You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Patologi klinik tentang N-MID Osteocalcin. Adapun makalah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah patologi klinik tentang N-
MID Osteocalcin ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

MAKASSAR 05 MEI 2018

KELOMPOK 15
BAB I

Ratio Dalam SPSS

Odds Ratio (OR) adalah ukuran asosiasi paparan (faktor risiko) dengan kejadian penyakit;
dihitung dari angka kejadian penyakit pada kelompok berisiko (terpapar faktor risiko)
dibanding angka kejadian penyakit pada kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar
faktor risiko).

Contoh kasus :

Pengaruh Rokok Terhadap Penyakit Kanker Pada Pria Usia Di Atas 50 Tahun”.

Odds Ratio yang dimaksud dalam contoh di atas adalah: seberapa besarkah pengaruh
rokok terhadap Penyakit Kanker pada pria usia di atas 50 tahun. Maka jawabannya bisa jadi
2 kali lipat, 3 kali lipat atau 5,5 kali lipat. Nilai kali lipat inilah yang disebut sebagai “odds
ratio”.Berdasar contoh di atas, nilai OR bisa sebesar 2 atau 3 atau 5,5. Artinya: pria dengan
usia di atas 50 yang merokok memiliki resiko sebesar 2 kali lipat untuk dapat menderita
kanker dibandingkan dengan pria di atas 50 tahun yang tidak merokok. Dalam hal ini perlu
diketahui: Rokok adalah paparan atau faktor resiko sedangkan kanker adalah kejadian efek
atau penyakit.

Rumus Odds Ratio

Rumus dari OR adalah: ad/bc.

Kanker

Rokok Tidak Ya

Tidak A B

Ya C D
Di mana: “a” adalah cell a, “b” adalah cell b, “c” adalah cell c dan “d” adalah cell d. untuk
lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini:

Dari tabel di atas, apabila kita cermati maka jelas dapat kita ambil kesimpulan, bahwasanya
OR dapat dicari nilainya apabila penelitian yang dilakukan menggunakan skala data
nominal dikolom. Untuk lebih jelasnya tentang pengertian nominal dikoiom, baca artikel
kami yang berjudul: “Pengertian Data”.

Manfaat Odds ratio

OR juga hanya boleh dilakukan pada penelitian dengan pendekatan Case Control.
Sedangkan untuk penelitian dengan pendekatan kohort, maka disebut Relatif Risk. Ada
sedikit perbedaan antara OR dan Relatif Risk (RR), namun dalam bahasan artikel kali ini,
kita hanya fokus pada OR.

Berdasar rumus di atas, tampak seolah uji OR sangatlah mudah, tetapi sesungguhnya tidak
semudah itu. Seperti uji inferensial lainnya, maka diperlukan nilai signifikansi atau yang
disebut juga P Value. P Value pada odds ratio artinya, apakah nilai odds ratio yang didapat
dari penelitian yang menggunakan sampel, apakah bisa diberlakukan bagi keseluruhan
populasi atau yang disebut juga bisa dijadikan generalisasi. Maka kita juga akan
memperhatikan taraf signifikansi, pada batas kepercayaan berapa? apakah 95 % atau 99 %
atau yang lain?

Untuk lebih jelasnya mari kita langsung masuk pada tutorial uji odds ratio pada SPSS

Tutorial Odds Ratio

OR di dalam Program SPSS, sering dilambangkan dengan simbol “Exp (B)”.

Langkah pertama adalah buka aplikasi SPSS dan buatlah 2 variabel pada tab Variable
View: “Rokok” dan “Kanker” dengan masing-masing value atau kategori “Ya” dan
“Tidak”. Ya beri kode 2 dan Tidak kode 1.
Ubah Measure ke Nominal, Type ke Numeric dan Decimal ke 0.

Gunakan 20 responden, lalu isi data pada Data View. Isi dengan skor 1 atau 2.

Persyaratan Uji Odds Ratio dengan SPSS

Ada 2 cara dalam melakukan uji OR dalam SPSS, yaitu:


Cara pertama:
 Pada menu, klik Analyze, Descriptive Statistics, Crosstab
 Masukkan Rokok pada Row(s) dan Kanker pada Column(s)
 Klik Statistics, Centang Cochran’s and Maentel-Haenszel Statistics dan
biarkan Test Common Odds Ratio tetap 1, lalu klik Continue.
 Kemudian Klik OK.
Lihat Hasilnya! (Pada Output – Tabel Paling Bawah).

Rumus dan Interprestasi Odds Ratio

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 15,000. Artinya: Pria usia di atas 50
tahun yang merokok lebih beresiko 15 kali lipat dari pada yang tidak merokok.

Nilai Asymp. Sig (2-Sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi nilai OR. Apabila
< 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan signifikan atau bermakna yang
berarti dapat mewakili keseluruhan populasi.
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas atas dan
batas bawah OR, yang artinya: setidaknya pria usia di atas 50 tahun yang merokok
sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,652 kali lipat dapat menderita kanker dan
paling besar lebih beresiko sebesar 136,172 kali lipat dapat menderita kanker.

Sedangkan cara yang kedua dalam SPSS adalah sebagai berikut:

Pada menu, klik Analyze, Regression, Binary Logistic.

Masukkan Kanker pada kotak dependent dan Rokok pada kotak Covariate.

Klik Options, centang CI For Exp (B) dan beri nilai 95 %. Lalu klik Continue.
Klik OK.

Lihat hasilnya (Pada Output-Tabel paling bawah)

Exp(B)

Nilai OR ditunjukkan pada nilai Exp (B) yaitu 15,00. P Value pada nilai Sig.yaitu 0,016.
Batas atas dan bawah pada Lower dan Upper di 95% C.I.for EXP(B).
BAB II

RISK RELATIVE

Relative Risk merupakan perbandingan antara dua peluang yang sukses. Relative risk
sacara umum menyatakan peluang terjadinya suatu kejadian (resiko). Sama halnya
dengan odds ratio, sebelum menghitung risk relative terlebih dahulu ditentukan grup 1 dan
grup 2.

Nilai relative risk akan berkisar dari nol sampa tidak hingga. Sama halnya dengan odds
ratio jika nilai relative risknya lebih besar dari 1 menunjukan peluang untuk grup 1 lebih
besar daripada pelaung untuk grup 2. Begitu juga sabaliknya, jiak nilai relative risknya
kurang dari 1 berarti peluang untuk grup 1 lebih kecil daripada peluang untuk grup 2. Nilai
relative risk yang sama dengan 1 atau mendekati 1 mengindikasikan tidak ada hubungan
antara kedua variabel tersebut (variabel X dengan variabel Y).
Berikut disajikan sebuah tabel mengenai hubungan antara hubungan antara oranya yang
bekerja dibawah tekanan dengan tingkat stress yang dialami.

Jika kita ingin membandingkan orang yang bekerja dibawah tekanan (grup 1) dan orang
yang tidak bekerja dibawah tekanan (grup 2) terhadap peluang mengalami tingkat stress
yang tinggi adalah sebagai berikut

Oleh karena peluang seseorang yang bekerja dibawah tekanan untuk mengalami stress
tinggi sebesar 2,08 atau 2 kali dibandingkan dengan orang yang bekerja tidak dibawah
tekanan. Interpresinya juga bisa seperti ini, orang yang bekerja dibawah tekanan memiliki
resiko stress 2,08kali (hampir 2 kali) lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bekerja
tidak dibawah tekanan. Dengan kata lain orang yang bekerja dibawah tekanan akan
memilki peluang yang lebih tinggi untugk mengalami stress yang tinggi dibandingkan
dengan orang yang bekerja tidak dibawah tekanan. Kita juga bisa mencari relative risk
terhadap tingkat stres yang rendah.
Oleh karena peluang seseorang yang bekerja dibawah tekanan untuk mengalami stress
tinggi sebesar 2,08 atau 2 kali dibandingkan dengan orang yang bekerja tidak dibawah
tekanan. Interpresinya juga bisa seperti ini, orang yang bekerja dibawah tekanan memiliki
resiko stress 2,08kali (hampir 2 kali) lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bekerja
tidak dibawah tekanan. Dengan kata lain orang yang bekerja dibawah tekanan akan
memilki peluang yang lebih tinggi untugk mengalami stress yang tinggi dibandingkan
dengan orang yang bekerja tidak dibawah tekanan. Kita juga bisa mencari relative risk
terhadap tingkat stress yang rendah.

Sehingga interpretasinya berubah menjadi, orang yang bekerja tidak dibawah tekanan
memilki peluang mengalami stress yang rendah sebesar 1,13 kali ( hampir 1 kali) atau
hampir sama dibandingkan dengan orang yang bekerja dibawah tekanan.
BAB III

ODDS RATIO DAN RISK RELATIVE

Seorang dosen melakukan penelitian dengan tujuan untuk menguji hubungan antara
semangat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Untuk keperluan tersebut diambil
sampel sebanyak 58 mahasiswa, data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Prestasi belajar
kategori Baik Jelek jumlah
Tinggi 20 (a) 6(b) 26
Rendah 7(c) 25(d) 32
Jumlah 27 31 58
Dengan a = 5%

Persyaratan uji :

Uji hipotesis

H0 =¿ tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semangat belajar dengan


prestasi belajar mahasiswa

H0 =¿ terdapat hubungan yang signifikan antara semangat belajar dengan prestasi


belajar mahasiswa

α = 5%

Tolak Ho jika x2hitung > x2tabel

#Metode Alan Agresti

𝜋1 0,77
𝑟𝑖𝑠𝑘 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 = =
𝜋2 0,22
Odds Rasio

baik Jelek total


Tinggi 0,77 0.23 1,00
X
rendah 0,22 0,78 1,00

𝜋1/(1−𝜋1) 0,77 𝑥 0,78


𝜃 = 𝜋2/(1−𝜋2) = 0,22 𝑥 0,22 = 11,87

𝐿𝑛 (𝜃) = 2,47

1 1 1 1 1 1 1 1
SE Ln (𝜃) = √𝑛11 + + 𝑛21 + 𝑛22 = √20 + + 7 + 25 = 0.632
𝑛12
6

Selang kepercayaan :

LN (𝜃) ± z/a Se Ln ( 𝜃) = 2,47 ± 1,96 (0,632) = (1,23 ; 3,71)

Dengan transformasi eksponensial :

(e1,23 , e 3,71) = (3,42, 40,84)

Interpretasi :

Nilai odd ratio 11,87 dapat diartikan bahwa semangat belajar tinggi memiliki
kecenderungan 11,87 kali lebih tinggi meraih prestasi belajar yang baik
dibandingkan dengan semangat belajar rendah. Nilai selang kepercayaan odd ratio
yaitu 3,42 sampai dengan 40,84 mengindikasikan adanya hubungan antara semangat
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
# metode IMN

Risk relative

𝑎 20
𝑃 (𝑑𝑖𝑠𝑒𝑎𝑠𝑒 I exposed)
RR = 𝑃 (𝑑𝑖𝑠𝑒𝑎𝑠𝑒 I unexposed) RR = 𝑎+𝑏
𝑐 𝑅𝑅 = 26
7 RR = 3,5164 ≈ 3,516
𝑐+𝑑 32

Odd Ratio

𝑎𝑑
¿= 𝑏𝑐

500
¿= = 11,9047 ≈ 11,905
42

Ln (odd ratio) = In (11,905) = 2,4769 ≈ 2,477

1 1 1 1 1 1 1 1
SE Ln (𝑜𝑑𝑑 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜) = √𝑛11 + + 𝑛21 + 𝑛22 = √20 + + 7 + 25 =√0,399 = ¿ 0.632
𝑛12 6

Selang kepercayaan : In (odd ratio) ± z/a SeLn (odd ratio)

In (11,905)± (1,96)(0,632) = 2,477 ± 1,239 = [1,238 ; 3,716]

Dengan transformasi eksponensial :

[e1,238 , e3,716] = [3,448 ; 41,084]

Jadi selang kepercayaan untuk odd ratio = [3,448 ; 41,084]

Interpretasi :

Nilai odd ratio 11,905 berarti mahasiswa yang memiliki semangat belajar tinggi memiliki
kecenderungan 11,905 kali lebih tinggi untuk mendapatkan prestasi belajar yang
baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki semangat belajar rendah. Nilai
selang kepercayaan odd ratio yaitu 3,448 sampai dengan 41,084 mengindikasikan
adanya hubungan antara semangat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Mode SPSS
Output SPSS

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N percent N Percent N percent
Semangat*prestasi 58 100.0% 0 0.0% 58 100.0%

Semangat * prestasi crosstabulation

Prestasi Total
Baik Jelek
Count 20 6 26
Tinggi % within prestasi 74,1% 19,4% 44,8%
semangat Count 7 25 32
%within prestasi 25,9% 80,6% 55,2%
rendah Count 27 31 58
%within prestasi 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate

value 95% confidence


interval
Lower upper
Odds ratio semangat 11.905 3.449 41.091
(tinggi/rendah)
For cohort prestasi = baik 3.516 1.768 6.995
For cohort prestasi = jelek 295 143 610
N of valid cases 58
Interpretasi :

Nilai odd ratio 11,905 dapat diartikan bahwa semangat belajar tinggi memiliki
kecenderungan 11,905 kali lebih tinggi meraih prestasi belajar yang baik dibandingkan
dengan semangat belajar rendah. Nilai selang kepercayaan odd ratio yaitu 3,449 sampai
dengan 41,091 mengindikasikan adanya hubungan anatara semangat belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa.

Jadi metode yang efektif terhadap output SPSS adalah metode IMN

You might also like