You are on page 1of 7

© 2015 Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP

JURNAL ILMU LINGKUNGAN


Volume 13 Issue 1: 12-18 (2015) ISSN 1829-8907
IDENTIFIKASI DAN UJI POTENSI BAKTERI LIPOLITIK DARI LIMBAH
SBE (SPENT BLEACHING EARTH) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI

Fitralia Elyza1, Nuni Gofar2, Munawar3


1 Jurusan Biologi Lingkungan, Program Studi Pengelolaan Lingkungan, Pascasarjana, Universitas
Sriwijaya, email: fitraliae@gmail.com
2 Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
3 Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya

ABSTRAK

Limbah minyak kelapa sawit yang terbanyak adalah SBE (Spent Bleaching Earth), limbah ini
mengandung residu minyak tinggi yang dapat mencemari lingkungan, 30% residu minyak pada
limbah SBE dapat digunakan bakteri untuk pertumbuhannya, sehingga adanya bakteri mampu
menjadi agen bioremediasi pencemaran SBE. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan bakteri
lipolitik sebagai agen potensial bioremediasi pada limbah SBE. Metode pengambilan sampel limbah
SBE secara random sampling. Sampel tanah diambil secara acak dari beberapa titik area limbah SBE.
Bakteri diisolasi dari sampel limbah SBE, kemudian dilakukan tahapan yaitu : pemurnian, seleksi, uji
potensi, bakteri berpotensi mereduksi lipid dikarakterisasi dan diidentifikasi genusnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Aktivitas enzim lipase yang tinggi menandakan bahwa bakteri
lipolitik bekerja optimal merombak zat pencemar. Bakteri yang memiliki potensi sebagai agen
bioremediasi terdiri dari genus Citrobacter (B1), Enterobacter (B2) dan Acinetobacter (B3).

Kata Kunci : Bakteri, lipid, lipolitik, Spent Bleaching Earth.

ABSTRACT

The most palm oil waste is SBE (Spent Bleaching Earth), this waste had many reduced lipid
that got pollution for inviroments, Bacteria can use lipid from SBE as much as 30% for growed. So that
consist of bacteria in SBE as a potensial agent for remediation. This study aims to obtain lipolytic
bacteria as a potential agent of bioremediation. The method of sampling soil were taken at random
from SBE waste, Bacteria were isolated from the SBE waste, then they were selected into steps :
performed purification, selection, potential test, then characterized and identified it’s genus of
potential bacteria. The results showed that the higest activity enzyme of lipolytic indicated that the
lipolytic bacteria worked optimal for reduce polution. Bacteria had potential as a bioremediation
agent consisting of genus Citrobacter (B1), Enterobacter (B2) and Acinetobacter (B3).

Keywords : Bacteria, lipid, lipolytic, Spent Bleaching Earth.

1. PENDAHULUAN oleh karena itu limbah hasil produksi


Kelapa sawit (Elaeis guineensis yang dihasilkan mengalami peningkatan
Jacq) merupakan komoditas utama dan tingkat pencemaran lingkunganpun
perkebunan di Indonesia. Dimana dalam bertambah.
industri banyak dimanfaatkan untuk Proses produksi minyak kelapa
pembuatan minyak goreng karena sawit ini terdiri dari beberapa tahapan,
menghasilkan minyak nabati. Produksi salah satu tahapan produksi minyak
minyak goreng semakin besar seiring kelapa sawit adalah proses penjernihan.
dengan permintaan pasar yang Proses ini diperlukan untuk penghilangan
meningkat terhadap penggunaan minyak kandungan logam, zat warna karoten,
goreng. Permintaan minyak goreng akhir- kelembaban, bahan tak larut atau zat-zat
akhir ini membawa dampak terhadap yang bersifat koloid seperti resin, gum,
besarnya produksi minyak kelapa sawit protein, dan fosfotida dalam CPO dari
yang akan diolah menjadi minyak goreng, minyak sawit kasar sehingga minyak
April 2015 ELYZA, F.; GOFAR, N.; MUNAWAR; IDENTIFIKASI DAN UJI BAKTERI LIPOLITIK

menjadi lebih jernih. Proses penjernihan mendapatkan bakteri lipolitik dan


CPO menggunakan bleaching earth, mengkaji potensinya sebagai agen
bleaching earth yang telah digunakan bioremediasi pada limbah SBE.
merupakan limbah yang perlu dilakukan Sedangkan manfaat penelitian ini dapat
pengolahan sebelum dibuang ke digunakan untuk mereduksi lipid pada
lingkungan. Aulia (2013) menambahkan limbah SBE.
bahwa bleaching earth adalah absorben
yang merubah warna coklat menjadi
kekuningan, serta limbah terbesar dari 2. METODE PENELITIAN
pengelolahan CPO. Alat-alat yang akan digunakan pada
Semakin banyak produksi minyak penelitian ini adalah aluminium foil,
kelapa sawit yang digunakan maka autoclaf, bunsen, cawan petri, cool box,
limbah hasil penjernihan berupa colony counter, drygel sky, erlenmayer,
SBE/Spent Bleaching Earth yang gelas beker, gelas ukur 7 ml, hot plate,
dihasilkan juga banyak. Menurut inkubator, jarum ose, kamera digital,
Wahyudi (2000), apabila merujuk pada kapas, kertas saring, kertas label, lemari
Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 pendingin, magnetic stirer, paper disk,
dalam daftar limbah spesifik, kode limbah pipet mikron, pipet serologis, rak tabung
d-233, jenis industri pengolahan lemak reaksi, rotary shaker, tabung reaksi,
hewan/nabati dan derivatnya, maka SBE timbangan analitik dan vortex.
dapat dikategorikan sebagai B3. Limbah Bahan-bahan yang diperlukan yaitu
B3 merupakan limbah hasil kegiatan yang alkohol 70 %, aquades steril, CPO (Crude
mengandung bahan berbahaya beracun. Palm Oil), glukosa, laktosa, larutan H2O2
3%, reagen methyl red, reagen Vogos-
Residu minyak pada SBE akan
Proskauer, Barrit’s A dan Barrit’s B,
mengendap di permukaan dan
sukrosa; bahan untuk pewarnaan Gram
menyebabkan kerusakan lingkungan.
dan Endospora, limbah SBE minyak
Limbah minyak kelapa sawit mempunyai kelapa sawit yang berasal dari areal PT.
kandungan minyak dengan berat jenisnya Wilmar Sumatera Selatan, medium
lebih kecil dari air maka minyak tersebut gelatin, medium Bromothymol Blue Agar,
akan membentuk lapisan tipis Medium Mineral, medium Nutrient Agar
mengakibatkan terbatasnya oksigen (NA) dan Nutrient Broth (NB), Medium
masuk dalam air. Oleh karena itu, Strach agar, Medium SCA (Simmons’s
diperlukan penanganan terhadap residu Citrate Agar), Medium Semi Solid,
minyak yang terdapat dalam limbah SBE. Medium TSIA, Medium Urea Test Broth.
Salah satu metode yang ramah
lingkungan adalah biormediasi Pengambilan Sampel
menggunakan mikroorganisme. Sampel diambil di PT SAP Wilmar
Mikroorganisme termasuk bakteri Group Mariana, Sumatera Selatan dengan
sebagian besar mampu memanfaatkan menggunakan metode random sampling.
minyak/lemak sebagai sumber karbon Pengambilan sampel terletak pada
dan energinya, bakteri yang mempunyai limbah SBE. Ditentukan 4 titik sampling
kemampuan tersebut sering dikenal yang mewakili dan dari titik sampling
sebagai bakteri lipolitik. Sifat lipolitik tersebut diambil 250 gram. Kemudian
bakteri tersebut berpotensi sebagai agen sampel limbah SBE dimasukan ke dalam
bioremediasi (Suastuti, 2010). wadah yang steril. Untuk menjaga kondisi
Tahap awal yang harus dilakukan sampel tidak berubah maka sampel yang
untuk mendapatkan bakteri lipolitik ialah dibungkus wadah dimasukan ke dalam
mengisolasi bakteri indigen lahan cool box.
tercemar. Agar pengolahan limbah SBE
yang banyak mengandung lemak Pengayaan (enrichment)
berlangsung secara efektif maka yang Masing-masing sampel SBE
perlu dilakukan adalah mencari sebanyak 5 gr, dimasukkan ke dalam
mikroorganisme yang memiliki potensi Erlenmayer yang berisi 45 mL medium
Nutrient Broth, selanjutnya diagitasi
dalam mendegradasi lipid.
dengan rotary shaker kecepatan 150 rpm
Tujuan dari penelitian ini adalah
13
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 13 (1): 12-18, 2015 ISSN : 1829-8907

selama 7 hari atau sampai menunjukan ditetesi CPO steril sebanyak 10 tetes
pertumbuhan yang dicirikan medium kemudian dihomogenkan. Medium yang
mengeluarkan busa. Perubahan ini homogen kemudian dimasukkan ke
diamati setiap hari (Munawar, 1999). dalam cawan petri steril. Kemudian paper
disk steril dicelupkan ke dalam suspensi
Isolasi bakteri 10 mL dan diletakan di bagian
Masing-masing sampel dalam tengah dari medium Bromothymol Blue
medium Nutrient Broth yang berubah Agar. Diinkubasi selama 24 jam diamati
menjadi keruh diencerkan mulai zona kuning di sekitar bakteri dan
pengenceran 10-2 sampai 10-7 dengan dihitung kemampuan lipolitiknya dengan
cara menghomogenkan 1 mL sampel rumus :
dalam medium Broth cair dengan 9 mL
larutan garam fisiologis. Kemudian dari ∅ zona kuning − ∅ koloni
setiap pengenceran diambil 1 mL %lipolitik = × 100%
∅ koloni
ditumbuhkan dalam medium NA dengan
metode poure plate dan diinkubasi pada Uji Potensi Isolat Bakteri Terpilih
suhu 370C selama 2 x 24 jam atau Sebagai Agen Bioremediasi
menunjukan koloni yang tumbuh. Ketiga bakteri hasil seleksi yang
Kemudian diamati setiap koloni bakteri mempunyai indeks lipolitik tertinggi
yang tumbuh dengan ciri berbeda. dilihat potensinya sebagai agen
Metode ini merupakan modifikasi dari bioremediasi dengan cara melihat
Gofar (2012). peningkatan pertumbuhan populasi
bakteri dan residu minyak. Pengujian
Pemurnian potensi ini dilakukan pada erlenmayer
Koloni dengan ciri berbeda yang berisi mineral medium sebanyak 50
(seperti warna, bentuk koloni, dan mL, CPO 15 mL (30%) dan kultur tunggal
permukaan koloni) masing-masing isolat bakteri dengan kepadatan 106
dimurnikan dengan cara di-streak ke sel/mL. Kultur diinkubasi dengan cara
medium NA padat dalam cawan petri, lalu dikocok secara manual menggunakan
diinkubasi selama 2 x 24 jam. Teknik ini tangan setiap 8 jam sekali pada suhu
dilakukan secara berulang sampai kamar selama 8 hari. Selanjutnya
diperoleh koloni yang diindikasikan dilakukan perhitungan populasi dan
murni. Jika belum memperoleh koloni residu minyak setelah satu minggu
yang murni, dilakukan kembali (ulangi), pengujian (Munawar et al., 2011).
hingga mendapat koloni yang murni.
Koloni murni adalah koloni yang berasal Karakterisasi dan Identifikasi
dari satu sel saja. Untuk koloni yang Isolat bakteri yang telah
dilakukan pengujian kemampuan dalam
diduga murni, dilakukan pewarnaan
mendegradasi lipid selanjutnya
gram untuk memastikan bahwa koloni dikarakterisasi untuk mempermudah
tersebut adalah memang murni dan identifikasi. Karakterisasi dilakukan
hanya terdiri dari satu bakteri saja. terhadap morfologi koloni pada berbagai
Koloni murni yang didapat bentuk media agar (miring, tegak,
diinokulasikan pada medium agar miring lempeng), morfologi sel (sifat gram
untuk mendapat isolat murni (Gofar, bakteri dan pewarnaan endospora),
2012). pengujian biokimiawi (kebutuhan akan
oksigen, fermentasi gula, hidrolisa pati,
Seleksi hidrolisa gelatin, uji indol, uji metil
merah, uji vogos-preskuer, uji sitrat, uji
Isolat yang telah didapat dari H2S, uji hidrolisa urea, uji katalase, dan uji
hasil pemurnian diseleksi berdasarkan motilitas). Berdasarkan karakter dari
kemampuan mengeluarkan enzim lipase masing-masing isolat bakteri yang
dengan menurunkan pH medium mampu mendegradasi lipid diidentifikasi
ditunjukkan dengan zona kuning di dengan menggunakan Bergey’s manual of
sekitar paper disk yang telah diberi Determinative Bacteriology 8th edition
suspense bakteri. Seleksi dimulai dengan (Bunchan & Gibons, 1974) dan Bergey’s
menggunakan medium Bromothymol Blue manual of Determinative Bacteriology 9th
Agar sebanyak 13 mL disterilisasi dan edition (Holt et al., 1994).

14
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2015 ELYZA, F.; GOFAR, N.; MUNAWAR; IDENTIFIKASI DAN UJI BAKTERI LIPOLITIK

(2008), untuk mendapatkan bakteri


3. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan kemampuan lebih cepat dalam
Isolasi dan Pemurnian menghidrolisis minyak pada media perlu
Berdasarkan sampel yang telah ditambahkan bahan pencemar (lemak
diambil dari beberapa titik sampel atau minyak) untuk membantu
kemudian dihomogenkan didapatkan pertumbuhan mikroba sehingga
hasil isolasi dan pemurnian yang jumlahnya cukup untuk mendegradasi
sebelumnya didahului dengan tahap lemak. Besarnya zona kuning yang
pengayaan. Tahapan pengayaan terbentuk mengindikasi bahwa bakteri
bertujuan untuk memberikan mempunyai kemampuan tinggi dalam
kesempatan pada jenis bakteri yang mendegradasi minyak, bakteri yang
jumlah dan populasinya sedikit di alam, memiliki lipolitik tinggi yaitu B1(7),
sehingga pada saat isolasi jenis ini dapat B2(6) dan B3(5) hasil lipolitik disajikan
kesempatan hidup lebih banyak. dalam Tabel 2.
Pengayaan dilakukan pada medium
mineral yang menunjukan bahwa kultur Tabel 2. Hasil bakteri yang terseleksi
telah tumbuh pada medium mineral yaitu dan indeks lipolitik bakteri
dengan adanya gelembung yang Diameter Indeks
Kode
menunjukan adanya aktivitas bakteri. rata-rata lipolitik
isolat
Menurut Sariadji (2013), medium (cm) (cm)
pengayaan terus berkembang B1(5) 1,6 ± 0,7 1,1 ± 0,8
memperbanyak diri dengan cara B1(6) 1,2 ± 0,6 0.9 ± 0,1
membelah pada kondisi nutrisi makanan B1(7) 3,6 ± 0,6 4,4 ± 3,0
yang melimpah serta lingkungan yang B2(6) 8.2 ± 0.6 12,2 ± 9,0
cocok. B2(7) 1,6 ± 0,8 1,0 ± 0,8
Dari proses pengayaan ini, B3(5) 4,6 ± 0,7 5,2 ± 3,3
kemudian sampel diisolasi ke dalam
medium NA (Nutrient Agar) sehingga B3(7) 1,7 ± 0,7 1,2 ± 0,8
didapatkan 12 isolat bakteri dari setiap
pengenceran. Hasil isolasi diambil dari Diameter zona kuning yang luas
pengenceran yaitu 10-4, 10-5, 10-6, 10-7 dapat mengindikasikan bahwa enzim
(Tabel 1). lipase yang dikeluarkan tinggi, sedangkan
diameter zona kuning yang rendah dapat
Tabel 1. Hasil Isolasi Bakteri Lipid di mengindikasi bahwa enzim lipase yang
Limbah SBE dengan metode pour plate dikeluarkan rendah. Menurut Oktavia et
Jumlah al., (2012) bahwa turunnya kadar lemak
Tingkat disebabkan oleh lemak yang terhidrolisis
koloni Kode isolat
pengenceran menjadi gliserol dan asam lemak bebas.
bakteri
B1(4), B2(4), Asam lemak bebas ini akan mudah
10-4 3
B3(4) mengalami kerusakan sehingga
10-5 3 B1(5), B2(5), mengakibatkan kadar lemak menurun.
B3(5) Hal ini disebabkan karena asam yang
10-6 3 B1(6), B2(6), terbentuk dapat memecah komponen
B3(6) lemak yang komplek menjadi komponen
3 B1(7), B2(7), yang lebih sederhana sehingga
10-7 B3(7)
menyebabkan kandungan lemak
menurun.
Hasil Seleksi Bakteri Lipolitik
Kemampuan menghasilkan enzim HASIL UJI POTENSI ISOLAT BAKTERI
lipase oleh bakteri lipid juga diindikasi LIPOLITIK
dengan perubahan warna medium Hasil Jumlah Populasi Bakteri
Bromothymol Blue Agar, menjadi warna Berdasarkan hasil Analisis Varian
kuning di sekitar bagian kertas cakram (ANAVA), faktor jenis bakteri
yang telah diberi suspensi bakteri. Hal ini menunjukan pengaruh nyata terhadap
menunjukan bahwa bakteri mampu rata-rata jumlah sel bakteri akhir uji
mengeluarkan enzim lipase untuk potensi, dengan p < 0.05 pada faktor jenis
menghidrolisis medium yang bakteri. Hasil uji lanjut DNMRT rata-rata
mengandung CPO. Menurut Darmayasa jumlah sel bakteri akhir pada faktor jenis
15
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 13 (1): 12-18, 2015 ISSN : 1829-8907

bakteri disajikan pada Gambar 1. K B1 B2 B3

Perlakuan (Jenis Bakteri)


8
b
7.05
b
7.06
c
7.13 Keterangan : Angka-Angka yang diikuti
7
huruf kecil yang sama menunjukkan
6
berbeda tidak nyata menurut DNMRT
populasi Bakteri (sel/mL)

5 0,05
4 Gambar 2. Persentase penurunan lipid
3 pada faktor jenis bakteri
2
Log

1 Berdasarkan Analisis Varian


0
a
0.00 (ANAVA), untuk faktor jenis bakteri
memberikan pengaruh nyata terhadap
-1
K B1 B2 B3 persentase residu minyak, dengan p =
Perlakuan (Jenis Bakteri) 0,000000 (p < 0,05) untuk perlakuan
jenis bakteri. Hal ini berarti persentase
Keterangan : Angka-angka yang diikuti penurunan minyak berbeda-beda pada
huruf kecil yang sama menunjukkan setiap jenis bakteri. Menurut Nugroho
berbeda tidak nyata menurut DNMRT (2006), bahwa berbagai macam jenis
0.05 bakteri mempunyai mekanisme kerja
yang signifikan dalam menggunakan
Gambar 1. Jumlah sel bakteri substrat, sehingga bakteri hanya bisa
akhir uji potensi pada faktor jenis mendegradasi senyawa hidrokarbon
bakteri spesifik dalam kisaran yang terbatas.
Hasil uji selanjutnya DNMRT persentase
Berdasarkan Gambar 1 dapat penurunan minyak pada faktor jenis
diketahui bahwa isolat bakteri lipolitik bakteri disajikan pada Gambar 2.
pada akhir uji potensi yang memiliki Berdasarkan Gambar 2 di atas,
jumlah sel bakteri akhir yang lebih tinggi dapat diketahui bahwa semua jenis isolat
dibandingkan dengan isolat yang lain dan bakteri lipolitik memiliki kemampuan
kontrol. Jumlah sel bakteri akhir B1 dan dalam menurunkan minyak dan berbeda
B2 menunjukkan hasil yang tidak nyata terhadap kontrol. Isolat B3
berbeda nyata, dan memiliki jumlah sel memiliki kemampuan yang paling besar
bakteri akhir yang rendah dibandingkan dalam menurunkan minyak (16%)
dengan isolat B3. Hal ini diduga bahwa
dibandingkan dengan kedua isolat
kemampuan bakteri dalam menggunakan
lainnya yaitu B1 sebanyak (21%) dan B2
CPO sebagai sumber karbon berbeda-
beda pada setiap isolat bakteri, sehingga sebanyak (20%). Adanya penurunan
pertumbuhan populasi bakteri berbeda. kadar minyak dikarenakan aktivitas
Menurut Aditiawati (2003), laju bakteri lipolitik dalam memanfaatkan
pertumbuhan bakteri tergantung dengan CPO yang terdapat pada medium sebagai
kondisi substratnya. Apabila kondisi sumber energinya. Menurut Ohimain et al
substratnya sesuai, maka laju (2013), adanya mikroba lipolitik yang
pertumbuhannya akan dominan, ditemukan pada CPO mengindikasi
sebalinya apabila kondisi substrat tidak terjadinya perombakan lipid menjadi
sesuai maka laju pertumbuhannya akan asam lemak dan gliserol.
lambat. Adanya enzim lipase merupakan
hal penting bagi bakteri dalam
Hasil Residu Minyak melakukan biodegradasi lahan tercemar
32
c
30.10
minyak. Enzim lipase digunakan bakteri
30
agar dapat kontak langsung dengan
28
substrat yang mengandung lipid, minyak
26 inilah yang akan digunakan bagi bakteri
Residu Minyak (%)

24 sebagai sumber karbon untuk


22
b
21.17 b pertumbuhannya. Adanya enzim lipase
20
20.76
sendiri tergantung dari berbagai faktor,
18
dimana faktor inilah yang menentukan
16
a
16.00 keberadaane enzim lipase untuk bekerja.
14
B1 dan B2 memiliki persentase
16
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2015 ELYZA, F.; GOFAR, N.; MUNAWAR; IDENTIFIKASI DAN UJI BAKTERI LIPOLITIK

penurunan yang tidak berbeda nyata


yaitu 21% dan 20%. Hal ini menunjukkan 4. KESIMPULAN
bahwa kedua bakteri ini memiliki Dari hasil penelitian didapatkan
kemampuan mengeluarkan enzim sedikit kesimpulan sebagai berikut:
dalam mendegradasi minyak, hal ini 1. Aktivitas enzim lipase yang tinggi
dikarenakan berbagai faktor yang dapat menandakan bahwa bakteri bekerja
mempengaruhi kerja bakteri. Menurut optimal merombak zat pencemar.
Syaiful et al., (2009), aktivitas enzim 2. Bakteri yangmemiliki potensi sebagai
dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, agen bioremediasi terdiri dari genus
konsentrasi enzim, temperature, dan pH, Citrobacter, Enterobacter, dan
kecepatan reaksi enzim dipengaruhi kerja Acinetobacter.
enzim, semakin banyak konsentrasi
enzim, maka reaksi akan lebih cepat,
sehingga semakin banyak substrat 5. SARAN
digunakan. Perlu dilakukan penelitian
Persentase penurunan minyak lanjutan mengenai faktor lingkungan
menunjukkan adanya penguraian
yang berperan dalam proses
substrat yang dalam hal ini merupakan
CPO, oleh isolat bakteri lipolitik dengan
bioremediasi limbah SBE (Spent
bantuan enzim lipase melalui jalur Bleaching Earth).
metabolismenya, sehingga konsentrasi
minyak menurun seiring dengan
terjadinya penguraian substrat. DAFTAR PUSTAKA
Notodarmojo (2005) mengatakan bahwa Aditiawati, P. Pikoli, M.R. dan Indriani, D.
langkah pertama dalam proses 2011. Isolasi bertahap bakteri
biodegradasi oleh metabolisme bakteri pendegradasi minyak bumi dari
adalah substrat masuk ke dalam sumur bangko. Proceeding
membrane sel melalui mekanisme difusi. Simposium Nasional. IATMI. 2-5
Makromolekul akan tertahan di dinding Oktober di Yogyakarta.
sel, dan sebagaian degradasi oleh Arsyad, S. dan Rustiadi, E. 2008.
eksoenzim yang dikeluarkan melalui Penyelamatan Tanah, Air dan
dinding sel. Selanjutnya terjadi reaksi Lingkungan. Penerbit Yayasan Obor
didalam sitoplasma sel menguriakan Indonesia. Bogor: xviii + 288 hlm.
senyawa organik. Aulia, B. Sahan, Y. Zahrina, I. 2013.
Regenerasi Spent Bleaching Earth
Identifikasi Bakteri Lipolitik (SBE) dan Aplikasinya Pada
Identifikasi bakteri dilakukan Adsorpsi Ion Cu (II). Karya Ilmiah
setelah diperoleh data hasil karakterisasi Fakultas Teknik. Universitas Riau.
morfologi dan karakterisasi fisologi, Riau. 1-6 hlm.
maka dapat diketahui bahwa isolat yang Buchanan, R.E. & N.E. Gibbons (CoE).
diperoleh sebanyak 3 isolat, 1974. Bergey Manual of
dikelompokkan kedalam 3 genus yang determinative bacteriology.8th Ed.
berbeda yaitu genus Citrobacter dengan S.T. Cowan, J.G. Holt, J. Liston, R.G.E.
kode isolat B1, Enterobacter dengan kode Murray, C.F. Niven, A.W. Ravin &
isolat B2 dan Acinetobacter dengan kode R.Y. Stanier (Eds) Baltimore.
isolat B3. Darmayasa, I.B.G. 2008. Isolasi,
Ketiga isolat ini memiliki Identifikasi dan uji Kemampuan
morfologi sel yang sama yaitu bentuk Bakteri Pengurai Minyak Solar dari
basil, gram negatif dengan kebutuhan Perairan Pelabuhan Benoa Bali.
oksigen anaerob fakultatif. Serta uji Tesis Ilmu Biologi dan Lingkungan.
fisiologi katalase positif dan dapat Universitas Udayana. Bali.
memfermentasi gula. Menurut Ohimain Gofar, N. 2012. Aplikasi Isolat Bakteri
(2013), bahwa Enterobacter adalah genus Hidrokarbonolastik Asal Rhizosfer
yang ditemukan 33% berada pada CPO Mangrove Pada tanah Tercemar
hasil produksi. Minyak Bumi.Jurnal Lahan Sub

17
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 13 (1): 12-18, 2015 ISSN : 1829-8907

Optimal. Vol 1 (2) : 123 -129 hlm. hlm.


Holt, JG. Krieg, NR. Scoath, PHA. Staley, JT. Oktavia, A.D. Mangunwidjaja, D. dan
Wiliams, ST. 1994. Bergey’s manual Wibowo, S. 2012. Pengelolahan
of Determinative Bacteriology 9th Limbah Cair Perikanan
Edition. E Waverly Company. USA. Menggunakan Konsorsium Mikroba
787 hlm. Indigenous Proteolitik dan
Munawar. 1999. Isolasi dan Uji Lipolitik. Jurnal Agrointek. 6(2): 65-
Kemampuan isolat Bakteri 71.
Rhizosfer dari Hutan Bakau di Sariadji. 2013. Evaluasi Medium
Cilacap dalam Mendegradasi residu Pengayaan Vibrio cholerae Untuk
minyak bumi. Tesis. Program Diagnosis Kolera Menggunakan
Pascasarjana Institut Tekhnologi Imunochromatographic Strip Test.
Bandung. Tidak dipublikasikan. Bul. Penelit. 41 (1). 11 – 17 hlm.
Munawar, Aditiawati, P. Astuti, D.I. 2011. Suastuti, N. G. A. M. Dwi Adhi. 2009.
Biodegradasi fraksi asfalten Kadar Air dan Bilangan Asam dari
oleh bakteri yang diisolasi dari Minyak Kelapa yang dibuat Dengan
tanah terkontaminasi minyak bumi Cara Tradisional dan Fermentasi.
di propinsi Sumatera Selatan. Jurnal kimia. Vol. 3 (2) Jimbrana :
Proseding Seminar Nasional AVoER. 69-74 hlm.
Di Palembang. 26-27 Oktober 2011. Syaiful. Amalia, S dan Zulkarnain, A. 2009.
Notodarmojo, S. 2005. Pencemaran Hidrolisa Minyak Jagung (Corn Oil)
Tanah dan Air Tanah. Penerbit ITB. Secara Enzimatik, Penentuan
Bandung. Viii + 488 hlm. Kondisi Operasi Optimum,
Nugroho, A. 2006. Bioremediasi Permodelan Matematik dan
Hidrokarbon Minyak Bumi. Jurnal Penentuan Konstanta Kapasitas.
Makara Teknologi. Vol. 10 (2). Jurnal Teknik Kimia. 3 (16): 21-31.
Universitas Trisakti. Jakarta. Wahyudi M Y. 2000. Studi Penggunaan
Ohimain, E.I, Izah, S.E. and Fawari, A.D. Kembali Bleaching Earth Bekas
2013. Quality Asessment of Crude sebagai Adsorben dalam Proses
Palm Oil Produced by Semi- Refining CPO. Tesis Magister.
Mechanized Processor in Bayelsa Program Studi Teknik Lingkungan.
State Nigeria. Journal Of Agriculture Institut Teknologi Bandung.
and Food Sciences. 1(11): 171-181 Bandung.

18
© 2015, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP

You might also like