Professional Documents
Culture Documents
Dalam mengkaji apakah suatu pos memenuhi kriteria ini dan karenanya memenuhi
syarat untuk diakui dalam laporan laba rugi, perhatian perlu ditujukan pada pertimbangan
materialitas. Hubungan antara unsur berarti bahwa suatu pos yang memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan untuk unsur tertentu, misalnya, suatu aktiva, secara otomatis
memerlukan pengakuan unsur lain, misalnya, penghasilan atau kewajiban.
1
kasus, biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasi yang layak
merupakan bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa
mengurangi tingkat keandalan. Namun demikian, jika estimasi yang layak tak
mungkin dilakukan, pos tersebut tidak diakui dalam neraca atau laporan laba
rugi. Misalnya, hasil yang diharapkan dari suatu tuntutan hukum dapat
memenuhi definisi baik aktiva dan penghasilan maupun kriteria probabilitas
untuk dapat diakui; namun demikian, jika tidak mungkin diukur dengan
tingkat keandalan tertentu, tuntutan tersebut tidak dapat diakui sebagai aktiva
atau sebagai penghasilan; namun demikian, eksistensi tuntutan harus
diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedul tambahan.
Suatu pos yang pada saat tertentu tidak dapat memenuhi kriteria
pengakuan diatas memenuhi syarat untuk diakui di masa depan sebagai akibat
dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian. Suatu pos yang memiliki
karakteristik esensial suatu unsur tetapi tidak dapat memenuhi kriteria
pengakuan tetap perlu diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau
skedul tambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika pengetahuan
mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan oleh
pemakai laporan keuangan.
2
I.4. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam praktek, kewajiban
(obligation) menurut kontrak yang belum dilaksanakan oleh kedua belah pihak
(misalnya, kewajiban atas pesanan persediaan yang belum diterima) pada
umumnya tidak diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun
demikian, kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi
kewajiban dan, jika dalam keadaan tertentu criteria pengakuan terpenuhi, maka
kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat pengakuan .
Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan pengakuan aktiva atau
beban yang bersangkutan.
I.5. Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva
atau penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aktiva yang timbul dari
penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari
pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar).
Prosedur yang biasanya dianut dalam praktek untuk mengakui
penghasilan, seperti misalnya ketentuan bahwa penghasilan telah diperoleh,
merupakan penerapan kriteria pengakuan dalam kerangka dasar ini. Prosedur
semacam ini pada umumnya dimaksudkan untuk membatasi pengakuan
penghasilan pada pos-pos yang dapat diukur dengan andal dan memiliki
derajat kepastian yang cukup.
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan
beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau
3
penurunan aktiva (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aktiva
tetap).
Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung
antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses
yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs
with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara
gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama
dari transaksi atau peristiwa lain yang sama; misalnya, berbagai komponen
beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost or expense of goods
sold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari
penjualan barang. Namun demikian, penerapan konsep matching dalam
kerangka dasar ini tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang
tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.
II. Konsep Dasar Pengukuran Pos Laporan Keuangan
Pengukuran yaitu proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dana memasukkan
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca laporan laba rugi. Proses ini menyangkut
pemilihan dasar pengukuran tertentu dari tiga alternatif, yaitu: biaya hitoris, biaya kini,
dan nilai realitas.
Atribut pengukuran suatu element adalah dasar pengukuran (jumlah rupiah) yang
harus dilekatkan pada suatu elemen/pos untuk mempresentasikan secara tepat atribut
yang ingin diungkapkan dari element tersebut dalam pelaporan keuangan. Misalnya,
tujuan pelaporan pos mesin adlah untuk menunjukkan sisa potensi jasa mesin (bukan
harga jual mesin). Sisa potensi jasa merupakan atribut mesin yang ingin disampaikan
sehingga atribut pengukuran yang relevan adalah kos historis. Adapun atribut
pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dapat dilanjutkan penggunaannya yaitu
(SFAC No. 5, paragraf 67).
Berikut adalah berbagai dasar pengukuran laporan keuangan (IAI, 2004, halaman 24)
a. Biaya Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban (obligation) atau dalam keadaan tertentu (misal pajak penghasilan) dalam
jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.
4
b. Biaya Kini (Current Cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas seharusnya bila aset yang sama atau
setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara
kas yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
c. Nilai Realisasi / penyelesaian (realizable/settlement value)
Aset dinyatakan dalam jumlah kas (setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan
menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan
sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan
yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.
d. Nilai Sekarang (Present Value)
Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke
nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan
usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Pengukuran diatas bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada
saat suatu obyek terjadi (diperoleh) atau pada saat suatu obyek dilaporkan. Pengukuran
suatu elemen untuk dilaporkan pada tanggal statement keuangan sering disebut penilaian
sedangkan istilah pengukuran sering dibatasi penggunaannya untuk menentukan jumlah
rupiah pada saat terjadinya suatu obyek. Pengukuran atau penilaian merupakan bagian
penting dalam rerangka konseptual karena keterukuran merupakan salah satu kriteria
untuk menyajikan suatu pos melalui statemen keuangan.
5
dengan jumlah rupiah sebelumnya (misal kos historis atau atribut pengukuran lain
yang telah tercatat dalam sistem akuntansi). Penentuan basis dan jumlah rupiah yang
harus dilekatkan pada element statemen keuangan pada tanggal neraca dapat
melibatkan pengukuran baru-mulai.
a. Aset (assets) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang
(future economic benefits) yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu
sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
b. Utang (liabitilies) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
(probable future scarifies) di masa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang
suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
c. Ekuitas (equity) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah
dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
d. Investasi oleh pemilik (investment by owners) adalah kenaikan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu
yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas)
dalam perusahaan tersebut.
e. Distribusi pada pemilik (distribution to owners) adalah penurunan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang
oleh perusahaan kepada pemilik.
f. Laba komprehensif (comprehensive income) adalah perubahan ekuitas (aset neto)
suatu entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi
lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.
g. Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya,
yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
6
h. Biaya (expenses) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau
penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
i. Keuntungan (gains) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari
pendapatan dan investasi oleh pemilik.
j. Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan
distribusi pada pemilik.
Pengungkapan informasi dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu: bentuk catatan atau
dalam tanda kurung (note or parenthetically) antara lain untuk, kebijaksanaan akuntansi,
7
alternatif pengukuran aktiva atau kewajiban, serta penjelasan atas kebijaksanaan
akuntansi yang dipergunakan. Bentuk yang kedua dapat mengambil informasi tambahan
(supplementary information) yang berhubungan dengan penyesuaian karena perubahan
harga, analisis dan diskusi manajemen, surat kepada para pemegang saham, dan
informasi relevan lainnya.
Keseluruhan informasi dalam pelaporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan di bidang: investasi, kredit, dan keputusan lainnya yang sejenis.
Keseluruhan informasi tersebut tercermin dalam fullest laporan keuangan formal terdiri
dari neraca, perhitungan laba-rugi, laba komprehensif, laporan arus kas dan investasi
serta distribusinya kepada para pemilik: informasi keuangan lainnya dan informasi non
keuangan.
8
tidak bias sehingga bisa digunakan dalam pengambilan keputusan. Reliabilitas
mempengaruhi waktu pengakuan. Tersedianya informasi pertama mungkin telah
dihasilkan dalam aset, kewajiban atau perubahan ketidaktentuan waktu pengakuan.
a. Harga perolehan (historical cost): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas, atau
dengan ekuivalennya yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva atau terjadinya
hutang.
b. Harga kini atau nilai ganti (current of replacement cost): aktiva dan hutang diakui
sebesar jumlah kas, atau ekuivalennya diperoleh sekarang.
c. Nilai pasar (current market value): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas atau
ekuivalennya yang akan diterima jika aktiva itu dijual.
d. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realiable or settlement value): jumlah kas
atau ekuivalennya yang tidak didiskon dimana aktiva dan hutang diharapkan untuk
konversi dengan jumlah tersebut dimasa yang akan datang. Nilai kas yang diharapkan
bisa terealisasi, misalnya adalah piutang dagang dan persediaan.
e. Nilai sekarang atau nilai yang telah didiskontokan dari nilai arus kas di masa yang
akan datang (present or discounted value of future cash flows): nilai arus kas masuk
dimasa datang yang didiskontokan yang akan digunakan sebagai dasar konversi aktiva
dan hutang. Aliran kas di masa yang akan datang, misalnya adalah piutang angsuran
dan utang jangka panjang.
REFERENSI
https://www.academia.edu/8854953/The_FASBs_Conceptual_Framework
(diakses pada tanggal 7 Oktober 2015)
http://khairoelanwar.blogspot.co.id/2013/09/resume-sfac-5-6-dan-8.html
(diakses pada tanggal 7 Oktober 2015)
http://www.ipapedia.web.id/2015/04/pengakuan-dan-pengukuran-unsur-laporan.html
(diakses pada tanggal 8 Oktober 2015)
http://dunia-remaja-sehat.blogspot.co.id/2010/12/pengakuan-dan-pengukuran-laporan.html
(diakses pada tanggal 9 Oktober 2015)
10