You are on page 1of 14

Mata Kuliah

AKUNTANSI MANAJEMEN

Materi:
VARIABEL COSTING: A TOOL FOR MANAGEMENT

Fakultas/Jurusan
EKONOMI / AKUNTANSI

SEMESTER
2010/2011

TATAP MUKA KE: 5

Penyusun:
MEIFIDA ILYAS

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA 2010

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 1
AKUNTANSI MANAJEMEN

VARIABEL COSTING: A TOOL FOR MANAGEMENT

Pokok Bahasan:

1. OVERVIEW OF ABSORPTION AND VARIABLE COSTING


2. INCOME COMPARISON OF ABSORPTION AND VARIABLE COSTING
3. EFFECT OF CHANGES IN PRODUCT ON NET OPERATING INCOME
4. CHOOSING A COSTING METHOD

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 2
PERTEMUAN-5

VARIABEL COSTING: A TOOL FOR MANAGEMENT

1. OVERVIEW OF ABSORPTION AND VARIABLE COSTING


Penentuan biaya pokok penuh / absorsi (full costing atau absorption costing)
mengalokasikan suatu bagian dari overhead pabrikasi tetap dan overhead pabrikasi
variabel kepada setiap unit yang dihasilkan selama suatu periode. Karena penentuan
biaya pokok penuh ini mencampuradukan biaya variabel dan biaya tetap, maka unitunit
produk yang dikenakan biayanya melalui metode tersebut tidak sesuai untuk
dimasukkan dalam laporan rugi laba bertipe kontribusi. Hal ini menyebabkan
pergembangan metode penentuan biaya pokok vaniabel (variable costing) yang terfokus
pada perilaku biaya dalam menghitung Biaya-biaya unit produk.
Baik metode full costing maupun variabel costing kedua-duanya merupakan
metode penentuan harga pokok produk- Perbedaan pokok yang ada diantara
keduanya adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat
tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi ini akan. mempunyai
akibat pada :
1. Perhitungan harga pokok produk
2. Penyajian laporan laba rugi
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
membebankan seluruh biaya produksi yang berprilaku variable maupun tetap kepada
produk. Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
membebankan biaya produksi yang berprilaku variable saja kepada produk.
Full Costing sering disebut juga sebagai Absorbtion Costing, sedangkan
Variable Costing disebut juga sebagai Direct Costing,
Perbedaan antara Full Costing dan Variable Costing:
Costs Full Costing Variable Costing
Product Cost -Direct Materials -Direct Materials
-Direct Labor -Direct Labor
-Variable Overhead -Variable Overhead
-Fixed Overhead
Period Costs -Selling expense -Fixed Overhead
-Admintrative expenxe -Selling expense
-Admintrative expenxe

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 3
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK
Pada metode full costing membebankan seluruh biaya produksi, baik yang
bersifat tetap maupun variabel kepada produk. Harga pokok produk menurut metode full
costing terdiri dari :
Biaya bahan baku . Rp. xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp.xx
Biaya overhead pabrik tetap. Rp. xx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xx
Harga pokok produk Rp. xx
Pada metode variabel costing hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja
ke dalam harga pokok produk. Harga pokok produk menurut metode variabel costing
terdiri dari:
Biaya bahan baku variabel RP. XX
Biaya tenaga kerja variabel.. ........... RP. XX
Biaya overiteadpabrik variabel . .Rp . XX
Harga pokok produk Rp. XX

2. INCOME COMPARISON OF ABSORPTION AND VARIABLE COSTING


Terdapat perbedaan menyangkut perlakuan terhadap biaya overhead pabrikasl
tetap antara metode penentuan biaya pokok penuh dan penentuan biaya pokok variabel.
Dalam metode penentuan biaya pokok penuh / absorsi, biaya overhead pabrikasi tetap
disertakan dalam persediaan dan dimasukkan sebagai beban hanya pada saat
persediaan tadi dijual. Sedangkan dalam metode penentuan biaya pokok vaniabel, biaya
overhead pabrikasi tetap dimasukkan sebgai beban seperti halnya biaya periode
nonpabrikasi lainnya. Berikut ini ilustrasi untuk membedakan Full Costing dan Variable
Costing :
Ricky Company memiliki data sehubungan dengan produk yang dihasilkannya
dalam satu periode sbb:

-Units, beginning inventory 0


-Unit produced 10.000
-Units sold (Rp 300/unit) 8.000
-Normal Volume 10.000
-Variable Costs per-unit
-Direct materials 50
-Direct Labor 100
-Variable overhead 50

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 4
-Variable selling & Administrative 10
-Fixed Costs:
-Fixed Overhead 250.000
-Fixed selling & Administrative 100.000

Maka perbandingan Manufacturing Cost untuk masing masing metode adalah sbb:
Variable Costing Full Costing
Costs
-Direct materials 100 100
-Direct Labor 50 50
-Variable overhead 50 50
-Fixed Overhead 0 25
(250.000/10.000)
Total per-unit Cost 200 225

1. Variable Costing Income Statement


Adalah metode akuntansi manajemen yang dipakal untuk menghitung biaya
produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan olch sistem variable costing memperlihatkan
margin kontnibusi barang-barang yang d1hasilkan, informasi yang sangat berfaedah
dalam pengambilan keputusan.
Variable costing kadangkala disebut juga direct costing (penentuan Biaya pokok
langsung) atau marginal costing (penentuan biaya pokok marjinal). Dalam metode
penentuan biaya pokok variabel (variable costing), hanya biaya-Biaya produksl variabel
saja yang dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan.
Pendekatan variable costing tidak diperkenankan untuk pelaporan keuangan
pada pihak luar. Sungguh pun demikian, banyak perusahaan yang memakai variable
costing untuk t Juan internal (akuntansi manaJemen) dan format full costing untuk tujuan
eksternal.
Diperlukan 3 (tiga) langkah da.lam penerapan penentuan biaya pokok variabel
1. Semua biaya-pabrikasi, penjualan, dan administratif- dianalisis secara cermat guna
menentukan yang mana berperilaku variabel dan mana vang berperilaku tetap.
Biaya campuran dipisahkan ke dalam komponen-komponen variabel dan tetap
dengan memakai metode estimasi biaya.
2. Biaya pabrikasi variabel - bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrikasi variabel - dibebankan sebagai biaya produk. Oleh karena itu., persediaan
barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan biaya pokok penj`ualan
dibiayakan dengan berdamrkan pada biaya-biaya pabrikasi yang bervariasi sejalan
dengan tingkat produksi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 5
3. Semua biaya overhead pabrikasi tetap serta beban perjualan dan administrasi
diperlakukan sebagai biaya periode dan dibebankan ke laporan laba rugi pada saat
dikeluarkan. Kendati pun demikian, beban penjualan dan adminstratif variabel
dipisahkan dari beban penjualan dan adminstratif tetap tatkala disajikan pada
laporan laba rugi. Beban penjualan dan administratif variabel serta biaya pabrikasi
variabel dikurangkan dari pendapatan penjualan guna menentukan margin kontribusl
pada periode berialan. Sebaliknya, beban penjualan dan administratif tetap serta
biaya overhead pabrikasi tetap dikurangkan dan margin kontribusi guna menentukan
laba bersih selama periode berjalan.
Berdasarkan data diatas, maka net income basis variabel costing ádalah
-Sales (Rp 300 x 8.000 unit) 2.400.000
-(kurang) biaya variabel:
-Harga Pokok penjualan Var (Rp 200 x 8.000) 1.600.000
-Biaya Penjualan &Adm Var (Rp 10 x 8.000) 80.000 (1.680.000)
Contribution Margin 720.000
-(kurang) biaya Fixed:
-Harga Pokok penjualan Fixed 250.000
-Biaya Penjualan &Adm Fixed 100.000 (350.000)
370.000
Net Income

2. Full Costing Income Statement


Penentuan biaya pokok penuh (full costing) memperlakukan semua biaya
produksi sebagai biaya produk (product costs), tidak peduli apakah biaya tersebut
bersifat variabel ataukah tetap. Oleh karena itu, penentuan biaya pokok penuh
mengalokasikan suatu bagian dari biaya overhead pabrikasi tetap maupun variabel
kepada setiap unit produk. Dengan demikian, biaya satuan produk dengan metode
penentuan biaya pokok penuh im terdiriatas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrikasi tetap dan variabel. Karena full costing
(absorption costing) ini meliputi semua biaya produksi sebagai biaya produk, metode ini
kerap disebut sebagai metode biaya penuh (Full cost method).
Berdasarkan kasus diatas maka net income basis biaya penuh adalah:
-Sales (Rp 300 x 8.000 unit) 2.400.000
-(kurang) -Harga Pokok penjualan (Rp 225 x 8.000) (1.800.000)
Gross Profit 600.000
-(kurang) period costs:
-Biaya Penjualan &Adm (100.000 + 80.000) (180.000)
Net Income 420.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 6
3. EFFECT OF CHANGES IN PRODUCT ON NET OPERATING INCOME
Lebih jauh hubungan antara unit produksi, unit penjualan dan laba dalam 2 metode
tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
Jika Maka
1. Unit Produksi > Unit Penjualan Absorbtion net income > Variabel net
income.
2. Unit Produksi < Unit Penjualan Absorbtion net income < Variabel net
income
3. Unit Produksi = Unit Penjualan Absorbtion net income = Variabel net
income

Sebagai ilustrasi berikut ini data terkait dengan aktivitas suatu perusahaan:
Variable Cost per-unit:
-Direct Materials................................................$ 4.00
-Direct Labor......................................................$ 1.50
-Variable Overhead (estimated & Actual)..........$ 0.50
-Variable Selling &Adm.....................................$ 0.25
Diketahui pula bahwa:
-Estimasi Fixed Overhead.............................................$ 150,000 per-tahun.
-Actual Fixed Overhead................................................$ 150,000 per-tahun.
-Volume produksi Normal.............................................150,000 unit-pertahun
-Harga Jual setiap tahun.................................................$ 10.00 per-unit
-Fixed Sellling $ Adm Expense......................................$ 50,000 per-tahun
Data lainnya:
Dalam Unit
Ket 1996 1997 1998
-Beginning Inventory 0 0 50,000
-Production 150,000 150,000 150,000
-Sales 150,000 100,000 200,000
-Ending Inventory 0 50,000 0
Dari Data diatas diminta menyusun Income statement Full & Variable Costing pada
masing-masing perioda

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 7
Variable Costing Income Statement
(in 000 US $)
1996 1997 1998
Sales 1,500 1,000 2,000
Less Variable Expenses:
-Variable Cost of goods Sold (900) (600) (1,200)
-Variable selling & Adm (37.5) (25) (50)
Contribution Margin 562.5 375 750
Less Fixed Expenses:
-Fixed Overhead (150) (150) (150)
-Fixed Selling & Adm (50) (50) (50)
Net Income 362.5 175 550

Ket:-Beginning Inventory 0 0 300


-Variable Cost of goods Manufactured a) 900 900 900
-Goods available for sale 900 900 1.200
-less Ending Inventory 0 300 0
-Variable cost of goods sold 900 600 1.200

Absorbtion Costing Income Statement


(in 000 US $)
1996 1997 1998
Sales 1,500 1,000 2,000
Less:-Cost of goods Sold (1.050) (700) (1400)
Gross Margin 450 300 600
Less:- Selling & Adm expenses (87.5) (75) (100)
Net Income 362.5 225 500

Ket:
-Beginning Inventory 0 0 350
b)
-Cost of goods Manufactured 1.050 1.050 1.050
-Goods available for sale 1.050 1.050 1.400
-less Ending Inventory (350) 0
- cost of goods sold 1.050 700 1.400

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 8
a) Variable Cost of Goods Sold = DM + DL+ FOH var (4+1.5+0.5=6) = 6x150.000
unit = 900.000
b) Cost of Goods Sold= DM + DL+ FOH var &fixed (4+1.5+0.5+1=6)= 7x150.000
unit = 1.050.000
FOH Fixed = est Fixed FOH : unit produksi = $ 150.000 : 150.000unit = 1

4. CHOOSING A COSTING METHOD


MANFAAT METODE VARIABEL COSTING
Laporan keuangan yang disusun berdasar metode variabel costing bermanfaat
untuk:
Perencanaan laba
Metode variabel costing menitikberatkan pada informasi mengenai kontnbusi
margin yang merupakan kelebihan hasil penjualan terhadap biaya variabel. Manfaat
angka kontnbusi margin dan rasio kontribusi margin adalah:
Rasio kontribusi margin dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
produk mana, yang perlu didorong dan produk mana yang dikurangi produksinya atau
tetap diproduksi hanya karena penjualannya bermanfaat bagi produk-produk lain.
Kontribusi margin merupakan data penting untuk membantu manajemen dalam
mengambil keputusan apabila suatu product line harus dihentikan produksinya.
Kontribusi margin dapat digunakan untuk menilai berbagai macam afternatif yang timbul
dalam hubungannya dengan penurunan harga jual, potongan khusus, kampanye
adpertensi khusus dan penggunaan preml untuk meningkatkan volume penjualan.
Apabila telah ditentukan laba yang dikehendak-i, maka dapat tidaknya laba
tersebut dicapai dapat segera dinilai dengan menghitung jumlah kuantitas produk yang
harus dijual untuk menghasilkan laba tersebut. Seringkall pengambilan keputusan
dilakukan untuk mengetahul bagaimana menggunakan sumber-sumber yang ada
(seperti mesin dan bahan baku) dalam usaha yang paling menguntungkan.
Pendekatan kontribusi sangat membantu bilamana harga jual ditetapkan secara
tegas dalam industri, karena masalah pokok vang dihadapi masingmasing perusahaan
dalam industri tersebut adalah seberapa be-sar biaya variabel dapat diperhitungkan dan
seberapa besar volume dapat dicapai. Dengan adanya pemisahan biaya tetap dan
variabel d, dalam metode variable costing, maka hal ini memungkinkan untuk
menganalisa hubungan antara biaya, volume dan laba.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 9
Pengawasan
Variabel costing cenderung untuk mengawasi period costs dengan cara yang
lebih baik daripada full costing. Dalam variabel costing, period costs dikumpulkan dan
disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi laba sebagai pengurang terhadap
kontribusi margin.Period costs diharapkan tidak akan berubah dalam jangka pendek.
Variabel costing bermnanfaat Lnttuk mengawasi dan menilai pelaksanaan tindakan
bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

Pembuatan keputusan
Variabel costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan
jangka pendek, khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. Data
variabel costing sangat berguna dalam pengambilan keputusan investasi dan
pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri

KELEMAHAN METODE VARIABEL COSTfNG


Setelah diuraikan kebaikan-kebaikan dari metode variabel costing, berikut
disajikan kelemahan metode tersebut:
Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap sebenarnya sulit
dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar
tetap. Suatu Biaya digolongkan sebagai biya variabel apabila asumsi berikut dipenuhi :
-Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah.
-Bahwa metode dan prosedure produksi tidak berubah-ubah
-Bahwa tingkat efesiensi tidak berfluktuasi.
Teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus-menerus untuk
mempertahankan kemampuan kompetitif. Dengan alasan tersebut, kebanyakan manajer
di perusahaan yang menerapkan teori kendala menganggap bahwa tenaga kerja
langsting sebagai committed fixed cost dan bukannya biaya variabel. Modifikasi
variabel costing dalam perusahaan yang menerapkan teori kendala adalah bahwa
tenaga kerja langsung tidak dimasukkan sebagai biaya produk.

PROSEDUR AKUNTANSI DALAM METODE VARIABEL COSTING


Menurut tingkah laku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya
dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 10
variabel. Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung unsur tetap dan unsur
variabel yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Apabila perusahaan memakai metode variabel costing maka pencatatan Way
bahan baku dan biaya tenaga kerja variabel adalah sama dengan metode full costing.
Sedangkan akuntansi terhadap biaya overhead pabrik, biaya pemasaran dan
administrasi & umum adalah berbeda edrigan metode full costing, karena biaya-biaya ini
perlu dipisah ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
Oleh karena itu jika metode variabel costing yang diterapkan dalam akuntansi
biaya, di dalam buku besar disediakan rekening-rekening kontrol sebagai benkut:
-biaya overhead pabrik variabel
-biaya pemasaran variabel
-biaya administrasi & umum variabel
-biaya overhead pabrik tetap
-biaya pemasaran tetap
-biaya administrasi & umum tetap.
Rekening-rekening kontrol tersebut didukung oleh rekening-rekening pembantu
dalam Buku Pembantu Biaya yang berupa perincian jenis-jenis biaya tersebut.

Contoh.
DEWANTARA CO. memproduksi dan menjual produk tunggal, alat tenun kecil
yang terbuat dari kayu beberapa data operasional dan Biaya yang berkaitan dengan
proses produksi selama dua tahun adalah sebagai benkut :
Harga jual per unit 50
Biaya produksi.
Biaya variabel per unit produksi
Bahan langsung 11
Tenaga kerla lang.sung 6
Overhead variabel 3
Biaya letap per tahun 120.000
Biaya administrasi dan penjualan
Biaya variabel per unit - yang terjual 5
Biaya tetap per tahun 70.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 11
Tahun 1 Tahun 2
-----------------------------------------------------------------------
Unit persedian awal 0 2.000
Unit yang diproduksi 10.000 6.000
Unit yang terjual 8. 000 8.000
Unit persediaun akhir 2.000 0

DIMINTA :
1. Jika diasumsikan bahwa perusahaan menggunakan absorption costing,
a. Hitunglah biaya produksi per unit per tahun
b. Buatlah laporan laba rugi per tahun

2. Jika asumsikan bahwa perusahaan menggunakan variabel costing.


a. Hitunglah biaya produksi per unit per tahun
b. Buatlah laporan laba rugi per tahun

3. Buatlah rekonsiflasi perhitungan laba bersiti dengan metode -variabel costing dan
absorption costing.

PEMECAHAN:
1a) Dengan menggunakan absorption costing, seluruh biaya produksi baik tetap
maupun variable dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi per unit.
Tahun 1 Tahun 2

Bahan langsung 11 11
Tenaga kerja langsung 6 6
Overhead pabrik variable 3 3
Overhead pabrik tetap
($120.000: 10.000 unit) 12
($ 120.000 : 6. 000 unit) ---- 20
Biaya produksi per unit 32 40

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 12
1b) Laporan laba rugi dengan absorption costing adalah sebagai benkut:

Tahun 1 Tahun 2

Absorption costing

Penjualan (8.000 x $50) 400.000 400.000


Dikurangi harga pokok penjualan
Persediaan awal 0 64.000
Ditambah harga pokok produksi
(10.000 x 53 M 320.000
(6.000 x $40) -------------- 240.000
Barang tersedia untuk dijual 320.000 304.000
Persediaan akhir
(2.000 x $32; 0 unit) (64,000) 144.000 0
Laba kotor 256.000 96.000
Dikurangi beban administrasi & penjualan 110.000* 110.000*
Laba berslh 34.000 (14.000)

* biaya administrasi dan penjualan dihitung sebagai berikut :


variabel (8.000 x $ 5) tetap per tahun.

2a) Dengan menggunakan variabel costing, hanya biaya produksl variabel yang
dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi per unit.

Tahun 1 Tahun 2

Bahan langsung 11 11
Tenaga kerja langsung 6 6
Overhead pabnk variabel 3 3
Biaya produksi per unit 20 20

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 13
2b) Laporan laba rugi dengan variabel costing adalah sebagai benkut. Perhatikan
bahwa harga pokok penjualan variabel dihitung dengan cara yang lebih sederhana.

Tahun I Tahun 2

Penjualan (8.000 x $50) 400.000 400.000


Dikurangi biaya variabel
Harga pokok penjualan variabel
(8.000 x $20) 160.000 160.000
Biaya penjualan dan administrasi
variabel (8.000 x $5) 40.000 40.000
Margin kontribusi 200.000 200.000
Dikurangi biaya tetap
Overhead pabnk tetap 120.000 120.000
Bi. admn & penjualan tetap 70.000 70.000
Laba bersih 190.000 190.000

3. Rekonsiliasi laba bersih berdasarkan kedua metode costing adalah sebagai berikut :
Tahun 1 Tahun 2

Laba bersih variabel costing 10,000 10.000


Ditambah: biaya overhead pabrik tetap di
tangguhkan dlm persediaan dg metode
absorption costing (2.000 unit x $12) 24.000
Dikurangi biaya overhead pabrik tetap yg
dikeluarkan dan persediaan dengan meng
gunakan absorption costing (2.000 x $12) 24.000
Laba bersih dengan absorption costing 34000 (14.000)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Meifida Ilyas, SE, MM. AKUNTANSI M ANAJEMEN 14

You might also like