Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Terletak di zona pacific ring of fire, Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat berpotensi terjadi
bencana seperti gempa, tsunami, letusan gunung berapi, dan berbagai jenis bencana lainnya. Bencana tersebut
menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat, baik secara moril maupun materil. Kerugian materil yang dialami
masyarakat diantaranya adalah kerusakan rumah pada skala berat,sedang, maupun ringan. Hal tersebut memaksa
para korban untuk tinggal ditempat-tempat pengungsian (emergency shelter) yang telah disediakan. Salah satu
tempat yang biasa dijadikan emergency shelter adalah tenda darurat. Penelitian ini merupakan pengujian lapangan
untuk menguji performansi termal 2 jenis tenda yaitu single layer dan double layer yang telah dirancang
sebelumnya oleh Yoki (2010). Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian performansi termal tenda dan
pengujian subjektif oleh responden terhadap kenyamanan termal tenda. Kenyamanan termal tenda darurat diukur
dengan menggunakan parameter Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD).
Pengujian secara subjektif dilakukan dengan menggunakan kuisioner kenyamanan termal. Respon fisiologis
responden juga diukur pada penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa
tenda double layer dapat memberikan kenyamanan yang lebih terhadap responden, hal ini dilihat dari nilai PMV
tenda double layer yang lebih mendekati nilai nyaman, selain itu pengujian secara subjektif juga mnunjukkan
bahwa tenda double layer dapat memberikan kenyamanan yang lebih baik daripada tenda single layer.
Tahapan pra
Studi Literatur
penelitian
Identifikasi Masalah 12
11
10
Menetapkan
Perumusan Masalah 5
Menentukan Tujuan H
4
1
Penelitian 9
R 20
13
0c
m 140 cm
Menetapkan Batasan
3
Penelitian 8
80 cm
2
17
H
16
22 A
R
23
15
21
14
20
Gambar 4. Rata-Rata Temperatur Dalam
19 Tenda Single layer dan Double
layer
⁰
untuk tenda single layer , temperatur rata-rata Waktu Temperatur
Lantai 10 cm
Temperatur Tenda Single Layer ( C)
80 cm 140 cm Lantai 10 cm 80 cm 140 cm
Pengamatan Luar ( C)
didapatkan dari pengukuran pada titik 14, 15, tengah tengah tengah tengah depan depan depan depan
07:00-09:00 27,60 28,69 26,31 25,84 26,84 29,61 27,85 26,82 28,35
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, dan 23. Rata-rata 11:00-13:00 33,88 31,16 29,88 30,26 31,73 32,41 30,43 30,62 33,22
15:00-17:00 27,94 29,09 27,87 27,90 28,21 28,95 28,06 28,02 29,32
temperatur dalam tenda dan atap tenda untuk 19:00-21:00 22,68 25,49 23,32 23,21 23,19 24,52 23,54 23,61 23,75
4. Analisis
Performansi termal tenda dapat dilihat
Gambar 14. Grafik Nilai Temperatur rata-rata berdasarkan hasil pengukuran temperatur pada
kulit pada pukul 07:00-09:00 masing-masing titik pengukuran. Secara umum,
pengukuran dilakukan dibagian tengah tenda
Perbandingan denyut nadi rata-rata responden dan di bagian depan atau bagian dekat pintu
tenda single layer dan double layer ditampilkan tenda. Jika dilihat perbandingan nilai temperatur
pada Gambar 15. Denyut nadi rata-rata tersebut pada kedua lokasi ini, temperatur di bagian
didapatkan berdasarkan data 16 hari pengamatan depan lebih rendah daripada bagian tengah
yang dilakukan pada masing-masing tenda. tenda. Hal tersebut diakibatkan karena lokasi
pengukuran di bagian depan terpengaruh oleh
angin yang masuk, dan udara di luar tenda,
sehingga mengakibatkan temperatur lebih
rendah. Lain hal dengan bagian tengah tenda
yang temperatur udaranya cenderung lebih
tinggi, beberapa hal yang menyebabkan
tingginya temperatur ini antara lain:
1. Intensitas angin yang masuk lebih kecil
daripada bagian depan tenda
2. Panas yang diserap oleh atap dan dinding
Gambar 15. Grafik Denyut Nadi Rata-Rata tenda secara konduksi terakumulasi pada
Responden Tenda Double layer bagian tengah tenda sehingga
dan Single layer Pada Pukul mengakibatkan naiknya temperatur di
07:00-09:00 lokasi pengukuran ini
2. Radiant Temperature
Secara Vertikal, juga terdapat perbedaan Perpindahan panas juga terjadi secara
temperatur terhadap ketinggian, Parsons K.C radiasi, dimana panas tidak membutuhkan
(1993) menyatakan bahwa akan ada perbedaan media apapun untuk dapat berpindah.
temperatur secara vertikal, karena udara hanagat Perpindahan panas secara radiasi terjadi
akan berpindah keatas, sehingga temperatur antara matahari dan bumi. Perpindahan
pada ketinggian kepala akan lebih tinggi panas secara radiasi ini merupakan bagian
daripada temperatur pada bagian kaki. dari spektrum elektromagnetik yang
Temperatur titik pengukuran pada pukul 07:00- mengandung sinar X (gelombang pendek)
09.00. Temperatur di ketinggian 80 cm lebih dan gelombang radio. Sehingga dalam hal
rendah dibandingkan dengan titik lain pada ini temperatur radiant bergantung pada
ketinggian 10 cm dan 140 cm, hal ini cahaya yang terdapat dalam suatu tempat.
diakibatkan karena titik pengukuran 80 cm ini 3. Kecepatan Udara
setara dengan bagian tengah pintu tenda, Kombinasi antara kecepatan aliran udara
sehingga titik pengukuran ini juga dipengaruhi dan temperatur lingkungan akan
oleh angin yang masuk. mempengaruhi temperatur tubuh, karena
Tingginya temperatur pada titik 140 cm, akan mempengaruhi perpindahan udara
diakibatkan oleh pengaruh panas yang diserap panas seperti yang dinyatakan dalam
oleh bagian atap tenda. Sedangkan temperatur hukum termodinamika.
paling tinggi pada pagi hari yaitu pada bagian 4. Kelembaban Udara
lantai, hal ini diakibatkan oleh beberapa hal Sama seperti temperatur, kelembaban udara
seperti: di sebuah tempat akan mempengaruhi
1. Panas tubuh responden yang duduk/berbaring terjadinya perpindahan panas dari dan
di tenda menuju tubuh. Jika temperatur lingkungan
2. Panas dari peralatan yang dibawa oleh tinggi, maka kulit akan mengeluarkan
responden seperti laptop, tas, dan buku-buku keringat, dan jika terus meneru terkena
3. Panas yang diserap oleh lantai tenda dari panas, maka keringat di permukaan kulit
tanah akan menguap, sehingga pada saat terjadi
penguapan, keringat memindahkan panas
Secara umum, tenda double layer dari tubuh ke lingkungan. Hal ini akan sulit
memberikan kenyamanan lebih baik kepada terjadi jika kelembaban udara tinggi, karena
responden daripada tenda single layer, hal ini kadar air di udara sudah cukup tinggi, hal
dapat dilihat dari nilai PMV tenda double layer ini akan mengakibatkan manusia merasa
lebih mendekati nilai 0 atau kondisi ideal lebih gerah, karena panas tubuh tidak dapat
daripada tenda single layer. Beberapa parameter berpindah ke lingkungan
dasar yang mempengaruhi kenyamanan termal
adalah [7]: Dissatisfied atau persaan tidak puas
1. Temperatur terhadap kondisi termal tenda dihitung dengan
Temperatur tubuh manusia merupakan dua cara yaitu berdasarkan nilai PMV yang
indikator penting dari beberapa kondisi didapatkan yaitu dengan nilai PPD, dan
seperti kenyamanan, heat or cold stress, berdasarkan kuisioner yang diberikan pada
dan performansi. Tubuh manusia selalu responden saat berada di dalam tenda ynag
memiliki mekanisme pengendalian panas disebut dengan APD (Actual Percentage of
untuk menjaga temperatur tubuh berada Dissatisfied). Perbandingan nilai PPD dan APD
sekitar 370C. Temperatur tubuh manusia ini untuk tenda single layer dapat dilihat pada
sangat dipengaruhi oleh temperatur yang Gambar 16, dan untuk tenda double layer pada
berada disekitarnya. Kontak langsung Gambar 17.
terhadap permukaan padat, air, ataupun
fluida lainnya akan sangat mempengaruhi
perpindahan dari dan menuju tubuh
manusia, dalam hal ini akan berlaku hukum
termodinamika yang menyatakan bahwa
temperatur akan berpindah dari tempat
dengan temperatur tinggi ke tempat dengan
temperatur rendah.
pendingin udara, membuka jendela dan
sebagainya.
2. Physiological Adaptation, atau adaptasi
fisiologis adalah proses adaptasi yang
dilakukan dengan cara menambah exposure
time sehingga tubuh dapat memberikan
respon fisologis yang berbeda. Karena
tubuh memiliki kemampuan adaptasi
terhadap kondisi lingkungan, sehingga
Gambar 16. Perbandingan PPD dan APD semakin lama seseorang berada pada
sebuah lingkungan maka tubuh akan dapat
Tenda Single layer
menyesuaikan diri dengan memberikan
respon fisiologi yang sesuai.
3. Phsycological Adaptation, berbeda dengan
phsyical adaptation and physiological
adaptation. Phsycological adaptation
mempengaruhi manusia dengan merubah
persepsi seseorang terhadap kondisi termal.
Hal-hal yang dapat merubah persepsi
seseorang terhadap kenyamanan termal
tersebut antara lain naturalness, experience,
ekspektasi, dan stimulus lingkungan.
Gambar 17. Perbandingan PPD dan APD
Tenda Double layer
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan grafik yang telah ditampilkan dapat
dilihat bahwa pada siang hari baik tenda single Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
layer ataupun tenda double layer nilai PPD yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
bervariasi di atas 40%, bahkan pada pukul 1. Tenda double layer lebih nyaman daripada
11:00-13:00 nilai PPD mencapai 80%, tenda single layer, hal ini dapat dilihat dari
sedangkan nilai APD pada siang hari yang nilai PMV tenda double layer lebih
dirasakan oleh responden hanya 37,5 % untuk mendekati angka 0.
tenda single layer dan 6,25% untuk tenda double 2. Berdasarkan nilai PMV, pada siang hari yaitu
layer. Perbedaan yang sangat signifikan antara pukul 11:00-13:00, lebih dari 70% responden
nilai PPD dan APD terjadi karena kemampuan akan merasa tidak nyaman, akan tetapi
adaptasi yang dimiliki manusia. berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada
masing-masing responden kondisi termal
Adaptasi yang dilakukan oleh manusia dapat tersebut masih dapat diterima karena hanya
digolongkan menjadi 2 jenis [8]: 37,5% responden yang tidak nyaman di tenda
1. Physical Adaptation, atau adaptasi fisik single layer, dan 6,25% responden untuk
merupakan usaha atau adaptasi yang tenda double layer.
dilakukan oleh seseorang untuk 3. Respon fisiologis yang dirasakan responden
menyesuaikan dirinya sendiri terhadap selama berada di tenda:
lingkungan. Adaptasi fisik ini terbagi dua a. Temperatur kulit, selama penelitian
yaitu reaktif dan interaktif. Adaptasi reaktif temperatur kulit responden cukup stabil,
hanya dilakukan dengan menyesuaikan diri karena terdapat mekanisme pengaturan
sendiri untuk mencapai kenyamanan panas oleh tubuh.
termal, seperti dengan mengganti jenis b. Denyut nadi, tidak terlihat perbedaan
pakaian yang digunakan, mengubah posisi yang signifikan pada denyut nadi
kerja dan lain sebagainya. Sedangkan responden selama berada di dalam tenda,
adaptasi interaktif adalah dengan karena perbedaan temperatur yang tidak
melakukan perubahan terhadap kondisi terlalu signifikan. Selain itu jenis aktivitas
lingkungan itu sendiri untuk mencapai responden di dalam tenda juga sama, yaitu
kenyamanan termal, seperti menghidupkan sedentary activity.
c. Evaporative loss weight, responden pada [4] Crawford.C, and Manfield P .(2002).
tenda single layer mengalami kehilangan Assesing The Termal Performance of an
berat badan yang lebih besar daripada Emergency Shelter System. Journal of
responden pada tenda double layer, hal ini Energy and Building. 37, 471-483.
karena temperatur tenda single layer lebih [5] Wiyadi (2004). Pengukuran Indeks Daya
besar, sehingga proses evaporasi lebih Saing Industri Kecil dan Menengah di Jawa
mudah terjadi. Tengah. Jurnal Siasat Bisnis. 13(1), 77-92.
4. Tenda yang memberikan kenyamanan lebih [6] Mitchell, Duncan. And G.Y.H Windham.
baik adalah tenda double layer. Kenyamanan (1969). Comparison of Weighting Formulas
tenda double layer tidak hanya berdasarkan for Calculating Mean Skin Temperatur.
performansi termal, akan tetapi juga Journal of Applied Physcology. 26 (5), 616-
berdasarkan sensasi termal yang dirasakan 622.
oleh responden selama berada di tenda. [7] Parsons, K.C. (1993). Human Thermal
Environments: The Effect of Hot, Moderate
Saran yang dapat diberikan untuk and Cold Enviroments on Human Health,
penelitian selanjutnya yaitu: Comfort and Performance. London: Taylor
1. Jenis pakaian yang digunakan responden saat & Francis.
penelitian sebaiknya tidak usah dibatasi, [8] Nikolopouloua, Marialena. And Koen
karena pada malam hari kondisi tenda cukup Steemers. (2003). Thermal comfort and
dingin sehingga butuh jenis pakaian yang psychological adaptation As a guide for
lebih tebal dengan nilai resistansi termal designing urban spaces. Journal Energy
lebih dari 0,7 clo. and Building. 35, 95-101,
2. Ukuran layer paling luar pada tenda double
layer sebaiknya dikurangi, karena dengan
ukuran layer pada saat ini, jendela pada tenda
double layer tertutup sehingga menghambat
aliaran keluar masuknya angin.
3. Perhitungan kenyamanan termal dapat
dilakukan dengan lebih detail, yaitu dengan
mengukur jumlah kalor yang berada di dalam
tenda dengan mempertimbangkan resistansi
termal material tenda.
4. Pengukuran mean skin temperature dapat
dilakukan dengan menggunakan infrared
thermography, sehingga hasil yang
didapatkan lebih akurat, dan pengukuran
dapat dilakukan lebih mudah.
5. Penelitian agar dapat dilakukan di beberapa
tempat dan kelompok responden lebih
variatif , sehingga hasil yang didapat lebih
baik.
6. Daftar Pustaka
[1] Yoki, Marfa. (2010). Perancangan Tenda
Pengungsi yang Ergonomis dengan
Mempertimbangkan Kenyamanan Termal.
Tugas Akhir. Universitas Andalas, Padang.
[2] Susanti, Lusi (2010). Emergency Shelter
System for Tropics. Padang: Universitas
Andalas.
[3] ASHRAE, (1989). ASHRAE Handbook
Fundamentals. SI Edition. Atlanta :
ASHRAE.Inc