Professional Documents
Culture Documents
Data Percobaan :
Dari praktikum dekomposisi kain anyaman cele, didapat data sebagai berikut :
Panjang Benang
No.
Benang Lusi Benang Pakan
1. 10,1 cm 10,1 cm
2.. 10,3 cm 10,1 cm
3. 10,2 cm 10,2 cm
4. 10,2 cm 10,1 cm
5. 10,3 cm 10,2 cm
6. 10,2 cm 10,1 cm
7. 10,3 cm 10 cm
8. 10,1 cm 10,2 cm
9. 10,3 cm 10,2 cm
10. 10,2 cm 10 cm
102,2 cm 101,2 cm
P. Total (x)
1,022 m 1,012 m
Rata-Rata (𝑥̅ ) 10,22 cm 10,12 cm
IV. Nomor Benang Anyaman Cele
1,022 𝑚 1,012 𝑚
= =
0,0190 𝑔 0,0210 𝑔
𝑁𝑚 = 53,78 𝑁𝑚 = 48,19
2. 𝑁𝑒 = 0,59 𝑥 𝑁𝑚 2. 𝑁𝑒 = 0,59 𝑥 𝑁𝑚
= 0,59 𝑥 53,78 = 0,59 𝑥 48,19
𝑁𝑒 = 51,73 𝑁𝑒 = 28,43
1000 1000
3. 𝑇𝑒𝑥 = 3. 𝑇𝑒𝑥 =
𝑁𝑚 𝑁𝑚
1000 1000
= =
53,78 48,19
9000 9000
4. 𝑇𝑑 = 4. 𝑇𝑑 =
𝑁𝑚 𝑁𝑚
9000 9000
= =
53,78 48,19
𝑇𝑑 = 167,34 𝑇𝑑 = 186,76
V. Mengkeret Benang
1. Cara Penimbangan
100 𝑥 100
𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 (𝑔) = … … … … 𝑔/𝑚2
10 𝑥 10
100 𝑥 100
𝑥 0,9804 𝑔 = 98,04 𝑔/𝑚2
10 𝑥 10
2. Cara Perhitungan
290000 100
= 𝑥
5378 97,85
= 55,10 𝑔/𝑚2
230000 100
= 𝑥
4819 98,82
= 48,29 𝑔/𝑚2
2300
Pakan = = 39,65 rapot
58
Lusi = 2,6 cm
Pakan = 2,3 cm
F. Sisa Benang
Lusi = 2 helai
Lusi = 38 helai
G. Kebutuhan Lusi dan Pakan Untuk Masing-masing Warna
1. Lusi :
2. Pakan :
1. Lusi :
6
Hitam : x 55,10 g = 5,247619048 g
63
9
Putih : x 55,10 g = 7,871428571 g
63
19
Hijau : x 55,10 g = 16,61746032 g
63
29
Oren : x 55,10 g = 25,36349206 g
63
2. Pakan :
6
Hitam : x 48,29 g = 4,995517241 g
58
12
Putih : x 48,29 g = 9,991034483 g
58
20
Hijau : x 48,29 g = 16,65172414 g
58
20
Oren : x 48,29 g = 16,65172414 g
58
𝐶𝑓 = 𝑛𝑓 𝑥 𝑑𝑓 1 1
𝑑𝑓 = =
28√𝑁𝑒 28√31,73
𝐶𝑓 = 74 𝑥 0,0063
1
𝐶𝑓 = 0,4662 = = 0,0063
157,72
𝐶𝑤 = 𝑛𝑤 𝑥 𝑑𝑤 1 1
𝑑𝑤 = =
𝐶𝑓 = 124 𝑥 0,0066 28√𝑁𝑒 28√28,43
1
𝐶𝑓 = 0,3828 = = 0,0066
149,29
XI. Diskusi
Telah dilaksanakan praktikum dekomposisi kain anyaman cele untuk mencari beberapa
data yang akan digunakan sebagai bahan perhitungan. Dalam pelaksanaannya, terdapat
beberapa kendala sebagai berikut :
1. Kain contoh uji memiliki tingkat kerapatan yang cukup tinggi sehingga saat
menghitung tetal lusi maupun pakan terjadi beberapa kekeliruan sehingga
mengharuskan praktikan untuk menghitung kembali tetal lusi dan tetal pakannya.
2. Pada saat menentukan 1 rapot warna, praktikan kurang teliti sehingga 1 rapot warna
yang didapat tidak sesuai, akibatnya praktikan harus menentukan kembali 1 rapot
warna nya.
3. Terjadi kekeliruan dalam menentukan kebutuhan warna tiap 1 rapot yang dikarenakan
kurang teliti dalam menghitung benang tiap warna dalam 1 rapot.
4. Kesalahan pendistribusian warna benang lusi dan pakan dikarenakan data yang
digunakan adalah data kolektif, bukan data warna yang berurutan dalam 1 rapot
sehingga praktikan harus mencari kembali data warna berurutannya.
5. Sulit menentukan efek lusi maupun efek pakan dikarenakan masing-masing benang
memiliki warna yang berbeda.
XII. Kesimpulan
DISUSUN