Professional Documents
Culture Documents
1
jalannya eksperimen yang dapat mengacaukan atau mengaburkan pengukuran
hasil penelitian (posttest).
Dalam penelitian pendidikan variable yang bisa dimanipulasi termasuk
metode pengajaran, jenis penguatan, pengaturan lingkungan belajar, jenis materi
belajar dan ukuran kelompok belajar. Variable terikat juga diacu sebagai variable
keriteria atau variable pengaruh dari hasil studi. Perubahan atau perbedaan dalam
kelompok dipercaya sebagai suatu hasil manipulasi variable bebas.
2
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang
secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus
diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
a) Variabel kontrol,
Variabel kontrol adalah inti dari metode eksperimen, karena variabel kontrol
inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan,
maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan.
b) Manipulasi,
Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan
melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda.
c) Pengamatan.
Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk
menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :
a. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan
dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
b. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
c. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
d. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).
3
menggunakan perlakuan yang berbeda. Penelitian eksperimen bertujuan untuk
menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara
mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi
eksperimen.Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang
tidak dikenai perlakuan.
Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, yaitu semua tindakan,
semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya.
Penelitian eksperimen berfungsi untuk menilai tidak terbatas, yaitu mengukur atau
melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang diujicobakan sekaligus untuk
menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti
tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi
diberi perlakuan yang berbeda.
D. SUBYEK PENELITIAN
Suatu penelitian, termasuk eksperimen, perlu menetapkan target populasi.
Untuk penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populasi yang relatif homogen.
Homogenitas populasi ini berguna bagi kemudahan dalam pengambilan sampel
dan perlakuan yang hendak diberikan. Jika upaya homogenitas ini dicapai secara
maksimal, maka sangat membantu peningkatan validitas penelitian. Homogentias
subyek penelitian dapat dicapai dengan membatasi ciri populasi, diantaranya :
1. Aspek tempat atau geografis, merupakan tempat tinggal subjek
(provinsi, kabupaten, sekolah).
2. Aspek subjek sendiri, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, dll.
3. Aspek sosial, yang mencakup kelas sosial, keluarga, dan lingkungan
sosial.
Penelitian biasanya dilakukan terhadap sampel, yaitu sebagian dari
populasi. Subjek penelitian yang menjadi sampel seharusnya representatif
populasinya. Kerepresantatifan sampel dipengaruhi oleh beberap faktor.
Diantaranya :
1. Jumlah sampel
4
Jumlah sampel merupakan banyaknya kelompok sampel yang
dibutuhkan dalam suatu eksperimen. Jumlah sampel ini ditentukan oleh
desain eksperimennya. Contohnya, jika suatu eksperimen dilakukan
untuk melakukan komparasi dua macam perlakuan misalnya pemberian
pelatihan keterampilan sosial pada satu kelompok, dan tidak ada
perlakuan pada kelompok lain, maka jumalh sampel yang dibutuhkan
ada dua (kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dalam suatu
eksperimental yang lain, dapat saja komparasi dua macam perlakuan itu
dilakukan terhadap satu sampel. Dengan demikian jumlah sampel
sangat bergantung pada desain penelitian.
2. Besar anggota sampel
Besar anggota sampel dalam eksperimen tidak ditentukan oleh besarnya
populasi, tetapi ditentukan oleh kekkuatan pengaruh perlakuan dari
studi-studi sebelumnya. Suatu perlakuan yang memiliki pengaruh yang
kuat pada perubahan variabel terikat (perilaku) berdasarkan studi atau
peneltian terdahulu diperlukan anggota sampel yang relatif lebih
sedikit, dan semakin lemah pengaruh suatu perlakuan pada variabel
terikat dibutuhkan anggota sampel yang relatif lebih banyak.
3. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian eksperimen dapat dilakukan dua
teknik, yaitu sebagai berikut :
a. Random
Random merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan
atas probabilitas bahwa setiap unit sampling memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih sebagai sampel. Ada beberapa teknik random yang
dapat digunakan dalam menetapkan anggota sampel sebagai berikut :
Random sederhana (simple random), dilakukan dengan memilih
setiap individu yang menjadi sampel secara random. Biasanya
dilakukan dengan undian.
Pemilihan urutan nomor (random ordering) yaitu pemilihan
anggota sampel atas dasar urutan nomor unit sampling. Yang
dipilih sebagai sampel dapat ditetapkan atas dasar nomor genap
5
saja atau nomor ganjil saja atau kelipatan angka tertentu
sehingga jumlah anggota sampel yang dibutuhkan terpenuhi.
Random berdasarkan tabel. Random berdasarkan tabel yaitu
penentuan anggota sampel secara sistematis yang dilakukan
dengan hanya memilih individu pertama saja yang dipilih secara
random sementara invidu berikutnya terpilih menurut aturan
yang ditetapkan berdasarkan tabel random.
Seleksi komputer, yaitu penentuan anggota sampel berdasarkan
nomor random yang diprogram di komputer.
b. Non random
Non random disebut juga sampel non probabilitas. Teknik
pengambilan sampel tidak dengan random tetapi dengan pertimbangan
tertentu. Jika dalam pemilihan anggota sampel dilakukan dengan tidak
cermat, cara non random ini tidak dapat memperoleh sampel yang
representatif.
Sesuai dengan sifatnya, penentuan sampel non random memiliki
banyak kesulitan dalam mencapai keadaan yang representatif karena
dimungkinkan banyak bias yang terjadi secara sistematis yaitu
dimungkinkan ada unsur kesengajaan dari peneliti. Jika teknin ini
terpaksa dilakukan dalam penelitian eksperimen maka peneliti haruslah
melakukannya secara hati-hati.
6
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan,
memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan
definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi
memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b) Menentukan cara mengontrol.
c) Memilih rancangan penelitian yang tepat.
d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta
memilih sejumlah subjek penelitian.
e) Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f) Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi
pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk
mengambil data yang diperlukan.
g) Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
5. Melaksanakan eksperimen.
6. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
7. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang
telah ditentukan.
8. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika
yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
9. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan
pembuatan laporan.
7
2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang
sama.
3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang
diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya.
4. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang
diberi perlakukan (experimental group).
8
Pengaruh penggunaan komputer (X) terhadap produktivitas karyawan
(O).
Terdapat sekelompokpegawai yang diberi alat kerja baru yaitu
komputer lalu diukur produktivitas kerjanya. Misalnya untuk membuat
satu KTP sebelum menggunakan komputer 45 menit setelah menggunakan
komputer pembuatan KTP diselesaikan 30 menit. Jadi ada peningkatan
produktivitas sebesar 15 menit tiap pembuatan satu KTP.
b) One-Group Pretest-Postest Design
Desain pretes-postes satu kelompok juga termasuk pre-eksperimen.
Pada desain ini dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal subjek
sebelum diberi perlakuan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi
subjek yang diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan yang hasilnya
dapat dibandingkan atau dilihat perubahannya (Sukardi, 2010:180-181).
𝑂1 = nilai pretest
Contoh: 𝑂1
Pengaruhdiklatterhadapprestasipegawai
c) Intact – GroupX O
Comparison
Di dalamintact –group comparison satu kelompok ini dibagi menjadi
2. Setengah sebagai kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi
treatmen dan setengahnya sebagai kelompok yang diberi treatment dan
setengahnya sebagi kelompok kontrol atau kelompok tanpa treatment.
Lalu pengukuran efektivitas treatment adalah hasil penilaian kelompok
eksperimen dibandingkan dengan penilaian kelompok kontrol.Pengukuran
efektivitas program bisa dianalisis dengan menggunakan alat analisa
komparatif misalnya chisquare atau t test.
Contoh:
Karyawan dibagian kepegawaian suatu organisasi di bagi menjadi 2
kelompok. Setengah kelompok dilatih pengembangan SDM sebagai
kelompok eksperimen dan kelompok tanpa pelatihan sebgai kelompok
kontrol. Setelah kelompok eksperimen selesai mengikuti pelatihan, kedua
9
kelompok tersebut dievaluasi dengan tes. Kemudian hasil tes kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dibandingkan. Untuk mengetahui
apakah pelatihan pengembangan SDM benar-benar bermanfaat maka nilai
rata-rata kedua kelompok tersebut dapat dianalisis dengan enggunakan alat
analisa t-test. Apabila nilai rata-rata keduanya berbeda secara statistik
maka dapat dikatakan bahwa pelatihan memang bermanfaat.
Jadi dapat kita perhatikan pada intact-group ini sampel penelitian
berasal dari satu kelompok yang sama, namun bisa dilihat apakah ada
perbedaan antara yang ditreatment dengan yang tidak.
2. True Experimental Design
Dalam True experimental Design ada proses pemilihan sampel secara acak
( randomisasi) kelompok yang ditreatment (experiment group) maupun yang
dijadikan sebagai kelompok kontrol (control group). Sehingga yang menjadi ciri
utama true experimental design adalah pengambilan sampel secara random baik
untuk kelompok experimental maupun kelompok kontrol. Ada dua bentuk true
experimental design, yaitu:
a) Posttest-only Control Design
Didalam Posttest-only Control terdapat dua kelompok yang dipilih
secara random. Kelompok pertama yang diberi treatment sebagai
kelompok eksperimen. Kelompok kedua tidak diberi treatment disebut
kelompok kontrol.
Untuk melakukan evaluasi terhadap manfaat suatu treatment maka dapat
dilakukan dengan alat statistik yaitu uji beda, misalnya chi-square, t test,
anova. Uji beda ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai rata–rata
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Apabila hasil dari uji
beda terhadap kedua kelompok tersebut menunjukkan signifikan maka
dapat dikatakan bahwa treatment memiliki pengaruh.
b) Pretest-posttes Control Group Design
Terdapat dua kelompok sample yang dipilih secara random.
Perbedaannya jika padaposttest-only control design tidak ada pretest.
Tetapi pada pretest-posttest control group design, kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol diberi pretest. Kemudian kelompok eksperimen
10
diberi treatment. Setelahnya maka dilakukan posttest terhadap kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol.
3. Factorial Design
Desain faktorial sebenarnya adalah modifikasi dari design true
experimental yang mempertimbangkan kemungkinan adanya variabel
intervening/moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen)
terhadap hasil (variabel dependen). Pada design ini semua kelompok dipilih
secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk
penelitian dinyatakan baik, apabila setiap kelompok nilai prestasinya sama.
11
H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Dalam penelitian eksperimen terdapat keunggulan jika dibandingkan
dengan penelitian lainnya.
1. Ekperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada
variabel-variabel ekstra yang tidak beruhubungan dengan variabel yang
sedang di amati.
2. Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi. Penelitian
eksperimen dapat dilakukan pada populasi yang terbatas, sehingga tidak
membutuhkan banyak subyek untuk terlibat dalam proses eksperimen.
Suatu eksperimen yang diketahui memiliki pengaruh yang kuat
membutuhkan partisipan yang tidak terlalu besar, sehingga akan
meringankan kerja eksperimen.
12
DAFTAR PUSTAKA
13