You are on page 1of 6

PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

11
MENGURAI KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU MELALUI RELASI
SOSIAL YANG DIBANGUNNYA

Oleh:
Meilanny Budiarti S.

ILUSTRASI
Pukul 8.35 suatu pagi waktu jam sekolah, satu ambulan memasuki rumah sakit, membawa seorang
anak yang terluka parah. Seorang pengantar terlihat mengurusi anak dan menemui petugas rumah
sakit.
Sang pengantar kemudian diajak bicara oleh seorang pekerja sosial. Diketahui bahwa dia petugas
sekolah, dan anak tersebut salah satu siswanya yang mengalami tabrakan, karena mengendarai motor
sediri; anak tersebut jarang bergaul, tidak memiliki teman, sering menyendiri dan jarang bicara.
Tidak lama kemudian orang tuanya datang. Keluarga tersebut baru pindah 1 tahun yang lalu
membawa 4 anaknya untuk memperbaiki hidupnya. 3 bulan terakhir kondisi ekonomi keluarga
tersebut sedang menurun. Bahasa, etnis, agama, dan komunitas secara keseluruan seolah telah
menciptakan barrier bagi keluarga tersebut. Motor yang disediakan bagi anak tersebut dengan harapan
mampu mendukung belajarnya.
Pada malam hari si anak meninggal, dan pekerja sosial telah mencoba menenangkan keluarga
tersebut.

Dalam keadaan demikian, sang pekerja sosial merenung, dan bertanya pada dirinya; mengapa
tragedi ini bisa terjadi? Apa yang dapat saya lakukan sekarang untuk membantu keluarga tersebut?

Ilustrasi tersebut di atas, sangat mungkin kita Sebagai makhluk individu, manusia
temui di tengah kehidupan bermasyarakat. Ada memiliki keunikan tersendiri, yang
beragam cerita kehidupan yang mau tidak mau membedakannya dari manusia lainnya.
harus dijalani oleh masing-masing orang Dalam pandangan ini, manusia menjadi
sebagai diri individu manusia. individu yang tidak dapat dipandang sama,
Berbicara tentang manusia, apa sebenarnya karena secara kodrati setiap manusia
hakekat dasar manusia? Pemikiran ini tentunya diciptakan unik dan berbeda satu dengan
sangat penting untuk kita pahami dalam yang lainnya. Berikut ini beberapa rincian
memandang diri individu seorang manusia. dalam memandang keunikan yang dimiliki
Terlebih dalam terlebih dalam memahami manusia:
manusia di tengah-tengah kehidupan a. Setiap manusia mempuyai kemampuan
bermasyarakat. berfikir (kognisi), perasaan (afeksi),
Hakekat dasar manusia dapat dipahami kehendak (konasi), dan tindakan (aksi)
berdasarkan karakteristik diri manusia itu b. Setiap manusia memiliki kemampuan
sendiri. Berbagai karakteristik manusia dapat khas yang akan mempengaruhi kualitas
dipahami sebagai berikut: hidupanya: berupa pengetahuan,
1) Manusia sebagai makhluk individu keterampilan dan sikap

104
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

c. Setiap manusia mempunyai budaya Menurut Maslow;


tertentu sesuai dengan latar belakang,  Setiap individu dimotivasi oleh
kapasitas dan lingkungannya kebutuhan yang ‘unsatisfied ’
d. Bahwa setiap manusia mempunyai hak Statement tersebut menunjukkan kepada
dan kewajiban yang terkait dengan pihak kita bahwa setiap manusia tidak akan
lain pernah puas untuk memenuhi
2) Manusia sebagai makluk berkebutuhan kebutuhannya. Mengapa demikian?
Setiap diri individu manusia diciptakan di Jawabannya terkait dengan statement
dunia dengan segala kebutuhannya. Hal ini berikutnya:
ditandai dengan menangisnya seorang bayi  Saat tiap kebutuhan terpenuhi, maka hal
pada saat dilahirkan. Itu penanda adanya tersebut akan men-drives dan men-
kehidupan dan disana pulalah tercipta forces pada kebutuhan berikutnya
kebutuhan; kebutuhan untuk dilindungi, Hal tersebut adalah ciri dan tabi’at
kebutuhan akan rasa aman dan berbagai manusia, tentunya bagi siapapun yang
bentuk kebutuhan lainnya. Keragaman tidak dapat mengendalikan drives
kebutuhan yang di miliki oleh setiap tersebut, maka akan menjerumuskan
individu sangat beragam, sesuai dengan manusia pada sifat serakah yang akan
tingkatan dan keadaan dari setiap individu men-forces manusia untuk terus dan
tersebut. terus hingga seakan tiada akhirnya (tidak
Satu teorema terkemuka terkait dengan pernah puas) dan menjadi pintu
kajian tentang kebutuhan manusia, yaitu datangnya permasalahan.
hierarkhi kebutuhan dari Maslow.

Maslow’s Hierarchy of
Needs Theory Higher-order needs
 These higher-order needs
are generally satisfied
internally, i.e., within an
individual.

Lower-order needs.
 These lower-order needs
are mainly satisfied
externally.

Maslow’s hierarchy of needs di atas Kedua tingkatan kebutuhan merupakan


menunjukkan pada kita bahwa terdapat kebutuhan dasar bagi manusia yang
tingkatan kebutuhan manusia, mulai dari pemenuhan kepuasannya bergantung pada
physiological needs sebagai tingkatan faktor eksternal, yang berasal dari luar diri
terbawah pada hierarkhi kebutuhan manusia, individu.
tingkatan berikutnya adalah safety needs.

105
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

Adapun tingkatan berikutnya dari maslow’s dua individu atau lebih, di mana
hierarchy of needs adalah social needs, esteem kelakuan individu yang satu
needs dan self-actualization. Ketiga tingkatan mempengaruhi, mengubah, atau
kebutuhan yang terakhir ini merupakan memperbaiki kelakuan individu yang
kebutuhan tingkat lanjut (atas) yang lain atau sebaliknya.”
pemenuhan kepuasannya bergantung pada Statement di atas menunjukkan kepada
faktor internal, yang berasal dari dalam diri kita bahwa setiap manusia memiliki
individu itu sendiri. potensi untuk terus belajar dan ini adalah
anugerah terbesar yang dititipkan Sang
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya Pencipta kepada setiap manusia.
akan menciptakan hubungan sosial. Hal ini Proses belajar pada diri manusia dapat
sejalan dengan keberadaan manusia sebagai terjadi baik itu melalui proses yang
makhluk sosial yang diciptakan ke muka bumi disadari ataupun dalam proses di bawah
oleh Sang Pencipta melalui kelahiran atas alam sadar, itulah bukti kecerdasan
kasih sayang kedua orang tuanya kita. Setiap tubuh manusia yang dapat merespons
manusia akan menjalin hubungan sosial, setiap apapun yang terjadi pada
minimal dengan orang terdekatnya, yaitu lingkungannya.
orang tua dan keluarganya. Berikutnya dalam Tentunya, harapannya adalah setiap
interaksinya sebagai makhluk sosial, manusia interaksi sosial dan hubungan antar dua
akan membentuk satuan-satuan suku-suku individu atau lebih, di mana kelakuan
hingga bangsa-bangsa di berbagai belahan individu yang satu akan mempengaruhi,
bumi. mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya ke
Lingkungan (budaya, teknologi) akan turut arah yang lebih positif dan
mempengaruhi bentuk dan jenis relasi mendatangkan manfaat kepada
sosial. Hal ini sangat dapat kita pahami, sejalan perubahan dan peradaban manusia yang
dengan kemajuan budaya dan teknologi yang lebih baik dari masa ke masa, tidak
diciptakan oleh akal pikir manusia, telah sebaliknya.
mendorong terciptanya lingkungan yang maju  Gillin dan Gillin (1954) menyatakan
dengan segala kompeksitasnya. Dengan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-
kemajuan budaya, manusia terus memproduksi hubungan antara orang-orang secara
berbagai ide, karya dan estetika dalam individual, antar kelompok orang, dan
kehidupan bermasyarakat. Tentunya hal ini orang perorangan dengan kelompok
akan sejalan dengan teknologi yang semakin Statement Gillin dan Gillin (1954) di
canggih sebagai buah dari ilmu pengetahuan atas, menunjukkan bahwa menusia pun
yang dikembangkan oleh manusia. memiliki kecenderungan untuk
Namun sayang, dibalik berbagai kemajuan berkelompok sesuai dengan satu atau
yang telah diciptakan oleh manusia, muncul beberapa kesamaan yang dimiliki oleh
pula berbagai permasalahan sosial sebagai anggota kelompoknya.
bagian dari hasil hubungan dan relasi sosial 4) Manusia sebagai makhluk susila
yang terbentuk antarmanusia. Maknanya adalah bahwa manusia
diciptakan sebagai makhluk yang bermoral
3) Manusia sebagai makhluk sosial dan sadar akan norma dan nilai-nilai
Sebagai makhluk sosial, setiap manusia
 Manusia senang dengan keteraturan
memerlukan pihak lain untuk
sehingga akan selalu menciptakan
melangsungkan hidupnya
aturan, norma dan nilai-nilai hidup yang
 H. Booner (dalam bukunya Social
menjadi acuan hidupnya
Psychology) menyatakan bahwa:
Hal ini terepresentasi dalam kehidupan
“Interaksi sosial adalah hubungan antar
bermasyarakat, di mana selalu ada

106
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

aturan, norma dan nilai yang menjadi bisa hidup seorang diri, terlebih untuk
acuan dan pedoman bersama bagi setiap memenuhi berbagai kebutuhannya sendiri.
anggota masyarakatnya. Oleh karena itu, manusia akan selalu
 Thomas Hobbes (1588-1629) membentuk dan memelihara relasi sosial
menyatakan bahwa salah satu hakikat agar mereka dapat saling tolong menolong
manusia adalah keberadaan kontrak dan saling meringankan dalam upaya
sosial, yaitu setiap orang harus memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
menghargai dan menjaga hak orang lain.  Relasi sosial bisa berjenjang tingkatannya;
Manusia sebagai makhluk sosial ditandai tetapi esensinya tetap individu yang
dengan keberadaan kontrak sosial di berperan
dalamnya. Dalam menjalankan relasi sosial, seberapa
Dalam kehidupan bermasyarakat; banyak ikatan yang dibangun dalam sebuah
kontrak sosial muncul dalam bentuk kelompok, masyarakat, bahkan bernegara;
aturan, norma dan nilai-nilai hidup yang maka sejatinya tetap individulah kuncinya,
harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap yaitu untuk berperan dalam menjalankan
masyarakat dan memfungsikan berbagai relasi sosial
 Manusia tidak dapat menjalani tersebut.
kehidupannya secara sendiri-sendiri,
oleh karena itu harus ada saling
menghargai antar sesama dan saling
menjaga hak-hak orang lain.
Dalam praktik pekerjaan sosial, seorang
pekerja sosial dalam menggunakan
pendekatan berbasis hak dapat
dilaksanakan berdasarkan tiga generasi
hak, yaitu hak sipil dan politik, hak
ekonomi sosial dan budaya, serta hak
kolektif. Dengan menggunakan
pendekatan berbasis hak, pekerja sosial
telah mengangkat harkat dan martabat
klien sebagai individu manusia dan
mendorong setiap individu untuk
berperan aktif dalam mengidentifikasi
serta menggunakan potensi yang ada
pada diri dan lingkungannya untuk
menghadapi tantangan yang mereka Resiko Berelasi Sosial
alami. Praktik pekerjaan sosial dengan (1) Karena karakter, kapasitas, serta
berdasarkan hak akan membantu kebutuhan setiap individu bersifat khas,
individu dalam mengatasi tantangan maka pada saat sekelompok manusia
keberfungsian sosial klien dan berelasi akan menciptakan kondisi kohesif
memfasilitasi klien untuk mendapatkan dan adhesive.
keadilan sosial. Dengan kekhasan yang dimiliki oleh
masing-masing individu manusia,
Manusia dan Relasi Sosial tentunya hal ini akan menjadi potensi
 Hakekat dasar manusia (terutama sebagai untuk saling menguatkan dalam
makhluk sosial dan berkebutuhan) akan memenuhi setiap kebutuhan manusia.
mewujudkan relasi sosial. Namun, apabila yang terjadi adalah yang
Manusia sebagai makhluk sosial dan sebaliknya, yaitu ketika seseorang tidak
makhluk berkebutuhan, tentunya tidak akan bisa menerima beragam kekhasan setiap

107
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

individu, tidak mau mengerti ataupun (4) Perlu usaha recovery terhadap individu
tidak bisa menyesuaikan diri dengan atau kelompok yang mengalami
beragam kekhasan yang dimiliki oleh ‘kerusakan’ akibat buruknya interaksi
masing-masing individu, maka situasi sosial
seperti inilah yang kemudian bagi Setiap ‘kerusakan’ dan masalah sosial
sebagian orang kemudian dirasakan terjadi sebagai akibat buruk dari interaksi
sebagai sebuah permasalahan. sosial antarindividu, individu dengan
Tentunya ketidakterimaan terhadap kelompok ataupun antara kelompok
kekhasan setiap individu manusia seperti dengan kelompok. Terhadap ‘kerusakan’
di atas sejak awal sudah menyalahi hukum dan masalah sosial yang muncul tersebut,
alam dalam memandang individu tentunya perlu upaya recovery terhadap
manusia. Sudah benar bila kemudian hal individu atau kelompok yang terlibat.
tersebut menjadi permasalahan, karena Dalam situasi demikian, profesi pekerjaan
menyalahi hukum dasar dalam sosial dapat berperan untuk memberikan
memandang fitrah manusia yang pelayanan bagi individu, kelompok
diciptakan dengan beragam kekhasannya ataupun masyarakat tersebut. Walaupun,
masing-masing. penanganan masalah bukan satu-satunya
(2) Kondisi kohesif akan saling menguatkan fokus praktik dari profesi pekerjaan sosial,
kualitas individu yang pada akhirnya akan karena profesi pekerjaan sosial justru lebih
meningkatkan kualitas sosial fokus pada upaya membangun kapasitas
Situasi seperti ini adalah yang diharapkan diri individu, kelompok dan masyarakat
terjadi pada relasi sosial yang terbentuk untuk dapat menggunakan berbagai sistem
dari setiap individu. Tentunya dibutuhkan sumber dalam menangani masalah yang
waktu yang panjang untuk dapat mereka hadapi, sesuai dengan prinsip
membentuk relasi sosial seperti ini, karena helping people to help themselves.
setiap proses yang terjadi pada relasi Dengan berbekal berbagai pemahaman dasar
sosial antarindividu akan menjadi media mengenai karakteristik manusia tersebut, para
bagi mereka untuk saling belajar guna pekerja sosial dapat melakukan praktik
menguatkan kualitas individu yang ada, pelayanan pekerjaan sosial secara professional
sehingga pada akhirnya akan terhadap klien dengan lebih baik. Terutama
meningkatkan kualitas sosial. dalam melakukan proses asesmen terhadap
(3) Kondisi adhesif yang tidak kompromistik klien serta memahami setiap informasi dan
akan mendegradasikan kualitas setiap data yang didapatkan terkait keberadaan klien
individu dan pada akhirnya menciptakan dengan segala permasalahan dan berbagai
kondisi destruktif; yang akan sistem sumber yang dimiliki ataupun ada
mengeliminasi relasi sosial; bahkan bisa dalam lingkungannya. Tentunya, semua itu
berbalik menjadi konfrontasi rasial. ditujukan untuk memperbaiki dan
Tentunya situasi seperti ini sangat tidak meningkatkan keberfungsian sosial individu
diharapkan terjadi dalam relasi sosial dalam membangun dan mempertahankan
antarindividu. Seperti yang telah diuraikan relasi sosial yang mereka miliki untuk
sebelumnya, kondisi adhesif ini dapat kehidupan yang lebih baik.
terjadi ketika seseorang tidak bisa
menerima beragam kekhasan setiap Sumber bacaan:
individu, tidak mau mengerti ataupun Maslaw, Abraham H., Motivasi dan
tidak bisa menyesuaikan diri dengan Kepribadian: Teori Motivasi dengan
beragam kekhasan yang dimiliki oleh Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia
masing-masing individu. (judul asli: Motivation and Personality),
diterjemahkan oleh Nurul Iman, 1984,
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

108
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 4 NOMOR: 1 HAL: 1 - 140 ISSN: 2442-4480

Skidmore, Rex A., Milton Thackeray, dan o. Service and Current Issues. Homewood:
William Farley, 1988. Introduction to Dorsey Press.
Social Work. New Jersey: Simon & Scuster
Englewood Cliffs.
Zastrow, Charles. 1982. Introduction to Social
Welfare Institutions: Social Problems,

109

You might also like