You are on page 1of 16

CASE BASED DISCUSSION

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG


(DADRS)
Untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepanitraan Klinik Bagian Ilmu
Kesehatan Anak
RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi

Disusun Oleh:
Syarifa
301.0120.6817

Pembimbing:
dr. Kurnia Dwi Astuti, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2016

1
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. B. F. A
b. Usia : 6 bulan
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan Orangtua : PNS
e. Alamat : Putat, Purwodadi
f. Tanggal Masuk : 12 Juni 2016
g. Ruang Perawatan : Bangsal Cempaka

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa dengan ibu pasien dan
didukung dengan catatan medis saat di IGD RSUD Soedjati purwodadi
a. Keluhan Utama
Buang air besar cair

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien bayi perempuan berusia 6 bulan bersama ibunya datang ke
IGD RSUD Soedjati purwodadi untuk memeriksakan diri dengan
keluhan buang air besar cair sejak 2 hari yang lalu (hari kamis tanggal
10 Juni 2016). Ibu pasien mengaku anaknya berak 5 kali sehari, sekali
BAB kurang lebih 1/2 gelas aqua. Berak cair, berampas, berwarna
kuning, tidak menyemprot, tidak ada lendir maupun darah, dan tidak
seperti air cucian beras. Ibu pasien mengaku pasien tidak sedang dalam
proses pengobatan apapun atau juga tidak sedang mengonsumsi obat-
obatan.
Selain berak cair, pasien mengeluh muntah hari ini sebanyak 5 kali
kali sehari. Isi muntahan berupa makanan yang sebelumnya dimakan.
Demam juga dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Pasien sering rewel dan
merasa kehausan. Pasien minum ASI dan diberi bubur sebagai
makanan pendamping ASI. Frekuensi BAK pasien lebih jarang dari

2
biasanya. Pasien belum diperiksakan dan belum mendapat obat
sebelumnya.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat demam : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini.

e. Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal


Ibu mengaku rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilan 8x pada
bidan. Ibu menjelaskan tidak pernah menderita penyakit selama
kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal, riwayat
trauma selama kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa resep
dokter dan jamu disangkal. Obat–obatan yang diminum selama masa
kehamilan adalah vitamin dan obat penambah darah.
Kesan: riwayat kehamilan dan pemeliharaan prenatal baik.

f. Riwayat Persalinan
Anak perempuan lahir secara spontan dari ibu G2P1A0 hamil
aterm, berat badan lahir 3300 gram. Bayi langsung menangis dan
dirawat gabung dengan ibunya.
Kesan : Noenates aterm.

g. Riwayat Pemeliharaan Postnatal


Pemeliharaan postnatal dilakukan di posyandu dan anak dalam
keadaan sehat.
Kesan : Riwayat pemeliharaan postnatal baik

h. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Pertumbuhan

3
BB lahir : 3300 gram
PB lahir : 47 cm
BB sekarang : 5,5 kg
PB sekarrang : 58 cm

Perkembangan
Mengangkat kepala : 2 bulan
Memiringkan Badan : 3 bulan
Tengkurap dan mempertahankan posisi kepala : 4 bulan
Duduk : 6 bulan

4
Kesan : Gizi baik, perawakan normal

i. Riwayat Imunisasi
– 0-7 hari : Hb0
– 1 bulan : BCG dan Polio 1
– 2 bulan : DPT, HB, Polio 2
– 3 bulan : DPT, HB, Polio 3
– 4 bulan : DPT, HB, Polio 4
– 9 bulan : campak (-)
Kesan : Anak sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
sesuai usia

j. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu mengikuti program Keluarga Berencana yaitu suntik 3 bulan

k. Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah dan ibu pasien bekerja sebagai Pegawai negeri sipil. Pengobatan
pasien menggunakan jaminan Umum. Kebutuhan sehari-hari pasien
tercukupi dengan baik.
Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup.

5
III. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum : pasien tampak rewel, kehausan
a. Tanda Vital

i. Nadi : 125 x/menit


ii. Suhu : 39,2 0C
iii. Pernapasan : 36 x/menit
b. Status Generalis
i. Kepala : kesan mesocephal, UUB tidak cekung.
ii. Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata sedikit
cekung (+/+), mata kering (-)
iii. Telinga : bentuk normal, tanda peradangan (-/-) discharge (-)
iv. Hidung : bentuk normal, secret (-), napas cuping hidung (-)
v. Mulut : pucat (-), bibir kering (+), lidah putih (-)
vi. Leher : pembesaran KGB (-)
vii. Tenggorok : T1-T1, hiperemis (-), kripte melebar (-), detritus (-)
viii. Thorax
Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada simetris/ tidak ada nafas
tertinggal, retraksi dada (-)
Palpasi : krepitasi (-), massa (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : vesikuler seluruh lapang paru dextra et sinistra

Cor :
Inspeksi : iktus kordis tak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba linea midcalvicularis sinistra
ICS V
Perkusi : batas jantung (tidak dilakukan)
Auskultasi : suara jantung I dan II reguler, bising(-)

ix. Abdomen
Inspeksi : datar

6
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Perkusi : timpani (+), pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : supel, massa (-), defance muskular (-), turgor
kembali cepat
x. Ekstremitas :

Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”
Kesan : normal

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

12 Juni 2016
Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 11,8 12-16 gr/dl
Leukosit 15.600 4000-10000/mm3
Trombosit 850.000 150– 500 x 103/ul
Eosinofil 0 1-5
Basofil 0 0-1
N. Batang 0 3-5
N.Segmen 23 37-50
Limfosit 67 25-40
Monosit 10 1-6
Eritrosit 4,54 x 106 4,5-5,5 x 106
Kesan : anemia ringan,shift to the left,monositosis,limfositosis

Feses rutin

Pemeriksaan Hasil
Warna kuning – cair
Kista (-) / negatif
Ankylostoma (-) / negatif
Trychomonas (-) / negatif
Sisa makanan (-) / negatif

7
Ascaris (-) / negatif
Oxyuris (-) / negatif
Lemak (+) / positif
Leukosit 1-2
Eritrosit 1 –2
Amuba (-) / negatif
Lain – lain Bak (+)/positif
Kesan : Feses normal

IV. DAFTAR MASALAH


- Buang air besar cair 5 kali (cair berampas, kuning, tanpa lendir dan
darah)
- Muntah 5 kali
- Demam 1 hari
- Nafsu makan menurun
- Mata sedikit cekung
- Bibir kering
- Lab : anemia ringan, monositosis, shift to the left, limfositosis

V. DIAGNOSIS BANDING
- DADRS et Causa Enteral : Bakteri, Virus, Parasit, Jamur.
- DADRS et Causa parenteral : ISK, OMA, tonsilofaringitis, BRPN
- DADRS et Causa Intoleransi Laktosa

VI. DIAGNOSIS KERJA


- DADRS et Causa Enteral : virus

VII. INISIAL PLAN


Initial plan diagnosis
Tidak dilakukan lagi
Initial plan terapi
- Inf RL 60 tpm pada 3 jam pertama
- Inf RL 6 tpm untuk maintenance
- Oralit 1 sachh (200cc) tiap mencret
- Probiotik 1 x 1 sachet selama 3 hari
- Zinc syrup 1 x 1 Cth selama 10 hari
- Paracetamol syr 3x1 Cth

8
Initial plan monitoring
– Monitoring kualitas dan kuantitas diare setiap hari
– Monitoring KU, kesadaran, suhu, frekuensi jantung, frekuensi
pernapasan
– Monitoring tanda-tanda dehidrasi berat

Initial plan edukasi

– Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien


penyebab, dan penatalaksanaan
– Menjelaskan prognosis tentang penyakit pasien
– Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang tindakan pencegahan:
kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan, dan
kebersihan lingkungan rumah.
– Memotivasi agar banyak minum, jika perlu diberi oralit.

VIII. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad sanam : ad bonam
Qua ad fungsional : ad bonam

9
PEMBAHASAN

1. Definisi

Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 14 hari . Pola defekasi neonatus
dan bayi hingga usia 4-6 bulan yang defekasi >3kali/hari dan konsistensinya
cair atau lembek masih dianggap normal selama tumbuh kembangnya baik.

2. Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh :
a. Faktor Makanan
- Makanan busuk, mengandung racun
- Perubahan susunan makanan yang mendadak, sering terjadi pada bayi-
bayi
- Susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.
b. Faktor Infeksi :
- Faktor Parenteral :
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti infeksi saluran nafas, ISK, Otitis Media Akut
(OMA), Tonsilofringitis, Bronkopneumoni, Ensefalitis, dll.
- Faktor Enteral
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enteral meliputi:
 Infeksi bakteri: Vibrio, E coli, Salmonela, Shigella,
Campylobacter, yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
 Infeksi Virus : Entero virus,( virus ECHO, Coxsakie,
Poliomielitis ), adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll.
 Infeksi Parasit :Protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Tricomonas hominis), Cacing ( Ascaris, Trichiuris,
Oxyuris, Strongiloides ), Jamur ( Candida albicans).

c. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat.
- Malabsorbsi lemak.
- Malabsorbsi protein.
d. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas.

3. Jenis-jenis diare

10
Secara klinik dibedakan 3 macam sindroma diare :
a. Diare cair akut
Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari
(bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang
lunak atau cair yang sering dan tanpa darah.
b. Disentri
Diare yang disertai darah dalam tija. Akibat penting disentri antara lain
ialah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat dan kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif. Penyebab utama disenri akut adalah
shigella.
c. Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari.

4. Patogenesis dan Patofisiologi


Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang
masuk melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan
menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak
diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi mengalami
atropi dan tidak dapat mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik, akan
meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya
sehingga timbul diare.
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang
berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP
dan Ca dependent.
Patogenesis terjadinya diare oleh Salmonella, Shigella, E.Coli agak
berbeda dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama.
Bedanya bakteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga
dapat menyebabkan reaksi sistemik. Toksin Shigella juga dapat masuk ke
dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua
bakteri ini dapat menyebabkan darah dalam tinja yang disebut disentri.

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu :


1. Diare osmotic
Akibat adanya makanan yang tak dapat diserap, tekanan osmotic dalam lumen
usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam
lumen usus. Isi lumen usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.

11
2. Diare sekretorik.
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus.dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Diare oleh karena gangguan motilitas usus.


Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare.

5. Menentukan Derajat Dehidrasi


Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan
sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa.
Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau
keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan
kurang dari 5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-
10% dan dhidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.

Derajat Dehidrasi

Gejala & Keadaan Mata Mulut/ Rasa Haus Kulit % Estimasi


Tanda Umum Lidah turun def.
BB cairan

Tanpa Baik, Sadar Normal Basah Minum Dicubit <5 50 %


Dehidrasi Normal, kembali
Tidak Haus cepat

Dehidrasi Gelisah Cekung Kering Tampak Kembali 5 – 10 50–100 %


Ringan – Rewel Kehausan lambat
Sedang

Dehidrasi Letargik, Sangat Sangat Sulit, tidak Kembali >10 >100 %


Berat Kesadaran cekung kering bisa minum sangat
Menurun dan lambat
kering

• Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara:


obyektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama
diare. Subyektif dengan menggunakan kriteria WHO, Skor Maurice King,
dan lain-lain.

12
6. Diagnosis
a. Anamnesis
- Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsitensi
tinja, lendir, dan darah dalam tinja
- Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, BAK
terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
- Jumlah cairan yang masuk selama diare
- Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengkonsumsi
makanan yang tidak biasa
- Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum

b. pemeriksaan fisik
- keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
- penilaian derajat dehidrasi
- tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit : nafas
cepat dan dalam, kembung, kejang

c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila
ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :
Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau
Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit dan bakteri
Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut
Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

7. Penatalaksanaan
Terdapat Lima Lintas Tata Laksana yaitu :
 Rehidrasi
 Dukungan Nutrisi
 Suplementasi Zinc
 Antibiotika selektif
 Edukasi orang tua

a. Rehidrasi

• Tanpa dehidrasi
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5 –
10 mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu :

– Umur < 1tahun à 500 – 100 mL


– 1 – 5 tahun à 100 – 200 mL

13
– > 5 tahun à semaunya.
Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus
terus diberikan. Pasien dapat dirawat dirumah, kecuali apabila terdapat
komplikasi lain(tidak mau minum, muntah terus, diare frekuen dan profus)

14
• Dehidrasi ringan – sedang

– Cairan Rehidrasi Oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75


mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang
telah terjadi dan sebanyak 5 – 10 mL/kgBB setiap diare cair.
– Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap
diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi
sedikir atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang
diberikan adalah ringer laktat atau KAEN 3B atau NaCL dengan
jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status dehidrasi
dievaluasi secara berkala.
• 3 – 10 kg = 200 mL/KgBB/hari
• 10 – 15 kg = 175 mL/KgBB/hari
• > 15 kg = 135 mL/KgBB/hari
– Pasien dipantau di puskesmas/RS selama proses rehidrasi sambil
memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.

• Dehidrasi berat
– Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan RL atau RA 100
mL/KgBB dengan cara pemberian
• < 12 bulan = 30 mL/KgBB dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/KgBB dalam 5jam berikutnya
• > 12 bukan = 30 mL/KgBB dalam ½ jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/KgBB dalam 2,5 jam berikutnya
• Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau
minum, dimulai dengan 5 mL/KgBB selama proses
rehidrasi

b. Dukungan Nutrisi
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada
waktu anak sehat untuk pengganti nutrisi yang hilang serta mencegah agar tidak
menjadi gizi buruk. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase
kesembuhan. ASI tetap diberikan selama terjadinya diare pada diare cair akut
maupun pada diare akut berdarah dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
Anak umur 6 bulan ke atas sebaiknya mendapat makan seperti biasa.

c. Suplementasi Zinc

15
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama dan
beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat
mengembalikan nafsu makan anak. Dosis Zinc untuk anak-anak :
Anak-anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (½ tablet)
Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg ( 1 tablet)
Diberikan selama 10 – 14 hari berturut – turut, meskipun anak sudah sembuh.
Cara pemberian tablet Zinc : untuk bayi dapat dilarutkan dengan air matang, ASI,
atau oralit. Untuk anak yang lebih besar dapat dikunyah atau dilarutkan. Zinc
berfungsi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan regenerasi sel enterosit.

d. Antibiotika Selektif
Obat pilihan untuk pengobatan diare yang disebabkan infeksi enteral dan
parenteral adalah golongan Quinolon seperti Siprofloksasin dengan dosis 30-50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari.

e. Edukasi pada Orang Tua


Nasihat pada ibu untuk kembali segera jika ada demam, tinja berdarah,
muntah berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau
belum. Indikasi untuk rawat inap pada diare akut adalah malnutrisi, usia kurang
dari 1 tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan
disentri yang datang dengan komplikasi.

16

You might also like