Professional Documents
Culture Documents
Kapal terbang yang dipiloti Kapten Marwoto Komar itu turun dalam kondisi miring tajam.
Oleng. Kecepatan pesawat melampaui kecepatan operasi dengan wing flaps.
Gesekan logam pada landasan menimbulkan percikan api pada sisa landasan pacu.
Pesawat pun gagal berhenti di titik yang ditentukan, terus meluncur dengan kecepatan
tinggi hingga menabrak pagar besi bandara. Roda menabrak tanggul, sementara sayap
bagian kanan patah akibat menghantam tanah di lahan pertanian.
Patahannya kemudian terlempar ke arah kiri pesawat, sehingga bertumpuk pada sayap
kiri. Akibatnya, bahan bakar yang tertampung di bagian sayap tumpah dan menyebar ke
area persawahan.
GA-200 kemudian berhenti di area persawahan dalam kondisi terbakar. Asap hitam
mengepul. Suara ledakan terdengar mengerikan.
"Mobil pemadam kebakaran dan rescue Bandara Yogyakarta tidak dapat mencapai
lokasi kecelakaan. Sebagian mobil pemadam kebakaran tidak memiliki bahan pemadam
api yang cocok. Kelambatan dalam pemadaman, dan kekurangan bahan pemadam api
yang cocok mengurangi efektifitas pertolongan terhadap korban," demikian kutipan
Laporan Akhir KNKT terkait Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Boeing 737 Garuda
Indonesia GA200 di Yogyakarta, seperti dimuat situs Kementerian Perhubungan.
Termasuk dalam daftar yang tewas adalah Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri, mantan
Rektor Universitas Gadjah Mada. Juga 5 warga Australia, salah satunya adalah Atase
Pers di Kedutaan Besar Australia, Elizabeth O'Neill. Mereka menuju Yogyakarta terkait
agenda kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer di Kota Gudeg.
Sementara, Din Syamsuddin yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PP
Muhammadiyah mengalami luka ringan.
(Ein/Ans)