Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
-1-
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode
pustaka dan studi literatur, dengan mencari dan mengumpulkan data penting dari
berbagai sumber seperti website dan situs-situs internet serta buku-buku yang ada.
-2-
BAB II
ISI
II.1 Patogenesis Bakteri
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia,
hewan dan tumbuhan. Terdapat banyak bakteri patogen yang membahayakan kesehatan
manusia. Pada saluran pencernaan terdapat berbagai penyakit yang dapat terjadi. Salah
satu penyebabnya adalah bakteri. Begitu banyak bakteri yang dapat menjangkit saluran
pencernaan. Maka dari itu akan diperkenalkan bakteri-bakteri yang terdapat pada saluran
pencernaan
Pembiakan dan identifikasi bakteri bersumber dari spesimen yang merupakan
hasil proses infeksi, sedangkan infeksi itu sendiri dapat berasal dari berbagai
sumber,beberapa tahapan terjadinya proses infeksi :
§ Infeksi memerlukan tempat masuk yang sesuai (port of entry) misalnya saluran pernafasan,
saluran pencernaan, kontak langsung, gigitan serangga.
§ Tempat masuknya bakteri biasanya spesifik terutama untuk bakteri patogen, bakteri harus
tumbuh dan berkembang dalam tubuh hospes dan menyebar melalui system limfa dan
aliran darah menyebar ke seluruh jaringan,
§ Penyebaran infeksi memerlukan jalan keluar unuk menginfeksi hospes lainnya (port of
exit). .
Patogenitas bakteri terutama disebabkan oleh adanya kapsul pada bakteri tersebut,
bakteri yang tidak berkapsul lebih mudah untuk difagosit oleh sel leukosit. Hilangnya
kapsul bakteri berhubungan dengan hilangnya virulensi bakteri karena kapsul diketahui
sebagai faktor pengganggu. (contohnya bakteri pneumococcus)
-3-
Patogenisitas adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit pada organisme
inang. Mikroba mengungkapkan patogenisitas mereka dengan cara virulensi, sebuah
istilah yang mengacu pada tingkat patogenisitas mikroba. Oleh karena itu, faktor-faktor
penentu virulensi patogen adalah salah satu dari genetik atau biokimia atau struktural
fitur-fiturnya yang memungkinkan untuk menghasilkan penyakit pada inang.
1. Kolonisasi
Tahap pertama dari infeksi mikroba adalah kolonisasi: pembentukan patogen di
portal masuk yang tepat. Patogen biasanya menjajah jaringan inang yang
berhubungan dengan lingkungan eksternal.
-4-
1. Tissue tropisme: bakteri tertentu diketahui memiliki preferensi yang jelas untuk
jaringan tertentu atas orang lain.
2. Spesifisitas Spesies: bakteri patogen tertentu hanya menginfeksi spesies tertentu.
3. Genetik kekhususan dalam suatu spesies: strain tertentu atau ras dalam suatu
spesies secara genetik kebal terhadap pathogen.
1. interaksi hidrofobik
2. atraksi elektrostatik
3. atom dan molekul getaran yang dihasilkan dari dipol berfluktuasi frekuensi yang sama
4. Brown
5. Perekrutan dan menyaring oleh polimer biofilm berinteraksi dengan glycocalyx bakteri
(kapsul)
II.2 Bakteri pada Saluran Pencernaan
-5-
Pada saluran pencernaan terdapat berbagai penyakit yang dapat terjadi. Salah satu
penyebabnya adalah bakteri. Begitu banyak bakteri yang dapat menjangkit saluran
pencernaan. Maka dari itu akan diperkenalkan bakteri-bakteri yang terdapat pada saluran
pencernaan.
Sifat-sifat Biakan
Eshericia coli bersifat aerob dan fakultatif anaerob pada perbenihan yang
mengandung karbohidrat yang dapat diuraikannya. Pertumbuhan Eshericia coli bias
pada suhu 15-45º C dan paling baik pada 37,5 º C. Tumbuh pada pH 7 dan pada media
biasa. Pada plat agar , koloni dapat berwarna putih kekuningan, atau kuning keemasan
sesuai dengan umur pupukan, basah, mengkilat, lembut dan bulat dengan sisi yang rata.
Pada media cair membentuk kekeruhan yang merata dan membentuk sedimen yang
pekat. Untuk identifikasi Eschericia coli menggunakan eosin methylene blue agar. Pada
medium ini koloni membentuk pusat yang kehitam-hitaman seperti metalik (Rosilawati
dkk., 2011).
c) Reaksi Biokimia
Eschericia coli membentuk asam dan gas dari glukosa, lactose, fruktosa, galaktosa,
arabinosa, xylosa, ramnosa dan manitol, kadang-kadang dapat mengurai sukrosa,
rafinosa, salisin, eskulin, dulsitol dan gliserol. Jarang mengurai pectin dan adonitol,
tidak mengurai dekstrin,pati, glikogen dan inositol. Methyl red test positif, Voges
Preskauer negative, katalase positif, tidak mencerna atau mencairkan gelatin, indol
positif, mereduksi nitrat, mengkoagulasikan serta mengasamkan susu tanpa peptionasi,
mengoksidasi kentang menjadi warna coklat tua dan tidak membentuk H2S (Rosilawati
dkk., 2011).
d) Daya Tahan
Escherichia coli biasanya mati pada tempertur 600C selama 30 menit, tetapi ada
juga strain yang resisten. Beberapa Escherichia coli dapat hidup di dalam es atau suhu
pembekuan hingga 6 bulan. 95% sel bakteri dapat mati selama 2 jam pada suhu
-6-
pembekuan. Bakteri Escherichia coli cepat terbunuh oleh kekeringan dan oleh
desinfektan biasa (Rosilawati dkk., 2011).
a. Ciri-ciri:
Berbentuk batang
Bakteri gram negatif
Tidak memiliki spora
Memiliki pili
Anaerobik fakultatif
Suhu optimum 370C
Flagella peritrikus
Dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas
Patogenik, menyebabkan infeksi saluran kemih
b. Habitat
Habitat utama Escherichia coli adalah
dalam saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan juga pada
hewan berdarah hangat. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat
C, optimum pada 37 derajat. Total bakteri ini sekitar 0,1% dari total bakteri dalam
saluran usus dewasa.
-7-
tangan kotor, khususnya setelah menggunakan kamar mandi. Solusi untuk penyebaran
bakteri ini adalah mencuci tangan dengan sabun.
d. Patogenesis
Untuk Escherichia coli, penyakit yang sering ditimbulkan adalah diare. E. coli
sendiri diklasifikasikan berdasarkan sifat virulensinya dan setiap grup klasifikasinya
memiliki mekanisme penularan yang berbeda-beda.
-8-
sekresi berikutnya ke lumen usus. ETEC strains tidak invasive dan tidak tinggal pada
lumen usus.
-9-
Gambar 2. Patogenesis Escherichia coli
e. Penularan
Penularan pada bakteri ini adalah dengan kontak dengan tinja yang terinfeksi
secara langsung, seperti :
- makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
- Tidak mencuci tangan dengna bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja yang terinfeksi, sehingga kontaminasi perabotan dan alat-alat
yang dipegang.
Secara morfologis tidak dapat dibedakan dari salmonella, tetapi dapat dibedakan
berdasarkan reaksi-reaksi fermentasi dan uji serologis. Tidak seperti salmonella, shigella
memfermentasikan berbagai karbohidrat, dengan pengecualian utama laktosa untuk
menghasilkan asam tanpa gas.
- 10 -
H2S Gelatin Nitrat Indol Glukosa Laktosa Sukrosa Manitol Dulsitol
Shigella
- - + - Asam - - - -
dysentriae
Shigella
- - + + Asam - - Asam -
flexneri
Shigella
- - + Variabel Asam - - Asam Variabel
boydii
Shigella
- - + - Asam - Asam Asam -
sonnei
Tabel 1. Reaksi biokimiawi spesies-spesies Shigella
b. Habitat
Habitat pada Shigella sp. ini adalah saluran pencernaan manusia. Dia dapat
tumbuh subur di usu manusa.
- 11 -
berkembang biak di daerah invasi tersebut. Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang
terjadinya perubahan sistem enzim di dalam sel mukosa usus halus(adenil siklase). Akibat
invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya
sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak-tukak kecil di daerah invasi. Akibatnya, sel-
sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus dan
akhirnya keluar bersama tinja lalutinja bercampur lendir dan darah.
Masa inkubasi berkisar 1-7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4 hari. Gejala
mula-mulanya yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah
48 jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja terutama
terdiri dari darah, lendir, dan nanah.
e. Penularan
- 12 -
Infeksi Shigella sp. dapat diperoleh dari makanan yang sudah terkontaminasi,
walaupun keliatannya makanan itu terlihat normal. Air pun juga dapat menjadi salah satu
hal yang terkontaminas dengan bakteri ini. Artinya, infeksi Shigella dapat terjadi jika ada
kontak dengan feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi.
a. Ciri-ciri:
Batang gram negatif
Terdapat tunggal
Tidak berkapsul
Tidak membentuk spora
Peritrikus
Aerobik, anaerobik fakultatif
Patogenik, menyebabkan gastroenteritis
Uji atau S. S. S.
Substrat typhi enteriditis choleraesuis
Produksi H2S + + V
Reduksi nitrat + + +
Produksi indol - - -
Pencairan
- - -
gelatin
- 13 -
Laktosa - - -
Sukrosa - - -
Glukosa A AG AG
Maltosa A AG AG
Manitol A AG AG
Dulsitol - V V
b. Habitat
Terdapat pada kolam renang yang belum diklorin, jika terkontaminasi melalui
kulit,akan tumbuh dan berkembang pada saluran pencernaan manusia.
C. Infeksi
Masuk ke tubuh orang melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini.
Akibat yang ditimbulkan adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya
dinding usus. Penderita akan mengalami diare, sari makanan yang masuk dalam tubuh
tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus. Racun
yang dihasilkan bakteri salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi
wanita, bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran. Satwa yang bisa
menularkan bakteri salmonella ini antara lain primata, iguana, ular, dan burung.
d. Patogenesis
- 14 -
Gambar 6. Patogenesis dari salmonella
e. Penularan
Melalui makanan yang erat kaitannya dengan perjamuan makanan. Terjadi sakit
perut yang mendadak. Jadi, melalui kontar makanan yang terjangkit atau terkontaminasi
bakteri.
a. Ciri-ciri:
Berbentuk batang melengkung
Bakteri gram negatif
Mikroaerofilik
Memiliki 4-6 flagella
- 15 -
Dapat mengoksidasi hidrogen
Menghasilkan oksidase, katalase, dan urease
Patogenik, menyebabkan gastrointestinal
b. Habitat
Awal saluran pencernaan manusia.
d. Patogenesis
- 16 -
Gambar 8. Patogenesis Helicobacter pylori
b. Habitat
Bakteri ini tersebar luas di lingkungan dan sering terdapat di dalam usus manusia,
hewan peliharaan dan hewan liar. Spora organisme ini dapat bertahan di tanah, endapan,
dan tempat-tempat yang tercemar kotoran manusia atau hewan.
- 17 -
perfringens . Keracunan perfringens secara umum dicirikan dengan kram perut dan diare
yang mulai terjadi 8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak
C. perfringens penghasil toxin penyebab keracunan makanan. Keracunan perfringens
didiagnosis dari gejala-gejalanya dan waktu dimulainya gejala yang agak lama setelah
infeksi. Lamanya waktu antara infeksi dan timbulnya gejala merupakan ciri khas penyakit
ini. Diagnosis dipastikan dengan memeriksa adanya racun dalam kotoran pasien.
Konfirmasi secara bakteriologis juga dapat dilakukan apabila ditemukan sangat banyak
bakteri penyebab penyakit di dalam makanan atau di dalam kotoran pasien.
Dalam sebagian besar kasus, penyebab sebenarnya dari keracunan oleh C.
perfringens adalah perlakuan temperatur yang salah pada makanan yang telah disiapkan.
Sejumlah kecil organisme ini seringkali muncul setelah makanan dimasak, dan berlipat
ganda hingga tingkat yang dapat menyebabkan keracunan selama proses pendinginan dan
penyimpanan makanan. Daging, produk daging, dan kaldu merupakan makanan-makanan
yang paling sering terkontaminasi.
Keracunan perfringens paling sering terjadi dalam kondisi pemberian makan
bersama (misalnya di sekolah, kantin, rumah sakit, rumah-rumah perawatan, penjara, dll.)
di mana sejumlah besar makanan disiapkan beberapa jam sebelum disajikan.
d. Patogenesis
–Menghasilkan toksin LT
–Toksin merangsang enzim adenilat siklase pada dinding usus yang mengakibatkan
bertambahnya konsentrasi cAMP sehingga hipersekresi air dan klorida dalam usus.
–Hal ini mengakibatkan reabsorpsi Na terhambat dan menyebabkan diare.
- 18 -
Gambar 10. Patogenesis Clostridium perfringens
e. Penularan
Menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah dan tinja dimana makanan
tersebut sebelumnya disimpan dengan cara yang memungkinkan kuman berkembangbiak.
Vibrio cholera terdapat dalam dua biotipe atau galur: biotipe klasik dan biotipe El Tor.
Dinamakan El Tor karena organism tersebut diisolasi di pos karantina El Tor di Teluk Suez
pada thun 1905.
- 19 -
Uji Klasik El Tor
b. Habitat bakteri
Bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi seperti di air laut dan
perairan payau. Tumbuh dan berkembang biak di dalam usus manusia.
- 20 -
Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik
dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan
kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak
membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan
garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).
d. Patogenesis
Pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang
ditampakkan, antaralainialah :
- Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
- Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan
putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti
manis yang menusuk.
- Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan
mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
- Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
- Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah
merasakan mual sebelumnya.
- Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
- Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-
tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung,
hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti
cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
e. Penularan
Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik.
Bakteri vibrio cholerae berkembang biak dan menybar melalui feces (kotoran) manusia,
bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya
maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera
itu juga.
- 21 -
Bentuk koma atau batang lurus gram negatif
Terdapat tunggal
Tidak berkapsul
Tidak membentuk spora
Falgelum tunggal mengutub
Aerobik, anaerobik fakultatif
Mmebutuhkan garam
Hemolitik
Patogenik, menyebabkan gastroenteritis
- 22 -
dengan meningkatnya suhu perairan. Tingkat salinitas air laut juga berpengaruh pada
tingkat kontaminasi.
d. Patogenesis
- Masa inkubasi: 8-72 jam
- Gejala utama: sakit perut, diare, mual, dan muntah
- Disertai sedikit demam & rasa kedinginan
- Sembuh dalam waktu 2-5 hari
- Tidak disebabkan toksin
e. Penularan
Dengan mengkonsumsi makananan laut yang sudah terkontaminasi
b. Habitat
- 23 -
Banyak ditemukan di dalam air laut hangat. Tumbuh dan berkembang pada hewan
laut seperti kerang. Selnjutnya dapat tumbuh pada usus manusia jika terkontaminasi
melalui makanan.
d. Patogenesis
- Masa inkubasi: biasanya 12 – 72 jam sesudah mengkonsumsi seafood mentah atau
setengah matang
- Masa penularan: dianggap tidak terjadi penularan dari orang ke orang baik langsung
atau melalui makanan yang terkontaminasi kecuali pada keadaan tertentu.
e. Penularan
Penularan terjadi diantara mereka yang mempunyai risiko tinggi, yaitu orang-
orang yang “immunocompromised” atau mereka yang mempunyai penyakit hati kronis,
infeksi terjadi karena mengkonsumsi “seafood” mentah atau setengah matang.
Sebaliknya, pada hospes normal yang imunokompeten, infeksi pada luka biasanya terjadi
sesudah terpajan dengan air payau (misalnya kecelakaan ketika mengendarai
perahu/boat) atau dari luka akibat kecelakaan kerja (pengupas tiram, nelayan).
a. Ciri-ciri:
- 24 -
Berbentuk batang
Bakteri gram positif
Dapat membentuk endospora
Tidak memiliki flagel
Anaerobik fakultatif
Menghasilkan enterotoksin
Patogenik, menyebabkan mual, muntah, dan diare
c. Virulensi dan
Infeksi
Ada dua jenis penyakit yang berhubungan dengan Bacillus cereus. Yang paling
umum adalah penyakit diare disertai dengan sakit perut. Sebuah masa inkubasi 4 sampai
16 jam diikuti dengan gejala-gejala berlangsung 12 hingga 24 jam.
Jenis penyakit kedua adalah penyakit yg menyebabkan muntah sering dikaitkan
dengan konsumsi beras tidak benar didinginkan setelah memasak. Penyakit ini ditandai
dengan muntah dan mual yang biasanya terjadi dalam 1 sampai 5 jam setelah konsumsi
makanan yang terkontaminasi.
- 25 -
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
III. 2. Saran
Bakteri makhluk kecil yang jarang kita sadari keberadaanya. Maka jika terjangkit
salah satu penyakit dari bakteri kita jangan meremehkan gejala awal yang dialami karena
umumnya gejala awalnya sangat biasa. Karena jika diremehkan bisa saja menjadi akut.
Harus mengikuti tahap-tahap pencegahan yaitu dengan menjaga kebersihan diri.
- 26 -
DAFTAR PUSTAKA
- 27 -