Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Material baja merupakan material yang umum digunakan sebagai bahan konstruksi
karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan material konstruksi yang
lain. Keunggulan baja yang paling utama adalah daktilitas yang tinggi. Dengan daktilitas
yang tinggi, baja akan mudah dibentuk dan ditempa dalam proses pembuatannya. Baja
juga tidak mudah retak dalam proses pembebanan, namun baja akan meregang hingga
batas daktilitasnya sebelum bangunan runtuh apabila tegangan yang dialami melebihi
tegangan leleh. Selain itu baja juga memiliki kekuatan yang sama dalam menahan tarik
maupun tekan. Keunggulan baja ini menjadikan baja menjadi material yang diandalkan
dalam pembangunan struktur di daerah rawan gempa, seperti di Indonesia.
Saat ini penggunaan baja sebagai material struktural sudah sangat meluas terutama
di daerah maju. Dalam dunia konstruksi, baja sering digunakan sebagai bahan bangunan
yang berukuran besar, seperti gudang. Salah satu fungsi gudang adalah untuk menyimpan
barang-barang produksi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
konstruksi yang kuat dan tahan lama. Desain gudang dari rangka baja memiliki beberapa
kelebihan, seperti kemudahan pemasangan, relatif ringan, lebih kuat, lebih ringan, dan
lebih praktis daripada kayu. Selain itu, baja juga tahan terhadap berbagai cuaca, udara
panas dan dingin, serta tidak mudah berkarat, sehingga sangat cocok digunakan sebagai
kerangka konstruksi bangunan.
1
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan beban dan momen yang dapat ditanggung oleh suatu balok?
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas besar ini adalah agar mahasiswa mampu menentukan
beban dan momen yang dapat ditanggung oleh suatu balok.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.4. Sifat Metalurgi Baja
Sifat metalurgi baja ini sangat berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur atau
komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk struktur rangka bangunan
adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sebesar 400 MPa, sedang baja struktur
dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa disebut baja kekuatan tinggi (high
strength steel).
sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan pembebanan
atu muatan. Terutama tergantung dari :
Cara peleburannya
Jenis dan banyaknya logam campuran
Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :
Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai bahan
penanggung konstruksi.
Dalil II
Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan senantiasa
mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja dengan keteguhan
tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.
Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-sifat konstruksi dapat
berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu :
4
4. Sifat –sifat yang kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu sudah
dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa, dibengkokan , dan
lain-lain.
5. Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan dengan cara-
cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan .
6. bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya harus di
terapkan.
Kerugian:
1. Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada batas yang
besar juga dapat merubah konstruksi.
2. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.
3. Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam melakukan pengangkutan
memerlukan biaya yang besar.
4. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga ahli dan berpengalaman dalam
hal konstruksi baja.
5
2.6.1. Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:
Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap, berarti tidak dapt
dibongkar pasang.Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak boleh>6d ( diameter paku
keling).Beberapa bentuk kepala paku keling:
1. Las tumpul
2. Las sudut
6
BAB III
PERHITUNGAN
Q AB = Q CD = Pbeton * L AOP
= 2400* 8,64
= 20,736 kg/m
QO/QA= SIN 60
QO = ½ √3 ( 2,4 )
QO = 2,1 m
= 12,096 kg/m
7
Mn (𝜃 +2𝜃 + 𝜃 ) = P ∆
Mn ( 4 𝜃 ) = 4 L ( ∅2/4 )
Mn = 42,107 kgm
Pn = Q*L
= 20736 * 5,7
= 118.195,2kg
Mn = ( +2𝜃 + 𝜃 ) = QL ( BL/4 )
Mn = 4L2/16
8
Mn = 17.418,24 kgm
Pn = Q*L
Pn = 12096 ( 4,8 )
Pn = 58.060,8 kg
30’wf = 130 * 15
Dengan bf = 382 mm
Lf = 18, 03 mm
9
c/dt = 0,65
c = 290 mm
fs = fy
Sehimgga
Pn = 0,85 fc’ ba
Pn = 0,85 (40)(300)(246,7)
Pn = 251,634 Kg
ℎ 𝑎 ℎ ℎ
Mn = 0,85fc’ ba ( − ) + As’ fs’ ( − 𝑑′) + 𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − )
2 2 2 2
= 5855668,161 Nmm
= 585566,82 Kgm
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas di nyatakan bahwa konsruksi tersebut aman dan
mampu memikul beban terhadap konstuksi tersebut.
4.2 Saran
Perencanaan konsruksi jangan boros namun tetap aman, untuk hemat dalam
penggunaan dan pendanaan pembangunan konstruksi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13