Professional Documents
Culture Documents
Beton semen
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strength)
umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga titik
(ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3–5 MPa (30-50 kg/cm2).
Kuat tarik lentur beton yang diperkuat dengan bahan serat penguat seperti serat
baja, aramit atau serat karbon, harus mencapai kuat tarik lentur 5–5,5 MPa (50-55
kg/cm2). Kekuatan rencana harus dinyatakan dengan kuat tarik lentur karakteristik yang
dibulatkan hingga 0,25 MPa (2,5 kg/cm2) terdekat.
Beton dapat diperkuat dengan serat baja (steel-fibre) untuk meningkatkan kuat
tarik lenturnya dan mengendalikan retak pada pelat khususnya untuk bentuk tidak lazim.
Serat baja dapat digunakan pada campuran beton, untuk jalan plaza tol, putaran dan
perhentian bus. Panjang serat baja antara 15 mm dan 50 mm yang bagian ujungnya
melebar sebagai angker dan/atau sekrup penguat untuk meningkatkan ikatan. Secara
tipikal serat dengan panjang antara 15 dan 50 mm dapat ditambahkan ke dalam adukan
beton, masing-masing sebanyak 75 dan 45 kg/m³. Semen yang akan digunakan untuk
pekerjaan beton harus dipilih dan sesuai dengan lingkungan dimana perkerasan akan
dibuat.
Menggambar Profil Melintang Jalan
Penampang melintang suatu jalan adalah proyeksi/potongan melintang tegak
lurus sumbu jalan. Pada potongan melintang tersebut dapat dilihat bagian-bagian jalan.
Ruang Jalan
Bagian-Bagian Jalan dibedakan menjadi:
a. Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang
pengawasan jalan.
b. Ruang manfaat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi badan jalan,
saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
c. Ruang milik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi ruang manfaat jalan
dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan.
d. Ruang pengawasan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan ruang
tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
Bahu Jalan
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan Jalur lalu lintas
yang berfungsi sebagai:
a. ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar
berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh,
atau untuk beristirahat.
b. ruangan untuk menghindarkan diri pada saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan.
c. memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan
kapasitas jalan yang bersangkutan.
d. memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.
e. ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan
jalan (untuk tempat penempatan alat-alat, dan penimbunan bahan material).
f. ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulans, yang sangat
dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan.
Trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang
khusus dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk keamanan pejalan kaki,
maka trotoar ini harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik berupa
kereb. Perlu atau tidaknya trotoar disediakan sangat tergantung dari volume pedestrian
dan volume lalu lintas pemakai jalan tersebut.
Median
Pada arus lalu lintas yang tinggi seringkali dibutuhkan median guna
memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah, Jadi median adalah jalur yang
terletak ditengah jalan untuk membagi jalan dalam masing-masing arah.
Secara garis besar median berfungsi sebagai:
a. menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat
mengontrol kendaraannya pada saat-saat darurat.
b. menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi/ mengurangi kesilauan terhadap
lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah.
c. menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi.
d. mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah arus lalu lintas.
Saluran Samping
Saluran samping terutama berguna untuk,mengalirkan air dari permukaan
perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan,menjaga supaya konstruksi jalan selalu
berada dalam keadaan kering tidak terendam air. Umumnya bentuk saluran samping
trapesium, atau empat persegi panjang. Untuk daerah perkotaan, dimana daerah
pembebasan jalan sudah sangat terbatas, maka saluran samping dapat dibuat empat
persegi panjang dari konstruksi beton dan ditempatkan di bawah trotoar, sedangkan di
daerah pedalaman dimana pembebasan jalan bukan menjadi masalah, saluran samping
umumnya dibuat berbentuk trapesium. Dinding saluran dapat mempergunakan pasangan
batu kali, atau tanah asli.
Talud Kemiringan Lereng
Talud jalan umumnya dibuat 2H:1V. tetapi untuk tanah-tanah yang mudah
longsor talud jalan harus dibuat sesuai dengan besarnya landai yang aman, yang
diperoleh dari perhitungan kestabilan lereng. Berdasarkan keadaan tanah pada lokasi
jalan tersebut, mungkin saja dibuat bronjong, tembok penahan tanah, lereng bertingkat
(berm) ataupun hanya ditutupi rumput saja.
Kereb
Yang dimaksud dengan kereb adalah penonjolan atau peninggian tepi
perkerasan atau bahu jalan, yang terutama dimaksudkan untuk keperluan-keperluan
drainase, mencegah keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan, dan memberikan
ketegasan tepi perkerasan. Pada umumnya kereb digunakan pada jalan-jalan di daerah
perkotaan, sedangkan untuk jalan-jalan antar kota kereb hanya dipergunakan jika jalan
tersebut direncanakan untuk lalu lintas dengan kecepatan tinggi atau apabila melintasi
perkampungan.
Gambar Profil Melintang Jalan
Gambar profil melintang jalan dimaksudkan sebagai petunjuk teknis bagi
pelaksana proyek jalantermasuk bangunan pelengkap danperlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, dalam membuatgambar terlaksana jalan yang
merupakan bagian dari dokumen jalan. Persyaratan gambar penampang melintang jalan
adalah sebagai berikut:
a. Data Gambar yang dicantumkan.
1) Bentuk penampang melintang dan besarnya prosentase kemiringan melintang
sampai pada batas ruang milik jalan (Rumija).
2) Lokasi penampang melintang.
3) Sumbu jalan.
4) Bagian-bagian jalan dan ukurannya.
5) Bangunan pelengkap jalan yang tepat terletak pada irisan tersebut.
6) Bangunan pengaman jalan yang tepat terletak pada irisan tersebut.
7) Bangunan utilitas dan bangunan lainnya yang tepat terletak pada irisan
tersebut.
8) Batas ruang milik jalan.
b. Skala.
Gambar penampang melintang dibuat dalam 2 (dua) skala:
1) Skala mendatar 1:100
2) Skala vertikal 1:50
c. Jarak Pengambaran.
1) Penampang melintang dibuat :
a) Setiap jarak 25 meter pada tikungan spiral circle spiral (SCS); spiral spiral
(SS).
b) Setiap jarak 50 meter pada tikungan tangent spiral (TS)
c) Setiap jarak 100 meter pada jalan lurus dan datar.
d) Setiap jarak 50 meter pada jalan lurus dan naik / turun dengan prosentase
) 4%
2) Pada gambar penampang melintang digambarkan penampang jalan lama dan
penampang ialan yang baru dikerjakan proyek. Untuk pembangunan jalan baru
agar digambarkan muka tanah asli.