You are on page 1of 16

TR

“Kopling Manual dan Koling Transmisi Otomastis”

DISUSUN OLEH:

SAMUEL RICHARDO LUMBANTORUAN (5161122016)

ANDREAS EKO (5161122002)

JUFRI ALAM SIBARANI (5163122007)

ANDRE SITUMORANG (5163122002)

DELMA YUSBAR

FAKULTAS TEKNIK PRODI PEND. TEKNIK OTOMOTIF

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2018

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kita ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunianya bagi Kita, sehingga kelompok ini dapat menyelesaikan makalahmengenai sistem
Kopling manual dan sistem kopling transmisi otomatis, pada mata Kuliah “Sistem Pemindah
Daya Otomotif” yang dimana salah satu mata kuliah, Kelompok ini juga mengucapkan
Banyak Terima Kasih kepada Dosen Pengampu Bapak “Drs. Khoiri, M.Pd dan Bapak
Iskandar Henry ” yang dimana Beliau yang mendukung untuk kerterwujudan makalah
mengenai sistem kopling manuall dan otomatis ini, seperti dalam bentuk dorongan semagat
dan teori tentang pembuatan makalah tersebut. Kelompok ini juga memohon maaf karena
kelompok ini juga menyadari masih ada kesalahan baik dalam penulisan makalah ini,
kelompok ini harap Bapak dapat memakluminya, Sekian dan Terima Kasih.

Medan, September 2018

Penyusun Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopling (Clutch) adalah suatu bagian yang mutlak diperlukan pada kendaraan di
mana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder Engine. pada
tahap pertama engine dihidupkan tanpa digunakan tenaganya oleh karena itu engine pada
tahap pertama harus dapat berputar dahulu dan kemudian memindahkan tenaganya perlahan-
lahan pada roda belakang sehingga kendaraan akan bergerak perlahan-lahan dan juga engine
harus bebas (tidak berhubungan) bila mengganti gigi transmisi. Oleh karena hal tersebut
maka diperlukan pemasangan clutch yang letaknya di antara engine dan transmisi yang
berfungsi untuk menghubungkan dan membebaskan putaran engine. Bila tenaga dari satu
engine yang sedang berputar di pindahkan pada roda-roda penggerak pada waktu kendaraan
sedang berhenti, kendaraan akan melompat apabila tenaga terlalu besar dan mesin akan mati
bila tenaga engine terlalu kecil, juga kendaraan tidak dapat bergerak dengan lembut. Untuk
memungkinkan engine dapat hidup diperlukan kopling yang memindahkan tenaga dengan
perlahan-lahan dan sesudah tenaga sebagian besar pemindah maka pemindahan tenaga akan
berlangung tanpa terjadinya slip (tergelincir), juga kopling harus dapat berkerja dengan
sedarhana. Tutup clutch yang dipasangkan pada roda penerus akan turut berputar bersama
sama, diantaranya roda penerus dan pelat penekan terdapat plat clutch yang dipasangkan pada
alur–alur poros input transmisi sehingga poros dan disclutch dapat berputar bersama sama.
Plat penekan dipasangkan pada tutup kopling dan diantaranya diberi pegas – pegas sehingga
plat penekan dapat tertekan secara tetap (konstant) dan kuat terhadap disclutch dengan
adanya tekanan pegaspegas ini , karena itu tenaga mesin yang di pindahkan keporos input
transmisi dengan daya gesek antara roda penerus, plat penekan dan disclutch. Melalui batang
mekamisme, penekanan yang belaku pada pedal kopling akan mendesak bantalan pembebas
melalui tuas-tuas penekan,tekanan udara tuas-tuas penekan ada lebih besar dari pada tekanan
pegas-pegas kopling dan akan menarik plat penekan ke belakang, karena itu gesekan yang
bekerja di antara plat kopling dan plat penekan akan hilang dengan demikian tenaga akan di
teruskan lagi ke transmisi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

I. Kopling Transmisi Manual

1. Fungsi Kopling
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros
yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau dari
putaran engine (mesin) ke transmisi.

Syarat-syarat kopling :
1. Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh (100%)
tanpa slip.
3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat.

Komponen-komponen kopling:
1. Tutup kopling (cluth cover).
2. Pelat kopling.
3. Disc clutch
4. Presure plate
5. Strap
6. Retraxing spring
7. Diafragma spring

2. Nama komponen dan fungsinya

a. Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang
dimana didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja
kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly
wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal
kopling tidak diinjak.
Gambar 1 : kontruksi clutch cover
b. Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover,
saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan
serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate
supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas. Begitu
sebaliknya saat pedal kopling dilepas.

Gambar 2 : konstruksi diafragma spring

c. Disc clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel
dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover
untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.

Gambar 3 : konstruksi clutch disc

d. Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit
disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring,
presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.
Gambar 4 : konstruksi pressure plate

3. Cara kerja kopling

Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar,
sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar.
Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian
juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut
yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin
menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada
waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini
yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini
mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi
selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros
utama persneling.

Gambar 5 : cara kerja kopling


B. Trooble Sooting (Analisis Kerusakan dan Perbaikan)

Kerusakan yang seing terjadi pada komponen kopling dan cara mengatasinya:
Cara cek kopling mobil yaitu dengan cara mesin dihidupkan tarik rem tangan masukan gigi 1
lepas kopling perlahan kaki kanan dalam posisi menginjak rem dan gas perlahan, bila posisi
pedal kopling sudah terlepas tetapi mesin tidak mati maka kampas kopling sudah habis,setelah
mekanik mengetesnya ternyata ada tanda-tanda plat kopling habis .

Mengganti Plat Kopling tipe Pegas coil

I. Bahan

 1 unit kendaraan roda empat (mobil)

II. Alat

 Sigmat
 Obeng plus / min
 Kunci momen satu set ( kunci shok)
 Kuas
 Majun
 Dongkrak putar
 Gemuk
 Alat untuk penyentral plat kopling

Langkah Kerja

i. Pembongkaran
 Lepas bagian-bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling .
 Lepaskan kabel yang menempel pada tranmissi dan lepas As roda,Steering linkage
yang menempel pada roda,Stabilizer- bar
 Apabila plat koplingnya ada didepan harus membuka rem cakram yang sebelah kiri.
 Buka baud yang mempel pada tranmissi
 Setelah terbuka pisahkan tranmissi dan kopling
 Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di pakai
 Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus .di wajibkan harus diganti
 Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas

ii. Pemasangan
 Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus menggunakan senter kopling .
 Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan kunci yang pas
 Pasang tranmissi kembali dengan rapih apabila sudah bersih dari debu
 Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas dengan rapih seperti kabel yang
menempel di tranmissi, As roda ,Stabilizer bar dan lain sebagainya.
 Pasang roda / ban dengan menggunkan kunci roda.
C. Gambar Benda Kerja

D. Penggantian Plat Kopling Yang Sudah Aus

Langkah pembongkaran Kopling.

Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar, memeriksa,


memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya.

a) Pembongkaran

Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah terlebih dahulu
melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi, antara lain:

1) Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)


2) Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
3) Unit transmisi dan sistem pemindahnya

Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release bearing dan release
fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan
melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar porosnya dari rumah
transmisi. Release fork dan release bearing akan terlepas.

Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas. Langkah-
langkahnya adalah :

1) Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel


2) Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk plat kopling pada tempatnya
3) Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel dengan urutan menyilang
secara bertahap dan merata.
4) Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover dan clutch
disc
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :

1) Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.
2) Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel. Jangan
sampai terkena minyak atau gemuk.
3) Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu kinerja
kopling.

Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan dapat dengan
mudah dibongkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan tekanan pegas
kopling.
2) Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan
penyetel tinggi tuas pembebas
3) Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
4) Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
5) Lepaskan clutch cover
6) Lepaskan pegas-pegas penekan
7) Lepaskan pin dan release lever

b) Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling

1) Release bearing

Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan
permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya.Pemeriksaan pertama
yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka
bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan /
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.
Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :

a. Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar
dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti.
b. Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk
memastikan self- centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus
bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti
dengan yang baru!

2) Pegas Penekan dan Tuas Pembebas

Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu :

a. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.
b. Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing.
Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan
melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
c. Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST
dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas
pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
d. Pemeriksaan dengan dial indicator. Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat
dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung
tuas pembebas.Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base
pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
e. Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan. Panjang bebas pegas penekan
mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga
dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual) Semakin besar unit kopling
biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
f. Pemeriksaan tegangan pegas penekan. Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh
pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin
berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang
digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual
kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan
membuat penekanan kopling tidak merata.
g. Perbaikan/ penyetelan

Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :

 Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST
seperti terlihat pada gambar berikut!
 Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas
pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat,
maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.

3) Plat Penekan

Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

a. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar,tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah,perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika
tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
b. Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge.
Ketidakrataan max.adalah 0.5 mm.
c. Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut
atau ganti dengan plat penekan yang baru.

4) Plat Kopling

Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :


a. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar,tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling
baru.
b. Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keeling dengan jangka sorong. Batas
kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi,
ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
c. Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama
dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan
paku keling baru dengan urutan menyilang.Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
d. Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan
kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
e. Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.Kaitkan/ pasangkan plat kopling
pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak
longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
f. Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan
dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah
plat kopling dengan yang baru.

5) Fly Wheel

Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

a. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas
amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
b. Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika
terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah
dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama
dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak
boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
c. Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indicator. Periksalah run-out fly wheel!
Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
d. Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika
putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing
yang baru. Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama
dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.

II. Kopling Transmisi Otomatis

1. Pengertian Transmisi Otomatis

Pengertian transmisi otomatis atau A/T dapat dikatakan sebagai jenis transmisi dengan
gigi-gigi yang bisa melakukan perpindahan sendiri atau otomatis berdasarkan pada beban
mesin yang berasal dari besaranya tekanan gas pedal dan kecepatan kendaraan itu sendiri.
Pengoperasiannya berbeda dengan transmisi manual yang memerlukan perpindahan gigi
dengan memakai tuas pemindah gigi. Melalui transmisi otomatis, gigi-gigi bisa berpindah
dengan sendirinya untuk menyesuaikan kondisi jalan dan jumlah muatan yang beragam.
Pengertian transmisi otomatis ini memang berbeda dengan transmisi manual pasalnya,
transmisi otomatis dilengkapi dengan torque conventor atau pengubah puntiran yang
difungsikan sebagai kopling otomatis. Pada transmisi otomatis, minyak transmisi
memiliki fungsi ganda karena tak hanya melumasi dan mendinginkan tetapi juga
memindahkan gigi dan fluida kopling secara otomatis. Sehingga minyak transmisi ini
jumlahnya harus selalu mencukupi agar bisa melakukan fungsinya dengan baik.
Penggantian minyak transmisi secara rutin merupakan hal yang penting untuk dilakukan
sebab jika jarak tempuhnya bertambah maka kualitasnya akan menurun. Dengan
mengetahui pengertian transmisi otomatis, Anda kini sudah memahami apakah yang
membedakan jenis transmisi ini dengan transmisi manual. Selain itu, Anda sudah
memiliki gambaran singkat tentang bagaimana kinerja dari transmisi ini.

2. Fungsi Transmisi Otomatis

Secara umum fungsi transmisi otomatis tentu untuk memindahkan gigi-gigi


transmisi ketika kendaraan sedang dijalankan secara otomatis dengan menyesuaikan pada
beban mesin dan kecepatan kendaraan. Fungsi dari transmisi otomatis juga bisa dibedakan
dari jenisnya. Transmisi otomatis dengan jenis full hydraulic berfungsi untuk mengatur
waktu perpindahan gigi dan lock up sepenuhnya secara hidraulis. Sedangkan, fungsi
transmisi otomatis berjenis Powertrain Control Module (CPM) fungsinya adalah mengatur
waktu perpindahan gigi dan lock up secara elektronik. Selain memakai data yang berupa
shift dan lock pattern pada PCM sebagai pengontrol, jenis transmisi otomatis yang satu ini
juga memiliki fungsi sebagai diagnosa dan fail-safe. Meskipun fungsi transmisi otomatis
dari kedua jenis transmisi tersebut tersebut mempunyai fungsi yang sama untuk
menjalankan sistem secara otomatis, namun keduanya dibedakan dalam kinerjanya karena
yang satu mengandalkan tenaga hidraulik sementara yang satunya mengandalkan
elektronik.
3. Komponen Transmisi Otomatis

Berikut ini adalah komponen transmisi otomatis:

3.1Torque Conventer

Torque coventer merupakan komponen transmisi otomatis yang dipasang pada


bagian input shaft transmisi dan dikencangkan dengan baut ke flywheel crankshaft.
Komponen ini biasanya diisi dengan minyak transmisi otomatis (ATF) yang berguna
untuk memperbesar momen mesin dan akan dilanjutkan ke bagian transmisi. Selain untuk
memperbesar momen yang dihasilkan mesin, komponen transmisi otomatis yang satu ini
juga berfungsi sebagai kopling otomatis untuk memindah atau memutus momen mesin ke
transmisi. Torque conventer juga bekerja untuk memperlembut mesin, meredam getaran,
dan menggerakkan pompa oli.

3.2 Planetary Gear Unit

Planetary gear unit merupakan komponen yang digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan momen mesin serta kecepatan kendaraan. Komponen transmisi otomatis
yang satu ini pada dasarnya digunakan untuk menghasilkan tenaga dan menggerakkan
kendaraan yang memiliki beban berat dengan tenaga yang ringan. Salah satu bagian
penting yang ada pada planetary gear unit adalah brake yang fungsinya adalah bergerak
untuk memperoleh perbandingan gigi yang dibutuhkan. Brake ini merupakan komponen
transmisi otomatis yang dioperasikan dengan memakai tekanan hidraulik.

3.3 Hydraulic control unit

Hydraulic control unit merupakan komponen transmisi otomatis yang berfungsi


untuk mengontrol kerja dari rem dan kopling pada transmisi otomatis memakai tekanan
yang dihasilkan dari pompa oli. Komponen ini memiliki oil pan yang berguna sebagai
reservoir fluida, pompa oli untuk meningkatkan tekanan hidraulik, serta berbagai macam
katup dan pipa yang akan mengalirkan minyak transmisi ke bagian clutch, brake dan
bagian-bagian lain pada komponen transmisi otomatis ini. Kebanyakan katup hydraulic
control unit bisa ditemukan pada valve body assembly yang letaknya di bawah planetary
gear.

3.4 Manual linkage

Meskipun transmisi otomatis melakukan perpindahan gigi secara otomatis, namun


jenis transmisi ini tetap mempunyai dua buah linkage yang membuatnya masih mungkin
dioperasikan secara manual oleh pengemudi yang terhubung dengan transmisi otomatis.
Manual linkage merupakan komponen transmisi otomatis yang berupa selector lever
dengan kabel, akselerator, dan kable throttle.

3.4 Automatic transmission fluida

Komponen utama lain dari sistem transmisi otomatis adalah automatic


transmission fluida atau oli khusus yang dicampur dengan berbagai bahan tambahan untuk
dipakai melumasi transmisi ini. Komponen transmisi otomatis ini populer dengan sebutan
automatic transmission fluid atau ATF untuk membedakannya dengan jenis minyak yang
lain. Transmisi otomatis harus mengunakkan ATF yang telah ditentukan karena jika
menggunakan yang lain, hal ini bisa berakibat pada menurunnya kemampuan transmisi itu
sendiri. Pemeriksaan level minyak juga harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa
transmisi bisa bekerja dengan benar. Pemeriksaan pada komponen transmisi otomatis ini
biasanya dilakukan saat mesin melakukan perputaran idle dan transmisi memiliki suhu
kerja normal serta tuas transmisi berada pada posisi P.
Transmisi otomatis terbagi ke dalam beberapa jenis dan dibuat dengan cara yang
berbeda-beda pula. Meski begitu, fungsi dasarnya tetap sama sehingga komponen
transmisi otomatis pun sama. Masing-masing komponen yang ada pada transmisi ini harus
bekerja dengan tepat dan dalam keadaan yang baik agar kinerja dari transmisi otomatis
secara keseluruhan bisa berjalan dengan lancar.

4. Cara Kerja Transmisi Otomatis

Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer yang berfungsi
sebagai kopling mekanikal sehingga lewat komponen ini torsi ditransfer dengan
mekanisme pompa dan turbin. Baling-baling pertama di dalam torque conventer bekerja
sebagai pompa yang dikopel langsung memakai mesin. Yang kedua mengkopel langsung
turbin dengan planetary gear dan yang terakhir berfungsi sebagai stator untuk
mengembangkan sistem 2 baling-baling menjadi 3 baling-baling. Pada saat cara kerja
transmisi otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel ke mesin berputar untuk
memompa oli transmisi pada ruangan tertutup. Kemudian tekanan oli dipakai untuk
mendorong turbin. Sistem ini menghasilkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM mesin
mengalami peningkatan.
Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama seperti gigi-gigi
rasio pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin pada roda sehingga mirip
dengan tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan mobil. Perbedaannya terletak
pada desain fisik karena pada planetary gear tidak ditemukan adanya dua barisan roda gigi
yang saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda. Namun, pada cara kerja transmisi
otomatis ini planetary gear hanya memiliki sebuah roda gigi yang di sekelilingnya
terdapat banyak roda gigi kecil dan bagian bernama ruman planetary yang terdapat gigi di
bagian dalamnya. Sedangkan untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulik
merupakan kinerja dari valve body
Itulah gambaran cara kerja transmisi otomatis yang banyak digunakan pada mobil-
monil saat ini. Jenis transmisi ini didesain dengan komponen-komponen khusus yang
memiliki fungsi seperti komponen-komponen pada transmisi manual seperti torque
conventer dan planetary gear. Torque gear menawarkan sensasi mobil berjalan dengan
kopling yang selip. Sementara planetary gear membuat mobil mampu memindahkan
giginya secara otomatis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kopling (Clutch) adalah suatu bagian yang mutlak diperlukan pada kendaraan di mana
penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder Engine. pada tahap
pertama engine dihidupkan tanpa digunakan tenaganya oleh karena itu engine pada tahap
pertama harus dapat berputar dahulu dan kemudian memindahkan tenaganya perlahan-lahan
pada roda belakang sehingga kendaraan akan bergerak perlahan-lahan dan juga engine harus
bebas (tidak berhubungan) bila mengganti gigi transmisi. Oleh karena hal tersebut maka
diperlukan pemasangan clutch yang letaknya di antara engine dan transmisi yang berfungsi
untuk menghubungkan dan membebaskan putaran engine. Bila tenaga dari satu engine yang
sedang berputar di pindahkan pada roda-roda penggerak pada waktu kendaraan sedang
berhenti, kendaraan akan melompat apabila tenaga terlalu besar dan mesin akan mati bila
tenaga engine terlalu kecil, juga kendaraan tidak dapat bergerak dengan lembut
Pengertian transmisi otomatis atau A/T dapat dikatakan sebagai jenis transmisi dengan
gigi-gigi yang bisa melakukan perpindahan sendiri atau otomatis berdasarkan pada beban
mesin yang berasal dari besaranya tekanan gas pedal dan kecepatan kendaraan itu sendiri.
Pengoperasiannya berbeda dengan transmisi manual yang memerlukan perpindahan gigi
dengan memakai tuas pemindah gigi. Melalui transmisi otomatis, gigi-gigi bisa berpindah
dengan sendirinya untuk menyesuaikan kondisi jalan dan jumlah muatan yang beragam.
Pengertian transmisi otomatis ini memang berbeda dengan transmisi manual pasalnya,
transmisi otomatis dilengkapi dengan torque conventor atau pengubah puntiran yang
difungsikan sebagai kopling otomatis. Pada transmisi otomatis, minyak transmisi memiliki
fungsi ganda karena tak hanya melumasi dan mendinginkan tetapi juga memindahkan gigi
dan fluida kopling secara otomatis..

You might also like