You are on page 1of 9

PENGUKURAN PERFORMANSI TERMAL TENDA DARURAT

UNTUK DAERAH TROPIS

Lusi Susanti, Helenda Eka Putri


Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi, Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik, Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Phone/Fax.: +62-751-7862902 / +62-751-72566
E-mail: lusi@ft.unand.ac.id, helendaekaputri@gmail.com

Abstrak

Terletak di zona pacific ring of fire, Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat berpotensi terjadi
bencana seperti gempa, tsunami, letusan gunung berapi, dan berbagai jenis bencana lainnya. Bencana tersebut
menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat, baik secara moril maupun materil. Kerugian materil yang dialami
masyarakat diantaranya adalah kerusakan rumah pada skala berat,sedang, maupun ringan. Hal tersebut memaksa
para korban untuk tinggal ditempat-tempat pengungsian (emergency shelter) yang telah disediakan. Salah satu
tempat yang biasa dijadikan emergency shelter adalah tenda darurat. Penelitian ini merupakan pengujian lapangan
untuk menguji performansi termal 2 jenis tenda yaitu single layer dan double layer yang telah dirancang
sebelumnya oleh Yoki (2010). Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian performansi termal tenda dan
pengujian subjektif oleh responden terhadap kenyamanan termal tenda. Kenyamanan termal tenda darurat diukur
dengan menggunakan parameter Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD).
Pengujian secara subjektif dilakukan dengan menggunakan kuisioner kenyamanan termal. Respon fisiologis
responden juga diukur pada penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa
tenda double layer dapat memberikan kenyamanan yang lebih terhadap responden, hal ini dilihat dari nilai PMV
tenda double layer yang lebih mendekati nilai nyaman, selain itu pengujian secara subjektif juga mnunjukkan
bahwa tenda double layer dapat memberikan kenyamanan yang lebih baik daripada tenda single layer.

Keywords: disasters, emergency shelter, thermal comfort, PMV

1. Pendahuluan m dan tinggi 1,5 m. Bahan yanng digunakan


pada prototype ini adalah parasut nilon, dan
Keluhan dan ketidaknyamanan yang
Polyester 600 D untuk lantai sedangkan pada
dirasakan oleh pengguna tenda, menjadi dasar
rancangan awal bahan yang digunakan adalah
perancangan tenda pengungsi dengan
cotton polyester dan terpal untuk bagian lantai.
memperhatikan kenyamanan termal [1] Tenda
Hal ini dilakukan untuk meminimasi biaya dan
yang dirancang merupakan tenda dengan
berat keseluruhan tenda untuk mempermudah
struktur yang berbentuk tunnel dengan
mobilisasi tenda pengungsian tersebut. Selain itu
menggunakan bahan utama parasut tahan air
modifikasi dilakukan dengan
yang memiliki daya tahan tinggi terhadap jamur,
mempertimbangkan kemudahan dalam
serangga, tanah, tikus dan berbagai jenis zat
memproduksi (producability).
kimia serta merupakan bahan yang cocok untuk
Prototype yang telah dirancang tersebut perlu
kondisi yang hangat dan lembab [2].
diuji lebih lanjut pada penelitian ini untuk
Susanti (2010) membuat prototype dari tenda
mengetahui performansi termal dan respon
yang telah dirancang Yoki (2010), dengan
fisiologis dari pengguna tenda, agar pengguna
melakukan beberapa modifikasi terhadap
dapat merasa nyaman di dalam tenda. Terdapat
ukuran, dan jenis bahan yang digunakan, tenda
dua jenis tenda yang akan di gunakan dalam
hasil perancang memiliki ukuran panjang 6 m,
penelitian ini, secara bentuk dan ukuran, dua
lebar 3 m dan tinggi 2 m, sedangkan ukuran
jenis tenda yang akan diuji pada penelitian ini
prototype tenda yang akan digunakan dalam
memiliki persamaan. Perbedaan kedua jenis
pengujian kali ini adalah panjang 2 m, lebar 1,8
tenda ini adalah pada lapisan yang digunakan. A

Salah satu jenis tenda adalah tenda dengan


double layer, salah satu lapisan yang digunakan Mempersiapkan Instrumen Penelitian: Pengumpulan dan
bersifat reflektif yaitu dapat memantulkan sinar 1. Tenda yang akan diamati Pengolahan Data
matahari, sedangkan tenda lainnya hanya 2. Alat Ukur

memiliki satu lapisan.


Pengujian dilakukan untuk mengetahui Pengukuran Performansi Pengukuran Respon fisiologis
Tenda:
performansi termal tenda darurat dan respon Responden
1. Temperatur tenda 1. Temperatur permukaan kulit
fisiologis responden terhadap kondisi termal 2. Kelembaban Udara 2. Denyut Nadi
3. Temperatur radiasi
yang dirasakan. Batasan yang ditetapkan dalam 4. Kecepatan aliran udara
3. Berat badan responden
4. Kuesioner kenyamanan termal
penelitian ini adalah:
a. Jenis pakaian yang digunakan adalah tipikal Menghitung Predicted Mean Menghitung Mean skin
Vote (PMV), Predicted
pakaian tropis yang terdiri dari pakaian Percentage of Dissatisfied
Temperature

dalam, baju lengan panjang atau lengan (PPD)


Menghitung evaporative loss
pendek yang terbuat dari bahan cotton, weight
celana panjang, kaus kaki dan sepatu atau
sendal dengan nilai termal resistance 0,3 Menghitung actual Percentage of
Dissatisfied, Tingkat
sampai 0,7 clo. [3] kenyamanan aktual responden
b. Aktivitas responden selama berada di tenda
adalah sedentary activity atau kegiatan
Analisis
ringan seperti duduk, berbaring, membaca,
menulis dan lain sebagainya. Penutup

c. Penelitian dilakukan di Jurusan Teknik


Selesai
Industri Universitas Andalas, Limau Manis,
Padang karena dibutuhkan area yang luas Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian
untuk penelitian ini. (Lanjutan)
d. Responden penelitian adalah mahasiswa di Untuk mendapatkan data-dat yang
kota Padang. dibutuhkan seperti yang dijabarkan pada
Gambar 1, perlu ditetapkan titik pengukuran
2. Metodologi Penelitian yang akan dilakukan. Penetapan titik
pengukuran berdasarkan penelitian yang
Prosedur atau langkah-langkah yang
dilakukan oleh Crawford.C (2002) [4].
dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1. Penempatan titik ukur dapat dilihat pada
Mulai Gambar 2 dan 3.

Tahapan pra
Studi Literatur
penelitian

Identifikasi Masalah 12

11

10

Menetapkan
Perumusan Masalah 5

Menentukan Tujuan H
4
1

Penelitian 9
R 20
13
0c
m 140 cm
Menetapkan Batasan
3
Penelitian 8

80 cm
2

Menentukan Prosedur Pelaksanaan 10


0c 7
10 cm
m
Penelitian
6
m
0c
18
A

Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian Gambar 2. Titik pengukuran tenda double


layer
18

17

H
16

22 A
R
23

15
21

14

20
Gambar 4. Rata-Rata Temperatur Dalam
19 Tenda Single layer dan Double
layer

Gambar 3. Titik pengukuran tenda single


layer

Pengukuran dilakukan pada empat


periode waktu pengukuran, yaitu pada:
a. 07:00-09:00 WIB
b. 11:00-13:00 WIB
c. 15:00-17:00 WIB
d. 19:00-21:00 WIB
Gambar 5. Rata-Rata Temperatur Atap
Jumlah responden yang digunakan Tenda Single layer dan Double
adalah 16 orang, sesuai dengan persyaratan layer
jumlah sampel minimum yang telah
ditetapkan [5]. Perbandingan data temperatur juga dilakukan
terhadap masing-masing titik pengukuran.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data Perbandingan tersebut dilakukan terhadap titik
Sebelum mengukur nilai PMV, pengukuran baik secara horizontal, maupun
terlebih dahulu data fisik tenda seperti vertikal. Temperatur rata-rata pada setiap titik
temperatur, kelembaban udara, glove pengukuran untuk tenda single layer dapat
temperature, dan kecepatan angin. Data dilihat pada Tabel 2, dan Tabel 3 untuk
temperatur di dalam tenda yang digunakan temperatur rata-rata pada tenda double layer .
adalah rata-rata dari titik 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9,10,
dan 13 untuk tenda double layer , sedangkan Tabel 2. Temperatur Tenda Single layer


untuk tenda single layer , temperatur rata-rata Waktu Temperatur
Lantai 10 cm
Temperatur Tenda Single Layer ( C)
80 cm 140 cm Lantai 10 cm 80 cm 140 cm
Pengamatan Luar ( C)
didapatkan dari pengukuran pada titik 14, 15, tengah tengah tengah tengah depan depan depan depan
07:00-09:00 27,60 28,69 26,31 25,84 26,84 29,61 27,85 26,82 28,35
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, dan 23. Rata-rata 11:00-13:00 33,88 31,16 29,88 30,26 31,73 32,41 30,43 30,62 33,22
15:00-17:00 27,94 29,09 27,87 27,90 28,21 28,95 28,06 28,02 29,32
temperatur dalam tenda dan atap tenda untuk 19:00-21:00 22,68 25,49 23,32 23,21 23,19 24,52 23,54 23,61 23,75

tenda single layer dan double layer dapat


dilihat pada Tabel 1 dan secara grafis ⁰
Tabel 3. Temperatur Tenda Double layer

ditampilkan pada Gambar 4 untuk temperatur Waktu
Temperatur
Lantai 10 cm
Temperatur Tenda Double Layer ( C)
80 cm 140 cm Lantai 10 cm 80 cm 140 cm
Luar ( C)
dalam tenda, dan Gambar 5 untuk temperatur tengah tengah tengah tengah depan depan depan depan
07:00-09:00 27,60 27,34 25,92 24,98 25,44 27,61 26,30 25,65 26,24
atap tenda. 11:00-13:00 33,88 29,01 29,30 28,88 29,72 30,22 29,27 29,39 30,94
Tabel 1. Data Temperatur Dalam dan Atap 15:00-17:00
19:00-21:00
27,94
22,68
27,79
25,29
27,77
23,65
27,27 27,73 27,70 27,19
23,12 23,03 25,09 23,12
27,23 27,79
23,01 23,08
Tenda Single layer dan Double layer
Temperatur
Waktu
Temperatur Temperatur atap Temperatur atap
dalam tenda
Temperatur Pengukuran Glove temperature dilakukan untuk
Lingkungan tenda double tenda Single dalam tenda
Pengamatan
('C) Layer ('C) Layer ('C)
double Layer
('C)
Single Layer ('C) mengetahui temperatur radiant di dalam tenda.
07:00-09:00 27,60 26,90 30,26 27,25 28,13 Data rata-rata nilai glove temperature untuk
11:00-13:00
15:00-17:00
34,04
27,94
31,50
28,74
33,80
30,33
31,82
28,32
32,53
28,93
setiap periode waktu pengukuran untuk tenda
19:00-21:00 22,68 23,54 22,84 23,42 23,63 single layer dapat dilihat pada Tabel 4. Grafik
perbandingan nilai glove temperature untuk
setiap periode waktu pengukuran pada tenda rata kelembaban udara untuk masing-masing
single layer ditampilkan pada Gambar 6. periode pengukuran dapat ditampilkan pada
Tabel 4. Rata-Rata Glove Temperature Tenda Gambar 8 untuk tenda single layer .
Single layer Tabel 6. Rata-Rata Kelembaban Udara Tenda
Waktu
Penelitian 15 30 45
Exposure Time (menit)
60 75 90 105 120
Single layer
Exposure Time (menit)
07:00-09:00 24,9 25,4 27,4 27,5 31,5 29,2 29,5 29,4 Waktu Penelitian
15 30 45 60 75 90 105 120
11:00-13:00 31,2 31,0 31,2 31,2 31,1 31,3 31,3 31,9
07:00-09:00 66,9 67,2 64,2 64,5 63,3 63,0 62,9 63,8
15:00-17:00 31,1 30,1 29,9 30,0 29,5 29,0 28,8 28,5
11:00-13:00 60,6 59,7 60,3 62,2 60,3 61,6 61,6 58,5
19:00-21:00 24,5 23,9 23,9 23,7 23,6 23,6 23,5 23,4 15:00-17:00 60,7 61,3 59,0 58,9 60,8 61,5 63,9 62,1
19:00-21:00 67,6 67,9 72,0 72,0 71,3 71,4 72,1 72,1

Gambar 6. Rata-Rata Glove Temperature


Tenda Single layer Gambar 8. Rata-Rata Kelembaban Udara
Tenda Single layer
Data rata-rata nilai glove temperature untuk
Nilai PMV dihitung dengan menggunakan
setiap periode waktu pengukuran untuk tenda
double layer dapat dilihat pada Tabel 5 dan model yang dikembangkan oleh Fanger, dengan
grafik perbandingan nilai glove temperature persamaan berikut:
PMV = [0,303 exp (-0,036 M) + 0,028] L
untuk setiap periode waktu pengukuran pada
tenda double layer ditampilkan pada Gambar 7. L = (M–W) – {3,96 x 10-8 fcl x [(tcl+273)4–
( r +273)4] – fcl hc(tcl –ta)} – 3,05
Tabel 5. Rata-Rata Glove Temperature Tenda [5,73–0,007(M–W)–pa] – 0,42 [(M–W)–
Double layer 58,15] – 0,0173M(5,87–pa)
Waktu Exposure Time (menit) Dimana,
Penelitian 15 30 45 60 75 90 105 120
07:00-09:00 25,0 25,6 26,6 28,9 29,8 30,7 31,2 32,0
11:00-13:00 35,1 35,8 35,5 36,0 36,3 36,0 36,3 36,9
15:00-17:00 34,0 33,0 32,4 32,0 31,3 30,6 29,8 29,5
19:00-21:00 23,5 23,0 22,8 22,7 22,5 22,6 22,4 22,3

Nilai PMV merupakan skala yang menunjukkan


nilai kenyamanan termal yang dirasakan
seseorang pada sebuah kondisi termal. Data-data
yang telah didapatkan dari hasil pengukuran
yaitu temperatur tenda, Glove temperature,
kelembaban udara, dan kecepatan angin.
Sementara untuk nilai resistansi pakaian dan
Gambar 7. Rata-Rata Glove Temperature tingkat aktivitas responden ditentukan
Tenda Double layer berdasarkan kondisi responden pada saat
penelitian.
Rekapitulasi nilai kelembaban udara rata-rata
untuk setiap periode waktu pengukuran pada Jenis pakaian yang digunakan pada penelitian
tenda single layer dapat dilihat pada Tabel 6. pagi hingga sore hari adalah:
Rata-rata ini didapatkan berdasarkan data Pria : Pakaian dalam + Baju lengan pendek +
pengukuran selama 16 hari. Secara grafis, rata- Celana panjang
Wanita : Pakaian dalam + Baju lengan panjang
+ Celana panjang

Sehingga dapat dihitung nilai resistansi


pakainnya adalah:
Pria = 0,07 + 0,19 + 0,24 = 0,50 clo
Wanita = 0,04 + 0,25 + 0,24 = 0,53 clo

Sedangkan pada malam hari, responden


menambahkan jaket untuk melindungi tubuh,
maka nilai resistansi pakaian untuk malam hari Gambar 10. Grafik Nilai PPD Rata-Rata Tenda
adalah:
Pria = 0,50 + 0,25 = 0,75 clo Terdapat beberapa poin yang dinilai dengan
Wanita = 0,53 + 0,25 = 0,78 clo menggunakan kuesioner ini diantaranya yaitu
sensasi termal responden dan tingkat
Nilai tingkat aktivitas yang digunakan pada kenyamanan yang dialami oleh responden.
perhitungan = 1, hal ini dikarenakan selama Secara grafis dapat ditampilan nilai sensai
berada di dalam tenda, responden hanya termal rata-rata yang dirasakn responden dapat
melakukan kegiatan ringan seperti duduk, dilihat pada Gambar 11, sedangkan tingkat
membaca, ataupun menonton. Kegiatan tersebut kenyamanan responden ditampilkan pada
nilai tingkat aktivitasnya adalah 1. gambar 12 dan 13. Nilai sensasi termal dan
tingkat kenyamanan responden ini dapat
Untuk mempermudah perhitungan dan dibandingkan nantinya dengan nilai PMV dan
mengurangi resiko human error, maka PPD.
perhitungan PMV dilakukan dengan
menggunakakn kalkulator PMV yang
dikembangkan oleh Luma Sense Technologies
yang telah memenuhi standar ISO 7730, dan
telah diakui secara resmi oleh ASHRAE.

Berdasarkan nilai PMV yang telah didapat untuk


masing-masing tenda pada setiap periode waktu,
maka dapat ditampilkan perbandingan nilai
PMV dan PPD rata-rata untuk setiap tenda pada
Gambar 9 dan 10. Gambar 11. Sensasi Termal Rata-Rata
Responden

Gambar 12. Persentase Tingkat Kenyamanan


Gambar 9. Grafik Nilai PMV Rata-Rata Tenda
Responden Tenda Single layer
Berat badan dan kadar air responden diukur
pada saat sebelum responden masuk tenda dan
setelah responden keluar dari tenda. Perubahan
berat badan dan kadar air responden selama
berada di dalam tenda disebut dengan
evaporative loss weight. Contoh perhitungan
selisih berat badan dan kadar air adalah sebagai
berikut:

Data responden hari pertama, tenda single layer


Gambar 13. Persentase Tingkat Kenyamanan pada pukul 07:00-09:00
Responden Tenda Double layer Berat badan awal = 46 kg
Berat badan akhir = 45,9 kg
Respon fisiologis responden yang Kadar air awal = 65,4 %
dipertimbangkan pada penelitian ini adalah Kadar air akhir = 65,5 %
denyut nadi, mean skin temperature, dan
evaporative loss weight. Perhitungan mean skin Maka,
temperature dilakukan dengan menggunakan Δ berat badan = 46 – 45,9 = 0,1 kg
metode Ramanatan [6]. Berdasarkan Δ kadar air = 65,4 – 65,5 = -0,1 %
perhitunagn yang telah dilakukan, rata-rata
mean skin temperature untuk 16 reponden dapat Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat
dilihat pada Gambar 14. bahwa responden pada tenda single layer
mengalami kehilangan berat badan senilai 0,1 kg
dan penambahan kadar air sebesar 0,1 %.
Sementara itu pada periode pengukuran yang
sama, responden lainnya pada tenda double
layer mengalami kehilangan berat badan
sebesar 0,1 kg tanpa kehilangan kadar air.

4. Analisis
Performansi termal tenda dapat dilihat
Gambar 14. Grafik Nilai Temperatur rata-rata berdasarkan hasil pengukuran temperatur pada
kulit pada pukul 07:00-09:00 masing-masing titik pengukuran. Secara umum,
pengukuran dilakukan dibagian tengah tenda
Perbandingan denyut nadi rata-rata responden dan di bagian depan atau bagian dekat pintu
tenda single layer dan double layer ditampilkan tenda. Jika dilihat perbandingan nilai temperatur
pada Gambar 15. Denyut nadi rata-rata tersebut pada kedua lokasi ini, temperatur di bagian
didapatkan berdasarkan data 16 hari pengamatan depan lebih rendah daripada bagian tengah
yang dilakukan pada masing-masing tenda. tenda. Hal tersebut diakibatkan karena lokasi
pengukuran di bagian depan terpengaruh oleh
angin yang masuk, dan udara di luar tenda,
sehingga mengakibatkan temperatur lebih
rendah. Lain hal dengan bagian tengah tenda
yang temperatur udaranya cenderung lebih
tinggi, beberapa hal yang menyebabkan
tingginya temperatur ini antara lain:
1. Intensitas angin yang masuk lebih kecil
daripada bagian depan tenda
2. Panas yang diserap oleh atap dan dinding
Gambar 15. Grafik Denyut Nadi Rata-Rata tenda secara konduksi terakumulasi pada
Responden Tenda Double layer bagian tengah tenda sehingga
dan Single layer Pada Pukul mengakibatkan naiknya temperatur di
07:00-09:00 lokasi pengukuran ini
2. Radiant Temperature
Secara Vertikal, juga terdapat perbedaan Perpindahan panas juga terjadi secara
temperatur terhadap ketinggian, Parsons K.C radiasi, dimana panas tidak membutuhkan
(1993) menyatakan bahwa akan ada perbedaan media apapun untuk dapat berpindah.
temperatur secara vertikal, karena udara hanagat Perpindahan panas secara radiasi terjadi
akan berpindah keatas, sehingga temperatur antara matahari dan bumi. Perpindahan
pada ketinggian kepala akan lebih tinggi panas secara radiasi ini merupakan bagian
daripada temperatur pada bagian kaki. dari spektrum elektromagnetik yang
Temperatur titik pengukuran pada pukul 07:00- mengandung sinar X (gelombang pendek)
09.00. Temperatur di ketinggian 80 cm lebih dan gelombang radio. Sehingga dalam hal
rendah dibandingkan dengan titik lain pada ini temperatur radiant bergantung pada
ketinggian 10 cm dan 140 cm, hal ini cahaya yang terdapat dalam suatu tempat.
diakibatkan karena titik pengukuran 80 cm ini 3. Kecepatan Udara
setara dengan bagian tengah pintu tenda, Kombinasi antara kecepatan aliran udara
sehingga titik pengukuran ini juga dipengaruhi dan temperatur lingkungan akan
oleh angin yang masuk. mempengaruhi temperatur tubuh, karena
Tingginya temperatur pada titik 140 cm, akan mempengaruhi perpindahan udara
diakibatkan oleh pengaruh panas yang diserap panas seperti yang dinyatakan dalam
oleh bagian atap tenda. Sedangkan temperatur hukum termodinamika.
paling tinggi pada pagi hari yaitu pada bagian 4. Kelembaban Udara
lantai, hal ini diakibatkan oleh beberapa hal Sama seperti temperatur, kelembaban udara
seperti: di sebuah tempat akan mempengaruhi
1. Panas tubuh responden yang duduk/berbaring terjadinya perpindahan panas dari dan
di tenda menuju tubuh. Jika temperatur lingkungan
2. Panas dari peralatan yang dibawa oleh tinggi, maka kulit akan mengeluarkan
responden seperti laptop, tas, dan buku-buku keringat, dan jika terus meneru terkena
3. Panas yang diserap oleh lantai tenda dari panas, maka keringat di permukaan kulit
tanah akan menguap, sehingga pada saat terjadi
penguapan, keringat memindahkan panas
Secara umum, tenda double layer dari tubuh ke lingkungan. Hal ini akan sulit
memberikan kenyamanan lebih baik kepada terjadi jika kelembaban udara tinggi, karena
responden daripada tenda single layer, hal ini kadar air di udara sudah cukup tinggi, hal
dapat dilihat dari nilai PMV tenda double layer ini akan mengakibatkan manusia merasa
lebih mendekati nilai 0 atau kondisi ideal lebih gerah, karena panas tubuh tidak dapat
daripada tenda single layer. Beberapa parameter berpindah ke lingkungan
dasar yang mempengaruhi kenyamanan termal
adalah [7]: Dissatisfied atau persaan tidak puas
1. Temperatur terhadap kondisi termal tenda dihitung dengan
Temperatur tubuh manusia merupakan dua cara yaitu berdasarkan nilai PMV yang
indikator penting dari beberapa kondisi didapatkan yaitu dengan nilai PPD, dan
seperti kenyamanan, heat or cold stress, berdasarkan kuisioner yang diberikan pada
dan performansi. Tubuh manusia selalu responden saat berada di dalam tenda ynag
memiliki mekanisme pengendalian panas disebut dengan APD (Actual Percentage of
untuk menjaga temperatur tubuh berada Dissatisfied). Perbandingan nilai PPD dan APD
sekitar 370C. Temperatur tubuh manusia ini untuk tenda single layer dapat dilihat pada
sangat dipengaruhi oleh temperatur yang Gambar 16, dan untuk tenda double layer pada
berada disekitarnya. Kontak langsung Gambar 17.
terhadap permukaan padat, air, ataupun
fluida lainnya akan sangat mempengaruhi
perpindahan dari dan menuju tubuh
manusia, dalam hal ini akan berlaku hukum
termodinamika yang menyatakan bahwa
temperatur akan berpindah dari tempat
dengan temperatur tinggi ke tempat dengan
temperatur rendah.
pendingin udara, membuka jendela dan
sebagainya.
2. Physiological Adaptation, atau adaptasi
fisiologis adalah proses adaptasi yang
dilakukan dengan cara menambah exposure
time sehingga tubuh dapat memberikan
respon fisologis yang berbeda. Karena
tubuh memiliki kemampuan adaptasi
terhadap kondisi lingkungan, sehingga
Gambar 16. Perbandingan PPD dan APD semakin lama seseorang berada pada
sebuah lingkungan maka tubuh akan dapat
Tenda Single layer
menyesuaikan diri dengan memberikan
respon fisiologi yang sesuai.
3. Phsycological Adaptation, berbeda dengan
phsyical adaptation and physiological
adaptation. Phsycological adaptation
mempengaruhi manusia dengan merubah
persepsi seseorang terhadap kondisi termal.
Hal-hal yang dapat merubah persepsi
seseorang terhadap kenyamanan termal
tersebut antara lain naturalness, experience,
ekspektasi, dan stimulus lingkungan.
Gambar 17. Perbandingan PPD dan APD
Tenda Double layer
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan grafik yang telah ditampilkan dapat
dilihat bahwa pada siang hari baik tenda single Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
layer ataupun tenda double layer nilai PPD yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
bervariasi di atas 40%, bahkan pada pukul 1. Tenda double layer lebih nyaman daripada
11:00-13:00 nilai PPD mencapai 80%, tenda single layer, hal ini dapat dilihat dari
sedangkan nilai APD pada siang hari yang nilai PMV tenda double layer lebih
dirasakan oleh responden hanya 37,5 % untuk mendekati angka 0.
tenda single layer dan 6,25% untuk tenda double 2. Berdasarkan nilai PMV, pada siang hari yaitu
layer. Perbedaan yang sangat signifikan antara pukul 11:00-13:00, lebih dari 70% responden
nilai PPD dan APD terjadi karena kemampuan akan merasa tidak nyaman, akan tetapi
adaptasi yang dimiliki manusia. berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada
masing-masing responden kondisi termal
Adaptasi yang dilakukan oleh manusia dapat tersebut masih dapat diterima karena hanya
digolongkan menjadi 2 jenis [8]: 37,5% responden yang tidak nyaman di tenda
1. Physical Adaptation, atau adaptasi fisik single layer, dan 6,25% responden untuk
merupakan usaha atau adaptasi yang tenda double layer.
dilakukan oleh seseorang untuk 3. Respon fisiologis yang dirasakan responden
menyesuaikan dirinya sendiri terhadap selama berada di tenda:
lingkungan. Adaptasi fisik ini terbagi dua a. Temperatur kulit, selama penelitian
yaitu reaktif dan interaktif. Adaptasi reaktif temperatur kulit responden cukup stabil,
hanya dilakukan dengan menyesuaikan diri karena terdapat mekanisme pengaturan
sendiri untuk mencapai kenyamanan panas oleh tubuh.
termal, seperti dengan mengganti jenis b. Denyut nadi, tidak terlihat perbedaan
pakaian yang digunakan, mengubah posisi yang signifikan pada denyut nadi
kerja dan lain sebagainya. Sedangkan responden selama berada di dalam tenda,
adaptasi interaktif adalah dengan karena perbedaan temperatur yang tidak
melakukan perubahan terhadap kondisi terlalu signifikan. Selain itu jenis aktivitas
lingkungan itu sendiri untuk mencapai responden di dalam tenda juga sama, yaitu
kenyamanan termal, seperti menghidupkan sedentary activity.
c. Evaporative loss weight, responden pada [4] Crawford.C, and Manfield P .(2002).
tenda single layer mengalami kehilangan Assesing The Termal Performance of an
berat badan yang lebih besar daripada Emergency Shelter System. Journal of
responden pada tenda double layer, hal ini Energy and Building. 37, 471-483.
karena temperatur tenda single layer lebih [5] Wiyadi (2004). Pengukuran Indeks Daya
besar, sehingga proses evaporasi lebih Saing Industri Kecil dan Menengah di Jawa
mudah terjadi. Tengah. Jurnal Siasat Bisnis. 13(1), 77-92.
4. Tenda yang memberikan kenyamanan lebih [6] Mitchell, Duncan. And G.Y.H Windham.
baik adalah tenda double layer. Kenyamanan (1969). Comparison of Weighting Formulas
tenda double layer tidak hanya berdasarkan for Calculating Mean Skin Temperatur.
performansi termal, akan tetapi juga Journal of Applied Physcology. 26 (5), 616-
berdasarkan sensasi termal yang dirasakan 622.
oleh responden selama berada di tenda. [7] Parsons, K.C. (1993). Human Thermal
Environments: The Effect of Hot, Moderate
Saran yang dapat diberikan untuk and Cold Enviroments on Human Health,
penelitian selanjutnya yaitu: Comfort and Performance. London: Taylor
1. Jenis pakaian yang digunakan responden saat & Francis.
penelitian sebaiknya tidak usah dibatasi, [8] Nikolopouloua, Marialena. And Koen
karena pada malam hari kondisi tenda cukup Steemers. (2003). Thermal comfort and
dingin sehingga butuh jenis pakaian yang psychological adaptation As a guide for
lebih tebal dengan nilai resistansi termal designing urban spaces. Journal Energy
lebih dari 0,7 clo. and Building. 35, 95-101,
2. Ukuran layer paling luar pada tenda double
layer sebaiknya dikurangi, karena dengan
ukuran layer pada saat ini, jendela pada tenda
double layer tertutup sehingga menghambat
aliaran keluar masuknya angin.
3. Perhitungan kenyamanan termal dapat
dilakukan dengan lebih detail, yaitu dengan
mengukur jumlah kalor yang berada di dalam
tenda dengan mempertimbangkan resistansi
termal material tenda.
4. Pengukuran mean skin temperature dapat
dilakukan dengan menggunakan infrared
thermography, sehingga hasil yang
didapatkan lebih akurat, dan pengukuran
dapat dilakukan lebih mudah.
5. Penelitian agar dapat dilakukan di beberapa
tempat dan kelompok responden lebih
variatif , sehingga hasil yang didapat lebih
baik.

6. Daftar Pustaka
[1] Yoki, Marfa. (2010). Perancangan Tenda
Pengungsi yang Ergonomis dengan
Mempertimbangkan Kenyamanan Termal.
Tugas Akhir. Universitas Andalas, Padang.
[2] Susanti, Lusi (2010). Emergency Shelter
System for Tropics. Padang: Universitas
Andalas.
[3] ASHRAE, (1989). ASHRAE Handbook
Fundamentals. SI Edition. Atlanta :
ASHRAE.Inc

You might also like