Professional Documents
Culture Documents
TERHADAP JENAZAH”
OLEH :
NAMA :APRILYANTI
STAMBUK :F1C118030
JURUSAN :KIMIA
Penulis
APRILYANTI
Nim FI CI 18 030
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Mengintegrasikan Iman, Ihsan, Ilmu, Dan Amal Dalam
Pandangan Islam Untuk Bagaimana Manusia
Bertuhan…………………………………………… ………..
B. Kewajiban Terhadap Jenazah………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………….……
B. Saran ……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
i
menurun yang mengakibatkan rusaknya akidah-akidah Islam yang tidak lain
yang merusaknya adalah orang Islam itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana mengintegrasikan iman, ihsan, ilmu, dan amal dalam
pandangan islam
- Sebut dan jelaskan kewajiban terhadap jenazah.
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini penyusun mempunyai dua
tujuan utama yaitu secara umum dan khusus. Tujuan secara umum yakni
untuk memudahkan para pembaca untuk mengetahui perihal mengenai
Mengintegrasikan Iman, Ihsan, Ilmu Dan Amal Dalam Islam Untuk
Bagaimana Manusia Bertuhan Dan Kewajiban Terhadap Jenazah. Dan secara
khusus untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.
i
BAB II
PEMBAHASAN
i
Demikian juga, ketika seseorang beramal atau berbuat sesuatu tanpa
atas dasar ilmu yang benar, tidak didasarkan kepada teori-teori atau syariat-
syariat yang telah ditetapkan, tanpa memenuhi syarat dan rukun dari
pekerjaan itu. Pasti pekerjaannya itu tidak menghasilkan sesuatu yang terbaik.
Mana mungkin seseorang bisa berbuat atau beramal baik, kalau dia tidak tahu
ilmunya, pasti perbuatannya itu akan penuh dengan kesalahan – kesalahan.
Karena itu dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan dengan
agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama
manusia serta alam ini. Maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan
terlebih dahulu, keikhlasan dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi
pada saat yang sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah kita miliki
itu. Inilah makna dari amal yang ikhlas, maka ketika Allah menegaskan
bahwa kita ini diberi hidup dan mati untuk menguji kita siapa di antara kita
yang paling baik amal perbuatannya, maupun amal ibadahnya.
Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap
agama, yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, akan tidak ada artinya keyakinan
kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau
tidak melahirkan amal-amal sholeh dalam kehidupan kita, bahkan
naudzubillah ilmu yang tidak bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang
yang menghancurkan diri kita dan orang-orang lain di sekitar kita. Ancaman
Keras Bagi Orang Yang Tidak Beramal Dengan Ilmunya Al-Qur‟an dan
Sunnah telah memberikan ancaman keras bagi orang tidak beramal padahal
dia punya ilmu, atau dia mengajak kebaikan dan beramal tapi dirinya sendiri
tidak mengerjakannya. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan ancaman keras
tersebut adalah:
i
dengan Allah, diri sendiri, dan orang lain. Jika kita tidak memiliki salah satu
dari sifat tersebut, maka bukan tidak mungkin kehidupan kita akan terasa sia
– sia dan tidak bermanfaat.
i
mencegah bau yang keluar dari tubuh mayit, selain juga karena ada
Ulama yang berpendapat supaya Malaikat turun memberikan rahnatnya.
5) pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperti sarung agar lebih mudah
memandikannya.
6) Sewaktu memandikan jenazah, agar badan ditutup terutama auratnya.
7) Menyediakan air secukupnya, sabun, air kapur barus, wangi-wangian.
Sarung tangan 1 atau 2 stel, handuk atau kain, kain basahan dan lain-lain
yang diperlukan.
8) Waktu memandikan sebaiknya di sekitarnya diberi wangi-wangian yang
dibakar seperti ratus/menyan arab, untuk menghindari bau.
9) Memandikan dengan bilangan ganjil, 3, 5, 7, 9 atau lebih.
10) Pertama-tama bersihkan semua kotoran, najis dari seluruh badan janazah,
sebersih-bersihnya dengan hati-hati dan lembut. Sebaiknya memakai
sarung tangan.
11) Memijit/menekan perutnya perlahan-lahan, dengan hati-hati sekali.
Bersihkan mulutnya, sebaiknya memakai lap (sarung tangan) supaya
jangan tersentuh auratnya. Membersihkan kotoran kuku kaki dan kuku
tangan dengan memakai tangkai suruh atau tangkai ketela pohon atau
sejenisnya.
12) Menyiram air ke seluruh anggota badan sebelah kanan, kemudian
menyiram pada anggota badan sebelah kiri, bersihkan dengan sabun atau
daun bidara. Terakhir, siram dengan air kapur barus dan wangi-wangian.
Jika terdapat najis yang sulit untuk dihilangkan, semisal najis di bawah
kuncup, maka setelah dimandikan, mayit langsung di makamkan tanpa
disholati terlebih dahulu. Namun ada yang berpendapat, bahwa bagian
anggota tubuh mayit yang tidak terbasuh bisa diganti dengan tayammum
dan najisnya dihukumi ma’fu(dimaafkan).
13) Apabila janazahnya wanita, supaya rambut dijalin dikepang 3 bagan,
waktu dimandikan. Dan rambut diurai kembali pada waktu dikeramas.
14) Terakhir wudlu‟kan. Dengan cara mengucurkan air dari wajah sampai
kaki.
15) Setelah selesai memandikan dengan baik, bersihkan/keringkan badannya
dengan haduk.
Adapun yang berhak memandikan jenazah adalah sebagai berikut :
Apabila jenazahnya laki-laki, yang berhak memandikannya adalah :
Kaum laki-laki ( lebih baik ),
Boleh wanita asalkan istri atau mahramnya,
Jika sama-sama ada istri, mahram, dan orang lain yang sejenis, yang
lebih berhak
memandikannya adalah istri,
i
Jika tidak ada kaum laki-laki dan mahramnya juga tidak ada, jenazah
cukup
ditayamumkan saja.
Apabila jenazahnya perempuan, yang berhak memandikan adalah :
Kaum perempuan (lebih baik),
Boleh laki-laki asalkan suami atau mahramnya,
Jika sama-sama ada suami, mahram, dan orang lain yang sejenis, yang
lebih berhak
memandikannya adalah suami,
Jika tidak ada kaum perempuan dan mahramnya juga tidak ada, jenazah
cukup ditayamumkan saja.
Apabila jenazahnya anak-anak, yang berhak memandikan adalah :
Kaum laki-laki,
Kaum perempuan.
A. Mengkafani Jenazah
Mengkafankan atau membungkus dengan kain putih merupakan
fardlu kifayah. Kewajiban mengkafankan dan segala penyelenggaraan
janazah, diambilkan dari harta peninggalan mayat. Apabila mayat tidak
meninggalkan apa-apa atau harta khusus untuk keperluan ini, maka yang
wajib membiayai adalah orang yang memikul, yang member nafkah
ketika masih hidup.
Apabila yang disebutkan di atas juga tidak ada, maka diambilkan dari
harta Baitul-Mal Umat Islam, atau ditanggung oleh kaum muslimin yang
mampu untuk mengurusi.
Adapun kain kafan untuk janazah laki-laki terdiri dari 3 lembar kain
putih.
Dan kain kafan untuk janazah perempuan terdiri dari 5 lembar.
Diantarannya :
Kain panjang, baju kurung, kerudung kepala, kain panjang untuk
basahan, penutup pinggang hingga kaki.
Kain panjang untuk penutup pinggul dan paha, kain kafan untuk anak-
anak terdiri dari 1 lebar kain putih atau 3 lembar kain putih
Utamanya kain kafan adalah : kain putih, bersih, suci, sederhana, kuat
.
Cara mempergunakan atau mengkafankan janazah.
Untuk janazah laki-laki
a) 3 lembar kain kafan dibentangkan dengan cara disusun. Kain yang
paling lebar dibentangkan dibawah sendiri. Atau tiga lembar kain
kafan dibentangkan, kain letaknya agak serong, atas melebar
i
bawah mengecil. Lembar demi lembar kain dilulut dengan wangi-
wangian.
b) Sediakan kain/tali pengikat janazah secukupnya diletakkan di
bawah kain kafan yang telah dibentangkan.Terdiri dari 3 ( tiga
lapis1lembar) kain kafan putih dibentangkan dengan cara disusun
lembaran paling bawah lebih lebar. Baringkan mayat di atas kain
kafan, selimuti janazah dengan kain kafan, temukan dari yang
paling atas (no. 1-no. 3). Ikat dengan tali tiga atau lima ikatan.
c) Sediakan kapas secukupnya, dengan diberi wangi-wangi kayu
cendana, untuk menutupi antara lain :
Kemaluan Wajah
Buah dada dua-duanya Telinga dua-duanya
Siku-siku tangan Tumit dua-duanya
d) Angkat janazah dengan hati-hati, baringkan di atas kain kafan,
dengan diberi wagi-
wagian .
e) Tutup dengan kapas bagian-bagian : wajah, kemaluan, buah dada,
telinga, siku-siku tangan, tumit.
f) Tutup/selimuti janazah dengan kain kafan dari yang paling atas
selembar-selembar ikat dengan tali tiga atau lima ikatan.
Untuk janazah perempuan
a) Susun, bentangkan kain-kain potongan dengan rapi.
b) Angkat janazah dengan hati-hati, baringkan di atas kain kafan,
dengan diberi wangi-
wangian.
c) Tutup dengan kapas bagian-bagian : wajah, kemaluan, buah dada,
telinga, siku-siku tangan, tumit.
d) Mengikat pinggul dan kedua pahanya dengan kain. Pasang dan
selimutkan kain dari pinggang sampai kaki. Pasangkan baju
kurungnya. Pasangkan kerudung kepalanya.
Sebaiknya rambut yang panjang dikepang menjadi 3. Terakhir
membungkus dengan kain kafan yang paling bawah, paling lebar.
Ikat dengan tali tiga atau lima ikatan. Sebaiknya arah kepala mayat
sebelah atas, diberi lampu penerangan untuk tanda, bahwa itu
janazah, arah mayat membujur ke utara ( bagi orang Indonesia).
i
1 lembar kain penutup kepala.
1 lembar baju kurung (3A) setelah dilipat menjadi 2 (Pada tengahnya
diberi lubang. Seukuran leher, sebelah depan dirobek/dipotong sedikit,
memanjang. Setelah kain baju
kurung direntangkan.
1 lembar kain basahan untuk penutup pinggul samapi paha (Gambar 5A)
Atau bisa juga
dipakai model celana dalam.
1 lembar kain penutup untuk penutup pinggang sampai kaki.
1 lembar kain kafan secukupnya, untuk dipakai paling luar sendiri
pembungkus seluruh badan janazah.
B. Mensholati Jenazah
Shalat janazah hukumnya fardlu kifayah.
Syarat shalat janazah
Menutup aurat, suci dari hadas baik kecil maupun besar, suci badan,
pakaian, dan tempat serta menghadap kiblat.
Mayit orang Islam yang sudah dimandikan dan dikafani,
Mayit diletakkan di depan orang yang mensholatkan, kecuali shalat yang
dilakukan
secara ghaib.
Tata cara shalat janazah
Untuk janazah laki-laki posisi berdiri Imam, setentang/searah kepala
mayat, atau searah dada ke atas.
Untuk janazah perempuan, posisi Imam setentang/searah lambung atau
pertengahan mayat.
i
Menghadap kiblat.
Cara shalat janazah
Orang yang menyalati janazah hendaknya Tahbirotul ihrom dan berniat
di dalam hati dan menyembahyangkan dengan ikhlas.
Niat untuk imam
USHALLII’ALAA HAADZALMAYYITI ARBA’A TAKBIIRAATIN
FARDHALKHIFAAYATI IMAAMALLILLAAHI TAALAA
Artinya :“Saya shalat pada mayit ini, empat takbir fardlu kifayah jadi
imam karena Allah”
Niat untuk ma’mum
USHALLII’ALAA HAADZALMAYYITI ARBA’A TAKBIIRAATIN FARDHALKHIFAAYATI
MAKMUUMALLILLAAHI TAALAA
Artinya :“ Saya shalat pada mayit ini, empat takbir fardlu kifayah jadi
ma’mum karena
Allah”
C. Memakamkan Jenazah
Mengantarkan/mengiring janazah. Apabila pelaksanaan janazah
sudah cukup, segera membawa janazah ke tempat pemakamannya. Jangan
sampai menahan janazah terlalu lama berada di rumah. Sebaiknya untuk
mengiring janazah, semua pengiring berjalan kaki, pengiring berada di
sekitar janazah, di muka, belakang, kanan, kiri dan sunnah memikulnya
bergantian. Bagi yang memikul bergantian biasannya mempergunakan
usungan (pandosa : bahasa jawa) dalam pembawa janazah kecuali bagi
mereka yang jarak antara rumah dengan tempat pemakaman terlalu jauh,
mereka membawa janazah dengan memakai kereta janazah/mobil
(ambulance janazah).
Yang perlu diperhatikan dalam mengiring/mengantarkan janazah:
Supaya diciptakan suasana tenang
Sebaiknya membaca-baca /dzikir dalam hati atau bersuara
pelan-pelan, berdo‟a untuk janazah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menguburkan janazah, ialah :
1) Liang kubur, sekurang-kurangnya diperkirakan bau mayit tidak akan
sampai tercium
keluar, atau jangan sampai dapat dibongkar binatang buas.
2) Dianjurkan dengan memakai liang lahat, yakni digali kira-kira
cukup untuk si mayat.
3) Mayit dimiringkan di atas lambung kanan, tepat di liang lahat
menghadap kiblat.
i
4) Muka dan ujung kaki mayit dikenakan tanah, dan karena itu kain
kafan yang menutup muka dan kakinya supaya sedikit dibuka dan
dilepas semua talinya agar dapat
menyentuh tanah.
5) Kemudian liang lahat itu ditutup dengan kayu dan sejenisnya.
6) Selanjutnya liang kubur ditimbun atau diurug dengan tanah dengan
dipadatkan, bagian atas sedikit lebih ditinggikan dari sekitarnya
dengan tidak dimujungkan tetapi didatarkan.
Liang kubur
Dalamnya kuburan dari bawah hingga dada kurang lebih 1,5 meter (150
cm) atau 2 meter (200 cm). Dibuat sedemikian rupa, sehingga rapi dan cukup
lebarnya. Atau :
Panjang : sepanjang janazah ditambah kira-kira 0.5 m.
Lebar : kira-kira 1 m
Dalam : setinggi postur tubuh manusia ditambah satu hasta ( kira-kira
60 cm).
Liang lahatYaitu liang khusus, dalam liang kubur, yang dibuat untuk
meletakkan mayat dengan posisi miring menghadap kiblat. Dengan diberi
penahan misalnya: papan, bamboo, tanah, dan sebagainya.
Caranya antara lain :
a) Setelah Liang Kubur yang berbentuk persegi panjang sudah jadi,
kemudian pada sisi liang kubur, (samping) yang mengarah kiblat
tersebut, dibuat lubang lagi sehingga cukup untuk meletakkan mayat
dengan posisi miring (dibuat-pas)
b) Apabila tanah untuk pemakaman yang sudah digali itu ternyata
tanahnya longsor atau berair,atau dikarenakan janazahnya hancur atau
terpotong-potong, bisa kita buatkan peti dari kayu atau papan biasa.
Dalam peti tersebut harus diatur sedemikian rupa, sehingga mayat
posisinya tetap miring menghadap kiblat. Jadi tidak perlu membuat
liang lahat lagi. Di dalam peti, posisi mayat harus miring diberi
bantalan dari tanah.
Menguburkan janazah dan cara memasukkan ke pemakaman.
Memasukkan janazah dengan meletakkan dari arah kakinya.
Letakkan badan miring sebelah kanan, dan mukanya menghadap kiblat,
diganjal diberi sandaran dengan tanah, supaya tidak terbalik ke
belakang (nggoling-bahasa jawa). Sambil mengucapkan :
“ Dengan nama Allah dan atas Agama Rasulullah”
i
Melepaskan tali ikatan kafan, kemudian ditutup dengan kepingan-
kepingan tanah 1 bata, atau bamboo atau papan, baru ditimbuni dengan
tanah sampai padat. Telinga sebelah kanan supaya di tempelkan ke
tanah.
Terakhir diberi tanda dengan memancapkan batu nisan diatas kuburan
tersebut
Kemudian dibacakan do‟a bersama-sama pengiring janazah, agar
janazah diampuni dosanya dan agar diberi ketabahan hati dan
kebahagiaan.
i
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni terhadap hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke
dalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam. Di dalamnya terkandung tiga
unsur pokok, yaitu akidah, syari‟ah dan akhlak. Dengan kata lain iman, ihsan
ilmu dan amal salih untuk bagaimana manusia bertuhan. Islam merupakan
ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat tergambar dalam
keutuhan inti ajarannya. Ada tiga inti ajaran Islam yaitu iman, Islam dan
Ikhsan. Ketiga inti ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah sistem ajaran yang
disebut Dinul Islam.
Manusia sebagi makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan
untuk menghormati kemuliannya itu perlu mendapat perhatian khusus dalam
hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana, penyelengaraan jenazah seorang
muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini
dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan
oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
B. SARAN
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat suatu kekurangan,
maka saya sebagai penyusun menerima dengan besar hati apabila ada kritik,
dan saran dari pembaca, guna kesempurnaan dari makalah ini selanjutnya.
i
DAFTAR PUSTAKA