sesuai
kebutuhan

3 Domain 9.Koping/Toleransi Setelah dilakukan 5820.Pengurangan NS. G


stress. Kelas 2.Respon asuhan keperawatan Kecemasan
Koping. Kode Diagnosis selama 2 x 24 jam 1. Gunakan
00069 ketidakefektifan koping pendekatan yang
teratasi dengan criteria : tenang dan
Ketidakefektifan Koping 1. Anak mampu menyenangkan
mengekspresikan 2. Berada disisi
kemarahan klien untuk
dengan cara yang meningkatkan
dapat diterima rasa aman dan
secara sosial mengurangi
2. Anak mampu ketakutan
mengungkapkan 3. Dorong keluarga
kemampuan untuk
koping mendampingi
alternative yang klien dengan cara
dapat diterima yang tepat
secara sosial 4. Berikan aktivitas
sesuai dengan pengganti yang
gaya hidup dari bertujuan untuk
yang mengurangi
direncanakan tekanan

5320. Peningkatan
Koping
1. Dukung
keterlibatan
keluarga dengan
cara yang tepat
2. Pertimbangkan
resiko pasien
melukai diri
sendiri
3. Dukung pasien
untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan
kemampuan diri
4 Domain 9. Setelah dilakukan 5000.Membangun NS. G
Koping/Toleransi Stress. asuhan keperawatan Hubungan Yang
Kelas 2.Respon Koping. selama 2 x 24 jam Kompleks
Kode Diagnosis 00071 koping defensif teratasi 1. Ciptakan
dengan criteria : suasana
Koping defensif 1. Pasien mampu hangat yang
mengungkapkan penuh
dan menerima penerimaan
tanggung jhawab 2. Monitor
terhadap tanda-tanda
perilakunya sendiri non verbal
2. Pasien mampu yang tampak
berinteraksi dengan pada pasien
orang lain dengan 3. Dampingi
situasi kelompok pasien
tanpa bersikap mengidentifik
defensif asi hal yang
dibutuhkan
selama
pertemuan
4. Dukunglah
pasien agar
mendapatkan
waktu yang
mereka
butuhkan
untuk
mengekspresi
kan dirinya
5. Damping
pasien saat
mengidentifik
asi perasaan
yang
mempengaruh
i
kemampuanny
a untuk
berinteraksi
dengan orang
lain
6. Berikan
pujian
terhadap
prestasi
selama
berinteraksi

5440.Peningkatan
Sistem Dukungan
1. Monitor situasi
keluarga saat
ini
2. Libatkan
keluarga, orang
terdekat, dan
teman dalam
perawatan
3. Anjurkan
pasien untuk
berpartisipasi
dalam kegiatan
sosial dan
masyarakat
5 Domain Setelah dilakukan 1850.Peningkatan
4.Aktivitas/Istirahat. Kelas asuhan keperawatan Tidur
1.Tidur/Istirahat. Kode selama 2 x 24 jam 1. Tentukan pola
Diagnosis 00198 gangguan pola tidur tidur/aktivitas
teratasi dengan criteria : klien
Gangguan Pola Tidur 1. Pola tidur efektif 2. Jelaskan
2. Kualitas tidur pentingnya tidur
terjaga yang adekuat
3. Monitor/catat
pola tidur pasien
dan jumlah jam
tidur
4. Monitor pola
tidur dan catat
kondisi fisik
5. Bantu
meningkatkan
jumlah jam tidur
6 Domain 5. Persepsi/Kognisi. Setelah dilakukan 5566. Pendidikan NS. G
Kelas 4. Kognisi. Kode asuhan keperawatan Orangtua:
Diagnosis 00126 selama 2 x 24 jam Keluarga yang
defisien pengetahuan Membesarkan
Defisien Pengetahuan teratasi dengan criteria : Anak
1. Berpartisipasi 1. Identifikasi tugas
dalam perkembangan
pembelajaran atau tujuan yang
dan mulai sesuai untuk anak
mencari 2. Fasilitasi diskusi
informasi secara orangtua terkait
mandiri metode disiplin
yang ada dan
hasil yang
diperoleh
3. Berikan sumber
informasi online,
buku, dan
literature yang
dirancang untuk
mengajarkan
orangtua
mengenai
pengasuhan anak
4. Berikan orangtua
bahan bacaan dan
materi yang dapat
membantu dalam
melakukan peran
pengasuhan
5. Gunakan teknik
bermain peran
akan teknik
pengetahuan dan
keterampilan
komunikasi
G. ANALISIS JURNAL
DAFTAR PUSTAKA

Pieter, H dan B, Janiwarti. 2011. Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan.


Jakarta: Kencana.

Hikmawati ,Iffa Dwi.Erny Hidayati.2014.EFEKTIVITAS TERAPI MENULIS


UNTUK MENURUNKAN HIPERAKTIVITAS DAN IMPULSIVITAS
PADA ANAK dengan ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY
DISORDER (ADHD). Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan

Tanoyo, Diana Purnamasari.2005. DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA


ATTENTION-DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER. Denpasar:
Universitas Udayana

You might also like