Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1. DEFINISI
2. PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti dari ADHD belum dapat dipastikan. Bahwa area kortek
frontal yaitu seperti frontrosubcortical pathways dan bagian frontal korteks itu
sendiri merupakan area utama dan secara teori memiliki tanggung jawab terhadap
terjadinya patofisiologisnya ADHD. Di bagian kortek,system limbic,serta system
aktivasi retikuler juga dipengaruhi dengan mekanisme inhibitor. ADHD dapat
mempengaruhi satu atau beberapa sitem yang telah disebutkan atau menyeluruh
sehingga hal ini menyebabkan tipe-tipe dari ADHD yang muncul berbeda dari ank
satu dengan anak yang lain.
3. KOMPLIKASI
Komplikasi ADHD yang mungkin akan terjadi pada anak-anak karena tidak
terkontrolnya emosi , perasaan , dan perilaku hal ini juga dapat menyebabkan
frustasi pada anak tersebut. Banyak anak yang berjuang untuk dapat terhindar dari
hal tersebut. Namun keadaan yang telah terjadi tak jarang juga menimbulkan
seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif kompulsif. Dan dengan ini
anak-anak banyak yang melakukan pengalihan yang terjadi pada dirinya seperti
penyalahgunaan obat terlarang , merokok, atau bahkan adiksi pada sesuatu hal
yang mebuatnya merasa lebih tenang dengan keadaan perasaan yang
mengganggunya. Namun hal tersebut dapat diberikan penanganan apabila
dilakukan tindakan yang tepat dan pengobatan yang sesuai.
4. MANIFESTASI KLINIK
Anak dengan tipe inatensi atau anak yang sulit memfokuskan atau
memusatkan perhatian pada satu hal, perhatiannya mudah teralihkan oleh sesuatu
yang melintas atau tidak sengaja misalnya suara-suara yang didengarnya, orang-
orang yang tiba-tiba lewat dan mudah bosan dengan apa yang dikerjakannya misal
tugas atau permainan yang dia mainkan. Mudah bosan dengan kegiatan atau
apapun yang dilakukan meskipun pada awalnya sangat tertarik dengan hal
tersebut. Anak dengan dominan terjadinya inatensi akan sering terlihat
melamun,mudah bingung,bergerak lambat,dan letargis.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Liver Function Test
b. Complete blood cell counts
2. Pemeriksaan imaging
a. MRI
b. PET (Positron Emision Tomography)
6. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Obat-obatan
Terapi obat-obatan adalah terapi yang memberikan obat-obatan stimulant
yaitu obat-obat jenis antipsikotik dan antidepresan yang tujuannya untuk
menstabilkan perasaan dan jenis obat-obat antihipertensi seperti klonidin,
guafasin (tenex), D-ampithamine (Dexedrine, Dextrosat) dan obat
methylphenidate (ritalin, metadata, dan concerta) dan pelmoline yang
bertujuan untuk mengurangi hiperaktif. Selain itu, penggunaan obat-obatan
tersebut juga memiliki efek samping pada anak-anak ADHD terutama
gangguan insomnia dan mengantuk.
b. Terapi Individu
Terapi individu adalah terapi yang dilakukan dengan cara membantu klien
dalam memperbaiki keterampilan sosial dan akademik yaitu dengan cara
pendekatan teknik behavioristik. Teknik ini menekankan pada program
reinforcement, reward, dan punishement serta melatih orang tua agar lebih
responsive dalam menghadapi anak ADHD. Dalam kegiatan ini, anak akan
dilatih dalam menyusun kegiatan sehari-hari, membantu atau melatih anak
dalam menyelesaikan masalahnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam terapi individu :
a. Membantu klien untuk memiliki rasa percaya diri dan memiliki harga
diri
b. Membantu klien untuk mengembangkan keterampilan komunikasinya
c. Membantu klien untuk mengurangi sikap isolasi soaial akibat ada
perasaan berbeda denagn orang lain
c. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang melibatkan keluarga untuk memahami
gangguan ADHD yaitu dengan cara :
a. Memberitahu kepada orang tua mengenai faktor-faktor penyebab dan
cara menanggulangi gangguan ADHD
b. Mendiskusikan bagaimana cara menurunkan perilaku yang
membahayakan diri klien dan memperkenalkan tentang pelayanan di
rumah dan komunitas
c. Memfokuskan pada penguatan komunikasi
d. Memberikan dukungan dan partisipasi orang tua dalam kegiatan sosial
dan sekolah anak-anak ADHD
e. PATHWAY FAKTOR LINGKUNGAN
Psikoedukatif dan
ADHD psikososial
GENETIK
PSIKOSOSIAL LINGKUNGAN
NEUROLOGIK
Keracunan
anak laki-laki anak Hyperorausal Underarousal Disfungsi area Stimulasi
timbal,adiktif
dengan perempuan kompensasi G3 reticular frontal berlebihan
makanan,reaksi
kromosom XYY dengan yang berlebihan activating alergi
kromosom 45 di kortek otak system Masuknya hiperaktif
neuron
Pengaruh
hiperaktif Meningkatkan dopamine ke
hiperaktif inatensi dan dalam
aktifitas lobus frontalis
kesulitan belajar prognosis
MK: resiko motorik central
penurunan cidera
hiperaktif Ke korteks
kemampuan
prefrontal dan MK:
verbal dan MK:
MK: subkortikal
performa Ketidakefektifan
Gangguan koping
Gangguan pola
Perkembangan
MK : tidur
Kerusakan
interaksi sosial
d. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Secara umum berdasarkan Nanda (Herdman dan Kamitsuru, 2017),
diagnose keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan penyakit ADHD
(attention deficit hyperactivity disorder) antara lain :
1. Hambatan interaksi sosial b.d gangguan proses piker
2. Resiko cedera b.d hiperaktivitas
3. Ketidakefektifan koping b.d ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap
terhadap stressor
4. Gangguan pola tidur b.d ansietas dan hiperaktif
5. Koping defensive b.d tingkat kepercayaan diri rendah
6. Defisien Pengetahuan b.d kurang informasi
e. INTERVENSI KEPERAWATAN
8247.Peningkatan
Perkembangan
Anak
1. Dukung anak
untuk
berinteraksi
dengan teman-
temannya
melalui
keterampilan
bermain peran
2. Sediakan
aktivitas yang
mendukung
interaksi di
antara anak-anak
7150. Terapi
Keluarga
1. Identifikasi
bagaimana
keluarga
menyelesaikan
masalah
2. Bantu anggota
keluarga
berkomunikasi
lebih efektif
3. Fasilitasi diskusi
keluarga
4. Minta anggota
keluarga untuk
berpartisipasi
dalam aktivitas
rumah misalnya
makan bersama
anggota keluarga
5320. Peningkatan
Koping
1. Dukung
keterlibatan
keluarga dengan
cara yang tepat
2. Pertimbangkan
resiko pasien
melukai diri
sendiri
3. Dukung pasien
untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan
kemampuan diri
4 Domain 9. Setelah dilakukan 5000.Membangun NS. G
Koping/Toleransi Stress. asuhan keperawatan Hubungan Yang
Kelas 2.Respon Koping. selama 2 x 24 jam Kompleks
Kode Diagnosis 00071 koping defensif teratasi 1. Ciptakan
dengan criteria : suasana
Koping defensif 1. Pasien mampu hangat yang
mengungkapkan penuh
dan menerima penerimaan
tanggung jhawab 2. Monitor
terhadap tanda-tanda
perilakunya sendiri non verbal
2. Pasien mampu yang tampak
berinteraksi dengan pada pasien
orang lain dengan 3. Dampingi
situasi kelompok pasien
tanpa bersikap mengidentifik
defensif asi hal yang
dibutuhkan
selama
pertemuan
4. Dukunglah
pasien agar
mendapatkan
waktu yang
mereka
butuhkan
untuk
mengekspresi
kan dirinya
5. Damping
pasien saat
mengidentifik
asi perasaan
yang
mempengaruh
i
kemampuanny
a untuk
berinteraksi
dengan orang
lain
6. Berikan
pujian
terhadap
prestasi
selama
berinteraksi
5440.Peningkatan
Sistem Dukungan
1. Monitor situasi
keluarga saat
ini
2. Libatkan
keluarga, orang
terdekat, dan
teman dalam
perawatan
3. Anjurkan
pasien untuk
berpartisipasi
dalam kegiatan
sosial dan
masyarakat
5 Domain Setelah dilakukan 1850.Peningkatan
4.Aktivitas/Istirahat. Kelas asuhan keperawatan Tidur
1.Tidur/Istirahat. Kode selama 2 x 24 jam 1. Tentukan pola
Diagnosis 00198 gangguan pola tidur tidur/aktivitas
teratasi dengan criteria : klien
Gangguan Pola Tidur 1. Pola tidur efektif 2. Jelaskan
2. Kualitas tidur pentingnya tidur
terjaga yang adekuat
3. Monitor/catat
pola tidur pasien
dan jumlah jam
tidur
4. Monitor pola
tidur dan catat
kondisi fisik
5. Bantu
meningkatkan
jumlah jam tidur
6 Domain 5. Persepsi/Kognisi. Setelah dilakukan 5566. Pendidikan NS. G
Kelas 4. Kognisi. Kode asuhan keperawatan Orangtua:
Diagnosis 00126 selama 2 x 24 jam Keluarga yang
defisien pengetahuan Membesarkan
Defisien Pengetahuan teratasi dengan criteria : Anak
1. Berpartisipasi 1. Identifikasi tugas
dalam perkembangan
pembelajaran atau tujuan yang
dan mulai sesuai untuk anak
mencari 2. Fasilitasi diskusi
informasi secara orangtua terkait
mandiri metode disiplin
yang ada dan
hasil yang
diperoleh
3. Berikan sumber
informasi online,
buku, dan
literature yang
dirancang untuk
mengajarkan
orangtua
mengenai
pengasuhan anak
4. Berikan orangtua
bahan bacaan dan
materi yang dapat
membantu dalam
melakukan peran
pengasuhan
5. Gunakan teknik
bermain peran
akan teknik
pengetahuan dan
keterampilan
komunikasi
G. ANALISIS JURNAL
DAFTAR PUSTAKA